PENANGGULANGAN LONGSORAN
(GERAKAN TANAH)
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan disusunnya makalah dengan judul: “Penanggulangan Longsoran
(Gerakan Tanah)” adalah guna memenuhi tugas mata kuliah Geologi Teknik dan
menambah pengetahuan tentang Bab Penanggulangan Longsoran.
Terselesainya penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan serta dorongan
dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih saya haturkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak Ir.H.Dwi Sat Agus.,M.T selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
3. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
4. Kepada orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung saya.
5. Dan kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan
makalah ini yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi kita
sebagai dasar dalam pengembangan ilmu dan pendidikan anak bangsa. Dalam
penulisan makalah ini kami menyadari bahwa mungkin masih adanya kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk penulisan yang lebih baik.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita dan
dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah
tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada
gangguan kesetimbangan pada saat itu. Gerakan tanah merupakan bencana alam
yang sangat sering terjadi di Indonesia. Bencana Alam ini sangat perlu di
waspadai, kejadian tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada
manusia.
Gerakan tanah seperti tanah longsor adalah suatu bencana alam yang
terjadi akibat gangguan keseimbangan kestabilan lereng, baik yang terjadi secara
alamiah maupun yang disebabkan oleh ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi
pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang akhirnya
menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari
lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi
longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali. Yang terjadi biasanya apabila
gerakan tanah seperti longsor tersebut telah berhenti maka gaya yang
menyebabkan pergerakan tanah tadi telah habis, jadi dimungkinkan kalau lereng
yang mengalami pergerakan tanah tadi sudah mulai kembali aman.
Fenomena pergerakan tanah ini merupakan suatu hal yang biasa atau
sangat terjadi di Indonesia dan penanggulangan bencana alam ini dapat diatasi
atau diminimalisirkan. Dalam hal ini Indonesia merupakan daerah yang rawan
gempa, dimana gempa tersebut juga bisa sebagai pemicu terjadinya gerakan tanah
apalagi setelah gempa terjadi, maka mengakibatkan retakan – retakan pada tanah
dan pengurangan kepadatan dari tanah yang apabila terjadi hujan dengan densitas
yang tinggi maka air hujan tersebut mengisi retakan – retakan yang ada pada
tanah tersebut, yang kemudian terjadi adalah massa dari bobot tanah semakin
1
besar tapi gaya penahan dari tanah tersebut semakin kecil, sehingga bencana tanah
longsor dapat terjadi.
Dan bencana alam seperti ini perlu diwaspadai untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang parah. Banyak cara penanggulangan pergerakan tanah yang sering
dilakukan, namun banyak juga kesalahan-kesalahan yang terjadi waktu
mendirikan bangunan pada tanah yang mengalami pergerakan. Oleh karena itu
penanggulangan pergerakan tanah harus sesuai dengan keadaannya di lapangan,
dan perilakui gerakan tanahnya tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tanah longsor?
b. Bagaimana fenomena longsoran gerakan tanah?
c. Apa alat yang digunakan untuk mengamati gerakan tanah?
d. Bagaimana cara menanggulangi longsor?
e. Apa saja faktor yang mempengaruhi tanah longsor?
f. Bagaimana ciri-ciri tanah longsor?
g. Bagaimana tindakan yang dilakukan saat terjadi tanah longsor?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian tanah longsor
b. Mengetahui fenomena longsoran gerakan tanah
c. Mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengamati gerakan tanah
d. Mengetahui cara menanggulangi longsor
e. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi tanah longsor
f. Mengetahui ciri-ciri dari tanah longsor
g. Mengetahui tindakan yang dilakukan ketika terjadi tanah longsor
2
BAB II
PEMBAHASAN
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena adanya suatu pergerakan massa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis. Seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Longsor bisa di definisikan pula
sebagai suatu peristiwa perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau
keluar lereng karena pengaruh gravitasi.
3
B. Fenomena Longsoran (Gerakan Tanah)
Struktur geologi
- bid. perlapisan
- bid. retakan Jenis batuan / tanah
- bid. patahan - lempung
- dsb. - pasir
- bahan rombakan
4
C. Peralatan Untuk Pengamatan Gerakan Tanah
1. T – bar
Alat sederhana berbentuk huruf T
Pemantauan terus – menerus
Misalnya : setiap minggu selama 1 tahun
Digunakan : didaerah bervegetasi, untuk gerakan tanah yang
sangat lambat. Bar dipasang di beberapa tempat, lalu hasilnya
dibuat dalam bentuk grafik.
2. Inklinometer
Untuk mengetahui tekanan dari samping sehingga vector
horizontal dari gerakan diketahui dan menentukan tempat lokasi
gerakan.
Pipa / harus vertical
Rel untuk jalannya pipa sensor
Roda dapat mengembang dan menyusut
Perubahan mengembang dan menyusutnya roda tercatat dalam
indicator
3. Ekstensometer
Untuk mengetahui adanya tekanan dari atas sehingga vektor
vertikal dari gerakan dapat diketahui.
5
Pipa harus horizontal
Dipasang kabel pada ujung di luar diikat pada head kalau
terjadi gerakan, maka kabel pada head akan tertarik dan ini
diteruskan ke indicator
Kabel yang tertarik diukur dengan panjang kabel mula-mula
atau dihubungkan ke recorder
4. Bubble tiltmeter
Untuk mengetahui arah gerakan saja. Pengukuran secara periodik.
Alat ini dilengkapi dengan skrup mikro pada bubble levelnya.
Pemasangan pada landasan beton yang horizontal.
6
D. Cara Penanggulangan Longsor
Fungsi vegetasi :
b. Memperbesar kekuatan
Dilakukan dengan cara :
Injeksi semen
Pemasangan anchor dan bolt
Menggunakan buttress atau counterweight
7
3. Cara secara umum
a. Jangan membuka lahan persawahan dan membuat kolam di lereng
bagian atas di dekat pemukiman
b. Buatlah terasering pada lereng yang terjal bila membangun
pemukiman
c. Segera menutu retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah dan melalui retakan tersebut
d. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak
e. Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi
f. Jangan menebang pohon di lereng
g. Jangan membangun rumah di bawah tebing
a. Tembok penahan
b. Sumuran
8
geser yang dikehendaki. Pelaksanaan penanggulangan dengan metode ini
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, pada saat tidak terjadi gerakan.
Cara ini bisa dilakukan sampai dengan kedalaman 15 meter.
c. Tiang pancang
d. Turap baja
Tumpuan beton
Tumpuan beton digunakan untuk menyangga batuan yang
menggantung akibat tererosi atau pelapukan.
9
Baut batuan pengikat beton
Baut batuan dipasang untuk memperkuat massa batu yang
terbentuk oleh adanya diskontinuitas kekar dan retakan agar lereng
menjadi stabil.
Jala kawat
Dipasang pada bagian kaki lereng untuk menjaga agar runtuhan
batuan bisa ditahan di satu tempat.
Beton semprot
Digunakan untuk memperkuat permukaan batu yang bersifat kekar,
meluruh, atau batuan lapuk.
Dinding tipis
Beberapa jenis batuan seperti serpih atau batuan lempung sangat
mudah lapuk bila tersingkap (terbuka). Untuk melindungi batuan tersebut,
maka dipasang dinding tipis dari batu bata, batu, atau beton pada
permukaannya.
10
Meskipun telah direncanakan dengan perhitungan yang sudah
sesuai dengan tata cara perencanaan sebuah dinding penahan tanah yang
didasari ilmu ke-teknik sipil-an, pada kasus tertentu dinding penahan
tanah tersebut tidak mampu menahan pergerakan tanah yang longsor
akibat tergerus oleh aliran air yang tidak terprediksi debitnya. Ini
disebabkan karena tidak adanya drainase di lingkungan tersebut. Sehingga
pada saat hujan lebat, maka air menggenangi dan menggerus tanah di
lokasi longsor tersebut. Meskipun pada dinding penahan tanah sudah
dilengkapi dengan suling-suling/pori-pori untuk mengalirkan air, tetapi
debit air yang datang lebih besar akibat tidak adanya drainase.
6. Geotekstil
11
E. Faktor Lain yang Mempengaruhi Terjadinya Tanah Longsor
1. Faktor alam
a. Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan
gunung berapi
b. Iklim : curah hujan yang tinggi
c. Keadaan topografi : lereng yang curam
d. Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air,
erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika
e. Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin,
dan getaran lalu lintas kendaraan
2. Faktor manusia
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah
d. Penggundulan hutan
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
g. Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri
f. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik
12
3. Internal
a. Naiknya tekanan air pori
b. Kondisi geologi
c. Menurunnya kuat geser tanah/batuan
4. Eksternal
a. Perbuatan Manusia
b. Curah hujan yang tinggi
c. Erosi sungai
13
G. Tindakan yang Dilakukan Setelah Terjadi Tanah Longsor
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah
untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa
menyerap).
Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
Vegetasi kembali lereng-lereng.
Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi
hunian.
15
Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana
tanah longsor adalah :
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas
di dekat pemukiman.
Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila
membangun permukiman.
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan.
Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
dsb.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://konsultan-teknik.blogspot.co.id/2014/09/longsoran.html
https://hildanindiyah.wordpress.com/2013/03/03/65/
https://www.scribd.com/doc/229101525/Makalah-Gerakan-Tanah
https://en.wikipedia.org/wiki/Tiltmeter
http://www.wikiwand.com/sv/Inklinometer
http://www.malangtimes.com/baca/9888/20160211/194813/zona-rawan-di-
kabupaten-malang-terpasang-alat-pendeteksi-dini/
http://www.nuriazhari82.web.id/2016/02/makalah-tentang-bencana-longaor.html
http://makalah18.blogspot.co.id/2009/11/makalah-tanah-longsor.html
17