Disusun Oleh:
Nama : BUDI LAKSONO, S.Pi
NIP : 197502122010011009
Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk. 1 / III.b
A. KOMPETENSI DASAR
3.4. Menerapkan desain dan tata letak wadah pendederan komoditas perikanan
4.4. Membuat desain dan tata letak wadah pendederan komoditas perikanan
B. ALOKASI WAKTU
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan Saintifik dan model pengetahuan dan eksperimen (Project Based Learning)
dengan metode tanya jawab, diskusi diharapkan dapat membuat desain dan tata letak wadah
pendederan komoditas perikanan melalui penerapan desain dan tata letaknya yang tepat secara
mandiri, Komunikatif, dan teliti
Setelah mempelajari kompetensi teknik Pendederan Komoditas ikan diharapkan ananda dapat
memahami :
1. Mengidentifikasi lokasi pendederan KPAT
2. Design dan kontruksi wadah pendederan KPAT
3. Jenis-jenis wadah pendederan komoditas perikanan air tawar di kolam dan bak
4. Peralatan penunjuang pendederan KPAT di kolam dan Bak
5. Perhitungan padat penebaran
6. Teknik penebaran benih ikan
7. Pengelolaan pakan baik dikolam dan dibak
8. Persyaratan optimal media pendederan
9. Pengelolaan Media dan lingkungan pemeliharaan benih
10. Teknik sampling
11. Perhitungan pertumbuhan
12. Survivel rate
13. Prediksi panen
14. Teknik pemanenan
E. URAIAN MATERI
Untuk membuat wadah budidaya ikan pendederan diperlukan desain dan konstruksi wadah yang
akan digunakan untuk budidaya ikan. Wadah budidaya ikan sendiri terdiri dari kolam, bak,
akuarium dan keramba atau jaring apung. Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan
wadah budidaya ikan. Sedangkan konstruksi adalah susunan (model, tata letak) wadah yang
akan dibuat. Wadah tersebut tentunya memiliki desain dan konstruksi sesuai dengan tujuan
pembuatan wadah budidaya ikan.
Dalam merencanakan pembuatan wadah dan peralatan budidaya ikan pengusaha perlu
melakukan persiapan sebaik mungkin agar produk yang dihasilkan mempunyai manfaat dan
berdaya saing tinggi. Sebelum pembuatan wadah, sebaiknya dilakukan pembuatan desiqn dari
wadah tersebut. Design yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
Design akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat gagal
proses pembuatan dapat dihindari.
Desain kolam bisa berbentuk persegi, persegi panjang, lingkaran, trapesium, segitiga bahkan
bentuk tidak beraturan. Hal tersebut disesuikan dengan kondisi lahan dan lokasi. Perlu
diperhatikan tentang persyaratan teknis kontruksi kolam. Kolam yang akan digunakan
sebaiknnya mempunyai bentuk kolam, pematang kolam, dasar kolam, caren, pintu air dan
saluran air.
Kontruksi Bentuk kolam yang umum digunakan adalah bujursangkar dan persegi panjang.
Karena topografi setempat tidak memungkinkan, maka ada bentuk-bentuk kolam lain yakni
trapesium, segitiga dan bentuk tidak teratur. Keuntungan dari bentuk segi empat adalah
memudahkan dalam memodifikasi petakan-petakan yang ada, sirkulasi air lebih mudah,
distribusi pakan alami menyebar merata keseluruh bagian kolam dan relatif mudah dalam
perawatan.
Kontruksi Pematang kolam adalah suatu bagian dari kolam yang berada disekeliling kolam,
lebih tinggi dari permukaan air kolam dan berfungsi sebagai penahan volume air dikolam agar
tidak keluar. Tanah yang cocok untuk membuat pematang adalah tanah liat. Tanah liat memiliki
sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang
disesuaikan dengan ukuran kolam. Jenis tanah untuk pematang harus kompak dan kedap air
agar pematang tidak mudah bocor. Ada dua macam pematang yang umumnya terdapat pada
kolam pendederan yakni pematang beton dan pematang tanah.
Keuntungan dari pematang beton adalah lebih kuat menahan tekanan/volume air di kolam,
mudah dalam perawatan dan relatif tahan lama. Kelemahannya adalah biaya yang cukup tinggi
diperlukan. Keuntungan pematang tanah lebih murah dana yang diperlukan, sedangkan
kelemahan mudah jebol dan perawatan terus menerus dll.
Dalam merencanakan dan modifikasi kontruksi pematang, harus diperhatikan luas kolam yang
ada dan jenis tanah yang dibuat untuk pematang. Kemiringan pematang dibuat berdasarkan
faktor di atas. Kemiringan kolam biasanya dibuat dengan perbandingan 1:1 sampai 1:5 (sisi
datar : sisi tegak).
Gambar 3. Pematang bentuk trapesium sama kaki
Kontruksi Dasar kolam. Salah satu syarat dasar kolam yang baik adalah dapat mampu
menahan ait (kedap air), mampu menumbuhkan pakan alami dan mampu mepertahankan
tingkat kesuburannya pada waktu dikeringkan. Dasar kolam sebaiknya mempunyai kemiringan
ke arah pintu pengeluaran air. Kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam
setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter.
Disamping untuk memudahkan dalam proses pengeringan dasar kolam, juga memudahkan
dalam proses pemanenan. Ditengah dasar kolam diberi saluran air yang disebut kemelir dan
dalam dasar kolam terdapat bagian yang menggelingi dasar kolam yang disebut caren.
Jenis tanah yang baik sebagai dasar kolam adalah liat berlumpur atau liat berpasir. Hal ini
didasarkaan kenyataan di lapangan bahwa tipe tanah tersebut dapat menumbuhkan pakan alami
dengan baik karena ketersediaan nutriennya sangat tinggi.
Kontruksi Caren adalah suatu bagian dari kolam yang berada disisi luar dari dasar kolam dan
merupakan bagian yang terdalam dari dasar kolam. Biasanyan lebar caren berkisar antara 1-2
meter dan dalamnyaa berkisar 30-50 cm dan tergantung dari luas kolam budidaya. Fungsi caren
adalah :
1. Mepermudah dalam proses pemanenan
2. Mepercepat proses pengeringan dasar kolam
3. Tempat berlindung bagi ikan dari sengatan panas sinar matahari
4. Tempat pemberikan pakan buatan.
Kontruksi Pintu air dalam kontruksi kolam mempunyai peranan dalam hal sirkulasi air. Sirkulasi
air yang ada sangat dipengaruhi dari bentuk pintu air. Pada dasarnya ada dua macam pintu air ,
yaitu pintu air pemasukan (inlet) dan pintu air keluar (outlet). Biasanya pintu air terbuat dari kayu,
beton atau peralon tergantung dari bentuk kontruksi kolam keseluruhan dan metode budidaya
yang dipakai. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah
sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.
Gambar 8. Pintu Pemasukan dan pengeluaran Air berbentuk L
Dalam pembuatan kontruksi pintu air hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Biaya dapat ditekan seminimal mungkin
2. Ringan, kuat,tidak mudah rusak
3. Mudah dioperasikan
4. Kontruksi kokoh dapat menagan tekanan pematang pada kedua dinding pintu
5. Dapat mengalirkan air masuk dan mengeluarkan air
6. Kedap air, tidak bocor
Gambar 9. Saluran air masuk dan keluar
Saluran Air memegang peranan penting dalam pengaturan penyedian air pada unit-unit kolam.
Desain saluran meliputi penentuan kemiringan atau slope saluran,lebar saluran dan kemiringan
talud atau lereng saluran. Saluran air harus didesain sedemikian rupa agar aliran air yang etrjadi
tidak menimbulkan erosi terhadap dasar maupun dinding saluran dan tidak menimbulkan
pengendapan lumpur di dalamnya.
Desain dan kontruksi bak pada dasarnya hampir sama dengan kolam. Desain dan kontruksi bak
terpal/ plastik banyak digunakan dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi. Hal ini dilakukan untuk
menyiasati lahan yang terbatas dan kemudahan dalam proses pemeliharaan ikan konsumsi.
Desain dan kontruksi bak terpal/plastik disesuaikan dengan beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan
2. Tahapan budidaya pembenihan atau pembesaran.
3. Keseimbangan antara volume air dan penyanggabak harus kuat.
4. Dasar peletakan untuk bak terpal/plastik harus rata agar tidak mudah bocor. Hal ini bisa
dilakukan dengan meratakan tanah terlebih dahulu kemudian diberikan sekam.
5. Ukuran bak disesuikan dengan ketersedian lahan
6. Distribusi air dan pengeluaran limbah produksi
7. Adanya jalur panen dan akses pengelolaan ikan
Gambar 10. Bak beton
Bentuk akuarium yang biasa digunakan adalah bentuk segi empat, trapezium, segi enam, segi
delapan, elips dan botol. Setelah mengetahui bentuknya hal yang perlu diperhatikan adalah
ukuran ketebalan kaca berkisar antara 3 mm – 16 mm. Ukuran ketebalan kaca untuk dasar
akuarium sebaiknya ditambah 1-2 mm. Semakin besar ukuran akuarium maka semakin tebal
ukuran kaca. Perbandingan antar ukuran akuarium dengan ketebalan kaca antara lain sebagai
berikut :
Tebal Kaca Panjang Lebar Tinggi
(mm) Akuarium (cm) Akuarium (cm) Akuarium (cm)
3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40
6 90 45 45
6 120 50 50
10 150 45 50
10 150 45 60
10 180 45 60
12 190 50 60
16 200 70 65
Konstruksi wadah jaring apung terdiri dari dua bagian yaitu kerangka dan kantong jaring.
Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong jaring dan tempat lalu lalang orang
memberi pakan dan panen. Kantong jaring apung merupakan tempat pemeliharaan ikan.
Jaring apung secara sederhana bisa dibuat dari bambu. Keramba jenis ini biasa digunakan di
aliran air sungai atau selokan dengan arus air yang cukup besar. Perlu memperhitungkan
konstruksi wadah secara baik dan benar agar diperoleh wadah budidaya yang mempunyai masa
pakai yang lama.
Apabila terpenuhinya syarat diatas maka kolam siap untuk digunakan dengan sebelumnya
dilakukan Pemupukan dan Pengapuran pada dasar kolam agar tercipta Pakan alami dan
Stabilnya fisika kimia tanah sehingga tercipta lingkungan kolam yang sesuai untuk kehidupan
ikan yang dibudidayakan.
Demikianlah informasi tentang desain dan tata letak wabah pendederan komoditas perikanan air
tawar. Untuk membuat design dan tata letak wadah terpal di pekarangan silahkan download di
http://www.budilaksono.com/2013/11/cara-pembuatan-kolam-terpal-dipekarangan.html. Semoga
informasi ini bermanfaat bagi peserta didik SMK perikanan dan masyarakat umumnya yang
berminat membuka usaha perikanan.
F. REFLEKSI
1. Dari hasil kegiatan pembelajaran apa saja yang telah ananda peroleh dari aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap ?
2. Apakah ananda merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut, jika ya apa manfaat yang
ada peroleh ? jika tidak mengapa ?
Daftar Pustaka
Tim Aquaculture,1996. Petunjuk Praktikum Budidaya Perairan Jurusan Perikanan. FPIK UNDIP
Semarang.