Anda di halaman 1dari 2

Fauzan, 2016, Kajian Efektifitas Sabo Dam di Sungai Kahetang Terhadap

Proteksi Kawasan Ulu Siau Kabupaten Sitaro, (Di bawah bimbingan Ir. S.
Wallah, MSc. PhD, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. T. Mananoma,
MT, selaku Anggota)

RINGKASAN

Kabupaten Sitaro dengan ibu kota Ondong mengalami kemajuan yang


sangat signifikan setelah berpisah dengan kabupaten kabupaten Sangihe Talaud.
Ulu Siau merupakan pusat kawasan bisnis di kabupaten ini yang sangat ramai,
yang selalu terancam bahaya aliran debris gunung Karangetang melalui sungai
Kahetang. Tahun 2004 di sungai ini dibangun Sabo Dam berupa 3 bangunan
pengendali sedimen (BPS) di bagian hulu dan tengah serta kanalisasi di bagian
hilir sungai, untuk melindungi kawasan ini dari bahaya aliran debris. Setelah lebih
dari 10 tahun beroperasi, kondisi bangunan sabo dan lingkungannya telah banyak
berubah, sehingga perlu diadakan evaluasi kemampuan bangunan ini dalam
memproteksi kawasan Ulu Siau terhadap bahaya aliran debris sungai Kahetang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas bangunan sabo saat
ini dalam melindungi kawasan Ulu Siau setelah lebih dari 10 tahun dikonstruksi
dan memberikan saran untuk meningkatkan efektifitasnya.
Data primer dan sekunder yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk
analisis debit banjir rancangan menggunakan metode Rasional dan Hasper,
analisis tampungan sedimen di tiap-tiap BPS dan perhitungan sedimen sasaran
menggunakan metode grafik dan rumus yang tersedia. Perhitungan sedimen yang
ditambang berdasarkan data pengukuran di lapangan. Efektifitas bangunan sabo
didifinisikan sebagai perbandingan antara daya tampung sedimen di BPS dengan
volume sedimen sasaran.
Perhitungan kembali debit banjir rencana metode Rational, untuk periode
ulang 50 th (Q50) dengan titik tinjau BPS1, BPS2 dan BPS3, sebesar 63, 66 dan 73
m3/det, sementara data desain (yang lama) sebesar 55, 57 dan 67 m3/det.
Perhitungan produksi sedimen menggunakan metode grafik run-off didapatkan
volume 108.910 m3, bila menggunakan rumus yang tersedia didapatkan volume
75.828 m3, sedangkan volume sedimen sasaran sebesar 49.010 m3. Daya tampung
volume sedimen di BPS1 28.891 m3, BPS2 12.471 m3 dan BPS3 7.764 m3
sehingga total volume sedimen yang bisa ditampung 3 BPS adalah 49.126 m3.
Volume sedimen yang ditambang di antara BPS1 – BPS2 sebesar 19.681 m3.
Efektifitas bangunan sabo dalam menampung sedimen gunung
Karangetang, yang berarti juga efektifitas bangunan sabo dalam memproteksi
kawasan Ulu Siau saat ini berkisar antara 33 % sampai dengan 74 %, yang sangat
dipengaruhi oleh penambangan material sedimen di lokasi antara BPS1 – BPS2.
Untuk meningkatkan efektifitas bangunan sabo dalam memproteksi kawasan Ulu
Siau disarankan : (1) Menambah daya tampung sedimen, di area antara BPS1 -
BPS2, dengan cara mempeluas atau memperdalam area tampungan sedimen. (2)
Mengaktifkan pengambilan material sedimen di tampungan BPS1 dan BPS3,
dengan menyediakan fasilitas jalan menuju lokasi tersebut. (3) Pemerintah
Kabupaten Sitaro secara rutin, melakukan penggalian / pengosongan sedimen di
areal tampungan BPS1 dan BPS3. (4) Pemerintah Kabupaten Sitaro secara rutin
melakukan pemeliharaan BPS yang ada, antara lain dengan ; (a) Memperbaiki
struktur bangunan BPS yang rusak, (b) Membersihkan area tampungan BPS dari
pohon / tumbuhan liar dan pohon-pohon tumbang / sampah serta batu-batu besar
yang menutup celah (slit) BPS.

Anda mungkin juga menyukai