Anda di halaman 1dari 20

GEOLOGI TEKNIK

PENANGGULANGAN LONGSORAN
(GERAKAN TANAH)

Muhammad Hari Nugroho


1510503014
Teknik Sipil 01
PENGAMPU
Ir.H.Dwi Sat Agus.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan disusunnya makalah dengan judul: “Penanggulangan Longsoran
(Gerakan Tanah)” adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Geologi Teknik dan
menambah pengetahuan tentang Bab Penanggulangan Longsoran.
Terselesainya penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan serta dorongan
dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih saya haturkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak Ir.H.Dwi Sat Agus.,M.T selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
3. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
4. Kepada orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung saya.
5. Dan kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan
makalah ini yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi kita
sebagai dasar dalam pengembangan ilmu dan pendidikan anak bangsa. Dalam
penulisan makalah ini kami menyadari bahwa mungkin masih adanya kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk penulisan yang lebih baik.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita dan
dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari.

Magelang, 20 Desember 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanah Longsor .............................................................................. 3

B. Fenomena Longsoran (Gerakan Tanah) ......................................................... 4

C. Peralatan Untuk Pengamatan .......................................................................... 5

D. Cara Penanggulangan Longsor ...................................................................... 7

E. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya

Tanah Longsor .............................................................................................. 12

F. Ciri – Ciri Tanah Longsor .............................................................................. 13

G. Tindakan yang Dilakukan Setelah Terjadi

Tanah Longsor .............................................................................................. 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 15

B. Saran .............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah
tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada
gangguan kesetimbangan pada saat itu. Gerakan tanah merupakan bencana alam
yang sangat sering terjadi di Indonesia. Bencana Alam ini sangat perlu di
waspadai, kejadian tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada
manusia.

Gerakan tanah seperti tanah longsor adalah suatu bencana alam yang
terjadi akibat gangguan keseimbangan kestabilan lereng, baik yang terjadi secara
alamiah maupun yang disebabkan oleh ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi
pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang akhirnya
menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari
lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi
longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali. Yang terjadi biasanya apabila
gerakan tanah seperti longsor tersebut telah berhenti maka gaya yang
menyebabkan pergerakan tanah tadi telah habis, jadi dimungkinkan kalau lereng
yang mengalami pergerakan tanah tadi sudah mulai kembali aman.

Fenomena pergerakan tanah ini merupakan suatu hal yang biasa atau
sangat terjadi di Indonesia dan penanggulangan bencana alam ini dapat diatasi
atau diminimalisirkan. Dalam hal ini Indonesia merupakan daerah yang rawan
gempa, dimana gempa tersebut juga bisa sebagai pemicu terjadinya gerakan tanah
apalagi setelah gempa terjadi, maka mengakibatkan retakan – retakan pada tanah
dan pengurangan kepadatan dari tanah yang apabila terjadi hujan dengan densitas
yang tinggi maka air hujan tersebut mengisi retakan – retakan yang ada pada
tanah tersebut, yang kemudian terjadi adalah massa dari bobot tanah semakin

1
besar tapi gaya penahan dari tanah tersebut semakin kecil, sehingga bencana tanah
longsor dapat terjadi.

Dan bencana alam seperti ini perlu diwaspadai untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang parah. Banyak cara penanggulangan pergerakan tanah yang sering
dilakukan, namun banyak juga kesalahan-kesalahan yang terjadi waktu
mendirikan bangunan pada tanah yang mengalami pergerakan. Oleh karena itu
penanggulangan pergerakan tanah harus sesuai dengan keadaannya di lapangan,
dan perilakui gerakan tanahnya tersebut.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tanah longsor?
b. Bagaimana fenomena longsoran gerakan tanah?
c. Apa alat yang digunakan untuk mengamati gerakan tanah?
d. Bagaimana cara menanggulangi longsor?
e. Apa saja faktor yang mempengaruhi tanah longsor?
f. Bagaimana ciri-ciri tanah longsor?
g. Bagaimana tindakan yang dilakukan saat terjadi tanah longsor?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian tanah longsor
b. Mengetahui fenomena longsoran gerakan tanah
c. Mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengamati gerakan tanah
d. Mengetahui cara menanggulangi longsor
e. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi tanah longsor
f. Mengetahui ciri-ciri dari tanah longsor
g. Mengetahui tindakan yang dilakukan ketika terjadi tanah longsor

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena adanya suatu pergerakan massa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis. Seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Longsor bisa di definisikan pula
sebagai suatu peristiwa perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau
keluar lereng karena pengaruh gravitasi.

Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang


memengaruhi suatu lereng yang curam. Namun apabila gaya pendorong pada
lereng lebih besar dari pada gaya penahan, maka aan tetap terjadi longsor. Gaya
penahan pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban
serta berat jenis tanah atau batuan.

3
B. Fenomena Longsoran (Gerakan Tanah)

Fenomena Longsoran (Gerakan Tanah) di Lapangan

Lereng Material Gejala lain (untuk creep) Curah hujan


variasi - pohon – pohonan
- tiang listrik
- seretan
Batuan / tanah Penyebaran - alur
- bentuk
penyebaran
- luasan

Struktur geologi
- bid. perlapisan
- bid. retakan Jenis batuan / tanah
- bid. patahan - lempung
- dsb. - pasir
- bahan rombakan

Besar sudut Bentuk :


% atau - cembung
derajat - cekung
- rata

4
C. Peralatan Untuk Pengamatan Gerakan Tanah

1. T – bar
 Alat sederhana berbentuk huruf T
 Pemantauan terus – menerus
Misalnya : setiap minggu selama 1 tahun
 Digunakan : didaerah bervegetasi, untuk gerakan tanah yang
sangat lambat. Bar dipasang di beberapa tempat, lalu hasilnya
dibuat dalam bentuk grafik.

2. Inklinometer
Untuk mengetahui tekanan dari samping sehingga vector
horizontal dari gerakan diketahui dan menentukan tempat lokasi
gerakan.
 Pipa / harus vertical
 Rel untuk jalannya pipa sensor
 Roda dapat mengembang dan menyusut
 Perubahan mengembang dan menyusutnya roda tercatat dalam
indicator

3. Ekstensometer
Untuk mengetahui adanya tekanan dari atas sehingga vektor
vertikal dari gerakan dapat diketahui.

5
 Pipa harus horizontal
 Dipasang kabel pada ujung di luar diikat pada head kalau
terjadi gerakan, maka kabel pada head akan tertarik dan ini
diteruskan ke indicator
 Kabel yang tertarik diukur dengan panjang kabel mula-mula
atau dihubungkan ke recorder

4. Bubble tiltmeter
Untuk mengetahui arah gerakan saja. Pengukuran secara periodik.
Alat ini dilengkapi dengan skrup mikro pada bubble levelnya.
Pemasangan pada landasan beton yang horizontal.

6
D. Cara Penanggulangan Longsor

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi tanah longsor.


Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat menanggulangi tanah longsor
1. Cara vegetative
Macam gerakan tanah :
 Mudflow
 Earthflow

Fungsi vegetasi :

 Mengurangi energi butir hujan


 Mengurangi energi aliran permukaan
 Akar tumbuh-tumbuhan dapat memperkuat tanah

2. Cara mekanis (teknis)


Ada dua prinsip :
a. Mengurangi tekanan
Dilakukan dengan cara :
 Melandaikan lereng
 Mengurangi beban
 Mengalirkan air permukaan (drain surface)

b. Memperbesar kekuatan
Dilakukan dengan cara :
 Injeksi semen
 Pemasangan anchor dan bolt
 Menggunakan buttress atau counterweight

7
3. Cara secara umum
a. Jangan membuka lahan persawahan dan membuat kolam di lereng
bagian atas di dekat pemukiman
b. Buatlah terasering pada lereng yang terjal bila membangun
pemukiman
c. Segera menutu retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah dan melalui retakan tersebut
d. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
e. Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
f. Jangan menebang pohon di lereng
g. Jangan membangun rumah di bawah tebing

4. Penanggulangan Metode Penambatan

Metode penambatan ini terbagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu


penambatan tanah dan penambatan batuan.

Penambatan tanah terdiri dari:

a. Tembok penahan

Tembok penahan dibuat dari pasangan batu, beton, atau beton


bertulang. Keberhasilan tembok penahan tergantung dari kemampuan
menahan geseran dan stabilitas terhadap guling. Selain untuk menahan
gerakan tanah, juga berfungsi melindungi bangunan dari runtuhan.
Tembok penahan harus diberi fasilitas drainase dan pipa salir sehingga
tidak terjadi tekanan hidrostatis yang besar.

b. Sumuran

Dimasukkan ke dalam sumuran yang digali dengan kedalaman


melebihi bidang longsoran. Kemudian gorong-gorong diisi dengan beton
tumbuk, beton cyclop, atau material berbutir tergantung dari kekuatan

8
geser yang dikehendaki. Pelaksanaan penanggulangan dengan metode ini
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, pada saat tidak terjadi gerakan.
Cara ini bisa dilakukan sampai dengan kedalaman 15 meter.

c. Tiang pancang

Tiang pancang cocok digunakan untuk pencegahan maupun


penanggulangan longsoran yang bidang longsornya tidak terlalu dalam,
namun tidak cocok untuk jenis tanah yang sensitif karena getaran yang
terjadi pada saat pemancangan dapat mencairkan massa tanah.
Efektifitasnya juga tergantung pada kemampuannya menembus lapisan
tanah. Pada umumnya semua metode tiang tidak cocok untuk gerakan
tanah tipe aliran, karena tanahnya bersifat lembek dan dapat lolos melalui
sela-sela tiang.

d. Turap baja

Untuk lapisan keras disarankan menggunakan tiang baja terbuka


pada ujung-ujungnya. Turap baja tidak efektif untuk menahan massa
longsoran yang besar, karena modulus perlawanannya yang kecil. Namun
masalah ini dapat diatasi dengan pemasangan ganda. Sedangkan tiang baja
yang berbentuk pipa dapat diisi beton atau komposit beton dengan baja
profil untuk memperbesar modulus perlawanannya.

Sedangkan penambatan batuan terdiri dari:

 Tumpuan beton
Tumpuan beton digunakan untuk menyangga batuan yang
menggantung akibat tererosi atau pelapukan.

9
 Baut batuan pengikat beton
Baut batuan dipasang untuk memperkuat massa batu yang
terbentuk oleh adanya diskontinuitas kekar dan retakan agar lereng
menjadi stabil.

 Jala kawat
Dipasang pada bagian kaki lereng untuk menjaga agar runtuhan
batuan bisa ditahan di satu tempat.

 Tembok penahan batu


Dipasang pada bagian kaki lereng untuk menahan fragmen batuan
yang runtuh dari atas.

 Beton semprot
Digunakan untuk memperkuat permukaan batu yang bersifat kekar,
meluruh, atau batuan lapuk.

 Dinding tipis
Beberapa jenis batuan seperti serpih atau batuan lempung sangat
mudah lapuk bila tersingkap (terbuka). Untuk melindungi batuan tersebut,
maka dipasang dinding tipis dari batu bata, batu, atau beton pada
permukaannya.

5. Dinding penahan tanah

Dinding penahan tanah adalah suatu dinding yang direncanakan


dan dibangun untuk menahan permukaan yang mempunyai perbedaan
tinggi pada masing-masing dinding. Keberadaan dinding penahan tanah
pada suatu saat kadang tidak mampu menanggulangi bencana tanah
longsor sepenuhnya.

10
Meskipun telah direncanakan dengan perhitungan yang sudah
sesuai dengan tata cara perencanaan sebuah dinding penahan tanah yang
didasari ilmu ke-teknik sipil-an, pada kasus tertentu dinding penahan
tanah tersebut tidak mampu menahan pergerakan tanah yang longsor
akibat tergerus oleh aliran air yang tidak terprediksi debitnya. Ini
disebabkan karena tidak adanya drainase di lingkungan tersebut. Sehingga
pada saat hujan lebat, maka air menggenangi dan menggerus tanah di
lokasi longsor tersebut. Meskipun pada dinding penahan tanah sudah
dilengkapi dengan suling-suling/pori-pori untuk mengalirkan air, tetapi
debit air yang datang lebih besar akibat tidak adanya drainase.

6. Geotekstil

Geotekstil adalah teknik pelapisan tanah untuk mencegah longsor


dan ambles. Untuk itu, digunakan lembar plastik atau polimer dari jenis
poliester, polipropilen, atau polietilen. Lapisan plastik ini berfungsi
mencegah kebocoran, mengalirkan air yang merembes ke dinding, dan
mencegah kebocoran.

Teknik pelapisan yang diperkenalkan Inggris tahun 1960-an ini


kemudian dikembangkan Jepang, terutama untuk meningkatkan kekuatan
bahan. ”Bila yang lama hanya dapat menahan beban 1-2 ton, geotekstil
yang baru dapat tahan sampai pembebanan 100 ton,” kata Hasimi
Fukuoka, ahli bangunan sipil dari Jepang, dalam forum diskusi beberapa
waktu lalu.

Dari faktor biaya, pelapisan dengan geotekstil 40 persen lebih


murah dibandingkan dengan beton. Masa pengerjaannya dapat dua kali
lebih cepat. Penggunaan polimer dapat mempertahankan bentuk alami
sehingga tanggul di tepi sungai masih dapat ditanami rumput setelah
pelapisan. Hal ini berbeda dengan tanggul beton yang keberadaannya
menentang alam.

11
E. Faktor Lain yang Mempengaruhi Terjadinya Tanah Longsor

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada


kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi
penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar
dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:

1. Faktor alam
a. Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan
gunung berapi
b. Iklim : curah hujan yang tinggi
c. Keadaan topografi : lereng yang curam
d. Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air,
erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika
e. Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin,
dan getaran lalu lintas kendaraan

2. Faktor manusia
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah
d. Penggundulan hutan
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
g. Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri
f. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik

12
3. Internal
a. Naiknya tekanan air pori
b. Kondisi geologi
c. Menurunnya kuat geser tanah/batuan

4. Eksternal
a. Perbuatan Manusia
b. Curah hujan yang tinggi
c. Erosi sungai

F. Ciri – Ciri Tanah Longsor

Adapun beberapa ciri-ciri dari tanah longsor

a. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.


Biasanya terjadi setelah hujan
b. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba
c. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
d. Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya
langsung hilang
e. Pintu dan jendela yang sulit dibuka
f. Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar
g. Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
h. Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles
i. Munculnya retakan di lereng-lereng yang arahnya sejajar dengan tebing
j. Air sumur yang keruh di sekitar lereng
k. Munculnya air di permukaan tanah pada lokasi yang baru secara tiba-tiba
l. Rapuhnya tebing dan kerikil mulai berjatuhan.

13
G. Tindakan yang Dilakukan Setelah Terjadi Tanah Longsor

a. Pergi dari daerah longsoran untuk menghindari terjadinya tanah longsor


susulan
b. Bantu arahkan SAR ke lokasi
c. Bantu penduduk yang tertimpa longsoran, periksa lukanya, dan pindah ke
tempat yang aman
d. Waspada pada banjir dan aliran reruntuhan yang dapat terjadi setelah tanah
longsor
e. Laporkan fasilitas umum yang rusak ke pihak yang berwenang
f. Periksa kerusakan fondasi rumah akibat longsor
g. Tanamlah tumbuhan di daerah bekas longsoran untuk mencegah terjadinya
erosi yang dapat menyebabkan banjir bandang.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri


merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan Semakin
curam ketinggian lereng suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi
longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari
bagian utama gunung atau bukit.

Beberapa daerah yang dapat diidentifikasi rawan longsor antar lain :


 Daerah perbukitan yang gundul dan terjal.
 Ada riwayat pernah terjadi tanah longsor.
 Daerah yang dilalui aliran air hujan.

B. SARAN
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah
untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
 Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa
menyerap).
 Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
 Vegetasi kembali lereng-lereng.
 Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi
hunian.

15
Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana
tanah longsor adalah :
 Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas
di dekat pemukiman.
 Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila
membangun permukiman.
 Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan.
 Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
 dsb.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://konsultan-teknik.blogspot.co.id/2014/09/longsoran.html

https://hildanindiyah.wordpress.com/2013/03/03/65/

https://www.scribd.com/doc/229101525/Makalah-Gerakan-Tanah

https://en.wikipedia.org/wiki/Tiltmeter

http://www.wikiwand.com/sv/Inklinometer

http://www.malangtimes.com/baca/9888/20160211/194813/zona-rawan-di-
kabupaten-malang-terpasang-alat-pendeteksi-dini/

http://www.nuriazhari82.web.id/2016/02/makalah-tentang-bencana-longaor.html

http://makalah18.blogspot.co.id/2009/11/makalah-tanah-longsor.html

17

Anda mungkin juga menyukai