ABSTRACT
Collagen is the most abundant protein in the living body and comprising
approximately 30% of the total protein content. Utilization of waste from the skin
of eastern little tuna to produce collagen is one alternative to increase the
economic value of its waste. Pretreatment process in extracting collagen affects
the quality of collagen that obtained. The different concentration of NaOH (0.05;
0.1; and 0.2 M) and soaking time (2, 4, 6, 8, 10, and 12 hours) were used as the
pretreatment step. The best result of pretreatment was obtained from soaking the
skin in a solution of 0.05 M NaOH for 12 hours with the lowest of soluble non-
collagen protein concentration was 0.140 mg/mL. The yield and pH of the best
collagen were 7.459% and 5.29, respectively. The highest solubility of collagen
was 90.80% at pH 3. Amino acid analysis showed that the collagen has a glycine,
proline, arginine, and alanine were dominant. FTIR analysis showed the major
absorption bands of amide A, B, I, II, and III were at wavenumber 3395 cm-1 ,
2929 cm-1, 1652 cm-1, 1543 cm-1, and 1237 cm-1, respectively.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI KOLAGEN DARI
KULIT IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini ialah “Ekstraksi
dan Karakterisasi Kolagen dari Kulit Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)”.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, yaitu:
1. Dr Dra Pipih Suptijah MBA dan Dr Tati Nurhayati SPi MSi selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan banyak bantuan serta pengarahan
selama proses penelitian dan penulisan.
2. Prof Dr Ir Joko Santoso MSi selaku Ketua Departemen Teknologi Hasil
Perairan.
3. Dr Mala Nurilmala SPi MSi selaku dosen penguji yang memberikan
masukkan kepada penulis.
4. Staf dosen, pegawai, dan staf tata usaha Departemen Teknologi Hasil
Perairan.
5. Mama Ouw Yuli, (Alm.) Papa Khouw Sin Ing, dan keluarga yang selalu
memberikan semangat dan cinta yang luar biasa kepada penulis.
6. Nur Faizah, Wekson B, Iman D, Paula, dan Ayumi selaku teman
seperjuangan selama penelitian ini.
7. Krisye MS, Sara CW, Lina Y, dan geng biotek lainnya yang selalu
memberikan bantuan.
8. Teman-teman THP 48 untuk kebersamaan, bantuan, dan kerjasama selama
menempuh studi di THP.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
1 Komposisi kimia kulit ikan tongkol dan beberapa kulit ikan lainnya .............. 12
2 Rendemen kolagen kulit ikan tongkol dan beberapa kulit ikan lainnya ........... 15
3 Nilai pH kolagen kulit ikan tongkol dan beberapa kulit ikan lainnya .............. 15
4 Komposisi asam amino kolagen dari kulit ikan tongkol dan ikan lainnya ....... 16
5 Karakteristik gugus fungsi kolagen kulit ikan tongkol dan ikan lainnya ......... 18
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
kulit, ligamen, tulang, sendi, otot, tendon, gusi, mata, pembuluh darah, kuku, dan
rambut (Kumar et al. 2011).
Proses ekstraksi kolagen kulit dan tulang ikan dapat dilakukan dengan tiga
metode umum yaitu neutral salt-solubilized collagen, acid-solubilized collagen,
and pepsin-solubilized collagen (Aberoumand 2012). Kolagen dari kulit ikan lebih
mudah untuk diekstraksi daripada kolagen dari tulang ikan. Hal ini disebabkan
kulit ikan memiliki tekstur yang lebih lunak dibandingkan dengan tulang sehingga
proses berlangsungnya ekstraksi lebih cepat. Proses pretreatment menggunakan
NaOH juga penting dilakukan untuk menghilangkan protein non-kolagen yang
terkandung dalam kulit. Proses pretreatment juga berpengaruh terhadap kualitas
kolagen yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah kulit ikan tongkol
untuk dijadikan sebagai sumber kolagen alternatif memiliki potensi yang sangat
baik untuk dikembangkan guna meningkatkan nilai komersial yang lebih tinggi.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai Juni 2015.
Preparasi sampel, analisis pH, analisis kelarutan, dan Uji Bradford dilakukan di
Laboratorium Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil Perairan, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor. Ekstraksi kolagen dilakukan di Laboratorium Preservasi dan
Diversifikasi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis proksimat
dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis
asam amino dilakukan di Laboratorium Saraswanti Indo Genetech, Bogor.
Analisis Gugus Fungsi dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka,
Institut Pertanian Bogor.
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tongkol
dengan rata-rata bobot dan panjang total sebesar 480,5 g dan 34,05 cm (data
lengkap morfometrik ikan tongkol pada Lampiran 1). Bahan yang digunakan
untuk ekstraksi kolagen adalah akuades, NaOH, asam asetat (CH3COOH), kertas
saring Whatman 1, dan larutan Bradford (coomassie briliant blue, etanol 96%,
dan asam fosfat 85%). Bahan-bahan lain meliputi bahan untuk analisis
karakteristik kolagen.
Alat yang digunakan untuk ekstraksi kolagen yaitu timbangan digital
(Sartorius TE 64), termometer, waterbath shaker, spektrofotometer UV-VIS
(Hitachi UV-2500), dan freeze dryer (Eyela FDU-1200). Alat-alat yang digunakan
untuk analisis adalah pH meter (Eutech Instruments), Fourier Transform InfraRed
(Bruker Tensor 37), dan High Performance Liquid Chromatography (Waters
Coorporation USA).
Prosedur Penelitian
meliputi penghitungan proporsi bagian tubuh ikan tongkol dan analisis proksimat
kulit ikan tongkol.
Metode Analisis
Ikan tongkol
Netralisasi
Netralisasi
Kolagen cair
Karakterisasi kolagen:
Freeze dryer -Analisis rendemen
-Analisis pH
-Analisis kelarutan
-Analisis asam amino
Serbuk kolagen -Analisis gugus fungsi dengan FTIR
Gambar 1 Diagram alir pembuatan kolagen kulit ikan tongkol (Euthynnus affinis)
Keterangan: *1 (modifikasi Kittiphattanabawon et al. 2010);
*2 (Nur’aenah 2013)
6
B–C
Kadar air (%) = x 100%
B–A
Keterangan:
A = berat cawan kosong (g)
B = berat cawan + sampel awal (g)
C = berat cawan + sampel kering (g)
C–A
Kadar abu (%) = x 100%
B–A
Keterangan :
A = berat cawan porselen kosong (g)
B = berat cawan dengan sampel (g)
C = berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (g)
Keterangan:
S = Volume titran sampel (mL)
B = Volume titran blanko (mL)
N HCl = Normalitas HCl standar yang digunakan (mgrek/mL)
14,007 = Berat ekuivalen atom nitrogen (mg/mgrek)
FP = Faktor pengenceran
W = Bobot sampel kering (mg)
100%
Faktor konversi = = 6,25
16%
C–A
Kadar lemak (%) = x 100%
B
Keterangan:
A = Berat labu lemak kosong (g)
B = Berat sampel awal (g)
C = Berat labu lemak + lemak hasil ekstraksi (g)
Analisis rendemen
Rendemen kolagen diperoleh dari perbandingan berat kering kolagen yang
dihasilkan dengan berat bahan baku kulit. Rendemen diperoleh dengan rumus:
Keterangan:
A = Berat kertas saring awal (g)
B = Berat kertas saring akhir (g)
AC x C x BM x FP
Asam amino (%) = x 100%
AS x BC
Keterangan :
AC = Luas area sampel
AS = Luas area standar
BC = Bobot sampel (g)
BM = Bobot molekul dari masing-masing asam amino
C = Konsentrasi standar asam amino
Fp = Faktor pengenceran
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan dari perlakuan konsentrasi NaOH ke-i, perlakuan lama
perendaman ke-j, dan ulangan ke-k
μ = Nilai rataan umum populasi
τi = Pengaruh perlakuan konsentrasi NaOH ke-i (i = 0,05 M; 0,1 M; dan
0,2 M)
βj = Pengaruh lama perendaman ke-j (j = 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam,
dan 12 jam)
(τβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan konsentrasi NaOH ke-i dengan lama
perendaman ke-j
εijk = Galat pengamatan pada perlakuan konsentrasi NaOH ke-i, perlakuan
lama perendaman ke-j dan ulangan ke-k (k = 2 ulangan)
7,28±0,18% 13,63±0,37%
21,54±0,50%
54,31±0,59%
3,23±0,09%
Komposisi kimia kulit ikan tongkol dan beberapa kulit ikan lainnya disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kimia kulit ikan tongkol dan beberapa kulit ikan lainnya
Kadar air Kadar protein Kadar lemak Kadar abu
Sumber
(% bb) (% bb) (% bb) (% bb)
Kulit ikan tongkol
71,66±0,01 24,63±0,12 2,72±0,24 0,17±0,00
(Euthynnus affinis)
Kulit ikan cobia
71,79±0,49 19,02±0,21 7,09±0,18 1,36±0,16
(Rachycentron canadum)1
Kulit ikan cucut bambu
58,70±1,14 29,77±0,81 0,16±0,04 14,43±0,12
(Chiloscyllium punctatum)2
1 2
Keterangan: Ariesta (2014); Mahardika (2013)
Tabel 1 menunjukkan bahwa kulit ikan tongkol memiliki kadar air, protein,
lemak, dan abu sebesar 71,66%; 24,63%; 2,72%; dan 0,17%. Komposisi kimia
kulit ikan tongkol memiliki kadar air dan kadar protein yang tinggi serta kadar
lemak dan kadar abu yang rendah apabila dibandingkan dengan kulit ikan cobia
dan kulit ikan cucut bambu. Kadar protein kulit ikan tongkol tergolong tinggi
karena bernilai lebih dari 20% (Stansby 1963). Kadar protein yang tinggi dari
kulit ikan tongkol juga memiliki potensi yang baik untuk dijadikan sebagai
sumber kolagen. Alfaro et al. (2013) menyatakan bahwa kadar protein pada kulit
ikan sangat menentukan terhadap jumlah kolagen yang terkandung di dalam
jaringan kulit. Keberadaan lemak dan abu pada kulit ikan juga akan berpengaruh
terhadap karakteristik dan keefektifan kolagen yang dihasilkan sehingga perlu
dihilangkan (Shon et al. 2011). Matmaroh et al. (2011) menyatakan bahwa
penghilangan lemak dan abu dapat dilakukan dengan perendaman kulit pada
larutan alkali dan asam asetat. Kadar lemak dan kadar abu yang rendah dari kulit
ikan tongkol juga mengindikasikan sebagai bahan baku yang baik dalam ekstraksi
kolagen.
Pretreatment Kolagen
1,8
a b c
1,6
1,403
1,391
1,4 1,279
Protein terlarut (mg/mL)
1,249
1,2 1,050 1,130
0,985
1,0 0,864
0,760 0,680
0,8
0,609
0,549
0,6 0,469
0,404
0,327
0,4 0,285
0,220
0,140
0,2
0,0
0,05 M 0,1 M 0,2 M
Konsentrasi NaOH
Gambar 3 Konsentrasi protein terlarut pada NaOH sisa perendaman kulit ikan
tongkol berdasarkan hasil uji DMRT pengaruh konsentrasi NaOH
Keterangan: lama perendaman 2 jam ( ), 4 jam ( ), 6 jam ( ), 8 jam ( ),
10 jam ( ), dan 12 jam ( )
1,8
a
1,6 b
1,403
1,279 1,391
1,4 1,249 c
Protein terlarut (mg/mL)
1,130
1,2 1,050 0,985
0,864
d
1,0
0,760
0,680
0,8 e
0,609
0,549 f
0,6 0,469
0,404
0,4 0,327 0,285
0,220
0,2 0,140
0,0
2 jam 4 jam 6 jam 8 jam 10 jam 12 jam
Lama perendaman
Gambar 4 Konsentrasi protein terlarut pada NaOH sisa perendaman kulit ikan
tongkol berdasarkan hasil uji DMRT pengaruh lama perendaman
Keterangan: konsentrasi NaOH 0,05 M ( ); NaOH 0,1 M ( ); dan
NaOH 0,2 M ( )
14
Kolagen kulit ikan tongkol terbaik yang dihasilkan merupakan kolagen yang
sudah dikeringbekukan yang diperoleh dari proses pretreatment terbaik. Kolagen
terbaik yang diperoleh berbentuk lembaran berserat, berwarna putih, dan tidak
beraroma. Karakterisasi kolagen terbaik diperlukan untuk mengetahui sifat fisiko-
kimia dari kolagen yang dihasilkan.
Tabel 2 Rendemen kolagen kulit ikan tongkol dan beberapa kulit ikan lainnya
Sumber kolagen Rendemen (% bb)
Kulit ikan tongkol (Euthynnus affinis) 7,46±0,33
Kulit ikan cobia (Rachycentron canadum)1 10,51±0,48
ASC kulit ikan gorara (Lutjanus vitta)2 9,0
PSC kulit ikan gorara (Lutjanus vitta)2 4,7
ASC kulit ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus)3 5,1
PSC kulit ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus)3 7,7
Keterangan: 1Ariesta (2014); 2Jongjareonrak et al. (2005); 3Singh et al. (2011)
Tabel 4 Komposisi asam amino kolagen kulit ikan tongkol dan kulit ikan lainnya
Komposisi asam amino (%)
Asam amino Kolagen kulit ikan cobia Kolagen kulit ikan pari
Data penelitian
(Ariesta 2014) (Nur’aenah 2013)
Alanina 7,48 7,36 4,37
Arginina 10,60 8,32 12,03
Asam aspartat 2,70 3,67 3,75
Asam glutamat 5,68 5,83 8,20
Fenilalanina 3,23 1,82 2,97
Glisina 30,34 20,75 24,08
Histidina 1,09 1,52 1,89
Isoleusina 0,55 0,98 1,97
Leusina 2,40 1,42 2,99
Lisina 2,35 3,32 2,51
Metionina 2,55 2,21 3,25
Prolina 11,31 10,21 11.42
Serina 4,43 2,70 3,60
Sistina 0,10 0,35 0,00
Tirosina 0,85 0,54 0,71
Treonina 3,66 2,00 3,84
Valina 0,78 1,95 3,17
Total 90,10 74,95 79,33
120
Kelarutan (%)
75,60
80 71,60
66,25
54,45
60
40
20
0
2 3 4 5 6 7 8
pH
Gambar 5 Kelarutan kolagen kulit ikan tongkol pada beberapa pH (n = 2 ulangan)
II
B III
A I
Tabel 5 Karakteristik gugus fungsi kolagen kulit ikan tongkol dan ikan lainnya
Bilangan gelombang puncak serapan (cm-1)
Daerah PSC kulit ASC kulit ikan
Standar Keterangan
serapan Data belut laut nila perch
wilayah
penelitian (Veeruraj (Muyonga
serapan
et al. 2013) et al. 2004)
Amida A 3395 3395 3434 3440-33001 NH streching
CH2 asimetri
Amida B 2929 2924 2924 2935-29152
streching
Amida I 1652 1653 1650 1690-16003 C=O streching
NH bending,
Amida II 1543 1541 1542 1575-14803
CN streching
NH bending,
Amida III 1237 1243 1235 1301-12293
CN streching
Keterangan: 1Muyonga et al. (2004); 2Coates (2000); 3Kong dan Yu (2007)
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alfaro AT, Fonseca GG, Balbinot E, Machado A, Prentice C. 2013. Physical and
chemical properties of wami tilapia skin gelatin. Food Science and
Technology 33(3): 592-595.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedamawati Y, Budianto S. 1989.
Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor (ID): Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Ariesta C. 2014. Ekstraksi dan karakterisasi kolagen dari kulit ikan cobia
(Rachycentron canadum) [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Bradford MM. 1976. A rapid and sensitive method for the quantitation of
microgram quantities of protein utilizing the principle of protein-dye
binding. Analytical Biochemistry 72: 248-254.
Choi JH, Behnam Sh, Kim SM. 2013. Physico-biochemical characteristics of
scallop mantle collagen soluble in pepsin. Journal Agricultural Science and
Technology 15: 293-302.
Coates J. 2000. Interpreration of infrared spectra, a practical approach. Di dalam:
Meyers RA, editor. Encyclopedia of Analytical Chemistry. Chichester (GB):
John Wiley & Sons Ltd.
Duan R, Zhang J, Du X, Yao X, Konno K. 2009. Properties of collagen from skin,
scale and bone of carp (Cyprinus carpio). Food Chemistry 112: 702-706.
Fontaine-Vive F, Merzel F, Johnson MR, Kearley GJ. 2009. Collagen and
component polypeptides: low frequency and amide vibrations. Chemical
Physics 355: 141-148.
Friess W. 1998. Collagen-biomaterial for drug delivery. European Journal of
Pharmaceutics and Biopharmaceutics 45: 113–136.
Hartati I, Kurniasari L. 2010. Kajian produksi kolagen dari limbah sisik ikan
secara ekstraksi enzimatis. Momentum 6(1): 33-35.
Jaswir I, Monsur HA, Salleh HM. 2011. Nano-structural analysis of fish collagen
extracts for new process development. African Journal of Biotechnology
10(81): 18847-18854.
Jongjareonrak A, Benjakul S, Visessanguan W, Nagai T, Tanaka M. 2005.
Isolation and characterisation of acid and pepsin-solubilised collagens from
the skin of Brownstripe red snapper (Lutjanus vitta). Food Chemistry 93:
475-484.
Kittiphattanabawon P, Benjakul S, Visessanguan W, Nagai T, Tanaka M. 2005.
Characterisation of acid-soluble collagen from skin and bone of bigeye
snapper (Priacanthus tayenus). Food Chemistry 89: 363–372.
Kittiphattanabawon P, Benjakul S, Visessanguan W, Shahidi F. 2010. Isolation
and characterization of collagen from the cartilages of brownbanded
bamboo shark (Chiloscyllium punctatum) and blacktip shark (Carcharhinus
limbatus). Food Science and Technology 43: 792–800.
22
0,35
0,3
Nilai Absorbansi
0,15
0,1
0,05
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Konsentrasi Standar BSA
Lampiran 4 Hasil uji DMRT untuk pengaruh konsentrasi NaOH terhadap nilai
konsentrasi protein larutan sisa perendaman
Konsentrasi NaOH Rata-rata konsentrasi protein
N Notasi
(M) terlarut (mg/mL)
0,05 12 0,684 a
0,10 12 0,771 b
0,20 12 0,843 c
27
Lampiran 5 Hasil uji DMRT untuk pengaruh lama perendaman terhadap nilai
konsentrasi protein larutan sisa perendaman
Lama perendaman Rata-rata konsentrasi protein
N Notasi
(jam) terlarut (mg/mL)
2 6 1,357 a
4 6 1,143 b
6 6 0,869 c
8 6 0,612 d
10 6 0,399 e
12 6 0,215 f
(a) kolagen cair sebelum freeze dry (b) kolagen kering setelah freeze dry
RIWAYAT HIDUP