Oleh
Ziddan Laudza Muhandis
1914111035
DAFTAR ISI........................................................................................................
I. PENDAHULUAN............................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................
4.1 Hasil........................................................................................................
4.2 Pembahasan............................................................................................
V. PENUTUP.......................................................................................................
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
I. PENDAHULUAN
Dedak padi merupakan bagian dari tanaman serta bahan organik didapatkan dari
hasil penggilingan padi. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2015 produksi
padi mencapai 75.397.841 ton. Hal ini menyebabkan ketersediaan dedak sebagai
limbah pengolahan padi di
Indonesia sangat banyak. Limbah padi ini banyak ditemui sehingga banyak
peternak yang menjadikan dedak untuk bahan pakan hewan–hewan ternak. Dedak
padi dijadikan sebagai bahan tambahan pakan ransum ayam boiler dan ayam buras
oleh peternak unggas seperti ayam (Bidura, et al., 2016).
Dedak padi memiliki kandungan protein yang cukup rendah berkisar antara 6–
13%, lemak 2,30%, air 10,50% serta serat yang cukup tinggi mencapai 26,80%
(Mahardika, 2017). Berdasarkan kandungan tersebut, dedak padi berpotensi untuk
dijadikan sebagai salah satu jenis pakan untuk cacing tanah. Kandungan serat
yang tinggi pada dedak padi perlu diolah terlebih dahulu dengan fermentasi agar
dapat lebih mudah dicerna oleh cacing tanah. Selain serat, asam fitat pada dedak
padi mampu mengikat beberapa mineral, serta mengikat protein yang berakibat
menurunnya manfaat serta tingkat kecernaannya (Wibawa et al., 2015).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara memfermentasi dedak
menggunakan ragi tape sebagai sumber karbon(C) untuk menumbuhkan jamur
dan bakteri.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada praktikum fermentasi bahan organik dedak yaitu
kompor/ pemanas, panci, pengaduk dan plastik. Adapun bahan yang digunakan
yaitu 1 kg dedak/ rice bran dan ragi tape 2-3 gram.
Ditimbang sebanyak 1 kg dedak, kemudian direndam dalam air tawar selama satu jam.
Tujuan perendaman adalah untuk hidrasi untuk mempersingkat waktu perebusan
Dedak yang telah dingin dihamparkan di atas plastik yang bersih dan tempat yang teduh
dengan ketebalan 2-3 cm. Taburkan ragi tape secara merata pada dedak dan ditutup dengan
plastik yang berlubang-lubang kecil agar oksigen bias masuk ke dalam dedak . Dosis ragi 2-3
gram per kg dedak.
Pemeraman (inkubasi) dilakukan selama 48 jam. Proses pada poin (a) sampai poin (d)
berlangsung dengan baik bila setelah 48 jam tumbuh miselia jamur. Proses (a) sampai
dengan (d) disebut hidrolisis karbohidrat dedak oleh enzim jamur. Dedak yang diperam
selama 48 jam dan jamurnya tumbuh dengan baik, kemudian direndam dalam perendaman
ini juga terjadi proses fermentasi lanjutan oleh mikroorganisme lainnya. Perendaman
dilakukan selama 5-7 hari dan dilakukan pengadukan setiap hari.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1.1
3.2 Pembahasa
Praktikum membuat fermentasi dedak yang diberi campuran ragi tape dan
dilakukan pemeraman selama 48 jam. Setelah pemeraman dilakukan, dedak lalu
di rendam dalam ember dan dilakukan pengamatan selama 5-7 hari dengan
dilakukan pengadukan setiap harinya. Pada hari pertama dedak berwarna
cokelat keputihan dengan banyak gelembung yang bermunculan disertai bau
seperti tape.pada hari kedua inilah dedak sudah mulai menimbulkan aroma
busuk dengan banyaknya gelembung halus berwarna putih. Pada hari ketiga
dedak mulai sedikit berlendir dengan banyaknya gelembung putih halus dan
baunya sangatlah busuk dengan sedikit berminyak. Di hari keempat dedak sudah
berlendir putih yang berbau sangat busuk. Banyak muncul binatang berwarna
putih dan minyak semakin banyak. Pada hari terakhir kondisi tidak jauh beda
dengan hari keempat dengan lendir putih yang semakin banyak.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum ini adalah fermentasi dedak dengan
campuran ragi bisa digunakan untuk memecah karbohidrat menjadi asam
organik, gas dan alkohol agar mudah dicerna oleh jamur dan bakteri yang
dikulturkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kumalaningsih, Sri. 2014. Pohon Industri Komoditi Hasil Pertanian Pada Sistem
Agroindustri. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Dokumentasi
No Gambar Keterangan
1 Perendaman dedak
selama 1 jam
2 Perebusan dedak
selama kurang lebih 2-
3 jam
3 Proses pengeringan
dedak yang telah
direbus untuk
mengurangi
kandungan airnya