DISUSUN OLEH:
PUTRI SUNDARI FAUZIAH
NIM.213020402062
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Padi merupakan salah satu komoditi penting di sektor pertanian karena merupakan
kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Peranan padi tidak hanya sebatas penghasil nilai tambah
dan penyediaan lapangan kerja, akan tetapi juga merupakan komoditi yang sangat
berpengaruh terhadap kestabilan perekonomian nasional.(Zulkarnain, 2004).
Sektor pertanian tanaman pangan khususnya beras masih didominasi oleh sistem
pertanian tradisional. Berbanding terbalik dengan perkebunan kelapa sawit yang didominasi
oleh sistem padat modal dengan penggunaan teknologi dan input yang intensif. Fenomena
dualisme ini persis seperti yang digambarkan J.H.Boeke dalam teori dualisme ekonomi (lihat
Jhingan, 1988).Sektor pertanian di Propinsi Kalimantan Tengah memiliki nilai lebih karena
banyak penduduk yang terlibat didalamnya. Bila produktifitas sektor pertanian diperbesar
maka pendapatan petani akan lebih tinggi dan memungkinkan untuk menabung serta
mengakumulasikan modal. Akumulasi modal tersebut selanjutnya akan meningkatkan
pendapatan lebih tinggi lagi melalui berbagai kegiatan dengan mengembangkan berbagai
kemungkinan komoditi pertanian lain (diversifikasi usahatani) yang secara ekonomis
menguntungkan jika lahan pertaniannya memungkinkan. Pengembangan pendapatan di luar
usahatani (off farm income) juga akan membantu peningkatkan kesejahteraan jika potensi
usahatani subur. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan sektor
pertanian akan mampu menurunkan angka kemiskinan petani (Sudarman, 2001).
Berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga
Desember 2021sebesar 125,87 ribu hektar, atau mengalami penurunan sekitar 17,41 ribu
hektar (12,15 persen) dibandingkan 2020 yang mencapai 143,28 ribu hektar. Pada 2021,
puncak panen terjadi pada bulan Agustus, yaitu mencapai 30,01 ribu hektar. Puncak panen
padi yang terjadi pada bulan Agustus 2021 relatif sama dengan puncak panen padi
2020.Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2022 mencapai 0,99 ribu hektar, dan
potensi panen sepanjang Februari
2
hingga April 2022 diperkirakan seluas 44,64 ribu hektar. Dengan demikian, total luas panen
padi pada Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 45,63 ribu hektar, atau mengalami
kenaikan sekitar 3,41 ribu hektar (8,08 persen) dibandingkan 4 luas panen padi pada Januari
April 2021 yang sebesar 42,22 ribu hektar.
Dari data persentase di atas dapat kita lihat bahwa produksi padi di kabupaten
katingan pada tahun 2021 mengalami peningkatan 20,48% namun pada tahun 2022 terjadi
penurunan.Hal ini disebabkan oleh adanya bencana banjir yang melanda sehingga produksi
padi di Katingan khususnya kecamatan tewang Sangalang garing mengalami penurunan.
Agrisilvika. (2017). Analisis Usahatani Padi Sawah di Tumbang Manggu. Katingan: Benny
Prasetyo DKK.
Pusat, B. S. (2021). Angka Sementara: Luas panen padi 2021 diperkirakan sebesar 125,31
ribu hektar dengan produksi sebesar 400,44 ribu ton GKG. Jika dikonversikan
menjadi beras, produksi beras 2021 diperkirakan mencapai 236,64 ribu ton.
Katingan: https://katingankab.bps.go.id/.