Anda di halaman 1dari 14

PELATIHAN KETERAMPILAN MEMBUAT ABON LELE GUNA

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA


GANDATAPA

Disusun oleh:

Kelompok 10

Triyantoro H1G014012
Ayon Elwan Retno Khasanah H1G014019
Isna Hidayah L1A015002
Safitri Citra Rahayu L1A015016
Neneng Nur Afifah L1A015025

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PURWOKERTO

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan salah satu komoditas perikanan

yang perkembangannya cukup pesat dan sangat prospektif dalam menunjang

program ketahanan pangan untuk digunakan sebagai sumber protein hewani. Ikan

lele merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam

lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Pengembangan

usaha lele dapat dilakukan mulai dari usaha benih sampai dengan ukuran

konsumsi yang dapat menguntungkan pada setiap segmennya. Ikan lele memiliki

nilai ekonomi yang tinggi karena hampir sebagian besar banyak digemari oleh

masyarakat Indonesia dan bisa dibuat beberapa makanan atau jajanan seperti lele

balado, lele goreng crispy, lele bumbu kuning, pepes lele, lele bakar, pecel lele,

lele asam manis, lele tempura, dan krupuk. Pada dasarnya ikan lele mempunyai

sifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari, pada siang

hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat - tempat gelap, di alam ikan

lele memijah pada musim penghujan, omnivora (pemakan segala), scavenger

(pemakan bangkai), kanibal (misal dalam keadaan kekurangan pakan bisa terjadi

lele tersebut memakan lele yang lain), bergerak agresif, tidak merusak pematang,

seluruh badannya loreng bila menderita stress, berkembang biak dalam waktu

cepat, suka meloncat ke darat terutama pada malam hari, dapat melompat dan

merangkak (zig - zag) di atas tanah tanpa air asalkan lembek.

Berkembangnya budidaya ikan lele dibeberapa daerah yang tumbuh dari

bawah secara tanpa sengaja telah menggerakkan ekonomi kerakyatan. Budidaya

ikan lele ini dilakukan di petak- petak kolam lele dibelakang rumah atau sawah
dengan berbagai ukuran. Ikan lele dijadikan pilihan karena daya toleransi kualitas

air yang baik, resistensi patologis serta memungkinkan untuk diproduksi secara

besar-besaran. Di Desa Gandatapa sendiri termasuk lingkungan yang cocok untuk

lokasi budidaya ikan lele.Usaha wirausaha dilakukan dengan pengelolaan

budidaya ikan lele dan olahan ikan lele menjadi suatu produk yang lebih

mempunyai daya jual tinggi berupa abon lele untuk peningkatan potensi ekonomi

masyarakat. Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan ikan lele menjadi abon

ikan diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keadaan ekonomi dan

sosial masyarakat DesaGandatapa. Berdirinya industri pembuatan abon ikan

secara langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka

kesempatan berusaha bagi masyarakat. Industri pengolahan abon ikan lele ini

diharapkan dapat menjadi pemicu berdirinya industri olahan ikan lainnya. Dengan

demikian dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat dan akan berdampak

positif pada peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan pembukaan lapangan

pekerjaan.

1.2. Tujuan

Tujuan pemberian pelatihan ketrampilan pembuatan abon lele di Desa

Gandatapa adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan metode dalam budidaya lele yang produktif

2. Untuk memberikan pelatihan ketrampilan dalam bidang boga berupa

pembuatan abon ikan lele kepada masyarakat Gandatapa sekaligus cara

mempromosikannya
3. Untuk menganalisis penetapan harga dan menganalisis lingkungan

pemasaran.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Gambaran umum masyarakat sasaran

Desa Gandatapa merupakan desa yang berada di kecamatan Sumbang,

Purwokerto. Desa Gandatapa bisa dikatakan desa yang tertinggal, hal ini

disebabkan oleh banyak hal, misalnya dari segi pendidikan, kebanyakan warga

desa ini bersekolah hanya sampai tingkat menengah pertama. Selain itu, akses

menuju Desa Gandatapa masih tergolong susah, sebagian besar jalan sudah rusak.

Namun, dibalik kekurangan yang telah disebutkan tadi, Desa Gandatapa

memiiki banyak potensi yang belum teroptimalkan di berbagai sektor. Misalkan di

bidang pertanian, Desa Gandatapa memiliki banyak lahan yang dimanfaatkan

untuk tanaman padi, perkebunan jagung,dan hasil kebun lainnya. Ada pula

beberapa warga yang beternak dan budidaya ikan. Budidaya ikan lele merupakan

yang paling utama dalam sektor perikanan, hal ini dikarenakan ikan lele sangat

digemari, dan mudah dibudidayakan.

Dari segi sumberdaya air, Desa Gandatapa memiliki sumber air yang

masih bersih dan berkualitas baik. Iklim di desa Gandatapa juga cocok untuk

pembenihan, karena desa Gandatapa memiliki cuaca yang dingin, namun untuk

sektor perikanan belum berkembang, karena lahan untuk budidaya perikanan

terbatas, terlebih kebanyakan warga kurang pengetahuannya tentang perikanan,

sehingga mengurangi minat warga untuk membudidayakan ikan.


2.2. Budidaya lele yang produktif

Budidaya lele merupakan suatu usaha dimana warga masyarakat nantinya

memanfaatkan lahan pekarangan rumah sebagai media beternak lele. Hal ini

bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada para pembudidaya di desa

Gandatapa, khususnya kaum laki-laki.Lahan pekarangan rumah sangat cocok

dikembangkan peternakan lele karena melihat kondisi wilayah yang sangat

strategis dimana rata – rata warga masyarakat memiliki banyak lahan di sekitar

rumah yang tidak termanfaatkan. Konsep yang digunakan untuk kolam sendiri

adalah dimana kolam berukuran 3 x 4, serta kolam terbuat dari terpal sehingga

mampu menghemat biaya.

Agar produk lele yang dihasilkan bagus maka perlu memperhatikan

beberapa hal antara lain: kualitas air, kedalaman air, tingkat kejernihan air, pakan,

pengendalian hama dan panen. Warna air yang baik untuk budidaya lele adalah

berwarna hijau. Kolam jangan terlalu dangkal karena akan mengakibatkan air

menjadi panas sehingga ikan tidak nyaman. Pemberian pakan ikan secara teratur

dan sesuai dengan kebutuhan ikan, jangan terlalu berlebihan. Kurang lebih 90 hari

lele sudah bisa dipanen. Proses panen itu sendiri juga harus diperhatikan, hanya

ikan yang layak saja yang diambil untuk konsumsi atau dijual, biasanya 4-7 ekor

per kilogram.

2.3. Pelatihan ketrampilan dalam bidang boga berupa pembuatan abon

ikan lele kepada masyarakat Gandatapa sekaligus mempromosikan.

Pelatihan pembuatan abon ikan lele bertujuan untuk pemantapan

masyarakat khususnya kaum ibu dalam pengelolaan produk ikan lele dalam
kemasan yang menarik, rasanya enak dan berdaya jual tinggi. Adapun proses

pembuatan abon ikan lele tergolong mudah. Bahan yang digunakan antara lain:

ikan lele 1 kg, gula merah100 g, bawang putih 50 g, bawang merah 50 g, daun

salam 6 lembar, ketumbar 10 g, asam jawa 5 g, sereh 2 batang, lengkuas 10 g,

garam secukupnya, jahe 10 g, pala 2 g, kencur 5 g, kelapa 1 butir, minyak 200 ml,

penyedap rasa secukupnya.Alat yang digunakan antara lain: kompor, wajan,

talenan, cobek, pisau dan timbangan.

Cara pembuatan abon lele adalah sebagai berikut: ikan lele dikukus hingga

masak, selanjutnya dibuang kepala, ekor, duri dan tulangnya; daging ikan lele

dihancurkan hingga halus dengan menggunakan cobek; daging yang telah halus

dicampur dengan bumbu-bumbu dan santan, kemudian di masak di wajan dan

diaduk-aduk hingga matang berwarna kuning kecoklatan, abon yang telah matang

didinginkan.

Setelah proses pengolahan kemudian proses pengemasan. Pengemasan

menggunakan plastik tebal lalu di press sehingga tidak ada lagi udara yang keluar

dari dalam plastik dan jangan lupa beri label harga.

2.4. Menganalisis penetapan harga dan menganalisis lingkungan

pemasaran

Pada usaha pembuatan abon ikan lele, modal digunakan untuk membeli

bahan baku, alat-alat produksi, mesin-mesin produksi, pembiayaan proses

produksi, serta pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal yang dibutuhkan

tergantung pada banyak sedikitnya produksi yang dilakukan.Harga pemasaran


abon ikan lele disesuaikan dengan harga produksi sehingga dapat menutup modal

awal.

Tahap penting dalam memulai suatu usaha adalah pemilihan lokasi tempat

usaha akan didirikan. Pertimbangan penetapan lokasi usaha didasarkan pada

faktor kedekatan letak dari sumber bahan baku, akses pasar terhadap produk yang

dihasilkan, ketersediaan tenaga kerja, air bersih, sarana transportasi dan

telekomunikasi. Lokasi usaha pengolahan produk ikan sebaiknya terdapat di

daerah-daerah yang dekat kawasan budidaya ikan lele langsung. Kondisi tersebut

akan mempermudah proses penyediaan bahan baku ikan, mengingat sifat ikan

yang mudah rusak, serta bisa mengurangi biaya transportasi dalam penyediaan

bahan baku. Lingkungan pemasaran sendiri dapat dipasarkan di daerah sekitar

kampus Unsoed yang mana sasaran pembelinya adalah mahasiswa. Selain itu

pemasaran juga dapat dilakukan melalui media sosial, dimana biasanya dilakukan

oleh anak muda. Sehingga pemuda di Desa Gandatapa pun juga ikut serta dalam

program ini.
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1. Materi dan metode pelaksanaan

Pelatihan Keterampilan Membuat Abon Lele Guna Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Desa Gandatapa merupaka suatu program

pemberdayaan yang akan dilaksanakan:

Tempat : Desa Gandatapa

Sasaran : Masyarakat Gandatapa

Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan suatu

rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, diantaranya:

1. Sosialisasi

2. Pelatihan

3. Pembuatan tim usaha

4. Laporan akhir
BAB IV
HASIL KEGIATAN

4.1. Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan pelatihan pembuatan abon lele di Desa Gandatapa dilakukan

pada hari Sabtu, 10 Desember 2016 pukul 10.00 wib. Kegiatan dihadiri oleh

beberapa penduduk Desa Gandatapa dan mahasiswa FPIK Unsoed yang

mengikuti mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dimulai

dengan pembukaan acara oleh Tim Asisten mata kuliah Pemberdayaan

Masyarakat dilanjutkan pemaparan program yang diusulkan oleh masing – masing

kelompok dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Acara selanjutnya adalah

praktik pembuatan abon lele. Proses pembuatan abon lele dilakukan ± 60 menit

selanjutnya warga mencicipi hasil olahan lele tersebut. Kegiatan ditutup oleh Tim

Asisten dan dilanjutkan sesi foto – foto.

4.2. Anggaran dana

Tabel 1. Anggaran dana

No Barang Jumlah Harga

1 Ikan Lele 2 kg Rp 22.000,- /kg

2 Santan kara 5 pcs Rp 3.000,-/pcs

3 Kemiri 1 pcs Rp 2.500,-/pcs

4 Gula merah ¼ kg Rp 18.000,-/kg

5 Bawang merah 1bungkus Rp

5.000,-/bungkus

5 Bawang putih 1 bungkus Rp


1.000,-/bungkus

6 Royco 1 pcs Rp 1.000,-/pcs

7 Serai dan daun salam 1 Rp 1.000,-

8 Ketumbar 1 pcs Rp 1.000,-/pcs

Total Rp 75.000,-

4.3. Rekomendasi

Rekomendasi untuk program – program yang akan disampaikan ke desa

sebaiknya digagas dengan matang. Selain tujuan dari program tersebut dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar tapi program yang diusulkan harus

sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Program harus mudah

direalisasikan oleh masyarakat.

Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan usahakan koordinasi dengan

aparatur desa terkait untuk membantu dalam penyampaian program ke

masyarakat. Selain itu agar program yang diusulkan tepat sasaran. Selanjutnya

lakukan pendekatan dan monitoring terus kepada masyarakat agar program yang

diusulkan berjalan.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari program pemberdayaan masyarakat ini antara lain:

1. Desa Gandatapa merupakan desa yang memiliki topografi yang cocok

untuk budidaya ikan lele

2. Pelatihan pemberdayaan ini dapat memberikan keterampilan dalam

pengelolaan budidaya ikan lele yang produktif

3. Pelatihan pemberdayaan ini dapat memberikan keterampilan dalam

pengelolaan dan promosi abon lele

4. Pelatihan pemberdayaan ini dapat menguntungkan dilihat dari analisis

harga dan lingkungan pemasaran.

5.2. Saran

Ketika memberikan pelatihan kepada masyarakat, sebaiknya tidak

terkesan menggurui, belajar mengenai kebiasaan masyarakat setempat, misalnya

tidak berpakaian yang berlebihan sehingga masyarakat tidak segan untuk bertanya

dan ikut berbaur. Menyampaikan program yang telah direncanakan secara

komunikatif dan mudah dimengerti oleh masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.seputarikan.com/2016/03/budidaya-ikan-lele-di-kolam-terpa.html

http://dewiherly.blogspot.co.id/2011/05/usaha-pembuatan-abon-lele.html

Supriati, Lilik., dkk. 2015. Pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan abon


lele sebagai upaya revitalisasi posyandu mandiri di desa gading kulon
kabupaten malang. Journal of innovation and applied technology. I(2): 105-
110
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai