STRUKTUR JEMBATAN
BAB SUB POKOK BAHASAN :
1.1. Jenis-jeins Jembatan
1 1.2. Bagian-bagian Struktur Jembatan
ILUSTRASI
b. Trotoar
Merupakan bagian layanan jembatan yang digunakan untuk sarana pejalan kaki,
yang berada dibagian pinggir kiri-kanan lantai kendaraan. Ketinggian permukaan
c. Tiang Sandaran :
Tiang sandaran yang dilengkapi dengan pipa sandaran merupakan bagian struktur
jembatan yang dipasang dibagian tepi luar lantai Trotoar sepanjang
bentangjembatan berfungsi sebagai pengaman untuk pejalan kaki yang lewat diatas
trotoar, juga merupakan konstruksi pelindung bila terjadi kecelakaan lalu-lintas.
Tiang Sandaran
(Jarak as ke as = 2 m)
e. Gelagar Melintang
Adalah bagian konstruksi yang berada di bawah gelagar memanjang untuk memikul
memikul gelagar memanjang yang kan diteruskan ke gelagar induk. Gelagar ini
akan menahan momen lentur dan momen punteir bila terjadi gaya-gaya arah
melintang jembatan seperti angina dan gempa
f. Gelagar Induk
Merupakan bagian utama konstruksi bangunan atas, yang berfungsi meneruskan
seluruh beban yang diterima bangunan atas dan diteruskan ke bangunan bawah.
Gelagar induk biasanya biasanya berupa Rangka batang atau balok Girder dan
Balok Komposit
Lantai Trotoir
Lantai
Kendaraan
Secara keseluruhan susunan dari struktur bangunan atas dari konstruksi jembatan
dicontohkan Jembatan Balok Komposit seperti berikut
Gambar .2.1.c. (Bagian–bagian Struktur Bangunan Atas dari jembatan Komposit Baja-
Beton)
a. Abutment
Bagian yang memikul kedua pangkal jembatan yang terletak di ujung bentang
jembatan (di tepi-tepi lebar lintasan) yang berfungsi untuk neneruskan seluruh
beban bangunan atas ke pondasi/tanah pendukung, bagian ini dibangun dari bahan
beton bertulang atau pasangan batu kali yang dilengkapi dengan sayap Abutment.
c. Pondasi
Pondasi berfungsi menyalurkan dan meratakan beban dari abutment ke tanah
pendukung. Penggunaan jenis pondasi tergantung dari kondisi tanah pendukung
Bagian Gelagar Induk dari Balok beton bertulang menyatu dengan Pelat
lantai kendaraan dan Tiang sandaran.
c . Jembatan Komposit
d. Jembatan Prategang
Kabel Prategang
Setengah Bentang
Terdiri dari :
Gelagar Induk Balok Beton Bertulang dengan Kabel Prategang
Kabel Prategang (Kabel Inti dan Tendon)
Blok Pengunci Kabel (End Block)
Pelat Lantai Kendaraan (biasanya pracetak )
g. Jembatan Gantung
Pilar Utama
Kabel Utama
Tali Penggantung
Struktur Atas Jembatan
Penjangkar Kabel
10. Gambarkan Susunan elemen struktur dengan benar dari Struktur Atas
jembatan
11. Apa Fungsi dari Drainase yang ada di bagian Struktur Atas Jembatan
Tabel 2.1Perbandingan Berat dan Tinggi dari Bangunan Tiga Bentang dan Enam Lantai
Tipe Portal Berat (%) Tinggi (%)
Elastis non-komposit 100 100
Plastis non-komposit 95 102
Elastis komposit 86 91
Plastis komposit 66 90
Sumber : Desain Struktur Komposit
Keuntungan struktur komposit terhadap komposit dapat diresumekan sebagai
berikut:
1. Tinggi balok baja dapat dikurangi.
2. Kapasitas dapat ditingkatkan.
3. Berkurangnya beban mati akan mengurangi tinggi bangunan keseluruhan, biaya
pondasi, ventilasi, AC, jadi juga akan mengurangi biaya bangunnan secara
keseluruhan.
2.1.4 Peranan Penting dari Transfer Geser dalam Aksi Komposit (Shear
Connector)
Konstruksi beton memiliki sifat tahan api yang baik, daya lekat massa yang
tinggi dan biaya material yang relatif rendah. Konstruksi Beton ini dapat diubah
kedalam bentuk apapun asal dapat menghasilkan konstruksi yang kompleks dan bentuk
– bentuk arsitektural, termasuk bentuk pracetak yang dibuat memiliki bentuk struktural
yang efisien. Penggunaan beton dalam konstruksi komposit menguntungkan pada
aplikasi berikut :
- Pelat lantai, yang mempunyai sifat isolasi pada beton. Pelat lantai beton membentuk
diapraghma horizontal yang kaku, memberikan stabilitas pada sistem bangunan
ketika mendistribusikan kekuatan gempa pada beban lateral yang menahan elemen.
- Kolom, yang mempunyai kuat tekan beton yang digunakan dengan sangat efektif
dan biaya materialnya dapat diperkecil.
pelat beton
tulangan
penghubun
g geser
Lembaran
baja
Embossments
balok baja
Menurut SNI-LRFD 13.1, lebar effektif pelat lantai (b E) seperti pada Gambar
2.2 yang membentang pada masing-masing sisi dari sumbu balok adalah :
1
- bE ≤ 8 dari bentang balok jarak antara tumpuan ;
- bE ≤ ½ jarak bersih antara sumbu balok-balok yanh bersebelahan;
- bE ≤ jarak ke tepi pelat.
b
b/n
(b/n)eff
t=to
N.A.(full)
h
N.A.(Partial) d
Yb Yeff
As
Gambar 2.3 Persyaratan Untuk Dek Baja Bergelombang dan Penghubung Geser Jenis Paku
Umumnya pelat beton komposit bekerja sebagai pelat satu arah yang
membentang di antara balok-balok penyangga. Pelat dalam konstruksi komposit tidak
hanya sebagai pelat untuk menahan beban hidup melainkan juga sebagai bagian dari
balok. Dalam hal ini pelat bekerja sebagai pelat penutup untuk flens atau balok baja
yang akan menambah kekuatan balok.
Fungsi dari lembaran baja bergelombang (deck) adalah :
- Sebagai Platform kerja konstruksi
- Sebagai perancah untuk pelat beton.
- Sebagai perkuatan pada dasar pelat.
Ketebalan lembaran bervariasi dari 0,75 – 1,5 mm (0,0295-0,0591in)
Ketinggian deck bervariasi dari 38-80 mm (1,496-3,149 in).
b. Pelat Komposit
Diperlukan verifikasi pada keadaan batas dan keadaan beban layan dengan
memperhatikan keamanan dan sifat layan dari pelat beton setelah perilaku komposit
bekerja dan semua sokongan dilepaskan.
(e) (f)
Beton yang digunakan untuk lantai sangat bervariasi dari beton ringan sampai
beton normal. Karakteristik dari struktur beton normal sudah banyak dikenal dan tidak
dibahas disini. Karena membutuhkan batasan berat sendiri, beton ringan memenuhi
spesifikasi untuk dapat digunakan pada lantai komposit. Beton ringan mempunyai batas
kekuatan yang sama yaitu 21-35 MPa (3-5 ksi) dan mempunyai karakteristik tegangan
tekan yang sama dengan beton normal. Meskipun beberapa beton ringan mempunyai
kapasitas tahanan geser yang lebih rendah, batas kapasitas lentur pada elemen ini
mempunyai kesamaan dengan kekuatan beton normal. Walaupun tulangan rapat dan
pelat tipis, pada pelat harus diperiksa gaya geser longitudinal, ketika retak terjadi
sepanjang tulangan atas.
Karakteristik daya layan pada beton ringan dan beton normal sangat
dipengaruhi oleh rangkak dan susut, perkembangan terakhir dibuat berpori, agregat
kasar yang mempunyai daya serap tinggi dan modulus elastisitas yang rendah,
Elemen baja dan pelat beton secara mekanis sering kali dihubungkan dengan
menggunakan stud baja yang di las pada bagian atas flens pada balok baja (Gambar 2.6)
Sambungan Stud
Sambungan Canal
Tipe lain dari sambungan geser antara lain baja kanal, tulangan yang
dibengkokan dan pelat yang dilas langsung pada bagian atas balok baja. Kebanyakan
lantai komposit dibuat dengan pelat beton yang di cor pada lembaran baja yang
digunakan sebagai acuan dan perancah.
Shear
connector
Balok
komposit
Bebas bergerak
secara vertikal
Bebas untuk
bergeser
3. Pada kondisi ekstrim yang lain kita dapat mengasumsikan terjadi aksi
komposit penuh (Gambar 2.9). Balok baja dan pelat beton merespon sebagai
Tidak
bergeser
3. Pada Gambar 2.10, kondisi antara tanpa aksi komposit dengan aksi komposit
penuh terdapat kondisi aksi komposit parsial.
Bergeser
sebagian
Pada kasus ini jumlah sambungan yang diberikan lebih kecil dari AsFy dan 0.85
AcFc. Kekuatan yang diberikan oleh interaksi parsial dapat diambil sebagai
interpolasi linear antara tanpa aksi komposit dengan aksi komposit penuh.
M komposit
M baja
Interpolasi
Minimum linier
Interaksi (25%)
a. penghubung geser kaku dengan tulangan baja b. penghubung geser flexibel dengan profil
Channel
c.. penghubung geser flexible dengan stud d. penghubung geser dengan baut friksi
Gaya geser horizontal yang terjadi diantara pelat beton dan balok baja selama
pembebanan harus ditahan sedemikian rupa sehingga gelincir dapat dikekang.
Penampang yang sepenuhnya komposit tidak akan mengalami gelincir pada permukaan
antara beton dan bajanya. Meskipun lekatan dapat terjadi antara baja dan betonnya,
namun tidak dapat diperkirakan dengan pasti kekuatan geser pada bidang pertemuan
tersebut. Demikian pula gesekan diantara pelat beton dan balok baja juga tidak
menghasilkan kekuatan yang sedemikian. (Salmon, Charles G.,1996:593).
Seluruh gaya geser horizontal pada bidang kontak antara balok baja dan pelat
beton harus disalurkan oleh penghubung-penghubung geser. Untuk aksi komposit
dimana beton mengalami gaya tekan akibat lentur, gaya geser horisontal total yang
bekerja pada daerah yang dibatasi oleh titik-titik momen positif maksimum dan momen
nol yang berdekatan harus diambil sebagai nilai terkecil dari: (SNI 03-1729-2002:91)
1. 0.85 f’c Ac
2. AsFy
3. ΣQn
0.85 wr H s
Rs = 1.0 1.0 (Pers 2.2)
N r hr hr
b. Gelombang dek yang arahnya sejajar terhadap balok baja penumpu
wr H s
Rs = 0.6 1.0 1.0 (Pers 2.3)
hr hr
Dengan:
Rs : Faktor reduksi
Nr : Jumlah sambungan geser pada setiap gelombang pelat berprofil di perpotongan
dengan balok
Hs : Tinggi sambungan geser ≤ (hr + 75 mm)
hr : Tinggi nominal gelombang pelat baja berprofil
wr : Lebar efektif gelombang pelat baja berprofil
Jumlah penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi oleh titik
momen lentur maksimum, positif atau negatif dan momen nol yang berdekatan adalah
sama dengan gaya geser horizontal total Vh yang bekerja dibagi dengan kuat nominal
satu sambungan geser Qn.
Vh
N (Pers 2.4)
Qn
4. Dengan menggunakan grafik momen dan panjang bentang balok (Lb) pada SNI-
LRFD, maka akan didapat profil balok. Syarat yang harus ditentukan pada profil
tersebut adalah modulus plastis profil Zx lebih besar dari modulus plastis yang ada :
Zx > Zx ada (Pers 2.7)
b
menerus pada salah satu atau kedua webnya dan rasio lebar dan tebal dari
t
elemen tekan tidak boleh lebih besar dari nilai rasio batas p (Tabel 2.2)
2. Penampang non kompak
Penampang non kompak adalah penampang yang dapat mencapai tegangan leleh
pada sebagian penampangnya tetapi tidak pada semua elemen tekannya sebelum
bE
0,85 fc
C
a
c
tc
PNA
d1
d/2
T
d
d/2
Fy
Untuk kuat lentur positif dihitung berdasarkan distribusi tegangan plastis, gaya
tekan beton C dihitung berdasarkan nilai terkecil dari (SNI-LRFD)
C = A s fy = T (Pers 2.10)
C = 0,85f’cAc (Pers 2.11)
C = Q n (Pers 2.12)
dengan :
As = luas penampang profil baja
fy = tegangan leleh profil baja
f’c = kuat tekan karakteristik beton
Ac = luas penampang beton
Qn = jumlah kekuatan penghubung-penghubung geser yang dibatasi oleh momen
maksimum dan momen nol
Pada balok komposit penuh, besarnya gaya tekan beton C ditentukan oleh nilai
terkecil dari Asfy dan 0,85f’cAc. [Charles G salmon (hal.589 )] Hal ini menyatakan
bahwa nilai C seringkali dibatasi oleh kekuatan dari balok bajanya sendiri. Karena itu,
Dari rumus kuat lentur tersebut dapat ditentukan nilai a, dengan rumus sebagai berikut:
As f y
a (Pers 2.14)
0,85 f ' c bE
Pada balok komposit parsial, nilai Qn membatasi besarnya gaya tekan beton C.
Sehingga nilai gaya tekan beton dapat dirumuskan sebagai berikut:
C = Qn = 0,85f’cbEa (Pers 2.15)
Q n
a (Pers 2.16)
0,85 f ' c bE
bE 0,85 fc
Cc
Cc
a
tc
PNA Cs
Cs
d2'
d2''
y ' T
d
y
fy fy
bf
Gambar 2.14 Garis Netral Plastis Terletak Dibagian Sayap Atas Profil
Kasus ini terjadi bila : Co > T o
dengan:
Co = 0,85 f’c. bE .a + Af .fy (Pers 2.19)
To = fy ( As – Af ) (Pers 2.20)
2.22)
Kuat lentur nominal dihitung sebagai momen lentur yang dihitung terhadap garis netral
plastis :
Mn = Mp =Cc.d2’+Cs.d2”
dengan:
d 2' d y y ' / 2 (Pers 2.23)
d 2" d y t c a / 2
(Pers 2.24)
As d / 2 b f y ' ( d y ' / 2)
y (Pers 2.25)
As b f y '
bE 0,85 fc
Cc
tc
Cs y ' PNA
d2'
d2"
d
T
y
fy fy
Gambar 2.15 Garis Netral Plastis Terletak Di Bagian Badan Profil Baja
Pada gambar bekerja gaya tekan Cc (pada slab beton) dan Cs (pada profil baja), dengan
rumus sebagai berikut :
Cc = 0,85 f’c beff a (Pers 2.27)
(Pers 2.35)
As d / 2 [ A f (d t f / 2) y ' t w (d t f y ' / 2)]
y (Pers 2.36)
As ( A f Y ' t w )
A f (t f / 2) t f y ' t w (t f Y ' / 2)
y1 (Pers 2.37)
A f y' t w
Af b f t f (Pers 2.38)
Kuat lentur (positif) rencana : Øb Mn (Pers 2.39)
1. Kuat lentur sepenuhnya disumbangkan dari kuat lentur penampang baja saja dengan
mengabaikan aksi komposit (beton tidak diperhitungkan). Cara ini adalah
konservatif. Kuat lentur ditentukan dengan prosedur perhitungan kuat lentur balok
baja, dengan nilai b = 0,90.
2. Kuat lentur negatif rencana b M n dapat dihitung dengan mengambil b = 0,85
dan Mn yang besarnya ditentukan berdasarkan distribusi tegangan plastis pada
penampang komposit, (Gambar 2.16) selama hal-hal berikut dipenuhi (LRFD-
SNI) :
a. Balok baja mempunyai penampang kompak
dan diberi pengaku yang memadai
b. Pelat beton dan balok baja di daerah momen
negatif harus disatukan dengan shear connector (penghubung geser).
c. Tulangan pelat yang sejajar dengan balok baja
di sepanjang daerah lebar efektif pelat beton harus diangkur dengan baik.
bE
fyr
tc/2 Tsr
tc
Ts PNA
y3 d3"
d3'
Cs
d
fy fy
Maka diperoleh:
Cmax Tsr
Ts (Pers 2.45)
2
dimana Tsr Asr f yr (Pers 2.46)
Letak garis netral penampang (PNA) ditentukan dengan asumsi bila nilai Cmax lebih
besar dari Tsr, maka PNA terletak di dalam baja.
Diasumsikan PNA berada di flens atas penampang baja, maka dapat ditentukan :
Ts
Jarak serat atas pelat sayap ke PNA = Y3 = b f (Pers 2.47)
f y
As ( d / 2) b f Y3 (d y 3 / 2)
y (Pers 2.48)
As b f y 3