KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini
merupakan salah satu bagian praktikum dari mata kuliah Mekanika Tanah 1 pada jurusan Teknik
Sipil Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Penulisan laporan ini merupakan hasil praktikum yang dilakukan Taufik Hidayat Angkatan
2019/2020 yang ditunjang oleh alat-alat dan materi. Pada kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan
bantuan sejak awal hingga selesainya praktikum dan penulisan laporan ini yaitu:
1. Ibu Desiana Vidayanti, Ir. MT. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu
memberikan beberapa teori dan penjelasan mengenai penggunaan alat dan juga metode-metode
pengukuran di lapangan.
2. Asdos laboratorium yang telah memberikan bimbingan dan beberapa informasi sehingga dapat
membantu selesainya praktikum dan laporan ini.
Akirnya kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari Asdos untuk menyempurnakan laporan
dari kami ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya untuk kita semua. Amin.
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTAN 1 – UNIVERSITAS MERCU BUANA 2020 / 2021 I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................................i
LEMBAR ASISTENSI.......................................................................................................................................................ii
Ilmu Mekanika Tanah sangat penting dipelajari oleh tenaga teknik sipil karena tanah selalu berperan
pada semua bangunan sipil baik itu gedung, jalan, landasan, dermaga, jembatan, menara dan
lain sebagainya. Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan yang relatif
lepas (loose) yang terletak di atas batuan dasar (bed rock) .
Karena pentingnya tanah bagi bangunan sipil, maka diperlukan penyelidikan tanah untuk mengetahui
karakteristik tanah secara lengkap sebelum perencanaan dimulai agar aman secara teknis dan ekonomis
serta lancar saat pelaksanaannya. Sifat-sifat penting yang diperlukan dari suatu areal tanah sangat
tergantung dari jenis proyek apa yang akan dilaksanakan. Adapun sifat-sifat tersebut antara lain :
1. Kuat Geser, untuk menentukan kemampuan tanah dalam menahan beban tanpa mengalami
keruntuhan, sifat ini dibutuhkan dalam perhitungan stabilitas pondasi/tanah dasar yang dibebani,
stabilitas tanah isian di belakang bangunan penahan tanah dan stabilitas timbunan tanah.
2. Permeabilitas, mencerminkan seberapa besar kemampuan tanah untuk dapat dilewati air melalui
pori-porinya. Nilai permeabilitas ini penting untuk diketahui pada pekerjaan konstruksi bending
tanah urugan dan permasalahan drainase.
3. Konsolidasi, mencerminkan nilai perubahan isi pori akibat keluarnya air dari pori-pori tanah yang
dibebani, nilai konsolidasi ini digunakan untuk menghitung penurunan atau settlement bangunan.
Pada bangunan sipil terdapat dua bagian, yaitu bangunan yang terletak diatas tanah (upper structure)
dan bangunan yang terletak di bawah tanah (sub structure). Ilmu mekanika tanah sangat berperan pada
bangunan sub structure.
Dari hasil percobaan akan diketahui kondisi tanah setempat yang sangat menentukan keamanan dan
pemilihan jenis pondasi yang akan di gunakan.
Pengujian yang akan di lakukan akan di bagi beberapa Bab antara lain :
No Tanggal
Nama Pengujian Lokasi
. Pelaksanaan
1. Kadar Air dan Berat Isi
2. Berat Jenis
3. Batas – Batas Atterberg
4. Analisa Ukuran Butir
5. Klasifikasi Tanah
2.1.1 KADAR AIR
STANDAR ACUAN
SNI 03-1965-1990
TUJUAN
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kadar air suatu contoh tanah. Kadar air suatu tanah
adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah
tersebut, dan dinyatakan dalam persen. Praktikum ini melipputi pemeriksaan berat tanah basah,
berat tanah kering, berat air pada tanah.
3. Ring
4. Neraca
5. Oven
6. Jangka Sorong
7. Extruder
8. Spatula
9. Air
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dalam keadaan
baik dan bersih sebelum dipakai.
2. Ukur diameter ring dan tinggi cetakan ring, kemudian catat hasilnya.
7. Letakkan plat kaca kemudian ring diatas plat kaca tersebut. Kemudian isi ring dengan tanah
dan ratakan semua permukaan cetakan di bagian atas dan bawahnya.
8. Keluarkan tanah dari ring dengan menggunakan extruder, lalu masukkan tanah kedalam cawan
dan timbang menggunakan neraca, catat hasilnya.
9. Setelah ditimbang, masukkan tanah kedalam oven selama 24 jam dengan 1050-110 0C.
10. Setelah 24 jam keluarkan tanah dari oven. Timbanglah kemudian catat beratnya, untuk
mencari kadar air dari sample tersebut.
PERHITUNGAN
Sampel I Sample II
w1 = 116,4 gr w1 = 127,5 gr
w2 = 84,3 gr w2 = 87,5 gr
PENGOLAHAN DATA
RUMUS :
w1−w2
Kadar Air (w) = x 100 %
w2
PERHITUNGAN
116,4 gr−84,3 gr
Kadar air sampel 1 = x 100 %
84,3 gr
= 38,1 %
127,5 gr−87,5 gr
Kadar air sampel 2 = x 100 %
87,5 gr
= 45,7 %
TABEL REKAPITULASI
Sampel
Pemeriksaan I 2
Berat cawan (W3) 14,9 gr 14,5 gr
Berat tanah + air (W1) 131,3 gr 142 gr
Berat setelah di oven (W2) 99,2 gr 102 gr
Kadar air 38,1 % 45,7 %
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan di laboratorium berdasarkan SNI 03-1965-1990 didapat
kadar air pada sampel 1 sebesar 38,1% dan sampel 2 sebesar 45,7%. Kadar air yang baik untuk
tanah sebesar 40% dengan ini kadar air yang kami uji pada sampel 1 belum baik dan pada sampel
2 memiliki kadar air tanah yang cukup tinggi.
TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah
yang dipadatkan di dalam sebuah cetakan berukuran tertentu. Cara uji ini mencakup ketentuan-
ketentuan mengenai peralatan, cara pengujian dan contoh uji, cara pengerjaan, perhitungan, dan
pelaporan. Tujuannya untuk mengetahui berat isi tanah. Berat isi tanah merupakan perbandingan
masa tanah dengan volume partikel dan ruang pori.
ALAT
1. Saringan No.4
2. Cawan
3. Neraca
4. Oven
5. Spatula
6. Air
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dalam keadaan baik
dan bersih sebelum dipakai.
5. Masukkan tanah yang sudah disaring dan air sedikit-sedikit kedalam cawan. Aduk hingga
tanah homogen, agar tanah mudah di cetak.
8. Keluarkan tanah dari ring dengan menggunakan extruder, lalu masukkan tanah kedalam cawan
dan timbang menggunakan neraca, catat hasilnya.
9. Setelah ditimbang, masukkan tanah kedalam oven selama 24 jam dengan 1050-110 0C.
10. Setelah 24 jam keluarkan tanah dari oven. Kemudian timbang berat
tanahnya dan cari kadar air dari sample tersebut.
PERHITUNGAN
Sampel I Sample II
w1 = 14,9 gr w1 = 14,5 gr
w2 = 131,3 gr w2 = 142 gr
w3 = 99,2 gr w3 = 102 gr
Keterangan :
w1 = Berat cawan
w2 = Berat tanah + air
w3 = Berat tanah setelah di oven
PENGOLAHAN DATA
RUMUS :
w2−w1
Berat Isi ( ρ sat )= ¿)
volume
w 2−w 1
Derajat kejenuhan ( sr )= x 100 %
w 3−volume
Volume Cincin = π .r 2 . t
PERHITUNGAN
Volume Cincin = π .r 2 . t
= 3,14.3,1652 .1,96
= 61,65 cm2
W 2−W 1 3
Berat isi (ρsat) = ( gr /cm )
Volume
131,3−14,9
= 61,65
= 1,89 (gr/cm3)
w 3−W
Berat isi (ρdry) = ( gr /cm3 )
1
Volume
99,2−14,9
= 61,65
= 1,37 (gr/cm3)
W air
Vair = ρ air
32,1 gr
= 1 gr /cm 3
= 32,1 cm3
W tanah
Vtanah = bjtanah x ρ air
84,3 gr
= 2,1 x 1 gr /cm 3
= 40,14 cm3
32,1cm 3
= x 100 %
21,51cm 3
= 149,233 %
TABEL REKAPITULASI
Hasil perhitungan
Pemeriksaan
I II
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa berat isi yang di dapat oleh
tanah yang diuji sebesar 1,89 gram/cm 3. Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya berkisar
antara 1,2-1,8 g/cm3. Sedangkan tanah yang lebih halus antara 1.0-1,6 g/cm3. Dengan demikian
tanah yang kami uji tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yaitu
kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur tanah.
2.1.3 BERAT JENIS
STANDAR ACUAN
SNI 03-1964-1990
TUJUAN
Maksud dan tujuan pengujian ini untuk menentukan berat jenis tanah lolos saringan 4,75 mm
(No. 4) menggunakan alat piknometer. Apabila tanah mengandung partikel lebih besar saringan
4,75 mm (No. 4), maka bagian yang tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) diuji sesuai dengan SNI
03-1969-1990. Apabila tanah merupakan gabungan dari partikel yang lebih besar dan lebih kecil
dari saringan 4,75 mm (No. 4), maka contoh tanah harus dipisahkan menggunakan saringan 4,75
mm (No. 4).
3. Neraca
4. Oven
5. Air
6. Kompor Listrik
7. Corong
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dalam keadaan baik
dan bersih sebelum dipakai.
5. Pasangkan corong kecil ke piknometer. Kemudian masukkan tanah yang telah disaring
kedalam piknometer sampai garis yang berada di piknometer.
6. Selanjutnya timbang piknometer yang berisi tanah tersebut menggunakan timbangan, catat
hasilnya.
7. Setelah ditimbang, isi air kedalam piknometer yang berisi kan tanah tersebut. Kemudian putar
piknometer searah jarum jam sampai gelembung yang di dalam piknometer hilang.
8. Rebus air menggunakan cawang dan kompor listrik. Kemudian letakkan piknometer yang telah
berisi tanah dan air tersebut. Kemudian tunggu sampai udara yang berada di piknometer
tersebut hilang.
9. Setelah udaranya hilang keluarkan piknometer dari cawan tersebut, kemudian putar searah
jarum jam.
10. Tambahkan air kedalam piknometer yang telah di rebus tadi. Kemudian timbang, dan catat
hasilnya.
PERHITUNGAN
Suhu ruangan 250 , maka nilai K = 0,9989
Sampel I Sample II
w1 = 75,51 gr w1 = 79,37 gr
w2 = 108,55 gr w2 = 117,58 gr
w3 = 192,12 gr w3 = 205,68 gr
wa = 178,94 gr wa = 183,63 gr
PENGOLAHAN DATA
RUMUS :
W4 = Wa x K
W 2−W 1
GS =
( W 2−W 1 ) +(W 4−W 3)
Sampel I
W4 = Wa x K
= 178,94 x 0,9989
= 178,74 gr
w 2−w1
Berat jenis =
(w ¿ ¿ 2−w1)+(w 4−w3 )¿
108,55−75,51
=
( 108,55−75,51 ) +(178,74−196,12)
33,04
=
15,66
= 2,1
TABEL REKAPITULASI
Hasil perhitungan
Pemeriksaan
I II
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan berat jenis tanah tersebut adalah 2,1. Berdasarkan
Tabel tersebut di dapat bahwa tanah yang diuji adalah tanah lempung anorganik.
2.1.4 BATAS – BATAS ATTERBERG
STANDAR ACUAN
SNI 03-1965-1990
TUJUAN
Batas cair adalah kadar air tanah pada saat tanah tersebut tepat berubah fase dari plastis ke cair.
Tujuan dilaksanakan praktikum tersebut untuk mengetahui batas cair yang dimiliki pada suatu
sampel tanah. Pemeriksaan pada praktikum ini meliputi berat basah tanah, berat kering tanah, dan
kadar air tanah.
2. Casagrande
3. Graving Tool
4. Air
5. Cawan
6. Timbangan
7. Oven
8. Spatula
9. Cawan Kecil
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dan
bahan dalam keadaan baik dan bersih sebelum dipakai.
3. Masukkan tanah kedalam cawan, beri air sedikit demi sedikit. Aduklah menggunakan spatula
hingga tanah menjadi basah.
4. Setelah air dan tanah menyatu, masukkan tanah tersebut kedalam Cassagrande kemudian
ratakan tanah hingga setinggi ± 1cm dari alas.
5. Kemudian buatlah alur menggunakan Graving Tool dibagian tengah tengah mangkuk searah
dengan sumbu alat (sehingga tanah terbagi menjadi 2 bagian)
6. Putar tuas pemutar pada alat dengan kecepatan konstan sampai kedua sisi berimpit.
10. Masukan kedua adonan tanah yang berbeda tersebut ke dalam 2 cawan kecil yang sudah
ditimbang dan ratakan tanah tersebut bagian atasnya menggunakan spatula.
12. Setelah itu masukan cawan kecil berisi tanah tersebut ke dalam oven. Dan biarkan selama
24jam.
13. Setelah 24 jam keluarkan cawan kecil. Lalu timbang cawan kecil tersebut.
PERHITUNGAN
Percobaan 1
8 putaran dan ketukan
Berat cawan + tanah basah (W1) = 33,54 gr
Berat cawan + tanah kering (W2) = 22,79 gr
Berat cawan (W3) = 10,17 gr
Percobaan 2
22 putaran dan ketukan
Berat cawan + tanah basah (W1) = 34,11 gr
Berat cawan + tanah kering (W2) = 23,79 gr
Berat cawan (W3) = 10,11 gr
PENGOLAHAN DATA
RUMUS :
w1−w2
Kadar Air (w) =
w2−¿ w x 100 % ¿
3
Keterangan :
W1 = berat cawan + tanah basah
W2 = berat cawan + tanah kering
W3 = berat cawan
PERHITUNGAN
33,54 gr −22,79 gr
Kadar air sample 1= x 100 %
22,79 gr −10,17 gr
= 85,2 %
34,11 gr −23,79 gr
Kadar air sample 2 = x 100 %
23,79 gr −10,11 gr
= 75,4 %
TABEL REKAPITULASI
Sampel
Pemeriksaan
1 2 3 4
Jumlah Ketukan 8 22 27 39
Berat cawan (W3) 10,17 gr 10,11 gr 10,26 10,22 gr
Berat tanah basah + cawan (W1) 33,54 gr 34,11 gr 34,98 gr 34,57 gr
Berat setelah di oven (W2) 22,79 gr 23,79 gr 25,36 gr 25,04 gr
Kadar air
85,2% 75,4% 63,7% 63,4%
GRAFIK
Kadar air
90.00%
83.40%
80.00%
75.40%
70.00% 70.72%
63.70% 63.40%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
8 22 25 27 39
Kadar air
KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan pada 8 ketukan dengan kadar air 85,2%. Pada 22 ketukan
dengan kadar air 75,4%. Pada 27 ketukan dengan kadar air 63,7% dan pada 39 ketukan dengan
kadar air 63,4%. Semakin banyak ketukan maka semakin sedikit kadar airnya, begitu pun
sebaliknya semakin sedikit ketukan maka semakin besar kadar airnya. Namun pada percobaan
yang kami lakukan kadar yang kita peroleh mendekati kadar yang baik. Kadar air yang sangat baik
ada pada 25 ketukan yaitu dengan kadar air 70,7%.
TUJUAN
Maksud dari pelaksanaan praktikum analisa saringan ini adalah unruk mrngetahui sifat gradasi
dari tanah yang akan diuji, dimana tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) dan
mineral – mineral padat yang tidak bersegmentasi satu sama lain dan berasal dari bahan – bahan
organik dan anorganik yang telah lapuk.
Tujuannya adalah untuk mengetahui suatu tanah yang akan diuji, apakah tanah tersebut
bergradasi buruk, bergradasi seragam ataupun bergradasi baik serta jumlah sebaran gravel, sand,
dan butiran halus. Metode pengujian ini mencakup jumlah, ukuran dan susunan butir tanah, baik
agregat halus maupun kasar.
3. Saringan No.200
4. Timbangan
5. Ember
6. Oven
7. Cawan
8. Air
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dalam keadaan baik
dan bersih sebelum dipakai.
3. Saring tanah menggunakan saringan nomor 200 menggunakan tangan dengan bantuan air di
dalam ember.
4. Timbang cawan, lalu tanah yang tertahan di saringan nomor 200 dimasukan ke dalam cawan
kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu 105°C - 110°C.
6. Tanah yang sudah dioven disaring kembali menggukan satu set saringan nomor 4, 8, 10, 20, 40,
60, 80, 100, 140, 200, pan dengan sieve shaker selama 10 – 15 menit.
PERHITUNGAN
DATA LABORATORIUM
Keterangan Berat
Talam 1200 gr
Tanah 500 gr
Cawan 15,94 gram
Cawan + tanah setelah oven 28,30 gram
8 2,36 0,41
10 2 0,27
20 0,85 1,68
40 0,425 2,01
60 0,25 1,74
80 0,18 0,43
Pan - 0,19
PENGOLAHAN DATA
GRAFIK
SIEVE ANALYSIS
100
100 96.5
90 85
% KUMULATIF TANAH TERTAHAN
80
70 66.9
60 54.8
50.4
50
40 36.3
30
19.4
20
10 3.3 5.8
0
0
NO 4 NO. 8 NO. 10 NO. 20 NO. 40 NO. 60 NO. 80 NO. 100NO. 140 NO.200 PAN
NO SARINGAN
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan didapat hasil :
Gravel = 0%
Sand = 98,4%
Silt = 1,6%
Dapat disimpulkan bahwa tanah yang diuji bergradasi buruk karena memiliki nilai Cu dan Cc
dibawah yang disyaratkan, dan tanah yang diuji berjenis sandy silt (tanah berpasir).
2.1.6 ANALISA UKURAN BUTIR (HIDROMETER)
STANDAR ACUAN
SNI 3432-2012
TUJUAN
Maksud dari praktikum ini untuk mengetahui bahwa test analisa hidrometer diperlukan kalau
90 % atau lebih dari contoh yang ditest lolos ayakan no 200; atau untuk manentukan harga activity
tanah (apabila dari cotoh tanah yang lolos ayakan no 200 kurang dari 90 %). Tujuan dilakukannya
praktikum Hydrometer Analysis adalah untuk melanjutkan hasil percobaan Sieve Analysis untuk
mengetahui penyebaran tanah yang lolos saringan nomor 200 ASTM (0,074 mm) yang terbagi
menjadi tanah silt dan clay. Praktikum ini meliputi pemeriksaan susunan butiran halus, jumlah
butiran, gradasi butiran.
4. Timbangan
5. Oven
6. Air
7. Ember
8. Cawan
10. Stopwatch
11. Gelas Pengaduk
12. Thermometer
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dalam keadaan baik
dan bersih sebelum dipakai.
2. Setelah tanah lolos saringan nomor 200, ember + tanah + air didiamkan sampai tanah
mengendap lalu buang airnya dan masukan tanah ke cawan lalu dioven selama 24 jam.
3. Masukan waterglass sebanyak 40 gram, air sebanyak 100 mL, sampel tanah kering sebanyak
100 gram ke dalam cawan lalu pindahkan ke gelas ukur kemudian tutup rapat dengan plastik +
karet. Diamkan selama 12 jam.
4. Aduk sampel yang sudah didiamkan selama 12 jam.
5. Lalu masukan ke dalam gelas pengaduk kemudian tambahkan air sampai mencapai 2/3 dari
tinggi gelas pengaduk, dan mix selama 10 menit.
6. Masukan air ke dalam Hydrometer Jar sampai 1000 mL lalu masukan hydrometer untuk
melihat zero correction dan minicus correction.
7. Kemudian masukan sampel yang sudah dimix ke dalam Hydrometer Jar dan tambahkan air
sampai mencapai 1000 mL.
8. Tutup Hydrometer Jar menggunakan plastik dengan karet lalu kocok sebanyak 60 kali dalam 1
menit.
PERHITUNGAN
Tabel Syarat ;
RUMUS DAN DATA :
Ws = 100 gram
Rc = Ra – zero correction + Ct
Ra = Pembacaan tiap menit
Gs = 2,6
Rc ×a
Finer (%) = ×100 %
Ws
R = Ra + minicus correction
L L
=
T Waktu
L
D =K×
T
a = Tabel 6.2
Ct = Tabel 6.3
K = Tabel 6.4
L = Tabel 6.5
zero correction =1
minicus correction = 1
PERHITUNGAN
Temperature Correction
Actual Hydrometer
Time of Reading Temperature (Ct) Hydromete
Reading
(minute) (°C) r Reading
(Ra) (Tabel 6.3) (Rc)
0 27 40 2 41
0,5 27 38 2 39
1 27 37 2 38
2 27 36 2 37
5 27 36 2 37
15 27 32 2 33
30 27 28 2 29
60 27 26 2 27
120 27 25 2 26
1440 27 24 2 25
L K
Finer (%) R L/T D
(Tabel 6.5) (Tabel 6.4)
35,77 41 9,7 - 0,0127 -
33,98 39 10,1 20,2 0,0127 0,257
33,10 38 10,2 10,2 0,0127 0,130
32,19 37 10,4 5,2 0,0127 0,066
32,19 37 10,4 2,08 0,0127 0,026
28,62 33 11,1 0,74 0,0127 9,398 × 10-3
25,04 29 11,7 0,39 0,0127 4,953 × 10-3
23,25 27 12,0 0,2 0,0127 2,54 × 10-3
22,35 26 12,2 0,1 0,0127 1,27 × 10-3
21,46 25 12,4 0,01 0,0127 1,27 × 10-4
TABEL REKAPITULASI
GRAFIK
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan didapat hasil sbb:
Cc (koefisien kelengkungan) =
D60
Cu (koefisien keseragaman) =
D10 D 302
(D 10 x D 60)
Cc (koefisien kelengkungan) =
0,0182
0,053
Cu (koefisien keseragaman) =
0
Gravel = 0%
Sand = 77,65%
Silt = 22,35%
Dapat disimpulkan bahwa tanah yang diuji bergradasi buruk karena memiliki nilai Cu
dan Cc bernilai tak hingga karena memiliki nilai D10 = 0 dan dibawah yang disyaratkan,
dan tanah yang diuji berjenis sandy silt (tanah berpasir).
BAB III
PRAKTIKUM PENGUJIAN
DI LAPANGAN
PENGUJIAN LAPANGAN
Tanggal
No. Nama Pengujian Lokasi
Pelaksanaan
1. Handboring
2. DCP
3. Sondir
4. Kerucut Pasir (Sandcone)
3.1.1 Sand Cone Test
STANDAR ACUAN
SNI 03-2828-1992
TUJUAN
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian
kepadatan di lapangan dari suatu lapisan tanah.Tujuan metode ini adalah memperoleh
angka kepadatan lapangan (γd).
DASAR TEORI
Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan
dilapangan untuk menentukan berat isi kering ( kepadatan ) tanah asli ataupun hasil
pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah kohesif mau pun tanah non kohesif.
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan
untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di lapangan (degreed of compaction)
yaitu
perbandinga n antara γd (kerucut pasir) dengan γdmax hasil percobaan pemadatan
dilaboraturium.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki
sifat- sifat teknisnya, Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting untuk
diperhatikan, tidak anya kadar air dan berat keringnya. Pengujian untuk control
pemadatan
dalapangan disfesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu royek.
Ada 2 spesifikasi untk pekerjaan tanah yaitu:
1. Sfesifikasi dari hasil akhir, dan
2. Sfesifikasi untuk cara pemadatan.
Tanah sebagai dasar untuk suatu kontruksi haru mempunyai kepadatan yang
mencukupi agar sanggu untuk menerima bebean-bebean yang bekerja diatasnya. Untu
itu
perlu diketahu i kepadata n dari tanah tersebut sehingg a akan didapat suatu kesimpula
n
apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang diinginkan. Pengujian dilapangan
untuk
menetukan kerapatan tanah setempat dapat bersifat destruksif ata tidak destruktif.
Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan memukul sebuah silinder kedalam tanah
untuk
mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui. Yang biasa dilakukan adalah dengan
menggali sebuah lubang, cara ini disebut dengan “ pemindahan tanah “. Cara dengan
pemindahan tanah ada lah seba gai berikut :
1. Menggalai lubang pada permukaan tanah
2. Meneukan kadar airnya
3. Mengukur volume tanah yang digali
4. Menghitung berat volume basah
5. Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume kering
maximum yang diperoleh dilapangan.
6. kerucut Menghitung kepadatan tanah relative. Kepadatan relatif. Kepadatan
tanah dilapangan dapat dilaksanakan dengan tepat.
Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah dilapangan dapat dikontrol
dengan cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop radioaktif yang disebut dengan
meoda nuklir. Dengan cara ini pengujian kepadatan dilapangan dapat dilaksanakan
degan
tepat. Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menetukan kepadatan tanah
di lapangan ada 5, yaitu :
1. Metoda Kerucut Pasir (Sand Cone )
Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan lewat kerucut
pengukur kedalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di
dalam lubang dan berat volume keringnya. Pengujian ini khusus digunakan
untuk tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
2. Metoda Balon Karet
Volume ditentukan secara langsung dari pengembangan balaon yang mengisi
lubangnya. Metode ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
3. Metoda Silinder (Drive Cilinder)
Metoda ini khusus digunakan untuk tanah kohesif
4. Metoda Nuklir (Nuclear Method)
Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
5. Metoda Lilin (Walter Entac Method)
ALAT
1. Sand Cone
2. Plat
3. Timbangan
4. Palu
5. Pahat
6. Sendok
7. Ember
8. Plastik
BAHAN
1. Tanah
2. Pasir kuarsa
LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat yang dibutuhkan untuk praktikum, pastikan semua alat dalam
keadaan baik dan bersih sebelum dipakai.
2. Timbang alat sandcone yang tidak berisi pasir kuarsa (W 1) dan alat sandcone yang
telah terisi pasir kuarsa.
3. Letakkan plat di atas tanah yang ingin kita lubangi dan tahan ke empat sisi palt
tersebut agar plat tersebut tidak berpindah tempat, Selanjutnya galilah dua lubang
dengan masing-masing kedalam 10-15 cm, menggunakan pahat dan palu.
4. Timbang ember, kemudian taruh tanah dari hasil galian di dalam ember
5. Letakan alat sandcone test yang telah terisi pasir kuarsa dengan posisi
corongmenghadap ke arah lubang galian tersebut. Pastikan bahwa corong tersebut
terbuka dan pasir kuarsa mengisi galian tersebut.
6. Setelah pasir kuarsa sudah tidak turun lagi atau galian telah terisi penuh. Tutup corong
tersebut agar tidak ada lagi pasir yang keluar,lalu timbang sisa pasir kuarsa yang
masih terdapat dalam alat sandcone test.
7. Masukan kembali pasir kuarsa yang berada dalam lubang galian tersebut kedalam alat
sandcone test.
8. Ambil sedikit tanah dari dalam ember dan ditaruh kedalam plastikuntuk menentukan
kadar air.
DATA LABORATORIUM
Pemeriksaan Sampel
∂ Wetx100
Dry = 100+ Kadar air
∂ Dry
Drajat kepadatan = ∂ Lab
x 100 %
Keterangan :
Beratpasirdalamlobang
Volume Lobang = Beratisipasir
3030
= 1,538
= 1970,09
Menentuan kadar air
Berat Air = ( D−E)
= (100,62−87,59)
= 13,03 gr
BeratAir
Kadar Air = Beratcontohkering x 100 %
13,03
= 52,99 x 100 %
= 24,59 %
Menentuan kepadatan
Berat agregat dalam lobang = (G−H )
= ( 4550−300)
= 4250 gr
(G−H )
d Wet =
V . Lobang
4250
= 1970,09
= 1,957
d Wetx 100
d Dry =
100+ Kadar air
1,957 x 100
= 100+24,59 %
= 1,578
d Dry
Derajat Kepadatan = x 100 %
d Lab
1,5788
= 1,500 x 100 %
= 105,38 %
TABEL REKAPITULASI
Dari hasil pengujian yang telah kami lakukan,didapat derajat kepadatan tanah sebesar
105,38%. Dengan demikian dapat diartikan tanah yang di uji dalam keadaan padat, karena
derajat kepadatan yang diperoleh lebih besar dari derajat kepadatan standar yang
disyaratkanSNI 03-2828-1992 yaitu minimal 95%, hal ini disebabkan karena tanah yang
diuji tersebut pernah dipadatkan sebelumnya.
BAB IV
PRAKTIKUM PENGUJIAN
DI LABORATORIUM
Tanggal
No. Nama Pengujian Lokasi
Pelaksanaan
1. Direct Shear
2. Permadatan
3. CBR
4. Permebilitas
4.1.1 DIRECT SHEAR TEST
STANDAR ACUAN
SNI 03-4813-1998
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan parameter tegangan geser
tanah, yaitu sudut geser dalam (ø) dan kohesi (C).
PERALATAN
1. Satu set mesin
2. Ekstruder.
3. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter dalam 3,5 cm dan tinggi 7 cm.
6. Jangka sorong.
7. Oli.
BAHAN
Bahan yang digunakan untuk pengujian :
Tanah.
PELAKSANAAN
Dalam pengujian ini digunakan sample buatan dengan pengujian metode Unconsolidated
Undrained.
1) Tambahkan air pada tanah hingga homogen.
2) Setelah tercampur, masukkan tanah kedalam cetakan benda uji.
3) Jika telah terisi penuh, selanjutnya ratakan permukaan tanah dengan pisau perata.
5) Timbang sample untuk mengetahui berat sebelum pengujian setelah itu pasang
membran karet pada sample.
6) Ukur tinggi dan diameter sample sebelum pengujian.
8) Pasang tabung pada mesin triaksial lalu isi tabung tersebut dengan air hingga penuh
untuk memberikan tekanan σ3 pada sample.
9) Setelah terisi penuh, berikan tekanan vertikal (∆σ) pada sample dengan menekan tombol
up pada mesin triaksial.
10) Baca lalu catat skala yang tertera pada mesin triaksial.
Sample 1 Data
Diameter (D) 3.5 cm
Tinggi (L0) 7,05 cm
Berat 131 gr
1 2
Luas : A 0= π D 9.62 cm2
4
1
Volume : V 0= π D2 L 0 67,79 cm3
4
Berat/Volume 1,93 gr /cm3
K0 1
H 0,98 cm
σ3 1,89 gr /cm2
LRC 1,91
Sample 2 Data
Diameter (D) 3.42 cm
Tinggi (L0) 7 cm
Berat 128 gr
1 2
Luas : A 0= π D 9.18 cm2
4
1
Volume : V 0= π D2 L 0 64,27 cm3
4
Berat/Volume 1,99 gr /cm3
K0 1
H 0,98 cm
σ3 1,95 gr /cm2
LRC 1,91
1 Defo L ∆l Un Ar C D
rmat o it ea o e
ion a St Co r v
Dial d rai rre r i
Rea n cti e a
ding D ∆l on c t
( ) t o
i l0
a A r
l r S
Kolom3 A0 Kolom7
- - Kolom1 ×10−3 1−Kolom 4 Kolom2 × LRC
L0 Kolom 5 Kolom6
1 2 3 4 5 6 7 8
0 7
0 0
, ,
, 0, ,
0 9,2 6
25 4,0 0 99 8
2 13 4
0 6 2
5
4 9
0
0 1
0 1
, 2
, 0, ,
0 9,2 ,
50 6,3 0 99 3
5 46 0
0 3 0
0 3
7 1
0 3
0 1
0 1
, 4
, 0, ,
0 9,2 ,
75 7,8 0 98 6
7 79 8
1 9 0
5 9
1 5
0 8
0 1
0 1
, 6
, 0, ,
10 1 9,3 ,
8,5 0 98 7
0 0 13 2
1 6 4
0 3
4 3
0 5
0 1
0 1
, 7
, 0, ,
12 1 9,3 ,
9,2 0 98 8
5 2 47 5
1 2 8
5 7
8 0
0 2
0 1
0 1
, 8
, 0, ,
15 1 9,3 ,
9,8 0 97 9
0 5 81 7
2 9 9
0 1
1 5
0 8
0 1
0 2
, 9
, 0, ,
17 1 9,4 ,
10,1 0 97 0
5 7 15 2
2 5 4
5 9
5 9
0 1
20 10,4 0 0 0, 9,4 1 2
0 , , 97 50 9 ,
2 0 1 , 1
STANDAR ACUAN
Maksud dan tujuan dilakukannya praktikum pemadatan adalah untuk menentukan hubungan
kadar air dan kepadatan kering optimum (berat volume kering) suatu tanah apabila dipadatkan
dengan alat pemadat tertentu.
2. Plastik
3. Timbangan
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTAN 1 – UNIVERSITAS MERCU BUANA 2020 / 2021 82
4. Gelas ukur
5. Palu
6. Talam
7. Air
9. Hammer standard
14. Pahat
15. Oven
BAHAN
1. Tanah
LANGKAH KERJA
2. Ambil tanah kering lalu tumbuk menggunakan palu.Setelah tanah halus saring menggunakan
saringan nomor 4.
7. Diaduk hingga menjadi homogen, diamkan selama 24 jam agar air merata oleh tanah.
11. Susun mold lalu masukan sampel tanahkedalam mold sebanyak 5 lapis dari 1/5 sampai full dan
ditumbuk sebanyak 25 kali setiap lapisannya.
12. Setelah mold terisi penuh oleh tanah, lepaskan bagian atas mold lalu potong tanah di bagian
atas mold menggunakan pelat baja perata dengan palu sampai rata.
16. Ambil sedikit bagian atas, bawah, tengah sampel tanah yang sudah dipadatkan, lalu masukan
ke dalam cawan kemudian timbang tanah beserta cawan.
17. Masukan tanah beserta cawan yang sudah ditimbang ke dalam oven.
DATA LABORATORIUM
Berat Mold
3785 3785 3335 3335 3785
PENGOLAHAN DATA
Keterangan :
Keterangan :
Gs ×Ɣ w Gs = specific grafity
ZAV = W +Gs
1+ w = kadar air (%)
Sr
Ɣw = berat jenis air
Sr = derajat kejenuhan (100%)
Keterangan :
W × H × L× B W = berat hammer
CE =
V H = tinggi jatuh
L = jumlah lapisan
B = jumlah tumbukan perlapis
V = volume tanah (100 cm3)
PERHITUNGAN
1
V mold = × π ×d 3 ×t
4
1
= ×3,14 × 10,162 × 11,65
4
= 944,02cm3
W
Sample 1 Ɣwet =
V
4980−3785
=
944,02
= 1,265 gr/cm3
1,265
Ɣdry = 20,52
( 1+
100 )
= 1,049 gr/cm3
W
Sample 2 Ɣwet =
V
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTAN 1 – UNIVERSITAS MERCU BUANA 2020 / 2021 92
5185−3785
=
944,02
= 1,483 gr/cm3
1,483
Ɣdry = 24,75
( 1+
100 )
= 1,188 gr/cm3
W
Sample 3 Ɣwet =
V
5035−3335
=
944,02
= 1,80 gr/cm3
1,80
Ɣdry = 28,97
( 1+
100 )
= 1,39 gr/cm3
W
Sample 4 Ɣwet =
V
4975−3335
=
944,02
= 1,74 gr/cm3
1,74
Ɣdry = 32,08
( 1+
100 )
= 1,31 gr/cm3
W
Sample 5 Ɣwet =
V
5145−3785
=
944,02
= 1,44 gr/cm3
1,44
Ɣdry = 36,67
( 1+
100 )
= 1,05 gr/cm3
4980−3785
Sample 1 Gs =
500
= 2,39
5185−3785
Sample 2 Gs =
600
= 2,33
5035−3335
Sample 3 Gs =
700
= 2,42
4975−3335
Sample 4 Gs =
800
= 2,05
Gs × Ɣw
Sample 1 ZAV =
1+(w × Gs)
2,39 ×1,265
=
1+(20,52 % ×2,39)
= 2,02 gr/cm³
Gs × Ɣw
Sample 2 ZAV =
1+(w × Gs)
2,33× 1,483
=
1+(24,77 % × 2,33)
= 1,57 gr/cm³
Gs × Ɣw
Sample 3 ZAV =
1+(w × Gs)
2,42 ×1,80
=
1+(28,97 % × 2,42)
= 2,56 gr/cm³
Gs × Ɣw
Sample 4 ZAV =
1+(w × Gs)
2,05 ×1,74
=
1+(32,08 % × 2,05)
= 2,15 gr/cm³
Gs × Ɣw
Sample 5 ZAV =
1+(w × Gs)
1,51 ×1,44
=
1+(36,67 % × 2,33)
= 1,17 gr/cm³
5× 45 , 72× 5 ×25
=
100
= 285,75 gr/cm3
TABEL REKAPITULASI
Sample 1 2 3 4 5
Kadar air 20,52% 24,75%
28,97% 32,08% 36,67%
Vmold 944,02 944,02944,02 944,02 944,02
Ɣwet 1,265 1,483 1,8 1,74 1,44
Ɣdry 1,049 1,188 1,39 1,31 1,05
Gs 2,39 2,33 2,42 2,05 1,51
ZAV 2,02 1,57 2,56 2,15 1,17
GRAFIK
Grafik Compaction
2
Kepadatan kering Ɣdry (gr/
1.5
1
cm3
)
0.5
0
20.52 24.75 28.97 32.88 36.67
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan didapat hasil kadar air optimum untuk
pemadatan agar tanah benar-benar padat sempurna yaitu sebesar 28,97% dengan kepadatan
kering sebesar 1,39 gr/cm3, tata cara pengujian compaction yang telah kelompok kami lakukan
sudah sesuai dengan SNI 1743 – 2008.
STANDAR ACUAN
SNI 1744 : 2012
3. Palu karet
4. Hammer besar
5. Sendok besar
6. Mold
7. Gelas ukur
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTAN 1 – UNIVERSITAS MERCU BUANA 2020 / 2021 98
8. Timbangan
9. Extruder
10. Cawan
11. Oli
13. Saringan
14. Beban
BAHAN
1. Tanah
5. Tuang air kedalam talam besar yang berisikan tanah sedikit demi sedikit
10. Tumbuk tanah yang berada didalam mold menggunakan hammer besar sebanyak 15 kali
tumbukan.
11. Ulangi langkah 9 dan 10 sampai 5 lapis dan mold terisi penuh oleh tanah.
13. Letakkan saringan dan dua buah beban diatas mold yang berisi tanah.
14. Letakan tripod arloji diatas pembebanan, kemudian atur posisi arloji, set arloji menjadi 0
15. Letakkan mold yang berisi tanah kedalam ember yang sudah berisi air.
20. Putar tuas untuk mengatur naik turunnya agar pas di mesin CBR.
22. Setelah tanah diuji menggunakan mesin CBR keluarkan tanah yang berada didalam mold
menggunakan extruder.
23. Setelah tanah dikeluarkan dari mold ambil sampel bagian atas, bawah dan tengah tanah lalu
taruh kedalam cawan.
25. Oven cawan yang berisi tanah untuk mencari kadar airnya.
26. Setelah 24 jam keluarkan cawan dari oven dan timbang kembali cawan yang berisi tanah
menggunakan neraca.
Berat Isi
Tinggi mold (cm) 11,83
Diamater mold (cm) 15,24
Volume mold (cm3) 2157,97
Berat mold (gr) 17950
Berat mold + tanah basah (gr) 20145
Berat tanah basah (gr) 2195
Berat isi basah (g) (gr/cm3) 1,02
Berat isi kering (g d) (gr/cm3) 0,77
PENGOLAHAN DATA
pemb . arloji
Nilai CBR = x 100
3 x 1000
PERHITUNGAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTAN 1 – UNIVERSITAS MERCU BUANA 2020 / 2021 108
0,1”
pemb . arloji
Nilai CBR = x 100
3 x 1000
52,5
= x 100
3 x 1000
= 1,75 %
0,2”
pemb . arloji
Nilai CBR = x 100
3 x 1000
87,5
= x 100
3 x 1500
= 1,944 %
Maka diambil nilai CBR rata-rata = 1,847%
GRAFIK
160
CBR
75
140
60
120
Tumbukan
45
30
100
15
Beban (Lb)
0 80
0 0.5 1 1.5 2 2.5
CBR (%)
60
40
20
0
-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penurunan (Inch)
1.5
0.5
0
15 20 25 30 35 40 45
Kadar Air (%)
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan di dapat nilai CBR basah rata – rata sebesar
1,847% untuk tanah yang diuji.Dan untuk nilai CBR basah design sebesar 2,25 Pengujian CBR
ini sudah sesuai dengan SNI 1744 : 2012.
STANDAR ACUAN
MAKSUD TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan koefisien (k) di laboratorium dari tanah granular.
Temperature
1. Siapkan sample tanah secukupnya dan timbang kira – kira 500 gr.
2. Letakkan silinder diatas pelat dasar dan padatkan sample tanah di dalam silinder
dengan alat pemadat.
3. Letakkan saringan pada pelat dasar dengan batu pori dan letakkan silinder yang berisi
tanah diatasnya. Kemudian letakkan batu pori di atas sample tanah dan kenakan pelat
penutup.
4. Tentukan berat sample tanah didalam silinder dengan cara mengurangkan berat sample
tanah yang disiapkan dengan sisa tanah.
5. Tentukan berat jenis ( Gs ) dan kadar air tanah ( w).
6. Pasangkan silinder yang sudah terisi sample dengan selang yang menghubungkan
dengan buret.
7. Tutup keran pada buret dan isi buret dengan air.
8. Jenuhkan sample tanah dengan cara membuka keran pada buret dan membiarkan air
mengalir melalui sample tanah, sehingga air keluar dari bawah silinder. 3-21
9. Isi kembali buret dengan air hingga suatu ketinggian dan ukur tinggi muka air tersebut
dari ujung bawah sample tanah untuk mendapatkan h1.
10. Alirkan air dan tekanlah stopwatch. Biarkan air mengalir melalui sample tanah hingga
air dalamk buret hampir kosong atau hingga ketinggian tertentu.
11. Stop aliran air dan tekanlah stopwatch, kemudian catat pembacaan waktu dan tinggi
muka air pada buret untuk mendapatkan h2.
12. Buret isi kembali dengan air dan ulang percobaan 2 kali lagi. Catat pula suhu air dalam
buret untuk setiap kali percobaan.
DATA LABORATORIUM
CONSTAND HEAD
P
e
r
c
∅xL
o K=
AxH xS
b
a
a
n
40 X 13,60
1 K= =7,69 X 10 -4
78.5 x 150 x 60
67 X 13,60
2 K= =6.44 X 10-4
78.5 x 150 x 180
96 X 13,6
3 K= =6.15 X 10 -4
78.5 x 150 x 180
127 X 13,6
5 K= =4.88 X 10-4
78.5 x 150 x 300
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa nilai rata – rata dari rembesan yaitu6,19 X 10-4cm/s
Berdasarkan hasil percobaan, dapat diketahui bahwa semua jenis tanah mempunyai pori-pori
(void) Pori–pori ini selalu berhubungan satu sama lain, sehingga air dapat melalui pori-pori
tersebut. Kejadian ini merupakan proses rembesan atau kemampuantanah menyerap air
(permeability). Dari praktikum dapat diketahui K 20 = 0.1295 cm/s. Dengan syarat 0,005 < k
<0,5 , maka tanah digolongkan jenis sand , dengan daya permeabilitas yang relative sedang.
BAB V
PRAKTIKUM MEKTAN
RESUME PENGUJIAN
Tanggal
No. Nama Pengujian Lokasi
Pelaksanaan
1. Penilaian Pengujian Laboratorium
2. Scan Hasil Asistensi
Penilaian
Dalam proses praktikum kita didampingi oleh beberapa asdos yang memiliki pemahaman
materi cukup jelas. Penyampaian yang cukup jelas dan detail yang didukung alat-alat
laboratorium yang lengkap. Namun terkadang disetiap praktikum kita tidak selalu didampingi
oleh tenaga keahlian yang bersertifikat / yang lebih berpengalaman. Karena beberapa kendala
terkadang ada materi-materi yang menurut kami penyampaiannya dari asdos kurang detail dan
susah dipahami, serta waktu yang terbatas membuat penjelasan tidak optimal. Laboratorium
yang kurang luas tidak terlalu efektif dengan jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum.
Saran
Agar lebih efektif dengan kondisi laboratorium yang kurang luas agar dibuatkan jadwal
praktikum ulang agar semuanya terkoordinasi dan optimal. Untuk kedepan praktikum agar
setiap minggunya didampingi oleh tenaga bersertifikat yang berpengalaman.