Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

STUDI LAPANG INDUSTRI PERTANIAN

Disusun Oleh :

1. Wahyu Puji Lestari_E1G020051


2. Sapna Syarifah Damanik_E1G020063
3. Awang Prazuhri_E1G020099
4. Hamidah Sari Madonna_E1G020101
5. Asmo Syaril Putra_E1G020103

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1 Kajian teori............................................................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................................8
GAMBARAN INDUSTRI...............................................................................................................8
3.1 SEJARAH DAN KEPEMILIKAN USAHA............................................................................8
3.2 TATA LETAK PROSES PRODUKSI.....................................................................................8
3.3 TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA....................................................................8
3.4 PENGEMASAN DAN SISTEM PEMASARAN.....................................................................9
BAB IV.........................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................................9
4.1 Alat dan Bahan :....................................................................................................................9
4.2 Pembahasan...................................................................................................................10
BAB IV KESIMPULAN...............................................................................................................12
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
4.2 saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat-NYA penulis
dapat menyelesaikan dan menyusun makalah dengan judul peralatan sortasi pada jeruk siam dan
peralatan sortasi pada padi dan ,makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah mesin dan
peralatan industry.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada mbah sajak yang
sudah membantu dalam hal produksi tempe pada umkmnya, terimakasih kepada aris wibisono
dkk dalam hal pelaksanaan dalam pengambilan data saat di umkmnya. Terutama dosen kami Tuti
tutuarima Yang sudah menjelaskan materi tentang pemanfaatan mikroorganisme pada bidang
industry pangan.
Penulis menyadari dalam penulisan terdapat kekurangan dan penyusunan makalah ini
belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang
banyak.

Bengkulu, 13 Oktober 2021

Kelompok …………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia dikenal sebagai negara pertanian sejak dahulu kala, dikarenakan
Negara Indonesia memiliki tanah yang luas untuk ditanami berbagai jenis tanaman. Dengan
potensi alam yang sangat melimpah, tanah yang subur, serta iklim yang cukup mendukung
merupakan modal yang sangat medukung bagi keberhasilan pembangunan pertanian. Jenis
tanaman yang ditanam di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai tanaman kehutanan,
perkebunan, pangan serta hortikultura. Di dalam macam-macam tanaman hortikultura di
dalamnya terdapat tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, rempah-rempahan atau tanaman obat
dan ada juga tanaman aromatik.
Salah satu buah-buahan yang ada yaitu jeruk kunci. Jeruk kunci atau kalamansi (Citus
Microcarpa) adalah jeruk yang mempunyai rasa asam dan agak pahit, jeruk kunci juga
merupakan suatu buah yang mudah rusak (perishable), sehingga jeruk kunci perlu adanya
treatment untuk buah ini agar dapat mempertahankan masa simpannya. Di kalangan masyarakat
pemanfaatan pada jeruk kunci ini hanya digunakan sebagai salah satu bahan masakan.
Penambahan jeruk kunci pada masakan akan membuat citra rasa asam. Ketersediaan bahan
baku jeruk kunci ini sangatlah banyak, dengan harga yang terjangkau. Jeruk kunci memilki
kandungan vitamin C nya yang cukup tinggi (Fang, 2001).
Jeruk kunci yang juga merupakan suatu buah yang mudah rusak (perishable), sehingga
dengan adanya treatmen untuk buah jeruk kunci ini supaya dapat

1.2. Tujuan
1. Untuk meningkatkan kemampuan produsi komersial
2. Untuk meningkatkan kreatifitas dan ninovatif pengembangan produk dari hasil

penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jeruk Kalamansi (Inggris: calamondin atau calamansi; Melayu: limau kesturi) adalah jenis
buah jeruk yang berkembang pesat di Bengkulu, berbau harum, dan memiliki rasa yang asam
ketika sudah masak, dan pahit ketika masih mentah. Jeruk Kalamansi memiliki dua jenis yang
biasanya dibedakan dari warna kulitnya, yaitu jenis yang disebut dalam nama ilmiah (Bahasa
Latin) Citrofortunella microcarpa berwarna kuning kehijauan atau seperti gradasi, ada bagian
yang kuning lalu beberapa tempat ada yang hijau dan yang kedua, yang disebut Citrofortunella
mitis biasanya memiliki warna kuning mencolok. Jeruk ini telah ada di seluruh Asia Tenggara,
terutama di Tiongkok dan Filipina. Jeruk Kalamansi ditemukan banyak berkembang di Tiongkok,
bagian Swatow. Orang Tiongkok meyakini bahwa keberadaan jeruk Kalamansi membawa
keberuntungan sebuah rumah, oleh karena itu mereka juga menanamnya di rumah (Anonim).

Jeruk Kalamansi dapat menjadi bahan baku aneka produk olahan. Di Kota Bengkulu Jeruk
Kalamansi baru dijadikan bahan baku Sirup Kalamansi. Kualitas Sirup Kalamansi ditentukan
oleh banyak faktor, antara lain usia buah, jenis gula pasir, penyimpanan, cara pemerasan, dan
kemasan. Bahan baku Sirup Kalamansi diperoleh dari buah yang tidak terlalu matang. Warna
buah masih didominasi dengan warna hijau dan sedikit kekuning-kuningan (Rahman Said. 2011).

Jeruk Kalamansi dirancangkan sebagai produk unggulan di Bengkulu karena tingginya


daya jual dan cepatnya masa produksi buah, yaitu enam bulan setelah masa tanam. Pada bulan
Januari 2011, Jeruk Kalamansi menjadi produk perdana dalam program "satu desa satu produk".
Jeruk Kalamansi diperkenalkan oleh Yayasan Baptis ± 15 tahun yang lalu dan sudah
dikembangkan oleh Koperasi Kultura Kalamansi di daerah Bumi Ayu, Kelurahan Surabaya dan
daerah Air Sebakul. Saat ini, setidaknya sudah ada lima industri pembuat Sirup Kalamansi di
Bengkulu dengan merek masing-masing (lihat tabel). Dari kelima industri tersebut, hanya
Haryoto dan Yayasan Baptis yang memiliki lahan pertanian jeruk Kalamansi sendiri.

Selain jeruk Kalamansi diproduksi secara massal menjadi Sirup, penggunaan lainnya
mudah dijumpai dalam berbagai penyajian masakan, yaitu digunakan sebagai pelengkap
masakan, sebagai penambah rasa asam yang menyegarkan. Jeruk Kalamansi juga bisa diolah
menjadi kue, saus, selai, dikeringkan menjadi semacam teh, diolah menjadi berbagai bahan
produksi kosmetik dan dipakai untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.Jus (cairan peras) jeruk
Kalamansi mengandung asam sitrat hingga 5.5%, sehingga sering dipakai untuk bahan pencuri
piring (menghilangkan amis ikan) atau barang-barang lainnya yang memiliki permukaan
mengkilat, termasuk dipakai sebagai komponen bahan pencuci rambut. Selain dapat membuat
rambut mengkilap, cairan jeruk Kalamansi juga dapat mencegah atau menjauhkan kepala dari
ketombe. Di Filipina, cairan peras dari Kalamansi juga dibuat sebagai bahan dasar pembersih
pakaian dari noda dan bahan pembuat deodorant untuk tubuh. Dalam bidang kosmetika, jeruk
Kalamansi juga dimanfaatkan sebagai bahan pembersih kulit dan pencegah jerawat. Efek pada
kulit pun sangat disukai, yaitu membuat kulit lebih bersinar atau halus (Widyastuti, 2011).

Jeruk Kalamansi mulai berbuah biasanya pada usia enam bulan setelah ditanam. Jeruk
Kalamansi dapat dijual kepada industri-industri tertentu secara langsung, atau dapat dijual
langsung ke pasar, atau diolah sendiri dan dijual dalam bentuk produk jadi. Sirup Kalamansi
kemasan 350 ml. Pemasaran jeruk Kalamansi masih terbatas untuk konsumsi lokal. Di Bengkulu
sendiri, anggota Koperasi Kultura Kalamansi mampu menyerap jeruk 200 kilogram per hari
untuk diproduksi dalam bentuk sirup. Hal ini berbeda ketika musim penghujan, mereka hanya
mendapatkan jeruk dari ladang kurang lebih 100-120 kilogram per hari, sehingga hanya bisa
berproduksi dua hari dalam seminggu karena harus menunggu buah dari hasil panen memenuhi
kuota produksi. Dari 3 kilogram jeruk, akan diperas (manual maupun dengan mesin) dan
menghasilkan 1 liter sirup. Setiap satu liter sirup akan dicampur dengan 2 kilogram gula pasir
sehingga dengan panambahan air, maka akan dihasilkan 2 liter sirup yang siap dikemas. Sirup
yang sudah kemas dipasarkan melalui toko-toko suvenir dan juga berkembang dari mulut ke
mulut (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011).
BAB III
GAMBARAN INDUSTRI

3.1 SEJARAH DAN KEPEMILIKAN USAHA


Awal berdirinya UMKM Kalamansi Ibu Ernawati ini pada tahun 2017 di tahun inilah
awal Ibu Ernawati memproduksi klamansi secara mandiri dan tradisional hasil dari ia belajar
dipabrik Ibu Ernawati dulu bekerja. Dan sampai sekarang 2021 Ibu Sugeng masih memproduksi
jeruk kalamansi ke MM88, Anggut, Indomaret, Manna Kota Bengkulu Selatan.

3.2 TATA LETAK PROSES PRODUKSI


Tata letak produksi berada didalam rumah

3.3 TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA


Untuk tenaga kerja Ibu Ernawati dan suaminya yang terlibat dalam proses pembuatan
jeruk kalamansi dimulai dari pemetikan, perebusan, pencampuran dengan gula dan pengemasan.

3.4 PENGEMASAN DAN SISTEM PEMASARAN


Pada pengemasan dilakukan secara manual dengan pemanfaatan dengan meenggunakan
botol yang berukuran 250ml, 500ml,dan 1L.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
 Kompor
 Panci
 Sendok kayu
 Box
 Pengaduk
 Botol
4.1.2. Bahan
 Jeruk Kalamansi
 Gula
 Air

4.2. Hasil dan Pembahasan

4.2.1. Industri Rumah Tangga Kue Bay Tat Alif


 Profil Usaha
1. Jenis Usaha : Sirup Kalamansi
2. Nama Usaha : Sirup Kalamansi Bunga Tanjung
3. Nama Pemilik : Ibu Ernawati/Ibu Sugeng
4. Alamat Usaha : Desa Tanjung Terdana Dusun III, Kecamatan pondok koebang,
Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Dalam kuliah studi lapangan industry pertanian ini kami mengunjungi salah satu sentra
pembuatan sirup kalamansi yang berada di Desa Tanjung Terdana Dusun III, Kecamatan pondok
koebang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Sentra pembuatan sirup kalamansi ini
bernama “sirup kalamansi Bunga Tanjung”, industry ini didirikan oleh Mbah Ernawati beserta
suaminya. Sirup kalamansi merupakan olahan dari buah jeruk kalamansi yang dimana buah jeruk
ini memiliki rasa yang asam ketika matang dan rasa yang pahit ketika mentah. Jeruk kalamansi
sendiri merupakan salah satu komoditi pertanian yang berkembang di Bengkulu.
Pemilik produk industri rumah tangga sirup kalamansi ini adalah ibu Ernawati yang
berusia 59 tahun beserta suaminya. Usaha ini didirikan pada tahun 2017, berdirinya usaha ini
pada awalnya didasari oleh ibu Ernawati yang kala itu telah mendapatkan ilmu untuk membuat
sirup kalamansi dari Lembaga Pengembangan Pertanian Baptis. Setelah mendapatkan ilmu untuk
membuat sirup kalamansi ibu ernawati lalu mencoba untuk membuat sirup kalamansi buatannya
dan memproduksinya untuk dipasarkan, dan ternyata mendapat respon positif dari pembelinya.
Maka dari itu hinga kini ibu Ernawati bersama suami terus memproduksi sirup kalamansi dengan
nama industry sirup kalamansi “Bunga Tanjung”.
Modal berdirinya indsutri ini menggunakan modal pribadi milik ibu Ernawati, alokasi
modal berdirinya usaha antara lain untuk pengadaan bahan baku dan pembelian beberapa alat.
Tiap bulannya ibu Ernawati mengalokasikan dana sekitar Rp. 7.000.000,00 yang dimana dana
tersebut digunakan untuk pengadaan bahan baku yaitu gula dan jeruk kalamansi, untuk alat nya
sendiri yaitu kompor panci dan toples. Untuk tenaga kerja sendiri Bu Ernawati memperkerjakan 4
orang perempuan yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan bu Ernawati. Pekerja
dalam industry diupah Rp.60.000/sekali produksi, karena industri ini melakukan proses produksi
massa di kala stock sirup kalamansinya sudah habis. Dalam sekali produksi para pekerja nya
dapat menghasilkan 50 liter/produksi. Sirup kalamansi dalam industry inni mempunyai kualitas
yang baik dan tiap bulannya ada pengawasan kualitas produk disini, hal ini ditandai dengan
sertifikat ijin usaha serta labelisasi halal yang dimiliki industry ini.
Proses pembuatan sirup kalamansi yang pertama yaitu buah segar yang sudah dipetik dan
matang langsung di timbang, disortir dan dicuci hingga bersih, dan ditiriskan. Bahan dimasukkan
dalam mesin penggilingan, pada proses penggilingan ini mesin secara otomatis akan memisahkan
antara air jeruk dan ampas (kulit, biji). Air jeruk yang telah tertampung diendapkan selama 1-2
jam, setelah 2 jam bahan tersebut disaring. Proses selanjutnya masuk pada proses pemasakan,
dalam proses ini takaran bahan baku yaitu 1 liter air jeruk ditambah 2 Kg gula pasir putih. Sekali
proses pemasakan sebanyak 25 liter dan menghabiskan gula pasir putih sebanyak 50 Kg, dengan
hasil sebanyak 60 liter sirup kalamansi. Proses pemasakan menggunakan 2 dandang besar,
dandang pertama berisi air, untuk dandang kedua berisi air jeruk dan gula. Hal ini dilakukan agar
bahan tidak gosong dan tidak lengket, lama pemasakan sampai suhu mencapai 75˚C, dengan
menggunakan api sedang. Pada saat suhu telah mencapai 75˚C, sirup langsung disaring. Sirup
disimpan selama 3-4 hari dalam wadah yang telah disediakan, terakhir proses pengemasan.
Pemasakan air jeruk kalamansi menjadi sirup kalamansi dalam sehari dapat dilakukan sebanyak
3-4 kali, atau sesuai dengan kebutuhan produksi.
Pengemasan menggunakan botol plastik, terdapat dua macam ukuran botol tersebut yaitu
botol besar 900 ml dan botol kecil 500 ml. Botol dan label langsung dibeli dari Jawa, pada merk
sirup ini yaitu “Sirup Kalamansi Bunga Tanjung”. Sirup kalamansi yang telah di kemas bertahan
selama 8 bulan. Usaha ini sudah memiliki surat Izin Usaha PIRT dari Dinas kesehatan Kabupaten
dan label Halal dari MUI. Harga sirupnya sendiri bervariasi, untuk botol berukuran besar seharga
Rp36.000,00 dan botol berukuran kecil Rp24.000,00.
Dalam satu bulannya industry ini dapat menghasilkan Rp.5.000.000,00/bulan namun
dikarenakan situasi pandemic pendapatan indsutri ini berkurang hingga Rp.3.000.00,00/bulan.
Pemasaran produk sirup kalamansi di usaha ini dilakukan dengan beragam cara, dari lisan kelisan
bahkan sampai online. Selain itu dalam pemasarannya juga usaha ini melakukan kerja sama
dengan beberapa minimarket local yang terletak di Bengkulu tengah.
Kendala dalam pemasaran produk dari usaha ini adalah banyaknya persaingan dari usaha
serupa didaerah Bengkulu dan juga didalam promosi produknya. Namun seiring berjalannya
usaha ini, ibu Ernawati selaku pemilik usaha memiliki beberapa pelanggan yang berasal dari luar
daerah sehingga produk sirup kalamnsi “bunga tanjung” sudah mulai dikenal khalayak luas.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah saya lakukan maka dapat disimpulkan bawah setiap kegiatan
usaha yang akan dilakukan haruslah memiliki dan menghitung terlebih dahulu setiap biaya
pengeluaran dan pemasukan yang akan terjadi. Karena dari sini dapat ditentukan apakah usaha
tersebut layak dilakukan atau tidak. Salah satu indicator usaha dapat dilakukan adalah
mendapatkan keuntungan atau laba dari usaha tersebut. Menghitung analisa usaha merupakan
syarat mutlak yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan.

4.2 saran

bagi para pembaca makalah ini masih terdapat kekurangan maka ada baiknya merujuk pada buku
buku penjelasan tentang tentang Jeruk Kalamansi.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011.Hasil Berlipat-lipat dari Budidaya Jeruk
Kalamansi. Peluang Usaha. 28 Januari 2014. Diakses tanggal 15 Oktober 2016.
BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi
Bengkulu, Bengkulu.
Bustamam,Hendri Etol. 2016.Buku Penuntun Praktikum Kewirausahaan.Universitas
Bengkulu.Bengkulu
http://Users/ASUS/Downloads/kalamansi/Jerukkalamansi/Wikipedia bahasa Indonesia
ensiklopedia bebas.html. diakses tanggal 15 Oktober2016.
Wahyu Widyastuti., Bengkulu di Mata: Analisis Branding Sirup Jeruk Kalamansi Produksi
Koperasi Kultura Kalamansi Bengkulu, tth, PT Unib Swara.
LAMPIRAN:

Anda mungkin juga menyukai