Anda di halaman 1dari 7

Omah Gedhang Wonokerto dan bangkitnya UMKM Lokal

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhit ini, sector perekonomian terutama yang berbasis
wisata di daerah Bandar Blado menggeliat, terlihat dengan banyaknya destinasi wisata dan
kuliner yang muncul seperti sikembang park, bukit tronggolasi yang sekarang sudah verubah
menjadi pinus park, forest kopi, saptowening, jiwalova dan lain sebagainya. Hal ini tidak bisa
di pungkiri karena salah satu fokus dari program pemerintah Kabupaten Batang saat ini
adalah pengembangan pariwisata utamanya Batang Bagian Selatan, karena batang bagian
utara akan di sulap sebagai kawasan industri. Dengan demkikian, akhirnya banyak
wisatawan yang datang setiap minggu baik dari dalam maupun luar daerah dan hal ini
tentunya membuka peluang ekonomi bagi masyarakat yang menjadi lintasan arah ke wisata.

Semangat menangkap peluang ekonomi ini sudah selayaknya dimiliki desa – desa
yang berada di jalur wisata untuk berbenah menyiapkan segala kebutuhanya dari membaca
peluang ekonomi sampai menyiapkan infrastruktur social, infrastruktur finansial,
infrastruktur rantai pasok produksi dan infrastruktur bangunan yang perlu di siapkan. Salah
satunya desa wonokerto.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis mencoba membaca peluang


UMKM yang dimiliki Desa wonokerto. Pertama, segi letak geografis, Desa Wonokerto
memiliki Luas wilayah mencapai 343,06 Ha dan terbentang memanjang di tengah desa - desa
di kecamatan Bandar menjadikan lokasi yang strategis di tambah Separuh dari jalan utama
pasar Bandar adalah bagian dari desa ini sehingga menunjang perekonomian masyarakat desa
karena dekatnya akses menuju pasar Bandar yang merupakan salah satu pasar tersibuk dari 3
pasar di Kabupaten Batang selain Pasar Limpung dan Pasar Batang. Salah satu yang menjadi
peluang adalah pengembangan UMKM Lokal. Pengembangan UMKM local selalu
terkendala masalah pemasaran, maka menciptakan pasar adalah hal yang layak untuk di
mulai, menengok sebagaian tanah hak milik desa yang terletak di dekat jalan provinsi seperti
di bawah anggrung sangat potensial untuk di kembangkan sebagai kawasan taman hijau
terbuka sebagai penopang UMKM local.

Yang kedua dari segi jumlah penduduk, dengan wilayah yang memanjang menjadi
salah satu kekuatan yang dimiliki desa ini, karena setiap pedukuhan memiliki karakteristik
yang berbeda. Dengan Pemukiman penduduk desa wonokerto memiliki luas 137,006 Ha dan
jumlah penduduknya mencapai 7845 orang tersebar di beberapa pedukuhan yang mana tiap
tiap pedukuhan memiliki karakteristinya masing-masing.. Wonokerto sebelah selatan
merupakan kawasan urban dengan ramainya kawasan ekonomi karena factor pasar. Sedang
wonokerto bagian utara lebih identik dengan masyarakat tradisi dan sebagian besar
perekonomianya bertumpu pada sector pertanian. Keduanya penya peluang yang sama –
sama besar. Sector UMKM perlu di genjot teruatama yang memenfaatkan produk local. Perlu
pendataan UMKM yang berpotensi kemudian di adakan pendampingan secara serius dari
produksi, pangemasan sampai pemasaran.

Kemudian yang ketiga adalah sector pertanian, Dengan luas lahan pertanian
mencapai 100 Ha, dan Tegalan/ ladang seluas 95.000 Ha, di perlukan penguatan dan
pendampingan kelompok-kelompok tani agar benar-benar berjalan melakukan inovasi-
inovasi di bidang pertanian dengan terus mengembangkan teknologi tepat guna yang di
padukan dengan sector ternak, perikanan dan lain sebagainya. Perlu juga untuk mendorong
petani-petani muda sebagai investasi masa depan, terutama mendorong pemuda untuk
percaya bahwa hidup di desa sudah bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Salah satunya
adalah soal pertanian pisang yang pangsah pasarnya menjanjikan di wilayah bandar batang.

Desa wonokerto terletak pada ketinggian 400 dari permukaan air laut yang termasuk
ke dalam dataran sedang. Kondisi iklim desa wonokerto menunjukan suhu udara rata-rata 26
derajat Celsius. Cuaca ini sangat cocok di tanam berbagai tanaman seperti tembakau padi
palawija (kacang-kacangan), kakao, karet, kelapa, kopi (robusta), tebu, jagung dan tanaman
holtikultura termasuk pisang yang menjadi varietas unggulan dalam beberapa decade kali ini.
Optimalisasi luasan lahan ini di perlukan sinergitas dengan kebutuhan masyarakat desa.

Kemudian salah satu misi bupati batang yang ingin membangun smart village yang
bisa menjembatani pengembangan potensi desa dan penciptaan wirausaha baru di Batang.
Menerjemahkan misi tersebut adalah dengan desa sudah waktunya memfokuskan diri pada
satu produk usaha sebagai branding desa. Hal ini tertuliskan dalam misi bupati yaitu one
village one product yaitu penguatan program dengan memfoksukan desa pada produk
tertentu.

Tiga hal tadi akan mempu membantu kita menganalisis peluang produk yang punya
peluang besar di desa wonokerto. Setelah diskusi panjang dan menghabiskan bergelas gelas
kopi, kita sepakat bahwa pisang merupakan produk yang sangat layak di kembangkan.
Mengingat pisang tidak hanya akan selesai pada buah nya saja, tetapi sejak daun sampai akar
sangat bisa diolah. Daun Pisang sangat bermanfaat sebagai bungkus makanan baik hidangan
langsung atau melalui pengukusan dan pembakaran. Buah pisang bisa di olah menjadi
berbagai makanan ringan sampai pada kulit pisangnya pun bisa di olah menjadi makanan.
Kemudian jantung pisang juga bisa di olah menjadi makanan. Banyak lagi yang bisa di
kembangkan dari pisang ini.

Mempertimbangkan jumlah lahan pertanian yang luas dan suhu yang cocok dengan
berbagai jenis pisang, jumlah penduduk yang mencapai 7000an, dan kondisi geografis yang
dekat dengan pasar Bandar yang memiliki pasar pisang terbesar di batang bahkan pasar
pisang tersibuk se jawa tengah (riset dari pak suharno) maka seperti wonokerto layak
menisbatkan diri sebagai desa pisang berdampingan dengan tombo yang sudah memiliki
identitas kopi nya.

Omah Gedang adalah gerakan yang dipilih menjadi motor gerakan pengembangan
pusat UMKM ini. Omah gedang merencanakan dari hulu hingga hilir. Hulu berawal dari
sosialisasi pembenihan pohon pisang belajar dari Pak Lasiyo Syaifudin (professor pisang dari
Yogyakarta yag sudah mengisi pelatihan hingga ke italia) kemudian penanaman pohon
pisang, metode perawatan dan pasca panen. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan
produk hasil panen, pakeching hingga pemasaran.

Memang benar, keripik pisang merupakan olahan yang sudah ada sejak lama. Namun,
jika dikreasikan lagi akan bisa menghasilkan olahan yang mampu menarik para peminat.
Pertama-tama kita membuat keripik pisang terlebih dahulu seperti biasa. Iris tipis pisang
kepok yang sudah dikupas. Kemudian, masukan kapur sirih ke dalam 1 liter air dan diaduk
rata. Rendam pisang selama satu jam. Tiriskan lalu letakkan pada wadah lain. Goreng pisang
dengan api sedang hingga berwarna kecemasan. Setelah itu angkat lalu tiriskan.

Untuk lelehan topping, siapkan coklat batang, coklat putih batang, keju, susu kental
manis, bubuk greentea. Coklat batang dipotong-potong kecil, lalu dilelehkan di atas mangkuk
yang diletakkan di tempat pengukuran dengan air mendidih. Tunggu hingga mencari, setelah
itu tuangkan di atas keripik pisang yang sudah dingin. Lakukan hal yang sama pada coklat
matcha. Untuk topping keju, hanya perlu diparut setelah itu diletakkan di atas keripik dan
diberi susu kental manis. Setelah selesai bungkus keripik pisang ke dalam plastik, lalu
distaples.

Manfaat yang diperoleh dari keripik pisang yaitu mencegah penyakit asma,
meningkatkan kesehatan otak, mencegah kanker, mencegah sembelit, dan anemia. Selain
manfaat bagi kesehatan, olahan Terbaru tersebut juga memiliki manfaat dapat menambah
kreativitas seseorang dalam mengkreasikan sesuatu. Serta dapat menambah nilai jual dan
menarik minat para pembeli.

Yang kedua keripik kulit pisang. Camilan berbahan kulit pisang yang tidak diketahui
banyak orang ternyata memiliki rasa yang enak dan cukup gurih. Tentunya, rasa dari kulit
pisang ini bisa membuat candu.untuk proses pembuatan homemade keripik kulit pisang ini
tidaklah rumit. Hanya butuh bahan dasar yaitu kulit pisang yang telah dipisahkan dagingnya.
Tapi perlu diingat bahwa, kulit pisang yang sudah dipisahkan dari daging pisang tersebut
tidak boleh lebih dari 4 jam.

Bahan-bahan yang diperlukan adalah Kulit pisang 200gram, Tepung terigu 250gram,
Tapioka 100gram, Beras 100gram, Mentega 1 sdm (sendok makan) dicairkan, Merica 1/2 sdt
(sendok teh), Ketumbar 1/2 sdt Dan Garam 1/2 sdt.Prosesnya tidaklah susah, karena pertama
olah dulu atau bersihkan dulu kulit pisang, setelah bersih di rebus, lalu haluskan dan di
campur ke adonan hingga membuat keripik.dari sinilah yang sebagian orang hanya di buang
ternyata bisa menjadi peluang usaha.

Pandemi saat ini sudah mulai surut, kedepan prediksi usaha wisata akan kembali pulih
dan naik. Banyaknya kedai kopi unggulan batang yang ada di wilayah Bandar adalah pangsah
pasar yang nyata untuk olahan pisang ini. Kemudian perdagangan lewat online menjadi
kalkulasi yang menjajikan. Keripik pisang dan keripik kulit pisang menjadi komoditi awal
yang bagus untuk pengembangan omah gedang kedepan.

Selain ramah lingkungan, bahan tersebut juga mudah didapatkan dan sangat
melimpah dan mudah di dapatkan dan tersedia di sekitar kita. Kita hanya perlu membuat
Kreasi yang lebih menarik daripada biasanya. Jika kita tidak mengolahnya, bahan-bahan
tersebut akan terjual sebagai bahan mentah dengan nilai yang sedikit. Inovasi adalah hal di
perlukan anak muda untuk mengembangkan potensi desa. keripik pisang dengan topping
lelehan coklat, keju, dan greentea akan menjadi beberapa komoditi UMKM yang
menjanjikan.

Berbicara soal pengembangn SDM, wonokerto punya peluang yang besar karena
memiliki penduduk sebesar 7845 orang. Wonokerto juga memiliki fasilitas umum desa
mencapai 10,0 Ha termasuk lembaga pendidikan. Salah satu hal menariknya wonokerto
memiliki lembaga pendidikan yang lengkap, dari dua Kelompok Bermain, tiga taman kanak
kanak, 2 Sekolah dasar dan 1 madrasah ibtidaiyyah, 1 Madrasah Tsanawiyah sampai 1
Madrasah Aliyah. Di pendidikan non formal terdapat lembaga TPQ, dua Madrasah diniyah,
pondok pesantren, perpusdes sampai bimbel pengembangan bakat minat Omah Sinau.
Pengembangan sumberdaya manusia sangat mutlak di butuhkan desa dengan masyarakat
dengan jumlah besar. Namun di sini di perlukan sinergitas dari berbagai sector.

Penulis berpandangan jika ada forum dimana setiap masing-masing lembaga duduk
bersama untuk menyepakati pengembangan SDM generasi penerus Desa yang kemudian dari
masing-masing lini dan tingkatan memiliki tanggung jawab agar pendidikan di desa
terintegrasi satu sama lain, baik dari jenjang PAUD sampai SLTA maupun sekolah dengan
lingkungan, maka kedepan akan terbentuk generasi yang memiliki kepekaan social karena
apa yang di ajarkan sekolah tidak berjarak dengan apa yang ada dilingkunganya termasuk
soal pengembangan gerakan desa pisang ini. Sehingga lulusan dari pendidikan yang
terintegrasi desa akan memiliki rasa bangga menjadi anak desa dan muncul kepedulian
terhadap pengembangan desa. Ini sangat penting apalagi jika menyoal masa depan pertanian
desa dan pengembangan UMKM local. Maka sudah sepatutnya, kurikulum sekolah juga
terdapat pendidikan masyarakat desa seperti pertanian, peternakan dan UMKM yang salah
satunya bisa di dorong pada pemahaman tentang pisang dan pengolahanya dengan trintegrasi
lewat omah gedang. Ruang muatan lokal yang ada di sekolah adalah bagian strategis untuk
membangun sinergitas tersebut dengan menambahkan materi sejarah desa, pengembanghan
desa dan potensi desa. Tiap jenjang di sesuaikan dengan tingkat kepahamanya sampai pada
soal inovasi desa juga dengan inovasi pisang. Hal sederhana lain yang bisa di mulai adalah
dengan saling memberikan akses untuk mengikuti ekstrakurikuler yang juga pada
pengembangan tata boga atau koprasi sekolah maupun yang lainya yang berkaitan dengan
nalar kewirausahaan. Dan hal ini harapanya ada sinergitas antara apa yang ada di sekolah
dengan masyarakat maupun pemuda desa. Selain sebagai sarana komunikasi sekolah dengan
masyarakat, hal ini juga sebagai upaya menjembatani pengembangan skill masyarakat desa
dan siswa sekolah.

Pemasaran lain yang menjanjikan adalah Pemandian Bandar Ecopark yang terletak di
tanah desa wonokerto juga menjadi potensi yang tidak bisa di nafikan. Di perlukan semacam
kerjasama saling menguntungkan dengan pemerintah kabupaten batang melalui dinas
pariwisata selaku pengelola wisata tersebut. Sharing ide gagasan serta modal pengembangan
adalah bagian strategis mengingat Bandar ecopark sudah menjadi destinasi unggulan di
Batang. Omah gedang bisa menjadi salah satu edukasi wisata yang bisa di kembangkan.
Edukasi tani pisang sampai pada pemasaran bisa di tawarkan menjadi paket wisata edukatif
yang menarik dipasarkan di bandar ecopark.
Demikian analisis dari kami, semoga impian dari kami tentang pengembangan
UMKM trintegrasi demi kemajuan desa bisa terpenuhi. Saat ini kami sedang fokus
pengembangan dari sector hulu lewat pertanian pisang yang di kelola oleh lembaga pertanian
omah sinau. Kedepan sekmen garapan lain pada sector produksi paska panen dan pemasaran
akan menjadi projek serius demi bangkitnya UMKM local di era industri.

Belajar Ke Jogjakarta Bersama Pak Lasiyo Syaifudin Selaku Professor Pisang.

Pengurus Muda Perpustakaan yang belajar pengembangan produk


Paasar Pisang Di Area Pasar Bandar

Anda mungkin juga menyukai