Anda di halaman 1dari 60

Laporan Akhir

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

BAB IV
ANALISA HIDROLOGI
DAN HIDROLIKA

4.1. UMUM

4.1.1. Lokasi Daerah Studi


Lokasi dari pekerjaan AKNOP BKT Semarang ini berada di
Kabupaten Semarang dan Kota Semarang. Sistem sungai yang
menjadi kajian dalam pekerjaan ini adalah Sungai Banjir Kanal
Timur.

Gambar 4.1. Peta DAS Lokasi AKNOP BKT

Adapun data sub-das yang dikaji adalah sebagai berikut :

Bab IV - 1
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Sub Das BKT


Sub Das BKT yang terdiri dari sub das BKT kiri, BKT kanan, Kedung
Mundu, Bajak dan Candi mempunyai luas 47.91 km 2, dengan
panjang sungai utama 14,5 km.

4.1.2. Tata Guna Lahan


Kondisi tata guna lahan Kota Semarang ditampilkan dalam tabel di
bawah ini.

Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Semarang

4.2. ANALISA CURAH HUJAN RANCANGAN

4.2.1. Stasiun Curah Hujan


Terdapat 5 stasiun hujan yang terdekat di lokasi pekerjaan, yaitu
Stasiun Hujan SE 96 Brumbung, STA 97 Plamongan, STA 198
Wolo, Sta 98 Pucang Gading dan STA 200 Wedoro.

Untuk mendapatkan hujan areal yang mewakili DAS yang dianalisa,


maka digunakan cara Polygon Thiessen.

4.2.2. Curah Hujan Maksimum


Data yang tersedia dari kelima stasiun curah hujan terpilih dimulai
dari tahun 2006 dan berakhir di tahun 2016. Beberapa data di
rentang waktu tersebut tidak lengkap, dan dari data-data yang ada
perlu dicermati terlebih dahulu sebelum digunakan untuk analisa
selanjutnya.

Bab IV - 2
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Berikut adalah data curah hujan maksimum dari Stasiun Hujan SE


96 Brumbung, STA 97 Plamongan, STA 198 Wolo, STA 98 Pucang
Gading dan STA 200 Wedoro dari tahun 2007 hingga 2016.

Tabel 4.2. Data Curah Hujan Maksimum Stasiun Curah Hujan (2007-2016)

Stasiun Hujan
No. Tahun Brumbun Plamonga
Pucanggading Wolo Kalisari Wedoro
g n
             
1 2006 150 92 95 112   84
2 2007 120 72 80 35   82
3 2008 100 67 95 35   68
4 2009 150 56 100 35   163
5 2010 87 109 105 30   113
6 2011 150 87 105 82   105
7 2012 100 79 80 86   103
8 2013 90 137 97 111 79 119
9 2014 106 122 140 125 118 82
10 2015 105 79 105 177 137 112
11 2016 104 125 105 97 114 90
             
Sumber : Perhitungan konsultan

4.2.3. Curah Hujan Wilayah


a. Metode Polygon Thiessen
Perhitungan curah hujan rerata dengan cara Polygon Thiessen
ini bergantung pada luas Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
pengaruh stasiun penakar hujan yang dipakai yaitu batas garis-
garis polygon memotong tegak lurus dengan garis penghubung
antar stasiun penakar.

Metode ini merupakan cara yang lebih teliti yang paling banyak
digunakan, namun cara ini masih mempunyai kekurangan yaitu
belum memasukkan pengaruh topografi.

Cara perhitungan dengan metode Polygon Thiessen adalah


sebagai berikut :

1). Menghubungkan garis antar stasiun penakar hujan.


2). Membagi garis penghubung antar stasiun penakar
tersebut menjadi dua sama panjang dan membuat garis
tegak lurus dengan garis penghubung antar stasiun
tersebut, hingga bertemu pada satu titik dan terbentuk

Bab IV - 3
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

polygon sebagai batas pengaruh masing-masing stasiun


penakar.
3). Dari batas-batas pengaruh tersebut diukur luas pengaruh
masing-masing stasiun penakar.
Dari pengukuran tersebut diatas, perhitungan curah hujan
rerata didapat dengan menggunakan rumus:

Ai∗Ri + A i+1∗Ri+1 + A i +2∗R i+2 + .. .+ A n∗Rn


R=
A i + Ai+1 + Ai +2 +. ..+ A n

Di mana :
R = curah hujan rerata DPS (mm).
Ri = curah hujan stasiun ke i (mm).
Rn = curah hujan stasiun ke n (mm).
Ai = luas daerah pengaruh dari stasiun curah hujan ke i
(km2).
An = luas daerah pengaruh dari stasiun curah hujan ke n
(km2).

A2
Sta 2

Sta 3

A3

Sta 1
A1

Gambar 4.2. Metode Polygon Thiessen

Bab IV - 4
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Dengan menggunakan metode polygon Thiessen ditentukan


curah hujan wilayah sebagai berikut :

Gambar 4.3. Polygon Thiessen Wilayah Studi

Tabel 4.3. Proporsi Pengaruh Stasiun Hujan terhadap Luasan DAS

Bab IV - 5
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.4. Perhitungan Curah Hujan Areal (Polygon Thiessen) DAS


Penggaron, Kali Candi, Kali Babak dan Kedung Mundu

4.2.4. Statistik Dasar Data Curah Hujan Wilayah


Dari curah hujan rata-rata dari berbagai stasiun yang ada di
daerah aliran sungai, selanjutnya dianalisis secara statistik untuk
mendapatkan pola sebaran data curah hujan yang sesuai dengan
pola sebaran data curah hujan rata-rata.

a. Perhitungan Dispersi
Pada kenyataannya tidak semua varian dari suatu variabel
hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya. Variasi
atau dispersi adalah besarnya derajat dari sebaran varian di
sekitar nilai rata-ratanya. Cara menghitung besarnya
dispersi disebut perhitungan dispersi.

Adapun cara penghitungan dispersi antara lain :

Bab IV - 6
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

1). Standar Deviasi (S)


Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi
adalah sebagai berikut :


n

∑ ( X i−X )2
i=1
S=
n

Dimana :
S = standar deviasi
Xi = nilai hujan DAS ke i
X = nilai rata-rata hujan DAS
n = jumlah data
2). Koefesien Skewness (CS)
Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang
menunjukan derajat ketidaksimetrisan dari suatu bentuk
distribusi yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
n ∑ ( X i− X )
2

i=1
C s=
( n−1 )( n−2 ) S 3

Dimana :
Cs = koefisien skewness
S = standar deviasi
Xi = nilai hujan DAS ke i
X = nilai rata-rata hujan DAS
n = jumlah data
3). Pengukuran Kurtosis
Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur
keruncingan yang muncul dari bentuk kurva distribusi,
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
1
n
∑ ( X 1− X )4
C K = i=1 4
S

Dimana :
Ck = koefisien kurtosis
S = standar deviasi

Bab IV - 7
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Xi = nilai hujan DAS ke i


X = nilai rata-rata hujan DAS
n = jumlah data

Bab IV - 8
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

4). Koefisien Variasi (CV)


Koefisien Variasi adalah nilai perbandingan antara deviasi
standar dengan nilai rata-rata hitung suatu distribusi.
Perhitungan koefisien variasi digunakan rumus berikut :

S
C v=
X

Dimana :
Cv = koefisien variasi
S = standar deviasi
X = nilai rata-rata hujan DAS
Dari nilai-nilai di atas, kemudian dilakukan pemilihan jenis
sebaran yaitu dengan membandingan koefisien distribusi
dari metode yang akan digunakan.

b. Data Statistik Curah Hujan


Berikut adalah pengolahan statistik data curah hujan

1). DAS Penggaron.

Tabel 4.5. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Penggaron

Bab IV - 9
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

STATISTIK DASAR DAS PENGGARON


180
160
140
120

Hujan (mm)
100
80
60
40
20
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

m/(N+1)

Gambar 4.4. Statistik Dasar Data Hujan DAS Penggaron

2). DAS Kali Candi

Tabel 4.6. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Kali Candi

Bab IV - 10
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Gambar 4.5. Statistik Dasar Data Hujan DAS Kali Candi

3). DAS Kali Bajak

Tabel 4.7. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Kali Bajak

Bab IV - 11
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Gambar 4.6. Statistik Dasar Data Hujan DAS Kali Bajak

4). DAS Kali Kedung Mundu

Tabel 4.8. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Kali Kedung
Mundu

Bab IV - 12
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Gambar 4.7. Statistik Dasar Data Hujan DAS Kali Kedung


Mundu

4.2.5. Jenis Distribusi Statistik


Ada berbagai macam distribusi teoritis yang semuanya dapat dibagi
menjadi dua yaitu distribusi diskret dan distribusi kontinyu. Yang
termasuk distribusi diskret adalah binomial dan poisson, sedangkan
yang termasuk distribusi kontinyu adalah Normal, Log Normal,
Gama, Beta, Pearson dan Gumbel.

Untuk memilih jenis sebaran, ada beberapa macam distribusi yang


sering dipakai yaitu :

a. Distribusi Normal
Dalam analisis hidrologi distribusi normal sering digunakan
untuk menganalisis frekwensi curah hujan, analisis stastistik
dari distribusi curah hujan tahuan, debit rata-rata tahuan.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan:

Xt =X + z Sx

Dimana :
Xt = curah hujan rencana
X = curah hujan maksimum rata-rata
S = standar deviasi
z = faktor frekuensi

Tabel 4.9. Faktor Frekuensi Normal

Bab IV - 13
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

P(z) Z P(z) Z P(z) Z P(z) Z


               
0,001 -3,09 0,1 -1,28 0,7 0,52 0,98 2,05
0,005 -2,58 0,15 -1,04 0,8 0,84 0,99 2,33
0,01 -2,33 0,2 -0,84 0,85 1,04 0,995 2,58
0,02 -2,05 0,3 -0,52 0,9 1,28 0,999 3,09
0,03 -1,88 0,4 -0,25 0,95 1,64    
0,04 -1,75 0,5 0 0,96 1,75    
0,05 -1,64 0,6 0,24 0,97 1,88    
               

Distribusi tipe normal, mempunyai koefisien kemencengan


(Coefficient of skewness) atau CS = 0.

b. Distribusi Log Normal


Distribusi Log Normal, merupakan hasil transformasi dari
Distribusi Normal, yaitu dengan mengubah varian X menjadi
nilai logaritmik varian X. Distribusi ini dapat diperoleh juga
dari distribusi Log Pearson Tipe III, apabila nilai koefisien
kemencengan CS= 0.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan metode ini adalah


sebagai berikut :

Xt =X + Kt Sx

Dimana :
Xt = curah hujan rencana
X = curah hujan maksimum rata-rata
S = standar deviasi
Kt = standar variable untuk periode ulang tahun

Bab IV - 14
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.10. Standar Variabel (Kt)


T Kt T Kt T Kt

1 -1,86 20 1,89 96 3,34


2 -0,22 25 2,10 100 3,45
3 0,17 30 2,27 110 3,53
4 0,44 35 2,41 120 3,62
5 0,64 40 2,54 130 3,70
6 0,81 45 2,65 140 3,77
7 0,95 50 2,75 150 3,84
8 1,06 55 2,86 160 3,91
9 1,17 60 2,93 170 3,97
10 1,26 65 3,02 180 4,03
11 1,35 70 3,08 190 5,09
12 1,43 75 3,60 200 4,14
13 1,50 80 3,21 220 4,24
14 1,57 85 3,28 240 4,33
15 1,63 90 3,33 260 4,42

Distribusi tipe Log Normal, mempunyai koefisien kemencengan


(coefficient of skewness) atau Cs = 3 Cv +Cv3. Syarat lain
distribusi sebaran Log Normal CK = CV3+6 CV6+15CV2+3

c. Distribusi Gumbel
Distribusi Tipe I Gumbel atau Distribusi Extrim Tipe I digunakan
untuk analisis data maksimum, misalnya untuk analisis
frekwensi banjir. Rumus yang digunakan dalam perhitungan
adalah sebagai berikut :

( Y t −Y n )
Xt =X + Sx
Sn
Dimana :
Xt = curah hujan rencana (mm)
X = curah hujan maksimum rata-rata (mm)
Sx = standar deviasi
Yt = reduced variable, parameter Gumbel untuk periode T
tahun
Yt = reduced mean, parameter fungsi dari banyaknya data
(n)
Yt = reduced standar devasi, merupakan fungsi dari
banyaknya data (n)

Tabel 4.11. Reduced Mean (Yn)

Bab IV - 15
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
                     
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,507 0,51 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,522
20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,53 0,582 0,5882 0,5343 0,5353
30 0,5363 0,5371 0,538 0,5388 0,5396 0,54 0,541 0,5418 0,5424 0,543
40 0,5463 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5468 0,5468 0,5473 0,5477 0,5481
50 0,5485 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518
60 0,5521 0,5524 0,5527 0,553 0,5533 0,5535 0,5538 0,554 0,5543 0,5545
70 0,5548 0,555 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567
80 0,5569 0,557 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,558 0,5581 0,5583 0,5585
90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,8898 0,5599
100 0,56                  
                     

Tabel 4.12. Reduced Standard Deviation (Sn)


n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 0,9496 0,9676 0,9833 0,9971 1,0095 1,0206 1,0316 1,0411 1,0493 1,0565
20 1,0628 1,0696 1,0754 1,0811 1,0864 1,0915 1,0961 1,1004 1,1047 1,108
30 1,1124 1,1159 1,1193 1,226 1,1255 1,1285 1,1313 1,1339 1,1363 1,1388
40 1,1413 1,1436 1,1458 1,148 1,1499 1,1519 1,1538 1,1557 1,1574 1,159
50 1,1607 1,1623 1,1638 1,1658 1,1667 1,1681 1,1696 1,1708 1,1721 1,1734
60 1,1747 1,1759 1,177 1,1782 1,1793 1,1803 1,1814 1,1824 1,1834 1,1844
70 1,1854 1,1863 1,1873 1,1881 1,189 1,1898 1,1906 1,1915 1,1923 1,193
80 1,1938 1,1945 1,1953 1,1959 1,1967 1,1973 1,198 1,1987 1,1994 1,2001
90 1,2007 1,2013 1,2026 1,2032 1,2038 1,2044 1,2046 1,2049 1,2055 1,206
100 1,2065

Tabel 4.13. Reduced Variated (Yt)


Periode Ulang Reduced Variate
2 0,3665
5 1,4999
10 2,2502
20 2,9606
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
200 5,2960
500 6,2140
1000 6,9190
5000 8,5390
10000 9,9210

Distribusi Tipe I Gumbel, mempunyai koefisien kemencengan


(Coefficient of skewness) atau CS = 1,139.

d. Distribusi Log Pearson III

Bab IV - 16
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Distribusi Log Pearson Tipe III atau Distribusi Extrim Tipe III
digunakan untuk analisis variable hidrologi dengan nilai varian
minimum misalnya analisis frekwensi distribusi dari debit
minimum (low flows). Perhitungannya adalah sebagai berikut :

1). Nilai rata-rata

LogX=
∑ log X
n

2). Standar Deviasi

Sx=
√ ∑ ( log x−log X )2
n−1

3). Koefisien kemencengan

n ∑ ( log xi−log X )
3
Cs=
( n−1 )( n−2 ) Si 3

Logartitma curah hujan dengan periode ulang yang dikehendaki


dengan rumus :

log Xt =log X + k . Sx

Log Xt = logaritma curah hujan dalam periode ulang T


tahun (mm)

log X = rata-rata Log X


K = faktor frekuensi sebaran Log Pearson III
n = jumlah pengamatan
Cs = Koefisien Kemencengan
Untuk menentukan factor frekuensi Distribusi Log Pearson III
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.14. Distribusi Log Pearson III untuk Koefisien Kemencengan Cs


Kemenceng Periode Ulang (tahun)
an 2 5 10 25 50 100 200 500
Peluang (%)
(CS)
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1

3,0 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051 4,970 7,250


2,5 -0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652 6,600
2,2 -0,330 0,574 1,840 2,240 2,970 3,705 4,444 6,200
2,0 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 5,910
1,8 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 5,660

Bab IV - 17
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

1,6 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388 6,990 5,390


1,4 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110
1,2 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661 4,820
1,0 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,489 4,540
0,9 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401 4,395
0,8 -0,132 0,780 1,336 1,998 2,453 2,891 3,312 4,250
0,7 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223 4,105
0,6 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960
0,5 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815
0,4 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670
0,3 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 5,525
0,2 -0,033 0,831 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380
0,1 -0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400 2,670 3,235
0,0 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090
-0,1 0,017 0,836 1,270 1,761 2,000 2,252 2,482 3,950
-0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2,810
-0,3 0,050 0,830 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675
-0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2,540
-0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108 2,400
-0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016 2,275
-0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150
-0,8 0,132 0,856 1,166 1,488 1,606 1,733 1,837 2,035
-0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910
-1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800
-1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625
-1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465
-1,6 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,200 1,216 1,280
-1,8 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,089 1,097 1,130
-2,0 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 1,995 1,000
-2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907 0,910
-2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 1,798 0,799 0,800 0,802

Distribusi Log Pearson Tipe III, mempunyai koefisien


kemencengan (Coefficient of skewness) atau CS ≠ 0.

4.2.6. Uji Keselarasan Distribusi


Untuk menentukan distribusi mana yang palng tepat
menggambarkan keadaan data, maka perlu dilakukan uji
keselarasan distrtibusi. Uji keselarasan yang digunakan adalah Uji
Smirniv Kolmogorov dan Uji Chi Kuadrat.

Bab IV - 18
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

a. Uji Smirnov Kolmogorov


1). Dasar Teori
Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih
sederhana dibanding dengan pengujian dengan cara
Chi-Kuadrat. Dengan membandingkan kemungkinan
(probability) untuk setiap variat, dari distribusi empiris
dan teoritisnya, akan terdapat perbedaan (∆ ) tertentu
(Soewarno, 1995).

Apabila harga ∆ max yang terbaca pada kertas


probabilitas kurang dari ∆ kritis untuk suatu derajat nyata
dan banyaknya variat tertentu, maka dapat disimpulkan
bahwa penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh
kesalahan-kesalahan yang terjadi secara kebetulan
(Soewarno, 1995).

Rumus :

Pmax P(xi)
α= −
P(x) ∆ cr

Tabel 4.15. Nilai Delta Kritis ntuk Uji Keselarasan Smirnov


Kolmogorov
α
N
0,2 0,1 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,30 0,34 0,00
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,20 0,23 0,27
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,20 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
n>50 1,07/n 1,22/n 1,36/n 1,693/n

Bab IV - 19
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2). Hasil Uji Smirnov Kolmogorov


a. DAS Penggaron

Tabel 4.16. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Penggaron

b. DAS Kali Candi

Tabel 4.17. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Kali Candi

Bab IV - 20
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

c. DAS Kali Bajak

Tabel 4.18. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Kali Bajak

d. DAS Kali Kedung Mundu

Tabel 4.19. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Kali Kedung Mundu

b. Uji Chi Square


1). Dasar Teori
Uji keselarasan distribusi ini digunakan pengujian Chi-
kuadarat yang dimaksudkan untuk menentukan apakah
persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat
mewakili dari distribusi statistik sample data yang
dianalisis. Rumus yang digunakan adalah :
G
( Ef −Of )2
X =∑
2

i=1 Ef

Dimana :

Bab IV - 21
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

X2 :
harga chi-kuadrat
G :
jumlah sub-kelompok
Of :
frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
Ef :
frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian
kelasnya
Adapun prosedur pengujian Chi-kuadrat adalah sebagai
berikut :

a). Urutkan data pengamatan dari yang terbesar ke


yang terkecil atau sebaliknya
b). Hitung jumlah kelas yang ada yaitu Nc = 1 + 1,33 ln
(n)
c). Dalam pembagian kelas disarankan agar dalam
masing-masing kelas terdapat minimal tiga buah
data pengamatan.
d). Tentukan derajat kebebasan (DK) = G-P-1 (nilai P =
2 untuk distribusi normal dan binomial, untuk
distribusi poisson dan Gumbel nilai P = 1)
e). Hitung n
f). Nilai Ef = jumlah data ( n )/Jumlah kelas
g). Tentukan nilai Of untuk masing-masing kelas
( Ef −Of )2
h). Jumlah G Sub-group untuk menentukan
Ef
nilai Chi-Kuadrat
i). Didapat nilai X2, harus <X2 ktitik yang didapat dari
tabel

Bab IV - 22
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.20. Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Kuadrat


Derajat Kepercayaan
Dk 0,00
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01
5

0,000039 0,00015 0,00098 0,0039


1 3,841 5,024 6,635 7,879
3 7 2 3
10,59
2 0,100 0,0201 0,0506 0,103 5,991 7,378 9,210
7
11,34 12,83
3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348
5 8
11,14 13,27 14,86
4 0,207 0,297 0,484 0,711 9,488
3 7 0
11,07 12,83 15,08 16,75
5 0,412 0,554 0,831 1,145
0 2 6 0
12,59 14,44 16,81 18,54
6 0,676 0,872 1,237 1,635
2 9 2 8
14,06 16,01 18,47 20,27
7 0,989 1,239 1,69 2,167
7 3 5 8
15,50 17,53 21,95
8 1,344 1,646 2,18 2,733 20,09
7 5 5
16,91 19,02 21,66 23,58
9 1,735 2,088 2,7 3,325
9 3 6 9
1 18,30 20,48 23,20 25,18
2,156 2,558 3,247 3,940
0 7 3 9 8
1 19,67 214,9 24,72 26,75
2,603 3,053 3,816 4,575
1 5 2 5 7
1 21,02 23,33 26,21 28,30
3,074 3,571 4,404 5,226
2 6 7 7 0
1 22,36 24,73 27,68 29,81
3,565 4,107 5,009 5,892
3 2 6 8 9
1 23,68 26,11 29,14 31,31
4,075 4,660 5,629 6,571
4 5 9 1 9
1 24,99 27,48 30,57 32,80
4,601 5,229 6,161 7,261
5 6 8 8 1
1 26,29 28,84 32,00 34,26
5,142 5,812 6,908 7,962
6 6 5 0 7
1 27,58 30,19 33,40 35,71
5,697 6,408 7,564 8,672
7 7 1 9 8
1 28,86 31,52 34,80 37,15
6,265 7,015 8,231 9,390
8 9 6 5 6
1 30,14 32,85 36,19 38,58
6,844 7,633 8,907 10,117
9 4 2 1 2
2 31,41 37,56 39,99
7,434 8,260 9,591 10,851 34,17
0 0 6 7
2 32,67 35,47 38,93 41,40
8,034 8,897 10,283 11,591
1 1 9 2 1
2 33,92 36,78 40,28 42,79
8,643 9,542 10,982 12,338
2 4 1 9 6
2 36,17 38,07 41,63 44,18
9,260 10,196 11,689 13,091
3 2 6 8 1
2 36,41 39,36 42,98 45,55
9,886 10,856 12,401 13,848
4 5 4 0 8
2 37,65 40,64 44,31 46,92
10,52 11,524 13,120 14,611
5 2 6 4 8
2 38,88 41,92 45,64 48,29
11,16 12,198 13,844 15,379
6 5 3 2 0
2 40,11 43,19 46,96 49,64
11,808 12,879 14,573 16,151
7 3 4 3 5
2 41,33 44,46 48,27 50,99
12,461 13,565 15,308 16,928
8 7 1 8 3
2 42,55 45,72 49,58 52,33
13,121 14,256 16,047 17,708
9 7 2 8 6
3 43,77 46,97 50,89 53,67
13,787 14,953 16,791 18,493
0 3 9 2 2

Bab IV - 23
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Jika setelah diuji dengan Chi-kuadrat pemilihan jenis


sebaran memenuhi syarat distribusi, maka curah hujan
rencana dapat dihitung.

Adapun kriteria penilaian hasilnya adalah sebagai berikut :

a). Apabila peluang lebih besar dari 5% maka


persamaan distribusi teoritis yang digunakan dapat
diterima.
b). Apabila peluang lebih kecil dari 1% maka persamaan
distribusi teoritis yang digunakan dapat diterima.
c). Apabila peluang antara 1% - 5%, maka tidak
mungkin mengambil keputusan, maka perlu
penambahan data.

Bab IV - 24
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2). Hasil Uji Chi Square


a). DAS Penggaron

Tabel 4.21. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS


Penggaron

Tabel 4.22. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal


DAS Penggaron

Tabel 4.23. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS


Penggaron

Bab IV - 25
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.24. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III
DAS Penggaron

b). DAS Kali Candi

Tabel 4.25. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS


Kali Candi

Tabel 4.26. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal


DAS Kali Candi

Tabel 4.27. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS


Kali Candi

Bab IV - 26
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.28. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III
DAS Kali Candi

c). DAS Kali Bajak

Tabel 4.29. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS


Kali Bajak

Tabel 4.30. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal


DAS Kali Bajak

Tabel 4.31. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS


Kali Bajak

Bab IV - 27
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.32. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III
DAS Kali Bajak

d). DAS Kali Kedung Mundu

Tabel 4.33. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS


Kali Kedung Mundu

Tabel 4.34. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal


DAS Kali Kedung Mundu

Tabel 4.35. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS


Kali Kedung Mundu

Bab IV - 28
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.36. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III
DAS Kali Kedung Mundu

4.2.7. Distribusi Terpilih

Berdasarkan uji kecocokan distribusi yang telah dilakukan, untuk


DAS Penggaron, DAS Kali Candi, DAS Kali Bajak dan DAS Kali
Kedung Mundu didapatkan bahwa distribusi Log Pearson III adalah
distribusi yang paling cocok dengan distribusi data curah hujan.

4.2.8. Curah Hujan Rancangan

Setelah jenis distribusi Log Pearson III ditetapkan sebagai distribusi


yang dapat mewakili data hujan di DAS Penggaron, DAS Kali Candi,
DAS Kali Bajak dan DAS Kali Kedung Mundu, maka perhitungan
kala ulang dapat dilakukan. Berikut adalah hasil perhitungan curah
hujan kala ulang, perhitungan curah hujan rancangan dilakukan
untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun.

Tabel 4.37. Perhitungan Kala Ulang Data Hujan DAS Penggaron (kiri) dan
DAS Kali Candi (kanan)

Kala Ulang Curah Hujan Kala Ulang Curah Hujan


No.
(Tahun) (mm) (Tahun) (mm)

1. 2 99,87 2 94,07
2. 5 122,06 5 120,94
3. 10 136,71 10 137,23
4. 25 155,32 25 156,44
5. 50 169,30 50 169,92
6. 100 183,41 100 182,79

Tabel 4.38. Perhitungan Kala Ulang Data Hujan DAS Kali Bajak (kiri) dan Kali
Kedung Mundu (kanan)

Bab IV - 29
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Kala Ulang Curah Hujan Kala Ulang Curah Hujan


No.
(Tahun) (mm) (Tahun) (mm)

1. 2 92,18 2 91,21
2. 5 111,82 5 111,51
3. 10 122,11 10 122,63
4. 25 132,92 25 134,75
5. 50 139,74 50 142,66
6. 100 145,71 100 149,81

4.2.9. Hujan Efektif

Curah hujan yang jatuh ke lahan tidak menjadi aliran permukaan


secara keseluruhan. Sebagian dari curah hujan yang menjadi aliran
permukaan disebut curah hujan efektif. Curah hujan efektif
dipegaruhi oleh kondisi DAS. Dalam analisa ini curah hujan efektif
diperhitungkan dengan menggunakan faktor Curve Number. Adapun
untuk daerah studi Curve Number adalah sebesar 83.23

Tabel 4.39. Perhitungan Curve Number

4.2.10. Metode Distribusi Hujan Jam-Jaman

Data hujan yang tercatat adalah curah hujan harian, sedangkan


untuk menggambarkan kejadian hujan yang sesungguhnya, data
hujan harian perlu dipenggal menjadi hujan jam-jaman. Berikut
adalah hasil perhitungan distribusi jam-jaman

Tabel 4.40. Distribusi Hujan DAS Penggaron

Bab IV - 30
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.41. Distribusi Hujan DAS Kali Candi

Tabel 4.42. Distribusi Hujan DAS Kali Bajak

Tabel 4.43. Distribusi Hujan DAS Kali Kedung Mundu

Bab IV - 31
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

4.3. ANALISA DEBIT RANCANGAN

4.3.1. HSS Nakayasu


Untuk mendapatkan debit rancangan, diperlukan perhitungan
transformasi curah hujan menjadi debit aliran. Metode yang
digunakan adalah metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu.

Rumus dari hidrograf satuan sintetis Nakayasu adalah :

A . R0
Q p=
3.6 ( 0.3 T p+ T 0.3 )

Dengan :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
R0 = Hujan satuan (mm)
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam)
T 0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak
sampai 30% dari debit puncak
A = Luas daerah pengaliran sampai outlet

Untuk menentukan Tp dan T 0,3 digunakan pendekatan rumus


sebagai berikut :

T p=t g +0,8 t r

T 0,3=α t g

T r=0,5t g sampai t g

tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak
banjir (jam), tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Sungai dengan panjang alur L  15 km :


tg = 0,4 + 0,058 L

b. Sungai dengan panjang alur L  15 km :


tg =0,21 L0,7

Bab IV - 32
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Dengan :

tr = Satuan Waktu hujan (jam)


 = Parameter hidrograf, untuk :
 = 2 => Pada daerah pengaliran biasa
 = 1,5 => Pada bagian naik hydrograf lambat, dan turun
cepat
 = 3 => Pada bagian naik hidrograf cepat, turun lambat

Gambar 4.8. Sketsa HSS Nakayasu

c. Pada waktu naik : 0 < t < Tp

( )
2,4
t
Q p=
Tp

Dimana :
Q(t) = Limpasan sebelum mencari debit puncak (m3/dt)

t = Waktu (jam)

d. Pada kurva turun (decreasing limb)


1). Selang nilai : 0  t  (Tp+T0,3)
( t−T p )
T 0,3
Q(t )=Q p . 0,3

2). Selang nilai : (Tp + T0,3)  t  (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)


( t−T p+ 0,5.T 0,3 )
1,5.T 0,3
Q(t )=Q p . 0,3

3). Selang nilai : t > (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)


( t−T p+ 0,5.T 0,3 )
2.T 0,3
Q(t )=Q p . 0,3

Bab IV - 33
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Rumus tersebut diatas merupakan rumus empiris, maka


penerapannya terhadap suatu daerah aliran harus didahului dengan
suatu pemilihan parameter-parameter yang sesuai yaitu Tp dan ,
dan pola distribusi hujan agar didapatkan suatu pola hidrograf yang
sesuai dengan hidrograf banjir yang diamati.

Hidrograf banjir dihitung dengan persamaan sebagai berikut :


n
Qk=∑ U i . P n−(i−1)
i=1

Dimana :
Qk = Debit Banjir pada jam ke - k
Ui = Ordinat hidrograf satuan (I = 1, 2, 3 ...... .n)
Pn = Hujan netto dalam waktu yang berurutan (n = 1,2,..n)
Bf = Aliran dasar (base flow)

4.3.2. Hasil Perhitungan Hidrograf Nakayasu


Dari hasil perhitungan HSS Nakayasu didapatkan debit rancangan
untuk berbagai kala ulang:

a. DAS Penggaron

Tabel 4.44. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Penggaron

Bab IV - 34
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

b. DAS Kali Candi

Tabel 4.45. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Candi

c. DAS Kali Bajak


Tabel 4.46. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Bajak

d. DAS Kali Kedung Mundu

Tabel 4.47. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Kedung Mundu

Bab IV - 35
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

4.3.3. Hasil Perhitungan Hidrograf Nakayasu


Dari hasil perhitungan HSS Nakayasu didapatkan debit rancangan
untuk berbagai kala ulang:

a. DAS Penggaron

Tabel 4.48. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS


Penggaron

b. DAS Kali Candi

Tabel 4.49. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali


Candi

c. DAS Kali Bajak

Tabel 4.50. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali


Bajak

Bab IV - 36
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

d. DAS Kali Kedung Mundu

Tabel 4.51. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali


Kedung Mundu

4.3.4. HSS ITB I dan II


HSS ITB-1 memiliki persamaan lengkung naik dan lengkung turun
seluruhnya yang dinyatakan dengan satu persamaan yang sama
yaitu:

{ }
∝ Cp
1
q ( t )=exp 2−t−
t

HSS ITB-2 memiliki persamaan lengkung naik dan lengkung turun


yang dinyatakan dengan dua persamaan yang berbeda yaitu :

Lengkung naik (0 < t < 1)



q ( t )=t

Lengkung turun (t > 1 s/d ∞)

q ( t )=exp {1−t }
βC p

Debit puncak dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

R A DAS
Qp=
3.6 Tp A HSS

Dengan :

Qp = debit puncak hidrograf satuan (m3/s),


R = curah hujan satuan (1 mm),
Tp = waktu puncak (jam),

Bab IV - 37
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

ADAS = luas DAS (km2) dan,


AHSS = luas HSS tak berdimensi yang dapat dihitung secara
exact atau secara numerik.

Rumus standar untuk time lag yang digunakan adalah


penyederhanaan dari rumus Snyder sebagai berikut :
0,6
TL=Ct 0,81225 L

Dengan
TL = time lag (jam),
Ct = koefisien waktu (untuk proses kalibrasi),
L = panjang sungai (km).

4.3.5. Hasil Perhitungan HSS ITB I


a. DAS Kali Penggaron

b. DAS Kali Candi

c. DAS Kali Bajak

Bab IV - 38
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

d. DAS Kali Kedung Mundu

4.3.6. Hasil Perhitungan HSS ITB II


a. DAS Kali Penggaron

b. DAS Kali Candi

c. DAS Kali Bajak

Bab IV - 39
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

d. DAS Kali Kedung Mundu

4.3.7. Metode Banjir Rancangan Terpilih


Berikut adalah hasil perhitungan debit banjir rancangan dengan
berbagai metode.

a. Kali Penggaron

b. Kali Candi

c. Kali Bajak

Bab IV - 40
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

d. Kali Kedung Mundu

Dari beberapa metode yang telah diperhitungkan, metode terpilih


adalah HSS Nakayasu. Berikut adalah debit kala ulang di keempat
DAS yang telah diperhitungkan

4.3.8. Perbandingan Dengan Hasil Studi Terdahulu


Dari studi-studi sebelumnya telah dilakukan perhitungan mengenai
debit banjir di DAS Pucang Gading. Beberapa studi terakhir selalu
mengacu pada Studi DD Sungai Dolok-Penggaron (Banjir Kanal
Timur-Dombo Sayung) tahun 2008. Pada studi tersebut nilai debit
banjir kala ulang pada DAS Pucang Gading adalah sebagai berikut :

Tabel 4.52. Debit Rencana DAS Penggaron Titik Kontrol


Bendung Pucang Gading

Kala Ulang (tahun) Q DAS Pucang Gading (m3/s)

5 th 340
25 th 500
50 th 580
100 th 660

Bab IV - 41
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Sedangkan untuk anak sungai yang bermuara di KBT debit


rancangan 50 tahun adalah sebagai berikut:

Kali Kedung Mundu Kali Bajak Kali Candi

90 40 30

4.3.9. Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan, didapatkan bahwa debit kala
ulang yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari analisa pada studi
sebelumnya, sehingga data debit yang telah digunakan sebagai
perencanaan selama ni dapat digunakan.

4.4. DATA PASANG SURUT

Data pasang surut diambil dari Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia
2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut.
Untuk muara BKT, data pasang surut diambil dari Pelabuhan Semarang
dengan koordinat Lat : 06o 57’ 16.20” S Long 110o 25’ 19.13” T. Didapatkan
elevasi pasang tertinggi + 1.10.

4.5. ANALISA HIDROLIKA

4.5.1. Metode Analisa Hidraulika


Analisa hidraulika dilakukan dengan menggunakan bantuan software
HEC-RAS. Software ini sudah umum digunakan di Indonesia dalam
pekerjaan analisa hidraulika. Software ini dapat diunduh secara
gratis dan proses instalasi maupun pemakaiannya relatif mudah.

Analisa hidrolika dilakukan Pada Kondisi Existing dengan Q2

Dilakukan dalam rangka dalam rangka melihat kondisi pengaliran


saat ini pada kondisi tampang saluran dan bangunan sungai yang
ada saat ini. Melalui pemodelan ini akan dapat dikonfirmasi bagian
bagian sungai yang tiap tahun meluap dan tidak pernah meluap.
Berdasarkan informasi yang ada, bagian dari sungai yang meluap

Bab IV - 42
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

tiap tahun umumnya ruas dari Jembatan Mojopahit sampai dengan


muara, sedangkan dari jembatan Mojopahit ke arah hulu tidak
pernah meluap.

4.5.2. Software HEC-RAS


HEC-RAS adalah sebuah paket program analisa hidraulika yang
terintegrasi, di mana pengguna akan dimudahkan dengan adanya
sistem Graphical User Interface (GUI). HEC-RAS memiliki
kemampuan untuk melakukan perhitungan profil permukaan air pada
aliran steady, unsteady dan dilengkapi dengan analisis transportasi
sedimen dan desain bangunan air serta analisis kualitas air. Berikut
adalah tampilan layar utama software HEC-RAS.

Gambar 4.9. Tampilan Layar Utama Software HEC-RAS

4.5.3. Persamaan Yang Digunakan


Hitungan Hidraulika aliran pada dasarnya adalah mencari kedalaman
dan kecepatan aliran di sepanjang alur yang ditimbulkan oleh debit
yang masuk ke dalam alur dan kedalaman aliran di batas hilir. Pada
aliran permanen, HEC-RAS memakai persamaan energy, kecuali di
tempat-tempat yang kedalaman alirannya melewati kedalaman kritis.
Di tempat terjadi loncat air, pertemuan alur, dan aliran dangkal
melalui jembatan, HEC-RAS memakai persamaan (kekekalan)
momentum. Di tempat terjadi terjunan, aliran melalui peluap, dan
aliran melalui bendung, HEC-RAS memakai persamaan-persamaan
empiris.

Persamaan Energi

Bab IV - 43
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Untuk aliran permanen, HEC-RAS menghitung profil muka air di


sepanjang alur urut dari satu tampang lintang ke tampang lintang
berikutnya. Muka air dihitung dengan memakai persamaan energy
yang diselesaikan dengan metode yang dikenal sebagai standard
step method. Persamaan energy antara dua tampang lintang
dituliskan dalam bentuk berikut :

α 2 V 22 α 1 V 12
Y 2 + Z2 + =Y 2+ Z 1 + +he
2g 2g
Keterangan variabel-variabel dalam persamaan di atas adalah:

Y1, Y2 = kedalaman aliran,


Z1, Z2 = elevasi dasar saluran,
V1, V2 = kecepatan rata-rata (debit dibagi luas tampang basah)
α1, α2 = koefisien,
g = percepatan gravitasi,
he = kehilangan tinggi energy.

Gambar 4.10. Diagram Aliran Berubah Beraturan

4.5.4. Pelaksanaan Pemodelan


Dalam analisa kali ini digunakan analisa aliran satu dimensi untuk
aliran steady. Analisa ini banyak dilakukan dalam perencanaan
perbaikan sungai dan penanggulangan banjir terutama dalam
menentukan kedalaman saluran, elevasi puncak tanggul dan daerah
genangan, elevasi jembatan dan sebagainya.

a. Pemodelan Kondisi Eksisting (mencari Full Bank Capacity)

Bab IV - 44
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

1). Pemodelan Geometri


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan
terhadap Sungai BKT kondisi eksisting.

2). Pemodelan Aliran


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan aliran
pada debit tertentu, sehingga didapatkan kondisi full bank
capacity.

Yang menjadi kondisi batas hilir adalah elevasi muka air


pasang tertinggi.

3). Hasil Pemodelan


Pemodelan dilakukan untuk mendapatkan Full Bank
Capacity BKT. Berikut adalah hasil pemodelannya.
BKT Plan: Eksisting 1/15/2018
bkt P.GADING- MUARA
30 Legend

WS PF 4
Ground
25
LOB

ROB

20

15
Elevation (m)

10

-5
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Main Channel Distance (m)

Gambar 4.11. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi


Full Bank Capacity STA 3+100 (Sawah Besar)

Bab IV - 45
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

bkt 0-14700 Plan: Plan 1 1/20/2018

.03 .03
4.5 Legend

WS PF 5
Ground

4.0 Levee
Bank Sta

3.5

3.0

Elevation (m)
2.5

2.0

1.5

1.0
0 20 40 60 80 100 120
Station (m)

Gambar 4.12. Hasil Pemodelan Penampang Melintang Kondisi


Full Bank Capacity STA 3+100 (Sawah Besar)

Dari gambar di atas didapatkan full bank capacity BKT


sebesar 100 m3/s.

b. Pemodelan Kondisi Eksisting (dengan debit rencana Desain


2016)

1). Pemodelan Geometri


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan
terhadap Sungai BKT kondisi eksisting.

2). Pemodelan Aliran


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan aliran
dalam 3 segmen. Segmen I dari Bendung Pucang Gading
sampai dengan pertemuan dengan Kali Kedung Mundu
sebesar 140 m3/s. Segmen II dari pertemuan Kali Kedung
Mundu sampai dengan pertemuan Kali Candi sebesar 220
m3/s. Segmen III dari pertemuan Kali Candi sampai
dengan muara sebesar 260 m3/s.

Yang menjadi kondisi batas hilir adalah elevasi muka air


pasang tertinggi.

3). Hasil Pemodelan


Berikut adalah hasil pemodelannya :

Bab IV - 46
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

BKT Plan: Eksisting 1/15/2018


bkt P.GADING- MUARA
30 Legend

WS PF 5
Ground
25
LOB
ROB

20

15

Elevation (m)
10

-5
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Main Channel Distance (m)

Gambar 4.13. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi


Eksisting (dengan debit rencana Desain 2016)

Gambar 4.14. Hasil Pemodelan Penampang Melintang Kondisi


Eksisting (dengan debit rencana Desain 2016)

c. Pemodelan Kondisi Eksisting Sungai Penggaron (debit kala


ulang 2 tahun)

1). Pemodelan Geometri


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan
terhadap Sungai Penggaron kondisi eksisting.

2). Pemodelan Aliran


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan aliran
pada debit kala ulang 2 tahun.

Bab IV - 47
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Yang menjadi kondisi batas hilir adalah elevasi muka air di


mercu bendung.

3). Hasil Pemodelan


Berikut adalah hasil pemodelannya.
hulu bkt Plan: Running 2 1/18/2018
Penggaron Hulu
100 Legend

WS PF 1
Ground
LOB

ROB
80

60
Elevation (m)

40

20

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000


Main Channel Distance (m)

Gambar 4.15. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi


Eksisting Sungai Penggaron (debit kala ulang 2 tahun)

d. Pemodelan Kondisi Eksisting Sungai Penggaron (debit kala


ulang 50 tahun)

1). Pemodelan Geometri


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan
terhadap Sungai Penggaron kondisi eksisting.

2). Pemodelan Aliran


Dalam analisa hidraulika ini dilakukan pemodelan aliran
pada debit kala ulang 50 tahun.

Yang menjadi kondisi batas hilir adalah elevasi muka air di


mercu bendung.

3). Hasil Pemodelan


Berikut adalah hasil pemodelannya.

Bab IV - 48
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

hulu bkt Plan: Running 2 1/18/2018


Penggaron Hulu
100 Legend

WS PF 2
Ground
LOB
ROB
80

60

Elevation (m)
40

20

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000


Main Channel Distance (m)

Gambar 4.16. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi


Eksisting Sungai Penggaron (debit kala ulang 50 tahun)

4.5.5. Penampang Memanjang di Sungai Penggaron


Berikut adalah tampilan penampang memanjang Sungai Penggaron
dari Sta 14+700 sampai dengan Sta 29+500 dalam kondisi debit kala
ulang 2 tahun hingga 50 tahun.
hulu bkt Plan: Running 2 2/14/2018
Penggaron Hulu
100 Legend

WS PF 5
WS PF 4
90
WS PF 3

WS PF 2
WS PF 1
80
Ground
LOB
ROB
70

60
Elevation (m)

50

40

30

20

10
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Main Channel Distance (m)

Gambar 4.17. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang STA 14+700 s/d STA
29+500 Sungai Penggaron (debit kala ulang 2 s/d 50 tahun)

Bab IV - 49
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Dari grafik di atas dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :

a. Pada saat kondisi debit kala ulang 2 tahun (Q2 di Bendung


Pucang Gading = 272 m3/s), tidak terjadi luapan di Sungai
Penggaron.
b. Pada saat kondisi debit kala ulang 5 tahun (Q5 di Bendung
Pucang Gading = 366 m3/s), tidak terjadi luapan di Sungai
Penggaron.
c. Pada saat kondisi debit kala ulang 10 tahun (Q10 di Bendung
Pucang Gading = 430 m3/s), terjadi luapan ke kiri di Sungai
Penggaron pada Sta 14+900 sampai dengan Sta 15+400.
d. Pada saat kondisi debit kala ulang 25 tahun (Q5 di Bendung
Pucang Gading = 512 m3/s), terjadi luapan ke kiri di Sungai
Penggaron pada Sta 14+700 sampai dengan Sta 16+000 dan
luapan ke kanan pada Sta 15+000 sampai dengan Sta 15+200.
e. Pada saat kondisi debit kala ulang 50 tahun (Q5 di Bendung
Pucang Gading = 575 m3/s), terjadi luapan ke kiri di Sungai
Penggaron pada Sta 14+700 sampai dengan Sta 16+500 dan
luapan ke kanan pada Sta 14+700 sampai dengan Sta 15+300.

4.5.6. Penampang Memanjang di Sungai BKT


Berikut adalah tampilan penampang memanjang Sungai BKT dari
Sta 0+000 sampai dengan Sta 14+700.
bkt 0-14700 Plan: Plan 1 2/14/2018
bkt semarang
30 Legend

WS PF 4
WS PF 5
25
WS PF 6
WS PF 7
WS PF 8
20
Ground
LOB
ROB
15
Elevation (m)

10

-5
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
Main Channel Distance (m)

Bab IV - 50
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Gambar 4.18. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang STA 0+000s/d STA


14+700 Sungai BKT

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa :

a. Full Bank Capacity Sungai BKT terjadi pada saat debit sebesar
100 m3/s.
b. Kondisi eksisting sungai BKT tidak dapat melewatkan debit
yang direncanakan (Q= 260 m 3/s), sehingga pekerjaan
normalisasi sangat direkomendasikan.

4.6. ANALISA PEMBAGIAN ALIRAN DI BENDUNG PUCANG GADING

4.6.1. Sistem Sungai Dolok - Penggaron


Sistem Sungai Dolok Penggaron yang berlokasi di kota Semarang
dan Kabupaten Demak meliputi:

a. Bendung Puncang Gading sebagai bangunan pembagi banjir


dan intake irigasi
b. K. Penggaron terletak sebelah hulu Bendung Puncang Gading
c. K. Babon terletak sebelah hilir bendung Puncang Gading
d. Banjir Kanal Timur (BKT) dengan 3 anak sungai yaitu K.
Kedung Mundu, K. Bajak dan K. Candi.
e. Saluran Banjir Dombo Sayung.

Untuk lebih jelasnya Sistem Sungai Dolok Penggaron dapat dilihat


pada gambar di bawah ini

4.6.2. Kapasitas Sungai


Berdasarkan “Study and Design of the East Floodway and
Dolok-Penggaron River System under Integrated Water
Resources and Flood Management Project for Semarang (JICA
Loan IP-534) 2016” didapatkan kapasitas sungai BKT adalah
sebesar 260 m3/s.

Sedangkan berdasarkan “Detail Desain Sistem Sungai Dolok –


Penggaron (Banjir Kanal Timur – Dombo Sayung) 2009”

Bab IV - 51
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

didapatkan kapasitas sungai Babon sebesar 350 m 3/s dan


kapasitas saluran Dombo Sayung sebesar 210 m3/s.

4.6.3. Pembagian Aliran di Bendung Pucang Gading


Dari studi terdahulu, didapatkan grafik yang merupakan
perbandingan antara debit aliran yang mengalir ke Sungai Babon
dan Sungai Sayung di bendung Pucang Gading, sebagai berikut.

220 m3/s 425m3/s

190 m3/s 380 m3/s

170 m3/s 330 m3/s

Sumber : “Detail Desain Sistem Sungai Dolok – Penggaron (Banjir Kanal Timur – Dombo Sayung) 2009”

Gambar 4.19. Grafik Hubungan Antara Elevasi Muka Air Dan Debit di
Bendung Pucang Gading dan Bendung Gergaji

Dari grafik di atas dapat dievaluasi kondisi kali Babon dan Sayung
saat banjir dalam berbagai level banjir.

Kali Sayung karena merupakan kali buatan yang dibuat untuk


mengurangi beban kali Babon dari kali Penggaron, maka tidak
mempunyai tambahan debit dari area yang dilalui, sedang kali Babon
merupakan kali alami sehingga mempunyai jaringan drainasi alami
yang masuk ke kali Babon, sehingga mempunyai tambahan debit
yang masuk ke kali Babon melalui jaringan drainasi yang ada.

Sesaat setelah bendung Pucang Gading, kali BKT masih mampu


menampung debit yang dialirkan dari bendung Pucang Gading,
namun di ruas BKT sebelah hilir, terdapat 3 anak sungai, yaitu

Bab IV - 52
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

sungai Kedung Mundu, sungai Bajak dan sungai Candi dengan debit
50 tahunan berturut turut sebesar 90 m 3/det, 40 m3/det, dan 30
m3/det, atau total 160 m3/det.

Berdasarkan grafik hubungan antara elevasi muka air dan debit di


Bendung Pucang Gading dan Bendung Gergaji, dibuat kajian berapa
debit yang dialirkan ke Sungai Babon dan Sayung untuk setiap kala
ulang dan kondisi siaga.

Bab IV - 53
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Asumsi:

1. Kejadian Hujan Kala Ulang terjadi serentak di semua DAS.


2. Debit yang dilepas ke BKT pada saat kondisi siaga ditentukan dari manual operasi yang telah dibuat.
3. Debit yang dilepas ke BKT pada saat kondisi Q2, 5 dan 50 adalah 100 m 3/s.

Tabel 4.53. Hasil Pemodelan

Bab IV - 54
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

4.6.4. Pengaturan Pintu Air BKT untuk Kondisi Saat ini


Yang dimaksud kondisi saat ini adalah kondisi existing alur BKT saat
pelaksanaan inventarisasi dan survey pengukuran dilaksanakan
dimana upaya pemeliharaan belum dilakukan.

Dari hasil pemodelan hidraulik, pada kondisi tampang sungai existing,


kapasitas alur BKT saat full bank adalah 45 m 3/det (periksa 3.5.4.a.
Pemodelan Kondisi Existing)

Gambar 4.20. Gambar Hasil Pemodelan Kondisi Full Bank Capacity Sta 3+550

Debit kali Penggaron dengan kala ulang 50 tahun di bendung Pucang


Gading adalah 580 m3/det.

Kapasitas BKT pada kondisi existing hanya 100 m3/det, sedang kali
Babon dengan kapasitas 350 m 3/det, hanya mempunyai debit tersisa
untuk ditampung dari kali Penggaron sebesar 350 m 3/det – 104 m3/det
= 246 m3 det. Berdasarkan gambar grafik dibawah ini, debit sebesar
itu akan mengalir pada elevasi +25.80. pada elevasi 25.80, debit yang
mengalir ke kali Sayung adalah 110 m 3 detik, sehingga debit yang
harus dialirkan ke kali BKT adalah (580 – 246 – 110) m 3/det = 224
m3/det, ini adalah tidak mungkin karena jauh di atas kapasitas BKT
pada kondisi existing yang hanya 100 m3/det.

Bab IV - 55
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

110 m3/s 246 m3/s

Jadi pada situasi ini, debit yang dapat dialirkan ke kali BKT hanya 100
m3/det, dengan resiko kali Babon akan meluap jika dalam waktu
bersamaan debit dengan kala ulang 50 tahun dari anak kali Babon
datang. Kali BKT juga akan meluap jika anak kali BKT banjir dalam
waktu bersamaan.

4.7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.7.1. Kesimpulan
a. Pada saat anak-anak sungai di BKT bersama-sama mencapai
debit kala ulang 50 tahun, maka debit yang bisa dialirkan ke BKT
setelah normalisasi adalah 100 m3/s.
b. Karena kapasitas existing BKT saat ini hanya 100 m3
/det, maka
pada saat kali Penggaron banjir, pintu ke BKT hanya dapat
dibuka untuk mengalirkan debit max 45 m 3/det, dengan catatan
dalam waktu yang sama anak-anak sungai di BKT tidak banjir.
c. Saluran Dombo Sayung tidak pernah terluapi dalam kondisi Siaga
I, II dan III maupun saat Q50.
d. Pada saat Q50, Saluran Dombo Sayung masih dapat
menampung tambahan debit sebesar 50 m3/s.

Bab IV - 56
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

4.7.2. Rekomendasi
a. Penambahan debit ke Saluran Dombo Sayung dapat dilakukan
dengan memanfaatkan pembukaan pintu penguras.
b. Kondisi debit kala ulang di semua DAS belum tentu terjadi
bersamaan, sehingga pelepasan debit BKT seharusnya
ditentukan dari kondisi di hilir pertemuan anak sungai. Untuk itu,
diperlukan alat ukur tinggi muka air yang terintegrasi dengan
Pintu Air BKT di Bendung Pucang Gading.
c. Kapasitas Kali Babon sering terluapi, sehingga disarankan
diadakan penanganan alur yang dapat menambah kapasitas alur
Kali Babon.

Bab IV - 57
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

BAB IV ANALISA HIDROLOGI.................................................................................................. 1


DAN HIDROLIKA........................................................................................................................... 1
4.1. UMUM............................................................................................................................................ 1
4.1.1. Lokasi Daerah Studi............................................................................................................... 1
4.1.2. Tata Guna Lahan..................................................................................................................... 2
4.2. ANALISA CURAH HUJAN RANCANGAN.................................................................................2
4.2.1. Stasiun Curah Hujan.............................................................................................................. 2
4.2.2. Curah Hujan Maksimum......................................................................................................... 2
4.2.3. Curah Hujan Wilayah.............................................................................................................. 3
4.2.4. Statistik Dasar Data Curah Hujan Wilayah..............................................................................6
4.2.5. Jenis Distribusi Statistik.......................................................................................................... 12
4.2.6. Uji Keselarasan Distribusi........................................................................................................ 17
4.2.7. Distribusi Terpilih...................................................................................................................... 27
4.2.8. Curah Hujan Rancangan.......................................................................................................... 27
4.2.9. Hujan Efektif............................................................................................................................... 28
4.2.10. Metode Distribusi Hujan Jam-Jaman.................................................................................28
4.3. ANALISA DEBIT RANCANGAN............................................................................................... 30
4.3.1. HSS Nakayasu........................................................................................................................... 30
4.3.2. Hasil Perhitungan Hidrograf Nakayasu..................................................................................32
4.3.3. Hasil Perhitungan Hidrograf Nakayasu..................................................................................34
4.3.4. HSS ITB I dan II...................................................................................................................... 35
4.3.5. Hasil Perhitungan HSS ITB I................................................................................................ 36
4.3.6. Hasil Perhitungan HSS ITB II............................................................................................... 37
4.3.7. Metode Banjir Rancangan Terpilih.....................................................................................38
4.3.8. Perbandingan Dengan Hasil Studi Terdahulu.......................................................................39
4.3.9. Kesimpulan................................................................................................................................ 40
4.4. DATA PASANG SURUT............................................................................................................ 40
4.5. ANALISA HIDROLIKA............................................................................................................... 40
4.5.1. Metode Analisa Hidraulika................................................................................................... 40
4.5.2. Software HEC-RAS............................................................................................................... 41
4.5.3. Persamaan Yang Digunakan............................................................................................... 41
4.5.4. Pelaksanaan Pemodelan...................................................................................................... 42
4.5.5. Penampang Memanjang di Sungai Penggaron................................................................47
4.5.6. Penampang Memanjang di Sungai BKT............................................................................48
4.6. ANALISA PEMBAGIAN ALIRAN DI BENDUNG PUCANG GADING.....................................49
4.6.1. Sistem Sungai Dolok - Penggaron.......................................................................................... 49
4.6.2. Kapasitas Sungai....................................................................................................................... 49
4.6.3. Pembagian Aliran di Bendung Pucang Gading.....................................................................50
4.6.4. Pengaturan Pintu Air BKT untuk Kondisi Saat ini................................................................53
4.7. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.......................................................................................54
4.7.1. Kesimpulan................................................................................................................................ 54
4.7.2. Rekomendasi............................................................................................................................. 55

GAMBAR
Gambar 4.1. Peta DAS Lokasi AKNOP BKT.......................................................................1
Gambar 4.2. Metode Polygon Thiessen..............................................................................4
Gambar 4.3. Polygon Thiessen Wilayah Studi...................................................................5
Gambar 4.4. Statistik Dasar Data Hujan DAS Penggaron.................................................9
Gambar 4.5. Statistik Dasar Data Hujan DAS Kali Candi.................................................10
Gambar 4.6. Statistik Dasar Data Hujan DAS Kali Bajak.................................................11
Gambar 4.7. Statistik Dasar Data Hujan DAS Kali Kedung Mundu.................................12
Gambar 4.8. Sketsa HSS Nakayasu..................................................................................31
Gambar 4.9. Tampilan Layar Utama Software HEC-RAS.................................................41
Gambar 4.10. Diagram Aliran Berubah Beraturan...........................................................42

Bab IV - 58
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Gambar 4.11. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi Full Bank Capacity
STA 3+100 (Sawah Besar).................................................................................................43
Gambar 4.12. Hasil Pemodelan Penampang Melintang Kondisi Full Bank Capacity STA
3+100 (Sawah Besar)..........................................................................................................44
Gambar 4.13. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi Eksisting (dengan
debit rencana Desain 2016)...............................................................................................45
Gambar 4.14. Hasil Pemodelan Penampang Melintang Kondisi Eksisting (dengan debit
rencana Desain 2016).........................................................................................................45
Gambar 4.15. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi Eksisting Sungai
Penggaron (debit kala ulang 2 tahun)...............................................................................46
Gambar 4.16. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang Kondisi Eksisting Sungai
Penggaron (debit kala ulang 50 tahun).............................................................................47
Gambar 4.17. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang STA 14+700 s/d STA 29+500
Sungai Penggaron (debit kala ulang 2 s/d 50 tahun).......................................................47
Gambar 4.18. Hasil Pemodelan Penampang Memanjang STA 0+000s/d STA 14+700
Sungai BKT......................................................................................................................... 49
Gambar 4.19. Grafik Hubungan Antara Elevasi Muka Air Dan Debit di Bendung Pucang
Gading dan Bendung Gergaji............................................................................................50
Gambar 4.20. Gambar Hasil Pemodelan Kondisi Full Bank Capacity Sta 3+550...........53

TABEL
Tabel 4.1. Tata Guna Lahan Kota Semarang....................................................................................2
Tabel 4.2. Data Curah Hujan Maksimum Stasiun Curah Hujan (2007-2016)................................3
Tabel 4.3. Proporsi Pengaruh Stasiun Hujan terhadap Luasan DAS.............................................5
Tabel 4.4. Perhitungan Curah Hujan Areal (Polygon Thiessen) DAS Penggaron, Kali Candi,
Kali Babak dan Kedung Mundu........................................................................................................6
Tabel 4.5. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Penggaron........................................................8
Tabel 4.6. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Kali Candi.......................................................9
Tabel 4.7. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Kali Bajak.....................................................10
Tabel 4.8. Statistik Dasar Data Curah Hujan DAS Kali Kedung Mundu.....................................11
Tabel 4.9. Faktor Frekuensi Normal................................................................................................13
Tabel 4.10. Standar Variabel (Kt)....................................................................................................14
Tabel 4.11. Reduced Mean (Yn).......................................................................................................15
Tabel 4.12. Reduced Standard Deviation (Sn).................................................................................15
Tabel 4.13. Reduced Variated (Yt)...................................................................................................15
Tabel 4.14. Distribusi Log Pearson III untuk Koefisien Kemencengan Cs...................................16
Tabel 4.15. Nilai Delta Kritis ntuk Uji Keselarasan Smirnov Kolmogorov..................................18
Tabel 4.16. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Penggaron.........................................................19
Tabel 4.17. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Kali Candi.........................................................19
Tabel 4.18. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Kali Bajak.........................................................20
Tabel 4.19. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov DAS Kali Kedung Mundu........................................20
Tabel 4.20. Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Kuadrat...................................................................22
Tabel 4.21. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS Penggaron.......................................23
Tabel 4.22. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal DAS Penggaron...............................23
Tabel 4.23. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS Penggaron......................................23
Tabel 4.24. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III DAS Penggaron.........................24
Tabel 4.25. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS Kali Candi......................................24
Tabel 4.26. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal DAS Kali Candi...............................24
Tabel 4.27. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS Kali Candi......................................24
Tabel 4.28. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III DAS Kali Candi.........................25
Tabel 4.29. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS Kali Bajak.......................................25
Tabel 4.30. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal DAS Kali Bajak...............................25
Tabel 4.31. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS Kali Bajak......................................25
Tabel 4.32. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III DAS Kali Bajak.........................26

Bab IV - 59
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 4.33. Hasil Uji Square untuk Distribusi Normal DAS Kali Kedung Mundu......................26
Tabel 4.34. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Normal DAS Kali Kedung Mundu..............26
Tabel 4.35. Hasil Uji Square untuk Distribusi Gumbel DAS Kali Kedung Mundu.....................26
Tabel 4.36. Hasil Uji Square untuk Distribusi Log Pearson III DAS Kali Kedung Mundu........27
Tabel 4.37. Perhitungan Kala Ulang Data Hujan DAS Penggaron (kiri) dan DAS Kali Candi
(kanan)...............................................................................................................................................27
Tabel 4.38. Perhitungan Kala Ulang Data Hujan DAS Kali Bajak (kiri) dan Kali Kedung
Mundu (kanan)..................................................................................................................................28
Tabel 4.39. Perhitungan Curve Number..........................................................................................28
Tabel 4.40. Distribusi Hujan DAS Penggaron.................................................................................29
Tabel 4.41. Distribusi Hujan DAS Kali Candi.................................................................................29
Tabel 4.42. Distribusi Hujan DAS Kali Bajak.................................................................................29
Tabel 4.43. Distribusi Hujan DAS Kali Kedung Mundu................................................................29
Tabel 4.44. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Penggaron.....................................................32
Tabel 4.45. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Candi....................................................33
Tabel 4.46. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Bajak.....................................................33
Tabel 4.47. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Kedung Mundu....................................33
Tabel 4.48. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Penggaron.....................................................34
Tabel 4.49. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Candi....................................................34
Tabel 4.50. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Bajak.....................................................34
Tabel 4.51. Hasil Perhitungan Debit Rencana DAS Kali Kedung Mundu....................................35
Tabel 4.52. Debit Rencana DAS Penggaron Titik Kontrol Bendung Pucang Gading..................39
Tabel 4.53. Hasil Pemodelan.............................................................................................................52

Bab IV - 60

Anda mungkin juga menyukai