Anda di halaman 1dari 47

1

FORMULASI BUBUR RUMPUT LAUT Turbinaria sp. DAN


Eucheuma cottonii SEBAGAI SEDIAAN KOSMETIK ALAMI
LIP BALM

LUSIANA FRANSISKA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
2
3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER


INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA *)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Formulasi Bubur
Rumput Laut Turbinaria sp. dan Eucheuma cottonii sebagai Sediaan Kosmetik
Alami Lip balm” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2017

Lusiana Fransiska
NIM C34130086

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar
IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
4
5

ABSTRAK

LUSIANA FRANSISKA. Formulasi Bubur Rumput Laut Turbinaria sp. dan


Eucheuma cottonii sebagai Sediaan Kosmetik Alami Lip balm. Dibimbing oleh
NURJANAH dan ASADATUN ABDULLAH.

Tingginya kandungan antioksidan pada rumput laut menjadikan rumput laut


dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami pada lip balm, sehingga tidak
hanya berperan dalam melembabkan kulit bibir namun juga dapat melindungi bibir
dari radikal bebas. Hal ini mendorong diciptakannya suatu inovasi produk
kosmetika menggunakan rumput laut jenis Turbinaria sp. dan E.cottonii dalam
sediaan bubur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik bubur
rumput laut dan mendapatkan formulasi bubur rumput laut yang menghasilkan lip
balm dengan kandungan antioksidan terbaik. Bubur rumput laut Turbinaria sp. dan
E.cottonii memiliki karakteristik yang dapat dijadikan sebagai bahan sediaan lip
balm dengan kadar air 92,3% dan 93,75%; pH 7,36 dan 6,57. Pengujian fitokimia
menunjukkan bubur rumput laut Turbinaria sp. mengandung flavonoid, saponin,
steroid dan triterpenoid, sedangkan bubur rumput laut E.cottonii mengandung
alkaloid. Hasil penelitian menunjukkan formulasi bubur rumput laut terbaik dalam
pembuatan lip balm berdasarkan karakteristik sensori yaitu pada lip balm 1:2,
sedangkan berdasarkan karakteristik fisiko kimia yaitu pada lip balm 1:1 dengan
nilai pH 5,74, nilai aw 0,85, nilai (IC50) 359,15 μg/mL, dan LOD 2,33%.

Kata Kunci: antioksidan, Eucheuma cottonii, lip balm, Turbinaria sp.

ABSTRACT
LUSIANA FRANSISKA. Characterization of Seaweed Porridge Turbinaria sp.
and Eucheuma cottonii as Natural Cosmetic Preparation Lip balm. Supervised by
NURJANAH and ASADATUN ABDULLAH.
The high content of antioxidants in seaweed makes seaweed can be used as
a source of natural antioxidants in lip balm, so that not only play a role in
moisturizing the lip skin but also can protect the lips from free radicals. This led to
create a product innovation cosmetics use seaweed such as Turbinaria sp. and E.
cottonii in porridge. The purpose of this study to determine the characteristics of
seaweed porridge and obtain the formulation of seaweed porridge for produce lip
balm with the best antioxidant content. Seaweed porridge Turbinaria sp. and
E.cottonii had the characteristics can be used as material preparation lip balm with
water content to 92.3 % and 93.75 %; pH 7.36 and 6.57. Phytochemicals testing
showed seaweed porridge Turbinaria sp. contained flavonoids, saponins, steroid
and triterpenoid, meanwhile porridge seaweed E. cottonii contained alkaloids. The
best formulation for produce lip balm from Turbinaria sp. and E. cottonii porridge
based on the sensory characteristic were 1:2, meanwhile based on physico chemical
characteristic were 1:1 with a pH value 5.74, aw 0.85, value (IC50) 359.15% μg/mL,
and LOD 2.33%.
Keywords: antioxidant , Eucheuma cottonii , lip balm , Turbinaria sp .
6
7

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya


tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
8
9

FORMULASI BUBUR RUMPUT LAUT Turbinaria sp. DAN


Eucheuma cottonii SEBAGAI SEDIAAN KOSMETIK ALAMI
LIP BALM

LUSIANA FRANSISKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
10
11

Judul Skripsi : Formulasi Bubur Rumput Laut Turbinaria sp. dan Eucheuma
cottonii sebagai Sediaan Kosmetik Alami Lip balm
Nama : Lusiana Fransiska
NIM : C34130086
Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nurjanah, MS Dr Asadatun Abdullah, SPi MSM MSi


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Eng Uju, SPi MSi


Ketua Departemen

Tanggal Lulus :
12
13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan YME yang telah menyertai
dan memberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
tema yang dipilih yaitu karakteristik bahan baku perairan. Penelitian dilaksanakan
sejak bulan Februari hingga Mei 2017, dengan judul “Formulasi Bubur Rumput
Laut Turbinaria sp. dan Eucheuma cottonii sebagai Sediaan Kosmetik Alami Lip
balm”. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, terutama kepada :
1 Prof Dr Ir Nurjanah MS selaku dosen pembimbing I atas segala bimbingan,
motivasi, dan pengarahan yang telah diberikan,
2 Dr Asadatun Abdullah SPi MSM MSi selaku dosen pembimbing II atas segala
bimbingan, motivasi, dan pengarahan yang telah diberikan,
3 Dr Ir Iriani Setyaningsih MS selaku dosen wakil Gugus Kendali Mutu dan
Ketua Komisi Pendidikan Departemen Teknologi Hasil Perairan atas segala
bimbingan dan arahan yang diberikan,
4 Dr Ir Wini Trilaksani, M Sc selaku dosen penguji atas segala bimbingan dan
arahan yang diberikan,
5 Dr Eng Uju SPi MSi selaku Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan,
6 Dosen dan staf administrasi Departemen Teknologi Hasil Perairan,
7 Keluarga tercinta Papi Sunardi, Mami Rubiyati, Mbak Beta, Eyang dan seluruh
keluarga besar. Terima kasih atas doa, dukungan serta kasih sayang yang tak
terhingga,
8 Sahabat-sahabat dan Keluarga besar THP 50 atas segala dukungan, semangat,
hiburan dan tempat berbagi suka maupun duka,
9 Marcellinus Silalahi yang setia memotivasi serta mendukung penulis,
10 Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang
tidak dapat di sebutkan satu per satu.
Kritik dan saran diharapkan penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2017

Lusiana Fransiska
14
15

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Perumusan Masalah .................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 3
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 3
Waktu dan Tempat ...................................................................................... 3
Bahan dan Alat ............................................................................................ 3
Prosedur Penelitian...................................................................................... 4
Prosedur Analisis ........................................................................................ 7
Analisis Data ............................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 10
Karakteristik Bahan Baku ............................................................................ 10
Kadar Air Rumput Laut .......................................................................... 10
Rehidrasi Rumput Laut ........................................................................... 10
Karakteristik Bubur Rumput Laut ................................................................ 11
Kadar Air ................................................................................................ 11
Nilai pH ................................................................................................... 11
Kandungan Aktif ..................................................................................... 11
Karakteristik Lip balm.................................................................................. 13
Karakteristik Sensori ............................................................................... 13
Kenampakan ....................................................................................... 13
Warna ................................................................................................. 13
Aroma ................................................................................................. 14
Tekstur ................................................................................................ 15
Kelembaban ........................................................................................ 15
Karakteristik Fisiko-Kimia ..................................................................... 16
Nilai pH .............................................................................................. 16
Loss on Drying ................................................................................... 17
Aktivitas Air ....................................................................................... 17
Aktivitas Antioksidan......................................................................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 19
Kesimpulan ................................................................................................. 19
Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 31
16

DAFTAR TABEL

1 Formulasi sediaan lip balm............................................................................ 6


2 Komponen aktif bubur rumput laut ............................................................... 12

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir pembuatan bubur rumput laut .................................................. 4


2 Diagram alir formulasi lip balm .................................................................... 5
3 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap kenampakan lip balm .................. 13
4 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap warna lip balm ............................. 14
5 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma lip balm............................. 14
6 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur lip balm............................ 15
7 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap kelembaban lip balm ................... 16
8 Nilai pH lip balm rumput laut ....................................................................... 16
9 Nilai LOD lip balm rumput laut .................................................................... 17
10 Nilai aw lip balm rumput laut......................................................................... 18
11 Nilai IC50 larutan vitamin C dan lip balm rumput laut .................................. 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Contoh perhitungan ....................................................................................... 27


2 Lembar uji skala hedonik lip balm ................................................................ 27
3 Uji Kruskal Wallis terhadap lip balm rumput laut ........................................ 27
4 Nilai aktivitas antioksidan lip balm ............................................................... 28
5 Uji ragam ANOVA dan DMRT pH .............................................................. 29
6 Uji ragam ANOVA dan DMRT LoD ............................................................ 29
7 Uji ragam ANOVA dan DMRT aw ............................................................... 29
8 Uji ragam ANOBA dan DMRT antioksidan ................................................. 30
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor utama perikanan yang
diharapkan dapat berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat
(Asni 2015). Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015) melaporkan bahwa
produksi rumput laut di Indonesia mencapai 67,86% atau sebesar 10,076 juta ton
terhadap produksi nasional perikanan budidaya. Rumput laut juga merupakan salah
satu komoditas potensial yang memiliki banyak manfaat, baik melalui pengolahan
sederhana yang langsung dapat dikonsumsi maupun pengolahan yang lebih
kompleks (Priono 2013). Rumput laut mengandung senyawa aktif dengan berbagai
bioaktivitas sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan
kosmetik (Kelman et al. 2012).
Rumput laut coklat mengandung beberapa pigmen fotosintetik yaitu
karoten, fukosantin, klorofil a, dan klorofil c (Merdekawati dan Susanto 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Januar dan Wikanta (2011) menunjukkan bahwa
rumput laut Turbinaria sp. banyak mengandung pigmen fukosantin yang diketahui
memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan. Ekstrak Turbinaria sp. juga
mengandung fenol dan flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan yang
sangat tinggi (Putranti 2008). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
berikatan dengan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai yang dapat
merusak makromolekul penting dalam tubuh (Shide et al. 2012).
Jenis rumput laut yang juga memiliki nilai ekonomis penting yaitu
Eucheuma cottonii (Susilowati 2012). Eucheuma cottonii merupakan alga merah
penghasil karaginan. Karaginan banyak digunakan dalam industri pangan sebagai
pengental, pengemulsi, pensuspensi, dan penstabil. Penggunaan rumput laut
Eucheuma cottonii ini semakin meningkat, tidak hanya untuk industri makanan saja
tapi sudah meluas sebagai bahan baku produk kosmetik, obat-obatan, dan bahan
baku untuk kegiatan industri lainnya (Li et al. 2014). Luthfiyana et al. (2017)
menunjukkan bahwa rumput laut E. cottonii dalam sediaan bubur memiliki
kandungan antioksidan sebesar 127,23 μg/mL.
Potensi rumput laut sebagai sumber antioksidan (Luthfiyana et al. 2017)
menjadikan rumput laut dapat digunakan sebagai sediaan bahan baku kosmetika
pelindung bibir. Permasalahan yang sering terjadi pada bagian bibir yaitu bibir
kering dan pecah-pecah. Bibir merupakan salah satu bagian tubuh yang sensitif
karena kulit pada bibir cenderung lebih tipis dan halus. Paparan sinar matahari dan
kurangnya asupan vitamin menyebabkan bibir mrnjadi lebih mudah kering dan
pecah-pecah (Draelod dan Thaman 2006). Perlindungan tambahan berupa
pelembab sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pelembab
merupakan salah satu kosmetika yang sangat penting dibandingkan kosmetika
lainnya. Hal ini dikarenakan pelembab dapat mengurangi penguapan dari kulit
sehingga kandungan air dalam kulit terpenuhi (Draelos 2009). Salah satu jenis
kosmetik pelembab yang umum digunakan masyarakat saat ini adalah lip balm.
Lip balm merupakan produk kosmetik yang memiliki peranan untuk
mencegah bibir kering dan melindungi dari faktor lingkungan luar yang merugikan
(Fernandes et al. 2013). Peranan lip balm saat ini hanya berfungsi untuk
2

melembabkan kulit bibir saja. Tingginya kandungan senyawa aktif pada rumput laut
menjadikan rumput laut dapat digunakan sebagai sumber antioksidan alami pada
lip balm, sehingga tidak hanya berperan dalam melembabkan kulit bibir namun juga
dapat melindungi bibir dari radikal bebas. Kosmetik dengan bahan alami dinilai
lebih aman karena dibuat menggunakan bahan-bahan alami yang terbukti
meningkatkan dan menjaga kecantikan alami seseorang (Armin et al. 2013). Hal
tersebut mendorong diciptakannya suatu inovasi produk kosmetika menggunakan
rumput laut jenis Turbinaria sp. dan E.cottonii dalam sediaan bubur. Sediaan bubur
rumput laut dipilih karena secara ekonomi sediaan bubur cenderung lebih murah,
mudah diaplikasikan, aman dan ramah lingkungan. Perbandingan bubur rumput laut
yang sesuai untuk sediaan lip balm belum diketahui, sehingga perlu dilakukan
penelitian tentang formulasi dan karakteristik bubur rumput laut Turbinaria sp. dan
Eucheuma cottoni sebagai sediaan lip balm rumput laut.

Perumusan Masalah

Penggunaan kosmetika di kalangan masyarakat sudah menjadi salah satu


kebutuhan yang mendasar. Hal ini dikarenakan penggunaan kosmetika tidak hanya
terbatas untuk mempercantik dan merawat diri saja tetapi juga untuk tujuan
kesehatan. Kosmetik pelembab bibir atau lip balm saat ini hanya memiliki peran
sebatas untuk melembabkan kulit bibir saja. Bahan tambahan yang berperan sebagai
antioksidan diperlukan untuk menambah manfaat dan peran dari lip bam. Rumput
laut merupakan salah satu komoditas perairan yang diprediksi memiliki kandungan
senyawa aktif yang cukup tinggi sehingga dapat berperan sebagai antioksidan alami
yang baik untuk melindungi kulit bibir. Hal ini mendorong diciptakannya suatu
inovasi produk kosmetika menggunakan rumput laut dalam sediaan bubur, namun
perlu diketahui formula yang tepat terlebih dahulu untuk pembuatan lip balm.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik bubur rumput laut


dan mendapatkan formula bubur rumput laut yang menghasilkan lip balm dengan
kandungan antioksidan terbaik.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan inovasi serta alternatif dalam
pembuatan lip balm dengan bahan baku rumput laut dalam sediaan bubur yang
mengandung komponen aktif seperti antioksidan bagi masyarakat umum dan
perindustrian kosmetik.
3

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan sampel, preparasi bubur


rumput laut, pengujian kadar air, fitokimia, pH, dan pembuatan lip balm rumput
laut dengan perbandingan bubur rumput laut (Turbinaria sp. : Eucheuma cottonii)
(1:1), (1:2), dan (2:1), pengujian LoD, pH, antioksidan, dan sensori, analisis data,
serta penulisan laporan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2017.
Penelitian dilakukan pada beberapa laboratorium di Institut Pertanian Bogor, yaitu
Laboratorium Bahan Bahu Hasil Perairan untuk preparasi sampel dan pembuatan
bubur rumput laut dan pengujian antioksidan. Laboratorium Preservasi dan
Pengolahan Hasil Perairan untuk pembuatan lip balm. Laboratorium Biokimia
Hasil Perairan untuk analisis kadar air dan LoD. Laboratorium Organoleptik,
Depertemen Teknologi Hasil Perairan. Laboratorium Produktivitas dan
Lingkungan Perairan, Departemen Budidaya Perairan untuk pengukuran pH.
Laboratorium Kimia analitik, Departemen Kimia untuk analisis fitokimia.

Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut
Turbinaria sp. yang berasal dari perairan Pasuruan Desa Umbul Tanjung
Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang-Banten dan E. cottonii diperoleh dari
perairan Lontar, kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, Banten. Perendaman dan
pembuatan bubur rumput laut menggunakan air demineralisasi. Bahan untuk
pembuatan lip balm adalah minyak zaitun, cocoa butter, vaselin, emulgade, setil
alkohol, beeswax, air demineralisasi, gliserin, metil paraben dan essential oil. Bahan
yang digunakan untuk pengujian antioksidan adalah etanol, DPPH, vitamin C.
Bahan untuk analisis fitokimia yaitu reagen Meyer, Dragendorff, dan Wagner,
kloroform, NH3, H2SO4, NaOH, HCl, amil alkohol, FeCl, anhidra asetat.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah perendaman,
blender, tempat bubur; pembuatan lip balm menggunakan alat timbangan analitik,
sudip, batang pengaduk, beaker glass, kompor listrik, termometer. Alat yang
digunakan untuk analisis kadar air dan Loss on Drying antara lain timbangan
analitik, oven, desikator, cawan poselin. Alat yang digunakan untuk pengukuran
pH adalah pH meter (Lutron YK-2001 PH), sedangkan alat yang digunakan untuk
pengukuran antioksidan adalah tabung reaksi, vortex, sudip, timbangan analitik,
mikropipet, inkubator dan spektrofotometer (Optima tipe SP-300).
4

Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan proses pencucian rumput laut Turbinaria sp. dan
E. cottonii yang sebelumnya telah dihitung kadar airnya, lalu dilakukan
perendaman. Rumput laut yang telah direndam kemudian dijadikan bubur rumput
laut dan dianalisis kadar air, pH, dan fitokimia. Diagram alir metode pembuatan
bubur rumput laut dapat dilihat pada Gambar 1.

Analisis Rumput laut kering Rumput laut kering Analisis


kadar air Turbinaria sp. E.cottonii kadar air

Pencucian menggunakan air yang


didemineralisasi sebanyak 3 kali

Perendaman menggunakan air yang Pengukuran


didemineralisasi (1:20) selama rehidrasi
12 jam

Penghalusan menggunakan blender


dengan penambahan air
demineralisasi (1:1) sampai
homogen

Analisis Bubur Bubur Analisis


kadar air, pH, rumput laut rumput laut kadar air, pH,
fitokimia Turbinaria sp. E. cottonii fitokimia

Gambar 1 Diagram alir pembuatan bubur rumput laut

Tahap selanjutnya adalah pembuatan lip balm dengan penambahan bubur


rumput laut Turbinaria sp. dan E. cottonii. Lip balm tersebut kemudaian dianalisis
sensori, nilai pH, LoD, aw dan aktivitas antioksidan. Diagram alir formulasi lip balm
dapat dilihat pada Gambar 2.
5

Bahan fase minyak Bahan fase cair

Homogenisasi pada suhu ±75℃ Homogenisasi pada suhu ±75℃

Fase minyak (sediaan 1) Fase air (sediaan 2)

Pencampuran (sediaan 1 dan sediaan 2)

Perlakuan pembuatan lip balm tanpa penambahan rumput laut,


penambahan rumput laut Turbinaria sp. dan E. cottonii dengan
masing-masing rasio 1:1, 1:2 dan 2:1 pada suhu ±40⁰C

Penambahan metil paraben sedikit demi sedikit hingga homogen ±10


menit

Penambahan pewangi (fragrance) hingga homogen ±3 menit

Pengemasan ke dalam wadah

Analisis sensori,
pH, LoD, dan Sediaan lip balm
aktivitas tanpa rumput
antioksidan laut; 1:1; 1:2; 2:1

Gambar 2 Diagram alir formulasi sediaan lip balm


(modifikasi Lutfiyana et al. 2016)

Preparasi Bahan Baku dan Pembuatan Bubur Rumput Laut


Prosedur kerja penelitian mengacu pada penelitian Lutfiyana et al. (2016).
Proses diawali dengan pemisahan rumput laut dari pengotor kemudian dicuci
dengan air demineralisasi kurang lebih tiga kali. Rumput laut kemudian ditimbang
sebanyak 100 g dan direndam menggunakan air demineralisasi dengan
perbandingan 1:20 selama 12 jam. Rumput laut yang telah direndam selanjutnya
dihaluskan menggunakan blender dan ditambah dengan air demineralisasi dengan
perbandingan 1:1 hingga halus dan homogen.
6

Pembuatan Lip balm Rumput Laut (modifikasi Lutfiyana et al. 2016)


Proses pembuatan sediaan lip balm sebagai pelembab bibir terbagi menjadi
dua fase yaitu fase minyak dan fase air. Fase minyak meliputi bahan-bahan yang
larut dalam minyak di antaranya emulgade, setil alkohol, beeswax, vaseline, cocoa
butter, dan minyak zaitun. Bahan-bahan yang larut dalam air meliputi gliserin, air
dan bubur rumput laut. Bahan tambahan yang digunakan adalah metil paraben dan
fragnance. Semua bahan-bahan dasar lip balm yang digunakan ditimbang terlebih
dahulu sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan. Bahan-bahan yang larut
dalam minyak dicampur dan dipanaskan mencapai suhu 70-75 oC, pada saat yang
bersamaan bahan-bahan yang larut air juga dipanaskan hingga mencapai suhu 70-
75 oC. Campuran bahan tersebut kemudian didiamkan hingga suhu 45-50 oC sambil
tetap diaduk, kemudian kedua bubur rumput laut tersebut dicampur hingga
homogen dan ditambahkan metil paraben dan fragrance. Sediaan lip balm yang
dihasilkan disimpan dalam wadah. Formulasi bahan yang digunakan pada saat
pembuatan lip balm dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Formulasi lip balm


Formulasi
Bahan Tanpa
B C D
rumput laut
Rasio bubur rumput laut
- 1:1 1:2 2:1
(T:EC)
Fase Minyak
Emulgade® (g) 8 8 8 8
Setil alcohol (g) 2 2 2 2
Beeswax* (g) 24 24 24 24
Vaseline (g) 10 10 10 10
Cocoa butter* (g) 3 3 3 3
Minyak Zaitun* (g) 18 18 18 18
Fase Air
Gliserin (g) 3 3 3 3
ditambahkan ditambahkan ditambahkan ditambahkan
Akua dm
hingga 100 g hingga 100 g hingga 100 g hingga 100 g
Bahan tambahan
Metil paraben (g) 0,2 0,2 0,2 0,2
Pewangi* (g) 10 tetes 10 tetes 10 tetes 10 tetes
Bubur RL Turbinaria sp. (g) - 15 10 20
Bubur RL E.cottonii (g) - 15 20 10
® Merk dagang (campuran setil stearil alcohol dan alkyl poliglikol eter)
* Modifikasi Kadu et al. (2015)

Bahan yang digunakan memiliki fungsi dan peranan masing-masing.


Vaselin digunakan dalam formulasi sediaan lip balm dengan fungsi utama sebagai
emolien (Rowe et al. 2009). Cocoa butter berfungsi untuk menghidrasi dan
menurunkan titik lebur (Fernandes et al. 2013). Beeswax merupakan lilin lebah
yang telah diputihkan. Beeswax biasanya digunakan untuk meningkatkan konsistensi
pada sediaan lip balm (Rowe et al. 2009). Minyak zaitun selain digunakan untuk
berbagai masakan juga berkhasiat untuk perawatan kecantikan. Minyak zaitun kaya
vitamin E yang bermanfaat untuk menghaluskan dan melembabkan permukaan
kulit tanpa menyumbat pori. Minyak zaitun merupakan pelembab yang baik untuk
melembabkan kulit (Surtiningsih 2005). Gliserin dalam pembuatan lip balm ini
7

digunakan sebagai humektan karena gliserin merupakan salah satu bahan yang
dapat mengikat air di sediaan agar tidak menguap, menstabilkan sediaan dan
sebagai pelembab di kulit (Hendradi et al. 2013). Setil alkohol digunakan sebagai
stiffening agent. Stiffening agent adalah bahan pengental atau pengeras di dalam
formula lip balm (Rowe et al. 2009). Metil paraben telah luas digunakan sebagai
pengawet pada kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmaseutika. Metil
paraben dapat digunakan sendirian atau kombinasi dengan paraben lainnya atau
dengan agen antimikroba lain. Konsentrasi metil paraben dalam preparasi topikal
sebesar 0,02-0,3 % (Rowe et al. 2009). Rumput laut Turbinaria sp. berfungsi
sebagai sumber antioksidan (Putranti 2008) dan rumput laut E. cottonii berfungsi
sebagai pengental, pengemulsi, pensuspensi dan penstabil (Li et al. 2014)

Prosedur Analisis

Prosedur analisis yang dilakukan adalah pengukuran kadar air pada rumput
laut kering, kadar air, pH, fitokimia pada bubur rumput laut, dan analisis pH, LoD,
aktivitas antioksidan pada lip balm rumput laut.

Kadar Air (AOAC 2005)


Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah
mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105°C selama 1 jam. Cawan
tersebut diletakkan ke dalam desikator (kurang lebih 15 menit) dan dibiarkan
sampai dingin kemudian ditimbang. Cawan tersebut ditimbang kembali hingga
beratnya konstan. Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan dan
ditimbang, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 5-8 jam
atau hingga beratnya konstan. Proses selanjutnya cawan tersebut diletakkan pada
desikator ± 30 menit dan dibiarkan sampai dingin dan selanjutnya ditimbang
kembali. Perhitungan kadar air menggunakan rumus berikut:

B−C
Kadar air (%)= B−A X 100%

Keterangan:
A= Berat cawan porselen kosong (g)
B= Berat cawan porselen + sampel rumput laut dan lip balm (g)
C= Berat cawan porselen + sampel rumput laut dan lip balm setelah dikeringkan
(g)

Pengukuran pH (Apriyantono et al. 1989)


Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter yang sebelumnya telah
dikalibrasi. Sampel lip balm sebanyak 3 g diencerkan dengan 30 ml air
demineralisasi. Pengukuran pH pada sampel dilakukan secara langsung dengan
mencelupkan sensor pH, lalu ditunggu sampai angka yang muncul pada layar stabil.

Uji Fitokimia (Harbone 1987)


Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa bioaktif
yang terdapat pada sampel. Sampel yang diuji dalam bentuk bubur. Uji fitokimia
8

yang dilakukan meliputi pemeriksaan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin,


fenol hidrokuinon, dan steroid/triterpenoid pada bubur rumput laut Eucheuma
cottonii dan Turbinaria sp.
1 Alkaloid
Sampel sebanyak 2 g dimasukkan dalam tabung reaksi lalu dilakukan
penambahan H2SO4 2M dan dikocok hingga benar-benar tercampur kemudian diuji
dengan tiga pereaksi alkaloid yaitu, pereaksi Dragendroff, pereaksi Meyer, dan
pereaksi Wagner. Hasil dinyatakan positif bila denga pereaksi Meyer terbentuk
endapan putih kekuningan, pereaksi Wagner terbentuk endapan coklat, dan pereaksi
Dragendorff terbentuk endapan merah hingga jingga.
2 Flavonoid
Sampel sebanyak 2 g ditambahkan serbuk Mg sebanyak 1 g, setelah itu
ditambahkan 0,5 amil alkohol dan 4 mL alkohol. Hasil positif jika larutan berwarna
merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
3 Fenol hidrokuinon
Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicampurkan
dengan 0,25 mL etanol, kemudian ditambah FeCl3 5%. Reaksi positif ditunjukkan
dengan terbentuknya warna hijau atau hijau biru.
4 Saponin
Uji saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Sampel
sebanyak 2 g diletakkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan air panas,
dan tabung reaksi dikocok, setelah tabung reaksi dikocok, dibiarkan 30 menit dan
ditambahkan HCL 2 N sebanyak 1 tetes. Hasil positif saponin ditunjukkan dengan
dengan adanya busa yang stabil.
5 Tanin
Sampel sebanyak 2 g diseduh dengan air panas yang telah dididihkan selama
3 menit, sampel tersebut disaring setelah itu ditetesi dengan FeCl3 1%. Hasil uji
positif ditunjukkan dengan larutan berwarna biru tua atau hijau hehitaman.
6 Steroid/Triterpenoid
Sampel sebanyak 2 g ditambah dengan klorofom kemudian ditetesi dengan
anhidra asam asetat sebanyak 5 tetes. Setelah itu ditetesi dengan H2SO4 sebanyak 3
tetes. Larutan akan berwarna merah. Hasil uji steroid positif bila warna larutan
berubah menjadi biru, sedangkan hasil uji triterpenoid positif bila terbentuk warna
merah kecoklatan pada lapisan permukaan sampel.

Analisis Sensori
Uji sensori dilakukan menggunakan penilaian dengan skala hedonik yang
ditransfer dalam bentuk angka. Pengujian ini bersifat subyektif dan menggunakan
skala hedonik dengan panelis semi terlatih dari mahasiswa Teknologi Hasil
Perairan IPB berjumlah 30 orang. Uji sensori pada penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi daya terima atau tingkat kesukaan panelis terhadap produk lip balm
yang dihasilkan (Carpenter et al. 2000). Parameter yang diamati yaitu kenampakan,
warna, aroma, tekstur, dan kelembaban. Data yang diperoleh diuji dengan uji
statistik non parametrik Kruskal Wallis dan hasil uji jika memberikan pengaruh
nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie 1993). Pengamatan
9

dilakukan dengan skala hedonik yang bernilai satu sampai lima dimana: (1) sangat
tidak suka; (2) tidak suka; (3) netral; (4) suka; (5) sangat suka.

Analisis LoD (Loss on Drying) (Ileleji et al. 2010)


Cawan porselen ditimbang dan dicatat bobot kosongnya. Sampel lip balm
ditimbang kedalam cawan petri. Uji LoD dilakukan dengan cara mengoven sampel
kering pada suhu 105 oC selama dua jam, kemudian cawan dikeluarkan dan
disimpan dalam desikator. Persentase LoD dihutung dengan rumus:

Bobot sampel awal−bobot sampel akhir


LoD (%) = x 100%
Berat bobot awal

Analisis Nilai aw (Miller 1998)


Prinsip dari analisis aw adalah mengetahui air bebas yang terdapat di dalam
bahan atau sampel. Penentuan aw dari produk diukur dengan menggunakan alat
pengukur aw meter. Kalibrasi alat dilakukan sebelum pengukuran aw sampel dengan
cara memasukkan garam ke dalam wadah yang telah tersedia. Jenis garam yang
digunakan NaCl jenuh dengan nilai aw 0,75. Pengukuran nilai aw dilakukan dengan
cara memasukkan sampel yang akan diukur ke dalam wadah yang tersedia pada aw
meter tersebut. Sampel kemudian didiamkan kurang lebih selama 15 menit, setelah
itu dilihat nilai aw yang tertera pada aw meter tersebut.

Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Molyneux 2004)


Bubur rumput laut Turbinaria sp dan E. cottonii dilarutkan dalam etanol
dengan konsentrasi 250, 500, 750, dan 100 ppm. Antioksidan sintetik asam askorbat
digunakan sebagai pembanding dan kontrol positif, dibuat dengan cara dilarutkan
dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 ppm. Larutan DPPH dibuat
dengan melarutkan kristal DPPH dalam pelarut metanol dengan konsentrasi 1 Mm.
Proses pembuatan larutan DPPH 1 Mm dilakukan dalam kondisi suhu rendah dan
terlindung dari cahaya matahari.
Larutan ekstrak dan larutan antioksidan asam askorbat yang telah dibuat,
masing-masing diambil 4,5 mL dan direaksikan dengan 0,5 mL larutan DPPH 1
mM dalam tabung reaksi yang berbeda dan telah diberi label. Campuran tersebut
kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC selama 30 menit dan diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm. Absorbansi dari larutan
blanko dibuat dengan mereaksikan 4,5 mL pelarut etanol dengan 0,5 mL larutan
DPPH 1 mL dalam tabung reaksi. Aktivitas antioksidan dari masing-masing sampel
dan antioksidan pembanding asam askorbat dinyatakan dengan persen inhibisi,
yang dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

Inhibisi (%) = (A blanko – A sampel) x 100%


A blanko
Konsentrasi sampel dan persen inhibisinya diplot masing-masing pada
sumbu x dan y pada persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear yang
diperoleh dalam bentuk persamaan y = a + bx, digunakan untuk mencari nilai IC 50
10

(inhibitor consentration 50%) dari masing-masing sampel dengan menyatakan nilai


y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC50. Nilai IC50 menyatakan
besarnya konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk mereduksi radikal
bebas DPPH sebesar 50%.

Analisis Data

Perhitungan uji sensori menggunakan analisis non parametric yaitu uji


Kruskal Wallis menggunakan software Statistical Process for Social Science
(SPSS) versi 15.0. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pada pengujian pH, LoD, dan antioksidan lip balm. Data kadar air, pH bubur rumput
laut, fitokimia bubur rumput laut disajikan secara deskriptif. Data diolah
menggunakan software Microsoft Excel 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Bahan Baku

Kadar Air Rumput Laut


Analisis kadar air dimaksudkan untuk mengetahui kandungan air dalam rumput
laut Turbinaria sp. dan E. cottonii kering. Kadar air sangat berpengaruh terhadap daya
simpan sampel. Kadar air yang terukur pada rumput laut Turbinaria sp. dan
E. cottonii yaitu sebesar 45,15±0,06% dan 38,71±0,05%. Hasil tersebut lebih tinggi
jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masduqi et al. (2014)
terhadap kadar air rumput laut Sargassum polycystum yaitu sebesar 14,43%.
Perbedaan kadar air yang terkandung dalam rumput laut disebabkan oleh perbedaan
suhu dan lama pengeringan yang dilakukan (Lisa et al. 2015). Semakin lama waktu
pengeringan yang dilakukan, maka kadar air yang terdapat pada bahan akan
semakin rendah (Winarno 2008).

Kemampuan Rehidrasi Rumput Laut


Rehidrasi adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap air sehingga
dapat kembali seperti kondisi pada saat masih segar (Neuma 1972). Rumput laut
kering mengalami penambahan bobot setelah dilakukan perendaman selama 12 jam
menggunakan air demineralisasi dengan perbandingan 1:20. Rumput laut
Turbinaria sp. dari berat awal 100 g menjadi 487 g dan E.cottonii dari berat awal
100 g menjadi 235 g. Kemampuan rumput laut Turbinaria sp. dan E. cottonii dalam
menyerap air yaitu sampai 2 dan 5 kali lipat dari berat awal. Haryanti et al. (2008)
menyatakan besarnya air yang dapat diserap dan disimpan oleh suatu bahan
tergantung pada luas bidang penyerapan bahan tersebut. Rumput laut E.cottonii
merupakan alga merah yang talusnya mengandung gel sehingga mempunyai
kamampuan mengikat air yang cukup tinggi.
11

Karakterisasi Bubur Rumput Laut

Kadar Air Bubur Rumput laut


Analisis kadar air dimaksudkan untuk mengetahui kandungan air dalam
bubur rumput laut Turbinaria sp. dan E. cottonii. Kadar air sangat berpengaruh
terhadap daya simpan sampel. Hasil pengukuran kadar air bubur rumput laut
menunjukkan bahwa kandungan air pada bubur rumput laut cukup tinggi. Bubur
rumput laut Turbinaria sp. memiliki kadar air sebesar 92,30 %, sedangkan bubur
rumput laut E. cottoni memiliki kadar air yang lebih tinggi yaitu sebesar 93,75 %.
Hasil kedua bubur rumput laut tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ihsan (2016) yang menyebutkan kadar air bubur
rumput laut E. cottonii sebesar 95,95 %. Perbedaan kadar air pada bubur rumput
laut dapat disebabkan karena perbedaan lamanya waktu perendaman yang
dilakukan.

pH Bubur Rumput Laut


Parameter untuk menilai tingkat keasaman atau kebasaan suatu bahan yaitu
dengan menentukan nilai pH. Nilai pH pada bubur rumput laut Turbinaria sp. dan
E. cottonii memiliki pH netral yaitu 7,36±0,04 dan 6,57±0,05. Nilai pH bubur
rumput laut yang netral disebabkan karena telah direndam menggunakan air
demineralisasi. Huda et al. (2003) menyatakan bahwa air demineralisasi memiliki
nilai pH sebesar 6,5-7,5.

Kandungan Bahan Aktif Bubur Rumput Laut


Pengujian fitokimia pada bubur rumput laut dilakukan untuk mengetahui
senyawa yang terkandung pada bubur rumput laut. Uji komponen bioaktif yang
dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, saponin, tanin,
steroid, dan triterpenoid. Bubur rumput laut Turbinaria sp. mengandung senyawa
flavonoid, saponin, steroid dan triterpenoid, sedangkan bubur rumput laut E.
cottonii hanya mengandung senyawa alkaloid. Kandungan senyawa fitokimia
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu spesies, varietas, kondisi pertumbuhan,
variasi musim, metode pengolahan dan penyimpanan (Pyo et al.
2014). Hasil fitokimia dari bubur rumput laut dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil
pengujian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa bubur rumput laut Eucheuma cottonii
mengandung senyawa alkaloid. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Andriani (2015) yang menunjukkan ekstrak Eucheuma cottonii
positif alkaloid. Bubur rumput laut Eucheuma cottonii menunjukkan positif
alkaloid pada uji Dragendroff. Marliana et al. (2005) menjelaskan bahwa hasil
positif alkaloid pada uji Dragendroff ditandai dengan endapan coklat muda sampai
kuning, endapan tersebut adalah kalium alkaloid. Alkaloid merupakan suatu
golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam dan hampir
seluruhnya berasal dari tanaman.
12

Tabel 2 Kandungan bahan aktif bubur rumput laut


Uji Turbinaria sp. E. cottonii
Alkaloid
a. Meyer - -
b. Wagner - -
c. Dragendorff - +
Flavonoid + -
Fenol hidrokuinon - -
Saponin + -
Tanin - -
Steroid + -
Triterpenoid + -
Keterangan: (+)Terdeteksi, (-) Tidak terdeteksi,

Bubur rumput laut Turbinaria sp. mengandung flavonoid, saponin, steroid,


dan triterpenoid. Alkaloid dan tannin tidak terdeteksi pada bubur rumput laut
Turbinaria sp. yang diteliti. Uji fitokimia yang dilakukan oleh Neelamathi dan
Kannan (2016) menunjukkan bahwa ekstrak Turbinaria ornate mengandung
komponen bioaktif alkaloid, fenol, saponin, flavonoid dan fenol hidrokuinon.
Flavonoid merupakan senyawa yang larut air dan tergolong dalam
komponen fenolik. Flavonoid umumnya terikat pada gula sebagai glikosida dan
aglikon flavonoid yang terdapat pada tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi
glikosida (Harborne 1987). Flavonoid merupakan kelompok besar senyawa dengan
berat molekul rendah dengan senyawa antioksidan tinggi dan memiliki struktur
kimia yang dapat mengurangi oksidasi (Soto et al. 2015).
Saponin merupakan senyawa yang bersifat seperti sabun yang dapat
dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa (Harborne 1987). Saponin
merupakan suatu glikosida yaitu campuran karbohidrat sederhana dengan aglikon
yang terdapat pada bermacam-macam tanaman (Kirk dan Othmer 1967). Saponin
telah banyak diaplikasikan dalam bidang makanan, kosmetik, dan farmasi karena
memiliki sifat fitokimia dan aktivitas biologisnya (Ustundag dan Mazza 2007).
Steroid merupakan golongan dari senyawa triterpenoid yang dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat. Steroid dapat diklasifikasikan
menjadi steroid dengan atom karbon tidak lebih dari 21 yaitu sterol, sapogenin,
glikosida jantung dan vitamin D. Steroid alami berasal dari berbagai transformasi
kimia dua triterpene yaitu lanosterol dan sikloartenol (Harborne 1987).
Triterpenoid merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, berbentuk
kristal, seringkali mempunyai titik leleh tinggi dan aktif optik yang umumnya sukar
dicirikan karena tidak ada kereaktifan kimianya (Harborne 1987). Triterpenoid saat
ini sedang banyak diteliti dalam penggunaannya sebagai makanan, obat-obatan,
kosmetik, dan produk kesehatan. Triterpenoid memiliki banyak fungsi biologis dan
efektivitas dalam farmakologi seperti antiinflamasi, antibakteri, antivirus,
hepatoprotektif, imunomodulator, dan antikarsinogenik.
13

Karakteristik Lip balm

Karakteristik sensori
Kenampakan
Nilai kesukaan panelis terhadap kenampakan lip balm berkisar antara 2,80-
4,20 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara netral sampai suka.
Nilai tertinggi terdapat pada lip balm tanpa penambahan bubur rumput laut,
sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan perbandingan 1:1. Nilai kesukaan
panelis yang diberikan terhadap kenampakan lip balm ditunjukkan oleh Gambar 3.
5,00
4,20±0,55b
4,00 3,53±0,82ab
Nilai Hedonik

2,80±0,85a 2,97±0,89a
3,00

2,00

1,00

0,00
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Rasio Turbinaria sp : E.cottonii

Gambar 3 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap kenampakan lip balm.


Keterangan: Tanpa penambahan bubur rumput laut, Rasio
bubur rumput laut Turbinaria sp. : E. cottonii (1:1), Rasio bubur
rumput laut Turbinaria sp. : E. cottonii (1:2), Rasio bubur rumput
laut Turbinaria sp. : E. cottonii (2:1)

Hasil uji Kruskal-Wallis (α=0,05) menunjukkan bahwa pemberian bubur


rumput laut mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap kenampakan lip
balm. Homogenitas dan warna lip balm yang dihasilkan diduga mempengaruhi
tingkat kesukaan panelis pada kenampakan lip balm. Karaginan mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai stabilisator, bahan pengental, pembentuk gel,
dan pengemulsi (Winarno et al. 2012).

Warna
Nilai kesukaan panelis terhadap warna lip balm berkisar antara 2,63-4,10
yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara tidak suka sampai suka.
Nilai tertinggi terdapat pada pada lip balm tanpa penambahan bubur rumput laut,
sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan perbandingan 2:1. Hasil uji
Kruskal-Wallis (α=0,05) menunjukkan bahwa pemberian bubur rumput laut
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap warna lip balm. Warna yang
terbentuk pada produk dipengaruhi oleh warna bahan penyusunnya (Mitsui 1997).
Lip balm dengan tanpa penambahan bubur rumput laut memiliki warna putih
sedangkan lip balm dengan penambahan bubur rumput laut memiliki warna coklat.
Hal tersebut disebabkan karena bubur rumput laut Turbinaria sp. yang digunakan
memiliki warna coklat kehitaman sehingga akan mempengaruhi tingkat kesukaan
panelis terhadap parameter warna. Nilai kesukaan panelis yang diberikan terhadap
warna lip balm ditunjukkan oleh Gambar 4.
14

5,00
4,10±0,61b
4,00 3,60±0,86ab

Nilai Hedonik
2,83±0,75a 2,63±0,81a
3,00

2,00

1,00

0,00
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Rasio Turbinaria sp : E.cottonii

Gambar 4 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap warna lip balm.Keterangan:


Tanpa penambahan bubur rumput laut, Rasio bubur rumput laut
Turbinaria sp. : E. cottonii (1:1), Rasio bubur rumput laut Turbinaria
sp. : E. cottonii (1:2), Rasio bubur rumput laut Turbinaria sp. : E.
cottonii (2:1)

Aroma
Aroma merupakan salah satu parameter sensori yang melekat pasa suatu
produk yang diamati dengan indra penciuman. Aroma yang enak dan mudah
dikenali umumnya akan lebih dipilih dibandingkan dengan aroma yang tidak
dikenali. Nilai kesukaan panelis terhadap aroma lip balm berkisar antar 3,10-3,93
yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian antara netral sampai suka. Nilai
tertinggi terdapat pada pada lip balm tanpa penambahan bubur rumput laut,
sedangkan nilai terendah terdapat pada perlakuan perbandingan 1:1. Hasil uji
Kruskal-Wallis (α=0,05) menunjukkan bahwa perbandingan bubur rumput laut
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap aroma lip balm. Aroma yang
terbentuk berasal dari pewangi yang ditambahkan. Pewangi ditambahkan dengan
tujuan dapat menutupi bau bubur rumput laut yang khas dan bahan lain. Nilai
kesukaan panelis yang diberikan terhadap aroma lip balm ditunjukkan oleh Gambar
5.
5,00
3,93±0,78b
4,00 3,50±0,97ab
Nilai Hedonik

3,10±0,92a 3,17±1,15a
3,00

2,00

1,00

0,00
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Rasio Turbinaria sp : E.cottonii

Gambar 5 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma lip balm. Keterangan:
Tanpa penambahan bubur rumput laut, Rasio bubur rumput laut
Turbinaria sp : E. cottonii (1:1), Rasio bubur rumput laut Turbinaria
sp E. cottonii (1:2), Rasio bubur rumput laut Turbinaria sp : E. cottonii
(2:1)
15

Tekstur
Tekstur merupakan parameter yang cukup penting di dalam suatu emulsi
dan sediaan kosmetika karena menunjukkan tingkat kehalusan yang dihasilkan.
Suryani et al. (2000) menyatakan bahwa semakin halus dan seragam tekstur, maka
semakin baik lip balm yang dihasilkan karena tekstur tersebut merupakan parameter
tercampurnya komponen minyak dan air. Nilai kesukaan panelis yang diberikan
terhadap tekstur lip balm ditunjukkan oleh Gambar 6.
5,00
3,97±0,81b
4,00 3,50±0,90ab 3,60±0,89ab
Nilai Hedonik

3,13±0,90a
3,00

2,00

1,00

0,00
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Rasio Turbinaria sp : E.cottonii

Gambar 6 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap tekstur lip balm. Keterangan:
Tanpa penambahan bubur rumput laut, Rasio bubur rumput laut
Turbinaria sp : E. cottonii (1:1), Rasio bubur rumput laut Turbinaria
sp E. cottonii (1:2), Rasio bubur rumput laut Turbinaria sp : E. cottonii
(2:1)

Hasil uji Kruskal-Wallis (α=0,05) menunjukkan bahwa perbandingan bubur


rumput laut mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap aroma lip balm. Nilai
kesukaan panelis terhadap tekstur lip balm berkisar antara 3,13-3,97 yang berarti
bahwa panelis memberikan penilaian antara netral sampai suka. Nilai tertinggi
terdapat pada pada lip balm tanpa penambahan bubur rumput laut, sedangkan nilai
terendah terdapat pada perlakuan perbandingan 1:1. Velde et al. (2002) menyatakan
bahwa karagenann memiliki kemampuan untuk membentuk gel secara thermos-
reversible sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pembentuk gel, pengental, dan
bahan penstabil di berbagai industri seperti pangan, farmasi, kosmetik, percetakan,
dan tekstil.

Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu parameter penting dalam produk lip
balm. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap rasa
lembab yang dirasakan selama pemakaian lip balm. Nilai kesukaan panelis terhadap
kesan kembab lip balm berkisar antara 3,67-4,23 yang berarti bahwa panelis
memberikan penilaian antara netral sampai suka. Hasil uji Kruskal-Wallis (α=0,05)
menunjukkan bahwa perbandingan bubur rumput laut mempengaruhi tingkat
kesukaan panelis terhadap aroma lip balm. Karaginan yang terkandung dalam
rumput laut E.cottonii dapat mengikat air sehingga dapat mempertahankan
kelembaban (Rosyidi et al. 2008). Nilai kesukaan panelis yang diberikan terhadap
kesan lembab lip balm ditunjukkan oleh Gambar 7.
16

5,00
4,23±0,63b
3,70±1,02a 3,80±0,66a 3,67±0,80a
4,00

Nilai Hedonik
3,00

2,00

1,00

0,00
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Rasio Turbinaria sp : E.cottonii

Gambar 7 Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap kelembaban lip balm.


Keterangan: Tanpa penambahan bubur rumput laut, Rasio bubur
rumput laut Turbinaria sp : E. cottonii (1:1), Rasio bubur rumput laut
Turbinaria sp E. cottonii (1:2), Rasio bubur rumput laut Turbinaria
sp. : E. cottonii (2:1)

Karakteristik fisiko-kimia
pH Lip balm
Nilai pH produk kosmetik atau produk yang digunakan untuk pemakaian
luar yang berhubungan langsung dengan kulit haruslah sesuai dengan penerimaan
kulit. Produk kosmetik yang memiliki nilai pH terlalu rendah akan menyebabkan
kulit teriritasi dan jika nilai pH terlalu tinggi akan menyebabkan kulit menjadi
kering (Wasitaatmadja dan Sjarif 1997). Nilai pengukuran pH lip balm rumput laut
dapat dilihat pada Gambar 8.
7
5,74± 0.01 d 5,55± 0.01 c 5,67±0.00 b
6 5,05±0.00 a
5
4
pH

3
2
1
0
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Turbinaria sp: E cottonii
Gambar 8 Nilai pH lip balm rumput laut

Hasil analisis ragam ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan pemberian


bubur rumput laut berpengaruh terhadap pH lip balm (p≤0,05). Nilai pH lip balm
pada penelitian ini memperlihatkan bahwa hasil yang didapat berkisar antara 5,05-
5,74. Hasil tersebut sudah sesuai dengan standar nilai pH produk pelembab kulit
berdasarkan SNI 16-4399-1996 yaitu nilai pH pelembab disyaratkan berkisar antara
4.5-8.0. Hasil analisis tiga sampel lip balm rumput laut juga tidak berbeda jauh
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazato et al. (2012) yaitu memperlihatkan
bahwa nilai pH pada lip gloss sebesar 5,5. Rowe et al. (2009) menyatakan bahwa
nilai pH lip balm yang cenderung asam dikarenakan dalam komposisi bahan
17

penyusun lip balm tidak disertakan bahan yang bersifat basa seperti trietanolamin
(TEA) yang memiliki nilai pH 10,5. Penelitian Erungan et al. (2009) menunjukkan
bahwa pemberian setil alkohol akan menurunkan nilai pH.

Loss on Drying (LoD) Lip balm


Pengukuran Loss on Drying (LoD) dilakukan untuk mengetahui
kemampuan lip balm dalam mengurangi penguapan air atau mempertahankan
kelembaban. Pengukuran LoD dilakukan dengan akslerasi suhu dan waktu
pengujian terhadap suhu dan waktu normal. Akslerasi yang dilakukan yaitu sebesar
4 kali lipat dari suhu ruang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai LoD
terkecil terdapat pada lip balm dengan perlakuan 1:2 yaitu senilai 2,21% dan
tertinggi pada lip balm tanpa penambahan rumput laut yaitu senilai 4,52%. Hasil
pengukuran LoD dapat dilihat pada Gambar 9.
10
Loss on Drying (%)

8
6 4,52±0,19 a
4 2,64±0,18 b
2,33±0,02 bc 2,21±0,10 c
2
0
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Perlakuan Turbinaria sp : E.cottonii
Gambar 9 Nilai LOD lip balm rumput laut

Hasil analisis data ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan penambahan


bubur rumput laut berpengaruh terhadap nilai LoD lip balm (p≤0,05). Hasil
pengukuran LoD menunjukkan bahwa lip balm dengan perlakuan penambahan
bubur rumput laut memiliki nilai penyusutan bobot yang lebih rendah dibandingkan
dengan lip balm tanpa penambahan bubur rumput laut. Rumput laut E. cottonii
mengandung karaginan yang memiliki kemampuan mengikat air atau Water
Holding Capasity (WHC). Karaginan dapat menjaga atau menahan air dalam ruang
matriks yang terbentuk, sehingga dengan penggunaan rumput laut yang meningkat
maka semakin tinggi pula kandungan karaginan yang dapat meningkatkan daya ikat
air atau menahan air Rosyidi et al. (2008).

Aktivitas Air (aw)


Aktivitas air pada bahan adalah jumlah air bebas yang terkandung dalam
bahan, yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Aktivitas air
merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kerusakan suatu produk
karena aktivitas air dapat menggambarkan kebutuhan bakteri akan air. Analisis nilai
aw bertujuan untuk mengetahui hubungan keawetan dan keamanan lip balm yang
ditunjukkan dengan pertumbuhan jenis mikroba tertentu (bakteri dan kapang) yang
tumbuh. Hasil analisis aktivitas air (aw) pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 10.
18

1,00
0,85±0,0d 0,82±0,007c 0,80±0,28b
0,80 0,66±0,007a

Aktivitas Air
0,60

0,40

0,20

0,00
Tanpa rumput 1:1 1:2 2:1
laut
Perlakuan Turbinaria sp. : E. cottonii
Gambar 10 Nilai Aktivitas air lip balm rumput laut

Hasil analisis data ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan penambahan


bubur rumput laut berpengaruh terhadap nilai aw lip balm (p≤0,05). Gmabar 10
memperlihatkan bahwa lip balm dengan penembahan bubur rumput laut memiliki
nilai aktivitas air yang lebih tinggi dibandingkan dengan lip balm tanpa
penambahan bubur rumput laut. Nilai aktivitas air yang lebih tinggi pada lip balm
dengan penambahan bubur rumput laut diduga karena bubur rumput laut
mengandung kadar air yang cukup tinggi. Perubahan kadar air pada bahan dapat
menyebabkan perubahan nilai aw pada bahan tersebut. Semakin meningkatnya
kadar air pada bahan maka nilai aw juga akan semakin meningkat, begitu juga
apabila kadar air dikurangi atau dihilangkan maka kadar aw pada bahan akan
berkurang nilainya (Winarno 2004).

Antioksidan Lip balm


Antioksidan merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penangkap efek
buruk dari radikal bebas yang menyebabkan kerusakan kulit seperti munculnya
keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah (Maysuhara 2009). Keberadaan senyawa
antioksidan pada suatu bahan dapat dideteksi dengan melakukan uji antioksidan
salah satunya yaitu dengan metode DPPH. Pembanding yang digunakan dalam
pengujian aktivitas antioksidan ini adalah vitamin C. Nilai IC50 yang diperoleh dari
larutan vitamin C dan sediaan lip balm rumput laut pada ketiga perlakuan dapat
dilihat pada Gambar 11.
1400 1261,78±7,07 a
1200
IC50 (ppm)

1000
800 683,71±19,39 b
600 407,79±8,73 c
359,15±13,26 d
400
200 4,05±0,47 e
0
tanpa rumput 1:1 1:2 2:1 vitamin C
laut
Perlakuan Turbinaria sp : E.cottonii
Gambar 11 Nilai IC50 larutan vitamin C dan lip balm rumput laut
19

Hasil analisis data ragam ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan


penambahan bubur rumput laut berpengaruh terhadap nilai IC50 lip balm rumput
laut. Lip balm rumput laut dengan perlakuan 1:1 memiliki aktivitas antioksidan
terbaik yaitu dengan nilai IC50 sebesar 359,15 ppm dan aktivitas antioksidan
terendah yaitu pada lip balm dengan tanpa penambahan bubur rumput laut dengan
nilai IC50 sebesar 1261,78 ppm. Lip balm dengan perlakuan 1:1 memiliki aktivitas
antioksidan tertinggi yang diduga karena bubur rumput laut E. cottonii juga
mengandung senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan. Chew et al. (2011)
menyatakan bahwa nilai IC50 suatu bahan alami berhubungan erat dengan senyawa
bioaktif yang dikandungnya. Rezaeizadeh et al. (2011) menyatakan bahwa
flavonoid bertindak sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang
dapat mendonorkan atom hidrogen kepada senyawa radikal bebas dan menstabilkan
senyawa oksigen reaktif. Penelitian Hanani et al. (2005) menunjukkan bahwa
ekstrak Callyspongia sp. mempunyai aktivitas antioksidan, dan senyawa yang
berkhasiat sebagai antioksidan termasuk golongan alkaloid. Penelitian yang
dilakukan oleh Azwanida et al. (2014) menunjukkan bahwa lipstik alami dengan
pigmen betalain yang diekstrak dari buah naga memiliki nilai IC50 sebesar 54,29
ppm.
Nilai IC50 lip balm pada semua perlakuan menunjukkan aktivitas
antioksidan yang sangat lemah karena memiliki nilai IC50 lebih dari 200 ppm.
Vitamin C sebagai kontrol positif dan standar yang digunakan termasuk antioksidan
dengan kategori sangat kuat karena memiliki nilai IC50 kurang dari 50 ppm, yaitu
4,05 ppm. Molyneux (2004) menyatakan bahwa suatu senyawa dikatakan sebagai
antioksidan sangat kuat apabila memiliki nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat apabila
nilai IC50 antara 100-150 ppm, sedang apabila nilai IC50 antara 150-200 ppm, dan
sangat lemah apabila memiliki nilai IC50 lebih dari 200 ppm. Perbedaan aktivitas
antioksidan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya jenis bahan yang
digunakan dan faktor penyimpanan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Bubur rumput laut Turbinaria sp. dan E.cottonii memiliki karakteristik yang
dapat dijadikan sebagai bahan sediaan lip balm rumput laut. Perlakuan terpilih lip
balm rumput laut berdasarkan uji sensori yaitu dengan formulasi 1:2. Formulasi
bubur rumput laut terbaik berdasarkan karakteristik fisiko kimia terdapat pada lip
balm rumput laut 1:1.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh besarnya


konsentrasi bubur rumput laut yang diberikan terhadap karakteristik fisiko kimia
lip balm. Perlu adanya perbaikan karakteristik sensori lip balm khususnya
20

parameter kenampakan dan warna. Analisis logam berat dan total mikroba juga
diperlukan dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analitycal Chemist. 2005. Official Method of


Analysis of The Association of Official Analitycal of Chemist. Arlington,
Virginia, USA: Published by The Association of Analitycal Chemist, Inc.
Andriani Z, Fasya AG, Hanapi A. 2015. Antibacterial activity of the red algae
Eucheuma cottonii extract from Tanjung Coast, Sumenep Madura.
ALCHEMY: Journal of Chemistry. 4(2):93-100
Armin F, Zulharmita, Firda DR. 2013. Identifikasi dan penetapan kadar merkuri
(Hg) dalam krim pemutih kosmetika herbal menggunakan spektrofotomrtri
serapan atom (SSA). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 18(1): 28-34
Asni A. 2015. Analisis produksi rumput laut (Kappaphycus alvarezii) berdasarkan
musim dan jarak lokasi budidaya di perairan kabupaten Bantaeng. Jurnal
Akuatika. 6(2): 140-153
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanti S. 1989.
Analisis Pangan. Bogor (ID): Pusat Antar Univerditas Pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor.
Azwanida NN, Normasarah, Afandi A. 2014. Utilization and evaluation of betalain
pigment from red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) as a natural colorant
for lipstick. Jurnal Teknologi (Science and Engineering).69(6):139-142
Carpenter RP, Lyon DH, Hasdell TA. 2000. Guidelines for Sensory Analysis in
Food Product Development and Quality Control. Edisi kedua. Marylands:
Aspen: 19-20.
Chew KK, Ng SY, Thoo YY, Khoo MZ, Wan Aida WM, Ho CW. 2011. Effect of
ethanol concentration, extraction time and extraction temperature on the
recovery of phenolic compounds andantioxidant capacity of Centella
asiatica extracts. International Food Research Journal. 18: 566-573.
Draelos ZD, Thaman LA. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care Product.
Taylor and Francis Group. New York.
Draelos ZD. 2009. An evaluation of prescription device moisturizers. Journal of
Cosmetic Dermatology. 8(1):40-43
Ega L, Lopulalan CGC, Meiyasa F. 2016. Kajian mutu karaginan rumput laut
Eucheuma cottonii berdasarkan sifat fisiko-kimia pada tingkat konsentrasi
kalium hidroksida (KOH) yang berbeda. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.
5(2):38-44
21

Erungan AC, Purwaningsih S, Anita SB. 2009. Aplikasi karaginan dalam


pembuatan skin lotion. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
12(2): 128-143
Fernandes AR, Dario MF, Pinto CASO, Kaneko TM, Baby AR, Velasco MVR.
2013. Stability evaluation of organic lip balm. Brazilian Journal of
Pharmaceutical Sciences. 49(2):293-299.
Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi senyawa antioksidan dalam
spons Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian.
2(3): 127-133.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, penerjemah, Bandung
(ID): Institut Teknologi Bandung. Terjemahan dari Phytochemical Methods
Haryanti AM, Darmanti S, Izzati M. 2008. Kapasitas penyerapan dan penyimpanan
pada berbagai ukuran potongan rumput laut Gracilaria verrucosa sebagai
bahan dasar pupuk organik. BIOMA. 10(1):1-6
Hendradi E, Chasanah U, Indriani T, Fionnayuristy F. 2013. Pengaruh gliserin dan
propilenglikol terhadap karakteristik fisik, kimia dan SPF sediaan krim tipe
o/w ekstrak niji kakao (Theobroma cacao L.) (kadar ekstrak kakao 10%,
15% dan 20%). Pharmascientia. 2(1):31-42
Huda N, Setyono, Sumijanto, Diah EL, Ihsan M. 2003. Analisis spesi pada tahap
pembuatan air bebas mineral reaktor G.A. Siwabessy. Prosiding Presentasi
Ilmiah Teknologi Keselamatan Nuklir VIII. ISSN 1410-0533
Ihsan F. 2016. Pembuatan nori dengan pemanfaatan kolang-kaling sebagai bahan
substitusi rumput laut jenis Eucheuma cottonii. [skripsi]. Padang (ID):
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Andalas.
Ileleji KE, Gracia AA, Kingsly ARP, Clemetson CL. 2010. Comparison of standard
moisture loss on drying methods for determination of moisture content of
corn distillers dried grainds with solubles. Journal of Association of Official
Analytical International 93(3): 825-831.
Januar HI, Wikanta T. 2011. Korelasi kandungan fukosantin dari Turbinaria sp.
terhadap nutrient laut di pantai Binuangeun dan Krakal. Squalen. 6(1): 18-
25.
Kadu M, Vishwasrao S, Singh S. 2015. Review on natural lip balm. International
Journal of research in cosmetic science. 5(1):1-7.
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2015. Analisis Data Pokok Kementrian
Kelautan dan Perikanan 2015. Jakarta (ID): Pusat Data Statistik dan
Informasi Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Kelman D, Posner EK, McDermin KJ, Tabandera NK, Wright PR, Wrighat AD.
2012. Antioxidant activity of Hawaiian Marine Algae. Marine Drugs. 10(2):
403-416 .
Li L, Ni R, Shao Y, Mao S. 2014. Carrageenan and its applications in drug delivery.
Journal Carbohydrate Polymers. 103:1-11.
22

Lisa M, Lutfi M, Susilo B. 2015. Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap
mutu tepung jamur tiram putih (Plaerotus ostreatus). Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(3): 270-279
Luthfiyana N, Nurjanah, Nurilmala M, Anwar E, Hidayat T. 2016. Rasio bubur
rumput laut Eucheuma cottonii dan Sargassum sp. sebagai formula krim
tabir surya. JPHPI. 19(3):183-195
Maharany F, Nurjanah, Suwandi R, Anwar E, Hidayat T. 2017. Kandungan
senyawa bioaktif rumput laut Padina australis dan Eucheuma cottonii
sebagai bahan baku krim tabir surya. JPHPI. 20(1): 1-17
Marliana S, Venty S, Suyono. 2005. Skrining fitokimia dan analisis kromatografi
lapis tipis komponen kimia buah labu siam (Schium edule Jacq. Swartz)
dalam ekstrak etanol. Jurnal Biofarmasi. 3(1):26-31
Masduqi AF, Izzati M, Prihastanti E. 2014. Efek metode pengeringanterhadap
kandungan bahan kimia dalam rumput laut Sargassumpolycystum. Buletin
Anatomi dan Fisiologi. 22(1):1-9
Merdekawati W, Susanto AB. 2009. Kandungan dan komposisi pigmen rumput laut
serta potensinya untuk kesehatan. Squalen. 4(2): 41-47.

Miller DD. 1998. Food Chemistry. A Laboratory Manual. New York (US): John
Wiley dan Sons, Inc.
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New York (US): Elsevier. hal:72.
Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical diphenylpicryl-hydrazyl
(DPPH) for estimating antioxidant activity. Journal Science of Technology.
26(2): 211-219.
Nazato C, Torres NH, Ferraz SCU, Vilca FZ, Silvia DFC, Aguilar CL, Harder
MNC. 2012. Employment of wax sugarcane (Saccharum officinarum) in
formulation of a lip gloss by simple extraction and bioethanol. American
Journal of Biochemistry. 2(5): 89-93
Neelamathi E, Kannan R. 2016. Screening and Characterization of bioactive
compounds of Turbinaria ornate from the gulf of Mannar, India.
International Advanced Research Journal in Science, Engineering and
Technology. 16(2): 243-251
Neuma HJ. 1972. Dehydrated celery: Effect of predrying treatments and
rehydration procedures are reconstitution. Journal Food Sci. 73:437-441.
Priono B. 2013. Budidaya rumput laut dalam upaya peningkatan industrialisasi
perikanan. Media Akuakultur. 8(1): 1-8
Putranti RI. 2013. Skrining fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut
Sargassum duplicatum dan Turbinaria ornate dari Jepara [tesis]. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang.
Pyo YH, Jin YH, Hwan JY. (2014). Comparison of the effect of blending and
juicing on phytochemical content and antioxidant capacity of typical Korean
kernel fruit juice. Preventive Nutrition and Food Science. 19(2): 108-114.
23

Rezaeizadeh A, Zuki ABZ, Abdollahi M, Goh YM, Noordin MM, Hamid M, Azmi
TI. 2011. Determination of antioxidant activity in methanolic and
chloroformic extract of momordica charantia. African Journal of
Biotechnology. 10(24): 4932-4940.
Rosyidi D, Widati AS, Prakoso J. 2008. Pengaruh penggunaan rumput laut terhadap
kualitas fisik dan organoleptik chicken nuggets. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak. 3(1):43-51
Rowe RC, Paul JS, Marian EQ. 2009. Handbook of pharmaceutical excipients sixth
edition. USA: Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1996. Sediaan Tabir Surya. SNI 16-4399-1996.
Badan Standar Nasional.
Sakti H, Lestari S, Supriadi. 2016. Perubahan mutu ikan gabus (Channa striata)
asap selama penyimpanan. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. 5(1):11-18.
Shide A, Ganu J, Naik P. 2012. Effect of free radicals and antioxidants on oxidative
stress: review. Journal of Dental and Allied Sciences. 1(2):63-66
Soto ML, Falque E, Dominguez H. 2015. Relevance of natural phenolics from grape
and derivate products in the formulation of cosmetics. Cosmetics. 2:(259-
276).
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan
Biometrik. Edisi ketiga. Penerjemah: Bambang S. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Suryani A, Sailah, Eliza H. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Susijahadi. 1983. Pertumbuhan mikroba pada bandeng (Chanos chanos) asap
selama penyimpanan suhu kamar dalam berbagai tingkat kelembaban
[Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Surtiningsih. 2005. Cantik dengan Bahan Alami: Cara Mudah, Murah, dan Aman
untuk Mempercantik Kulit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Susilowati T, Rejeki S, Dewi EN, Zulfitriani. 2012. Pengaruh kedalaman terhadap
pertumbuhan rumput laut (Eucheuma cottonii) yang dibudidayakan dengan
metode longline di pantai Mlonggo, kabupaten Jepara. Jurnal Saintek
Perikanan. 8(1): 7-12.
Ustundag OG, Mazza G. 2007. Extraction of saponin and cyclopeptides from cow
cockle seed with pressurized low polarity water. Food Science and
Tecnology. 41(2008):1600-1606.
Velde VD, Knutsen, Usov, Romella AI, Cerezo AS. 2002. 1H and 13C high
resolution NMR spectroscopy of carrageenans: Aplication in research and
industry. Trend in Food Sciene and Technology. 13:73-92.
Wasitaatmadja, Sjarif M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Jakarta: UI Press.
hal 27-33.
24

Winarno FG. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta (ID): Sinar
Harapan. Hal .
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-BRIO Press. Hal 245-251.
25

LAMPIRAN
26
27

Lampiran 1 Contoh perhitungan


Kadar air bubur rumput laut
Contoh perhitungan kadar air bubur rumput laut Turbinaria sp. ulangan 1
Berat cawan kosong (A) = 22,1671
Berat cawan dan sampel (B) = 26,7622
Berat cawan dan sampel setelah dioven (C) = 22,5224
Kadar air (%) = B-C x 100%
B-A
26,7622 - 22,5224
= x 100% = 92,3 %
26,7622 - 22,1671

Lampiran 2 Lembar uji skala hedonik lip balm


Nama Panelis : ………………………
Tanggal pengujian : ………………………
Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap sampel lip balm rumput
laut sesuai dengan penilaian anda
Parameter Kenampakan Warna Aroma Tekstur Kelembaban
A
B
C
D
Keterangan:
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = netral
4 = suka
5 = sangat tidak suka

Lampiran 4 Uji Kruskal Wallis terhadap lip balm rumput laut


Kenampakan Warna Aroma Tekstur Kelembaban
Chi-Square 41,635 48,435 12,783 12,597 9,358
df 3 3 3 3 3
Asymp. Sig. ,000 ,000 ,005 ,006 ,025
Keterangan: signifikan < 0,05 berarti berpengaruh nyata
28

Lampiran 5 Nilai aktivitas antioksidan lip balm

Lip balm 1:1


Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi
U1 U2 U1 U2
250 0,241 0,243 49,58 49,59
500 0,236 0,235 50,63 51,24
750 0,227 0,230 52,51 52,28
1000 0,209 0,210 56,28 56,43
Blanko 0,480 IC50 368,52 349,77
Rata-rata 359,15
IC50

Lip balm 1:1 U1


57,00
56,00
55,00
54,00
% Inhibisi

53,00
52,00 y = 0,0088x + 46,757
51,00 R² = 0,9269
50,00
49,00
48,00
0 200 400 600 800 1000 1200
[ppm]

Lip balm 1:1 U2


57,00
56,00
55,00
% Inhibisi

54,00
53,00
52,00
51,00 y = 0,0086x + 46,992
50,00 R² = 0,912
49,00
48,00
0 200 400 600 800 1000 1200
[ppm]
29

Lampiran 7 Uji ragam ANOVA dan DMRT pH lip balm

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,578 3 ,193 3083,933 ,000
Within Groups ,000 4 ,000
Total ,578 7

N Subset for alpha = .05


kode 1 2 3 4 1
tanpaRL 2 5,050
1:2 2 5,550
2:1 2 5,670
1:1 2 5,735
Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Lampiran 8 Uji ragam ANOVA dan DMRT LoD lip balm

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6,967 3 2,322 119,166 ,000
Within Groups ,078 4 ,019
Total 7,045 7

N Subset for alpha = .05


kode 1 2 3 1
1:2 2 2,210
1:1 2 2,325 2,325
2:1 2 2,635
tanpaRL 2 4,150
Sig. ,456 ,091 1,000

Lampiran 9 Uji ragam ANOVA dan DMRT Aktivitas air lip balm

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,044 3 ,015 390,556 ,000
Within Groups ,000 4 ,000
Total ,044 7
30

N Subset for alpha = .05


Kode 1 2 3 4 1
tanpa rumput laut 2 ,655
2:1 2 ,795
1:2 2 ,815
1:1 2 ,850
Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Lampiran 10 Uji ragam ANOVA dan DMRT Antioksidan lip balm

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1757992,5
4 439498,126 3240,505 ,000
05
Within Groups 678,132 5 135,626
Total 1758670,6
9
37

N Subset for alpha = .05


kode 1 2 3 4 5 1
vitc 2 4,050
1:1 2 359,145
2:1 2 407,785
1:2 2 683,710
tanpaRL 2 1261,780
Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
31

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukoharjo pada tanggal 28 Februari 1995. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Sunardi dan Rubiyati.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis dimulai di SDN Kateguhan 1 pada tahun
2001 hingga tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan pada tahun yang sama di
SMPN 1 Tawangsari hingga lulus pada tahun 2010. Pendidikan formal selanjutnya
ditempuh di SMAN 1 Sukoharjo pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jalur tulis pada tahun
2013.
Selama perkuliahan, penulis aktif berorganisasi dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Teknologi Hasil Perairan (HIMASILKAN), Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan sebagai anggota divisi Sosial Kesejahteraan Mahasiswa pada tahun
kepengurusan 2014-2015 dan sebagai anggota divisi Kewirausahaan pada tahun
kepengurusan 2015-2016. Penulis juga berperan aktif sebagai asisten praktikum,
diantaranya pada matakuliah Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil Perairan,
Departemen Teknologi Hasil Perairan. Penulis melakukan praktik lapang pada
tahun 2016 di UMKM Sari Rasa Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah dengan judul
“Perencanaan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada
Proses Pembuatan Keripik Ikan Belut di Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Sari Rasa, Sukoharjo” dibawah bimbingan Dr Sugeng Heri Suseno, SPi
MSi.

Anda mungkin juga menyukai