Anda di halaman 1dari 30

RENCANA PENGEMBANGAN PERTANIAN

“BUDIDAYA JAGUNG DI KECAMATAN ASPARAGA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. SARINTAN GUBALI (P2119007)

2. ARLAN (P2319025)

3. APRIANI DAI

UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga

mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami masih

banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Gorontalo, november 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah .................................................................................................... 2

1.3 Tujuan dan manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Lokasi ......................................................................................................................... 7

2.2 Komoditi unggulan .................................................................................................... 9

2.3 Komoditi unggul yang dikembangkan ....................................................................... 10

2.4 Luas lahan .................................................................................................................. 18

2.5 Nilai edukasi .............................................................................................................. 18

2.6 Tata kelolah ................................................................................................................ 20

2.7 Dampak bagi masyarakat ........................................................................................... 27

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 28

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 28

3.2 Saran ......................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan

yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan

yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan

lingkungannya dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau

mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi

yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas (Riyadi

dan Bratakusumah, 2003).

Sektor pertanian dimasa mendatang masih memegang peran strategis

sebagai penghela pembangunan ekonomi nasional, karena memberikan kontribusi

nyata bagi 237 juta penduduk Indonesia dalam penyediaan bahan baku industri,

peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara melalui

ekspor, penyedia lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Pengembangan ekonomi berbasis pertanian yang berorientasi pada konsep “agro-

based sustainable development” perlu terus ditingkatkan karena hal ini diyakini

dapat memperkokoh perekonomian bangsa Indonesia dengan basis pembangunan

perdesaan. (Kementerian Pertanian, 2011).

1
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini membahas tentang :

1. Menentukan lokasi

2. Menetukan komoditi unggulan

3. Komoditi apa yang dikembangkan

4. Menentukan luas lahan yang dikelolah

5. Nilai edukasi

6. Tata kelolah

7. Dampak bagi masyarakat

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

a. mengenal lokasi

b. mengetahui komoditi unggulan yang ada di lokasi tersebut

c. mengetahui komoditi yang dikembangkan di lokasi tersebut

d. mengetahui berapa luas lahan yang dikelolah

e. mengetahui nilai edukasi

f. mengetahui cara tata kelolah

g. mengetahui dampak bagi masyarakat yang ada di lokasi tersebut

1.3.2 Manfaat

Memberikan pembaca pengetahuan tentang rencana pengembangan komoditi jagung

di lokasi tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa bahwa produksi jagung dalam negeri memang

belum mampu mencukupi kebutuhan bahan baku industri pakan ternak,

untuk itulah dengan berbagai upaya dalam memenuhi permintaan konsumen gribisnis jagung

ini, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan swasembada jagung pada 2007, dengan

target produksi 15 juta ton dikarenakan kebutuhan komsumsi dan industri pakan ternak yang

melonjak. Diharapkan dalam pencanangan swasembada agribisnis jagung 2007 dapat

berjalan dengan baik sesuai dengan mutu bibit tanaman jagung yang berkualitas

didalam pengembangannya. (Haryanto, 2007)

Di kabupaten Gorontalo telah diupayakan peningkatan produksi jagung antara lain dengan

program “ Sejuta Ton Jagung ” dan ditetapkannya kawasan sentra produksi jagung. Namun

upaya ini harus diimbangi dengan upaya memperbaiki teknik pembudidayaan tanaman

jagung, agar dapat lebih mendukung upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani.

Teknik budidaya jagung sangat tergantung pada input teknologi berupa pengolahan

tanah yang efektif dan efisien, penyediaan benih unggul, penggunaan pupuk

dan pestisida yang tidak merugikan bagi lingkungan, serta adanya

pelaksanaan panen dan penanganan hasil panen jagung yang baik (Yuli, 2007)

Pemerintah Provinsi Gorontalo mengekspor sebanyak 4.000 ton

jagung ke negara Vietnam untuk pertama kalinya. Gubernur Gorontalo Rusli

Habibie mengatakan Vietnam merupakan pasar baru jagung Gorontalo pada

tahun 2012, dengan permintaan yang cukup besar. Realisasi pemasaran

jagung hingga juli 2012 telah mencapai 122.153 ton untuk perdagangan antar

pulau maupun keperluan ekspor. Untuk antar pulau sebanyak 91.853 ton

jagung, sementara untuk ekspor 30.300 ton dengan negara tujuan Filipina dan

3
Vietnam. Nilai transaksi seluruh pemasaran jagung dari gorontalo tersebut

sebesar Rp 3,8 miliar. Meski demikian realisasi pemasaran tersebut menurut

gubernur belum memuaskan dan harus ditingkatkan pada periode selanjutnya.

Sebelumnya Gubernur mengimbau petani untuk tetap menanam jagung dan

bahkan harus meningkatkan produksi jagung, karena besarnya permintaan

dalam dan luar negeri. Jagung tentu saja masih menjadi komoditas unggulan

Gorontalo dan pemprov berupaya mendorong peningkatan produksi melalui

berbagai cara seperti penyediaan benih unggul (Haryanto, 2007)

2.1 Lokasi

Luas wilayah Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo adalah 430.51 Km2. Dan

terbagi dalam 10 desa yaitu Desa Tiohu, Desa Bululi, Desa Karya Indah, Desa Prima, Desa

Olimohulo, Desa Karya Baru, Desa Bontula, Desa Mohiyolo, Desa Bihe, dan Desa

Pangahu.

Keadaan Iklim

Hasil pencatatan hari hujan dan curah hujan di Asparaga Kabupaten Gorontalo

menunjukkan jumlah rata-rata hari hujan selama setahun sebanyak 15 hari dan curah hujan

247,5 mm. curah hujan tertinggi mulai dari desember hingga januari sedangkan curah hujan

terendah dan bahkan tidak ada adalah pada bulan juli hingga September.

Keadaan Pertanian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Asparaga bahwa dengan luas

tanah memcapai 430.51 ha, dengan kondisi wilayah dataran rendah dengan pH

tanah 5-6, memiliki potensi untuk dilakukan usaha pertanian dan perkebunan.

Untuk usaha pertanian biasanya ditanam jagung, padi, kacang, cabe dan ubi jalar

untuk usaha perkebuan ditanam tebu. Dari sekian banyak komoditi diatas

yang paling diutamakan adalah jagung.

4
Potensi lain yang di miliki oleh Kecamatan Asparaga adalah kondisi iklim yang

sangat mendukung untuk melakukan usaha tani jagung, hal ini sesuai dengan kenyataan

dilapangan bahwa masyarkat desa kapita yang berkecimpung dalam bidang usaha

tani dengan komoditi jagung dapat melakukan dua hingga tiga kali periode tanam

dalam setahun. Selain itu, tumbuhnya kesadaran masyarakat Kecamatan Asparaga dengan

semangat gotong royong dan pemanfaatan teknologi dalam usaha tani jagung dapat

memberikan keuntungan yang lebih besar.

Kecamatan Asparaga merupakan salah satu wilayah penghasil jagung di Provinsi

Gorontalo. Pengembangan kawasan berbasis komoditas jagung dapat menjadi solusi

untuk memudahkan industri pakan mendapatkan bahan bakunya. Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa salah satu tujuan pembentukan kawasan

adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (Bappenas 2004). Selain itu,

pengembangan kawasan ini diharap- kan dapat menjadi motor penggerak perekonomian

wilayah karena sifat keterpaduan dan pengembangannya meliputi suatu kawasan.

5
2.2 Komoditi unggulan

Untuk mengidentifikasi komoditas tanaman pangan unggulan yang potensial

untuk dapat dikembangkan di masing-masing desa di kecamatan Asparaga pada

komoditas yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, atau memiliki

keunggulan kompetitif atau komparatif saja.

Yang dimaksud dengan keunggulan kompetitif adalah komoditas yang mampu

bersaing dengan komoditas yang sama dengan daerah lain. Sedangkan suatu komoditas

dikatakan memiliki keunggulan komparatif apabila hasil produksi dari suatu

komoditas di suatu daerah hasilnya dapat memenuhi kebutuhan dalam daerah dan

sisanya masih bisa di ekspor ke luar daerah. Komoditi yang memiliki keunggulan

komperatif adalah jagung sedangkan yang memiliki keunggulan kompetitif adalah

padi, dan tebu.

Komoditas tanaman pangan yang dapat dikembangkan di tiap Desa adalah komo-

ditas unggulan dan potensial yaitu komoditas tanaman pangan yang memiliki

keunggulan kompetitif dan komparatif dapat disimpulkan komoditas tanaman pangan

yang dapat dikembangkan di tiap Desa di Kecamatan Asparaga adalah jagung.

6
2.3 Komoditi unggul yang dikembangkan

Jagung

jagung adalah komoditi strategis bagi Indonesia karena mempunyai dimensi

penggunaan yang luas seperti pakan ternak (langsung atau olahan), pangan pokok bagi

sebagian penduduk (berpotensi untuk masyarakat yang lebih luas) dan jajanan, bahan

baku industri (pati, gula, pangan olahan), dan energi (bioetanol). Separuh dari

penggunaan saat ini adalah sebagai bahan baku utama industri pakan ternak.

Peran penting dan potensi jagung tersebut, bagi Indonesia dengan jumlah penduduk

yang banyak dan industri peternakan dan industri pakan yang berkembang cukup pesat,

dapat menjadi alasan yang sangat kuat untuk memprioritaskan pengembangan jagung.

Selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, peluang ekspor ke pasar internasional dan

pengembangan produk baru juga sangat potensial. Pasar dunia yang fluktuatif dan

pergeseran konsumsi negara eksportir, maka pemenuhan kebutuhan yang mengandalkan

impor akan berisiko tinggi yang dapat berdampak terhadap industri peternakan (pakan)

dalam negeri. Salah satu akibat yang telah terjadi adalah fluktuasi ketersediaan dan harga

pakan ternak yang disebabkan oleh fluktuasi produksi jagung dunia dan nilai tukar rupiah.

Oleh karena itu, diperlukan upaya terus menerus untuk meningkatkan produksi

jagung dalam negeri, tidak hanya untuk pangan dan pakan, tetapi juga untuk bahan bakar

dan produksi industri lainnya.

7
Rantai nilai jagung di Provinsi Gorontalo melibatkan 3 (tiga) aktor utama,

yaitu

1) Petani: melakukan seluruh proses budidaya tanaman jagung di lahan-lahan

pertanian, mulai dari penyiapan lahan – penanaman – pemeliharaan – panen;

2) Pengumpul: mereka mengambil hasil panen dari para petani,

mengumpulkannya dan menyetorkannya kepada para pedagang di tingkat

kabupaten atau provinsi.

3) Pedagang: menerima hasil panen dari petani atau pengumpul, dan

mengirimkannya ke para pembeli, baik antar pulau maupun ekspor.

Analisis Pelaku dan Aktor Pendukung

a. Pelaku

1. Petani

Petani mendapatkan ilmu bertani secara turun temurun. Petani didominasi oleh laki-laki

(80%), dengan kegiatan utama mulai dari penyiapan lahan, penanaman,

pemeliharaan hingga panen. Pendidikan petani pada umumnya hanya tamat SD,

bahkan ada pula yang tidak sekolah. Tingkat pendidikan yang rendah ini berpengaruh

terhadap teknik budidaya tanaman yang baik serta lemahnya

kemampuan berorganisasi.

2. Pengumpul/Tengkulak

Pengumpul/tengkulak umumnya berasal dari penduduk lokal di masing-masing Kabupaten

di Provinsi Gorontalo. Mereka seringkali merupakan kepanjangan tangan dari para

pedagang kabupaten/provinsi, yang diberi tugas untuk mengumpukan hasil panen petani.

Para tengkulak juga menyediakan pinjaman kepada petani untuk pembelian benih dan

pupuk, yang nantinya pinjaman tersebut diperhitungkan dalam pembayaran hasil panen di

tingkat petani, itupun masih akan dikenakan potongan harga sesuai kadar air jagung hasil

8
panen. Saat ini terdapat pengumpul/tengkulak di masing-masingKabupaten yang jumlahnya

bervariasi. Pendapatan pengumpul diperoleh dari pedagang (eksportir).

3. Pedagang

Secara umum kedua kelompok pedagang ini memiliki peran yang sama

dalam rantai nilai, yaitu menerima penjualan dari petani (baik secara langsung atau

melalui pengumpul), dan melakukan proses sortasi, pengeringan, pengepakan,

penyimpanan sementara, untuk selanjutnya dikirim ke pembeli (antar pulau atau

ekspor).

b. Aktor Pendukung

Keberhasilan penguatan rantai nilai juga akan ditentukan oleh keberadaan

akses ke informasi atau pengetahuan, teknologi dan keuangan serta jasa-jasa

layanan pendukung penting lainnya. Kondisi aktor pendukung rantai nilai jagung di

Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah

Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat petani berupa benih, pupuk, dan

alsintan seperti mesin pemipil yang disalurkan melalui penyuluh atau fasilitator daerah

kepada kelompok tani.

9
Teknik Budidaya

Penguasaan teknik budidaya oleh petani jagung di Kecamatan Asparaga merupakan

salah satu modal besar dalam melakukan usaha tani jagung. Pengalaman berusaha

tani jagung yang tergolong cukup lama mejadikan petani-petani di Kecamatan Asparaga

memiliki kemampuan yang baik dalam budidaya jagung. Selain itu, metode

budidaya tanaman jagung yang cukup simpel dan sederhana menjadikan bercocok tanam

jagung sangat mudah dilakukan oleh petani dan juga tidak ada hambatan

yang besar dalam budidaya jagung.

Teknik budidaya jagung yang diterapkan oleh petani di Kecamatan Asparaga adalah

teknik budidaya konvensional. Namun disisi lain, metode yang diterapkan oleh

petani adalah metode gotong royong baik dari awal persiapan lahan, penanaman,

pemupukan hingga panen dan pasca panen (pengangkutan hasil panen). Metode

konvensional ini masih menggunakan peratalatan yang seadanya yaitu dengan

menggunakan tombak yang terbuat dari kayu yang ujungnya di berikan besi

runcing, dimana tombak tersebut digunakan untuk membuat lubang tanam.

Teknologi Budidaya dan Pasca Panen

Sebagian besar petani di Provinsi Gorontalo masih menerapkan teknologi

budidaya dan paska panen secara tradisional. Mayoritas belum menerapkan cara

bertanam yang baik atau memanfaatkan teknologi untuk mendukung peningkatan

produksi mereka. Di beberapa area para petani menerapkan Tanpa Olah Tanam

(TOT), dimana persiapan tanaman dilakukan dengan membersihkan lahan dari

tanaman/rumput menggunakan herbisida atau pun disiangi, dan setelah rumput

mati lalu benih ditanam dengan jarak 80 x 40 cm. Proses selanjutnya adalah

pemeliharaan yang dilakukan melalui pemupukan dan penyiangan dengan

10
menggunakan herbisida dilakukan jika rumput sudah mulai banyak dan tinggi.

Setelah jagung dipanen lalu dirontok kemudian dijemur.

Guna menekan biaya, sebagian petani melakukan pengeringan jagung

berkelobot di lahan selama 30 hari. Jagung dipanen setelah batang dan daun

tanaman berwarna coklat dan tangkai tongkol terkulai ke bawah. Pada saat panen,

tanaman dipotong satu jengkal di atas permukaan tanah, kemudian jagung dikupas

dari kelobotnya, dan biji dipipil menggunakan mesin pemipil.

Pemasaran dan Informasi Pasar

Pemasaran hasil produksi jagung di Kecamatan Asparaga

kabupaten Gorontalo tergolong lancar. Hal ini disebabkan karena permintaan akan

komoditi jagung sangat besar sehingga petani tidak mendapatkan kendala dalam

proses pemasaran. Keberadaan pedagang-pedagan yang menjadi pengumpul hasil

produksi jagung dari petani dapat memberikan kemudahan bagi petani dalam

menjual hasil produksi jagung. Di desa Kapita sendiri, terdapat 2 hingga 5 orang

masyarakat yang bergelut dalam bidang jual beli hasil pertanian (Jagung). Sehingga

dengan demikian petani mudah dalam memasarkan hasil produksinya.

Permintaan Pasar

Permintaan pasar terhadap komoditi jagung dari tahun ke tahun meningkat

dengan cepat seiring pula dengan peningkatan produksi jagung serta harga jagung

dipasaran. Komoditi jagung yang digunakan sebagai salah satu bahan pangan dan

juga bahan makanan ternak terus mengalami peningkatan permintaan dipasaran.

Permintaan akan jagung di setiap tahun akan meningkat seiring dengan

meningkatnya jenis industri yang menjadikan jagung sebagai bahan bakunya. Selain

permintaan untuk bahan pakan, jagung juga memiliki sektor

permintaan yang besar yaitu permintaan pabrik sebagai bahan baku pakan.

11
Konsumsi jagung di Gorontalo yang cukup besar memberikan

penekanan bahwa berusaha tani jagung di Kecamatan Asparaga memiliki prospek

pengembanagan yang cukup besar. Hal ini dikarenakan, bahwa selain permintaan

pasar yang cukup tinggi lokasi budidaya juga memiliki potensi serta iklim yang

mendukung untuk bersuaha tani.

Lembaga Penyedia Modal

Modal merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan usaha tani baik skala

kecil maupun skala besar. Keberadaan lemabaga penyedia modal dapat berperan

aktif dalam mensukseskan kegiatan usaha tani yang dilakukan oleh petani. Di Kecamatan

Asparaga sendiri lembaga penyedia modal usaha terdiri dari kelompok yaitu lembaga

penyedia modal yang bersumber dari pemerintah dan penyedia modal perorangan.

Lembaga penyedia modal yang bersumber dari pemerintah yaitu

berupa dalam bentuk uang tunai atau bantuan sarana

produksi lainnya seperti pupuk, benih maupun herbisida. Sasaran dari lembaga ini

penyedia modal ini adalah terciptanya kesejahteraan dan kemandirian petani.

12
Teknologi Produksi

Teknologi produksi jagung di Kecamatan Asparaga Kabupaten

Gorontalo pada dasarnya masih menerapkan teknologi konvensional baik dari

sektor budidaya hingga panen dan pasca panen. Pada sektor budidaya metode

konvensional paling sering diterapkan oleh petani baik dari penggunaan alat

produksi maupun metode budidaya yang digunakan. Sedangkan pada sektor pasca panen

petani mulai menggunakan teknologi (mesin pemipil) dalam merontokkan tongkol jagung.

Penggunaan metode ini memudahkan petani dalam memipil jagung.

Sistem Pemasaran

Komoditi jagung merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki

harga yang fluktuatif. Perubahan harga jagung dari tahun ketahun ditandai dengan

pertambahan jumlah produksi jagung disetiap tahunnya. Hal ini disebabkan karna

banyaknya produksi sehingga harga komoditi tersebut menurun, jika ketersediaan

jagung di pasaran kurang maka harga jagung akan mengalami peningkatan

sebaliknya jika jumlah jagung dipasaran lebih banyak dibandingkan dengan

kebutuhan maka harga jagung tersebut akan mengalami penurunan. Di Kecamatan

Asparaga

sendiri, harga jagung disetiap musim tanam mengalami perubahan.

Strategi

Strategi pengembangan usahatani jagung di Kecamatan Asparaga perlu didasarkan

pada dukungan teknologi dan pendekatan partisipatif. Dukungan teknologi

dibutuhkan untuk membuat sistem usaha tani menjadi lebih efektif dan efisien serta

berdaya hasil tinggi, sedangkan pendekatan partisipatif ditujukan agar masyarakat dapat

ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan atau secara aktif

13
melakukan pemahaman tentang kondisi kehidupan mereka sehingga tercipta

rencana dan tindakan yang berhasil guna, Saragih (2002).

Strategi pengembangan jagung meliputi ekstensifikasi lahan pertanian,

penggunaan inovasi teknologi budi daya, dan mitra usaha tani. Ekstensifikasi lahan

pertanian masih sangat dimungkinkan karena potensi lahan yang tersedia cukup

luas. Kendala utama ekstensifikasi adalah minimnya jumlah tenaga kerja keluarga.

Oleh karena itu, selain mengoptimalkan sumber daya manusia, diperlukan alat dan

mesin pertanian. Pembukaan lahan yang dimotori oleh organisasi keagamaan dan

lembaga swadaya masyarakat terbukti mampu meningkatkan luas panen secara

nyata. Inovasi teknologi diarahkan untuk memperbaiki teknologi budi daya yang diterapkan

petani.

Teknologi yang perlu diintroduksikan kepada petani adalah pemupukan organik dan

anorganik sesuai takaran anjuran dan pengendalian OPT secara terpadu. Pengairan dengan

memompa air permukaan atau air tanah dapat dikaji sebagai upaya mengatasi

kekurangan air pada musim kemarau. Mitra usaha diperlukan untuk menampung

produksi jagung dengan harga yang layak serta menyediakan bahan baku dengan

harga terjangkau. Mitra difasilitasi oleh pemerintah daerah agar pelaksanaannya saling

menguntungkan.

14
2.4 Luas lahan yang dikelolah

Jika dilihat dari penggunaan lahan di kecamatan Asparaga mayoritas lahan di

kecamatan asparaga tersebut banyak digunakan sebagai kebun dan sawaah. Luas

wilayah Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo adalah 430.51 Km2. Melihat

gambaran tersebut dapat dilihat mayoritas penggunaan lahan di kecamatan Asparaga

sumber makanan pokok selain padi adalah jagung. Dan untuk luas lahan jagung

kecamatan Asparaga adalah 2.786 Ha. Dengan produksi jagung 14.041,44 ton.

2.5 Nilai Edukasi

Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah

produksi prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang

sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan

menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam

perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Secara luas pembangunan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan menambah

produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik

nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan

ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik.

pembangunan pertanian ditujukan untuk:

1. Meningkatkan Produksi pangan menuju swasembada karbohidrat non terigu,

sekaligus meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan protein, lemak, vitamin,

dan mineral.

2. Meningkatkan tingkat hidup petani melalui peningkatan penghasilan petani.

15
3. Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka perataan pendapatan.

4. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian.

5. Meningkatkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri untuk

menghasilkan barang jadi atau setengah jadi.

6. Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta memilihara dan

memperbaiki lingkungan hidup.

7. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam

kerangka pembangunan daerah.

Tujuan akhir dari pembangunan ini adalah terciptanya masyarakat yang adil,

makmur, baik material maupun spiritual yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka

dari itu pembangunan pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan ekonomi harus

selau diarahkan agar dapat tercapainya tujuan akhir tersebut.

16
2.6 Tata kelola

Tata kelola jagung adalah jadwal tanam dan jadwal panen. Jadwal tanam dan jadwal panen

ini sangat penting dan menentukan hasil dari budidaya. Untuk itu kalender tanam yang

bersifat lokal penting dibuat, supaya tidak terjebak dalam situasi panen raya yang berimbas

pada turunnya harga jagung di pelaku budidaya. Data ini diperlukan sebagai tolak ukur

antara ketersediaan jagung domestik dengan kebutuhan. Dengan adanya jarak waktu tanam

yang berbeda beda harga jagung pun bisa terkendali.

Selain itu jumlah petani yang terlibat, informasi organisme pengganggu tanaman serta

harga jagung per daerah pun penting sekali terakses. Hal ini menjadi bagian dari

pertimbangan keberhasilan kemandirian suatu daerah dalam memenuhi kebutuhan

domestik.

1. Pemilihan Lahan dan Kondisi Lingkungan

Jagung bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan dataran rendah atau dataran

tinggi, seperti area pegunungan dengan ketinggian sekitar 1800 mdpl hingga area yang

berada di ketinggian 3000 mdpl. Kondisi tanah yang ideal untuk menanam jagung adalah

yang memiliki kadar pH sekitar 5-8. Namun, kondisi tanah yang paling ideal adalah di

ketinggian 1500-1900 mdpl.

Pastikan juga, untuk menanam jagung, tanah mengandung unsur hara yang cukup,

agar bisa menghasilkan panen jagung dengan hasil yang optimal dan baik. Unsur hara yang

dimaksud di sini adalah tanah yang mengandung unsur Nitrogen, Kalium, serta Fosfat.

Suhu yang tepat diperlukan adalah sekitar 21 hingga derajat celcius dan tanaman

jagung wajib mendapatkan intensitas sinar matahari langsung selama minimal 8 jam per

17
harinya. Jagung tidak terlalu banyak membutuhkan air sehingga curah huan rata-rata yang

dibutuhkan sebesar 85-250 mm per bulan.

2. Pemilihan Benih Dalam Budidaya Tanaman Jagung

Memilih jenis bibit yang unggul dan baik akan mempengaruhi hasil dari panen

kelak. Sebab kita tidak memungkiri, semakin baik jenis bibit akan semakin baik juga hasil

panen. Memilih bibit yang berkualitas, bisa dibilang gampang-gampang sulit.

Sebagai petani jagung harus jeli dalam memilih jenis bibit, mulai dari perbandingan

kualitas hingga perbandingan harga. Agar kita tidak kecewa dan juga merugi nantinya. Pilih

benih jagung yang sehat dan tidak mengandung penyakit.

3. Pemilihan Waktu Tanam Tanaman Jagung

Pemilihan waktu tanam yang tepat menjadi salah satu faktor penentu untuk

keberhasilan dari panen jagung. Sebaiknya, pilih waktu menanam benih jagung pada saat

akhir musim penghujan. Akhir musim penghujan biasanya bertepatan di bulan Mei hingga

Juni.

4. Pengolahan Lahan Tanaman Jagung

Setelah mempersiapkan lahan dan benih, untuk mendapatkan hasil yang terbaik,

tahapan selanjutnya adalah proses untuk pengolahan lahan. Tahapan pengolahan lahan yang

perlu untuk dilakukan adalah:

Pertama. Lahan yang akan ditanam jagung, digemburkan terlebih dahulu. bisa

menggunakan metode yang manual yaitu dengan mencangkul apabila area yang akan

18
digunakan tidak terlalu lebar. Untuk membuat tanah menjadi gembur bisa menggunakan

traktor.

Apabila area tanam sangat luas. Setelah tanah digemburkan, diamkan tanah atau

lahan tersebut sekitar 5 hingga 7 hari untuk diangin-angin. Untuk membajak area tanam,

sebaiknya berikan kedalaman hingga 25 sampai 30 cm.

Tujuannya adalah agar tanaman jagung nantinya akan mendapat asupan oksigen

yang cukup. Ruangan yang dibuat ini adalah dengan harapan, membantu benih jagung

menyerap nutrisi dari tanah dengan maksimal.

Kedua. Pada langkah berikutnya adalah bersihkan atau siangi tanaman atau rumput liar

(gulma) yang ada dan ikut menempel pada tanah yang akan menjadi area tanam jagung.

Ketiga. Sekadar untuk catatan, apabila lahan yang akan menjadi area tanam memiliki kadar

asam yang cukup tinggi (pH kurang dari 5), kamu bisa menambahkan kapur dengan jenis

dolomit pada tanah sebelum digunakan.

5. Proses Penanaman Dalam Budidaya Tanaman Jagung

Setelah segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pengolahan lahan, maka area

tanam tentunya sudah siap. Menanam benih jagung ini, seperti penjelasan sebelumnya,

lebih tepat dan baik untuk diadakan pada awal musim penghujan.

Namun, apabila ingin melakukannya saat musim kemarau, pastikan pengairan

berjalan dengan baik. Metode untuk menanam jagung ini, bisa dengan memasukkan 1

hingga 2 benih jagung pada satu lubang tanam atau lubang tunggalan.

6. Proses Pemeliharaan Tanaman Jagung

19
Persiapan lahan kemudian dilanjutkan dengan penanaman benih sudah tentu, tugas

kita sebagai petani atau penanam jagung adalah melakukan proses pemeliharaan. Proses ini

merupakan tahap krusial dimana akan menentukan hasil panen yang akan kita petik agar

hasilnya optimal. Tahapan-tahapan dari proses pemeliharaan ini, meliputi berbagai hal,

yaitu:

A. Penyulaman

Tahap penyulaman ini merupakan proses pengecekan secara langsung dari bibit

jagung yang telah ditanam dengan jangka waktu kurang lebih 1 minggu. Tujuan dari

penyulaman ini, untuk memastikan pertumbuhan bibit jagung berkembang dengan baik.

Di tahap penyulaman ini, petani juga mengecek apakah ada bibit jagung yang yang

sekiranya tidak tumbuh dengan baik. Apabila, ada bibit yang tidak mengalami proses

tumbuh dengan baik, perlu untuk mencabut atau menyingkirkannya dan dengan segera

mengganti dengan benih jagung yang baru.

B. Penyiangan

Memasuki tahap selanjutnya, yaitu tahap penyiangan. Proses ini merupakan

penyiangan pada tanaman jagung yang sudah berumur 2 minggu. Caranya adalah dengan

membersihkan rumput atau tanaman liar (gulma) yang tumbuh di sekitaran jagung.

Sebab apabila tumbuhan gulma ini dibiarkan akan mengganggu laju pertumbuhan

benih jagung. Pembersihan gulma ini bisa dengan cara manual atau menggunakan pestisida.

Apabila menginginkan hasil panen jagung yang organik terlebih jagung manis organik

maka, proses menyiangi dengan cara alami dan manual dengan tangan.

20
Penyiraman Tanaman Jagung

Tahapan berikutnya penyiraman yang wajib untuk dilaksanakan, sebab tahapan ini

bertujuan untuk memberikan kelembaban tanah serta menghindarkan tanaman jagung dari

resiko kekeringan.

Untuk menyirami tanaman ini, lebih ekstra untuk dilakukan apabila melakukan

penanaman saat musim kemarau. Petani wajib memastikan tanaman tetap lembab dan tidak

dehidrasi atau kekurangan air.

D. Pemupukan Tanaman Jagung

Pemupukan merupakan tahap yang tidak bisa dilewatkan. Meskipun sewaktu proses

persiapan lahan, sudah dilakukan pemupukan namun setelah benih berubah menjadi

tanaman atau sudah mengalami pertumbuhan, kita wajib menambah asupan pupuk.

Tujuan pemupukan kali ini adalah menambah nutrisi bagi tanaman jagung. Seperti manusia,

tumbuhan pun tetap membutuhkan nutrisi tambahan agar tetap sehat dan kuat dan proses ini

harus kontinuitas.

Nah, untuk tumbuhan jagung, peroleh nutrisi berasal dari proses pemupukan tersebut. Agar

tidak kekurangan unsur hara, yaitu nitrogen, kalium dan juga zat fosfat. Proses pemupukan

ini dilakukan saat jagung berusia sekitar 2 bulanan.

E. Pengendalian Hama Penyakit

Proses pengendali serangan hama dan penyakit menjadi tahap yang tidak bisa

dilewatkan. Agar tanaman jagung terhindar dari segala hal yang menghambatnya untuk

tumbuh optimal.

21
Lalu, apabila tanaman jagung sudah terinfeksi oleh hama serta penyakit maka sudah

sewajibnya kita melakukan pembasmian hama dan penyakit dengan cara yang efisien dan

tepat sasaran.

Hama dan penyakit memiliki karakteristik yang berbeda maka kita harus

mempunyai trik sendiri untuk membasmi dari jenis hama serta penyakit tersebut. Beberapa

jenis dan hama yang sering menyerang tanaman yang termasuk jenis holtikultura ini, antara

lain, yaitu ada hama ulat tongkol, kutu daun, hama penggerek batang, tikus, belalang

hingga ke penyakit bulai dan juga penyakit karatan.

7. Masa Panen Jagung

Setelah melalui berbagai proses mulai dari penanaman hingga proses pemeliharaan,

tanaman jagung bisa dipanen saat berumur idealnya 65 hingga 75 hari. Metode untuk

memanennya adalah dengan cara memutar bagian tongkol jagung hingga terpisah dengan

tangkai atau batang jagung.

Tanda jagung siap panen atau sudah matang, bisa dilihat dari adanya titik hitam

yang terlihat di bagian ujung jagung, lalu kulit jagung berwarna kecoklatan dan ukuran

jagung sudah mencapai 7 cm.

Setelah dipanen, jagung belum siap untuk langsung dikonsumsi atau diperjual

belikan. Sebab, kondisi jagung masih basah dan lembab sehingga lebih rentan

terkontaminasi oleh jamur dan bakteri. Jadi, jagung harus dijemur terlebih dahulu di bawah

sinar matahari.

22
Untuk berbagai bagian dari tanaman jagung yang sudah dipanen, biasanya akan

dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan atau hal-hal lain yang bermanfaat. Sehingga tidak

hanya sekedar menjadi limbah.

Jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok sekitar 70% dari hasilproduksi

digunakan untuk konsumsi, selain sebagai bahan pangan, jagung juga menjadi campuran

bahan pakan ternak, bahan ekspor non migas serta bahan baku pendukung industri. Secara

garis besar kegunaan jagung dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : bahan pangan, pakan

ternak dan bahan baku industri.

1. Bahan Pangan

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, jagung sudah menjadi konsumsi sehari-

hari. Biasanya jagung dibuat dalam bentuk makanan seperti nasi jagung, bubur jagung,

jagung campuran beras, terutama di gorontalo jagung menjadi salah satu makanan khas

yaitu binthe biluhuta atau milu siram dan banyak lagi makanan tradisional yang berasal

dari jagung.

2. Bahan Pakan Ternak

Bagi sebagian besar peternak di Indonesia jagung merupakan salah satu bahan

campuran pakan ternak. Bahkan dibeberapa pedesaan jagung digunakan sebagai bahan

pakan utama. Biasanya jagung dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti dedak,

shorgun, hijauan, dan tepung ikan. Pakan berbahan jagung umumnya diberikan pada

ternak ayam,itik dan puyuh.

23
3. Bahan Baku Industri

Dipasaran banyak beredar produk olahan jagung. Produk olahan jagung tersebut pada

umumnya berasal dari industri skala rumah tangga hingga produksi besar. Secara garis

besar beberapa industri yang mengolah jagung menjadi produk sebagai berikut :

a. Industri giling kering, yaitu menghasilkan tepung jagung

b. Industri giling basah yaitu menghasilkan pati, sirup, gula jagung, minyak dan

extrin.

c. Industri destilasi dan fermentasi, yaitu industri yang menghasilkan ethyl alkohol,

aseton, asam laktat, asam sitrat, gliserol, dan lain-lain.

2.7 Dampak bagi masyarakat

Dalam pengembangan pertanian jagung ini tentunya mempunyai dampak yang baik bagi

masyarakat yaitu peningkatan pendapatan petani jagung melalui peningkatan produktivitas

dan penciptaan nilai tambah produksi jagung.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah

produksi prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang

sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas

Secara luas Pengembangan pertanian bukan hanya proses atau kegiatan menambah

produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan perubahan sosial baik

nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial dan sebagainya demi mencapai pertumbuhan

ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang lebih baik.

Jagung merupakan komoditi yang menjadi unggulan Provinsi Gorontalo karena merupakan

komoditi spesial, menyebar pada seluruh kecamatan di kabupaten/kota serta seluruh

kecamatan di Provinsi Gorontalo, salah satunya di kecamatan Asparaga.

Peran pengembangan komoditas jagung bagi dapat meningkatkan produktivitas dan

meningkatkan perekonomian masyarakat agar lebih sejahtera.

Aktor utama dan aktor pendukung dalam pengembangan jagung ini yaitu petani,

pengumpul / tengkulak, pedagang dan pemerintah. Teknik budidaya jagung meliputi

pemilihan benih dalam budidaya tanaman jagung, penentuan waktu tanam, pengolahan

lahan, proses penanaman, pemeliharaan, pemberian pupuk, penyiangan, pengendalian hama

penyakit, panen dan pasca panen, kemudian jagung dapat diolah menjadi bahan pangan,

pakan ternak, dan bahan baku industri.

25
3.2 Saran

Jagung memiliki keunggulan komparatif di Provinsi Gorontalo tetapi dalam

pengembangan pengolahan jagung menghadapi kompetiter yang kuat karena

sebagai pendatang baru, oleh karena itu perlu adanya sinergitas dan komitmen

yang kuat dalam mendukung pengembangan nilai tambah jagung. Dan perlu adanya

inovasi dalam bentuk program yang dapat mendukung pengembangan jagung.

26
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, I. S. (2010). Pembangunan perekonomian perdesaan berbasis agribisnis jagung di


Provinsi Gorontalo. Analisis Kebijakan Pertanian, 8(4), 363-383.

Bahua, M. I., Jahi, A., Asngari, P. S., Saleh, A., & Purnaba, I. G. P. (2010). Faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dan dampaknya pada perilaku petani
jagung di Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan, 3(1), 293-303.

Ilato, R. (2015). Analisis Rantai Nilai Komoditas Jagung Serta Strategi Peningkatan
Pendapatan Petani Jagung di Provinsi Gorontalo. Penelitian Prioritas Nasional MP3EI,
2(1010).
Kango, U. (2018). Strategi Pemasaran Jagung Gorontalo Sebagai Program Unggulan
Daerah. JAMBURA: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 1(3), 366-391.

Puriandi, F., & Indrajati, P. N. (2013). Proses perencanaan kegiatan pertanian kota yang
dilakukan oleh komunitas berkebun di Kota Bandung sebagai masukan pengembangan
pertanian kota di kawasan perkotaan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(3), 227-
240.

Rustiadi, E. (2018). Perencanaan dan pengembangan wilayah. Yayasan Pustaka Obor


Indonesia.

Usman, D. (2005). Analisis Pengembangan Jagung Hibrida Pada Sentra Produksi


Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Gorontalo (Doctoral dissertation, Universitas
Hasanuddin).

27

Anda mungkin juga menyukai