Anda di halaman 1dari 21

KARYA ILMIAH REMAJA

“Mengolah Talas Menjadi Produk Pangan Modern Sebagai Upaya Penguatan


Perekonomian di Kabupaten Ngada.”

Dibuat oleh Kelompok 8 :

 BENEDICTIN MELISA NDERHA


 ANDREA PAULINA MAU NONO
 CLAUDIA RENALDI NARU

SMANEGERI1BAJAWA

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan berkat-
Nya, kami dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan tema "perekonomian" yang berjudul
"Mengolah Talas Menjadi Produk Pangan Modern Sebagai Upaya Penguatan Perekonomian
Di Kabupaten Ngada". Konsep ini dibuat sebagai kampenye edukasi mengenai upaya
pemanfaatan komoditas pangan lokal yakni, talas dalam bentuk produk yang menarik minat
pengusaha dan pembeli hingga laris di pasaran.

Penyelesaian karya tulis ini juga bersumberkan beberapa referesnsi, seperti internet,
buku, data Dinas Ketahanan Pangan Ngada dan pengetahuan yang kami miliki seputar ini.
Tak lupa pula, kami mengucapkan limpah terima kasih kepada Narasumber,teman-teman dan
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Selain itu, kami pun menyadari adanya kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, segala bentuk dukungan baik berupa kritik dan saran sangat kami harapkan, sebagai bahan
evaluasi kami. Kami juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mengolah dan memanfaatkan keberadaan komoditas pangan berbasis lokal
khususnya Talas di kabupaten Ngada.

Bajawa,1 Februari 2023

Tim Penulis

ABSTRAK
Di Kabupaten Ngada, Talas merupakan sumber pangan lokal yang dapat kita jumpai
dengan mudah, baik yang di budidayakan maupun yang tumbuh liar. Talas memiliki nilai gizi
yang tinggi dan harga yang relatif murah. Selama ini pengolahan talas masih sangat
sederhana yaitu hanya direbus, dibakar atau digoreng saja. Oleh karena itu, rasanya tidak
cukup menggiurkan hingga kurang diminati masyarakat, nilai jual talas dipasaran pun relatif
rendah. Bahkan talas dalam jumlah banyak sering digunakan sebagai sumber pakan ternak.
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah mensosialisasikan upaya penguatan kualitas
perekonomian Kabupaten Ngada melalui pemanfaatan produk modern dengan bahan baku
berbasis lokal yaitu talas. Selain itu, juga dijelaskan bagaimana olahan talas yang baik,
olahan lezat apa saja yang mudah dibuat dari talas sehingga memiliki harga jual yang tinggi
di pasaran, dan lapak atau media apa saja yang dapat digunakan untuk mempromosikan
olahan talas tersebut. Keberadaan talas yang mudah dijumpai ditambah biaya produksi yang
murah tentu akan sangat memberikan dampak signifikan bagi penguatan perekonomian di
Kabupaten Ngada

ABSTRACT
In Ngada Regency, taro is a local food source that we can easily find, both cultivated
and wild-grown. Taro has a high nutritional value and a relatively low price. So far, taro
processing is still very simple, namely only boiled, burned or fried. Therefore, the taste is not
tempting enough to be less attractive to the public, the selling value of taro in the market is
relatively low. Even taro in large quantities is often used as a source of animal feed.
The purpose of this scientific work is to socialize efforts to strengthen the quality of the
economy of Ngada Regency through the use of modern products with locally based raw
materials, namely taro. In addition, it is also explained how good taro preparations, what
rezat preparations are easy to make from taro so that it has a high selling price in the market,
and what stalls or media can be used to promote the taro preparations. The existence of taro
that is easy to find plus low production costs will certainly have a significant impact on
strengthening the economy in Ngada Regency.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….…..i
ABSTRAK …………....................................................................ii
DAFTAR I ………………………………………………………iv

BAB 1 : PENDAHULUAN…….……………………………………..……1
A.LATAR BELAKANG……………………………………………….1
B.RUMUSAN MASALAH…………………………………………….3
C.TUJUAN PENELITIAN……………………………………………..3

BAB 2 : PEMBAHASAN…….………………………………………..…..5
A.PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER PEREKONOMIAN…...5
B.SEJARAH DAN FENOMENA TALAS…………………………...7
C.PENGOLAHAN TALAS MENJADI PRODUK……………….….9
D.PASAR PROMOSI DAN DAYA TARIK KONSUMEN…………16

BAB 3 : PENUTUP…………….……………………………………….…17
A.KESIMPULAN………………………………………………….….18
B.SARAN…………………………………………………………...…18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..……………..18
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Pertanian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi


perekonomiann di Indonesia, karena sebagian besar penduduknya
mempunyai mata pencaharian bercocok tanam. Kabupaten Ngada
sebagai salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi NTT
dengan 12 Kecamatan, 16 Kelurahan, dan 135 Desa.Daerah Ngada
sangat kaya akan komoditi pangan lokal, antara lainnya seperti
jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang dijadikan
sebagai bahan pangan.Tanaman talas merupakan salah satu umbi-umbian minor (kurang
popoler) yang kaya akan Karbohidrat, Protein, Vitamin C, Kalsium, Fosfor, Zat besi dan serat.
Rasa dasar talas yang gatal, cenderung membuat pengolahan talas sebatas direbus, digoreng
atau dibakar. Keberadaan talas sebagai tanaman sampingan, pun kerap dijadikan pakan
ternak. Talas dengan bahasa gaul Taro, dapat dijadikan berbagai olahan lezat yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Mengolah talas menjadi produk pangan modern dapat
menjadi salah satu upaya penguatan perekonomian di Kabupaten Ngada.

Pakar botani LIPI Made Sri Prana, seperti dikutip dalam


laman biotek.lipi.go.id, menyatakan, “Talas merupakan plasma
nutfah yang penting karena merupakan salah satu jenis ubi-
ubian asli Indonesia dan sudah teruji serta terbukti beradaptasi
dengan baik”.

Pakar botani LIPI Made Sri Prana, seperti dikutip dalam laman biotek.lipi.go.id,
menyatakan, “Talas merupakan plasma nutfah yang penting karena merupakan salah satu
jenis ubi-ubian asli Indonesia dan sudah teruji serta terbukti beradaptasi dengan baik”.
Talas adalah salah satu sumber karbohidrat nonberas dan nonterigu yang murah dan
mudah didapat. Nutrisi terbanyak dalam talas adalah karbohidrat berupa pati yang mencapai
77,9 % dari bobot talas. Kandungan amilopektinnya tinggi, itu sebabnya umbi talas pulen dan
lengket seperti ketan. Talas juga mengandung protein lebih banyak dari singkong atau ketela.
Selain mengandung karbohidrat dan protein, talas juga mengandung vitamin C, kalsium,
fosfor, zat besi, dan serat.
Rasa dasar talas adalah sedikit manis dan agak pedas. Umbinya bila diiris akan
mengeluarkan getah yang licin dan menyebabkan rasa gatal di lidah. Ini disebabkan
kandungan kalsium oksalat pada umbi talas. Senyawa kalsium oksalat tidak larut dalam air,
sehingga sering tertinggal di talas walau sudah dicuci bahkan direbus atau digoreng.
Talas secara umum digunakan sebagai makanan ringan seperti keripik atau getuk talas
(Purwono dan Purnamawati, 2007). Banyak yang belum menyadari bahwa talas berpotensi
menghasilkan uang. Talas sebagai bahan penelitian telah banyak menghasilkam produk,
misalnya umbi talas dapat diolah menjadi pati talas. Pati umbi talas dapat dimanfaatkan lebih
lanjut sebagai bahan baku industri makanan seperti kripik, biskuit, cookies, dan lain-lain. Pati
umbi talas dapat menghasilkan produk yang lebih awet karena daya mengikat airnya yang
lebih tinggi (Richana, 2012).
Kabupaten Ngada merupakan salah satu daerah penghasil talas, baik itu dibudidaya
maupun yang tumbuh liar. Keberadaan talas sebagai sumber daya alam asli Ngada, sebetulnya
bisa ikut berperan penting dalam memajukan perekonomian kabupaten Ngada. Pengolahan
talas menjadi pangan modren menjadi salah satu solusinya. Adanya perkembangan jaman
membuat umbi talas dapat dijadikan berbagai makanan enak yang nilai jualnya tinggi di
pasaran. Karena mudah dijangkau, biaya produksinya pun jelas lebih murah. Dapat kita ambil
contoh, tanaman talas selama ini menjadi ikon kota Bogor. Pasalnya, tanaman ini terkenal
sebagai bahan dalam olahan kue sejenis bolu atau brownis yang kemudian dijual di gerai-
gerai oleh-oleh yang biasa dibeli oleh wisatawan jika hendak berkunjung ke Bogor.
Pemerintah Ngada bisa mulai mensosialisasikan cara mengolah talas dengan baik, dan
makanan-makanan apa saja yang laku dipasaran dan bisa memajukan perekonomian daerah
Ngada. Tujuan masalah ini diangkat adalah mengurangi dan menyelamatkan jumlah talas
yang masyarakat kita sering buang atau gunakan sebagai pakan hewan, serta memberikan
kesempatan kepada masyakarat Ngada untuk berinovasi, melalui pangan local. Selain
mensosialisasikan, Perintah Ngada khususnya Dinas Ketahanan Pangan harus memfasilitasi
atau mengadakan seminar juga membuka cabang hasil pangan modren dari talas yang mampu
memikat minat masyarakat Ngada untuk mengolah talas sebagai sumber ekonomi. Karena
masyarakat Ngada cenderung meniru dari pada sekedar mendengarkan sosialisasi
semata.ngan lokal.
Maka dari itu, karya ilmiah dengan tema "perekonomian" yang berjudul "Mengolah Talas
Menjadi Produk Pangan Modren Sebagai Upaya Penguatan Perekonomian Di Kabupaten
Ngada". diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah dan
memanfaatkan keberadaan komoditas pangan berbasis lokal khususnya talas di Kabupaten
Ngada hingga laris dipasaran.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang sudah dijelaskan maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Apa saja jenis Talas yang dikonsumsi atau dijual dipasaran Ngada?
2. Apa kontribusi pangan lokal khususnya talas terhadap perekonomian Kabupaten
Ngada?
3. Mengapa pemanfaatan umbi talas kurang optimal?
4. Bagaimana teknik yang benar untuk mengolah talas menjadi produk
pangan modern?
5. Apa saja produk olahan umbi talas yang dapat di produksi?

6. Apa saja prospek atau peluang pengembangan talas ke depannya sebagai

pangan local?

7. Apa saja media atau lapak yang dapat digunakan untuk memproduksi

olahan modern talas?

8. Bagaimana daya tarik konsumen terhadap produk pangan modern dibuat?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui jenis talas yang di konsumsi atau di jual dipasaran Ngada.

2. Mengetahui kontribusi pangan lokal khususnya talas terhadap perekonomian

Kabupaten Ngada.

3. Mengetahui alasan pemanfaatan umbi talas kurang optimal.

4. Mengetahui teknik yang benar untuk mengolah talas menjadi produk pangan

Modern.

5. Mengetauhi apa saja produk olahan umbi talas yang dapat diproduksi.
6. Mengetahui prospek atau peluang pengembangan talas kedepannya sebagai pangan
local.
7. Mengetahui media atau lapak yang dapat digunakan untuk memproduksi olahan
modern talas.
8. Mengetahui daya tarik konsumen terhadap produk pangan modern yang dibuat

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pangan Lokal sebagai Sumber Perekonomian

Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber
daya yang terbatas dan menyalurkannya kedalam berbagai individu atau kelompok yang ada
dalam suatu masyarakat. Tujuan sistem ekonomi pada setiap negara sama, yakni untuk
kemakmuran dan kesejahtraan masyarakat, mencapai kestabilan ekonomi, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi serta dapat meratakan pemerataan pendapatan diantara berbagai
golongan dan lapisan masyarakat.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sumber Daya Alam
adalah salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Sumber Daya
Alam sendiri terdiri dari Sumber Daya Alam non hayati dan hayati. Contoh Sumber Daya
Alam Non Hayati adalah bahan tambang, air, dan panas bumi. Sedangkan, maksud sumber
daya alam hayati adalah semua makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroba yang
ada di muka bumi ini.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena sebagian besar penduduknya
mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Indonesia memiliki
lahan seluas lebih dari 31 juta hektar yang telah siap tanam, dimana sebagian besar lahan
tersebut dapat ditemukan di Pulau Jawa. Dapat diambil kesimpulan bahwa pertanian adalah
sektor penting di Indonesia.
Bukan lagi rahasia umum bahwa harga bahan mentah di pasaran lebih murah dibanding
harga jual setelah diubah menjadi produk. Maka, upaya peningkatan kesadaran terhadap
penguatan kualitas ekonomi masyarakat Indonesia harus dilakukan. Begitu banyak cara yang
telah dilakukan pemerintah untuk mencapai kebijakan tersebut, salah satu strateginya sering
ditempuh adalah mendirikan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan pada lokasi-
lokasi produksi.
Kabupaten Ngada merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Nusa
Tenggara Timur, yang diapit oleh dua kabupaten yakni Kabupaten Manggarai Timur dan
Kabupaten Nagekeo, dengan dikelilingi kawasan pegunungan yang mempunyai kondisi jenis
flora dari tumbuhan pepohonan yang cukup rapat. Wilayah Kabupaten Ngada sebagian besar
beriklim muson tropis (Aw) dan sebagian kecil lainnya beriklim
Kabupaten Ngada kaya akan komoditi pangan berbasis lokal. UU Nomor 18 Tahun 2012
tentang pangan mendefinisikan pangan lokal sebagai pangan yang dikonsumsi oleh
masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Ngada memiliki beragam
pangan lokal yang berpotensi sebagai sumber pangan alternatif dan perlu dikembangkan
untuk mendukung ketahanan pangan antara lain seperti jagung, kacang-kacangan, dan umbi-
umbian yang dijadikan sebagai bahan pangan.
Tanaman talas-talasan merupakan salah satu tanaman umbi-umbian minor yang dapat
digunakan sebagai tanaman pangan. Jenis tanaman ini tidak menuntut syarat tumbuh yang
khusus, artinya dapat tumbuh dimana saja. Keberadaan talas sebagai sumber daya alam asli
Ngada, sebetulnya bisa ikut berperan penting dalam memajukan perekonomian kabupaten
Ngada.
Pengolahan talas menjadi pangan modren menjadi salah satu solusinya. Adanya
perkembangan jaman membuat umbi talas dapat dijadikan berbagai makanan enak yang nilai
jualnya tinggi di pasaran. Karena mudah dijangkau, biaya produksinya pun jelas lebih murah.

A. Sejarah dan Fenomena Talas

1.Sejarah Talas

Gambar 1 :Talas Awal Mula


Melansir dari buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat”
oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher, talas berasal dari
daerah di Asia Tenggara.Tanaman talas juga dikenal dan sudah ditanam pada abad pertama di
China. Konon, selama beradab-abad lamanya, talas menjadi bahan makanan pokok di
beberapa daerah Asia. Talas diperkirakan sudah dibudidayakan sejak 7.000 tahun yang lalu.

Talas punya banyak nama lokal. Secara umum, talas biasa dikenal sebagai taro, old
cocoyam, eddo, dan dasheen. Di Indonesia sendiri, talas memiliki banyak nama lokal di
antaranya bolang atau taleus (Sunda), kladi, tales, candung (Bali), dan uju bima (Flores).

2.Fenomena Talas

Talas, keladi, atau seratah (Colocasia esculenta L) adalah tumbuhan penghasil umbi-
umbian yang cukup penting. Talas merupakan salah satu sumber karbohidrat nonberas dan
nonterigu yang murah dan mudah didapat. Nutrisi terbanyak dalam talas adalah karbohidrat
berupa pati yang mencapai 77,9 persen dari bobot talas. Kandungan amilopektinnya tinggi, itu
sebabnya umbi talas pulen dan lengket seperti ketan. Talas juga mengandung protein lebih
banyak dari singkong atau ketela. Selain mengandung karbohidrat dan protein, talas juga
mengandung vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi, dan serat.

Kabupaten Ngada merupakan salah satu daerah penghasil talas, baik itu dibudidaya
maupun yang tumbuh liar. Keberadaan talas sebagai sumber daya alam asli Ngada, bisa ikut
berperan penting dalam memajukan perekonomian kabupaten Ngada. Pengolahan talas
menjadi pangan modren menjadi salah satu solusinya. Menurut data Dinas Ketahanan Pangan
Ngada, jenis talas yang tumbuh atau dibudidayakan di Ngada adalah jenis talas lokal atau
sejenis talas bogor. Dari Pemerintah Provinsi NTT pun, pernah memberikan bibit talas ungu
untuk dilakukan pengembangan di Langa namun, produksinya belum nampak atau masih
sangat minim.
Sebelumnya, kontribusi talas untuk Perekonomian daerah Ngada pernah diupayakan
melalui program pengolahan talas menjadi 3 produk yakni Mie talas (Mie Tale), Makaroni
talas (Ma Tale), dan Beras talas (Be Tale). Program ini merupakan kerja sama antara Dinas
Ketahanan pangan dan Lembaga Penelitian, di Semprong, Tanggerang. Untuk membuat 3
produk berbahan dasar talas tersebut, didatangkan satu alat berat atau ekstruder dengan 3 jenis
pencetak berbeda. Produk ini pernah didemostrasikan saat Hari Pangan Sedunia (HPS) dan
diterima dengan baik oleh konsumen. Namun sayangnya, ditengah perjalanan usaha ini gagal
atau menurut hasil wawancara Ibu Veronika R. N. Kleden sebagai pegawai Dinas Ketahanan
Pangan Ngada produksi tersebut mengalami "Mati Suri". Artinya untuk sekarang talas sebagai
salah satu pangan lokal Ngada 'belum ada kontribusi bagi perekonomian Ngada'. Kegagalan
ini disebabkan oleh kelompok yang melakukan produksi bukan dari kelompok tani melainkan
didominasi oleh produksi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tidak berfokus pada
produksi atau dengan kata lain hanya sekedar penasaran dan mencuri ilmu. Tidak hanya itu,
pemanfaatan umbi talas yang kurang optimal disebakan masyarakat Ngada yang kurang
edukasi mengenai fungsi dan gizi talas. Jika tidak diolah dengan benar, talas memiliki banyak
getah (gum) yang dapat membuat seseorang merasakan gatal pada lidah maupun
kerongkongan saat memakannya. Maka dari itu banyak orang takut untuk mengolah talas. Di
Kabupaten Ngada talas atau keladi pun, dijadikan tanaman sampingan yang dalam jumlah
banyak, umum digunakan untuk memberi pakan hewan.

A. Pengolahan Talas Menjadi Produk Pangan Modern

Data menunjukkan sekitar 10% penduduk dunia mengkonsumsi talas, namun sebagian
besar hanya digunakan sebagai makanan ringan (Setyowati dkk, 2007). Di Indonesia bagian
timur, talas berkontribusi sebanyak 64% dari konsumsi total makanan dan sebagai tambahan
keuangan sebesar 48% (FAO, 2018). Talas secara umum digunakan sebagai makanan ringan
seperti keripik atau getuk talas (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Rasa gatal pada umbi talas berasal dari getahnya. Getah umbi talas mengandung zat
kalsium oksalat. Zat tersebut sebenanya tak menyebabkan masalah serius pada tubuh manusia
jika terkonsumsi. Cuma memang rasa gatal yang ditimbulkannya kadang membuat umbi talas
jadi kurang nikmat dikonsumsi. Cara menghilangkan rasa gatal pada umbi talas sebenarnya
cukup mudah. Cara pertama adalah lapisi tangan dengan plastik atau sarung tangan karet agar
getah talas tidak menempel pada tangan saat kita mengupasnya. Cara ini tak hanya membuat
tangan bebas gatal tetapi juga lebih bersih dan higienis. Kemudian, potong lalu lumuri
permukaan umbi talas dengan garam. Lalu gosok-gosok permukaannya sampai getahnya
hilang. Cara ini juga bisa membuat gatal pada talas berkurang. Rendam dalam larutan garam
bila getah masih banyak yang menempel. Agar talas bisa benar-benar bersih dan bebas gatal,
pastikan untuk mencuci dan bilas umbi talas sampai bersih sebelum diolah.

Talas sebagai tanaman sampingan yang bisa menambah nilai ekonomi, dapat dibuat
menjadi berbagai produk pangan modren yang menarik minat pengusaha dan pembeli hingga
laris di pasaran. Berikut merupakan resep mengolah talas yang juga dikenal dengan taro
menjadi beberapa produk pangan modren yang cocok di lidah masyarakat Bolu talas Ngada:

(1.)Bolu Talas

Gambar 2 : Bolu Talas

Bahan-bahan:

- 150 gr Gula Pasir - 20 gr Maizena

- Pewarna Makanan Kuning - 3 Butir telur

- Pasta Talas Ungu - 1 sdt SP

- Butter Cream - 65 ml santan + Air 20 ml

- Keju parut - 80 gr Terigu

- Umbi talas
Cara membuatnya:

1. Kukus talas yang telah dibersihkan selama 30 menit, dan haluskan kemudian sisihkan
sampai dingin.

2. Campurkan telur dengan gula pasir dan SP. Kemudian mixer sampai adonan putih, kental
dan berjejak selama 10 menit dengan kecepatan tinggi.

3. Jika sudah putih berjejak, tambahkan tepung terigu dengan cara diayak, talas yang sudah
dihaluskan. Aduk sampai adonan tercampur rata.

4. Lalu masukkan tepung maizena dengan diayak, masukkan juga garam dan aduk kembali.
Mixer dengan kecepatan rendah sambil ditambahkan santan dengan cara bertahap.

5. Bagi adonan menjadi dua sama rata. Beri pewarna kuning dan ungu.

6. Tuangkan adonan kuning ke dalam loyang yang sudah diolesi margarin. Hentakkan adonan
supaya udara di dalamnya keluar. Kemudian kukus selama 10 menit.

7. Jika sudah 10 menit, tuangkan adonan kedua dan kukus kembali selama 20 menit sampai
matang.

8. Jika sudah matang, angkat loyang dan keluarkan bolu dari loyang.

9. Olesi dengan buttercream dan taburi dengan keju parut.

(2.)Taro kukis

Gambar 3 : Taro Kukis


Bahan-Bahan:

- 450 gr margarine - 20 ml susu cair - Umbi talas

- 150 gr gula halus - Pasta talas atau taro secukupnya

- 500 gr tepung terigu rendah - 10 gr bubuk talas atau taro

- 120 gr tepung maizena - kelapa instan (taburan)

Cara membuatnya:

1. Kukus talas yang telah dibersihkan selama 30 menit, dan haluskan kemudian sisihkan
sampai dingin.

2. Kocok margarin dan gula halus cukup sampai rata aja.

3. Kemudian masukkan susu cair, tepung terigu, maizena dan adonan talas serta pasta talas
mixer sampai rata.

3. Setelah rata dan disemprotkan ke loyang. Panggang selama 30 menit.

(2.) Taro milk boba

Gambar 4 : Taro Milk Tea Boba


Bahan-bahan:

- 2 sdm bubuk taro - Boba

- Air panas - Es batu

- Gula pasir dan gula merah - Umbi talas

Cara membuat:

1. Kukus talas secukupnya, campurkan dengan tepung tapioka dan air mendidih, ulen adonan
dan membentuk bulatan-bulatan kecil, kemudian rebus boba dengan gula merah.

2. Seduh bubuk taro dengan air panas. Aduk sampai tidak ada yang menggumpal lalu
tambahkan gula pasir dan gula merah sesuai selera.

3. Apabila mau disajikan dingin, tambahkan es batu.

4. Tambahkan boba sebagai toppingnya.

(3.)Taro puding

Gambar 5 : Taro Pudding

Bahan:

- 1 bungkus agar-agar plain - Air putih

- 1 kaleng susu kental manish - Umbi talas

- 2 1/2 sdt taro powder dilarutkan dengan air hangat


Cara membuat:

1. Kukus talas secukupnya, dinginkan dan belender talas hingga halus.


2. Siapkan panci, masukkan susu kental manis, air putih, agar-agar plain dan larutan taro
powder serta adonan talas lalu aduk rata.
3. Nyalakan api, aduk-aduk terus sampai didih.
4. Angkat, lalu tuangkan ke cetakan puding, dinginkan.

Bolu, kukis, boba dan puding hanya sedikit contoh dari banyaknya produk modern yang
dapat diolah berbahan dasar talas. Sembari menunggu upaya Dinas Ketahanan Pangan Ngada
membangkitkan kembali Mie tale, Ma tale, dan Be tale. Keterbatasan alat, tidak akan
mengurangi gairah atau semangat mengupayakan penguatan perekonomian di Kabupaten
Ngada. Kita dapat memanfaatkan resep-resep sederhana diatas untuk menjadikan talas sebagai
tanaman sampingan yang mempunyai nilai jual atau nilai ekonomi. Ide produk talas modern
ini sangat cocok untuk ibu rumah tangga ataupun pengusaha kuliner seputaran Ngada.Artinya,
Ngada punya peluang atau kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh sebuah
keuntungan dari pengolahan talas sebagai produk modren. Tinggal bagaimana caranya
pemerintah terlebih Dinas Ketahanan Pangan menyadarkan masyarkat dengan berbagai upaya
untuk memanfaatkan produk modern sebagai nilai tambah ekonomi.

Pemerintah harus bisa mencari target yang sudah pasti akan tertarik dengan ide tersebut.
Ibu-ibu PKK Kabupaten Ngada atau Pembinaan Kesejahteraan keluarga yang merupakan
suatu organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan kesejahteraan Indonesia, bisa menjadi salah satu target Dinas Ketahanan
Pangan. Pemberdayaan ibu-ibu PPK Ngada dalam mengolah hasil pangan lokal berupa umbi
talas dengan kreasi kekinian, atau dengan mengubah bahan makanan yang merakyat menjadi
produk menarik serta menambah nilai ekonomi.

Kegiatan pemberdayaan ini bisa diawali dari mensosialisasikan tujuan mengapa masalah
ini diangkat, cara mengolah talas dengan baik, produk-produk apa saja yang menarik dan laku
dipasaran yang tentu bisa memajukan perekonomian daerah Ngada kemudian juga dilakukan
praktek mengkreasiskan umbi talas menjadi olahan modern. Untuk mendukung atau
menunjang kerja sama antara Dinas Ketahanan Pangan dan Ibu-ibu PKK, Pemerintah bisa
memfasilitasi tempat, peralatan dan berbagai kebutuhan. Pun agar, kegiatan ini berkembang
dan punya kontribusi untuk menyadarkan masyarakat Ngada pentingnya talas sebagai
tanaman sampingan yang menambah nilai ekonomi, Dinas Ketahanan Pangan yang bekerja
sama dengan Ibu-ibu PKK harus membuka cabang hasil kreasi pangan modren dari talas,
sehingga mampu memikat minat masyarakat Ngada untuk mengolah talas sebagai sumber
ekonomi. Karena masyarakat Ngada cenderung meniru dari pada sekedar mendengarkan
sosialisasi semata. Jika sudah memiliki bukti, mulailah turun ke desa-desa, kecamatan atau
kelurahan untuk mengajak lebih banyak masyarakat guna memanfaatkan talas. Ketika sudah
banyak pembuktian, pasti banyak pengusaha kuliner atau kaum awam yang akan mencoba
atau ikut berinovasi untuk membuat olahan talas menjadi nilai jual dipasaran.

D.Pasar Promosi dan Daya Tarik Konsumen

Setelah berhasill menghasilkan berbagai olahan dari talas, diperlukan promosi sehingga
pelanggan bisa mengenal produk yang dijual. Dalam hal ini, pelanggan bisa berasal dari
Ngada ataupun luar Ngada. Pemerintah harus mengupayakan berbagai cara untuk menjadikan
produk talas sebagai icon Kabupaten Ngada. Dapat kita ambil contoh, tanaman talas selama
ini menjadi ikon kota Bogor. Pasalnya, tanaman ini terkenal sebagai bahan dalam olahan kue
sejenis bolu atau brownis yang kemudian dijual di gerai-gerai oleh-oleh yang biasa dibeli oleh
wisatawan jika hendak berkunjung ke Bogor.

Seperti yang kita ketahui Kabupaten Ngada menyimpan berbagai destinasi wisata di
NTT yang sangat mengagumkan. Kabupaten Ngada memiliki potensi yang besar di bidang
pariwisata. Hingga kini, pemerintah setempat terus berbenah dalam memperbaiki objek wisata
tersebut guna menarik minat wisatawan lokal maupun asing. Dari hal tersebut, pemerintah
juga dapat manfaatkan tempat Pariwisata sebagai salah satu pasar promosi hasil olahan talas
menjadi produk modern. Jika dikemas dengan baik, pasti akan menarik perhatian para
wisatawan, baik turis dalam negeri ataupun luar negeri. Otomatis, ketika rencana ini berhasil
di lapangan maka, produk talas modern juga ikut berkontribusi dalam penguatan
perekonomian Kabupaten Ngada.

Adapun berbagai cara untuk memasarkan produk-produk tersebut. Di dewasa ini


sekarang, banyak perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan.Diharapkan pemerintah
mendukung penuh usaha Dinas Ketahanan Pangan bersama Ibu-ibu PKK, pelaku kuliner yang
ikut mengolah talas untuk mampu memasarkan produk olahan umbi talas secara luas melaui
digital marketing, ataupun media cetak seperti koran dan artikel, serta media informasi juga
edukasi, dan lain-lain sehingga talas disorot oleh masyarakat sebagai tanaman sampingan
yang mempunyai nilai ekonomi.

Menurut hasil penelitian daya tarik konsumen terhadap hasil olahan talas modern yakni
bolu, baik dari luar sekolah ataupun di dalam lingkungan sekolah, kami berhasil mendapatkan
reaksi yang mengejutkan dari para konsumen. Rata-rata semua konsumen, enggan percaya
bahwa kue yang dikonsumsi mereka merupakan salah satu olahan dari talas. "Ini kayak bolu
pada umumnya, tapi kayak ada rasa yang baru, tapi enak!" ujar salah satu siswi SMA Negeri 1
Bajawa. Artinya kesadaran masyarakat Ngada mengenai pemanfaatan talas menjadi nilai
ekonomi mash sangat minim atau belum merata.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberadaan Talas sebagai sumber daya asli alam Ngada yang mempunyai nilai gizi tinggi
dapat ikut berperan penting dalam perekonomian kabupaten Ngada. Hal ini dilakukan dengan
cara pengolahan talas menjadi produk pangan modern yang menarik minat baik masyarakat
Ngada maupun orang luar.
B. Saran

Pada penelitian ini disarankan Pemerintah Ngada khususnya Dinas Ketahanan Pangan tidak
hanya memberi kampanye edukasi melainkan langsung turun ke desa-desa maupun
kecamatan atau kelurahan dengan membawa bukti olahan sehingga jika ada pembuktian,
kaum awam maupun pengusaha kuliner ikut berinovasi untuk membuat olahan talas menjadi
nilai ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

1. .https://id.m.wikipedia.org/wiki/Talas
2. https://www.briliofood.net/resep/17-resep-olahan-talas-lezat-dan-mudah-dibuat-
1909232.html
3. https://www.liputan6.com/hot/read/4646156/cara-membuat-latar-belakang-makalah-
yang-baik-dan-benar
4. https://www.alodokter.com/mari-ketahui-segudang-manfaat-talas-bagi-kesehatan
- :~:text=Talas%20juga%20merupakan%20salah%20satu,agar%20kadar
%20kolesterol%20tetap%20normal
5. https://www.kompasiana.com/pengejalangit/586de398f37e617c077d52dc/hatihati-
memakan-talas - :~:text=Namun%2C%20talas%20juga%20memiliki%20banyak,juga
%20bisa%20gatal%20dan%20melepuh
6. https://www.gramedia.com/best-seller/makanan-khas-bogor/

Anda mungkin juga menyukai