TINJAUAN PUSTAKA
aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
lebih kurang 36-49% dari total keseluruhan berat badan, daging 24-41% dan
Mutu udang terutama ditentukan oleh keadaan fisik dan organoleptik dari
udang. Keseragaman jenis dan ukuran sangat dinilai tinggi. Sesuai bentuk atau
tipe produk maka produk udang tidak boleh ada cacat, rusak yang akan
mengurangi nilai. Jumlah ruas, misalnya, tidak boleh kurang dari ketentuan. Di
samping itu produk udang tidak boleh mengandung kotoran atau benda asing
5
(pasir atau yang lainnya), tidak boleh mengandung parasit, bakteri cemaran dan
yang tinggi pada produk udang adalah faktor mutu rupa, warna dan bau. Warna
udang harus asli sesuai warna jenis udang yang bersangkutan. Untuk
mempertahankan mutu udang, udang dapat disimpan pada suhu rendah yaitu
sekitar 0°C. Apabila udang dibekukan atau disimpan beku sampai di bawah -18ºC
Udang sebagai salah satu produk perikanan yang memilliki sifat mudah
busuk (highly perishable), maka penanganan yang baik mutlak diperlukan agar
mutu udang tetap segar pada saat dikonsumsi. Mutu udang terutama ditentukan
oleh keadaan fisik dan organoleptik (rupa, warna, bau, rasa dan tekstur) dari
menentukan tingkat mutunya. Oleh karena itu, tidak boleh ada cacat, rusak yang
adalah menggunakan bahan baku udang dan tepung tapioka dengan ditambah
pembuatan kerupuk udang adalah sebagai upaya untuk mendapatkan produk hasil
6
perikanan yang mempunyai rasa renyah dan gurih serta dapat memenuhi selera
baku sampai kerupuk udang dikemas dan siap dipasarkan adalah 4-5 hari. Untuk
berlangsung selama 2 hari atau bahkan sampai 4 hari, tergantung dari panas atau
teriknya sinar matahari. Untuk lebih jelasnya seperti terlihat dalam Diagram Alir
7
Udang
Pembuatan
batang kerupuk
Pendinginan
pemotongan
Penjemuran /
pengeringan
Pengemasan kerupuk
8
Menurut Astawan, (1989) Modifikasi Tim Penelitian dan Pengembangan
Perkreditan dan UMKM (2008) Proses produksi kerupuk udang adalah sebagai
berikut :
Udang segar yang berasal dari laut yang merupakan hasil tangkapan para
nelayan dibersihkan dan dikupas, dengan cara dibuang kulitnya dan dicuci
2. Udang segar dibekukan jika tidak langsung diproses, jika langsung maka
Jika udang yang sudah dikupas dan dicuci bersih tidak langsung hari itu
setelah dikupas dan dicuci bersih akan langsung diproses, maka tidak perlu
Setelah udang dikupas dan dicuci dengan bersih, maka udang tersebut
oleh para pengusaha adalah merupakan bantuan dari dana bergulir Dinas
9
seledri dan penyedap. Proses pencampuran ini dengan mempergunakan
membuat kue), agar udang lebih lembut dan lebih hancur, sehingga akan
dengan udang yang sudah dicampur bumbu dan bahan pelengkap lainnya,
proses ini pun menggunakan tenaga manusia. Diaduk terus sampai bisa
6. Penghalusan adonan.
sagu kemudian diaduk dan diuleni supaya menjadi adonan yang halus agar
manusia. Disamping itu proses ini adalah agar semua bahan tercampur
10
dengan merata sehingga rasa dari semua kerupuk udang sama. Proses ini
Adonan yang sudah halus akan dibentuk menjadi batangan panjang. Hal
kain agar uapnya tidak keluar karena akan menyebabkan adonan jadi
lembek dan akan sulit dibentuk. Untuk pengukusan adonan kerupuk udang
9. Pendinginan.
dibantu dengan kipas angin akan membutuhkan waktu yang lama. Setelah
11
10. Proses pemotongan
150C selama 1-2 hari, maka proses selanjutnya adalah pemotongan. Untuk
kerupuk udang ini ada dua bentuk yaitu bentuk bulat dan bentuk batangan
seperti batangan korek api. Keduanya sangat disukai oleh para konsumen,
karena mereka tidak melihat bentuk tetapi lebih terhadap rasa. Sebenarnya
terdapat pisau pemotong yang merupakan bantuan dari Dinas Kelautan dan
bahkan bentuk kerupuk jadi rusak. Sehingga sebagian besar alat tersebut
tidak digunakan.
Setelah batangan kerupuk udang dipotong dengan dua bentuk yaitu bulat
12
12. Proses pengemasan.
kemasan 1 kg dan ½ kg, tetapi proporsi yang lebih banyak adalah kemasan
tinggi gizinya salah satunya adalah kerupuk udang. Selain rasanya gurih dan enak,
kerupuk dapat menambah selera makan. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk,
ukuran, aroma, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan, nilai gizi dan sebagainya.
Perbedaan ini bisa disebabkan karena pengaruh budaya daerah penghasil kerupuk,
bahan baku dan bahan tambahannya yang digunakan serta alat dan cara
Sedangkan bahan –bahan lainnya seperti ikan atau udang, telur, garam, air dan
yang sangat bervariasi tergantung dari selera masing – masing. (Astawan, 1989)
yaitu memiliki warna putih, bersih, kering, tidak berbau apek, tidak masam, murni
13
Tabel 3 Komposisi Gizi Pada Kerupuk Udang
14