Anda di halaman 1dari 18

II.

PERENCANAAN USAHA

2.1.

Lay Out Bangunan dan Peralatan


Ikan merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi dan prospek yang

cukup cerah. Begitu banyak ikan yang ditangkap dan kadang-kadang melimpah hampir tidak
tertampung, tetapi dari hasil tangkapan tersebut sebagian besar banyak yang rusak. Hal ini
disebabkan karena ikan mengalami proses pembusukkan yang relatif singkat. Maka tidak
heran jika di beberapa tempat penampungan atau pelelangan ikan, sejumlah ikan hasil
tangkapan terpaksa harus dibuang.
Berdasarkan hal tersebut, agar ikan dapat dimanfaatkan dengan semaksimal
mungkin dilakukan adanya upaya untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam usaha
pengawetan ikan. Salah satunya alternatif usaha pengawetan ikan ini adalah dengan cara
mengolahnya menjadi ikan asap.
Dalam mendirikan usaha pengolahan pengasapan ikan patin perlu disiapkan
bangunan dan perlatan yang dapat mendukung jalannyaproses produksi. Kebutuhan
bangunan dan peralatan untuk usaha pengolahan pengasapan ikan patin adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Ruang proses
Ruang penerimaan bahan baku
Ruang pencucian
Ruang pengepakan
Bahan baku
Pisau
Telenan
Tungku pengasapan
Keranjang
Bak
Cool box
Para-para bambu
Ember
Batok kelapa

Tabel 1. Rincian Investasi Awal (Initial Cost) dalam Usaha Pengasapan Ikan Patin
N
O
1
1

JENIS INVESTASI
2
I. BANGUNAN
Ruang Produksi

SPESIFIKASI

UMUR
EKONOMI
S (Tahun)

Volume
dalam
satuan

NILAI
SATUAN (Rp)

JUMLAH (Rp)

FUNGSI

Bangunan 12m x
7m

10

Rp10.000.000

Rp10.000.000 Sebagai ruang produksi ikan asap

II. PERALATAN
Sebagai alat pemotong ikan
terbuat dari kayu
Rp120.000 Penampungan air
Rp1.600.000 Menampung air pengasapan

Talenan

1 m x 10 cm

Rp35.000

3
4

Bak
Cool Box

Diameter 50 cm
Diameter 20 cm

2
1

3
2

Rp40.000
Rp800.000

Ember

1 m x 2 m (max
50kg)

Rp20.000

Keranjang

Keranjang bakul

Rp20.000

Timbangan

Timbangan Digital

Rp500.000

8
9
10

Pendingin
pisau potong
Bambu

7
8

Rp2.500.000
Rp25.000
Rp10.000

1
2

Freezer
Pisau
Para-para bambu
III. BAHAN BAKU
Ikan Patin
Es batu balok

Rp120.000 Menampung potongan ikan


Menimbang bahan baku dan
Rp500.000
produk
Rp2.500.000 Penyimpanan produk
Rp175.000 Memotong daging patin
Rp80.000 Tempat penirisan

80 kg
2 balok

Rp17.000
Rp10.000

Rp1.360.000 Bahan baku


Rp20.000 Media pendingin bahan baku

Batok Kelapa

2 sak

Rp17.500

Rp35.000 Media bahan bakar tungku

Sunduk Bambu

10 ikat

Rp2.500

1hari

Rp15.000

Ongkos transpor/
bahan bakar
jumlah

Ikan Patin segar


Batok kelapa
kering
terbuat dari
bambu
Motor pribadi

2
2

Rp35.000

Alat untuk penyimpanan bahan


Rp40.000 baku sebelum mengalami proses
pengolahan

Rp25.000 Media pengasapan ikan


Rp15.000 Pemasaran
Rp16.625.000

2.2.
Teknik Pengolahan Ikan Patin Asap
2.2.1. Penerimaan Bahan Baku
Syarat ikan yang akan diasap harus bermutu prima dan segar. Kondisi bahan harus
dipilih yang masih segar, ikan yang segar matanya belum memerah, kulitnya mengkilat,
insang berwarna merah segar dan apabila ditekan daging tidak lunak
2.2.2. Penyiangan dan Pewncucian
Ikan dibersihkan kulit luarnya sehingga tampak mengkilat dan licin. Setelah itu, ikan
dibelah pada bagian punggung atau perut dengan kondisi yang masih bergandengan. Isi
perut dan insang dibuang, lalu dicuci sampai bersih dengan air bersih dari sisa-sisa darah
dan lendir.
2.2.3. Penirisan
Ikan yang sudah digarami diangkat dari bak perendaman, terlebih dahulu harus
dikeringkan supaya larutan garamnya tidak ada lagi yang menetes. Ikan harus dikeringkan,
tetapi tidak boleh dengan cara dijemur langsung dibawah terik sinar matahari. Ikan
digantung ditempat yang kering dan teduh selama 1-2 jam dengan mengunakan rangkaian
bambu atau para-para agar lebih maksimal para-para ditata dengan ketinggian 1-1,5 meter
dari tanah.
2.2.4. Penusukan
ikan yang telah ditiriskan akan disusun pada sebuah para-para besi berbentuk
persegi dengan luas 60 X 60 cm, yang diletakkan di atas lantai untuk menunggu proses
pengasapan sekitar 15 menit, para-para yang digunakan sebagai tumpangan ikan berbahan
dari besi.
2.2.5. Pengasapan
Proses pengasapan yang dilakukan pada unit usaha ini yaitu secara langsung
menggunakan asap panas suhu 60-80 0C. Jarak antara tungku pengasap dengan para-para
besi 15 cm. Ikan diletakkan di para-para sehingga akan mematangkan bagian bawah,
dengan demikian maka ikan membutuhkan perlakuan dibolakbalik untuk mendapatkan
hasil matang merata. Proses pembalikkan rata-rata dilakukan setiap 7 menit. Pengasapan
dilakukan sekitar 15 menit. Hal ini terjadi karena pengasapan dilakukan secara langsung
menggunakan suhu tinggi, sehingga proses pematangannya cepat disebut juga dengan
pemanggangan. Pemanggangan hanya mengutamakan aroma tetapi daya awetnya hanya
bertahan sebentar akibat proses pengeringan yang berjalan lambat.

2.2.6. Pendinginan dan Pengemasan


Setelah ikan patin di asap dilakukan pendinginan dengan tujuan untuk menurunkan
suhunya sebelum dilakukan pengemasan. Ikan hasil asap diletakkan pada para-para bambu
dan dibiarkan ditaruh ditempat terbuka serta dekat dengan tempat pengolahan ikan. Satu
para para berisi 150 tusuk daging ikan asap. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya
kontaminasi.
2.3.

Perkiraan Biaya Produksi


Dalam suatu usaha diperlukan biaya untuk menjalankan usaha tersenut. Biaya

dalam usaha pengasapan ikan patin dapat dibedakan menjadi:


a. Biaya Bahan Baku
b. Biaya upah tenaga kerja
c. Biaya lain-lain.
Rincian dari semua keutuhan biaya dalam usaha pengolahan pengasapan ikan
patin sepeti pada Tabel 2.
Tabel 2. Rincian Penggunaan Bahan, Tenaga Kerja, dan lain-lain dalam usaha pengasapan ikan patin.
N
O

JENIS

1
2
I. Bahan
1 Ikan Patin
2 Es batu balok

SPESIFIKASI
3
Ikan Patin segar

Batok kelapa
kering
terbuat dari
4 Sunduk Bambu
bambu
Ongkos
5 transpor/
bahan bakar
Motor pribadi
Jumlah
II. Tenaga Kerja
1 Tenaga Kerja
Pribadi
Jumlah
III. Lain-lain
1
Transportasi
1 Motor
2 Listrik
220 volt
Jumlah
IV. Pajak
Dibayarkan
1
PBB
pertahun
3

Batok Kelapa

VOLUME
(Dalam
Satuan)
4

Nilai Satuan
(Rp)
5

Jumlah
Nilai/Produksi
(Rp)
6

80 kg
2 balok

Rp
Rp

17.000
10.000

Rp 1.360.000
Rp
20.000

2 sak

Rp

17.500

Rp

35.000

10 ikat

Rp

2.500

Rp

25.000

1hari

Rp

15.000

Rp

15.000

1 Orang

1 Liter

Jumlah
Nilai/Siklus (Rp)
7
Rp 32.640.000
Rp
480.000
Rp

840.000

Rp

600.000

Rp 1.455.000

Rp
360.000
Rp 34.920.000

Rp 100.000

Rp
Rp

100.000
100.000

Rp
Rp

2.400.000
2.400.000

Rp

Rp

6.500

Rp
Rp
Rp

156.000
20.000
176.000

6.500

Rp. 250.000

Izin Usaha
Jumlah

Rp. 100.000
Rp. 350.000

Keterangan dalam 1 bulan ada 24 siklus

2.4.

Perkiraan Pendapatan Usaha


Usaha pengolahan pengasapan ikan patin ini diharapkan mendatangkan suatu

keuntungan bagi pengusahanya. Besarnya keuntungan tersebut tergantung dari besarnya


pendapatan kotor yang diperoleh dalam usaha. Pendapatan tergantung dari banyaknya out
put yang dihasilkan. Secara sederhana pendapatan kotor usaha pengilahan ikan patin asap
seperti berikut:
Bahan baku persiklus = 80 Kg (4 Ikan Patin/Kg)
Pengasapan ikan patin yang dihasilkan tiap produksi yaitu 80 kg dan per kg berisi 4
ekor ikan patin seharga Rp. 17.000 per kilogramnya. Dari 80 kg ikan patin dalam satu
kilogramnya menjadi 28 tusuk, jadi 80 kg ikan patin tersebut totalnya 2.240 tusuk yang
harga jualnya Rp. 2000 per tusuk.

No

Alat / komponen

Harga Ikan Patin

Jumlah

Harga / satuan

(tusuk)

(Rp)

2.240

Jumlah Biaya
(Hari)
(Rp)

2.000

4.480.000

I.

ANALISIS KELAYAKAN AGRIBISNIS

3.1. Analisis Kelayakan Argribisnis


Analisis kelayakan agribisnis menggunakan analisis-analisis yang berpedoman pada :
a. Dalam menentukan kelayakan dari rencana pengembangan unit usaha digunakan
analisis dengan kriteria investasi NPV, B/C Ratio dan IRR.
b. Penerapan anaisis investasi mengikuti prinsip discounted cash flow.
c. Investasi awal diamsusikan jatuh pada akhir tahun ke 0 dan tahn pertama
merupakan awal tahun perhitungan yang menaikkan biaya kegiatan atau benefit.
d. Tingkat bunga bank yang digunakan adalah sebesar 12% pertahun.
e. Faktor yang digunakan dalam menentukan besarnya angsuran pertahun adalah
Capital Recovery Factor.
Dalam melakukan analisis kelayakan dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:
Langkah I. Pengelompokan Investasi Awal Berdasarkan Umur Ekonomis
Investasi awal dalam usaha pengolahan ikan patin asap dikelompokkan menjadi:
a. Kelompok I lahan, lahan ini tidak memiliki umur ekonomis.
b. Kelompok II dengan umur ekonomis 15 tahun yang terdiri dari:
Ruang Proses
c. Kelompok II dengan umur ekonomis 10 tahun terdiri dari:
Pisau
Tungku pengasapan
d. Kelompok IV dengan umur ekonomis 5 tahun yang terdiri dari:
Timbangan
Cool Box
Freezer
e. Kelompok V dengan umur ekonomis 2 tahun yang terdiri dari:
Telenan
Tungku pengasapan
Keranjang
Bak
Cool box
Para-para bambu
Ember
Pengelompokan unsur investasi awal menurut umur ekonomis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengelompokan Unsur Investasi Awal Berdasar Umur Ekonomis.
No
1
I

Jenis Investasi
2
Lahan

UE
(Tahun)
3
-

Nilai
(Rp)
4
-

II
III
1
2
IV
1
2
3
V
1
2
3
4
5

Bangunan
Mesin dan Peralatan
Pisau
Tungku Pengasapan
Mesin dan Peralatan
Timbangan
Cool Box
Freezer
Mesin dan Peralatan
Telenan
Keranjang
Bak
Para-para bambu
Ember
Jumlah

15

Rp

10.000.000

10
10

Rp
Rp

25.000
10.000

5
5
5

Rp
Rp
Rp

500.000
800.000
2.500.000

2
2
2
2
2

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

35.000
40.000
20.000
10.000
20.000
13.960.000

Dari Tabel 3 terlihat jumlah investasi awal sebesar Rp. 13.960.000


Langkah 2. Menetukan umur Proyek
Dalam analisis kelayakan agribisnis, usaha pengasapan ikan patin ini dianggap
sebagai suatu proyek yang memiliki titik awal (starting point) dan titik akhir (Ending point).
Umur proyek ditentkan berdasarkan nilai tertinggi investasi pada proyek, kecuali kelompok
satu yaiu, lahan, karena lahan tidak mempunyai umur ekonomis. Penentuan umur proyek
tersebut seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Penentuan Umur Proyek
KELOMPO
K
1
I
II
III
IV
V
Jumlah

UMUR EKONOMIS

NILAI

(TAHUN)
2

(Rp)
3

15
10
5
2

Rp. 10.000.000
Rp.
35.000
Rp. 3.800.000
Rp.
125.000
Rp. 13.960.000
Dari Tabel 4 tersebut terlihat bahwa nilai tertinggi dari investasi awal adalah

kelompok I (diluar lahan) dengan jumlah nilai Rp. 10.000.000/usaha, dengan demikian umur
proyek yang digunakan dalam analisis adalah 10 tahun.
Langkah 3. Menentukan Biaya Total
Biaya total terdiri dari biaya investasi awal, biaya tetap, biaya variabel, pajak dan angsuran.
3.1. Biaya tetap terdiri dari biaya pemeliharaan, biaya penggantian dan gaji tetap.

a. Menentukan Biaya Pemeliharaan


Biaya pemeliharaan adalah biaya yang digunakan daam perbaikan setiap investasi
dengan jumlah sebesar 5% / dari masing-masing nilai investasi. Nilai dari biaya emelihaarn
ini akan sama setiap tahunnya. Dengan demikian yang dibutuhkan yang dibutuhkan untuk
usaha pengasapan ikan patin asap setiap tahunnya adalah:
Biaya pemeliharaan = 5% x Rp. 13.960.000
= Rp. 698.000/usaha/tahun
Sedangkan arus biaya pemeliharaan pada usaha pengasapan ikan patin tersebut
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Arus Biaya Pemeliharaan
Tahun Ke
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

Biaya Pemeliharaan
(Rp/Usaha)
2
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 698.000
Rp. 69.800.000

b. Menentukan Biaya Pergantian


Arus biaya penggantian dibuat untuk menentukan berapa banyak biaya yang yang
dikeluarkan untuk pergantian investasi setiap tahunya. Adapun besarnya biaya pergantian
bangunan, peralatan, dan mesin pada usaha pengolahan kerupuk serat teripang seperti
pada tabel 6.
Tabel 6. Biaya pengganti bangunan, peralatan, dan mesin
Kelompok
I
II
III
IV
V

UE (tahun)
15
10
5
2

Nilai setiap pergantian


RP. 10.000.000
Rp.
35.000
Rp. 3.800.000
Rp.
125.000

Tahun pergantian
6
3,5,7,9

Dengan demikian arus biaya yang digunakan untuk penggantian bangunan, peralatan,
dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Arus biaya penggantian
Tahun ke

Perhitungan

Nilai (Rp)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

125.000
125.000+125.000
3.800.000
125.000+125.000
125.000+125.000
125.000+3.800.000

125.000
250.0000
3.800.000
250.000
250.000
3.925.000
8.600.000

c. Menentukan gaji tetap


Suatu usaha memerlukan karyawan untuk menjalankannya. Dari penggunaan
tenaga kerja tersebut, seorang pengusaha harus membayar sebagai imbalan atas jasanya.
Gaji tetap yangharus dibayarkan oleh pengelola usaha kerupuk serat teripang seperti pada
tabel 8.
Tabel 8. Upah tenaga kerja tetap
No
1

Jenis tenaga
kerja
2

Spesifikasi

Jumlah

1 Orang
Pemilik
Pribadi
Jumlah
Keterangan : 1 tahun untuk 12 bulan kerja.

Upah/orang/
bulan (Rp)
5
Rp
2.400.000

Upah/tahun
(Rp)
6
Rp
28.800.000

Jumlah (Rp)
7
Rp
28.800.000
Rp. 28.800.000

Dari tabel diatas terlihat bahwa upah tenaga kerja tetap yangharus dibayarkan adalah Rp.
2.400.000 /usaha/tahun. Adapun arus upah pegawai tetap tersebut dapat dilihat pada Tabel
9.
Tabel 9. Arus Upah Pegawai Tetap
Tahun
Ke
1
1
2
3

Nilai Upah (Rp)


2
28.800.000
28.800.000
28.800.000

4
5
6
7
8
9
10
Jumla

28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
288.000.000

d. Menentukan arus biaya tetap


Biaya tetap adalah jumlahan biaya pemeliharaan, biaya pergantian, dan gaji tenaga
kerja yang dihitung setiap tahunnya. Adapun arus biaya tetap disajikan pada tabel 10.

Tahun
ke

Biaya
pemeliharaan
(Rp)
2
698.000
698.000
698.000
698.000
698.000
698.000
698.000
698.000
698.000
698.000

Biaya pergantian
(Rp)

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Tabel 10. Arus Biaya Tetap

3.2.

3
125.000
250.0000
3.800.000
250.000
250.000
3.925.000

Gaji tetap
(Rp)
4
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000
28.800.000

Jumlah (Rp)

5
28.800.000
28.925.000
28.800.000
31.300.000
32.600.000
29.050.000
28.800.000
29.050.000
28.800.000
32.725.000
Rp 298.850.000

Menentukan Biaya Variabel


Biaya variable adalah biaya yang digunakan dan habis dalam satu kali siklus

produksi. Adapun biaya variable yang dihitung dalam setiap tahunnya yang terdiri dari biaya
bahan, gaji karyawan tidak tetap dan biaya lain-lain, besarnya biaya variabel dalam usaha
pengolahan kerupuk serat teripang seperti pada Tabel 11.
Tabel 11. Penentuan biaya variabel.
No

Jenis biaya

Nilai biaya/siklus

Nilai biaya/bulan

Ikan Patin

Rp. 17.000

Rp

408.000

Es batu balok

Rp. 10.000

Rp

240.000

Nilai
biaya/tahun
5
Rp
4.896.000
Rp

2.880.000
3

Batok Kelapa

Sunduk Bambu
Ongkos transpor/
bahan bakar
Jumlah

Rp. 17.500

Rp

420.000

Rp. 2.500

Rp

60.000

Rp. 15.000

Rp

360.000

Rp
5.040.000
Rp
720.000
Rp
4.320.000
Rp
17.856.000

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah biaya variabel adalah Rp. 17.856.000/usaha/tahun.
Adapun arus biaya variabel untuk usaha tersebut ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 12. Arus biaya variabel
Tahun ke

Biaya
variabel/tahun (Rp)
2
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
178.560.000

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

3.3.

Menentukan biaya pajak


Pajak dihitung untuk masa 1 tahu. Jumlah pajak yang harus dibayar dalam satu tahun

oleh pengelola usaha pengolaha kerupuk serat teripang seperti pada tabel 13.

Tabel 13. Biaya Pajak.


No
1
1
2

Jenis pajak
2
PBB
Izin usaha
Jumlah

Nilai pajak
(Rp/usaha/bulan
3
-

Nilai pajak
(Rp/usaha/tahun)
4
-

Jumlah
pajak/tahun
5
250.000
100.000
350.000

Arus biaya pajak tahunan yang harus dibayar ditunjukkan pada Tabel 14.

Tabel 14. Arus Biaya Pajak


Tahun ke
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
jumlah

3.4.

Biaya pajak (Rp)


2
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
3.500.000

Menentukan Angsuran
Dalam analisis finansial, semua biaya dan modal usaha dianggap dari pinjaman

meskipun itu modal sendiri. Dihitung dengan tingkat bunga pinjaman yang ditentukan dari
bank yang nilainya disesuaikan dengan social opportunity cost of capital, misalnya dengan
tingkat bunga 12 % / tahun.
Rumus untuk menentukan angsuran
A = P x (A/P, I, n)
Keterangan
A = angsuran per tahun
P = modal pinjaman (investasi awal + besarnya biaya total tahun ke 1)
= Rp. 13.960.000 + Rp. 47.006.000
= Rp. 60.966.000
i = tingkat bunga pinjaman dari bank = 12%
n=jangka waktu pengembalian pinjaman = 10 tahun
capital recovery = (A/P . i . n)
= (12% x (1+12%

10 / (1 + 12% 10 1)

= 0.176983
Angsuran sebagai berikut:
A = P x (A/P . i . n)
= 60.966.000 x 0.176983
= 10.789.945,578
Besarnya angsuran modal pinjaman yang harus dibayar setiap tahunnya ditunjukkan pada
Tabel 15.
Tabel 15. Arus Angsuran
Tahun ke
1
1
2

Biaya angsuran
(Rp)
2
10.789.945
10.789.945

3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
107.899.450

3.5.
Menentukan Arus Biaya Total
Dari beberapa perhitungan diatas yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan terangkum dalam
arus biaya total. Adapun arus biaya total dalam usaha pengolahan kerupuk serat teripang
seperti pada tabel 16.
Tabel 16. Arus Biaya Total
Tahun
ke
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumla
h

Investasi
awal biaya
tetap (Rp)
2
13.960.000
13.960.000

Biaya tetap
(Rp)

Biaya variabel
(Rp)

3
28.800.000
28.925.000
28.800.000
31.300.000
32.600.000
29.050.000
28.800.000
29.050.000
28.800.000
32.725.000
298.850.00
0

4
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
17.856.000
214.272.000

Pajak
(Rp)
5
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
350.000
3.500.000

Angsuran
(Rp)
6
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
10.789.945
107.899.450

jumlah

7
71.755.945
57.920.945
57.795.945
60.295.945
61.595.945
58.045.945
57.795.945
58.045.945
57.795.945
61.720.945

Langkah ke 4. Menentukan benefit


Benefit atau manfaat adalah jumlah dari penerimaan dan nilai sisa dari lahan,
bangunan, mesin dan peralatan yang tidak habis pada akhir periode proyek.
a. Pendapatan kotor
Pendapatan kotor yang dihasilkan dari hasil penjualan adalah sebagai berikut
Penerimaan bahan baku/siklus = 80 kg
Produk yang dihasilkan = rendemen produk x bahan baku
= 46 %x 80 kg
= 37 kg/siklus
Satu siklus produksi dapat diselesaikan dalam 1 hari
Dalam satu tahun ada 288 siklus

Penghitungan rendemen produk adalah sebagai berikut:


37 Kg ikan patin menghasilkan 1.036 tusuk, pertusuk seharga Rp. 2.000
Produktifitas dlam 1 tahun = banyaknya siklus dalam 1 tahun x banyak produk/siklus
= 288 x 1.036
= 298.368 tusuk
Harga penjualan = Rp. 2.000/tusuk
Pendapatan kotor dalam 1 tahun = output dalam 1 tahun x harga produk
= 298.368 x 2.000
= Rp. 596.736.000
Besarnya pendapatan kotor dalam usaha kerupuk serat teripang seperti pada tabel 17.
Tabel 17. Pendapatan kotor pada usaha kerupuk serat teripang
Bahan
baku
(kg/siklus)
80 kg

Rendemen
produk (%)

Otput
(kg/siklus)

Output
(Tusuk)

46%

37 kg

1.036

Harga
penjualan
(Rp/tusuk)
2.000

Pendapata
n
(Rp/siklus)
2.072.000

Jumlah
pendapatan
(Rp/siklus)
2.072.000

Arus pendapatan kotor


Arus penerimaan penjualan hasil disajikan dalam Tabel 18.
Tabel 18. Arus pendapatan kotor.
Tahun ke
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

Pendapatan Kotor
(Rp/usaha)
2
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
5.967.360.000

b. Menentukan Nilai Sisa


Nilai sisa ini diperoleh dari sisa investasi yang belum habis masa ekonomisnya oada
akhir umur proyek. Rincian nilai sisa dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Nilai sisa.


Kelompo

UE

Nilai

Tahun

Sisa

Perhitunga

Jumlah

k asset

(tahun)

/penggantian

pengganti
an

1
I
II

2
15

3
Rp. 10.000.000

4
-

III
10
Rp.
35.000
IV
5
Rp. 3.800.000
V
2
Rp.
125.000
Jumlah
Ketarangan : umur proyek 10 tahun

6
3,5,7,9

UE
(tahun
)
5
5
0
0
0

n nilai sisa

nilai
sisa(Rp)

6
5/15 x
10.000.000
-

7
3.333.333
3.333.333

Kemudian dibuat arus nilai sisa hanya dicantumkan pada akhir umur proyek. Arus
sisa tersebut seperti pada Tabel 20.
Tabel 20. Arus Nilai Sisa
Tahun ke
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah

Nilai sisa
(Rp/usaha)
2
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
3.333.333
33.333.330

c. Menentukan Arus Benefit


Tabel 21. Arus benefit
Tahun ke
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pendapatan kotor
(Rp/usaha)
2
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000

Nilai sisa
(Rp/usaha)
3
-

Jumlah (Rp/
usaha)
4
1.290.240.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000
596.736.000

10
Jumlah

596.736.000
5.967.360.000

3.333.333

596.736.000
5.967.360.000

Langkah 5. Menghitung NPV, B/C Ratio dan IRR.


Kriteria yang digunakan dalam investasi ini adalah.
a. NPV (Net Present Value)
b. B/C (Benefit Cost Ratio)
c. IRR ( Internal Rate of Retrun)
Penghitungan arus biaya, benefit serta arus net benefit digunakan Discount Faktor
dari cost dan benefit. Dalam analisis ini digunakan periode analisis 10 tahun.hal ini mengacu
pada jangka waktu pengembalian dengan tingkat bunga 12%. Menghitung NPV dan B/C
ditunjukka pada tabel 22.
Tahun

Gross Cost

Gross
Benefit

Net Benefit

DF 10%

PV Benefit

PV Cost

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

-Rp
71.755.945

0,909091

Rp
477.254.643

Rp
65.232.684

0,826446

Rp
445.301.547

Rp
47.868.533

0,751315

Rp
404.913.747

Rp
43.422.960

0,683013

Rp
366.395.531

Rp
41.182.914

0,620921

Rp
332.279.698

Rp
38.246.216

0,56447

Rp
304.074.375

Rp
32.765.195

0,51315

Rp
276.557.089

Rp
29.657.989

0,46651

Rp
251.304.298

Rp
27.079.014

0,42409

Rp
228.559.088

Rp
24.510.682

0,38554

Rp
206.269.704

Rp
23.795.893

Rp
3.292.909.721

Rp
373.762.081

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

71.755.945
57.920.945
57.795.945
60.295.945
61.595.945
58.045.945
57.795.945
58.045.945
57.795.945
61.720.945

596.736.000

Rp
538.815.055

596.736.000

Rp
538.940.055

596.736.000

Rp
536.440.055

596.736.000

Rp
535.140.055

596.736.000

Rp
538.690.055

596.736.000

Rp
538.940.055

596.736.000

Rp
538.690.055

596.736.000

Rp
538.940.055

596.736.000

Rp
535.015.055
Rp
4.767.854.55
0

Tabel 22. Penghitungan NPV Dan B/C

Dari tabel diatas dapat ditentukan B/C ratio dengan perhitungan berikut>
B/C= PV Benefit/PV Cost

PV Net
Benefit
(8)
-Rp
65.232.684
Rp
445.301.547
Rp
404.913.747
Rp
366.395.531
Rp
332.279.698
Rp
304.074.375
Rp
276.557.089
Rp
251.304.298
Rp
228.559.088
Rp
206.269.704
Rp
2.750.422.394

= 8,810176
d. Menghitung IRR
Untuk membantu menghitung nilai IRR perlu dilakukan suatu ercobaan sehingga
nilai npv` menjadi positif tapi mendekati 0 dan NPV Bernilai negatif tetapi mendekati 0.
Penentuan IRR tersebut seperti pada Tabel 23.
Tah
un
(1)
1

Net Benefit

DF 750%

(2)
-71.755.945

538.815.055

(3)
0,11764705
9
0,01384083

538.940.055

536.440.055

535.140.055

538.690.055

538.940.055

538.690.055

538.940.055

10

535.015.055

0,00162833
3
0,00019156
9
2,25375E05
2,65147E06
3,11937E07
3,66985E08
4,31747E09
4,02539E10

PV Net
Benefit
(4)

DF 760%
(5)

PV Net
Benefit
(6)

8.441.876

0,11627907

-8.343.715

7.457.648

0,013520822

7.285.222

877.574

0,001572189

847.315

102.765

0,000182813

98.068

12.061

2,12573E-05

11.376

1.428

2,47178E-06

1.332

168

2,87416E-07

155

20

3,34205E-08

18

3,8861E-09

4,51872E-10

9.790

-100.226

Dari tabel diatas diperoleh data NPV` = 9.790 dan nilai NPV = -100.226. Kemudian
dibandingkan dengan menggunakan bantuan kalkulator untuk mencari nilai i agar NPV
mrenjadi atau mendekati nol tetapi bernilai positif. Perbandingan antar nilai i dan nilai
NPV seperti Tabel 23.
Tabel 23. Perbandingan Nilai i
i
NPV
(1)
(2)
750%
9.790
?
0
760%
-100.226
Kemudian dihitung dengan kalkulator dan hasilnya adalah 750,8898%. Nilai
tersebut merupakan nilai IRR.

Kesimpulan
Dari hasil analisis didapatkan b/c ratio lebih dari 1 yaitu 8,810176, dan nilai IRR
positif sebesar 750,8898% yang berada diatas soscial opportunitues cost of capital,
sehingga usaha tersebut dinyatakan layak untuk dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai