Anda di halaman 1dari 55

Laporan Akhir

Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN

2.1. PENDEKATAN STUDI

2.1.1. Pendekatan Secara Umum


Sungai memiliki peranan penting dalam menunjang kesejahteraan
masyarakat, seperti penunjang produksi pertanian, penyediaan air bersih,
konservasi dan lain sebagainya. Sungai juga mempunyai potensi daya
rusak yang dapat ditimbulkan oleh faktor alam maupun pengaruh perilaku
manusia yang menyebabkan menurunnya fungsi sungai, misalnya bencana
banjir, kekeringan atau sedimentasi.

Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat telah berupaya keras


dengan membangun sarana dan prasarana sungai guna meningkatkan
manfaat sungai, mempertahankan keberlangsungan fungsi sungai, serta
mengendalikan daya rusak yang ditimbulkan, yang kesemuanya bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan sarana dan
prasarana sungai dilakukan di seluruh wilayah Indonesia termasuk di
Sungai BKT.

Berbagai upaya yang bersifat rekayasa struktur perlu dilakukan untuk


mempertahankan kondisi dan fungsi suatu bangunan agar selalu
mempunyai manfaat dan fungsi sebagaimana yang direncanakan. Salah
satu upaya yang dilakukan yaitu dengan tindakan operasi dan
pemeliharaan. Semua prasarana sungai yang telah dibangun harus diikuti
dengan upaya operasi dan pemeliharaan yang tepat agar fungsinya dapat
dipertahankan dengan usia guna yang panjang.

Selama ini pelaksanaan kegiatan OP belum menyentuh langsung pada


titik-titik prasarana sungai yang sangat memerlukan pemeliharaan dan
belum tepat sasaran. Oleh karena itu, untuk menangani permasalahan
tersebut, PT. Barunadri Engineering Consultant akan melakukan pekerjaan
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai yang di
dalamnya mencakup kegiatan pengumpulan data inventarisasi sarana /
prasarana pengendali banjir beserta penilaian kondisinya.

Bab II - 1
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2.1.2. Pendekatan Teknis


Pendekatan teknis merupakan ujung tombak dari rencana implementasi
yang pada hakekatnya sangat berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Pendekatan teknis difokuskan pada bagaimana pekerjaan ini dilakukan
agar apa yang menjadi harapan kita semua mampu berdayaguna secara
optimal.

Standar Teknis dalam kegiatan Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai


BKT dan AKNOP Sungai, yaitu Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(NSPK) yang berlaku di Indonesia. Pada umumnya yaitu Standar Nasional
Indonesia (SNI), serta teori/kajian teknis yang masih berlaku. Untuk
pekerjaan ini dipakai Norma, Standar, Prosedur, Kriteria yang diterbitkan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum atau Intansi yang berwenang. Apabila
diperlukan perubahan penggunaan standar tersebut atas persetujuan
direksi pekerjaan.

Hasil yang baik hanya dapat dijamin apabila hasil analisis benar serta
disertai dengan penerapan peraturan-peraturan, kode-kode dan standar-
standar resmi, yang telah tercantum dalam dokumen kontrak ataupun
sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang didapat perusahaan dari
pekerjaan-pekerjaan lain yang sejenis.

Berdasarkan uraian tugas yang terangkum di dalam Kerangka Acuan Kerja


(KAK), Penyedia Jasa mempunyai kewajiban menganalisis problematik
yang selanjutnya menemukan pemecahan yang terbaik untuk pekerjaan
studi ini. Pendekatan pada permasalahan pekerjaan ini adalah
pengumpulan data dan informasi. Untuk memperoleh data dan informasi
komprehensif yang mempunyai keterkaitan dengan institusi lain dalam
menangani permasalahan, perlu dilakukan kegiatan studi literatur
berdasarkan buku-buku yang sudah dirilis secara resmi oleh pihak
berwenang.

Dengan kegiatan studi literatur ini telah banyak diperoleh informasi yang
sangat berharga dalam melaksanakan pekerjaan ini. Banyaknya informasi
yang didapat akan membawa kita untuk berfikir yang realistis dalam
melaksanakan pekerjaan sehingga langkah-langkah dan skenario yang
diterapkan benar-benar berbasis kepada alur fikir yang rasional, jelas dan
terarah. Kemudian dilanjutkan dengan membuat analisa berdasarkan data
dan informasi yang ada.

Bab II - 2
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2.1.3. Dasar Hukum


Dasar hukum yang digunakan dalam dalam Penyusunan Penilaian Kinerja
Sungai BKT dan AKNOP Sungai ini adalah sebagai berikut :

a. Undang-undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.


b. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
c. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tanggal 11 Februari 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai.
f. Peraturan Menteri PU No. 02/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Bidang PU yang menunjuk kewenangan
Pemerintah dan dilaksanakan sendiri.
g. Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.
h. Surat Edaran No. 05/SE/D/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta
Pemeliharaan Sungai.
i. Permen PUPR No. 4 tahun 2015 tanggal 18 Maret 2015 tentang
Kriteria Penetapan Wilayah Sungai.
j. Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 tanggal 20 Mei 2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
k. DIPA Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Pemali
Juana TA. 2017.

2.2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, perlu disusun suatu


metodologi yang sistematis. Berdasarkan pendekatan dan pemahaman serta
pengalaman Konsultan dalam penanganan pekerjaan, dapat menjadi dasar
penggunaan metode yang sesuai dengan lingkup pekerjaan.
Sebagai penjelasan mengenai prinsip kerja dan metode pelaksanaan pekerjaan
yang lebih rinci disampaikan dalam paragraf-paragraf di bawah. Lingkup
pembahasannya mencakup metodologi analisa data serta evaluasi terhadap
parameter-parameter yang diperlukan.

Bab II - 3
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2.2.1. Persiapan dan Pengumpulan Data


a. Persiapan dan Orientasi Lapangan

Persiapan dan orientasi lapangan penting dilakukan pada awal


pekerjaaan, orientasi lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi
umum lapangan secara menyeluruh, mengidentifikasi kendala yang
ada, kemudian menjabarkan program pelaksanaan dan Rencana
Mutu Kontrak.

b. Pengumpulan dan Analisa Data

Pelaksanaan orientasi lapangan ditunjang dengan data-data eksisting


yang ada. Data-data studi terdahulu dan data-data tentang WS Toari-
Lasusua dari instansi terkait digunakan untuk awal identifikasi
lapangan. Data-data tersebut dikaji/analisa sehingga akan diperoleh
gambaran kondisi wilayah studi yang menjadi referensi awal
pelaksanaan investigasi.

c. Analisa, Evaluasi dan Penggambaran

Kajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk didapatnya


kesinambungan antara pekerjaan yang dahulu dengan desian yang
dibuat sekarang menurut kondisi lokasi terbaru. Evaluasi, analisis dan
penggambaran dari seluruh pekerjaan ini harus mengikuti Norma
Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK).

2.2.2. Pemasangan Patok HM dan KM


Pemasangan patok meliputi patok HM dan KM dengan rincian sebagai
berikut :

a. Kilo Meter (KM)

Patok KM dibuat dengan spesifikasi bahan dari beton bertulang


dengan ukuran tiang 10x10x100 cm, ujung miring 45°, dan dasar
sebagai perletakan dengan ukuran 30cm x 30cm dengan ketebalan
30cm.
Patok KM dipasang sebagai pengganti patok HM pada jarak setiap
1000 meter dari titik awal dan berlaku kelipatannya. Pemasangannya
dilakukan pada tempat yang stabil, aman dari gangguan, mudah
dicari, dicat kuning dan diberi notasi yang berurutan.

Bab II - 4
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Gambar 2.1. Patok KM

b. Patok HM

Patok HM dibuat dengan spesifikasi bahan dari bamboo atau kayu


dan koordinat tercatat.
Patok HM dipasang setiap jarak 100 m dari titik awal yang telah
ditentukan dan lokasi yang stabil, aman dari gangguan, mudah dicari,
dicat biru dan diberi notasi yang berurutan.

Gambar 2.2. Patok HM

Setiap patok HM / KM yang dipasang didokumentasikan dibuat


sketsa yang jelas serta di ambil koordinatnya untuk dibuat deskripsi
patok HM / KM.

Bab II - 5
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Inventarisasi dan pemasangan patok HM/KM dimulai dari muara


sungai BKT sampau dengan sungai penggaron sepanjang 29 km.

2.2.3. Survey Topografi / Pengukuran Teknis Sungai


Pengukuran topografi dilakukan untuk memperoleh data topografi sungai
yang akan digunakan untuk penyusunan perhitungan OP. Pengukuran
dilakukan pada lokasi-lokasi sungai yang kritis dan diukur secara detail.
Survey topografi yang dilakukan meliputi kegiatan :

a. Pengukuran alur sungai pada lokasi terpilih dengan menggunakan


aplikasi GPS dalam GIS, kecuali pengukuran detail terhadap
konstruksi / bangunan yang berpengaruh terhadap penentuan audit
teknis.
b. Pengukuran detail terhadap konstruksi/bangunan yang berpengaruh
terhadap penentuan audit teknis.
c. Pengukuran kerangka dasar horizontal (polygon)
Kerangka Kontrol Horisontal atau yang lebih lazim disebut poligon,
dimaksudkan sebagai referensi untuk meletakkan / mengikatkan
detail yang sudah diukur. Hal ini sangat perlu karena tahapan yang
paling penting pada pembuatan peta adalah mendapatkan arah dan
jarak yang berdasarkan referensi tertentu.

1). Pengukuran Sudut

BM 1
BM 2
Biasa
Biasa
Luar Bacaan Biasa = 7509'26"
Bacaan Luar Biasa= 7509'26"
Rata-rata= 7509'26"

P8

Gambar 2.3. Cara Mendapatkan Sudut BM2 - BM1 - P8

2). Hitungan Poligon


Metode yang dipakai dalam perhitungan dan pengukuran
poligon adalah dengan metode poligon Terbuka Terikat
Sempurna. Beberapa persyaratan didalam perlakuan poligon
adalah sebagai berikut :

Bab II - 6
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

 ± f. = ( akhir -  awal) .n.180


d sin  ± fx = (X akhir - X awal)
d cos  ± fy = (Y akhir - Y awal)
Dimana :
 = jumlah besaran sudut terukur
n = jumlah stasiun/ titik poligon
f = koreksi sudut, yang dibagi rata pada tiap titik poligon
fx = koreksi absis
fy = koreksi ordinat
3). Hitungan Koordinat
U

d1-2
X2,Y2
12

X1,Y1

Gambar 2.4. Bentuk Matematis Hitungan Koordinat

X2 = X1 + d1-2 sin 1-2  fx


Y2 = Y1 + d1-2 sin 1-2  fy

Dimana :
X1,Y1 = koordinat titik 1
X2,Y2 = koordinat titik 2
d1-2 = jarak antara titik 1 ke titik 2
1-2 = asimuth sisi 1-2
fx = koreksi absis
fy = koreksi ordinat
Untuk mencari koreksi absis (fx) dan koreksi ordinat (fy) sisi ke-
1 digunakan persamaan yang mengacu pada Metode Bowditch
sebagai berikut :
di
fxi= ⋅fx
ΣD
di
fyi= ⋅fy
ΣD

Dimana :
fxi = koreksi absis pada sisi ke-i
fyi = koreksi ordinat pada sisi ke-i

Bab II - 7
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

di = jarak sisi ke-i dalam meter


D = jumlah jarak keseluruhan dalam satuan meter
fx = kesalahan penutup absis
fy = kesalahan penutup ordinat
Sedangkan untuk mencari kesalahan linier (fL) digunakan
rumus :
1
fL=

√ fx2 + fy 2
ΣD
Kesalahan linier yang disyaratkan tidak boleh lebih besar dari 1
: 10.000.
Semua data dan hitungan serta tabel koordinat titik-titik poligon
tersebut disusun pada bendel atau buku tersendiri.

a). Pengukuran kerangka dasar vertikal (waterpass)

Penentuan nilai ketinggian untuk Kerangka Kontrol


Vertikal dilakukan dengan alat Waterpass. Secara lebih
jelah dapat dilihat sebagai berikut :

Bab II - 8
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Arah
Observasi b
a

B
Instrumen
A
Gambar 2.5. Observasi Ketinggian

Persamaan matematis yang digunakan adalah :

hAB = a - b

Dimana :
hAB = beda tinggi antara titik A dan titik B
A = bacaan benang tengah rambu belakang
B = bacaan benang tengah rambu depan
Observasi dilakukan double stand, perbedaan hasil
pengukuran double stand tidak boleh lebih besar dari
toleransi yang diperbolehkan dengan persamaan :

h = 8 mm √ D

Dimana :
h = beda tinggi stand 1 dan stand 2
D = jumlah jarak dalam km

b). Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai

Kriteria teknis pada pengukuran tampang memanjang ini


adalah :

 Patok yang ada di pinggir sungai diukur koordinat


(X,Y,Z) dan harus terikat pada BM sepanjang sungai.
 Patok referensi pembantu sebagai kontrol pengukuran
untuk jalur pengukuran tampang memanjang.
 Jarak patok diukur dengan jarak optis.

Bab II - 9
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Kriteria yang dipakai pada pengukuran tampang


melintang adalah sebagai berikut :

 Diukur jarak profil tiap 25 - 50 meter pada bagian lurus.


Apabila terdapat tikungan atau kerusakan lain pada
sungai perlu ditambah profil khusus yang lebih rapat
untuk ketepatan site kerusakan dan tikungan.
c). Penggambaran

Dengan pengukuran menggunakan Alat Ukur Total


Station (TS) tpcon 235N hasil Pengukuran lapangan
sudah terekam (Recording) secara otomatis di dalam alat
ukur itu sendiri. Di dalam alat tersebut juga secara
otomatis data lapangan dihitung, sehingga output dari alat
sudah berupa koordinat X (easting), N (northing) dan Z
(elevation).
Dari data koordinat x,y,z (dalam bentuk Excel dan
format.csv) ditranfer ke progam pengolah data, yang
dalam hal ini kami menggunakan softwear Land
Development (LD) versi 2006. Setelah dilakukan running
data akan didapatkan gambar situasi dan gambar kontur,
dan proses selanjutnya dilakukan perbaikan / revisi
gambar situasi dan kontur yang ada.
Untuk penggambaran, persyaratan yang dipakai adalah
sebagai berikut :

 Dalam penggambaran digunakan simbol-simbol, garis


dan arsiran gambar harus jelas dan bisa dipahami.
Dan setiap bagian dari bangunan harus tampak
disertai detail yang ditunjukkan seperlunya.
 Potongan melintang selalu digambar berurutan dari
sudut kiri atas gambar ke bawah, sesudah itu deretan
tengah dan deretan kanan dipakai dari atas ke bawah.
 Dalam satu gambar potongan melintang hanya
akan ditunjukkan untuk satu ruas sungai, tidak boleh
dicampur dengan bangunan.
 Blok judul akan dipakai dalam semua gambar dan
letaknya disudut kanan bawah tiap-tiap gambar (untuk
bentuknya lihat KP-07).

Bab II - 10
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

 Semua gambar pengukuran digambar


menggunakan computer (software AutoCAD) dan
dicetak dengan ukuran kertas kalkir A1.

Gambar-gambar harus berskala, dimensi dalam meter,


sentimeter atau milimeter tergantung pada apa yang
akan ditunjukkan dalam gambar serta lembar standar
yang dipakai kertas ukuran A-1. Adapun skala
penggambaran disesuaikan dengan ukuran kertas &
kejelasan gambar sebagai berikut :

 Peta Ikhtisar (Skala 1 : 10.000 / 1 : 20.000)


 Peta Situasi (Skala 1 : 500 / 1 : 1000)
 Potongan Melintang (Skala 1 : 100 / 1 : 200)
 Potongan Memanjang (Skala Vertikal 1 : 100 &
Horisontal 1 : 2000)

2.2.4. Analisa Hidrologi


Karakteristik hidrologi juga terkait dengan banjir rancangan. Metode yang
digunakan untuk mendapatkan hidrograf banjir adalah hubungan hujan-
impasan dengan unit hidrograf sintetis Nakayasu, ITB I dan ITB II dengan
parameter yang diperoleh dari kalibrasi. Semua komponen dalam model ini
bertujuan mensimulasikan proses hujan menjadi limpasan yang terjadi
dalam alam khususnya di sungai. Persamaan yang digunakan dalam
komponen model pada umumnya merupakan persamaan matematik
sederhana yang mencerminkan proses meteorologi, hidrologi dan hidrolik.
Proses ini merupakan bagian dari proses hujan-limpasan. Proses hujan-
limpasan yang digunakan dalam studi terbatas pada DAS tunggal yang
mungkin juga berperan sebagai sub-DAS bagi DAS yang lebih besar.
Adapun komponen yang diperhitungkan adalah :

 Hujan rata-rata dengan metode Poligon Thiesen atau Isohyet,


 Infiltrasi dan intersepsi menggunakan Metode SCS Curve Number,
 Hubungan hujan efektif dengan limpasan langsung diperkirakan dengan
Metode SCS.

a. Daerah Aliran Sungai dan Sub Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai merupakan daerah tangkapan air dari sebuah


sungai. Batas dari DAS merupakan garis punggung (bukit dan/atau

Bab II - 11
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

gunung) dari suatu wilayah. Pada sebuah sistem drainase kota,


sebuah bangunan (jalan, gedung dll.) seringkali menjadi batas daerah
aliran sebuah saluran (sungai buatan).
Penentuan/penggambaran DAS dapat dilakukan dengan
menggunakan peta topografi ataupun geologi. Dimulai dengan
menarik garis menghubungkan titik punggung (puncak bukit ataupun
gunung) terluar dari sungai yang bersangkutan sehingga bertemu di
titik kontrol dimana akan dilakukan analisis besarnya aliran
permukaan.

Gambar 2.6. Daerah aliran sungai dan sub daerah aliran sungai

b. Polygon Thiessen

Metode ini digunakan apabila dalam suatu wilayah stasiun


pengamatan curah hujannya tidak tersebar merata. Curah hujan rata-
rata dihitung dengan mempertimbangkan pengaruh tiap-tiap stasiun
pengamatan, yaitu dengan cara menggambar garis tegak lurus dan

Bab II - 12
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

membagi dua sama panjang garis penghubung dari dua stasiun


pengamatan.
Metode poligon Thiessen ini akan memberikan hasil yang lebih teliti
daripada cara aritmatik, akan tetapi penentuan stasiun pengamatan
dan pemilihan ketingggian akan mempengaruhi ketelitian hasil.
Metode ini termasuk memadai untuk menentukan curah hujan suatu
wilayah, tetapi hasil yang baik akan ditentukan oleh sejauh mana
penempatan stasiun pengamatan hujan mampu mewakili daerah
pengamatan.

Gambar 2.7. Polygon thiessen stasiun yang ada

c. Curah Hujan Maksimum

Berdasarkan data hidrologi yang berhasil dikumpulkan, dilakukan


analisa curah hujan maksimum yaitu analisa frekuensi untuk
menghasilkan curah hujan rencana titik dengan periode ulang 2, 5,
25, dan 50, dan 100 tahun.

Bab II - 13
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Perhitungan curah hujan maksimum yang sering digunakan adalah


dengan menggunakan Metode Gumbel, Pearson III, Log Pearson III,
dengan menggunakan program Microsoft Excel.

Metoda perhitungan adalah sebagai berikut :

1). Metoda Gumbel


Perhitungan dengan metoda Gumbel didasarkan pada data
curah hujan harian maksimum. Persamaan yang dipergunakan
adalah sebagai berikut :

RT = R + K T Sx

 (R  R ) i
2

x = n 1
S

6 T
 (0,5772  ln(ln( ))
KT =  T  1 atau KT = (YT - Yn) / Sn

Dimana :
RT = curah hujan maksimum dalam perioda ulang T tahun,
R = curah hujan rata-rata,
KT = faktor frekuensi,
Sx = standar deviasi,
T = periode ulang,
Ri = curah hujan tahunan ke-i,
n = jumlah data,
Yn = reduced mean,
Sn = reduced standard deviation, dan
YT = reduced variated.
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut, maka diperoleh nilai
curah hujan maksimum untuk beberapa periode ulang yang
diperlukan.

2). Metode Pearson Tipe III


:
Persamaan estimasi banjir/hujan rencana periode T tahun


X T =X + K P 3∗S

( ) ( )
CS 2
( ) ( ) ( )
CS 3 CS 4 1 CS 5
CS 1 3
K P3 =K N + ( ) 6 3( N
K 2N −1 + K −6 K N ) −( K N −1)
2
6 ( N) 6
+K −
6 3 6

Bab II - 14
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

dengan pengertian :

CS : koefisien kemencengan (Skewness coeficient)

3). Metode Log Pearson Tipe III


Pada sebaran peluang ini hampir sama dengan sebaran
peluang Log Normal dua parameter yaitu seri data diubah
kedalam bentuk ln dan dihitung rata-rata serta simpangan
bakunya. Koefisien kekerapan menggunakan koefisien
Pearson III. Persamaan estimasi banjir/hujan rencana periode
T tahun :

X Y +K P 3∗S Y
X T =e
Dengan pengertian :

XY : Debit/hujan maksimum tahunan rata rata dalam bentuk
ln
SY : Simpangan baku dalam bentuk ln.

4). Curah Hujan Rencana


Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan rancangan
pemanfaatan air adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah
yang bersangkutan. Stasiun-stasiun pengamat hujan yang
tersebar pada suatu daerah aliran dapat dianggap sebagai titik
(point). Tujuan mencari hujan rata-rata adalah mengubah hujan
titik (point rainfall) menjadi hujan wilayah (regional rainfall) atau
mencari suatu nilai yang dapat mewakili pada suatu daerah
aliran, yaitu :

Hujan rencana untuk daerah studi digambarkan hujan rencana


periode 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun. Poligon Thiessen ini
dapat digunakan untuk estimasi hujan rencana di sub-DAS
maupun DAS yang dikehendaki.

Bab II - 15
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Cara ini berdasarkan rata-rata timbang ( weighted average ).


Masing-masing pencatat mempunyai daerah pengaruh yang
dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak
lurus terhadap garis penghubung di antara dua buah stasiun
pencatat.

Rumus yang di gunakan adalah :

n
Ai
R AVG =∑ Ri
1 A

Dimana :
RAVG = Curah hujan rata-rata (mm)
Ai = Luas pengaruh stasiun ke i dari 1 sampai n
(km2)
A = Luas daerah aliran sungai (km2)
Ri = Curah hujan pada stasiun ke-I dari 1 sampai n
(mm)

5). Analisa Debit Rencana


Hydrograf

Untuk memperkirakan debit banjir yang akan terjadi dapat


dilakukan analisa hidrologi dengan menggunakan metoda
rasional dan metode hidrograf hal itu tergantung dari data yang
tersedia. Debit banjir ini digunakan dalam simulasi perilaku
hidrolik untuk mengetahui tinggi muka air maksimum sungai
atau saluran. Dalam Perhitungan debit banjir metode yang
akan digunakan adalah metode hidrograf Nakayasu, HSS ITB I
dan HSS ITB II.

Salah satu metode hidrograf yang digunakan dalam


memperkirakan debit banjir adalah Hidrograf Satuan Sintetik.
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai-sungai yang tidak
ada atau sedikit sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya,
maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah
pengaliran tersebut terlebih dulu, misalnya waktu konsentrasi
(tc), kemiringan, panjang alur terpanjang (length of the longest
channel), koefisien limpasan (runoff coefficient) dan
sebagainya. Dalam hal ini dapat digunakan hidrograf-hidrograf

Bab II - 16
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

sintentik dimana parameter-parameternya harus disesuaikan


terlebih dahulu dengan karakteristik daerah pengaliran yang
ditinjau.

Selanjutnya penyelesaian dari Hidrograf dicari dengan


menggunakan program SMADA dengan parameter seperti di
bawah ini, untuk periode ulang 50 tahun

2.2.5. Analisa Hidrolika


Analisa Hidraulika dilakukan dengan menggunakan software HECRAS.
HEC-RAS adalah sebuah paket program analisa hidraulika yang
terintegrasi, di mana pengguna akan dimudahkan dengan adanya
sistem Graphical User Interface (GUI). HEC-RAS memiliki
kemampuan untuk melakukan perhitungan profil permukaan air pada
aliran steady, unsteady dan dilengkapi dengan analisis transportasi
sedimen dan desain bangunan air serta analisis kualitas air. Berikut
adalah tampilan layar utama software HEC-RAS.

2.2.6. Inventarisasi dan Penilaian Kondisi Fisik dan Kinerja Asset


Prasarana Sungai

a. Pendahuluan

Dalam tahapan pelaksanaan pekerjaan survei lapangan, perlu


disusun suatu metodologi yang sistematis. Berdasarkan pendekatan
dan pemahaman serta pengalaman Konsultan dalam penanganan
pekerjaan, dapat menjadi dasar penggunaan metode yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan.

Bab II - 17
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Sebagai penjelasan mengenai prinsip kerja dan metode pelaksanaan


pekerjaan yang lebih rinci disampaikan dalam paragraf-paragraf di
bawah. Lingkup pembahasannya mencakup metodologi analisa data
serta evaluasi terhadap parameter-parameter yang diperlukan.
Pengumpulan data dan informasi kondisi sungai dan bangunan
prasarana sungai dilakukan dengan melakukan penelusuran (walk
trough).

Tahapan Penelusuran dan evaluasi hasil penelusuran sungai antara


lain meliputi :

1. Persiapan dan Orientasi Lapangan


Persiapan dan orientasi lapangan penting dilakukan pada awal
pekerjaaan, orientasi lapangan bertujuan untuk mengetahui
kondisi umum lapangan secara menyeluruh, mengidentifikasi
kendala yang ada, kemudian menjabarkan program pelaksanaan
dan Rencana Mutu Kontrak.

2. Pengumpulan dan Analisa Data


Pelaksanaan orientasi lapangan ditunjang dengan data-data
eksisting yang ada. Data-data studi terdahulu dan data-data
tentang Sungai BKT dan Penggaron dari instansi terkait digunakan
untuk awal identifikasi lapangan. Data-data tersebut dikaji/analisa
sehingga akan diperoleh gambaran kondisi wilayah studi yang
menjadi referensi awal pelaksanaan investigasi.

3. Analisa, Evaluasi dan Penggambaran


Kajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk
didapatnya kesinambungan antara pekerjaan yang dahulu dengan
desian yang dibuat sekarang menurut kondisi lokasi terbaru.
Evaluasi, analisis dan penggambaran dari seluruh pekerjaan ini
harus mengikuti Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK).

Pelaksanaan penelusuran sungai dan pengumpulan data meliputi


antara lain :
1. Pengumpulan data, yang mencakup antara lain:
data-data hidrologi, data daerah aliran sungai yang ditinjau
(studi, detail desain, as built drawing, dll).
2. Kajian data:

Bab II - 18
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

mempelajari/mengkaji seluruh data yang ada.


3. Daftar Simak Audit:
rinci sesuai segmen sungai yang diaudit dan dipahami setiap
anggota tim.
4. Perlengkapan yang dibawa:
data wilayah sungai, data pola pengelolaan daerah aliran sungai,
ringkasan laporan studi sebelumnya, gambar-gambar, daftar
simak, kamera, alat bantu survei seperti: pita ukur, GPS,
kompas, waterpas, palu geologi.

Kegiatan dalam penelusuran sungai, antara lain meliputi :


1. Mengamati kondisi prasarana sungai.
2. Mencatat posisi prasarana sungai.
3. Mengukur dimensi bangunan (tingkat kerusakan).
4. Menggambar sketsa bangunan, mengumpulkan informasi kejadian
banjir/longsor tebing sungai.
5. Mencatat potensi dan permasalahannya.
6. Mendokumentasikan kondisi prasarana sungai dan alur sungai
(mengukur fungsional).
7. Mencatat kondisi bentang alam sekitar sungai (topografi, geologi
permukaan, jenis material dasar sungai, tebing sungai, dll).

Kondisi sungai yang diperiksa meliputi antara lain :


1. Longsoran tebing
2. Sedimentasi.
3. Erosi
4. Pencemaran
5. Banjir
6. Meandering
7. Penyumbatan muara
8. Batuan penyusun palung sungai
9. Sempadan sungai
10. Dataran banjir

Sedangkan kondisi prasarana bangunan sungai yang diidentifikasi


adalah :

1. Jenis dan fungsi bangunan

Bab II - 19
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2. Kondisinya
3. Kinerjanya
4. Dimensinya
5. Sebab kerusakan
6. Perkiraan upaya

b. Metode Survey / Penelusuran

Pemeliharaan sungai didefinisikan sebagai usaha-usaha yang


bertujuan untuk menjamin kelestarian fungsi sungai, serta untuk
menjamin kelestarian fungsi bangunan sungai.

Pemeliharaan sungai penting dilakukan agar fungsi guna sungai bisa


optimal dengan cara melakukan pemeriksaan, identifikasi dan
penilaian terhadap kondisi sungai dan prasarana sungai yang ada.

Upaya melakukan identifikasi dan penilaian kondisi bangunan/asset


sungai maupun kondisi alur dan morfologi sungai beserta dengan
identifikasi permasalahan-permasalahan dan potensi sungai, yaitu
dengan melakukan survey penelusuran sungai BKT. Objek utama
yang menjadi sasaran kegiatan survey, yaitu kondisi sungai dan
kondisi prasarana sungai.

Penelusuran sungai dilakukan dengan mengamati kondisi prasarana


sungai yang ada, kemudian melakukan pencatatan posisi prasarana
sungai dengan GPS, mengukur dimensi bangunan, penggambaran
sketsa bangunan, mengumpulkan informasi kejadian banjir/longsor
tebing sungai dengan melakukan wawancara penduduk setempat,
mencatat potensi dan permasalahan sungai yang terjadi,
mendokumentasikan kondisi prasarana sungai dan alur sungai,
kondisi bentang alam sekitar sungai (topografi, geologi permukaan,
jenis material dasar sungai, tebing sungai, dan lain-lain).

A. Pemeriksaan Kondisi Sungai dan Prasarana Sungai


1). Alur dan Bantaran Sungai

Bab II - 20
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Untuk mendapatkan gambaran kecenderungan


perkembangan morfologi sungai perlu dilakukan
pengamatan kondisi geoteknik secara umum.
Diketahui bahwa pada setiap waktu alur dan bantaran
sungai dapat mengalami perubahan baik disebabkan oleh
proses alam maupun oleh pengaruh manusia ataupun
hewan ternak. Proses perubahan dapat mengarah secara
horizontal maupun vertikal.
Gejala perubahan secara horisontal seringkali terjadi
pada ruas-ruas sungai yang berbelok arah serta pada
ruas-ruas sungai yang melewati lahan yang struktur
tanahnya mudah lepas jika kena air. Indikasi
perubahannya antara lain berupa :
a). Gerusan tebing pada tikungan luar dari sungai yang
berbelok arah,
b). Terbentuknya pola aliran sungai berjalin (braided),
c). Terbentuknya alur sungai yang baru.

Gejala perubahan secara vertikal seringkali terjadi pada


sungai-sungai yang airnya mengangkut sedimen dalam
jumlah yang besar atau pada ruas-ruas sungai yang
penampangnya mengalami perubahan secara tiba-tiba
dan juga pada ruas-ruas sungai yang disudet atau
dibendung. Indikasi perubahannya antara lain dapat
berupa :

a). Degradasi (penurunan) dasar sungai,


b). Agradasi (kenaikan) dasar sungai,
c). Gerowongan pada tebing sungai atau pada pondasi
bangunan di sungai.
Proses perubahan alur sungai dapat pula merusak
lingkungan yang ada di sekitarnya (rumah penduduk,
jalan raya dan jalan kereta api, bangunan fasilitas umum,
peninggian sejarah serta lahan produktif).

2). Bangunan Sungai

Pemeriksaan bangunan sungai sangat penting dilakukan


untuk mengetahui apakah bangunan tersebut dapat
selalu berfungsi sesuai dengan tujuan pembangunannya

Bab II - 21
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

serta sesuai dengan tingkat layanan atau kinerja yang


direncanakan. Bangunan sungai didata, terutama yang
dapat mempengaruhi kondisi aliran sungai yang ada.

a. Tanggul

Pemeriksaan terhadap tanggul dilakukan untuk


mengetahui apakah terjadi kerusakan (longsor atau
bocor) atau terjadi pelimpasan air pada saat banjir.

b. Pelindung tebing

Pelindung tebing yang ditemui di lapangan berupa


pasangan batu, beton atau bronjong, pemeriksaan
dilakukan terhadap kondisi bangunan seperti
bangunan melorot, batu hilang, bangunan hilang,
bangunan melengkung, apakah terjadi gerusan lokal
pada kaki pelindung tebing ataupun perubahan pada
lantai muka (flexible apron) dll.

c. Bendung/bangunan pengendali banjir/pengendali


dasar sungai (check-dam)
Pemeriksaan dilakukan terhadap alinyemen tebing,
gundukan pasir/krikil (point bars), endapan sedimen
(braid bars) kerah hulu dan hilir serta kondisi
bangunan itu sendiri dan juga apakah terjadi
gerusan.

d. Jembatan atau bangunan yang melintang sungai


Pemeriksaan dilakukan terhadap alinyemen tebing,
gundukan pasir/krikil (point bars), endapan
sedimen(braid bars) kerah hulu dan hilir suatu
jembatan atau bangunan yang melintang sungai.

B. Inventarisasi Aset/Prasarana Sungai

Selain melakukan pemeriksaan dan penilaian kondisi fisik


sungai dan prasarana sungai, Konsultan juga akan melakukan
inventarisasi aset/prasarana sungai yang ada. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.
Instansi-instansi mana yang wajib melakukan operasi dan
pemeliharaan prasarana sungai di Sungai BKT. Inventarisasi

Bab II - 22
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

prasarana sungai dilakukan dengan mengisi form/blanko yang


telah disediakan. Form/blanko inventarisasi prasarana sungai
dan sungai dapat dilihat pada halaman berikut ini.

SURVEI INVENTARISASI KONDISI SUNGAI & LINGKUNGANNYA FORM S1

No: ……….

Informasi Lokasi Sungai : FOTO-FOTO YANG TERKAIT PERMASALAHAN SUNGAI (menunjang keterangan
yang ada pada Lampiran I)
1. Nama Sungai : ………………..
2. Nama DAS : …………………………… FOTO ARAH AS SUNGAI KE HULU
3. Nama WS : ………………………
4. Nama Desa : ………………………………………………………………
5. Nama Kecamatan : ……………………….
6. Nama Kabupaten : ……………………………….
7. Koordinat GPS : …………………. ……………………………..

PETA LOKASI DAN SITUASI


DIISI PETA
LOKASI YANG
DITINJAU

Utara

FOTO ARAH AS SUNGAI KE HILIR

Catatan :
 Satu Lokasi terdiri dari Form S1 dan Lampiran I
 Hasil dari identifikasi tiap sungai dijadikan Satu
 Nomor diisi urut dari hulu ke hilir atau sebaliknya

Bab II - 23
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

SURVEI INVENTARISASI BANGUNAN SARANA PRASARANA SUNGAI FORM S2

No: ……….

Informasi Bangunan Sarana Prasarana Sungai : FOTO-FOTO TERKAIT BANGUNAN SUNGAI (menunjang keterangan yang ada
pada Lampiran II)
1. Nama Sungai : ……………………………………………………………..
2. Nama DAS : ……………………………………………………………………… FOTO BANGUNAN ARAH AS SUNGAI DARI HULU
3. Nama Bangunan : ……………………………………………………………
4. Fungsi Bangunan : …………………………………………………………..
5. Nama Desa : ………………………………………………………………
6. Nama Kecamatan : ………………………………………………………….
7. Nama Kabupaten : ………………………………………………………….
8. Koordinat GPS : …………………. ……………………………..

PETA LOKASI DAN SITUASI


FOTO BANGUNAN ARAH AS SUNGAI DARI HILIR

Utara

DIISI PETA
FOTO BANGUNAN DARI SAMPING KANAN/KIRI
LOKASI YANG
DITINJAU

Catatan :
 Satu Lokasi terdiri dari Form S1 dan Lampiran I
 Hasil dari identifikasi tiap sungai dijadikan Satu
 Nomor diisi urut dari hulu ke hilir atau sebaliknya

Bab II - 24
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai
LAMPIRAN I Permasalahan Sungai
No ITEM Daftar Pertanyaan Jawaban
1 Aliran Sungai Deskripsi Kekeruhan Aliran (Jernih, Keruh seperti apa?)

2 Longsoran Berapa Tinggi Longsoran?


Berapa Panjang Longsoran? (Searah Aliran Sungai)
Berapa Lebar Longsoran? (Tegak Lurus Aliran Sungai)
Jenis Tanah (Apakah Tanah Lempung, Tanah Berpasir, Tanah
Berpasir dan Berbatu, lainnya sebutkan)
Jenis Tutupan Atas Tanah (Rumput, Semak, Pohon Kecil,
Pohon Besar)
Penyebab Longsoran (Gerusan dari Sungai, Beban dari atas
yang berat, kelerengan yang tegak, jenis tanah atau sebab
lainnya sebutkan)
Penanganan yang diusulkan
Sketsa Longsoran (Situasi dan Cross) + foto

3 Luapan Tinggi Luapan di darat


Panjang Luapan? (Searah Aliran Sungai)
Lama Genangan (Lama terjadinya genangan, waktu dari mulai
tergenang sampai surut)
Luas Genangan
Jenis Lahan yang terluapi (Pemukiman, Persawahan,
Perkebunan, Fasilitas Umum, dll) tunjukkan dengan foto yang
sesuai/mendukung
Penyebab terjadinya luapan?(Sungai dangkal, tanggul jebol,
pembendungan oleh pasang surut atau sebab-sebab lainnya
sebutkan)
Penanganan yang diusulkan (Tanggul/Normalisasi
Alur/Shortcut/Relokasi)
Sketsa Luapan (Situasi dan Cross) + foto daerah tergenang
sesuai keterangan

4 Sedimentasi Berupa batuan apa? (Lumpur, lempung, pasir, pasir dan kerikil
atau lainnya sebutkan)
Penyebab sedimentasi (dasar sungai landai, terbendung atau
sebab lainnya, sebutkan)
Foto bagian sungai yang ada timbunan sedimentasi

5 Permasalahan Sketsa Muara (Situasi dan cross, memperlihatkan sedimentasi


Muara yang terjadi, apakah terbentuk delta (gundukan material di
tengah alur), apakah alur sungai berbelok), disertai dimensi +
Foto muara yang memperlihatkan keterangan-keterangan

Bentuk Muara Selama Setahun (Konstan/Berpindah/Berubah


Arah)
Material Endapan (Tanah Lempung/ Tanah Berpasir)
Material di Pinggir Sungai (Tanah Lempung/Tanah
Berpasir/Tanah Berpasir Batu/Tanah
Berumput/Bersemak/Berpohon)
Material Pantai
Penanganan yang diusulkan

6 Permasalahan lain
bila ada

Bab II - 25
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

LAMPIRAN II Permasalahan Bangunan Sungai


No ITEM Daftar Pertanyaan Jawaban
1 Bendung Sketsa Bendung (Situasi, Cross, Long)  
disertai dimensi + foto
    Tubuh Bendung (Material Penyusun Tubuh Bendung terbuat dari pasanga
Tubuh Bendung Terbuat dari Pasangan 30 m, tinggi bendung 3 m.
Batu/Beton), Dimensi Lebar Tubuh
Bendung, Tinggi Bendung)
    Kondisi dan Kerusakan Tubuh Bendung Kondisi masih bagus/Terdapat kerus
yang terjadi coakan sedalam 50 cm, dengan lebar

    Perbaikan yang diusulkan  


    Pintu Pembilas Terdapat 2 pintu pembilas dengan d
m
    Kondisi dan Kerusakan Pintu Pembilas Kondisi pintu pembilas masih bagus/t
yang terjadi dapat dioperasikan, daun pintu rus
tersumbat sampah.
    Perbaikan yang diusulkan  
    Dinding Sayap Bendung Dinding sayap tebuat dari pasanga
tinggi 2 m dan panjang 15 m

    Kondisi dan Kerusakan Dinding Sayap Kondisi Dinding Sayap masih bagus
Bendung sayap ambrol selebar 3 m, dinding sa

    Perbaikan yang diusulkan  


    Apron (Lantai Bawah) Panjang (searah aliran sungai) lantai
beton/batu
    Kondisi Apron (Lantai Bawah) dan Kondisi masih bagus/Terdapat keru
kerusakan yang terjadi retakan sepanjang 2 m, terdapat coak

      Terdapat gerusan di ujung apron, apr


    Perbaikan yang diusulkan  
    Intake Terdapat 2 pintu pengambilan dengan
    Kondisi Intake dan kerusakan yang Kondisi pintu pengambilan masih ba
terjadi tidak dapat dioperasikan, daun pi
saluran tersumbat sampah.

    Perbaikan yang diusulkan  


    Saluran Pembawa Saluran Pembawa terbuat dari pasa
alami dengan penampang trapesium
atas 4 m.
    Kondisi Saluran Pembawa Kondisi masih bagus/terdapat keru
kerusakan di dasar saluran
      Dinding saluran menggantung (sepan
runtuh (sepanjang 10 m)
      Lantai saluran amblas sepanjang 2 m
    Penyebab Kerusakan  
    Perbaikan yang diusulkan  

Bab II - 26
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2 Jembatan Sketsa (Situasi, Cross, Long) disertai  


dimensi + foto
    Kondisi Jembatan Kondisi Jembatan masih bagus, dapa
roda 2/roda 4/ kendaraan besar den
tambang/guardrail/pagar beton

    Informasi Saat Banjir Saat terjadi banjir aliran air banjir


jembatan. Jarak muka air banjir dan g

    Perbaikan yang diusulkan  


    Kondisi Abutment Kondisi abutment masih aman/terja
Terdapat bagian abutment yang men
    Perbaikan yang diusulkan  
    Kondisi Revetment di hulu jembatan sisi Kondisi revetment masih bagus/ter
kanan terdapat revetment yang menggan
sepanjang 2 m
    Perbaikan yang diusulkan  
    Kondisi Revetment di hulu jembatan sisi Kondisi revetment masih bagus/ter
kiri terdapat revetment yang menggan
sepanjang 2 m
    Perbaikan yang diusulkan  
    Kondisi Revetment di hilir jembatan sisi Kondisi revetment masih bagus/ter
kanan terdapat revetment yang menggan
sepanjang 2 m
    Perbaikan yang diusulkan  
    Kondisi Revetment di hilir jembatan sisi Kondisi revetment masih bagus/ter
kiri terdapat revetment yang menggan
sepanjang 2 m
    Penyebab Kerusakan  
    Perbaikan yang diusulkan  
3 Perkuatan Sketsa (Situasi, Cross, Long) disertai  
Tebing dimensi + foto
    Perkuatan Tebing Terbuat dari pasangan batu/beton/bro

    Kondisi Perkuatan Tebing dan kerusakan Kondisi masih bagus/terdapat kerusa


yang runtuh sepanjang 3 m, dan
menggantung sepanjang 10 m.
      Terdapat perkuatan tebing yang tergu

      Terdapat perkuatan tebing yang tergu

    Penyebab Kerusakan  
    Perbaikan yang diusulkan  
       
4 Tanggul Sketsa (Situasi, Cross, Long) disertai  
Tanah dimensi + foto

Bab II - 27
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

    Tanggul Tanah Terbuat dari timbunan tanah lemp


batu/berumput/bersemak/berpohon k
m dan lebar 2 m

    Kondisi Tanggul Tanah dan kerusakan Kondisi masih bagus/terdapat kerus


yang roboh sepanjang 3 m.
      Terdapat tanggul yang retak sepanjan
    Penyebab Kerusakan  
    Perbaikan yang diusulkan  

5 Gorong- Sketsa (Situasi, Cross, Long) disertai  


gorong dimensi + foto
    Gorong-gorong (Material dan dimensi) Terbuat dari beton dengan diameter 1
    Kondisi Gorong-gorong dan kerusakan Kondisi masih bagus/terdapat kerus
yang retak sepanjang 3 m.
    Perkiraan Penyebab Kerusakan Kerusakan diakibatkan oleh
    Perbaikan yang diusulkan  

Bab II - 28
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Bab II - 29
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.a

CATATAN INSPEKSI SUNGAI

Nama bangunan : PALUNG SUNGAI/ SUDETAN/FLOODWAY


Lokasi bangunan : Sungai ............ pada ruas antara patok Km...... s/d
Km........
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : .....................................
Type bangunan : Sudetan, kanal banjir/floodway

Tindakan Taksiran
Bagian Bangunan Hasil
No. Yang Perlu Volume
Yang Diamati Pengamatan
Dilakukan Perbaikan

Lereng longsor; dasarnya


1 Tebing tergerus; Tumbuh semak
liar

Lumpur mengendap;
2 Alur dasar Sampah menumpuk;
Agradasi; Degradasi

Pengerukan; Penambangan
Kegiatan di palung batu/pasir; Pelayaran;
3
dan bantaran sungai Pembuangan limbah
Bangunan liar

Penambangan batu/pasir;
4 Sempadan sungai Bangunan liar Patok batas
sempadan rusak

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 30
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.b

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : TANGGUL BANJIR


Lokasi bangunan : Sungai ...... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Konstruksi tanah timbun
Bagian Tindakan Taksiran
Hasil
No bangunan yang yang perlu volume
Pengamatan
diamati dilakukan perbaikan

Retak; Ambles; Berlubang.


1 Puncak tanggul
Tumbuh semak liar

Retak; Longsor; Berlubang;


2 Lereng tanggul Gebalan rumput botak;
Tumbuh semak liar

Sistem drainase Tertutup tanah; Tertutup


4
tanggul sampah

Tanah di sekitar
6 Longsor
kaki tanggul

Patok kilometer
7 Miring; Rusak; Hilang
rusak

Portal tanggul
8 Miring; Rusak.
rusak
Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 31
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.c

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : TANGGUL BANJIR atau REVETMEN


Lokasi bangunan : Sungai ...... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Tembok pasangan batu kali
Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

Retak; Patah; Ambles;


1 Puncak bangunan Berlubang, Tumbuh semak
liar

Retak; Longsor; Berlubang;


2 Lereng Pasangan batu terlepas;
Tumbuh semak liar

Bagian dasar
4 Gerowong; Tergerus
bangunan

Tertutup tanah; Tertutup


6 Sistem drainase
sampah

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 32
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.d

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : TURAP atau REVETMENT


Lokasi bangunan : Sungai ....... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Konstruksi Beton atau Baja

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

1 Puncak bangunan Pecah; Bengkok

Miring; Melengkung; Retak;


2 Lereng Patah, Berlubang;; Keropos;
Berkarat

Bagian dasar
4 Tergerus; Keropos
bangunan

Tertutup tanah; Tertutup


6 Sistem drainase
sampah

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 33
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.e

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : KRIB


Lokasi bangunan : Sungai ....... pada ruas antara patok Km...... s/d Km
.......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Konstruksi balok kayu atau beton

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

Miring; Patah, Balok kayu


1 Tiang krib
lapuk

Ruang bebas Sampah atau sangkrah


2
diantara tiang krib tersangkut

Sistem sambungan
3 Terlepas, Putus, Bengkok
antar tiang

Tergerus; Gerowong;
4 Bagian kaki krib
Menggantung

Perikatan dengan
Tergerus, Longsor, Terlepas
5 tebing sungai di
dari krib
belakang krib

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 34
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.f

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : KRIB


Lokasi bangunan : Sungai ....... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Tumpukan batu atau bronjong

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

Formasi tumpukan
1 Miring; Melorot, Patah,
bronjong

Tergerus; Gerowong;
2 Bagian dasar krib
Menggantung

3 Kawat brojong Putus; Berkarat

Terlepas keluar dari


4 Batuan pengisi
bronjong

Perikatan dengan
Tergerus, Longsor, Terlepas
5 tebing sungai di
dari krib
belakang krib

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 35
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.g

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : PELIMPAH BANJIR


Lokasi bangunan : Sungai...... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Konstruksi pasangan batu; konstruksi beton,
tumpukan bronjong

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan
Retak, Pecah, pasangan batu
1 Puncak pelimpah terlepas; Kawat bronjong
putus
Retak; Patah; Tergerus
Stiling basin
2 bagian ujungnya; Gerowong :
(kolam olak)
Kawat bronjong putus

Pangkal kiri/kanan Struktur terlepas dari


3
pelimpah tebing sungai

Daun pintu rusak : Tak


Pintu pelimpah (jika
4 dapat tertutup sempurna;
ada)
Mesin penggerak rusak
Retak; Pecah; Kawat
4 Tembok sayap
bronjong putus
Sangkrah menyangkut;
5 Palung sungai di hulu
Tebingnya longsor
Degradasi dasar sungai,
6 Palung sungai di hilir Tebing tergerus, Tebing
longsor

7 Papan peil- skal Tak terbaca; Rusak


Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 36
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.h

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : BANGUNAN P.DALI/PEMBAGI ALIRAN /Bd. GERAK


Lokasi bangunan : Sungai ...... pada ruas antara patok Km...... s/d Km ........
Inspeksi dilakukan oleh : ....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Konstruksi beton, pasangan batu
Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan
Retak, Pecah; Pasangan batu
1 Puncak pelimpah
terlepas

Stiling basin Retak; Patah; Tergerus


2
(kolam olak) bagian ujungnya; Gerowong.

Struktur dasar Tergerus; Gerowong;


3
bangunan Menggantung

Retak; Pecah : Pasangan


4 Tembok sayap
batu terlepas

Terganjal; Daun pintu


rusak : Tak dapat tertutup/
Pintu
5 terbuka sempurna, Stang
Bangunan
bengkok, Mesin penggerak
rusak

Palung sungai bag Sangkrah menyangkut;


6
hulu Tebingnya longsor

Papan duga air


7 Tak terbaca; Rusak
(peil- skal)
Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 37
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.i

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : BENDUNG KARET


Lokasi bangunan : Sungai...... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .......
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Berisi air atau Berisi udara
Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan
1 Karet bendung Retak retak : Bocor
Tak berfungsi maksimal;
2 Pompa bendung
Rusak
Stiling basin Retak; Patah; Tergerus;
2
(kolam olak) Gerowong.

Struktur dasar Tergerus; Gerowong;


3
bangunan Menggantung

Retak; Pecah : Pasangan


4 Tembok sayap
batu terlepas

Daun pintu rusak :


Terganjal; Tak dapat
5 Pintu pengambilan
tertutup/ terbuka rapat, Alat
penggerak rusak

Palung sungai bag Sangkrah menyangkut;


6
hulu Tebingnya longsor

Standby genset/ Mati tak berfungsi; Rusak;


7
power house Lampu penerangan mati

Papan duga air


8 Tak terbaca; Rusak
(peilskal)

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 38
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.j

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : WADUK BANJIR


Lokasi bangunan : Sungai ......... pada ruas antara patok Km...... s/d Km ........
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan :

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

Terganjal; Daun pintu


rusak : Tak dapat tertutup/
1 Pintu inlet/outlet terbuka rapat; Stang
bengkok; Alat penggerak
rusak

Ambles; Bocor; Lereng


Puncak tanggul
2 longsor; Tumbuh semak liar;
sekeliling wduk
Gebalan rumput botak;

Longsor; Berlubang;
3 Lereng tanggul Tumbuh semak liar Gebalan
rumput botak;

Penuh sedimen; Penuh


4 Kolam waduk
gulma; Ada bangunan liar

Papan duga
5 Tak terbaca; Rusak
(peilskal)

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 39
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.k

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : POMPA BANJIR


Lokasi bangunan : Sungai ........ pada ruas antara patok Km...... s/d Km ........
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan :

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

1 Rumah pompa Atap bocor; pintu rusak.

2 Mesin pompa Rusak tak berfungsi;

3 Standby genset Mati tak berfungsi; Rusak;

4 Lampu penerangan Lampu penerangan mati

Sampah di hulu
5 Menutup saringan sampah
bendung

Terganjal; Daun pintu


rusak : Tak dapat tertutup/
6 Pintu outlet terbuka rapat; Stang
bengkok; Alat penggerak
rusak

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 40
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.l

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : GROUNDSILL


Lokasi bangunan : Sungai ........ pada ruas antara patok Km...... s/d Km........
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................

Type bangunan : Konstruksi batu bronjong

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

Konstruki tubuh Kawat bronjong putus; Ada


1
groundsill bagian yang ambles

Patah; Tergerus bagian


Stiling basin
2 ujungnya; Gerowong :
(kolam olak)
Kawat bronjong putus

Pangkal kiri/kanan Struktur terlepas dari


3
groundsill tebing sungai

Palung sungai di Sangkrah menyangkut;


4
hulu Tebingnya longsor

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 41
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.m

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : POMPA GROUNDSILL


Lokasi bangunan : Sungai ....... pada ruas antara patok Km...... s/d Km .....
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan : Konstruksi pasangan batu/beton

Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

Konstruki tubuh
1 Pecah; Retak; Putus
groundsill

Stiling basin Patah; Tergerus bagian


2
(kolam olak) ujungnya; Gerowong :

Pangkal kiri/kanan Struktur terlepas dari


3
groundsill tebing sungai

Palung sungai di Sangkrah menyangkut;


4
hulu Tebingnya longsor

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 42
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

OP – 01.n

CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI

Nama bangunan : TIDAL GATE (SALINITY BARRIER)


Lokasi bangunan : Sungai....... pada ruas antara patok Km...... s/d Km........
Inspeksi dilakukan oleh : .....................................
Tanggal pelaksanaan inspeksi : ......................................
Type bangunan :
Tindakan Taksiran
Bagian bangunan Hasil
No yang perlu volume
yang diamati Pengamatan
dilakukan perbaikan

1 Pintu bangunan Macet; Seal Bocor; Terganjal

Sistem penggerak
2 Tak berfungsi; Macet;
pintu

Atap bocor : Dinding/pintu


3 Power house
rusak; Lampu putus

Bag dasar
3 Retak; Pecah
bangunan

Tanggul di hulu
4 Ambles; Tertutup semak
bangunan

Sedimen di hulu
5 Menumpuk
dan hilir bangunan

Papan duga
6 Tak terbaca; Rusak
(peilskal)

Isi Kolom 3 : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret

Tanda tangan pelaksana Inspeksi

......................................................

Bab II - 43
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2.2.7. Penilaian Teknis Kinerja Sungai dan Prasarana Sungai


Penilaian teknis kinerja adalah mengaudit kinerja sungai dan
sarana/prasarana sungai yang ditinjau secara teknis dan sesuai dengan
undang-undang/peraturan lain yang berkaitan dengan kegiatan audit teknis
sungai dan prasarana sungai.

Penilaian Kinerja Prasarana Meliputi:


1. Dari Kondisi Fisiknya
2. Dari Fungsinya

Yang Dinilai:
1. Bangunan utama (tanggul, perkuatan tebing)
2. Bangunan pendukung (jalan inspeksi, kantor OP, rumah operator)
3. Prasarana pelengkap (alat transportasi, alat komunikasi, alat OP)

Dari hasil survey penelusuran sungai dalam rangka inventarisasi sungai dan
prasarana sungai akan dilakukan penilain kondisi fisik maupun fungsionalnya
dan selanjutnya keduanya akan digunakan untuk menilai kinerja sungai dan
prasarana sungai. Hasil penilaian Kinerja Sungai dan Parasarana sungai ini
akan digunakan untuk menetapkan katogori pemeliharaan yang diperlukan
sesuai Permen No 05 tahun 2016. Selanjutnya berdasarkan katagori
pemeliharaan, akan dihitung biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeliharaan sesuai katagorinya atau Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP).

Penilaian Kondisi Fisik


Yang dimaksud kondisi fisik disini adalah tingkat kerusakan yang terjadi saat
ini dibanding dengan keadaan waktu baru dibangun (kondisi rencana). Misal
Revetmen sepanjang 100 m telah rusak sepanjang 20 m, atau revetmen
setinggi 5 m, telah rusak setinggi 1 m, berarti tingkat kerusakan atau kondisi
fisiknya saat ini 20%,

Bab II - 44
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

H1

H
TINGKAT KERUSAKAN = H1/H x 100%

TINGKAT KERUSAKAN = L1/L x 100%

L1

L/H = dimensi keseluruhan/rencana


L1/H1 = dimensi bagian yang rusak
Pintu air/bangunan gedung yang rumit/complicated dll. sulit

Indikator Kondisi Fisik


Prasarana Sungai

Bab II - 45
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Penilaian Fungsional
Kondisi fungsional adalah kapasitas bangunana saat ini dibanding dengan
rencananya, misal saluran saat ini kapasitas debitnya tinggal 6 m3/dt dari 10
m3/dt kapasitas rencana, berarti fungsinya tinggal 60%.

PUNCAK REVETMENT H1

H
1

TINGKAT KERUSAKAN = H1/H x 100%, TINGKAT FUNGSIONAL = ((H-H1)/H

2
H

FONDASI REVETMENT H1

TINGKAT KERUSAKAN = H1/H x 100% , TINGKAT FUNGSIONAL = DITAKSIR

Bab II - 46
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Indikator Fungsional
Prasarana Sungai

Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja adalah gabungan dari penilaian kondisi Fisik dan Kondisi
Fungsional. Berdasarkan hasil diskusi Laporan Interim dan diskusi Draft
Laporan akhir, disepakati bobot kedua kondisi tersebut masing masing 50 %,
sehingga penilaian kinerja dapat diskemakan sebagaimana gambar dibawah
ini :

Bab II - 47
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Penyusunan Katagori Pemeliharaan.


Berdasarkan hasil penilaian kinerja sungai dan prasarana sungai saat ini, lalu
ditetapkan katagori pemeliharaan yang akan dilakukan atau diprogramkan,
dengan menikuti ketentuan SE no 05 tahun 2016 dengan skema sebagai
berikut :

a. Pemeliharaan Rutin
Dilakukan pada prasarana sungai dengan tingkat fungsional atau kinerja
>90%. Dilakukan setiap tahun dan diatur berdasarkan jadwal

b. Pemeliharaan Preventif

Pemeliharaan preventif yaitu kegiatan pencegahan yang bertujuan untuk


menjaga agar bangunan sungai tetap berfungsi secara optimal sesuai
dengan tingkat layanan yang direncanakan.

Kriteria umum dari pemeliharaan preventif adalah :

1). Dilakukan terhadap bangunan sungai yang kondisinya masih


mantap (kinerja cukup, level > 70%, dengan resiko rendah).
2). Pemeliharaan perlu dilakukan secara terus menerus atau kontinyu.
3). Terdiri dari pekerjaan pemeliharaan yang sederhana sehingga
tidak memerlukan kelengkapan perhitungan desain maupun tim
konsultan perencana.
4). Tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan fungsi
bangunan.

Agar tingkat layanan suatu bangunan sungai dapat dipertahankan, maka


pemeliharaan preventif perlu dilaksanakan secara tertib dan terprogram
dari waktu ke waktu tanpa menunggu gejala penurunan kondisi dan
kestabilan struktur bangunan yang menyolok. Dengan demikian segala
kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakannya dapat di program
secara pasti.

Jenis kegiatan pemeliharaan preventif berupa :

1). Pemeliharaan rutin, misalnya :

Bab II - 48
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

a). Membersihkan kotoran, semak dan tanaman liar yang


menempel pada bangunan sungai.
b). Memelihara gebalan rumput pada permukaan lereng tanggul
sungai.
c). Membuang sampah dan sangkrah yang mengganggu
kelancaran pengoperasian bangunan sungai.
d). Menambal bagian-bagian permukaan tanggul yang retak.
e). Melumasi system penggerak pintu-pintu bangunan sungai.
2). Pemeliharaan berkala, yaitu pemeliharaan yang dilaksanakan
menurut tata waktu tertentu (3 bulanan, 6 bulanan, 1 tahunan, 2
tahunan dan sebagainya), misalnya :
a). Pengecatan pintu bangunan sungai.
b). Servis besar pada instansi pompa banjir.
c). Overhaul kendaraan dan alat berat.
3). Reparasi atau perbaikan ringan, misalnya :
a). Memperbaiki tanggul yang ambles atau permukaannya
rusak.
b). Perbaikan pada bagian konstruksi pasangan batu yang
lepas.
c). Reparasi pintu angkat yang macet.
d). Memperbaiki jalan inspeksi.
e). Perbaikan AWLR atau staff gauge.

c. Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan korektif yaitu pekerjaan perbaikan kerusakan bangunan


sungai atau pembetulan terhadap kekurangan-kekurangan yang ada
pada suatu bangunan sungai tanpa merubah tujuan dan tingkat layanan
bangunan yang bersangkutan.

Kriteria umum dari pemeliharaan korektif adalah :

1). Dilakukan pada bangunan sungai yang kondisi strukturnya


mengalami kerusakan berat sehingga nilai kinerjanya kurang dari
70%.
2). Dilakukan apabila pemeliharaan rutin dipandang sudah tidak
efisien lagi.

Bab II - 49
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

3). Bertujuan mengembalikan dan menyempurnakan fungsi bangunan


sungai pada tingkat kemampuan layanan semula (tidak melampaui
kemampuan layanan rencana).
4). Kebutuhan pemeliharaannya didasarkan pada perhitungan
perencanaan struktur dan analisa biaya secara khusus (tidak
dapat distandarkan).

Pemeliharaan korektif dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan, yaitu;

1). Pemeliharaan khusus, yaitu pekerjaan perbaikan berat yang perlu


dilakukan setelah nilai kinerja suatu bangunan atau bagian
bangunan sudah berada di bawah 70% dari rencana sehingga
pekerjaan pemeliharaan preventip sudah tidak efisien lagi.
2). Rektifikasi, adalah pekerjaan pembetulan/koreksi atau
penyempurnaan dalam skala terbatas guna menyempurnakan
fungsi dan nilai kinerja suatu bangunan sungai atau sistem
bangunan sungai.

d. Pemeliharaan Rehabilitatif

adalah pekerjaan perbaikan kerusakan bangunan sungai untuk


mengembalikan fungsi bangunan sesuai dengan kondisi semula tanpa
mengubah sistem dan tingkat layanan bangunan, yang fungsi Tingkat
fungsi atau kinerja bangunannya kurang dari 50%.

2.2.8. Penilaian Kinerja Organisasi OP SDA


Selain melakukan penilaian teknis terhadap kinerja sungai dan prasarana
sungai, akan dilakukan juga penilaian kinerja organisasi OP yang ada. Apakah
sudah sesuai dengan standar yang ada atau belum.
Penilaian kinerja adalah kegiatan evaluasi yang dilaksanakan menerus dari
tahun ke tahun di dalam unit pelaksana OP, dengan tujuan sebagai berikut :

a. Sebagai instrumen pertanggungjawaban dalam penggunaan dana dan


anggaran OP.
b. Sebagai instrumen kendali kontrol bagi Direktorat Pembina terkait dana
dan anggaran OP yang telah diserahkan kepada Unit Pelaksana OP.
c. Sebagai instrumen evaluasi bagi unit pelaksana OP agar tercipta kinerja
yang semakin baik dari tahun ke tahun.

Bab II - 50
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

d. Sebagai instrumen penilai sejauhmana unit OP telah berhasil


menyediakan layanan yang semakin baik bagi masyarakat.

Pelaksana kegiatan penilaian kinerja adalah Kepala Unit Pelaksana OP yang


kemudian diteruskan kepada Kepala Balai untuk disampaikan kepada
Direktorat Pembina.
Penilaian kinerja didasarkan pada hasil pemantauan terhadap beberapa
indikator yang relevan dengan tujuan OP SDA. Indikator yang relevan disusun
dengan tujuan mudah terukur melalui beberapa parameter yang jelas dan
mudah dimengerti baik oleh semua lini di dalam unit organisasi OP maupun
masyarakat luas. Pemantauan dan evaluasi keefektifan pelaksanaan OP SDA
mencakup beberapa faktor sebagaimana tersebut di dalam tabel yang telah
diamanatkan dalam Pedoman OP SDA dan blanko penilaian di bawah ini.

Tabel 2.1. Parameter Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan OP SDA

Parameter Penilaian
No. Sub Parameter Penilaian Kinerja
Kinerja

 Kualitas dan kuantitas SDM.


 Ketersediaan pedoman pelaksanaan kerja.
 Ketersediaan peta, data, dan informasi.
 Ketersediaan bangunan pengatur dan pengendali
aliran.
1 Kapasitas organisasi
 Ketersediaan peralatan pemeliharaan.
 Ketersediaan peralatan pemantauan.
 Ketersediaan peralatan komunikasi dan
mobilisasi.
 Tertundanya pemeliharaan rutin.

Kemacetan atau  Besarnya beban kebutuhan pemeliharaan korektif


tertundanya yang belum tertangani.
2 pelaksanaan  Efektivitas pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
pemeliharaan korektif preventif.
 Magnituda kerusakan prasarana OP SDA.

 Total nilai kerugian prasarana SDA akibat


Resiko kerugian bencana.
3
yang timbul  Total nilai kerugian masyarakat sekitar prasarana
SDA akibat bencana.

Penggunaan sumber  Tingkat efisiensi pelaksanaan pekerjaan OP.


4
daya  Tingkat efisiensi penggunaan peralatan kerja.
5 Pengendalian barang  Kedisiplinan dalam pembuatan laporan bulanan

Bab II - 51
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

tentang stok barang dan suku cadang peralatan


sediaan (stok bahan, dan sarana kerja.
suku cadang  Laporan rekonsiliasi bulanan tentang neraca
peralatan) penggunaan barang dan suku cadang peralatan
dan sarana kerja.
Dinamika
 Korelasi besarnya curah hujan dengan elevasi
perkembangan
6 permukaan air.
kondisi lingkungan
 Intensitas terjadinya protes masyarakat.
terkait SDA

Bab II - 52
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Tabel 2.2. Blangko Penilaian Kinerja OP SDA


Blangko Penilaian Kinerja OP SDA

Nama Balai : Tanggal Penilaian:


Tahun Anggaran :

Nilai
No Parameter Penilaian Kinerja Rata-rata Nilai Bobot Total Nilai Kinerja
0 - 100
(1) (2) (3) (4) = avg(3) (5) (6) = (4) x (5)

1 Kapasitas Organisasi 20%


1a Kualitas dan kuantitas SDM.
1b Ketersediaan pedoman pelaksanaan kerja.
1c Ketersediaan peta, data, dan informasi.
1d Ketersediaan bangunan pengatur dan pengendali aliran.
1e Ketersediaan peralatan pemeliharaan.
1f Ketersediaan peralatan pemantauan.
1g Ketersediaan peralatan komunikasi dan mobilisasi.
1h Tertundanya pemeliharaan rutin.
2 Kemacetan atau tertundanya pelaksanaan pemeliharaan korektif 20%
2a Besarnya beban kebutuhan pemeliharaan korektif yang belum tertangani.
2b Efektivitas pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan preventif.
2c Magnituda kerusakan prasarana OP SDA.
3 Resiko kerugian yang timbul 10%
3a Total nilai kerugian prasarana SDA akibat bencana.
3b Total nilai kerugian masyarakat sekitar prasarana SDA akibat bencana.
4 Penggunaan sumber daya 20%
4a Tingkat efisiensi pelaksanaan pekerjaan OP.
4b Tingkat efisiensi penggunaan peralatan kerja.
5 Pengendalian barang sediaan (stok bahan, suku cadang peralatan) 20%
5a Kedisiplinan dalam pembuatan laporan bulanan tentang stock barang dan suku cadang peralatan dan
sarana kerja.
5b Laporan rekonsiliasi bulanan tentang neraca penggunaan barang dan suku cadang peralatan dan
sarana kerja.
6 Dinamika perkembangan kondisi lingkungan SDA 10%
6a Korelasi besarnya curah hujan dengan elevasi muka air.
6b Intensitas terjadinya protes masyarakat.
Nilai
0 - 100
Total Nilai Kinerja
(3)

20%
Status Kinerja OP *)

*) Keterangan:
Status Kinerja OP Baik : Total Nilai Kinerja > 70
Status Kinerja OP Cukup : Total Nilai Kinerja 50 - 70
Status Kinerja OP Buruk : Total Nilai Kinerja < 50
20%

10% dinilai oleh, disetujui oleh,


Kepala Unit Pelaksana OP SDA Kepala Balai ______________
a.
20%

20% Nama: ___________________ Nama: ___________________


NIP: _____________________ NIP: _____________________

10%

: Kolom yang harus diisi.

Bab II - 53
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

Dari hasil penilaian terhadap kinerja organisasi OP tersebut akan dijadikan


acuan untuk melakukan rekomendasi untuk melakukan perbaikan/melengkapi
organisasi OP yang ada.

2.2.9. Review Prasarana Sungai


Hasil inventarisasi kondisi sungai dan prasarana sungai akan dijadikan dasar
untuk mereview kondisi prasarana sungai yang ada, apabila kondisi prasarana
sungai mengalami kerusakan ringan ataupun berat, maka akan dilakukan
perhitungan desain perbaikan/rehabilitasi. Demikian pula dengan kondisi
sungai yang ada, dari hulu ke hilir akan dilakukan penilaian kondisi
morfologinya, apakah mengalami perubahan atau tidak dan efek yang
ditimbulkan akibat adanya perubahan morfologi sungai tersebut. Jaringan
sungai yang ada akan dinilai apakah perlu adanya penanganan terhadap
masalah yang terjadi seperti pendangkalan maupun sedimentasi dan lain-lain.

Hasil dari kegiatan ini akan dijadikan rekomendasi untuk melakukan kegiatan
pemeliharaan, apakah masuk dalam pemeliharaan preventif atau korektif.

2.2.10. Penggambaran Desain


Dari hasil review desain bangunan air dan jaringan sungai akan diperoleh
desain perbaikan yang akan disajikan dalam bentuk gambar desain. Gambar
desain memuat gambar rencana perbaikan dan detail-detail bangunan yang
perlu direhabilitasi. Penggambaran akan mengacu pada standar
penggambaran KP dan SNI.

2.2.11. Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan


Kegiatan operasi dan pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjaga dan
mengontrol fungsi dan kondisi sungai dan prasarana sungai. Hasil dari
kegiatan penilaian teknis ini akan dijadikan pertimbangan untuk melakukan
kegiatan operasi dan pemeliharaan.

Bab II - 54
Laporan Akhir
Penyusunan Penilaian Kinerja Sungai BKT dan AKNOP Sungai

2.1. PENDEKATAN STUDI.................................................................................................................. 1


2.1.1. Pendekatan Secara Umum..................................................................................................... 1
2.1.2. Pendekatan Teknis.................................................................................................................. 2
2.1.3. Dasar Hukum............................................................................................................................ 3
2.2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN.........................................................................3
2.2.1. Persiapan dan Pengumpulan Data........................................................................................ 4
2.2.2. Pemasangan Patok HM dan KM............................................................................................. 4
2.2.3. Survey Topografi / Pengukuran Teknis Sungai...................................................................6
2.2.4. Analisa Hidrologi................................................................................................................... 11
2.2.5. Analisa Hidrolika.................................................................................................................... 16
2.2.6. Inventarisasi dan Penilaian Kondisi Fisik dan Kinerja Asset Prasarana Sungai..........17
2.2.7. Penilaian Teknis Kinerja Sungai dan Prasarana Sungai..................................................44
2.2.8. Penilaian Kinerja Organisasi OP SDA.................................................................................50
2.2.9. Review Prasarana Sungai..................................................................................................... 54
2.2.10. Penggambaran Desain.......................................................................................................... 54
2.2.11. Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan...........................................................54

GAMBAR
Gambar 2.1. Patok KM........................................................................................................................5
Gambar 2.2. Patok HM........................................................................................................................5
Gambar 2.3. Cara Mendapatkan Sudut BM2 - BM1 - P8.................................................................6
Gambar 2.4. Bentuk Matematis Hitungan Koordinat......................................................................7
Gambar 2.5. Observasi Ketinggian....................................................................................................9
Gambar 2.6. Daerah aliran sungai dan sub daerah aliran sungai..................................................12
Gambar 2.7. Polygon thiessen stasiun yang ada....................................................................13

Bab II - 55

Anda mungkin juga menyukai