“PEMBUATAN TEMPE”
Disusun Oleh :
Nama : Asmo Syaril Putra
NPM : E1G020103
Hari/Tanggal : Rabu/3-Oktober-2021
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama
sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat
menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.
Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang
dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan
mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt,
minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).
Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa
Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi .
Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar
yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal muasal dari mana kata “tempe”
berasal (PUSIDO Badan Standardisasi Nasional, 2012).
Tempe merupakan makanan yang terbuat biji kedelai atau beberapa bahan lain
yang diproses melalui fermentasi dari apa yang secara umum dikenal sebagai “ragi
tempe”. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian
menjadi senyawa sederhana sehingga mudah dicerna (PUSIDO Badan Standardisasi
Nasional, 2012).
SOAL
1. Terdapat dua jenis miroba yang sering digunakan dalam fermentasi tempe.
Diskusikan apa kelemahan dan kelebihan masing-masing mikroba tersebut
dalam proses fermentasi tempe.
2. Apa tujuan dari masing-masing tahapan pada pembuatan tempe...?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembuatan
tempe...!
JAWABAN
1. Kelebihan dan Kelemahan Rhizoupus Oligosporus
- Keuntungan dari Rhizopus Oligosporus dapat dimanfaatkan dalam fermentasi
kedelai menjadi tempe
- Kekurangan dari Rhizopus Oligosporus dapat membusukkan makanan
Kelebihan dan Kelemahan Rhizopus Oryzae
- Keuntungan dari Rhizopus Oryzae dapat dimanfaatkan dalam fermentasi
kedelai menjadi tempe
- Kekurangan dari Rhizopus Oryzae dapat terjadi kontaminasi pada makanan
roti
2. Sortasi bertujuan untuk memisahkan biji kedelai yang bagus agar bisa
digunakan dalam proses pembuatan tempe selanjutnya
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
kedelai dan untuk menghilangkan partikel partikel yang tidak diinginkan
Perebusan biji kedelai bertujuan untuk melunakkan biji kedelai agar dapat
menyerap asam asetat pada tahap perendaman
Perendeman setelah biji kedelai direbus bertujuan untuk terjadinya fermentasi
asam asetat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan fungi
Perebusan yang kedua bertujuan untuk agar hasil fermentasi menyerap dengan
baik
Pendinginan yang bertujuan untuk memudahkan proses peragian
Penaburan ragi bertujuan untuk menumbuhkan jamur agar kedelai menjadi
tempe
Pengemasan bertujuan untuk tempe dapat terfermentasi dengan ragi yang
telah dutaburi sebelumnya
Inkubasi bertujuan agar tempe dapat menjadi seperti yang diinginkan
3. Suhu, dalam proses pembuatan tempe suhu sangat berpengaruh dalam
menentukan tumbuh atau tidaknya jamur tempe. Dimana suhu yang
dibutuhkan alam proses pembuatan tempe ini adalah suhu ruang yakni antara
27 sampai 340C.
Kadar air, jumlah kadar air yang terkandung dalam bahan baku juga
mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatan tempe, jika kandungan air
terlalu banyak maka dikhawatirkan jamur yang tumbuh bukan hanya jamur
tempe melainkan juga akan ditumbuhi jamur pembusuk.
Kebersihan Alat dan Bahan, alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan tempe harus benar benar bersih karena jika ada terkontaminasi
miktoba lain dalam alat dan bahan yang akan kita gunakan akan mengganggu
proses fermentasi tempe yang akan dilaksankan.