Anda di halaman 1dari 6

LOKASI Daerah Irigasi Padaelo terletak di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi

Selatan yang berjarak kurang lebih 80 Km dari Kota Makassar. Daerah irigasi ini
mendapatkan suplay air dari Sungai Padaelo. Beberapa desa yang tercakup dalam
areal irigasi tersebut antara lain adalah Desa Alesipitto dan Desa Puranga masuk
wilayah Kecamatan Ma’rang sedangkan Desa Bontomate’ne masuk Kecamatan Segeri
Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi ini terletak kurang lebih 20 km
dari kota Kabupaten Pangkep atau kurang lebih 80 Km dari kota makassar. Daerah
irigasi ini terletak di Desa Alesipitto, Kecamatan Ma'rang, dengan kode daerah irigasi
73090180 bendungnya bersifat teknis dengan tipe tetap, dibangun pada tahun 1975,
bentang bendung 66.50 meter dengan lebar mercu 1.5 meter, bentangan bendung
sampai olakan 17,50 meter. debit air (Q) Rencana 1.84 m3/detik dan debit air (Q)
dibangunan pengukur 0.92 m3/detik. Jaringan Irigasi terdiri dari saluran induk
63.230m, saluran sekunder 21.679 m dan saluran tersier 51.887 m. bangunan irigasi
terdiri dari 1 buah bangunan utama dan 39 buah bangunan pembawa serta 4 buah
bangunan pembuang. Kondisi jaringan bangunan utama 70% baik dan saluran
pembawa 60% dan bangunan B/S/BS 50% dan jaringan pembuang 60%. Daerah
Irigasi Padaelo sebagian sudah beralih fungsi menjadi tambak, yang mendapat air dari
Bendung Padaelo, yang berupa pengambilan Bendung Tetap (Weir). Adapun kondisi
dari daerah irigasi tersebut adalah luas areal D.I Padaelo 2958 Ha, kurang lebih 40%
sudah berubah fungsi menjadi tambak, kondisi eksisting sebagai berikut :

1. Luas Tambak kurang lebih 1158 ha


2. Luas Sawah kurang lebih 1800 H
3. Pada bangunan BPE.2, BPE.4, kurang lebih 400 Ha pembagian air kesawah-
sawah mengalami kesulitan karena tidak adanya jaringan tersier.

Kondisi topografi D.I Padaelo berupa dataran rendah dengan kemiringan sedang dan
agak bergelombang di areal sawah padaelo dan baco sedangkan di areal sawah
mangkaca agak datar , yang berbatasan dengan tambak, bahkan pada daerah hilir areal
persawahan mangkaca sudah terdapat pengaruh pasang surut air laut. Seperti
kabupaten soppeng, kabupaten pangkep, kondisi curah hujan di daerah irigasi tersebut
cukup tinggi. Musim penghujan pada umumnya seperti biasa dimulai pada bulan
desember sampai bulan juli. Musim kemaraunya cukup pendek yaitu antara bilan
agustus sampai dengan bulan November. Kondisi iklik yang demikian tersebut dalam
satu sisi sangat mendukung upaya pemberian air irigasi, akan tetapi disisi lain kondisi
curah hujan yang cukup tinggi ini apabila tikda diimbangi dengan system
pembuangan air irigasi (drainase) yang baik maka akan menimbulkan masalah
penggenangan air atau banjir terutama bagi daerah irigasi yang terletak pada dataran
rendah. Dimana D.I padaelo tersebut bagian hilirnya dibatasi oleh tambak yang
bersebelahan dengan lautan, yang diperkirakan mempunyai nilai pasang surut yang
cukup tinggi.Kondisi tanah pertanian pada Daerah Irigasi Padaelo ini cukup baik,
bahkan dapat dikatakan sangat baik, antara lain sesuai dengan dapat tumbuhnya
tanaman padi maupun palawija dan buah-buahan seperti jeruk yang berkembang
cukup baik didaerah irigasi ini. Dengan pemberian air irigasi yang cukup serta sistem
pembuangan air yang baik maka akan mendukung perkembangan pertanian. Apabila
jika musim penghujan telah tiba, maka areal pada daerah irigasi ini lahannya sangat
sesuai dan cocok untuk tanaman padi dan palawija kecuali daerah-daerah lain yang
sudah beralih fungsi menjadi daerah tambak tentunya. Berdasarkan survai lapangan
terdahulu, bisa diketahui bahwa sebagian areal irigasi ini sudah berupa hamparan
sawah yang cukup subur dan sebagian sudah menjadi areal tambak dan pada beberapa
tempat khususnya adanya jenis tumbuhan atau tanaman (buah-buahan), seperti kebun
jeruk dapat tumbuh subur dan berkembang di sekitar pekarangan rumah penduduk.
Untuk areal yang demikian tersebut tidak akan dimasukkan dalam areal layanan
daerah irigasi

Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber air utama D.I Padaelo untuk mengairi areal
irigasi padaelo adalah berasal sungai dari padaelo. Pada mulanya sistem pengambilan
air dari kedua salu tersebut untuk mengairi daerah irigasi yang sudah ada cukup baik,
hal ini karena pada daerah irigasi tersebut telah adanya sistem jaringan irigasi secara
teknis yang cara pengambilan air dari sungai berupa bendung, walaupun masih
banyaknya kekurangan , menyangkut efektifitas dan efisiensi dari bendung, saluran,
bangunan serta operasi dan pemeliharaan.Areal potensial pada daerah irigasi padaelo
tinggal kurang lebih 1800Ha, sudah berkurang 2522Ha. Karena sudah beralih fungsi
menjadi tambak. Areal irigasi ini dianggap potensial berdasarkan kondisi yang ada
sekarang dan bisa diairi dari jaringan irigasi, serta berdasarkan kondisi lahannya areal
ini sesuai untuk tanaman padi dan palawija yang akan ditinjau berdasarkan persediaan
air yang ada dilokasi bendung padaelo.

Sedangkan areal fungsional pada daerah irigasi padaelo kurang lebih 2840ha
(berdasarkan studi terdahulu). Hal ini mengingat areal sudah beralih fungsi menjadi
tambak, kebun, dan perkampungan dan sistem jaringan irigasi yang kurang sempurna,
kondisi bendung padaelo yang sudah dangkal, tidak adanya kantong lumpur yang
mengakibatkan sedimentasi masuk saluran, banyak dijumpai sadap liar, pintu dan
saluran rusak, ditunjang kurangnya operasi dan pemeliharaan. Berdasarkan peta dasar
D.I padaelo yang diperoleh, bahwa daerah irigasi padaelo yang ada (existing) sudah
ada pembagian petak-petak tersier dari daerah irigasi yang ada tersebut, antara lain
adalah seperti tercantum pada tabel dibawah ini. Pembagian petak-petak tersier yang
ada tersebut sebagian luasnya terlalu besar, sehingga hal ini mempengaruhi kurang
terjaminnya pemberian air irigasi secara merata. Dalam beberapa hal petak tersier
dengan luasan yang besar (lebih dari 100ha) kurang baik dari segi operasional
jaringan irigasi, maupun dalam pemeliharaan jaringan, terutama jaringan tersier.
Kondisi bangunan utama yang ada sekarang pada daerah irigasi padaelo berupa
bendung teknis yaitu bendung padaelo yang terbuat dari pasangan batu dan dilapisi
selimut beton. Kondisi kedua bendung tersebut masih baik, baik dibangunan
penguras, pintu intake, mercu, sayap, tanggul penutup tapi terjadi pendangkalan akibat
sedimen dari hulu yang dimana hulunya sudah rusak. Kondisi saluran pembawa induk
yang ada sekarang pada daerah irigasi padaelo berupa lining tegak dan lebar dasar
saluran 2,50 – 3,00 m sepanjang kurang lebih 100m dari lokasi bendung (BPE.0 –
BPE.1) kondisi saluran pada ruas ini masih baik, kemiringan saluran tidak begitu
curam. Saluran sekunder pada ruas BPE.2 – BPE.5 berupa lining, dengan kemiringan
talud rata-rata 1 : 1, lebar dasar saluran 1,50 – 2,00 m sepanjang ruas saluran
sekunder, kondisi saluran sekunder mangkaca dan baco sebagaian besar sudah di
lining dengan kemiringan talud rata-rata 1:1 kecuali saluran sekunder pappicie,
sampai BPp.1 dan mulai saluran sekunder pappicie (BPp.2), kasewang, talang dan
bonto sebagai mangkaca (mulai BMk.3 – BMk.4) sudah tidak berfungsi lagi karena
areal sudah beralih fungsi menjadi tambak. Kondisi pada ruas saluran sekunder baco
sebagaian besar sudah rusak, dan banyak sadap liar dijumpai. Banyak dijumpai pintu
ditutup dengan karung berisi pasir, disekitar ruas saluran sekunder sampai terakhir,
terdapat sawah, kebun, jalan dan rumah.

Pengertian SIG, Manfaat, Komponen dan Ruang Lingkupnya


Mari kita bahas dulu pengertian sistem informasi geografis terlebih dahulu dengan seksama.

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)


Pengertian SIG yaitu sistem informasi khusus yang mengolah data yang mempunyai informasi spasial (bereferensi keruangan).
Dengan pengertian lain, sistem informasi geografis merupakan sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, seperti data di identifikasi berdasarkan lokasinya didalam
database.

Manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG)


Adapun manfaat dari sistem informasi geografis adalah sebagai berikut:

 Manajemen Tata Guna Lahan


SIG bisa membantu dalam membuat perencanaan setiap wilayah pemanfaatan lahan di kota yang dibagi menjadi daerah
pemukiman, indurstri, perdaganan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau dan hasilnya bisa digunakan sebagai
acuan dalam pembangunan utilitas-utilitas yang dibutuhkan.

 Inventarisasi Sumber Daya Alam


Manfaat SIG untuk kekayaan sumber daya alam adalah:

o Untuk mengetahui persebaran beberapa sumber daya alam, seperti minyak bumi, batubara, emas, besi dan
bahan tambang lain.
o Untuk mengetahui persebaran area lahan, seperti:
o Area lahan yang potensial dan lahan kritis
o Area hutan yang masih baik dan hutan yang telah rusak
o Area lahan pertanian dan perkebunan
o Memanfaatkan perubahan pembangunan lahan
o Rehabilitasi dan konservasi lahan
 Pengawasan Daerah Bencana Alam
Dalam pengawasan daerah bencana alam, SIG memiliki manfaat antara lain:

o Melihat luas daerah bencana alam.


o Sebagai pencegahan jika terjadi bencana alam di masa mendatang
o Menentukan tingkat bahaya erosi
o Memprediksi ketinggian banjir
o Memprediksi tingkat kekeringan
o Menyusun rencana-rencana pembangunan ulang daerah bencana
 Bidang Perencanaan Kota dan Wilayah
o Bidang Sumber Daya: misalnya kesesuaian lahan, pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan,
pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana
o Bidang Perencanaan Ruang: Misalnya perencanaan tata ruang wilayah, kawasan industri, pasar,
permukimana dan lainnya.
o Bidang Manajemen/ Sarana prasarana: misalnya sistem jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan
jaringan listrik
o Bidang Pariwisata: misalnya inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah
o Bidang Transportasi: misalnya inventarisasi jaringan transportasi publik, perencanaan perluasan sistem
jaringan jalan, analisis kawasan rawan macet dan kecelakaan
o Bidang Sosial dan Budaya: misalnya mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu daerah, pendataan
dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, kawasan industri,
sekolah, rumah sakit, hiburan dan perkantoran

Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)


 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras atau hardware yaitu perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis
geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan
kecepatan yang tinggi dan juga mendukung operasi berbasis data dengan jumlah volume data yang besar dengan cepat.
Perangkat keras SIG tersusun atas berbagai bagian pengimput data, pengolah data, dan pencetak hasil proses. Menurut
prosesnya dibedakan menjadi:

o Input data: mouse,, digitizer, scanner


o Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
o Output data: plotter, printer, screening
 Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak atau software yaitu perangkat yang dipakai untuk melaksanakan proses menyimpan, menganalisa,
memvisualkan data secara spasial ataupun non-spasial. Perangkat lunak terdiri didalam SIG terdiri dari:

o Alat untuk mengimput dan memanipulasi data SIG


o Data Base Management System (DBMS)
o Alat untuk analisa data
o Alat untuk menayangkan data dari hasil analisa
 Data
Secara prinsipnya data terdiri dari dua jenis dalam SIG, yaitu:

o Data Spasial
Data spasial merupakan perwujudan nyata suatu daerah yang ada di permukaan bumi. Secara umum
dipresentasikan dalam bentuk peta, gambar berformat digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor)
atau dalam bentuk image (raster) yang mempunyai nilai tertentu.
o Data Non Spasial
Data non spasial merupata data berupa tabel yang mana tabel tersebut memiliki isi informasi yang dimiliki oleh
obyek dalam data spasial. Data itu berbentuk data tabular yang satu sama lain di integrasikan dengan data
spasial yang ada.
 Manusia
Manusia adalah elemen pokok dari SIG dikarenakan manusia adalah perencana dan pengguna SIG. Pengguna SIG
mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang membuat desain dan
mengolah sistem, sampai dengan pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-hari.

 Metode
Setiap masalah dalam metode yang dimanfaatkan dalam SIG akan berbeda. SIG yang baik terikat pada aspek desain
dan aspek realnya.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Adapun ruang lingkup SIG terdiri atas lima proses atau tahapan dasar, yaitu:

1. Input Data
Proses input data digunakan untuk memasukkan daya spasial dan data non spasial. Data spasial bisa berbentuk peta
analog. SIG harus memakai peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke bentuk peta digital dengan
memakai alat digitizer. Kecuali itu proses digitasi dapat pula dilakukan proses overlay dengan melakukan proses
scanning pada peta analog.

2. Manipulasi Data
Tipe data yang perlukan oleh SIG kemungkinan harus dimanipulasi supaya sesuai dengan sistem yang dipakai. Untuk itu,
SIG mampu melaksanakan fungsi edit baik untuk data spasial atau non spasial

3. Manajemen Data
Jika data spasial sudah diinput maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non spasial. Pengolahan data non
spasial meliputi pemakaian DBMS untuk menyimpan data yang ukurannya besar.

4. Query dan Analisis


Query yaitu proses analisis yang dilaksanakan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis
analisis data, yaitu:

o Analisis Proximity
Analisis proximity adalah analisis geografi berbasis jarak antar layer. SIG memakai proses buffering untuk
menentukan dekatnya keterkaitan antar sifat bagian yang ada.
o Analisis Overlay
Overlay adalah proses penyatuan data lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana, overlay yaitu operasi
visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk kemudian disatukan secara fisik.
5. Visualisasi
Sebagian tipe operasi geografis, hasil akhir yang paling baik ditampilkan dalam bentuk peta atau grafik. Peta sangat
efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan tempat media
pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak sebagai pelaku subjek atau air sebagai media objek. Proses-
proses utama yang menciptakan kesuburan tanah atau sebaliknya yang mendorong degradasi tanah hanya dapat berlangsung apabila
terdapat kehadiran air. Oleh karena itu, tepat kalau dikatakan air merupakan sumber kehidupan. Dengan demikian tujuan irigasi adalah
mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal.

Sesuai dengan definisi irigasinya, maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya rekayasa teknis untuk penyediaaan dan
pengaturan air dalam menunjang proses produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan serta mendistribusikan secara
teknis dan sistematis. Produksi dari hampir semua jenis tanaman akan meningkat, dengan adanya pemberian air yang tepat waktu dan
tepat jumlah.

Mengingat betapa pentingnya irigasi bagi petani kami sangat mendukung kegiatan yang telah dilakukan oleh prajurit Kodim
0732/Sleman untuk membantu masyarakat membuat talud selokan yang selama ini menjadi sarana irigasi. Prajurit bersatu padu dengan
warga setempat melakukan pembinaan teritorialnya sebagaai wujud kepedulian terhadap kondisi sosial di wilayahnya, sehingga mampu
memberi manfaat yang positif bagi masyarakat. Harapan kami dengan kegiatan ini dapat mendinamisasikan pembangunan infrastruktur
dan berdaya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai