Anda di halaman 1dari 38

KEHIDUPAN EKONOMI PETANI BENGKOANG DI KECAMATAN

KURANJI KOTA PADANG TAHUN 2005-2021

PROPOSAL

Shafa Wulan Nacjwa

(18046182)

DAPATERMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Batasan Masalah.........................................................................................10

C. Rumusan Masalah.......................................................................................10

D. Tujuan Penelitian........................................................................................11

E. Manfaat Penelitian......................................................................................11

F. Tinjauan Pustaka.........................................................................................12

G. Metode Penelitian.......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

i
A. Latar Belakang Masalah

Pertanian merupakan salah satu pekerjaan yang menjadi sumber

pendapatan ekonomi bagi manusia dengan memanfaatkan tanah untuk menanam

tanaman dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Berdasarkan data

BPS Tahun 2021, penduduk Indonesia paling banyak bekerja di sektor pertanian.

Pertanian menjadi menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbanyak pada Agustus

2021 dengan jumlah pekerja tercapai 37,13 juta orang. Sementara dari sektor

formal jumlah tenaga kerja di industri pengolahan pada bulan Agustus 2021

berjumlah 18,70 juta dari penduduk usia kerja. 1 Kegiatan pertanian pada

umumnya banyak terdapat di pedesaan, hal ini disebabkan kondisi lingkungan dan

kondisi geografis pedesaan lebih mendukung dalam melaksanakan kegiatan

pertanian. Selain itu, di perkotaan juga terdapat kegiatan pertanian. Di daerah

perkotaan, kegiatan pertanian biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di

pinggiran kota, karena pusat kota biasanya digunakan sebagai sarana

pemerintahan, perkantoran, dan sarana perdagangan. Di Indonesia, daerah yang

masih memiliki kegiatan pertanian di perkotaan adalah Kota Palembang di

Sumatera Selatan, Kota Palu di Sulawesi Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Barat,

Gorontalo, Lampung, Bengkulu, dan Kota Padang di Sumatera Barat.

Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu Provinsi yang

pertaniannya memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian daerah.

Salah satu indikator pembangunan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik
1
Badan Pusat Statistik, “Agustus 2021: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar
6,49 Persen,” Bps.Go.Id, last modified 2021, accessed February 12, 2022,
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/11/05/1816/-revisi-per-09-11-2021--agustus-2021--
tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-6-49-persen.html.

1
Regional Bruto (PDRB), yang menggambarkan seberapa tinggi nilai produksi

sektoral pada daerah tersebut. Dengan demikian, maka peneliti tertarik untuk

meneliti kontribusi pendapatan yang didapat dari usaha tani bengkuang di desa

tersebut.

Di Kota Padang lahan untuk pertanian biasannya terdapat di daerah

pinggiran Kota. Menurut data BPS (2014) tahun 2011 areal

tanam bengkuang mencapai 128 ha dengan rata-rata produksi 190 kuintal/ha (total

produksi 2.432 ton). Tahun 2012, areal seluas 130 ha dan produksi rata-rata 193

kuintal/ha (total 2.509 ton). Tanaman yang banyak didominasi adalah tanaman

bengkoang yang menjadi salah satu ikon Kota Padang. Bengkoang merupakan

salah satu buah unggulan di Kota Padang. Hal ini berdasarkan keputusan menteri

pertanian Nomor: 275/Kpts/SR.120/M/7/2005 tentang pelepasan bengkoang Kota

Padang sebagai varietas unggul. Bengkoang yang berasal dari Kota Padang

mempunyai rasa manis yang khas dan renyah, sehingga tak jarang bengkoang di

jadikan oleh-oleh khas Kota Padang, bahkan di perbatasan Kota Padang dengan

Kabupaten Padang Pariaman terdapat tugu bengkoang. Lahan bengkoang

biasannya terdapat di daerah Nanggalo, Koto Tangah, Kuranji, dan Pauh.

Bengkoang termasuk dalam tumbuhan umbi-umbian.2

Kecamatan Kuranji merupakan salah satu kecamatan penghasil bengkuang

terbesar. Sebagian penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Berdasarkan

2
Teguh Gunung Anggun, “Mengembalikan Eksistensi Bengkuang Di Ranah Minang,”
Sumbarprov.Go.Id, last modified 2016, https://sumbarprov.go.id/home/news/9399-
mengembalikan-eksistensi-bengkuang-di-ranah-minang.

2
BPS tahun 2005, Kecamatan Kuranji memberikan sumbangan terbesar dalam

bidang pertanian sebesar 34,15%.3

Salah satu tanaman yang di tanam oleh petani masyarakat Kuranji yaitu

bengkuang. Alasan utama petani di Kecamatan Kuranji memilih tanaman

bengkuang karena cara penanaman dan pengolahannya lebih mudah, selain itu

hasil yang didapat dari tanaman bengkoang cukup memuaskan. Berdasarkan data

yang ditemukan, luas dan produksi bengkoang di Kecamatan Kuranji selalu

berubah setiap tahunnya.4

Sebelum adanya tanaman bengkuang, masyarakat di Kecamatan Kuranji

hanya mengandalkan tanaman padi dan tanaman buah-buahan lainnya sebagai

sumber perekonomian masyarakat. Masyarakat di Kecamatan Kuranji

beranggapan bahwa buah bengkoang mudah dibudidayakan dan pembelian bibit

buah bengkoang juga murah.5

Secara ekonomi usaha bengkoang cukup menguntungkan. Namun, usaha

tani bengkuang mempunyai tingkat resiko yang cukup tinggi. Resiko yang di

hadapi petani bengkuang adalah resiko bisnis (harga jual yang berfuktuasi) yang

di sebabkan salah satunnya impor komuditas yang mengeser komoditas

bengkoang. Risiko non teknis (serangan hama dan penyakit). Meski demikian

petani tetap mengusahakan usaha tani bengkoang sampai saat ini di Kota Padang,

Kecamatan Kuranji. Sebab usaha tani bengkoang mampu meningkatkan


3
Badan Pusat Statistik Kota Padang, Padang Dalam Angka 2005 (Padang: BPS Kota
Padang, 2006).
4
Ulva Eliza, “Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Bengkoang Di Kecamatan Kuranji
Padang 1990-2012” (Universitas PGRI Sumatera Barat, 2014).
5
Ibid.

3
pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi agen bagi

daerahnnya sendiri.6

Kondisi yang mendorong masyarakat melakukan usaha tani bengkoang di

Kecanmatan Kuranji, selain petani memiliki keinginan yang cukup kuat

memanfaatkan lahan pertaniannya. Kondisi ekonomi bisa menjadi motivasi atau

faktor pendorong petani untuk melakukan budidaya bengkoang. Baik kondisi

ekonomi, sosial, maupun kondisi alam yaitu : meneruskan usaha yang telah ada

(usaha keluarga), sumber daya alam yang mendukung, adannya pengalaman dan

keterampilan, pendapatan tinggi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menjadi

agen bagi daerahnnya sendiri.7

Karakteristik ekonomi masyarakat Kuraji tentu akan mempengaruhi

terhadap jumlah pendapatan petani tersebut di Kecamatan Kuranji diantaranya

pendidikan petani, jumlah tanggungan keluarga, luas tanah dan biaya produksi.

Hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat pendapatan rumah tangga petani.

Bedasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu petani

bengkoang yang yang tinggal di kuranji, yakni bapak M. Yusuf (65 tahun)

mengatakan bahwa penanaman bengkoang yang ia lakukan memang terkadang

mengalami penghasilan yang kadang naik dan kadan turun. Hal ini di karenakan

dampak cuaca yang terkadang tidak menentu bahkan dengan adannya covid-19,

yang mana di saat cuaca panas itu buah bengkoang saat panen lebih kecil, bahkan

6
Wawancara dengan Nurfahmiwati, Petani Bengkoang di Kuranji, pada 25 Juni 2022 di
Kecamatan Kuranji.
7
Muh. Rizal. 2018. Analisis Pendapatan Usaha Tani Bengkoang Di Desa Bontobiraeng
Selatan Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Skripsi

4
di saat adannya dampak yang sama-sama kita rasakan pada ssaat sekarang ini

penjualan dan peminant sudah sangant jauh perbedaannya dari pada sebelumnnya.

Jadi, saat menanam bengkoang hal yang harus di lakukan terlebih dahulu yaitu

membajak ladang, pemetakan lading, setelah selesai di petakan kemudian

melakukan penanman yang mana bapak Yusuf memiliki 4 lahan lading, banyak

bibit yang di butuhkan bapak yusuf yaitu sebanyak 4 gentang bibit bengkoang

yang di butuhkan.8

Setelah bibit yang tadi di tanam kemudian di pupuk setelah 15 hari, setelah

15 hari tumbuhlah rumput dan bunga bengkoang kemudian kita harus memotong

bunga dan rumput itu 2-3 kali pemotongan, jadi setelah melakukan pemotongan

bunga, pemupukan, dan pemotongan rumput dengan menggunakan gunting.

Kemudian jarak 20 hari sudah mulai berbuah tetapi masih kecil, untuk menunggu

pemanenan itu menunggu 4 bulan paling lambat dan 3,5 bulan paling cepat. Jadi

pendapatan panen yang di dapatkan oleh bapak Yusuf dengan banyak bibit 4

gentng tadi bias mencapai ± 60 karung sekali panen. Namun bapak yusuf

mengerjakan tidak sendiri melainkan ada orang yang membantu bapak yusuf

dalam penanaman sampai penjualannya. Setelah selesai di panen, bengkoang yang

sudah di panen tersebut akan di jual dan langsung ke agennya, yang mana akan di

jual di berbagai tempat seperti Lubeg, Pesisir, Lubuk Alung, air tawar, Pasar, dll. 9

Usaha tani bengkoang di Kecamatan Kuranji memilih menjadi petani

bengkoang karena, cara kerja dan modal yang di keluarkan terjangkau oleh petani.

8
Wawancara dengan Yusuf, petani bengkoang, pada 15 April 2022 di Kecamatan Kuranji.
9
Ibid

5
Selama jadi petani bengkoang terjadi perubahan taraf kehidupan di kecamatan

kuranji, bukan hanya dalam bidang ekonomi tetapi juga dalam bidang status sosial

masyarakat.

Lahan yang dipergunakan oleh masyarakat Kuranji tiap tahunnya

mengalami perubahan. Peningkatan penggunaan lahan untuk menanam

bengkuang terjadi pada tahun 2006 sebesar 87 Ha.10 Pada tahun 2007 sampai

seterusnya terjadi penurunan penggunaan lahan.11 Penurunan penggunaan lahan

untuk tanaman bengkuang lebih jelas terjadi pada tahun 2011 dengan luas lahan

sekita 19 Ha.12 Berdasarkan Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syaiful Bahri

mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 ada sekitar 10 hektare lahan yang

dipakai petani untuk memproduksi bengkuang di Kota Padang.13

Penurunan luas lahan bengkuang disebabkan karena masyarakat petani

mulai beralih dari tanaman bengkuang dan mulai menanam tanaman lain seperti

tanaman padi, sayuran-sayuran, buah-buahan, tanaman palawija seperti jagung,

ubi, kacang-kacangan dan berbagai tanaman perkebunan seperti karet, cengkeh,

kayu manis, kakao (cokelat), kopi, pinang, kelapa, dan lain-lain. Selain itu

penyebab berkurangnya lahan pertanian juga dipengaruhi oleh pembangunan

sarana pemukiman dan berbagai sarana prasarana lain seperti pembangunan jalan,

10
Badan Pusat Statistik Kota Padang, Padang Dalam Angka 2006 (Padang: BPS Kota
Padang, 2007).
11
Badan Pusat Statistik Kota Padang, Kota Padang Dalam Angka 2007 (Padang: BPS
Kota Padang, 2008).
12
Badan Pusat Statistik Kota Padang, Kota Padang Dalam Angka 2011 (Padang: BPS
Kota Padang, 2012).
13
Harian Haluan, “Petani Bengkuang Terus Berkurang Di Kota Padang,”
Harianhaluan.Com.

6
area industri, area pertokoan dan lain-lain. Namun yang paling mempengaruhi

pengurangan lahan pertanian adalah pembangunan area pemukiman.

Gambar 1. Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Kuranji Tahun 2005-2020

Jumlah Penduduk Kecamatan Kuranji Tahun 2005-2020


160
140
120
100 Jumlah Penduduk Keca-
80 matan Kuranji Tahun 2005-
2021
60
40
20
0
05 07 09 11 13 15 17 19
20 20 20 20 20 20 20 20

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Padang Tahun 2005-2020

Setiap tahun jumlah penduduk Kecamatan Kuranji selalu mengalami

peningkatan, sehingga penggunaan lahan untuk pemukiman perlahan-lahan juga

mengalami peningkatan. Meningkatnya pembangunan untuk pemukiman

menyebabkan area pemukiman di daerah sekitar pusat kota semakin berkurang.

Sehingga dicari suatu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah

satunya dengan cara membuka area perumahan di daerah pinggiran kota. Daerah

pinggiran kota biasanya digunakan masyarakat untuk membuka lahan pertanian,

perlahan-lahan mulai berkurang.

Pada bulan Mei 2020, Covid-19 melanda Indonesia. Covid-19 merupakan

Penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus yang pertama kali diidentifikasi

7
di Wuhan, Tiongkok.14. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada

kesehatan masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian,

pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi

COVID-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang per 19 April 2020. Pandemi ini

menyebabkan beberapa pemerintah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan

Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan aktivitas

masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas sosial

lainnya.15

Akibat dari kebijakan tersebut mempengaruhi berbagai sektor

perekonomian masyarakat petani bengkuang di Kecamatan Kuranji. Yusuf (65)

mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 terjadi penurunan penghasilan

bengkoang. Hal ini disebabkan karena sedikitnya pembeli bengkoang akibat

pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Masyarakat untuk sementara waktu

tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas berupa kontak fisik dengan

masyarakat lainnya demi mencegah penilaran Covid-19.

Bertitik tolak dari permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian ini degan judul “Kehidupan Ekonomi Petani Bengkoang

Di Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2005-2021”.

14
UNICEF, “Tanya-Jawab Seputar Coronavirus (COVID-19),” Unicef.Org, last modified
2020, accessed July 5, 2022, https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/tanya-jawab-
seputar-coronavirus?gclid=CjwKCAjwwo-
WBhAMEiwAV4dybYkFMP3pQhldExwC14nRdlavOD-
Qezv0kyaJYSP_btpdfl5M784I9RoCu2UQAvD_BwE#apaitunovelcoronavirus.
15
Hafiz Arfyanto et al., “Studi Dampak Sosial-Ekonomi Pandemi COVID-19 Di
Indonesia,” Smeru.or.Id, last modified 2020, accessed July 5, 2022, https://smeru.or.id/id/research-
id/studi-dampak-sosial-ekonomi-pandemi-covid-19-di-indonesia.

8
B. Batasan Masalah

Untuk memperjelas agar tidak terjadi kekeliruan dalam permasalahan yang

akan dikaji, maka penulis membatasi masalah temporal dan spasial. Batasan

spasial dalam penelitian ini adalah Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Batasan temporal yang di pilih adalah tahun 2005-2021. Alasan penulis

mengambil batasan masalah ini karena pada tahun 2005, secara resmi bengkoang

ditetapkan sebagai icon Kota Padang berdasarkan keputusan menteri pertanian

Nomor: 275/Kpts/SR.120/M/7/2005 tentang pelepasan bengkoang Kota Padang

sebagai Varietas Unggul. sedangkan tahun 2021, alasan penulis mengambil

batasan pada tahun tersebut karena adanya wabah Covid-19 yang berpengaruh

terhadap aspek ekonomi masyarakat Kecamatan Kuranji.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan, maka yang menjadi

fokus dari masalah penelitian ini adalah ekonomi usaha tani bengkoang di

Kecamatan Kuranji. Maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana dinamika pertanian Bengkoang di Kecamatan Kuranji dari tahun

2005-2021?

2. Bagaimana kondisi ekonomi petani bengkoang di Kecamatan Ku ranji pada

tahun 2005-2021?

9
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang di lakukan ini

memiliki tujuan adalah menggambarkan kehidupan ekonomi petani bengkuang di

Kecamatan kuranji. Maka dapat dirumuskan tujuan penulisan adalah sebagai

berikut:

1. Menjelaskan dinamika pertanian Bengkoang di Kecamatan Kuranji dari tahun

2005-2021.

2. Menjelaskan kondisi ekonomi petani bengkoang di Kecamatan Kuranji pada

tahun 2005-2021.

E. Tujian Penelitian

Sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang telah di rumuskan, maka

manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat terutama masyarakat

Kecamatan Kuranji.

2. Manfaat Akademis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah kazana ilmu pengetahuan dan

menjadi sumbangan ilmu penelitian sejarah terutama sejarah sosial

ekonomi.

10
b. Serta dapat menjadi sumber informasi yang referensi terhadap penelitian

yang akan mendatang dengan bidang penelitian yang sama.

F. Tinjauan Pustaka

1. Studi Relevan

Penelitian tentang dampak ekonomi usaha tani bengkoang telah di lakukan

para meneliti terdahulu, antara lain adalah penelitian yang di lakukan oleh :

Pertama, Penelitian Almunawir dan Sayed Mursal dengan judul “Petani

Pala: Kajian Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Lhok Bengkuang Kecamatan

Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan (1984-2013)”. Berdasarkan dari hasil

penelitian dapat diketahui bahwa: Perkembangan pala ini mulai dibudidayakan

keseluruh pelosok Aceh sejak 1870. Di Desa Lhok Bengkuang motivasi para

petani menanam pala didorong oleh faktor alamnya yang tidak baik untuk

tanaman komoditi lainya. Sistem pemasaran komoditi pala ini dilakukan secara

langsung oleh petani (oligopsoni) dengan sistem pembayaran kontan. Para petani

rata-rata menanggung jumlah keluarga 5-8 orang. Jika diperhatikan tingkat

pendidikan anak mereka rata-rata masih menempuh jenjang pendidikan SMP dan

SMA. Sedangkan kondisi fisik rumah tempat tinggal para petani rata-rata sudah

tergolong permanen. Pendapatan dan luas area pertanian/kebun pala yang dimiliki

oleh petani, maka rata-rata petani pala di Desa Lhok Bengkuang Kecamatan

Tapaktuan, Aceh Selatan memiliki luas area kebun pala berkisar antara 2 Ha

sedang penghasilan yang diperoleh petani rata berkisar antara Rp. 26.000.000 –

11
31.000.000/tahunnya. Besar atau kecilnya pendapatan petani sangat bergantung

pada luas area perkebunan serta keadaan harga pala di pasaran.

Kedua, penelitian Nurani Asmillah dengan judul “Kontribusi Pendapatan

Usahatani Bengkuang Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bakung

Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir”.16 Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata total rumahtangga adalah

Rp71.304.830,67 per tahun dengan rincian rata-rata sebesar Rp26.699.336,67 dari

usahatani bengkuang, untuk kegiatan usahatani non – bengkuang dengan rincian

usahatani karet sebesar Rp38.610.882,00 dan usahatani mentimun sebesar

Rp5.994.612,00. ini menunjukan bahwa usahatani non bengkuang yang mana

karet memberikan kontribusi lebih besar yaitu 37,44 persen sedangkan usahatani

bengkuang hanya memberikan kontribusi lebih kecil yaitu 54,15 persen,

kontribusi yang diberikan untuk usahatani non bengkuang dari mentimun yaitu

8,41 persen. Total pendapatan rumah tangga Rp71.304.830,67 per tahun.

Kontribusi pendapatan usahatani bengkuang terhadap pendapatan total

rumahtangga sebesar 37,44 atau dikategorikan pada skala rendah. Hal ini

disebabkan oleh besarnya biaya benih atau bibit yang digunakan karena dibeli dari

luar daerah yang tidak murah yang mempengaruhi biaya produksi dan berdampak

pada pendapatan total rumahtangga petani. Adapun saluran pemasaran yang

digunakan dalam usahatani bengkuang yaitu menggunakan sistem petani sebagai

produsen ke pedagang pengumpul lokal lalu ke konsumen. Di nilai sistem ini

16
Nurani Azmillah, “Kontribusi Pendapatan Usahatani Bengkuang Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga Di Desa Bakung Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir” (Universitas
Sriwijaya, 2020).

12
efisien mengingat rantai pemasaran yang pendek dan petani masih menerima

harga yang masih tinggi.

Ketiga, penelitian Doni Cahya Efendi dengan judul “Analisis Efisiensi

Usaha Tani Bengkuang (Pacyrrhizus erosus) (Studi Kasus Desa Nanggungan

Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri)”.17 Hasil penelitian ini menunjukkan

rata-rata biaya produksi bengkuang dalam satu kali musim tanam yakni Rp.

12.933.694 yang berasal dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variable cost) Rata-rata jumlah penerimaan yang diperoleh petani bengkuang

sebesar Rp. 16.965.962. Diketahui rata-rata pendapatan hasil usaha tani

bengkuang Rp. 4.032.269. Berdasarkan kriteria penilaian rasio tersebut

menunjukkan bahwa usaha tani bengkuang yang dilakukan oleh petani bengkuang

di Desa Nanggungan tergolong Efisien.

Keempat, penelitian Windy, Rahmat Effendi (2018) dengan judul

“Analisis Usaha tani dan pemasaran bengkuang (Pachyrhizus erosus) Di Kota

Padang”.18 Berdasarkan perhitungan ratio penerimaan dan biaya didapatkan hasil

R/C sebesar 1,15/Ha/MT. Penerimaan Rp. 35.276.322/Ha/MT dengan total biaya

Rp. 30.654.217,83/Ha/MT sehingga pendapatan yang diperoleh adalah Rp.

23.156.725/Ha/MT dengan keuntungan Rp. 4.622.104,17/Ha/MT. Lembaga yang

terlibat dalam proses pemasaran bengkuang ini yaitu petani, pedagang pengumpul

dan pedagang pengecer sebelum bengkuang sampai kepada konsumen.

17
Doni Cahyo Efendi, “Analisis Efisiensi Usahatani Bengkuang (Pachyrrhizus Erosus)
(Studi Kasus Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri)” (Universitas
Muhammadiyah Malang, 2008).
18
Windy Rahmat Efendi, “Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Bengkuang” (Universitas
Andalas, 2018).

13
Berdasarkan hasil perhitungan, total margin pemasaran sebesar Rp 4.600 dengan

nilai EPs sebesar 10,38.

Kelima, penelitian Muhammd Raihan Ferdiansyah dengan judul “Budi

daya tanaman bengkoang (Pachyrhizus erosus L. ) di Kelurahan Situgede Kota

Bogor”.19 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapang, diperoleh data

adanya perbedaan antar petani pada penggunaan jarak tanam, luas lahan, jenis

pupuk yang digunakan, dan produktivitas. Petani belum mendapatkan pemahaman

tentang teknik budidaya yang baik agar mendapatkan produktivitas yang optimal,

minim penyuluhan dari ahli-ahli budidaya tanaman dan penyakit, sehingga hal

tersebut menjadi pembatas dalam perolehan hasil.

2. Kerangka Konseptual

a. Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata, yaitu

oikos dan nomos. Oikos adalah rumah tangga dan nomos berarti tata aturan,

dengan demikian ekonomi adalah tata aturan rumah tangga. Ekonomi

berkenaan dengan setiap tindakan atau proses yang harus dilaksanakan untuk

menciptakan barang-barang dan jasa yang ditunjukan untuk memenuhi

kebutuhan atau keinginan manusia.20

Kondisi sosial ekonomi merupakan suatu keadaan dimana adanya

sebuah kedudukan yang diatur atau pun seseorang yang berada di posisi

19
Ferdiansyah & Santosa, “Budi Daya Tanaman Bengkuang (Pachyrhizus Erosus L.) Di
Kelurahan Situgede, Kota Bogor Cultivation of Yam Bean (Pachyrhizus Erosus L.) Situgede
Village, Bogor,” Jurnal Pusat Informasi Masyarakat 2 (5) 2020, no. 5 (2020): 723–731.
20
Hendra Safri, Pengantar Ilmu Ekonomi (Palopo: Kampus IAIN Palopo, 2018).

14
tertentu dalam sebuah struktur sosial masyarakat. Sosial ekonomi merupakan

sebuah kedudukan seseorang di dalam sebuah kelompok masyarakat yang

ditentukan melalui beberapa unsur yaitu baik jenis aktivitas ekonominya,

pendidikannya maupun pendapatanya. Pertumbuhan ekonomi adalah proses

perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan

menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Sumber

Ekonomi adalah kebutuhan setiap manusia, sumber daya manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidup, maksud dari ekonomi sumberdaya manusia adalah

ilmu ekonomi yang diterapkan untuk menganalisis pembentukan dan pemanfaatan

sumberdaya manusia yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Perubahan

ekonomi terjadi apabila kehidupan secara ekonomi mengalami perubahan.

Kegiatan ekonomi seseorang akan berbeda antara satu orang dengan orang yang

lainnya. diantara perubahan tersebut adalah jenis pekerjaan, dan gaji yang berbeda

sehingga membawa perbedaan tentang perubahan ekonomi. Misalnya pekerjaan

yang lebih baik dengan pendapatan yang lebih tinggi akan membawakan

kehidupan yang lebih baik lagi dalam ekonomi. Sehingga perubahan sosial

ekonomi adalah perubahan bermasyarakat yang dikarenakan unsur dari ekonomi

yang mengalami perubahan.

b. Petani Bengkoang

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam arti

luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan (termasuk

15
penangkapan ikan), dan pemungutan hasil laut. Petani sebagai juru tani harus

dapat mengatur, melaksanakan dan mengawasi kegiatan usaha taninya baik

secara teknis maupun ekonomis. Disamping itu, tersedianya sarana produksi

dan peralatan akan menunjang keberhasilan petani sebagai juru tani.

Masyarakat kota Padang banyak yang bermata pencaharian sebagai

petani, di mana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maka mereka

mengusahakan berbagai komoditas pertanian seperti padi, jagung, kangkung,

bayam, dan bengkuang. Salah satu tanaman yang banyak ditanam masyarakat

kota Padang adalah tanaman bengkuang. Bengkuang dianggap sebagai buah

yang menjadi buah tangan khas kota Padang sehingga kota Padang dijuluki

sebagai Kota bengkuang.

3. Kerangka Berfikir

Kehidupan Ekonomi Petani Bengkoang


di Kecamatan Kuranji Kota Padang

Topografi
Kecamatan Kuranji memiliki tempatur
suhu sekitar 22,00 C- 31,70C, dengan
curah hujan 384,88 mm

Ekonomi
Pendapatan
Kepemilikan Harta
Pendidikan

Gambar 2. Kerangka Berpikir

16
G. Metode Penelitian

Metode penelitian Sejarah secara umum terbagi menjadi 4 tahap yakni

Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi.

1. Heuristik

Mengumpulkan sumber atau bukti – bukti sejarah disebut dengan

Heuristik yang berasal dari kata “heurikein” yang dalam bahasa Yunani yang

berarti mencari atau menemukan. Sedangkan dalam bagasa Latin, Heuristik di

namakan sebagai ars inveniendi (seni mencari) atau sama artinya dengan istilah

arts of invention dalam bahasa Inggris.21 Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan sumber primer dan sumber skunder. Sember primer yang peneliti

gunakan adalah dari hasil obserfasi dan wawancara kepada masyarakat kelurahan

kuranji yang memiliki lahan bengkoang. Sedangkan sumber skunder yang peneliti

gunakan adalah dokumen-dokumen yang peneliti dapatkan dari kantor dinas

setempat aeperti, kantor kelurahan kuranji, kantor dinas pertanian kota padang,

kantor koperasi dan UMKM kota padang, kantor perdagangan kota padang, kantor

BPS kota padang dan BPS sumatera barat.

2. Kritik Sumber

Setelah selesai melaksanakan langkah pengumpulan sumber – sumber

sejarah dalam bentuk lisan maupun tulisan maka yang harus dilaksanakan

21
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Yogyakarta:
Ombak, 2016), 154.

17
berikutnya adalah kritik (verifikasi) sumber. Adapun dari karya Kuntowijoyo

menyatakan kritik sumber (verifikasi) pada penelitian sejarah identik dengan

kritik sumber, yaitu kritik intern yang mencari otentitas atau keotentikan

(keaslian) sumber ataupun kevalidan sumber dan kritik intern yang menilai

apakah sumber tersebut memilki kreadibilitas(kebisaan untuk dipercaya) atau

tidak.22 Dalam penelitian ini sumber – sumber baik lisan maupun tulisan diperiksa

dengan cara meberikan pertanyaan yang kritis untuk sumber yang sudah

didapatkan, begitu pula sumber yang berasal dari tulisan yang perlu dikritik

keabsahannya, sehingga dari sumber lisan maupun tulisan dapat diterapakan

dalam perkembangan usaha tani masyarakat kuranji dari masa lampau sampai

pada masa modern yang sekarang.

3. Interpretasi Data

Setalah melalui 2 tahap metode Penelitian diatas maka dilanjutkan dengan

tahap Interpretasi (Penafsiran ), Interpretasi adalah menafsirkan atau memberi

makna kepada fakta – fakta (facts) atau bukti – bukti sejarah (evidences).

Interpretasi diperlukan karena pada dasarnya bukti – bukti sejarah sebagai saksi

(Witness) realitas dimasa lampau adalah hanya saksi – saksi bisu belaka. untuk

mendalami atau lebih mengetahui sejarahnya, Penelitian akan membahas tentang

sejarah perkembangan Petani bengkoang di kecamatan kuranji. Dalam penelitian

ini, Interpretasi (penafsiran) dilakukan dalam 2 cara yaitu Analisis dan Sintesis

sehingga menjadi narasi yang rasional yang akan dengan melihat unsur – unsur,

ialah dengan menguraikaannya kedalam berbagai komponen atau bagian.


22
Sugeng Priyadi, Metode Penelitian Pendidikan Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2012),
62.

18
4. Historiografi

Historiografi adalah tahap akhir dalam metodologi penelitian sejarah yang

harus dilakukan oleh peneliti untuk menghasilkan sebuah karya, dimana

menceritakan secara kronologis suatu peristiwa sejarah, oleh sebab itu dalam

penulisan sejarah dapat dikembangkan melalui tiga kategori bentuk penulisan

yakni Naratif, Deskriptif dan Analitis Kritis, Dalam ketiga kategori tersebut

mengintegrasikan peristiwa – peristiwa yang Naratif dengan struktur yang

analitiis, adapun wujud penampilan, penyampaian dan pemaparannya, ketiga

bentuk penyajian yaitu Deskriptif, Naratif dan Analitis semuanya akan tetap

sintesis yang di kenal dengan historiografi.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

19
A. Letak Geografis

Gambar 3. Letak Geografis Kecamatan Kuranji


(Sumber: BPS Kecamatan Kuranji, 2021)

Kecamatan Kuranji merupakan salah satu Kecamatan dari 9 Kelurahan

yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan Kuranji secara geografis

terletak pada 100. 21’.11’’ Bujur Timur dan 0. 58’.4” Lintang Selatan/ Utara,

dengan ketinggian 4,5-5 meter dari permukaan laut (tidak beberapa beda dengan

kota Padang). Daerah ini mempunyai iklim sedang dengan curah hujan rata-rata

306 mm pertahun. Suhunya berkisar antara 28,5 C pada siang hari dan antara

24,0C-25,5C pada malam hari.

20
Kecamatan Kuranji terdiri atass daratan,yang berbatas dengan beberapa

Kecamatan lainnya. Adapun batas wilayah Kecamatan Kuranji adalah sebagai

berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Sarik

Sebelah Selatan berbatasan dengan Batang Air Kuranji

Sebelah Barat berbatasan dengan Korong Gadang

Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Pauh V

Masyarakat Kecamatan Kuranji mayoritas beragama muslim. Bahasa

yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Kuranji yaitu masih

menggunakan bahasa dari Kecamatan Kuranji itu sendiri diantaranya ialah,

kato nan ampek yaitu kato madata, kato madaki, kato malereng dan kato

manurun.

Kondisi geografis wilayah Kecamatan Kuranji ini memiliki iklim yang

tropis dengan tingkat kepanasannya antara 22,0 C sampai 31,7 C pada siang hari

dan 230 C sampai 250 C malam harinya. Hujan turun pada bulan-bulan

September sampai bulan Desember dengan curah hujan rata-rata pertahunnya

sekitar 384,88 mm. Kecamatan Kuranji memiliki 9 Kelurahan dan terdapat tiga

buah sungai yaitu: Sunagai Batang Kuranji, Sungai Batang Guo dan sungai

Batang Belimbing. Daerah Kuranji ini terdiri dari daratan rendah dan perbukitan

yang merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan dengan ketinggian 8 - 1000 M

dpl. Dikawasan perbukitannya memiliki hutan yang lebat, disamping itu juga

21
terdapat banyak lobang baik yang sifatnya almiah seperti goa-goa. Ada juga yang

dibuat oleh manusia seperti Lobang Jepang. di Kuranji ini terdapat dua buah

Lobang Jepang lokasinya satu di Kelurahan Gunuang Sarik dan yang satu lagi

terletak di Kelurahan Kuranji. Kecamatan Kuranji memiliki 9 Kelurahan.

Tabel 1.
Data Kelurahan Kota Padang

No Kecamatan Kelurahan
.
1. Bungus Teluk Kabung 6
2. Lubuk Kilanga 7
3. Lubuk Begalung 15
4. Padang Selatan 12
5. Padang Timur 10
6. Padang Barat 10
7. Padang Utara 7
8. Nanggalo 6
9. Kuranji 9
10. Pauh 9
11. Koto Tangah 13
Sumber: RIPJM Bidang Cipta Karya Kota Padang 2017-2021

Diliah dari tabel II Kota Padang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera


Barat terletak di bagian Barat Pulau Sumatera. Kota Padang memiliki 11
Kecamatan dan 104 kelurahan.

Tabel II.
Luas Kelurahan di Kecamatan Kuranji

No. Kelurahan Luas (Ha)


1. Anduring 4.04 km
2. Pasar Ambacang 5.03 km
3. Lubuk Lintah 4.03 km
4. Ampang 4.03 km
5. Kalumbuk 6.02 km
6. Korong Gadang 7.05 km
7. Kuranji 9.07 km
8. Gunuang Sarik 11.08 km

22
9. Sungai Sapih 7.06 km
(Sumber: BPS Kecamatan Kuranji, 2021)

Dapat di lihat dari tabel II bahwa Kecamatan Kuranji terdiri atas 9

Kelurahan.Salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Kuranji adalah Kelurahan

Kuranji. Luas wilayah Kelurahan Kuranji yaitu 9.07 km yang memiliki lahan

banyak di gunakan untuk menanam bengkoang, Kelurahan Kuranji merupakan

salah satu yang paling banyak menanam bengkoang. Dapat dikata masyarakat

Kelurahan Kuranji memiliki pekerjaan sebgai petani, salah satunnya bengkoang.

B. Keadaan Demografis

Demografis merupakan ilmu yang mempelajari tentang perubahan

kependudukan manusia akibat adanya pertumbuhan angka kelahiran, kematian

ataupun migrasi yang meliputi jumlah penduduk yang berada pada suatu daerah.

Penduduk ialah kekayaan yang dimiliki oleh bangsa sekaligus merupakan modal

untuk membangun sebuah bangsa. Maka dari itu untuk membangun

perkembangan penduduk yang berkualitas ialah salahsatu ciri-ciri dari

keberhasilan dari pembangunan suatu bangsa. Pertumbuhan penduduk merupakan

angka yang akan menunjukan tingkat bertambahnya penduduk dalam jangka

waktu yang telah ditentukan.

1. Kependudukan

Jumlah penduduk dapat menggambarkan kondisi dan keadaan masyarakat

dalam salah satu wilayah tertentu. Jumlah Penduduk Kecamatan Kuranji cukup

mengalami kenaikan secara signifikan yang dapat dilihat pada tabel III berikut.

23
Tabel III.
Jumlah Penduduk Kecamatan Kuranji Tahun 2010-2020

Tahun Jumlah Penduduk


2010 126.729
2011 128.835
2012 130.916
2013 135.787
2014 138.584
2015 141.343
2016 144.063
2017 146.709
2018 149.307
2019 151.860
2020 146.111
2021
(Sumber: BPS Kecamatan Kuranji, 2021)

Berdasarkan tabel III dapat disimpulkan bahwa, peerkembangan penduduk

di Kecamatan Kuranji mengalami kenaikan hingga tahun 2019 dan mengalami

penurunan di tahun 2020.

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap Kecamatan Kuranji

sebagai berikut :

Tabel IV
. Jumlah Penduduk Kecamatan Kuranji Kota Padang Menurut Kelurahan
dan Perbandingan Jenis Kelamin 2020

Klurahan Jumlah Presentase Perbandingan Jenis Kelamin


Anduring 11.477 7,89 98,5
Pasar Ambacang 17.748 12,15 102,7
Lubuk Lintah 9.199 6.30 102,7
Ampang 7.117 4,87 102,5
Kalumbuk 10.511 7,19 103,0
Korong Gadang 20.035 13,71 100,8
Kuranji 34.825 23,83 101,6
Gunung Sarik 20.342 13,92 101,9

24
Sungai Sapih 14.857 10,17 101,8
(Sumber: BPS Kecamatan Kuranji, 2021)

Dapat dilihat pada tabel 3 Jumlah Penduduk Kecamatan Kuranji menurut

Kelurahan dan perbandingan jenis kelamin di Kelurahan Anduring sebanyak

11.447, Lubuk Lintah sebanyak 9.199, Pasar Ambacang 17.748, Ampang

sebanyak 7.117 sebagai penduduk paling sedikit, Kalumbuk sebanyak 10.511,

ilmu ekonomi yang diterapkan untuk menganalisis pembentukan dan pemanfaatan

sumberdaya manusia yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Perubahan

ekonomi terjadi apabila kehidupan secara ekonomi mengalami perubahan.

Kegiatan ekonomi seseorang akan berbeda antara satu orang dengan orang yang

lainnya. diantara perubahan tersebut adalah jenis pekerjaan, dan gaji yang berbeda

sehingga membawa perbedaan tentang perubahan ekonomi. Misalnya pekerjaan

yang lebih baik dengan pendapatan yang lebih tinggi akan membawakan

kehidupan yang lebih baik lagi dalam ekonomi. Sehingga perubahan sosial

ekonomi adalah perubahan bermasyarakat yang dikarenakan unsur dari ekonomi

yang mengalami perubahan.

Korong Gadang sebanyak 20.035, Gunung Sariak sebanyak 20.342,

Sungai Sapih sebanyak 14.857, dan Kuranji 34.825 sebagai Kelurahan yang

memiliki jumlah penduduk menurut kelurahan dan perbandingan jenis kelamin

paling banyak.

Tabel II.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelurahan Di Kecamatan Kuranji Kota
Padang

No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Persentase

25
Penduduk
1 Anduring 11.477 7,89
2 Pasar Ambacang 17.748 12,15
3 Lubuk Lintah 9.199 6.30
4 Ampang 7.117 4,87
5 Kalumbuk 10.511 7,19
6 Korong Gadang 20.035 13,71
7 Kuranji 32.825 23,83
8 Gunung Sarik 20.342 13,92
9 Sungai Sapih 14.857 10,17
Jumlah 144.111

Berdasarkan tabel V dapat dilihat bahwa, jumlah penduduk Kecamatan

Kuranji tersebar di beberapa kelurahan yang meliputi, Kelurahan Kuranji

sebanyak 32. 825 jiwa, Kelurahan Gunung Sarik sebanyak 20. 342 jiwa, Dengan

demikian, Salah satu jumlah penduduk di Kecamatan Kuranji dengan tingkatan

terendah yaitu Ampang dengan jumlah penduduknya tepatnya hanya 7.117 jiwa.

2. Mata Pencaharian

Kelurahan Jenis

pekerjaan

Buruh Petani PNS Pedagang Lainnya

26
3. Pendidikan

Pendidikan lebih dari sekedar sebuah pengajaran yang dapat disebut

sebagai proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan keperibadian

dengan segala aspek yang dicakupnya. Pendidikan adalah elemen penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam usaha pembangunan.

Kemampuan baca tulis dianggap penting karena melibatkan sebuah proses

pembelajaran. Pendidikan juga merupakan sebuah aktivitas yang bertujuan untuk

tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh

setiap individu ataupun sebagai masyarakat dengan sepenuhnya.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat,

baik dalam kehidupan perseorangan maupun dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan

penduduk dalam menerima dan menerapkan suatu inovasi atau teknologi

baru dan berpengaruh pula dengan persepsi yang mereka kemukakan

terhadap sesuatu yang mungkin berbeda dengan keyakinan mereka selama

ini.sumber

Pendidikan juga berfungsi sebagai alat yang bisa mengembangkan

ekonomi dan memajukan teknologi. Hal ini bisa kita lihat dalan

kehidupan sehari-hari yaitu pola pikir yang berbeda antara orang yang

berpendidikan dengan yang tidak. Kemudian dalam hal pendapatan juga

demikian sebab orang yang berpendidikan lebih produktif Maka, bisa

27
dikatakan bahwa pendidikan sangat diperlukan dalam meningkatkan taraf

hidup dan sumber daya manusia dikemudian hari.

Dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia maka, sektor pendidikan menjadi garda

terdepan. Untuk itu Kecamatan Kuranji telah memiliki sekolah-sekolah yang

tersebar di Kelurahan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VI.
Jumlah SD,SMP,SMA di Kecamatan Kuranji

Jumlah Sekolah
No Desa/Kelurahan
SD/MI SMP/MTS SMA/MA
1 Anduring 6 1 -
2 Pasar Ambacang 10 3 1
3 Lubuk Lintah 3 - 3
4 Ampang 3 - -
5 Kalumbuk 6 - -
6 Korong Gadang 7 2 1
7 Kuranji 14 1 1
8 Gunung Sarik 4 2 1
9 Sungai Sapih 4 2 1
Jumlah 57 11 8
(Sumber:)

Berdasarkan tabel VI bahwa kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan

di Kecamatan Kuranji berguna untuk memberi kenyamanan bagi seluruh

masyarakat serta menjadi fasilitas keberlangsungan untuk menimba ilmu.

Fasilitasnya yaitu terdapat 57 SD/MI, 11 SMP/MTS dan 8 SMA/SMK/MA yang

ada di Kecamatan Kuranji Kota Padang.

28
Dengan cukupnya fasilitas pendidikan di Kecamatan Kuranji

membawa dampak baik bagi masyarakat Kecamatan Kuranji. Dimanan masyarkat

akan berlomba-lomba menempuh pendidikan sehingga ilmu pengetahuan

semakin berkembang dan hal ini juga berdampak baik untuk masyarakat

untuk mengembangkan usaha masyarakat Kecamatan Kuranji karena sudah

memiliki ilmu pengetahuan yang cukup luas untuk mengembangkan hasil

pertanian yang ada di daerahnya.

4. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan adalah keadaan sejahtera dan badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara soosial dan ekonomis. Sumber

upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang di lakukan pemerintah dan masyarakat.begitu juga dengan

masyarakat yang ada di Kecamatan kuranji yang peduli dengan kesehatannya

msaing-masing.

Sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Kuranji adalah rumah sakit

dan puskesmas. Rumah sakit di Kecamatan Kuranji berada tepat di Gunuang Sarik

Kuranji yang beroperasi selama 24 jam. Rumah sakit ini dilengkapi dengan

peralatan medis yang lengkap untuk pertolongan pertama.Sedangkan Puskesmas

di Kecamatan Kuranji didirikan di beberapa titik strategis yang mudah dijangkau

masyarakat. Puskesmas sendiri biasanya dibuka setiap hari sebagai sarana untuk

berobat.

29
Tabel VII.
Jumlah Sarana Kesehatan Desa/Kelurahan Kecamatan Kuranji

No Desa/Kelurahan Jumlah Sarana Kesehatan


Rumah Puskesmas Apotek Poliklinik
Sakit
1 Anduring - 1 2
2 Pasar Ambacang - 1 2 3
3 Lubuk Lintah - - 1 -
4 Ampang - - - -
5 Kalumbuk - - 1 2
6 Korong Gadang - - 1 -
7 Kuranji - 2 3 3
8 Gunung Sarik - - 1 1
9 Sungai Sapih 2 - 4 -
Jumlah 3 3 14 11
(Sumber: PS Kota Padang, PODES 2020)

Berdasarkan tabel bahwa kelengkapan sarana dan prasarana kesehatan di

Kecamatan Kuranji berguna untuk memberi kenyamanan bagi seluruh masyarakat

serta menjadi penolong pertama dalam hal kesehatan yang mendasar tanpa harus

pergi ke pusat kesehatan kabupaten. Fasilitas kesehatan terdapat 3 rumah sakit

yang semuanya berlokasi di Kelurahan Pasar Ambacang dan Kuranji, 14 Apotek

berlokasikan di Kelurahan Anduring, Pasar Ambacang, Lubuk Lintah, Kalumbuk,

Korong Gadang, Kuranji, Gunung Sarik, dan sungai sapih, serta 11 poliklinik di

Kelurahan Anduring,Pasar Ambacang, Kalumbuk, Kuranji, Gunung Sarik.

5. Sarana Peribadatan

Masyarakat Kecamatan Kuranji mayoritas adalah pemeluk agama Islam.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah rumah peribadatan di wilayah Kecamatan

Kuranji.

30
Tabel VIII.
Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan
Kuranji

No Desa/Kelurahan Jumlah Tempat Peribadatan


Masjid Langgar/Mushola Gereja Vihara
1 Anduring 9 15 - -
2 Pasar Ambacang 14 32 - -
3 Lubuk Lintah 6 12 - -
4 Ampang 5 7 - -
5 Kalumbuk 7 10 - -
6 Korong Gadang 12 13 - -
7 Kuranji 18 22 - -
8 Gunung Sarik 12 17 - -
9 Sungai Sapih 11 17
Jumlah 94 145 - -
(Sumber: )

Berdasarkan tabel bahwa kelengkapan sarana dan prasarana peribadatan

di setiap Kelurahan, Kecamatan Kuranji berguna untuk memberi kenyamanan

bagi seluruh masyarakat. Fasilitas peribadatan di dalamnya yaitu terdiri dari 94

masjid, dan 145 musholla yang tersebar di 9 kelurahan ataupun desa yang ada di

Kecamatan Kuranji.

C. Jenis Pertanian Masyarakat

Pada tahun 2020, sayur- sayuran semusim yang dihasilkan di Kecamatan

Kuranji yaitu cabai, kacang panjang, terung, ketimun, bayam, kangkung.

Kangkung merupakan komoditas dengan produksi terbesar yaitu 257,8 ton.

Tabel IX.
Produksi Sayuran di Kecamatan Kuranji (Ton), 2020

Jenis Tanaman Tahun

31
Bawang Merah -

Cabai 44,10

Kacang Panjang 41,90

Terung 162,40

Ketimun 32,00

Bayam 126,00

Kangkung 257,80

Dapat kita lihat dari tabel IX produksi sayuran yang paling banyak yaitu

kangkung, sebanyak 257,80 ton, dan untuk sayuran yang paling sedikit di lihat

pada ketimun, sebanyak 32,00 ton. Terlihat pada bawang merah tidak ada hasilnya

Berdasaarkan tabel IX bahwa Kecamatan Kuranji juga menghasilkan

tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan dengan produksi terbanyak adalah

Kelapa yang mencapai 66,61 Ton. Selanjutnya adalah Pala yang mencapai 53,5

ton, Karet 21,31 ton, Kulit Manis 9,25 ton, Pinang 8,26 ton, Kopi 5,5 ton, dan

Cengkeh 2,6 ton.

Kuranji memiliki lahan sawah seluas 3.728 ha. Produksi padi di Kuranji

tahun 2020 mencapai 20.709 ton. Tanaman pangan lain yang dihasilkan di

Kuranji yaitu ubi kayu dan kacang tanah. Produksi ubi kayu pada tahun 2020

sebesar 24 ton, sedangkan kacang tanah sebanyak 13 ton.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anggun, Teguh Gunung. “Mengembalikan Eksistensi Bengkuang Di Ranah

Minang.” Sumbarprov.Go.Id. Last modified 2016.

https://sumbarprov.go.id/home/news/9399-mengembalikan-eksistensi-

bengkuang-di-ranah-minang.

Arfyanto, Hafiz, Akhmad Ramadhan Fatah, Florischa Ayu Tresnatri, Arjuni

Rahmi Barasa, Shintia Revina, Rezanti Putri Pramana, Ulfah Alifia, et al.

“Studi Dampak Sosial-Ekonomi Pandemi COVID-19 Di Indonesia.”

Smeru.or.Id. Last modified 2020. Accessed July 5, 2022.

https://smeru.or.id/id/research-id/studi-dampak-sosial-ekonomi-pandemi-

covid-19-di-indonesia.

Azmillah, Nurani. “Kontribusi Pendapatan Usahatani Bengkuang Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Bakung Kecamatan Indralaya Utara

Kabupaten Ogan Ilir.” Universitas Sriwijaya, 2020.

Badan Pusat Statistik. “Agustus 2021: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

33
Sebesar 6,49 Persen.” Bps.Go.Id. Last modified 2021. Accessed February 12,

2022. https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/11/05/1816/-revisi-per-09-11-

2021--agustus-2021--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-6-49-

persen.html.

Badan Pusat Statistik Kota Padang. Kota Padang Dalam Angka 2007. Padang:

BPS Kota Padang, 2008.

———. Kota Padang Dalam Angka 2011. Padang: BPS Kota Padang, 2012.

———. Padang Dalam Angka 2005. Padang: BPS Kota Padang, 2006.

———. Padang Dalam Angka 2006. Padang: BPS Kota Padang, 2007.

Efendi, Doni Cahyo. “Analisis Efisiensi Usahatani Bengkuang (Pachyrrhizus

Erosus) (Studi Kasus Desa Nanggungan Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten

Kediri).” Universitas Muhammadiyah Malang, 2008.

Efendi, Windy Rahmat. “Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Bengkuang.”

Universitas Andalas, 2018.

Eliza, Ulva. “Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Bengkoang Di Kecamatan

Kuranji Padang 1990-2012.” Universitas PGRI Sumatera Barat, 2014.

Ferdiansyah & Santosa. “Budi Daya Tanaman Bengkuang (Pachyrhizus Erosus

L.) Di Kelurahan Situgede, Kota Bogor Cultivation of Yam Bean

(Pachyrhizus Erosus L.) Situgede Village, Bogor.” Jurnal Pusat Informasi

Masyarakat 2 (5) 2020, no. 5 (2020): 723–731.

34
Harian Haluan. “Petani Bengkuang Terus Berkurang Di Kota Padang.”

Harianhaluan.Com.

Kartodirjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.

Yogyakarta: Ombak, 2016.

Priyadi, Sugeng. Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Ombak,

2012.

Safri, Hendra. Pengantar Ilmu Ekonomi. Palopo: Kampus IAIN Palopo, 2018.

UNICEF. “Tanya-Jawab Seputar Coronavirus (COVID-19).” Unicef.Org. Last

modified 2020. Accessed July 5, 2022.

https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/tanya-jawab-seputar-

coronavirus?gclid=CjwKCAjwwo-

WBhAMEiwAV4dybYkFMP3pQhldExwC14nRdlavOD-

Qezv0kyaJYSP_btpdfl5M784I9RoCu2UQAvD_BwE#apaitunovelcoronavir

us.

Daftar Informan

No Nama Umur Alamat

1 Yusuf 65 tahun Simpang Akhirat

2 Nurfahmiwati 59 tahun Jl. Durian Tigo Batang

35
PEDOMAN WAWANCARA

1. Kenapa masyarakat di kecamatan kuranji memilih menanam bengkoang?

2. Apa kelebihan menanam bengkoang dari pada tanaman lainnya?

3. Apa ada perubahan setelah menjadi petani bengkoang?

4. Bagaimana kehidupan setelah bertani bengkoang?

5. Berapa luas tanaman bengkoang?

6. Berapa hasil panenn dalam 1 kali panen?

7. Berapa harga bengkoang yang dijual?

8. Kemana menjual hasil bengkoang?

9. Berapa penghasilan perbulan setelah bertani bengkoang?

10. Bagaimana pendidikan anak setelah bertani bengkoang?

11. Apakah hasil panen mencukupi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?

36

Anda mungkin juga menyukai