Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR


BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM
SATUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR CITARUM
Alamat : Jalan Inspeksi Cidurian Soekarno – Hatta STA 5600 Bandung 40292 Telp. (022) 7564073 Fax. (022) 7505760 .....

KERANGKA ACUAN KERJA

INSPEKSI BESAR BENDUNGAN


SITU SIPATAHUNAN

PPK OPERASI DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR III


TAHUN ANGGARAN 2019
KERANGKA ACUAN KERJA

Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Program : Operasi dan Pemeliharaan SDA
Hasil : 1 (satu) Laporan Konsultan
Satker : Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum
Kegiatan : Inspeksi Besar Bendungan Situ Sipatahunan
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Inspeksi Besar Bendungan Situ
Sipatahunan
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Laporan.
Volume : 1 (Satu) Set Laporan

1. LATAR BELAKANG

Bendungan merupakan bangunan yang mempunyai potensi bahaya terhadap kawasan di


hilirnya. Baik itu manusia, hewan, dan juga harta benda lainnya. Sehingga perlu perlakuan
khusus dalam penanganannya pada tahap pengelolaannya.
Dalam pengelolaan tersebut salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan adalah menjaga
kelestarian fungsi dan keamanan bendungan. Karena bendungan merupakan bangunan baik itu
jenis urugan ataupun jenis lainnya yang menampung air atau dapat menampung air maka
tingkat bahaya bendungan terhadap kawasan hilirnya berbeda-beda.
Kehati-hatian pemilik bendungan dalam rangka melindungi kawasan hilir tercermin dari
banyaknya peraturan perundangan yang harus dipatuhi. Disamping itu juga banyaknya standar
ataupun pedoman yang harus diikuti dalam penyelenggaraan pembangunan bendungan yang
didalamnya termasuk pengelolaannya.
Bendungan Situ Sipatahunan termasuk dalam kategori bendungan, sehingga dalam
penyesuaian kategori tersebut, maka perlu adanya perlakuan sebagaimana secara khusus
dilakukan terhadap bangunan bendungan. Adapun yang perlu menjadi kegiatan penting saat
ini adalah melakukan inspeksi secara menyeluruh.
Inspeksi menyeluruh/ besar pada dasarnya adalah merupakan kegiatan inspeksi bendungan
secara menyeluruh terhadap aspek teknis dan non teknis dalam rangka evaluasi keamanan
suatu bendungan (safety evalution of existing dam). Dari kegiatan ini diharapkan akan
teridentifikasi problem-problem yang sedang berkembang, kemudian diketahui kondisi
keamanan/ kekokohan struktur dan keamanan operasional bendungan, kekurangan pada sistim
keamanan bendungan serta tindak lanjut yang diperlukan untuk mempertahankan atau
meningkatkan keamanannya.
Dengan latar belakang dan tatacara keamanan bendungan tersebut, dalam tahun anggaran 2019
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA
Citarum Balai Besar Wilayah Sungai Citarum akan melakukan Inspeksi Besar Bendungan Situ
Sipatahunan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud
1) Melakukan inspeksi besar dan evaluasi keamanan bendungan.
Tujuan
1) Mengetahui status/ tingkat keamanan bendungan ditinjau dari aspek struktur, hidrolik,
rembesan serta operasional-nya
2) Meng-identifikasi masalah yang ada
3) Menetapkan rencana perbaikan dan atau penyempurnaan yang diperlukan..

3. SASARAN

Sasaran yang diharapkan dari dilaksanakannya pekerjaan ini adalah untuk meningkatkan
operasi dan keamanan bendungan, agar Bendungan Situ Sipatahunan dapat terjaga kelestarian
fungsi dan keamanannya.

4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi pekerjaan terletak di Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat

5. SUMBER PENDANAAN

Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan ini bersumber APBN melalui DIPA Satker Operasi dan
Pemeliharaan SDA Citarum Tahun Anggaran 2019 dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
sebesar Rp.594.960.000,- (Lima Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Enam
Puluh Ribu Rupiah).

6. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

Pejabat Pembuat Komitmen : PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III


Satuan Kerja : OP SDA Citarum
Direktorat Jenderal : Sumber Daya Air
Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
7. DATA PENUNJANG

a. Penyediaan oleh Pengguna Jasa antara lain :


• Hasil studi dan identifikasi terdahulu
• Petugas / staf dari PPK OP SDA III, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang
bertindak sebagai pengawas dan pembantu pengawas dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi.
b. Dalam melaksanakan pekerjaannya, konsultan harus menyediakan semua fasilitas yang
diperlukan sebagai berikut :
• Peralatan kantor yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti : peralatan
gambar, peralatan tulis dan barang-barang habis pakai.
• Biaya mobilisasi dan demobilisasi staf konsultan ke dan dari lokasi pekerjaan.
• Peralatan instrumen pengukuran
• Fasilitas transportasi termasuk kendaraan roda 4 yang layak beserta pengemudinya.
• Staf bagian administrasi umum
• Tenaga pembantu untuk kegiatan di lapangan
• Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pelaksanaan pekerjaan

8. STANDAR TEKNIS
Ketentuan-ketentuan teknis rinci mengenai pelaksanaan kegiatan Inspeksi Besar Bendungan
Situ Sipatahunan, hendaknya mengacu pada Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)
yang berlaku dan sesuai dengan pekerjaan/kegiatan yang dilaksanakan.

9. REFERENSI HUKUM

Dasar Hukum Untuk Melaksanakan kegiatan ini adalah:


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang pengairan.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Wilayah Sungai
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Pekerjaan Umum
7. Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Kementerian Pekerjaan Umum
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis
Nasional Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2010-2014
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06/PRT/M/2011 tentang pedoman Pengguna
Sumber Daya Air

10. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup pelaksanaan kegiatan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan yang sangat mendasar sehingga peserta lelang harus
mengembangkan metodologi. Garis besar lingkup pekerjaan adalah :
1). Pemeriksaan besar
a. Mengumpulkan dan mempelajari data hidrologi sampai dengan tahun terakhir,
dokumen desain, pelaksanaan konstruksi dan riwayat OP termasuk data pemantauan.
b. Melakukan pemeriksaan tubuh bendungan di atas dan di bawah air, bangunan
pelengkap, bukit tumpuan, waduk dan sekitarnya, dan lain-lainnya.
c. Melakukan pemeriksaan dan uji operasi peralatan hidromekanik, listrik, dan sistim
peringatan dini (bila ada).
d. Pemeriksaan peralatan pemantau keamanan bendungan/ instrumentasi dan evaluasi
terhadap data hasil pemantauannya.
e. Analisis banjir desain berdasar data hidrologi terbaru.
f. Evaluasi keamanan bendungan yang mencakup aspek struktur, hidrolik, rembesan, dan
sistim operasi berdasar hasil kegiatan.
g. Melakukan konsultasi dengan Direksi, PPK OP III SDA Citarum, Kepala Satuan OP
SDA Citarum dan Kepala Bidang OP SDA Citarum mengenai hasil pemeriksaan/
analisis instrumentasi keamanan bendungan .
h. Membuat laporan teramasuk kesimpulan status keamanan bendungan dan saran tindak
lanjut yang diperlukan.

11. URAIAN PEKERJAAN


11.1 Umum
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam lingkup pekerjaan diatas,
konsultan harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Persiapan dan Orientasi Lapangan
Sebelum memulai pekerjaan Konsultan harus melakukan persiapan diantaranya
adalah mobilisasi peralatan, personil, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yang semuanya harus dalam kondisi baik. Disamping
itu juga harus melakukan orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum
lapangan secara menyeluruh, mengidentifikasi kendala yang ada, kemudian
menjabarkan program pelaksanaan dan Rencana Mutu Kontrak.
b. Pengumpulan dan Analisa Data
Konsultan berkewajiban mengumpulkan dan menganalisa data yang diperlukan
untuk masing-masing pekerjaan. Konsultan harus memeriksa ketelitian data yang
dipakai dan bertanggung jawab terhadap mutu data yang dipakai. Data yang harus
dikumpulkan antara lain :
1). Semua laporan studi yang pernah dilakukan
2). Laporan desain termasuk review/revisi/modifikasi desain
3). Laporan pelaksanaan konstruksi, meliputi: kendali mutu (quality control),
laporan akhir proyek (project completion report), dan lain-lain
4). Laporan yang berkaitan dengan pengelolaan/OP bendungan antara lain laporan
pemantauan, laporan pelaksanaan OP, laporan inspeksi, dan lain-lain
5). Data hidrologi terbaru, peta geologi regional, dan lain sebagainya.
c. Evaluasi, Analisis dan Penggambaran
Evaluasi, Analisis dan Penggambaran dari seluruh pekerjaan ini harus mengikuti
Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM). Konsultan wajib memiliki dan
memahami NSPM tersebut.
d. Asistensi dan Diskusi
- Konsultan wajib melakukan asistensi dan diskusi dengan Direksi dan PPK OP III
SDA Citarum, pada setiap akan memulai dan akhir dari suatu kegiatan.
- Konsultan wajib melakukan konsultasi dengan Direksi, PPK OP III SDA
Citarum, Kepala Satuan OP SDA Citarum dan Kepala Bidang OP SDA Citarum
dalam rangka mendapatkan masukan sesuai NSPM terkait.
e. Presentasi
Konsultan wajib menyiapkan laporan dan bahan presentasi untuk kemudian
dipresentasi pada BBWS Citarum.
Konsultan berkewajiban memperbaiki laporan inspeksinya sesuai dengan saran dan
masukan hasil pembahasan/ presentasi.
f. Ketersediaan Konsultan
Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya yang sewaktu-waktu dapat dihubungi
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan mempunyai kuasa untuk bertindak dan
mengambil keputusan atas nama Konsultan.
g. Data dan Gambar-gambar
Konsultan harus menyerahkan foto dan gambar serta soft-copy yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
h. Peralatan Kerja
Konsultan harus menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan.
11.2 Pemeriksaan Besar
Secara umum, yang dimaksud pemeriksaan besar pada studi ini adalah
inspeksi/pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek teknis
maupun non teknis, dalam rangka evaluasi keamanan bendungan bagi suatu
bendungan yang telah ada. Cakupan inspeksi antara lain meliputi pemeriksaan
komponen-komponen bendungan termasuk peralatan mekanik-listrik, pondasi, tumpuan
waduk dan daerah sekitarnya; pemeriksaan dan uji peralatan hidromekanik-elektrik dan
gawar banjir; pemeriksaan instrumen dan evaluasi data pembacaannya; tinjauan terhadap
sistem OP dan RTD (Rencana Tindak Darurat), serta evaluasi keamanan bendungan .
Kegiatan tersebut diatas perlu ditunjang dan dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan
diantaranya dan tidak terbatas hal-hal sebagai berikut :
a. Persiapan
Sebelum pelaksanaan inspeksi, konsultan harus melakukan pekerjaan persiapan yang
mencakup antara lain:
1). Pengumpulan data, yang mencakup antara lain: data hidrologi terbaru, dokumen
desain, dokumen pelaksanaan konstruksi, dokumen OP termasuk data
pemantauan, laporan inspeksi sebelumnya, sistem OP, dan lain-lain. Dokumen
atau data desain dan konstruksi kemungkinan sangat terbatas, dalam kondisi
demikian konsultan harus mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang
dapat dipercaya.
2). Kajian data. Setiap inspeksi harus didahului dengan mempelajari data yang ada,
laporan-laporan inspeksi/kajian sebelumnya. Bila belum pernah dilakukan
inspeksi, pelajari dokumen desain, konstruksi dan riwayat OP.
3). Daftar simak inspeksi harus disiapkan secara rinci sesuai bendungan yang
diinspeksi dan dipahami setiap anggota tim.
4). Perlengkapan inspeksi yang harus dibawa saat inspeksi antara lain: ringkasan
data bendungan, ringkasan laporan inspeksi sebelumnya, gambar-gambar, daftar
simak, kamera, alat bantu inspeksi seperti: pita ukur, teropong, lampu senter,
waterpas kecil, palu geologi, kompas, alat baca instrumen, dan lain-lain.
b. Pemeriksaan bendungan mencakup:
1) Pemeriksaan visual pada obyek inspeksi yang berada diatas permukaan tanah
dan air seperti: permukaan tubuh bendungan, bangunan pelengkap, tebing
tumpuan, tebing waduk, peralatan hidromekanik, dan lain-lain. Pemeriksaan juga
dilakukan terhadap bangunan pelengkap, bukit tumpuan, waduk dan sekitarnya,
dan lain-lain.
2) Pemeriksaan terhadap obyek inspeksi dibawah air antara lain:
- Permukaan lereng hulu bendungan; periksa kemungkinan adanya lubang
benam, longsoran, kemerosotan mutu lapis lindung lereng, dan lain-lain.
- Kolam peredam energi dan kolam loncat air; periksa kemungkinan adanya
erosi dan gerusan.
- Muka hulu bendungan/membran beton; periksa kemungkinan adanya:
retakan, kemerosotan mutu, bukaan sambungan yang berakibat peningkatan
rembesan/bocoran, dan lain-lain.
Pemeriksaan bawah air jika kondisi memungkinkan yaitu saat air waduk surut.
3). Indentifikasi dan pencatatan masalah
Sebelum informasi, laporan dan catatan yang berkaitan dengan masalah yang
timbul harus dikumpulkan dan dipelajari, dan bendungan perlu diperiksa atas:
- unjuk kerja/performance yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
- terjadinya kerusakan konstruksi
- penyimpangan yang terkait dengan deformasi, tekanan pori, rembesan
- timbulnya bahaya dari kondisi geologi
- tidak berfungsinya peralatan mutu, melemahnya bangunan dan atau fondasi
- penyimpangan terhadap NSPM (norma, standar, pedoman, dan manual)
- dan lain sebagainya yang dampaknya berpotensi mengganggu fungsi dan
keamanan bendungan.
c. Pemeriksaan dan Uji Operasi; harus dilakukan terhadap peralatan yang terkait
dengan keamanan bendungan seperti: peralatan hidromekanik, tenaga listrik utama
dan cadangan untuk operasi pintu dan katup, sistem dan prosedur peringatan banjir
termasuk kehandalan peralatan yang digunakan, dan lain-lain.
d. Instrumentasi; periksa kondisi dan fungsi instrumentasi dengan melakukan
pembacaan secara langsung dan/atau lakukan kajian/ evaluasi terhadap seri data
pemantauan yang ada.
Pemeriksaan dan pastikan alat-alat hidrologi, sistem pemantau jarak jauh serta
peralatan komunikasinya semua berfungsi baik, dokumentasi dan evaluasi data hasil
pemantaunya.
e. Hidrologi dan banjir desain; kaji laporan analisis hujan dan banjir desain yang ada
dan kriteria desain yang digunakan, lakukan analisis hujan dan banjir desain dan
penelusuran banjir berdasar data mutakhir, periksa kecukupan pelimpah, tinggi
jagaan, pola operasi, potensi bencana di daerah hilir bila terjadi keruntuhan
bendungan, dan lain-lain.
f. Sistem OP
- Sistem OP mencakup: periksa ketersediaan panduan OP di lapangan: waktu
penyusunan; kecukupan instruksi/ petunjuk dalam panduan; ketersediaan
dokumen penting, gambar-gambar, grafik, format laporan; dipahamikah panduan
oleh petugas; kecukupan tenaga dari aspek jumlah dan kemampuan, perlukah
penyempurnaan dan lain-lain.
g. Evaluasi keamanan bendungan
1). Evaluasi tahap pertama;
- Kaji semua data yang ada yang terkait dengan desain, konstruksi, OP
bendungan dan bangunan pelengkapnya, sehingga benar-benar memahami
penuh bendungan dan riwayat operasi serta pemeliharaannya
- Identifikasi semua potensi masalah yang dampaknya merugikan terhadap
keamanan hulu dan hilir bendungan serta periksa kecukupan bendungan dan
bangunan pelengkapnya untuk memenuhi fungsinya dengan didukung data
yang relevan, pertimbangan dan analisis teknis diantaranya dengan
membandingkan perilaku bendungan dengan perilaku yang direncanakan
dalam desain.
2). Evaluasi tahap kedua;
Lakukan analisis teknik untuk menilai status/ tingkat keamanan bendungan
ditinjau dari:
 aspek struktur; periksa stabilitas tubuh bendungan termasuk stabilitas
terhadap gempa pada kondisi normal dan luar biasa, minimal pada potongan:
bagian tertinggi, bagian yang perilakunya menyimpang dan bagian yang
geometrinya berubah cukup besar dan bagian kritis.
 Aspek hidrolik (kecukupan pelimah, tinggi jagaan, erosi eksternal, dan lain-
lain).
 Aspek rembesan (erosi internal, piping, boiling, uplift, pelarutan materil
bendungan dan pondasi, dan lain-lain), berdasar data-data yang tersedia,
kemudian membuat kesimpulan dan saran.

12. KELUARAN
Laporan-laporan harus disusun dalam bahasa Indonesia. Semua laporan dibuat dengan kertas
ukuran A4, dan semua laporan di copy pada 2 hardisk, secara rinci dapat dilihat dibawah ini.
Laporan-laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa yaitu :
A. Rencana Mutu Kontrak (RMK)/Quality Plan
Penyedia jasa harus membuat Rencana Mutu Kontrak yang mengacu kepada Permen PU No.
04/PRT/M/2009 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Pedoman QA dari Ditjen SDA.
RMK harus memuat diantaranya Informasi Kegiatan, Rencana Kerja (Kurva S) Bagan alir
Kegiatan yang mengacu pada kaidah notasi dalam penyusunan Bagan Alir, Lembar Kerja yang
dilengkapi dengan Daftar Simak. RMK akan digunakan sebagai salah satu acuan pelaksanaan
pekerjaan, yang harus digunakan oleh Penyedia Jasa, Direksi dalam memantau pekerjaan.
Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima).

B. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus diselesaikan paling lambat satu (1) bulan setelah dikeluarkan nya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), Laporan Pendahuluan memuat antara lain :
- Informasi awal kondisi lokasi;
- Analisa studi terdahulu;
- Hasil survey awal;
- Gambaran umum tentang kondisi lokasi;
- Hasil pengumpulan data sekunder;
- Rencana program kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
- Mobilisasi tenaga ahli, tenaga pendukung dan peralatan;
- Metodologi/strategi pelaksanaan pekerjaan;
- Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
- Rencana kerja sampai dengan laporan antara;
Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima). PPK akan menentukan waktu pelaksanaan diskusi Laporan
pendahuluan.

C. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat rangkap 5 (lima), berisikan laporan hasil pekerjaan lengkap dengan bobot
prosentase kemajuan pekerjaan dan program kerja bulan berikutnya.

D. Laporan Antara
Laporan Antara yang berisikan sekurang-kurangnya hasil pengumpulan data sekunder, data Primer
dan analisa :
- Uraian lingkup kegiatan secara detil yang mengacu pada laporan pendahuluan;
- Hasil Analisis
 Analisis Hidrologi
 Analisis Kebutuhan air
 Alokasi air
- Konsep pola operasi yang direncanakan untuk kondisi saat ini.
Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima). PPK akan menentukan waktu pelaksanaan diskusi Laporan.

E. Draft Laporan Akhir


Berisikan hasil seluruh kegiatan yang telah dilakukan, beserta kesimpulan dan saran.
Hasil Inspeksi Besar Bendungan Situ Sipatahunan.
Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima). PPK akan menentukan waktu pelaksanaan diskusi Laporan.

F. Laporan Akhir (Final Report)


Laporan Akhir merupakan hasil perbaikan/revisi dari Konsep Laporan Akhir setelah
mempertimbangkan berbagai masukan dan saran dari peserta diskusi Konsep Laporan Akhir.
Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima), diserahkankan pada akhir kontrak.

G. Laporan Hasil Inspeksi Bendungan


Laporan Hasil Inspeksi Bendungan merupakan laporan hasil inspeksi keseluruhan bendungan.
Laporan ini dibuat rangkap 10 (sepuluh), diserahkan pada akhir kontrak.

H. Hardisk External
Seluruh Data yang terkait dalam Inspeksi Besar Bendungan Situ Sipatahunan baik Data Sekunder,
Primer, Gambar, Dokumentasi beserta seluruh laporan-laporan dimasukkan ke dalam hardisk
external.
Hardisk External beserta seluruh isinya ini dibuat rangkap 2 (dua), diserahkankan pada akhir
kontrak.

13. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini selama 66 (Enam Puluh Enam) hari kerja pada tahun
anggaran 2019.

14. TENAGA AHLI


a. Ketua Tim/ Team Leader
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil/ Teknik
Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang
disamakan, mempunyai sertifikat keahlian bendungan besar yang dikeluarkan oleh KNIBB
dan berpengalaman dalam perencanaan bendungan sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Waktu penugasan selama 3 bulan kerja.

b. Ahli Bendungan
Ahli Bendungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil/
Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang
disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam perencanaan
bendungan (termasuk analisa hidrologi dan hidrometri untuk perencanaan bendungan)
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu penugasan selama 2,5 bulan kerja.

c. Ahli Geologi Teknik


Ahli Hidrologi disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Geologi
lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang disamakan, mempunyai sertifikat
keahlian dan berpengalaman dalam penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah,
analisa hasil laboratorium, perhitungan geologi teknik dan mekanika tanah untuk
menunjang perencanaan bendungan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu
penugasan selama 2,5 bulan kerja.

d. Ahli Instrumentasi Bendungan


Ahli Instrumentasi Bendungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan
Teknik Sipil/ Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam
pemeriksaan kondisi instrumentasi bendungan dan bangunan pelengkapnya serta mampu
menganalisa perilaku peralatan instrumentasi terhadap keamanan bendungan serta
menyampaikan usulan perbaikan dan/atau penambahan peralatan instrumentasi lengkap
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu penugasan selama 1,5 bulan kerja.

e. Ahli Hidro-Mekanikal
Ahli Hidro-Mekanikal disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik
Mesin lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang disamakan dan
berpengalaman dalam bidang hidromekanikal konstruksi bangunan air dan bendungan
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu penugasan selama 1 bulan kerja.

f. Ahli Estimasi Biaya


Ahli Estimasi Biaya disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil/
Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang
disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam estimasi biaya untuk
pekerjaan konstruksi bangunan air dan bendungan sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Waktu penugasan selama 1 bulan kerja.
KEWAJIBAN
Kewajiban Pemberi pekerjaan, Direksi, dan Pembina Pekerjaan
Pemberi pekerjaan akan member kemudahan kepada Konsultan untuk memperoleh atau
menggunakan data/informasi yang ada di proyek dari hasil studi terdahulu serta memberikan
kemudahan lainnya untuk keperluan pekerjaan.
Kewajiban Konsultan
Konsultan berkewajiban menyediakan tenaga pelaksana pekerjaan, peralatan kantor, peralatan
survey, alat transportasi dan lain-lainnya yang sesuai dengan keperluan pekerjaan ini dan
melaksanakan pekerjaan mengikuti Kerangka Acuan Kerja serta pengaturan lainnya yang
akan disepakati bersama.

LAIN-LAIN
Hal-hal lain yang tidak disebutkan dalam KAK ini perlu dilaksanakan sesuai dengan SNI yang
berkaitan serta berpedoman pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian PUPR dan
persyaratan teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun dalam pelaksanaannya
diperlukan fleksibilitas yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
1. Sewaktu-waktu konsultan dapat diminta oleh Direksi Pekerjaan untuk mendiskusikan atau
memberikan penjelasan mengenai hasil kerja yang dicapai
2. Konsultan harus menunjuk seseorang yang bertindak sebagai perwakilan yang sewaktu
waktu dapat dihubungi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan mempunyai kuasa penuh
untuk bertindak dan mengambil keputusan atas nama Konsultan
3. Konsultan harus menyerahkan foto/gambar yang dibuat berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan serta data perhitungan pengukuran sesuai dengan prestasi pekerjaan.
4. Konsultan diharapkan bisa mengembangkan disiplin ilmu yang dipunyai oleh tenaga
ahlinya dengan cara mengembangkan dan mengolah data untuk keperluan pekerjaan ini
sesuai dengan metode mulai dari yang sederhana sampai dengan metode yang terbaru, dan
tidak tertutup kemungkinan pada Kerangka Acuan Kerja yang ada.

Bandung, Januari 2019


Satuan Kerja OP Sumber Daya Air Citarum
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III

Zaky Abibakar, ST., MPSDA.


NIP. 198704092010121003

Anda mungkin juga menyukai