Anda di halaman 1dari 15

PUPUK ORGANIK CAIR

( Laporan Praktikum Biokimia Pertanian )

Oleh :
AKHMAD ZAKI
1710512210004
KELOMPOK 7

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ……………………………………………………… i

DAFTAR TABEL ………………………………………………… ii

PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

Latar Belakang ………………………………………...….. 1


Tujuan …………………………………………………….. 3

ALAT DAN METODE ……………………….…………………… 4

Bahan dan Alat …………………...………………………. 4


Waktu dan Tempat ………………………………………... 4
Prosedur Kerja …………………………………………….. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN …………………….……………... 6

Hasil ……………………………………….………………. 6
Pembahasan …………………………………………….…. 8
KESIMPULAN …………………………………………………… 11

Kesimpulan ………………………………………………… 11
Saran ……………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 12


DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Prosedur pembuatan POC daun gamal

(Gliricidia sepium Kunth)…...………………..................... 6

2. Prosedur pembuatan POC kulit nanas

(Ananas comosus Merr)…...………….……….................... 7


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada

kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk

kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut

kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan

limbah kota (sampah) (Ayub.S, 2004).

Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari

bahan-bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis

proses fermentasi. Secara garis besar prduk fermentasi dibedakan atas produk

pangan, kesehatan, energi dan lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju,

tape, kecap, tempe, oncom dan sebagainya. Produk kesehatan yang paling

dominan adalah produksi antibiotika, vitamin dan alkohol. Dalam bidang energi

misalnya produksi bioetanol, metanol, metana dan sebagainya. Dalam bidang

lingkungan misalnya kompos, biopestisida, dan sebagainya (Ayub.S, 2004).

Salah satu tanaman yang termasuk golongan leguminoceae yang

berpotensi sebagai pupuk organik cair yang dapat memicu pertumbuhan tanaman

adalah gamal. Dari daun gamal dapat diperoleh sebesar 3,15% N, 0,22% P, 2,65%

K, 1,35% Ca, dan 0,41% Mg. Dalam 1 ha tanah, biomassa gamal yang

dibudidayakan secara alley cropping dengan jagung mampu menyumbang hara

sebanyak 150 kg N ha-1, 52 kg P ha-1, 150 kg K ha-1, 223 kg Ca ha-1, dan 33 kg

Mg ha-1 pertahun (Jayadi,2009).


2

Kulit nanas merupakan limbah organik hasil sisa pembuangan produksi

buah nanas yang mengandung beberapa senyawa yang dapat dijadikan produk

olahan bermanfaat. Berdasarkan kandungan nutrisinya, kulit nanas dapat dijadikan

sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Kandungan unsur hara pada hasil uji

menunjukkan bahwa POC Limbah Kulit Nanas mengandung P 23,63 ppm, K

08,25 ppm, N 01,27 %, Ca 27,55 ppm, Mg 137,25 ppm, Na 79,52 ppm, Na 79, 52

ppm, Fe 1,27 ppm, Mn 28,75 ppm, Cu 0,17 ppm, Zn 0,53 ppm dan C Organik

3,10 % (Susi, 2018).

Agensia pengendali hayati merupakan salah satu pilihan pengendalian

patogen tanaman yang menjanjikan karena murah, mudah didapat, dan aman

terhadap lingkungan. Trichoderma sp. merupakan spesies jamur antagonis yang

umum dijumpai di dalam tanah, khususnya dalam tanah organik dan sering

digunakan di dalam pengendalian hayati, baik terhadap patogen tular-tanah atau

rizosfer maupun patogen filosfer. Kisaran inang patogen tanaman yang luas juga

menjadi salah satu pertimbangan mengapa jamur ini banyak digunakan (Soesanto,

2013).

Penggunaan Tricodherma sp. juga dapat digunakan dalam pembuatan

POC. Pembuatan POC yang menggunakan bahan organik pasti membutuhkan

dekomposer untuk merombaknya, dari jamur Tricodherma sp. ada salah satu

spesies yang dapat digunakan dalam pembuatan POC yaitu Trichoderma

harzianum. Trichoderma harzianum menghasilkan enzim-enzim pengurai yang

dapat menguraikan bahan organik. Penguraian ini akan melepasakan hara yang

terikat dalam senyawa komplek menjadi tersedia terutama unsur N, P, dan K

(Supriadi, 2006).
3

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organik

cair (POC) dengan bahan baku gamal dan kulit nanas.


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah daun gamal 1 Kg,

kulit nanas 1 Kg, air 10 L, air kelapa 1 L dan Trichodherma Sp 1 bungkus.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pisau, parang, ember

besar, pengaduk, tali karet ban, plastik penutup, karung atau penyaring dan botol

kemasan.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari Selasa, 06 Oktober 2018 pada

pukul 10.00–11.30 WITA. Di Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

1. POC Daun Gamal

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Haluskan bahan utama dengan cara dicincang atau dipotong-potong.

3. Meletakan karung dalam ember.

4. Masukan cincangan daun gamal pada ember yang seharusnya sudak

diletakan karung.

5. Masukan cincangan daun gamal pada ember yang sebelumnya sudak

diletakan karung.

6. Masukan air ke dalam ember hingga cincangan daun gamal tenggelam.


5

7. Masukan air kelapa yang sudah tercampur Trichodherma Sp ke dalam

campuran bahan lainnya.

8. Aduk semua hingga merata atau homogen.

9. Tutup ember dengan plastik, lalu ikat dengan karet ban.

10. Diamkan selama 14-21 hari hingga proses dekomposisi berakhir.

11. Angkat karung dan tiriskan, lalu ambil air yang sudah tersaring di dalam

ember.

12. Kemas POC dan siapkan untuk digunakan.

2. Kulit Nanas

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Haluskan bahan utama dengan cara dicincang atau dipotong-potong.

3. Meletakan karung dalam ember.

4. Masukan cincangan kulit nanas pada ember yang seharusnya sudak

diletakan karung.

5. Masukan cincangan kulit nanas pada ember yang sebelumnya sudak

diletakan karung.

6. Masukan air ke dalam ember hingga cincangan kulit nanas tenggelam.

7. Masukan air kelapa yang sudah tercampur Trichodherma Sp ke dalam

campuran bahan lainnya.

8. Aduk semua hingga merata atau homogen.

9. Tutup ember dengan plastik, lalu ikat dengan karet ban.

10. Diamkan selama 14-21 hari hingga proses dekomposisi berakhir.

11. Angkat karung dan tiriskan, lalu ambil air yang sudah tersaring di dalam

ember.

12. Kemas POC dan siapkan untuk digunakan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Prosedur pembuatan POC daun gamal (Gliricidia sepium Kunth)


No. Gambar Keterangan

Memotong bahan menjadi bagian yang


1.
kecil

2. Menambahkan 4,5 liter air sumur

Memasukkan Tricodherma sp. ke dalam


3.
0,5 liter air kelapa

Mengocok Tricodherma sp. dan air kelapa


4.
hingga homogen

5. Memasukkan air kelapa ke bahan utama

6. Mengaduk larutan hingga homogen


7

7. Menutup rapat ember dengan plastic

Tabel 2. Prosedur pembuatan POC kulit nanas (Ananas comosus Merr)


No. Gambar Keterangan

Memotong bahan menjadi bagian yang


1.
kecil

2. Menambahkan 4,5 liter air sumur

Memasukkan Tricodherma sp. ke dalam


3.
0,5 liter air kelapa

Mengocok Tricodherma sp. dan air kelapa


4.
hingga homogen

5. Memasukkan air kelapa ke bahan utama


8

6. Mengaduk larutan hingga homogeny

7. Menutup rapat ember dengan plastic

Pembahasan

Pada praktikum pembuatan pupuk organik cair ini menggunakan dua

bahan yaitu daun gamal dan kulit nanas. Kedua bahan tersebut dapat dijadikan

pupuk organik cair karena memiliki kandungan-kandungan yang diperlukan bagi

pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman yang diaplikasikan. Pembuatan

pupuk organik dari daun gamal dan kulit nanas ini dibantu dengan agen

tricoderma dimana agen ini berguna sebagai antagonis yang mematikan atau

menghambat cedawan lain yang memiliki potensi sebagai penghambat dalam

pembuatan pupuk organik cair.

Daun gamal berpotensi sebagai pupuk organik cair yang dapat memicu

pertumbuhan tanaman karena daun gamal mengandung 3,15% N, 0,22% P, 2,65%

K, 1,35% Ca, dan 0,41% Mg. Indikator keberhasilan pupuk organik cair adalah

pupuk organik cair berwarna coklat kekuningan dan tidak memiliki bau yang

menyengat disertai adanya jamur putih yang ada di permukaan larutan molase.

Bau yang dimaksud adalah POC memiliki bau seperti tapai dan harum. Manfaat

dari penggunaan pupuk organik cair dengan bahan utama daun gamal yaitu
9

mampu mensuplai kebutuhan unsur hara terutama nitrogen pada tanaman

contohnya sawi dan dapat langssung diserap oleh tanaman, tanaman menjadi lebih

tinggi dari tanaman yang tidak diberi perlakuan, dan juga mampu mempercepat

perkembangan daun, batang lebih besar dan berwarna hijau tua serta mendorong

pertumbuhan vegetatif di atas tanah. Pupuk organik cair daun gamal dengan

konsentrasi 120 ml/l air memberikan pengaruh yang paling optimum terhadap

pertumbuhan tinggi, jumlah daun, dan lebar daun tanaman sawi. Pupuk organik

cair disemprotkan secara merata ke seluruh permukaan daun dan sisa semprotan

disiramkan ke media tanam, dilakukan pada waktu pagi hari antara pukul 07.00-

10.00 WIB Frekuensi pemberian pupuk cair dilakukan 3 kali, yaitu pada waktu

tanaman berumur 7, 14, 21, HST (selang waktu 7 hari sekali).

Kulit nenas dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan

pupuk organik cair karena mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 %

karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Pupuk cair dikatakan baik

dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya sempurna. Fermentasi berjalan

dengan baik diketahui dari keadaan bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang

berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan,

warna cairan yang dihasilkan pada proses pemeraman cairan adalah coklat muda

dengan bau yang tidak menyengat atau harum seperti tapai dan kisaran pH yang

baik untuk pupuk organik cair yaitu sekitar 6,5 – 7,5 (netral). Unsur hara makro

yang terdapat pada POC limbah kulit nenas adalah Phospat, Kalium, Nitrogen,

Kalsium, dan Magnesium. Phospat bagi tanaman berfungsi untuk pengangkutan

energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan, pembuahan,

pertumbuhan akar, pembentukan biji, pembelaahan sel tanaman dan memperbesar

jaringan sel. Unsur hara mikro yang terdapat pada POC limbah kulit nenas adalah
10

Besi (Fe) , Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan Seng (Zn). Fungsi Fe antara lain

sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan

kloroplas, sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Mn

merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,

karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus

krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas. Pada

pengaplikasian pupuk organik cair kulit nanas konsentrasi terbaik pada

pertumbuhan tanaman melon pada dosis 20 mL/1 liter air, sedangkan untuk

produksi pada dosis 35 mL/ 1 liter air.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukkan bahan-bahan

organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang

kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur, dimana unsur hara yang

dikandungnya lebih cepat tersedia dan mudah diserap akar tanaman.

2. Pupuk organik cair dari daun gamal memiliki kandungan nitrogen lebih tinggi

sehingga sangat cocok jika diaplikasikan pada tanaman yang menghasilkan

bagian vegetatif sebagai bagian tanaman yang dipanen.

3. Pupuk organik cair dari kulit nanas mengandung unsur hara makro berupa

Phospat, Kalium, Nitrogen, Kalsium, dan Magnesium dan unsur hara mikro

berupa Besi (Fe) , Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan Seng (Zn).

4. Indikator keberhasilan pupuk organik cair adalah pupuk organik cair berwarna

coklat kekuningan dan tidak memiliki bau yang menyengat disertai adanya

jamur putih yang ada di permukaan larutan molase. Bau yang dimaksud

adalah POC memiliki bau seperti tapai dan harum.

Saran

Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar akan lebih baik lagi jika

sarana pendingin ruangan diperbanyak.


DAFTAR PUSTAKA

Parnata, Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal

15-18.

Jayadi, M. 2009. Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Gamal dan Pupuk
Anorganik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung. Makassar:
Universitas Hasanuddin. Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2
ISSN 1858-4330.

Jusuf, L., Mulyati, A.M., dan A.H Sanaba. 2007. Pengaruh Dosis Pupuk Organik
Padat Daun Gamal Terhadap Tanaman Sawi. Gowa: Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian (STPP). Jurnal Agrisistem, Desember 2007, Vol. 3
No. 2 ISSN 1858-4330.

Susi, N., Surtinah., Rizal, M. 2018. Pengujian Kandungan Unsur Hara Pupuk
Organik Cair (POC) Limbah Kulit Nenas. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 14
No.2. 46–51.

Soesanto, L. 2008. Pengantar Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Supriadi, 2006. Analisis Risiko Agens Hayati untuk Penegendalian Patogen pada
Tanaman. Jurnal Litbang Pertanian. 25(3). Hal. 75-80.

Anda mungkin juga menyukai