Anda di halaman 1dari 10

“Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang (Musa paradisiaca) dalam pembuatan Nata De Banana

Sebagai Upaya Cerdas Untuk Menambah Nilai Ekonomis Kulit Pisang dan Mengurangi
Pencemaran Alam Dalam Masyarakat”

1) Introduction :
Pisang atau yang dikenal dengan Bahasa latin (Musa Paradisiaca) merupakan salah satu buah
yang paling terkenal dan paling sering dikonsumsi di Masyarakat khususnya di daerah
Tropis. Pisang sendiri berasal dari jenis kelompok Musaceae. Buah ini tersusun dalam tandan
dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang
memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, walaupun demikin ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan
merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
Pisang bisa disebutkan sebagai buah kehidupan. Kandungan kalium yang cukup banyak
terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan
memperlancar pengiriman oksigen ke otak. Pisang telah lama akrab dengan masyarakat,.
Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-
tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan
eksistensinya untuk memberikan manfaatkan kepada manusia. Filosofi tersebutlah yang
mendasari penggunaan pohon pisang sebagai simbol niat luhur pada upacara pernikahan di
beberapa suku tertentu di Indonesia. Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak
mengandung humus memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di wilayah beriklim tropis
seperti Indonesia,Malaysia,Thailand, Vietnam dan Filipina.

Pisang mempunyai banyak manfaat yaitu dari mulai mengatasi masalah kecanduan rokok
sampai untuk masalah kecantikan seperti masker wajah, mengatasi rambut yang rusak dan
menghaluskan tangan. Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang
secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi
daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalor Kandungan
gizi yang terdapat dalam pisang antara lain: mineral, vitamin,karbohidrat, serat, protein,
lemak, dan lain-lain. Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis
roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai
cadangan energi. Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia
dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat
dengan banyaknya manfaat pisang inilah banyak orang-orang yang mengkonsumsi buah
tersebut.
Manfaat buah pisang memang sudah diketahui secara luas baik dari segi kelezatan ataupun
kandungan gizi di dalamya. Namun,banyak orang tak mengetahui bahwa Kulit Pisang yang
selama ini dianggap sebagai limbah rumah tangga ternyata banyak sekali manfaat yang tak
kalah dengan buah pisang itu sendiri. Hasil peneltian tim Universitas Kedokteran Taichung
Chung Shan, Taiwan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi
mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain itu kulit pisang juga
kaya vitamin B6, dan banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk
menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga
retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina(Rosdiana dan Rina, 2009).
Banyak orang-orang beranggapan bahwa kulit pisang hanyalah limbah semata yang tak
memiliki fungsi apapun dan acapkali menganggap bahwa Kulit pisang sebagai limbah
pencemar lingkungan. Padahal dengan kandungan yang ada di dalamnya kita dapat
memanfaatkan dan mengolah limbah kulit pisang menjadi berbagai macam hal. Satu
diantaranya yang dapat kita lakukan dengan limbah kulit pisang adalah mengolahnya menjadi
Nata de Banana yang biasanya kita campur dalam minuman sehari-hari dengan bantuan
miikroorganisme bernama Acetobacter xylinum.
Nata sendiri adalah sebuah serat berbentuk jel seperti agar-agar bewarna putih hingga bening
dan bertekstur kenyal yang biasa dimanfaatkan sebagai hidangan penutup berupa minuman.
Awalnya Nata sendiri berasal dari Negara Flipina yang dibuat melalui proses Fermentasi Air
Kelapa. Pada masyarakat umunya kita mengenal Nata yang terbuat dari ail kelapa kita
mengenalnya dengan nama Nata de Coco. Nata de coco sendiri di produksi secara luas di
berbagai negara khususnya negara yang beriklim tro pis seperti Indonesia,
Malaysia,Vietnam,Thailand and Filipina.. Nata de Coco digemari oleh orang-orang dari
segala jenis usia karena rasanya yang enak dan kaya akan nutrisi. Namun, sayangnya tak
banyak yang tahu bahwa kita dapat mengganti air kelapa itu sendiri untuk membuat Nata
menggunakan Kulit Pisang yang hasilnya akan memiliki rasa dan tekstur yang sama bahkan
kandungan gizi yang lebih baik dan tentunya biaya yang lebih murah. Kita dapat mengganti
Nata de Coco menjadi Nata de Banana. Nata de Banana ini sendiri masi sangat jarang ditemui
di Pasaran dan tentunya hal ini akan menjadi daya Tarik sendiri bagi Masyarakat untuk
mencobanya dan menjadi alternative pengganti Nata de Coco yang selama ini beredar sebagai
bentuk varian dan inovasi baru dalam Masyarakat guna meningkatkan nilai ekonomis kulit
pisang itu sendiri.
2) Research Problem
Di Wilayah beriklim tropis seperti Asia Tenggara terdapat berbagai jenis tanaman pisang
yang tumbuh. Kita semua tahu bahwa buah pisang itu lezat rasanya. Sebagian besar orang
hanya tahu bahwa pisang yang dapat dimakan hanya buahnya saja, dan kemudian membuang
kulitnya dan acapkali orang membuang kulit pisang sembarangan. Sebagai gambaran umum,
jika kita amati banyak sekali sektor usaha kecil yang menjual jajanan dari bahan dasar buah
pisang seperti Pisang Goreng, tapi dari berbagai sektor usaha kecil tersebut masih jarang yang
memanfaatkan kulit pisang untuk diolah menjadi makanan yang memiliki nilai ekonomis.
oleh karena itu dari pada kulit pisang dibuang sebagai sampah yang tidak bermanfaat, dan
nantinya akan menjadi sumber Limbah Rumah Tangga yang akan menyebabkan kerusakan
lingkungan lebih baik jika kulit pisang tersebut dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku
pembuatan Nata de Banana yang bernilai ekonomis dan juga memiliki nilai komersil.
Pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai Nata de Banana adalah cara yang tepat untuk
mengolah limbah kulit pisang karena tak hanya sebagai upaya mengurangi limbah
pencemaran alam tapi juga dapat membantu menambah nilai ekonomis kulit pisang dalam
Masyarakat dan membuka lapangan pekerjaan baru. Berdasarkan hasil pengamatan
pembuatan nata dari kulit pisang memiliki peluang pasar yang baik, karena di pasaran masih
sangat jarang dijumpai nata yang berbahan dasar kulit pisang. Pembuatan produk nata
berbahan dasar kulit pisang ini juga tidak memerlukan dana yang terlalu besar, karena bahan
dasar yang digunakan mudah untuk didapat dan harganya juga tidak terlalu mahal. Produk
Nata de Banana ini sangat profitable karena produk ini masih jarang dijumpai di pasaran.
Limbah kulit pisang cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Banana. Nata
de Banana merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata de Banana adalah makanan
yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi
kesehatan dalam membantu pencernaan. Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Banana
juga menjadi alasan yang kuat sebagai pertimbangan Nata de Banana sebagai makan diet.
Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna
putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar sama halnya seperti Nata de Coco yang kita
kenal selama ini. Dengan penampilan tersebut maka Nata de Bana sebagai makanan desert
memiliki daya tarik yang sama dengan Nata de Coco. Dari segi ekonomi produksi Nata de
banana menjanjikan nilai tambah. Pembuatan Nata yang diperkaya dengan vitamin dan
mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini. Dalam kulit pisang terdapat berbagai
nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Banana. Nutrisi yang terkandung
dalam kulit pisang antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain
Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor)
merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata
(Acetobacter xylinum).
Adanya gula sukrosa dalam kulit pisang akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai
sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya
adalah selulosa yang membentuk Nata de Banana. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba
(growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya
mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam
metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk menghasilkan selulosa.

Untuk memanfaatkan kulit pisang menjadi Nata de Banana, maka dibutuhkan keahlian dan
strategi untuk mensosialisasikan produk yang akan dihasilkan agar diterima di masyarakat.
Hal itulah yang mendorong kami ingin membuat minuman nata berbahan dasar kulit pisang
yang sangat jarang ada di pasaran saat in dan mengoptimalkan Nilai ekonomis Kulit pisang
yang jarang diperhatikan sebagai sumber ekonomi dalama masyarakt dan sebagai upaya
dalam rangka mengurangi limbah rumah tangga yang semakin meningkat di dunia yang
dimana jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan lingkungan seperti Banjir,Polusi
Air,Tanah dan Udara.
3) Purpose and Objectives

Tujuan dari Proyek Inovasi ini adalah sebagai upaya untuk menambah nilai Ekonomis kulit
pisang yang selama ini dianggap tidak berguna dan dianggap sebagai sampah oleh
Masyarakat serta mengurangi pencemaran Lingkungan yang diakibatkan oleh menumpuknya
Limbah Rumah tangga seperti (Kulit Pisang,Nanas dan Durian). Proyek Inovasi ini juga
bertujuan untuk mengajarkan dan mensosialisasikan kepaada masyarakat Untuk membuat
Nata de Banana dan menjadikan Nata de Banana sebagai alternative pengganti Nata de Coco
yang sudah mainstream sebagai sector bisnis yang menguntungkan. Dengan menggunakan
kulit pisang tentu saja biaya yang dikeluarkan akan lebih murah buah dari pisang nya dapat
kita manfaatkan dalam bisnis seperti Pisang Goreng lalu Kulitnya kita manfaatkan dalam
pembuatan Nata de Banana.
Objektif Projek Inovasi ini :
i. Menggalakan Masyarakat supaya berani berinovasi dalam berbisnis dengan
memanfaatkan limbah kulit pisang
ii. Memanfaatkan Limbah kulit pisang yang selama ini dianggap sebagai sampah dan
tidak berguna menjadi produk yang bermanfaat
iii. Mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan pembuangan limbah rumah
tangga seperti (Kulit Pisang,Durian dan Nanas)
iv. Menjadi perintis dalam dunia Kuliner dengan Inovasi Nata de Banana
v. Mempromosikan serta Mensosialisasikan mencintai Pisang sebagai Buah Lokal
vi. Membantu Pemerintah dalam menggalakan dan mensosialisasikan Ekonomi
kreatif dengan membuat peluang sector bisnis baru
vii. Membantu pemerintah mengurangi angka kemiskinan dengan membuka peluang
kerja dalam sector bisnis yang baru
4) Literature Review
Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Klasifikasi buah pisang, manfaat serta
kandungan dan komposisi yang ada pada Kulit Pisang lalu pengenalan dengan bakteri
Acetobacter xylinum yang akan kita gunakan dalam pembuatan Nata de Banana serta
pengenalan dengan Nata itu sendiri.

4.1 Klasifikasi Pisang


Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari Kawasan Asia dan tersebar
luas di Spanyol,Italia, Indonesia,Malaysia Amerika dan bagian dunia yang lain.
Tumbuhan pisang menyukai daerah alam yang terbuka yang cukup sinar matahari, cocok
untuk tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas
permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tanaman yang tidak memiliki
batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah-
pelepah yang mengelilingi poros lunak Panjang, Batang pisang yang sebenarnya terdapat
pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah.
Pisang memiliki klasfikasi sebagai berikut :
Tabel 4.1 Klasifikasi Pisang
Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Liliopsida

Ordo Zingiberales

Famili Musaceae
Genus Musa

Species Hyibrida

Sumber : www.iptek.net.id
4.2 Berbagai Manfaat Kulit Pisang
1. Dapat membersihkan jerawat
Kulit pisang sangat bermanfaat bagi kecantikan karena kulit pisang mengandung vitamin B,
vitamin C, vitamin B6, magnesium, zat besi, fosfor, dan kalium yang berfungsi untuk
menghilangkan jerawat.
Kandungan antioksidan dan antijamur yang terdapat pada kulit pisang juga dapat
menghilangkan minyak berlebih serta dapat mengatasi iritasi dan perasaan gatal pada kulit
yang berjerawat sehingga dapat mempercepat penyembuhan serta dapat menghilangkan
bekas jerawat.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan manfaat ini adalah dengan mengambil kulit
pisang yang masih kuning lalu gosok-gosokkan pada muka.
Jika kulit pisang sudah menghitam, ambil kulit pisang yang baru dan ulangi lagi menggosok
wajah seperti langkah awal.
Lakukan penggosokan selama 10 menit dan setelah digosok, biarkan wajah selama 30-60
menit lalu bilas wajah. Cara seperti ini dapat dilakukan setiap hari hingga noda jerawat yang
tampak kemerahan mulai memudar serta jerawat tidak muncul kembali.
2. Memutihkan gigi
Selain membersihkan wajah agar terhindar dari gangguan jerawat, kulit pisang juga dapat
dimanfaatkan untuk kecantikan gigi. Kulit pisang terbukti mampu memutihkan gigi.
Kandungan mangan, magnesium, dan potasium dalam kulit pisang yang memiliki peran
dalam membantu gigi agar terlihat lebih putih. Kandungan tersebut memutihkan lapisan
email pada gigi.
Jadi tidak perlu repot pergi ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi agar terlihat putih.
Cukup gunakan cara alami untuk mendapatkan gigi putih alami. Selain efektif, dengan
memanfaatkan kulit pisang akan terhindar dari penggunaan zat kimia untuk memutihkan gigi.
Cara memanfaatkan kulit pisang untuk menjadi pemutih gigi, yaitu dengan menggosokkan
bagian dalam kulit pisang dengan gerakan melingkar seperti sikat gigi selama dua hingga
lima menit. Lalu bersihkan gigi dengan cara menggosok gigi seperti biasanya. Lakukan cara
ini selama 1-2 minggu untuk mendapatkan hasil yang optimal.
3. Wajah Cerah Berseri Alami
Memiliki wajah sehat berseri adalah dambaan setiap orang. Caranya sangat mudah, cukup
gunakan kulit pisang sebagai masker. Tidak perlu repot dengan membeli alat kecantikan yang
mahal harganya, juga melakukan perawatan di dokter kecantikan.
Gunakanlah cara alami ini untuk mendapatkan wajah berseri alami. Bagaimana caranya?
Cukup mudah saja, gosokkan bagian dalam kulit pisang pada seluruh permukaan wajah
sebelum tidur secara merata.
Gunakan masker seperti biasa lalu biarkan selama semalaman. Kemudian ketika bangun,
cucilah wajah anda menggunakan air hangat. Ingat, anda harus menggunakan kulit pisang
yang segar. Kulit pisang yang masih baru dikupas dari buahnya agar mendapatkan hasil yang
maksimal dan terbaik.
4. Mengobati luka
Selain untuk kebersihan dan kecantikan, kulit pisang juga memiliki manfaat untuk kesehatan.
Kulit pisang terbukti mampu mengobati luka pada tubuh. Luka cedera terutama bagian lutut
dapat diobati dengan memanfaatkan kulit pisang.
Jadi tidak usah menggunakan antiseptik berbahan kimia untuk mengobati luka. Cukup
gunakan kulit pisang sebagai penyembuh luka alami. Caranya dengan menggosokkan kulit
pisang yang masih baru dikupas pada bagian yang mengalami luka. Biarkan selama beberapa
saat. Setelah akan terlihat efek dari penyembuhan luka yang dilakukan oleh kulit pisang ini.
6. Pencegah memar dan iritasi kulit
Dalam kulit pisang terkandung mineral serta antioksidan alami yang sangat membantu
dalam peremajaan kulit dan mengobati iritasi maupun luka memar pada kulit bagian luar.
Hal ini tentu akan sangat bermanfaat. Cara penangan memar dan iritasi kulit
menggunakan kulit pisang ini sangat mudah. Cukup dengan menempelkan kulit pisang
pada area yang memiliki memar atau iritasi.
Biarkan selama 1 malam hingga pagi menjelang, setelah itu bilas dengan air bersih. Anda
tentu akan mendapati memar dan iritasi hilang karena efek dari kulit pisang yang
menyembuhkan.
7. Pelindung kulit dari bahaya sinar UV
Selain semua manfaat yang disebutkan tadi, kulit pisang masih mempunyai manfaat lain
untuk mata. Kulit pisang mengandung zat yang dapat digunakan sebagai pelindung mata
dari bahaya sinar ultraviolet.
Caranya  dengan menjemur kulit pisang selama beberapa saat. Kemudian gosokkan kuli
pisang pada area kelopak mata. Penggunaan seperti ini akan membantu mata agar
terhindar dari bahaya terpapar sinar ultra violet. Selain itu penggunaan secara rutin juga
membantu menurunkan resiko untuk terkena penyakit katarak.
8. Mengobati psoriasis
Penderita psoriasis dapat memanfaatkan kulit pisang sebagai obat alami. Psoriasis adalah
penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya sisik keperakan dan tambahan warna
merah serta perih atau gatal.
Apabila sisik ini digaruk akan menyebabkan bintik pendarahan yang cukup sakit. Cara
mengatasi penyakit ini dengan menggunakan kulit pisang sebagai olesan pada area yang
terkena psoriasis.
Anda cukup mengoles atau menggosokkan kulit pisang pada area tersebut secara merata.
Efek pertama yang akan terjadi adalah munculnya warna kemerahan pada kulit, namun
lama kelamaan warna tersebut akan mereda atau menghilang dengan sendirinya. Ternyata
kulit pisang mampu mengatasi penyakit kulit yang berbahaya seperti psoriasis.
9. Mengobati migrain atau sakit kepala
Sakit kepala dan migrain tentu akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit ini
biasanya menyerang secara tiba-tiba dan membuat seseorang malas beraktivitas. Namun
kulit pisang dapat mengatasi permasalahan itu semua. Kulit pisang bermanfaat untuk
mengatasi sakit kepala dan migrain.
Caranya bagaimana? Dengan menumbuk kulit pisang lalu tempelkan pada dahi. Caranya
sangat mudah dan sederhana dan lakukan terus hingga sakit kepala menghilang.
Ya, mungkin dengan membeli obat pereda nyeri kepala akan lebih praktis, namun apa
salahnya kita memanfaatkan kulit pisang yang lebih alami dibanding obat pereda nyeri
kepala.
10. Sebagai antidepresi
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh para pakar di Amerika, disebutkan
bahwa meminum kulit pisang hangat dengan cara dijus akan dapat meredakan emosi.
Dalam kulit pisang terkandung triptofan yang dapat memperbaiki suasana hati dengan
cara meningkatkan kadar serotonin. Serotonin ini bertanggung jawab dalam
menyeimbangkan antara emosi dengan mood seseorang.
Oleh karena itu, jika merasa depresi atasi dengan mengonsumsi jus kulit pisang yang
terbukti mampu meredakan emosi dan mood.

4. 3 Kandungan dan Komposisi Kulit Pisang


Kandungan gizi pada kulit pisang tidak kalah banyaknya dari buah pisang. Kandungan
gizi yang tedapat pada kulit pisang per 100 gram antara lain:
 Karbohidrat = 50 g
 Lemak = 2,11 g
 Protein = 0,32 g
 Kalsium = 715 mg
 Fosfor = 117 mg
 Zat besi = 1,60 mg
 Vitamin B = 0,12 mg
 Vitamin C = 17,50 mg
 Air = 68,90 g
CUY YANG INI BUATKAN TABEL YE KAYA YANG DIATAS RAPIHKAN
BUAT TABLE!!!
Berdasarkan uraian kandungan gizi di atas, sangat disayangkan jika kandungan sebanyak itu
hanya dinikmati oleh ternak dan bakteri pengurai.
Dengan kandungan gizi sebanyak itu seharusnya manusia dapat memanfaatkan kulit pisang
untuk dijadikan produk asupan nutrisi bagi tubuh.
4.4 Acetobacter xylinum
Prose pembentukan selulosa pertama kali diteliti oleh Adrian Brown pada tahun 1886.
Dia meneliti dalam sebuah wadah fermentasi, lapisan agar2 terbentuk pada permukaan
fermentasi. Analisa lebih lanjut dari lapisan film yang dibentuk oleh material tersebut
adalah selulosa. Kemudian dia menemukan bahwa organisme yang dapat membentuk
selulosa tersebut adalah Acetobacter xylinum.
Acetobacter xylinum adalah bakteri aerob yang termasuk kedalam family
Acetobacteracea. Dalam wadah, bakteri ini menghasilkan selulosa dalam bentuk lapisan
tipis yang dikenal sebagai pelicle. Pelicle biasanya menutupi seluruh permukaan dari
medium yang terbuka. Selulosa memungkinkan sel bakteri terperangkap di dalam pelicle
untuk mencapai permukaan medium dimana terdapat suplai oksigen berlebih. Pelicle
selulosa melindungi sel bakteri dari sinar ultraviolet, menarik koloni substrat seperti buah,
membantu mempertahankan kelembapan untuk mencegah pengeringan substrat untuk
waktu yang lama dibawah kondisi yang tepat, pengurangan suplai oksigen dapat membuat
produksi pelicle menjadi lebih tipis.
Sumber : http://www.agrotekno-lab.com/2015/04/karakteristik-dan-pemanfaatan-
bakteri.html
Gambar 4.3 Acetobacter xylinum
Selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum memiliki beberapa keunikan
yang tidak dimiliki oleh selulolsa lainnya yang berasal dari tumbuhan ataupun dari kapas.
Keunggulannya adalah kemurnian yang tinggi, sangat hidrofil, sangat padat saat
membentuk selulosa.
Selulosa yang dihasilkan adalah selulosa murni tanpa adanya lignin atau materia lainnya,
berbeda dengan selulosa yang dihasilkan oleh tumbuhan Acetobacter xylinum dapat
memproduksi selulosa dari berbagai macam variasi sumber karbon. Umumnya sumber
karbon yang biasa digunakan adalah glukosa,sukrosa,fruktosa, ethanol dan gliserol.
Perbedaan substrat sangat fleksible tergantung dari tempat dan fasilitasnya. Contohnya
seperti saat terdapat banyak gula dan air kelapa yang melimpah ruah yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembuatan Nata de Coco yang kita kenal selama ini.
Kelebihan dari bakteri Acetobacter xylinum adalah laju pembentukan selulosa dari
organisme ini lebih cepat empat puluh kali jika dibandingkan dari pembentukan selulosa
dari tumbuhan kapas. Pada proses pembentukan selulosa oleh bakteri Acetobacter
xylinum membutuhkan glukosa atau sumber organic lainnya, sedangkan pembentukan
selulosa pada tanaman kapas membutuhkaan CO2 untuk proses fotosintesis.
Kita dapat menggunakan bakteri Acetobacter xlinum dalam proses pembuatan Nata de
Banana dengan cara mengembangbiakan bakteri tersebut menggunakan pupuk ZA
(Amominum Sulfate) dan Asam Cuka. Asam cuka dan pupuk ammonium sulfate ini
nantinya akan berfungsi sebagai media hidup bagi bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri
ini membutuhkan nitrogen dari pupuk ZA dan keasaman dari cuka. Acetobacer xylinum
iniilah yang nantinya akan membentuk nata.
4.5 Nata
Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan
berwarna putih (luthana:2008). Awalnya Nata sendiri berasal dari Negara Flipina yang
dibuat melalui proses Fermentasi Air Kelapa. Pada masyarakat umunya kita mengenal
Nata yang terbuat dari ail kelapa kita mengenalnya dengan nama Nata de Coco. Nata de
coco sendiri di produksi secara luas di berbagai negara khususnya negara yang beriklim
tro pis seperti Indonesia, Malaysia,Vietnam,Thailand and Filipina.. Pembentukan nata
terjadi karena proses pengambilan glukosa yang ada pada larutan gula oleh Acetobacter
xylinum. Glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor
(penciri nata) pada membran sel. Prekursor ini kemudian diekskresikan keluar sel dan
terjadi polimerisasi oleh enzim polymerase membentuk selulosa. Dalam pertumbuhan,
bakteri pembentuk nata dipengaruhi oleh beberapa faktor; antara lain tingkat keasaman
medium, suhu fermentasi, lama fermentasi, sumber nitrogen, sumber karbon, dan
konsentrasi starter.
Sumber karbon dapat digunakan gula dari berbagai macam jenis seperti glukosa, sukrosa,
fruktosa, ataupun maltose dan untuk mengatur pH digunakn asam asetat.
Bakteri Acetobacter xylinum akan merubah gula pada medium menjadi selulosa.
Acetobacter xylinum dapat merubah 19% gula menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk
dalam media tersebut berupa benang-benang yang bersama-sama polisakarida
membentuk jalinan yang terus menerus menebal menjadi lapisan nata.

Sumber :
https://brilicious.brilio.net/minuman/6-cara-membuat-nata-de-coco-enak-dan-praktis-
191023r.html
Gambar 4.5 Contoh Produk Nata yaitu Nata de Coco
5) Methodology

Anda mungkin juga menyukai