Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EKONOMI PERTANIAN

“TEKANAN PENDUDUK DAN PERTANIAN”

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pertanian

Dosen Pengampu : Indah Widowati, Ir., MP.

Disusun Oleh:

1. Happy Salma 134220109


2. Azka Alifa 134220120
3. Nur Rokhim Ismail 134220129

KELAS PA-D
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UPN VETERAN YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dengan judul “Tekanan Penduduk dan Pertanian”.

Makalah ini diajukan untuk tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Ekonomi Pertanian Ibu Indah Widowati, Ir., MP. Dalam penulisan makalah ini, penulis
ucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu makalah ini terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kelemahan dalam
penyajian materi, redaksi dan sistematikanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Kelompok 5

Yogyakarta, 27 Februari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
3

A. Latar Belakang............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
5

A. Tekanan Penduduk ..................................................................................................... 5


B. Pengaruh Kepadatan Penduduk ................................................................................. 6

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 9

A. Solusi............................................................................................................................ 9
B. Kesimpulan...................................................................................................................
10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk secara absolut terus mengalami peningkatan, walaupun disisi


lain pertumbuhan penduduk mengalami penurunan sebagai dampak dari diterapkannya
kebijakan terhadap kependudukan. Bertambahnya angka jumlah penduduk pada suatu
daerah pada umumnya disebabkan oleh dua faktor alami yaitu kelahiran dan kematian,
selain daripada kedua faktor alami tersebut bertambahnya jumlah penduduk juga
disebabkan oleh faktor migrasi. Bertambahnya jumlah penduduk yang secara terus
menerus ini mengakibatkan meledaknya jumlah populasi dan berpengaruh terhadap
meningkatnya kepadatan penduduk khususnya di Indonesia.

Kepadatan penduduk yang tinggi jika diimbangi oleh kemampuan wilayah untuk
mendukung dan mencukupi kebutuhan penduduk tidak akan menimbulkan kelebihan
penduduk. Sebaliknya jika suatu wilayah tidak mampu mendukung dan mencukupi
kebutuhan penduduk maka akan terjadi tekanan penduduk. Tekanan penduduk akan
berakibat pada dua hal pokok. Pertama, kebutuhan akan pangan yang meningkat
dikarenakan meledaknya jumlah penduduk. Kebutuhan akan pangan yang meningkat
ini tidak sebanding dengan ketersediaan lahan pertanian yang ada. Karena ledakan
penduduk, maka banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi lahan non
pertanian seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan
sarana publik sehingga lahan pertanian yang ada semakin menipis. Hal ini akan
menyebabkan keterbatasan kebutuhan pangan di antara penduduk sehingga
diperkirakan di Asia Tenggara termasuk Indonesia akan terjadi antara 10 hingga 14 juta
anak-anak yang mengalami gizi buruk. Selain itu, hal tersebut juga dapat menimbulkan
masalah ekonomi di antara penduduk dimana mata pencaharian utama penduduk di
daerah pedesaan adalah bertani, dan dikarenakan adanya pembangunan yang
menyebabkan lahan pertanian berkurang otomatis pendapatan yang didapat oleh
penduduk berkurang sehingga harus mencari alternative lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri dan keluarga yang ditanggung.

Luasan lahan pertanian di Indonesia terus mengalami penurunan. Badan Pusat


Statistik (BPS) mencatat sekitar 60.000 hektar per tahun lahan pertanian mengalami
alih fungsi menjadi lahan bukan pertanian. Kementerian Pertanian pada tahun 2013
mencatat bahwa luas lahan pertanian sawah di Indonesia adalah 7,7 juta hektar, namun
pada 2018 berkurang menjadi 7,1 juta. Dalam 5 (lima) tahun lahan pertanian di

3
Indonesia berkurang seluas 600 ribu hektar. Ironisnya, alih fungsi lahan ini tidak
menyurutkan semangat kelompok-kelompok tani di desa untuk mulai melakukan inovasi
pertanian dengan keterbatasan lahan. Faktor penyebab terus berkurangnya luasan
lahan pertanian adalah pertambahan penduduk, kebutuhan lahan perumahan,
berkembangnya industri, dan kebutuhan lahan untuk fasilitas umum. Julukan sebagai
negara agraris saat ini akan menghilang ketika petani – petani yang usianya sudah tua
tidak mampu lagi menggarap sawah, belum lagi ditambah kurangnya minat generasi
muda untuk terjun di bidang pertanian, khususnya untuk pertanian pangan. Beberapa
alasan para petani mau menjual dan merelakan lahannya untuk dialih fungsi yaitu hasil
dari mengelola lahan pertanian yang rendah, penguasaan teknologi pasca panen yang
rendah, serta tingkat impor yang tinggi. Dan juga kurangnya pendampingan bagi
Kelompok Tani Desa untuk selalu berinovasi dan mengembangkan ragam produk
pertanian. Dinamika lahan pertanian yang terus berkurang menunjukkan bahwa sektor
pertanian bukan merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia di masa
depan. Bahkan nyatanya saat in, Indonesia masih mengimpor bahan pangan dari
negara lain. BPS mencatat selama tahun 2019 negara kita telah mengimpor 444 ribu
ton beras, 4,9 juta ton gula, dan 2,6 juta ton kedelai dari negara lain.

Jika dinamika seperti ini terus terjadi, maka diproyeksikan lahan pertanian akan
terus berkurang hingga tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Krisis pangan
menjadi ancaman di masa depan yang disebabkan karena kurang meratanya distribusi
hasil pertanian serta ketergantungan impor pada sejumlah komoditas pangan. Jumlah
penduduk kian meningkat, sementara luas lahan pertanian makin mengecil. Prahara
yang terjadi pada lahan harusnya menjadi perhatian serius oleh pemerintah sebab
pertanian selalu membutuhkan lahan yang besar. Dampak yang paling nyata terjadi
adalah kelangkaan komoditi pangan, sementara ledakan penduduk menyebabkan
kebutuhan atas pangan meningkat, akses lahan yang semakin sempit, produksi pangan
terbatas, kenaikan harga pangan yang semakin mahal tentunya menyebabkan tingkat
kemiskinan pun kian menjulang.

Salah satu solusi untuk lahan yang terbatas adalah dengan cara memanfaatkan
lahan yang tersedia seoptimal mungkin. optimalisasi lahan pertanian dilakukan untuk
meningkatkan ketahanan pangan masyarakat. Melalui optimalisasi lahan pertanian
perkotaan itu, diharapkan lahan yang luasnya terbatas tetap bisa menghasilkan bahan
pangan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat
bahkan dapat dijual ke tetangga sebagai usaha sampingan keluarga.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tekanan Penduduk

Tekanan penduduk adalah gaya yang mendorong petani untuk


memperluas atau keluar dari sektor pertanian menjadi sektor non pertanian
untuk mencari ekonomi yang lebih baik lagi akibat jumlah penduduk yang
berlebihan dan apabila diiringi dengan luas lahan pertanian yang diupayakan
petani jauh lebih sedikit dalam satu orang petani yang dapat menyebabkan
kesulitan pemenuhan kebutuhan hidup petani. Tekanan penduduk terhadap
lahan pertanian dapat menyebabkan turunya kemampuan lahan pertanian sawah
dan berdampak negatif bagi upaya swasembada beras dan ketahanan pangan
negara. Tekanan penduduk merupakan gaya yang mendorong penduduk, khususnya
petani untuk memeperluas lahan garapannya atau keluar dari lapangan kerja
petanian untuk memperjuangkan hidupnya akibat adanya kelebihan penduduk.

Tekanan penduduk pada dasarnya merupakan akibat dari laju pertumbuhan


penduduk yang terus meningkat. Lahan bagi penduduk petani tidak sebatas untuk
tempat tinggal menetap, melainkan sebagai media untuk melakukan aktifitas
komersialnya, yaitu bertani. Ketika jumlah penduduk secara absolute terus
meningkat, sementara luas lahan dan produktifitasnya tetap, dipastikan akan
mengalami goncangan bagi eksistensi kehidupan penduduk, terutama penduduk
yang ketergantungannya terhadap lahan sangat tinggi. tekanan penduduk
diakibatkan partumbuhan penduduk di daerah perdesaan yang mengakibatkan
menurunnya rasio lahan terhadap penduduk (man land ratio). Hal inilah yang
mendorong petani memperluas lahan garapanya atau bekerja diluar sektor pertanian.
Kalau lahan pertanian masih ada, tidaklah terlalu masalah, tetapi bila lahan pertanian
sudah tidak ada pada akhirnya akan menmenyebabkan lahirnya pengangguran
structural. Pengangguran structural terjadi pada saat migrasi pekerjaan dari
pekerjaan lama ke pekerjaan baru, namun pelakuknya belum siap berdaptasi dengan
lingkungan peluang kerja baru. Pengangguran struktural terjadi sebagai akibat
ketidaksiapan penduduk untuk menghadapi lapangan kerja baru.

5
B. Pengaruh Kepadatan Penduduk
1. Terhadap ketersediaan lahan
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman di Kecamatan Minggir dari
tahun 2000 hingga tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk secara
umum mengalami peningkatan 3,87 % dari 34.562 jiwa pada tahun 2000 menjadi
35.955 jiwa pada tahun 2010 yaitu dengan laju pertumbuhan penduduk 9,77 %.
Kondisi yang sama terjadi pula di Kecamatan Moyudan. Terjadi peningkatan
jumlah penduduk 5,80 % dalam kurun waktu 10 tahun yaitu dari 33.595 jiwa
menjadi 35.672 jiwa laju pertumbuhan penduduk sebesar 15,29 %. Meningkatnya
jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan lahan juga semakin meningkat.
Alih fungsi lahan dari lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup
penduduk tidak dapat dihindarkan. Kecamatan Minggir dan Moyudan yang
berada di bagian barat Kabupaten Sleman merupakan daerah pertanian lahan
basah dengan irigasi yang baik. Kenyataannya kawasan pertanian ini pada tahun
akhir-akhir ini semakin terdesak oleh berdirinya rumah penduduk serta
bangunan. Hal ini dapat dilihat pada sisi-sisi jalan yang dulunya merupakan lahan
pertanian produktif telah berubah menjadi lahan terbangun. Konversi lahan yang
meluas jika tidak dikendalikan akan mempengaruhi jumlah produksi padi. Hal ini
tidak sesuai dengan :
(1) Rencana Tata Ruang Kabupaten Sleman dan
(2) UU No 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan.
Dalam RTRW Kabupaten Sleman dijelaskan bahwa bahwa lahan sawah
apabila akan didirikan bangunan harus mendapatkan izin alih fungsi lahan dan
sistem pengeringan tanah. Adanya UU No 10 Tahun 2011 tersebut diharapkan
dapat mengurangi terjadinya tekanan penduduk terhadap lahan pertanian.
Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan merupakan sistem dan
proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan
dan membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan
kawasannya secara berkelanjutan

6
2. Terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan
Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan semakin padat
bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak
dibandingkan dengan luas ruangannya. Kepadatan penduduk adalah
perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah yang dihuni.
Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk di suatu
daerah. Ledakan penduduk yang cepat menimbulkan dampak buruk bagi
kehidupan masyarakat terutama dalam bidang sosial ekonomi masyarakat.
Adapun dampak dari ledakan penduduk adalah :
o Semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan pokok (pangan, sandang,
papan, yang layak). Akibatnya sumber-sumber kebutuhan pokok tersebut
tidak lagi sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk.
o Tidak tercukupinya lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang ada,
akibatnya terjadilah peningkatan jumlah pengangguran dan berdampak pada
menurunnya kualitas sosial (banyak tunawisma, pengemis, kriminalitas
meningkat dan lain-lain).
Alih fungsi lahan di Desa Landangan yang telah terjadi dipengaruhi factor
ekonomi petani. Petani lebih tertarik untuk mengalihfungsikan lahan yang dimiliki
menjadi lahan nonpertanian dengan menjualnya kepada developer. Pengetahuan
petani yang minim terhadap peraturan dan undang – undang alih fungsi lahan
juga turut menjadi penyebab alihfungsi lahan sehingga mereka dengan bebas
menjual atau mengalihkan lahan menjadi lahan nonpertanian. Dana yang
diterima petani dari hasil penjualan tanah pertaniannya sebagian besar
dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi seperti belanja kebutuhan sehari-hari,
memperbaiki rumah dan beli rumah. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang
memanfaatkannya sebagai modal usaha, seperti membeli tanah pertanian
kembali atau membuka usaha warung.
Pemilik lahan yang pekerjaannya murni petani, walaupun telah melepaskan
tanah pertaniannya, umumnya mereka masih memiliki lahan pertanian yang
lainnya dan atau memiliki pekerjaan sampingan seperti sebagai buruh tani,
pekerja bangunan, nelayan, sopir atau purnawirawan. Dari analisis data
pendapatan petani sebelum dan sesudah menjual lahan pertanian menunjukkan
adanya perbedaan pendapatan nyata, dengan demikian pengalihan fungsi lahan
berpengaruh pada pendapatan petani. Hal tersebut dikarenakan hasil dari
penjualan lahan yang dialihfungsikan tidak digunakan sebagai modal usaha
melainkan digunakan untuk kepentingan lain. Berdasarkan hasil analisa maka

7
dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak alihfungsi lahan pertanian menjadi lahan
non pertanian di Desa Landangan Kecamatan Kapongan mengakibatkan
pendapatan petani yang mengalihfungsikan lahan mengalami penurunan bahkan
hilangnya pendapatan petani dari hasil usaha tani.

8
BAB III

PENUTUP

A. Solusi
Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tekanan penduduk perhadap
pertanian
1. Melakukan intensifikasi pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada. Intensifikasi pertanian dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
 Menggunakan bibit unggul
Salah satu contoh intensifikasi untuk meningkatkan hasil pertanian yakni
diperlukan pemilihan bibit dengan kualitas yang baik. Tidak hanya berkualitas
baik, bibit yang dipilih juga harus tahan terhadap hama penyakit atau gangguan
lainnya.
 Mengolah tanah yang baik
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah. Tanah yang
gembur akibat pengolahan akan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk
menyimpan air dan udara. Hal ini akan menguntungkan mikroorganisme yang
berperan dalam proses dekomposisi mineral dan zat organik tanah.
 Melakukan pemupukan secara teratur
Proses pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk mengganti unsur hara yang
hilang. Pemilihan pupuk yang tepat dan pemberian pupuk secara teratur akan
menjaga kualitas tanaman.
 Memberantas hama
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memberantas hama, di antaranya
cara mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.
Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menangkap hama
yang ada secara langsung dan cocok digunakan jika populasi hama sedikit.
Pengendalian ekologi dilakukan dengan menjaga sanitasi lingkungan.
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan cara kimia salah satunya
menggunakan pestisida.
 Melakukan pengairan
Pengairan atau irigasi dilakukan untuk menunjang kualitas pertanian. Ada
beberapa jenis irigasi yang bisa dilakukan, yaitu irigasi air bawah tanah, irigasi
pompa, dan irigasi tambak.

9
2. Industrialisasi pertanian di pulau jawa dan luar jawa.  industrialisasi pertanian harus
dilakukan karena sumberdaya utama di Indonesia adalah sektor pertanian yang
berfungsi sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat,
sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja, serta sumber
pendapatan masyarakat.  Industrialisasi pertanian dilakukan untuk menciptakan
pertanian yang tangguh secara dinamis dan mampu secara optimal memanfaatkan
sumber daya alam, tenaga, modal, dan teknologi yang ada di lingkungan sekitarnya,
sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Adapun strategi menuju
industrialisasi pertanian yaitu peningkatan wewenang Departemen Pertanian untuk
melaksanakan program industrialisasi pertanian secara utuh, peningkatan aktivitas
kerjasama dalam kelompok tani untuk meningkatkan aktivitas nilai tambah,
meningkatkan kerjasama di antara petani ataupun antara petani dengan pelaku
bisnis di sektor agroindustri serta mengembangkan dan menerapkan berbagai model
agroindustri yang dapat dilakukan petani untuk meningkatkan aktivitas nilai tambah
terutama di bidang pemasaran, teknologi prosesing dan manajemen.

3. Pembatasan jumlah penduduk melalui program KB. Program KB merupakan salah


satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan menyeimbangkan
antara kebutuhan dan jumlah penduduk, sehingga dapat mengurangi terjadinya
kepadatan penduduk.

4. Transmigrasi yaitu memindahkan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke


daerah yang jarang penduduk agar persebaran penduduk merata, selain itu tujuan
transmigrasi adalah untuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia,
meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah Indonesia

B. Kesimpulan
Tekanan penduduk di Indonesia terjadi karena kepadatan penduduk yang
meenyebabkan berkurangnya ketersediaan lahan pertanian sehingga masyarakat
yang mengandalkan pendapatannya dari sektor pertanian tidak bisa mencukupi
kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan baik karena tidak memiliki lapangan
pekerjaan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan intensifikasi pertanian,
industrialisasi pertanian, pembatasan jumlah penduduk, dan transmigrasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badri. A., & Wilis, R. (2018). Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian Sawah Per
Kelurahan Di Kota Solok. Buana, 3(3), 451–465.
Christiani, C., Tedjo., & Martono, B. (2014). Analisis Dampak Kepadatan Penduduk
Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Serat Acitya, 3(1), 102
Indraningsih, K. S., & Pranadji, T. (2013). Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian dalam
perspektif membangun industrialisasi pertanian Perdesaan.
Levang, P. (2003). Ayo ke tanah sabrang: Transmigrasi di Indonesia. Kepustakaan Populer
Gramedia.
Sarwono, SarlitoW. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Gramedia
Soemarwoto, O. (1985b) A quantitative model of population pressure and its potensial use
development planning. Majalah Demografi Indonesia, 11 (24)

11

Anda mungkin juga menyukai