Anda di halaman 1dari 8

USAHA PEMBESARAN IKAN NILA UNGGUL DI TAMBAK AIR

PAYAU, DESA BANJAR KEMUNING


KECAMATAN SEDATI SIDOARJO

PROPOSAL

KEWIRAUSAHAAN BUDIDAYA PERIKANAN


oleh
Taruna Kelompok 4:
Dwi Ayu Purwanti
Edwin Kiswanto
Fitri Wulandari
Haryagita Asmaradwitya
Hutomo Bagus Kusumojati
Kurnia Setiawati
Luluk Fajar Laksono
Marpida Yeti Husni
Masindra
Andi Kusbini

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
AKADEMI PERIKANAN SIDOARJO
2011

PROPOSAL
KEWIRAUSAHAAN BUDIDAYA PERIKANAN
Kegiatan
Judul

:
:

Bidang Kajian
Kategori Kegiatan

:
:

Lokasi Kegiatan

Pelaksana kegiatan
1.
Taruna

Kewirausahaan Taruna
Usaha Pembesaran Ikan Nila Unggul Di Tambak Air
Payau, Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Sidoarjo
Aquabisnis Bidang Budidaya Perikanan
Usaha dalam budidaya perikanan (Kewirausahaan)
Tambak desa Banjar Kemuning kecamatan Sedati
kabupaten Sidoarjo
Dwi Ayu Purwanti
Edwin Kiswanto
Fitri Wulandari
Haryagita Asmaradwitya
Hutomo Bagus Kusumojati
Kurnia Setiawati

Luluk Fajar Laksono


Marpida Yeti Husni
Masindra
Andi Kusbini
Ir. Edy Busono, MP.
Ir. Moh. Zainal Ariifin, MP

2. Pembimbing
Waktu Kegiatan

1 tahun (2 siklus produksi)

Sumber biaya

Pusdik Kelautan dan Perikanan 2011


Sidoarjo,

Oktober, 2011

Kelompok 4:

Mengetahui,
Ketua Jurusan TBP

Dwi Ayu Purwanti


Edwin Kiswanto
Fitri Wulandari
Haryagita Asmaradwitya
Hutomo Bagus Kusumojati
Kurnia Setiawati

Ir. Moh. Zainal Arifin, M.P.


NIP. 19640214 199003 1 004

Luluk Fajar Laksono


Marpida Yeti Husni
Masindra
Andi Kusbini
Menyetujui,
Direktur APS

Endang Suhaedy, A.Pi, MM., M.Si.


NIP. 19591010 198303 1 002

USAHA PEMBESARAN IKAN NILA UNGGUL DI TAMBAK


AIR PAYAU, DESA BANJAR KEMUNING
KECAMATAN SEDATI SIDOARJO
1. Pendahuluan
Ikan nila adalah satu spesies ikan air tawar yang sangat tepat untuk menunjang
ketahanan pangan di Indonesia. Ikan nila memiliki daya hidup yang sangat tinggi. Ikan
nila mulai bereproduksi pada umur 4-6 bulan dan berlaku sepanjang tahun. Ikan nila
dapat hidup dalam rentang salinitas sangat lebar yakni 0-40 ppt, dan masih
bereproduksi teratur pada air payau. Ikan nila bersifat omnivor (cenderung ke herbivor)
sehingga sangat efisien dalam perpindahan energi ekosistem. Pertumbuhan ikan nila
dapat dipercepat dengan nutrisi yang tepat bahkan dapat distuntingkan (peniadaan
pemberian pakan dalam selang waktu tertentu tanpa menghilangkan kemampuan
tumbuhnya).
Salah satu tujuan usaha pembesaran ikan (nila) adalah menghasilkan ikan
konsumsi untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri akan ikan berukuran
tertentu dan untuk ekspor. Ukuran ikan konsumsi bervariasi tergantung pada beberapa
faktor yang terdapat di pihak konsumen antara lain tingkat pendapatan, kebiasaan,
selera, adat dan macam masakan. Ukuran ikan nila untuk konsumsi yang akan
dihasilkan antara 100 - 500 gram/ekor. Untuk menghasilkannya diperlukan suatu tahap
usaha lanjutan yaitu usaha pembesaran.
Mengingat bahwa Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis
ikan budidaya paling populer di dunia, dan banyak dikonsumsi oleh berbagai lapisan
masyarakat di Indonesia, negara-negara di Asia, Afrika maupun Amerika, maka
pengembangan nila salin akan berhasil mencapai sasaran yang diharapkan. Sebagai
gambaran, dalam hal produksi ikan nila, saat ini Indonesia telah menduduki rangking
ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan Mesir. Meskipun demikian peluang
peningkatan produksi ikan nila masih belum tergarap secara optimal untuk mengisi
kebutuhan pasar domestik maupun pasar global. (Pusat Teknologi Produksi Pertanian).
Ikan Nila hasil tambak menurut sebagian orang mempunyai kualitas daging yang
lebih baik, lebih kompak, padat dan kenyal. Mungkin ini terjadi karena faktor kadar
garam di perairan yang cukup tinggi. Selain itu, setelah beberapa jam pasca
pemanenen, daging ikan nila hasil dari tambak ini juga tidak mudah lembek, seperti
halnya daging ikan nila yang dibudidayakan di waduk. Akademi perikanan, melalui
jurusan teknologi budidaya perikanan telah mencoba pembesaran ikan nila unggul
(Jatim Bulan), sejak 3 tahun yang lalu. Dari benih nila air tawar berukuran 1-3 cm, dan
3-5 cm yang langsung ditebar di tambak air payau dengan salinitas 15%o, ternyata ikan
nila dapat tumbuh dengan baik sampai tumbuh besar mencapai ukuran 3 4 ekor/kg
selama pemeliharaan 4 bulan. Hasil kaji terap menunjukkan bahwa ikan nila lebih cepat
berkempang di tambak air payau dibandingkan di kolam air tawar. Selain itu, yang lebih
menguntungkan dengan budidaya ikan nila di air payau adalah rasa (taste) dari ikan nila
air payau lebih gurih dibandingkan dengan ikan nila air tawar, yang dibuktikan oleh tes
rasa dari beberapa orang termasuk tes rasa dari orang luar negeri (korea).

Upaya untuk mengantisipasi banyaknya tambak air payau yang terlantar akibat
kolapsnya budidaya udang, dan di lain pihak ragam jenis ikan komersial yang dapat
dibudidayakan di tambak masih sangat terbatas. Pengembangan Nila Salin, disamping
dapat menghidupkan kembali industri perikanan air payau, juga mengakselerasi
produksi perikanan untuk konsumsi dalam negeri, dan meningkatkan devisa melalui
ekspor.
2.

Tujuan
Tujuan dilaksanakan usaha kewirausahaan ini adalah untuk:
a. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan taruna dalam Teknologi
Budidaya Perikanan.
b. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di bidang budidaya perikanan
c. Pengalaman langsung dalam usaha bisnis budidaya perikanan, dan
dapat menganalisis keuntungan usaha.
d. Menambah hubungan kemitraan kerja Taruna dengan pengusaha
dibidang budidaya perikanan.

METODE

Pengelolaan Tambak
Tambak untuk kegiatan usaha (kewirausahaan) adalah berukuran luas 0.5 ha, yang
berada di wilayah tambak praktek APS dengan areal keseluruhan 17,5 Ha. Tambak
dikeringkan terlebih dahulu sampai tanah retak-retak (7 hari atau tergantung cuaca).
Tata letak tambak praktek disajikan pada gambar 1;

Gambar 1. Tata letak tambak praktek Air Payau APS di


Banjarkemuning Sedati Sidoarjo
(a) Persiapan Tambak
Pengeringan total dengan kadar air tanah 20% untuk mempercepat pembusukan
bahan organik.
Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan penebaran saponin sekitar 500
kg/ha jika diperlukan.
Pengapuran dasar tambak dengan 250 300 kg CaO atau 750 kg CaCO 3 per
ha.
Pupuk kandang 10003000 kg per ha. Perbaikan kualitas pupuk kandang dapat
dilakukan dengan menambahkan dedak 10% dan EM4 secukupnya. Setelah
pupuk ditebar air dimasukkan setinggi 10 cm (difilter dengan saringan 1 mm)
untuk mempercepat mineralisasi pupuk kandang selama 3 hari.
Air dinaikkan setinggi 80 cm kemudian dimasukkan 50 kg urea dan 50 kg TSP
yang telah dilarutkan.
(b) Penebaran benih
Setelah 1-2 minggu penebaran pupuk, kemudian dimasukkan benih berukuran
1,0 -1,5 g atau (3 5 cm) sebanyak 35.000 ekor (per 0.5 ha).
Kepadatan Ikan Nila = 7 ekor per m2. (teknologi semi intensif)
Pemupukan lanjutan dapat dilakukan seminggu sekali atau secara berkala.

Dengan menggunakan bibit unggul ikan nila yang dikenal di jawa timur adalah
ikan nila strain JATIM BULAN.
Ikan nila ukuran 3 5 cm dapat langsung ditebar di tambak air payau dengan
dilakukan aklimatasi suhu dan salinitas langsung seperti pada umumnya
penebaran ikan yang berkisar 30 menit 1 jam.

(c) Monitoring Kualitas Air


Kualitas air dicek tiap minggu. Pemberian pupuk kandang
dan pakan
mengakibatkan fluktuasi DO, pH, dan CO2. Berikut ini standar parameter kualitas air
yang baik untuk pertumbuhan nila: pH : 6.5-9.0, DO : 3,0-8,0 ppm, CO 2 : 5,0-12,0 ppm,
Alkalinitas : 50,0-150,0 ppm, Kesadahan : 50,0-250,0 ppm, Suhu : 25,0-30,0oC ,
Salinitas : 0-25 ppt
(d) Suplai Air
Air ditambahkan dua kali seminggu untuk mengganti hilangnya air karena
penguapan dan perembesan.
(e) Lama Pemeliharaan
Pembudidayaan Ikan Nila dilakukan selama 120 150 hari (4-5 bulan).
(f) Panen dan Perkiraan Produksi
Dengan teknologi semi intensif dalam 4 5 bulan ikan nila dapat mencapai berat
200 - 300 g. Panen dapat dilakukan sebagian atau keseluruhan. Perkiraan hasil per ha
bergantung pada jumlah pemberian pakan sebagai berikut:
Jika ditebar 35.000 ekor (0,5 Ha) dengan pemberian pakan dan pemupukan tambak.
Perkiran SR 70% = atau jumlah ikan yang hidup adalah 24.500 ekor.
Jika size 4 - 5 ekor / kg (minimal) = maka diperoleh produksi sebanyak 4.900 kg atau
patokan produksi minimal 4500 kg (4,5 ton).
Pemasaran produksi, prospek ikan nila masih sangat menjanjikan karena ikan nila air
apayua yang rasanya lebih enak dibandingkan dengan ikan nila air tawar. Pemasaran
langsung bekerja sama dengan kolam pancing nila di tambak yang sampai saat ini
sangat membutuhkan ikan nila ukuran yang siap dipancing, atau sebagian produksi
dapat juga dijual ke masyarakat atau ke pasar umum.
(g) Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan Kewirausahaan Pemebsaran Ikan Nila
Unggul di tambak Air Payau adalah sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta) yang
bersumber dari dana Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Jakarta tahun 2011.
(h) Analisa usaha budidaya
Analisa usaha budidaya dalam budidaya pembesaran ikan nila di tambak air
payau seluas 0.5 Ha (1 petak), dengan analisi B/C ratio yang diperoleh nilai 1,87 artinya
menguntungkan. Rincian analisa usaha selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

USAHA PEMBESARAN NILA UNGGUL DI TAMBAK AIR PAYAU

DESA BANJAR KEMUNING SEDATI SIDOARJO


KEBUTUHAN DANA: Rp. 25.000.000,LUAS LAHAN : 0.5 HEKTAR ( 1 PETAK)
KEPADATAN : 7 EKOR/M2
1 SIKLUS 6 BULAN ( DALAM 1 TAHUN = 2 SIKLUS) termasuk persiapannya.
No.
Uraian
1. Biaya Investasi
1
Perbaikan pintu air, perbaikan
pematang
2

Lampu penerangan listrik


Total.1
2. Biaya Variabel
1
Bibit Nila 3 5 cm
2
Pakan pellet Induk (1 th)
3
BBM untuk pompa, dll.
4
pupuk organik Kotoran ayam (1
th)
5
Urea
6
SP-36
7
Kapur
Total.2
3. Biaya Tetap
1
Sewa lahan (0.5 Ha)
2

Penyusutan investasi 30%

Tenaga kerja lepas

Volume

Harga (Rp)

KGT

700000

700,000

kgt

200000

200,000
900,000

35000
4000
1
2000

ekor
kg
KGT
kg

45
4000
400000
400

1,575,000
16,000,000
400,000
800,000

375
375
750

kg
kg
kg

2000
2000
500

750,000
750,000
375,000
20,650,000

th

750000

750,000

0.3

1000000

300,000

OT

2400000

2,400,000

Total.3

3,450,000

4. Total Biaya Produksi


Biaya variabel + Biaya tetap
5. Penjualan
Produksi Nila konsumsi size (3 4 ekor/kg) dalam 6 bl. (1 siklus
produksi.

Total (Rp)

24,100,000
4,5
00

kg

10000

45,000,000

6. Analisis Biaya Manfaat


Penjualan Nila konsumsi
(45.000.000)
a
b
c

Keuntungan = Penjualan total biaya


Cash flow = Keuntungan + penyusutan
Benefit Cost Ratio (B/C)
= Hasil Penjualan kotor/Biaya Produksi = 45.000.000 /24.100.000 =

20,900,000
21,200,000
1.87

REFERENSI

Coasta Pierce, B.A. and J.E. Rakocy, eds. 1997. Tilapia Aquaculture in the Americas, Vol. 1.
World Aquaculture Society. Baton Rouge, Lousiana, United States. 142-162 pp.
Djariah, Abbas Siregar, 1994. Nila merah, Pembenihan dan pembesaran secara intensif,
Kanisius Yogyakarta.
Hepher, B. 1988. Nutrition of Pond Fishes. Cambridge, UK. Cambridge University Press.
388 p
Hussain, M.G. 2004. Farming of tilapia: Breeding plans, mass seed production and
aquaculture techniques. 149 p.
Midlen, A. and Redding, T.A. 1998. Environmental Management for Aquaculture. Chapman
& Hall. 240 p.
Noor, M. 2004. Lahan Rawa: Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta. 242 p
Sumber lain dari internet, tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai