Anda di halaman 1dari 12

KULTUR BIOFLOC

(Praktikum Enjinering Akuakultur)

Oleh
Ziddan Laudza Muhandis
1914111035

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................
I. PENDAHULUAN............................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................

1.2 Tujuan....................................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................

2.1 Pengertian Biofloc..................................................................................

2.2 Jenis Biofloc...........................................................................................

2.3 Pengaplikasian Biofloc...........................................................................

2.4 Ciri Biofloc....................................................................................................

III. METODOLOGI PRAKTIKUM.................................................................

3.1 Alat dan Bahan.......................................................................................

3.2 Metode Praktikum..................................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................

4.1 Hasil........................................................................................................

4.2 Pembahasan............................................................................................

V. PENUTUP.......................................................................................................

5.1 Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dedak padi mempunyai keunggulan kompetitif yang meskipun telah banyak


diungkapkan tetapi belum diketahui dengan jelas potensi yang menguntungkan
dari dedak padi sehingga dapat mengangkat nilai jual dari padi yang setiap tahun
mengalami penurunan. Dedak padi bila dikelola dengan benar dapat dihasilkan
sekitar 10% dari beras. Jadi bila ada beras 10 ton maka dedaknya sekitar 1 ton
yang saat ini hanya digunakan sebagai pakan ternak dan belum dikelola secara
komersial. Dedak padi mengandung lemak antara 2,5 – 5%, sehingga masih dapat
diekstrasi. Minyak tersebut dimanfaatkan untuk minyak makan karena
mengandung antioksidan dan vitamin (Kumalaningsih, 2014).

Dedak padi merupakan bagian dari tanaman serta bahan organik didapatkan dari
hasil penggilingan padi. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2015 produksi
padi mencapai 75.397.841 ton. Hal ini menyebabkan ketersediaan dedak sebagai
limbah pengolahan padi di

Indonesia sangat banyak. Limbah padi ini banyak ditemui sehingga banyak
peternak yang menjadikan dedak untuk bahan pakan hewan–hewan ternak. Dedak
padi dijadikan sebagai bahan tambahan pakan ransum ayam boiler dan ayam buras
oleh peternak unggas seperti ayam (Bidura, et al., 2016).

Dedak padi memiliki kandungan protein yang cukup rendah berkisar antara 6–
13%, lemak 2,30%, air 10,50% serta serat yang cukup tinggi mencapai 26,80%
(Mahardika, 2017). Berdasarkan kandungan tersebut, dedak padi berpotensi untuk
dijadikan sebagai salah satu jenis pakan untuk cacing tanah. Kandungan serat
yang tinggi pada dedak padi perlu diolah terlebih dahulu dengan fermentasi agar
dapat lebih mudah dicerna oleh cacing tanah. Selain serat, asam fitat pada dedak
padi mampu mengikat beberapa mineral, serta mengikat protein yang berakibat
menurunnya manfaat serta tingkat kecernaannya (Wibawa et al., 2015).

Menurut Bidura (2007), keuntungan fermentasi oleh mikroba adalah mampu


mengubah makro molekul protein menjadi mikro molekul yang mudah dicerna
oleh unggas serta tidak menghasilkan senyawa kimia beracun. Dilaporkan juga,
selain dapat meningkatkan kandungan protein dalam ransum, proses fermentasi
juga dapat meningkatkan kecernaan pakan dan dapat melepas ikatan senyawa
kompleks menjadi senyawa yang mudah dicerna.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara memfermentasi dedak
menggunakan ragi tape sebagai sumber karbon(C) untuk menumbuhkan jamur
dan bakteri.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum fermentasi bahan organik dedak yaitu
kompor/ pemanas, panci, pengaduk dan plastik. Adapun bahan yang digunakan
yaitu 1 kg dedak/ rice bran dan ragi tape 2-3 gram.

2.2 Metode Praktikum

Langkah kerja praktikum ini antara lain :

Ditimbang sebanyak 1 kg dedak, kemudian direndam dalam air tawar selama satu jam.
Tujuan perendaman adalah untuk hidrasi untuk mempersingkat waktu perebusan

Direbus dedak yang telah direndam tersebut selama 2-3 jam

Tiriskan air rebusannya, kemudian hamparkan di bawah sinar matahari atau


dikeringanginkan sampai air yang terdapat diantara partrikel dedak tidak ada lagi

Dedak yang telah dingin dihamparkan di atas plastik yang bersih dan tempat yang teduh
dengan ketebalan 2-3 cm. Taburkan ragi tape secara merata pada dedak dan ditutup dengan
plastik yang berlubang-lubang kecil agar oksigen bias masuk ke dalam dedak . Dosis ragi 2-3
gram per kg dedak.

Pemeraman (inkubasi) dilakukan selama 48 jam. Proses pada poin (a) sampai poin (d)
berlangsung dengan baik bila setelah 48 jam tumbuh miselia jamur. Proses (a) sampai
dengan (d) disebut hidrolisis karbohidrat dedak oleh enzim jamur. Dedak yang diperam
selama 48 jam dan jamurnya tumbuh dengan baik, kemudian direndam dalam perendaman
ini juga terjadi proses fermentasi lanjutan oleh mikroorganisme lainnya. Perendaman
dilakukan selama 5-7 hari dan dilakukan pengadukan setiap hari.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil dari praktikum dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1

No. Hari Ke- Gambar Keterangan


1. Pertama Berwarna cokelat dengan
sedikit putih dan mulai
muncul bau seperti tape
dengan banyak
gelembung

2. Kedua Muncul gelembung halus


putih lalu berbau sedikit
busuk

3. Ketiga Sedikit berlendir dengan


banyak gelembung putih
halus dan baunya sangat
busuk dengan sedikit
berminyak

4. Keempat Berlendir putih yang


berbau sangat busuk.
Banyak muncul binatang
berwarna putih dan
minyak semakin banyak.
5. Kelima Lendir putih semakin
banyak dan baunya sudah
sangat busuk. Binatang
yang hinggap semakin
banyak dan minyak juga
masih banyak

3.2 Pembahasa

Praktikum membuat fermentasi dedak yang diberi campuran ragi tape dan
dilakukan pemeraman selama 48 jam. Setelah pemeraman dilakukan, dedak lalu
di rendam dalam ember dan dilakukan pengamatan selama 5-7 hari dengan
dilakukan pengadukan setiap harinya. Pada hari pertama dedak berwarna
cokelat keputihan dengan banyak gelembung yang bermunculan disertai bau
seperti tape.pada hari kedua inilah dedak sudah mulai menimbulkan aroma
busuk dengan banyaknya gelembung halus berwarna putih. Pada hari ketiga
dedak mulai sedikit berlendir dengan banyaknya gelembung putih halus dan
baunya sangatlah busuk dengan sedikit berminyak. Di hari keempat dedak sudah
berlendir putih yang berbau sangat busuk. Banyak muncul binatang berwarna
putih dan minyak semakin banyak. Pada hari terakhir kondisi tidak jauh beda
dengan hari keempat dengan lendir putih yang semakin banyak.

Dedak memiliki kandungan minyak cukup banyak sehingga menimbulkan


ketengikan oksidatif. Ketengikan oksidatif dimulai dengan pembentukan radikal-
radikal bebas bersama oksigen lalu membentuk peroksida aktif yang dapat
membentuk hidroperoksida yang bersifat tidak stabil dan mudah pecah menjadi
senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek (asam lemak, aldehida, keton)
dan bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak. Hal inilah yang
menimbulkan bau busuk pada fermentasi dedaki (Winarno,1997).
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum ini adalah fermentasi dedak dengan
campuran ragi bisa digunakan untuk memecah karbohidrat menjadi asam
organik, gas dan alkohol agar mudah dicerna oleh jamur dan bakteri yang
dikulturkan.
DAFTAR PUSTAKA

A. A. P., Wibawa; I. W., Wirawan; I. B. G., Partama.2015.PENINGKATAN


NILAI NUTRISI DEDAK PADI SEBAGAI PAKAN ITIK MELALUI
BIOFERMENTASI DENGAN KHAMIR. Majalah Ilmiah Peternakan, [S.l.], v.
18, n. 1, jan. 2016. ISSN 2656-8373.

Bidura, I.G.N.G. 2007. Aplikasi Produk Bioteknologi Pakan ternak. Penerbit


Udayana University Press, Denpasar.

Bidura, IGNG., DPMA. Candrawati, and I.B.G. Partama. 2014. Selection of


Saccharomyces spp isolates (isolation from colon beef of Bali cattle) as probiotics
agent and colon cancer prevention and its effect on pollard quality as feed.
Journal of Biological and Chemical Research. July to December Vol. 31 (2): 1043-
104

I G., MAHARDIKA; SUDIASTRA, I W.. PEMANFAATAN DEDAK PADI


TERFERMENTASI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BABI.
Majalah Ilmiah Peternakan, [S.l.], v. 20, n. 3, p. 129-333, oct. 2017. ISSN 2656-
8373.

Kumalaningsih, Sri. 2014. Pohon Industri Komoditi Hasil Pertanian Pada Sistem
Agroindustri. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Winarno, F, G, S. Fardiaz. 1997. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Angkasa,


Bandung.
LAMPIRAN

Dokumentasi

No Gambar Keterangan
1 Perendaman dedak
selama 1 jam

2 Perebusan dedak
selama kurang lebih 2-
3 jam

3 Proses pengeringan
dedak yang telah
direbus untuk
mengurangi
kandungan airnya

4 Proses pemberian ragi


tape

5 Hasil pemeraman yang


telah tumbuh jamur
selama 48 jam

Anda mungkin juga menyukai