Anda di halaman 1dari 41

Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder

(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Bab 4. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Bab 4 - 0
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

4.1. PEMAHAMAN PEKERJAAN

4.1.1 Gambaran Umum Pekerjaan

DI. Way Umpu dibangun pada tahun anggaran 1976-1977 dan 1980-1981
menggunakan sumber dana APBN dan Loan OECF dengan luas layanan 7.500 ha.
Jaringan irigasi ini dibangun untuk menunjang program transmigrasi meningkatkan
produksi beras dengan memperluas daerah pertanian dengan memanfaatkan sumber
daya air untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di Kabupaten Way Kanan
Provinsi Lampung.
Daerah Irigasi (D.I.) Way Umpu dibangun untuk dapat mengairi sawah irigasi seluas
7.500 Ha dengan memanfaatkan air dari Sungai Way Umpu. Debit air yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan daerah irigasi ini adalah sebesar 12,45 m3/det. Jaringan
irigasi pada DI. Way Umpu terletak di sebelah kanan aliran sungai Umpu.
Secara administratis Daerah Irigasi Way Umpu terletak di Kec. Banjit, Baradatu dan
Kasui Kab. Way Kanan, + 170 km dari Bandar lampung, dapat ditempuh dengan
kendaraan roda 4 dalam waktu tempuh + 6 jam dari Bandar lampung.
Daerah Layanan Saluran Primer Rantau Tamiang dengan luas areal baku 2.274 Ha,
terjadi penurunan luas layanan 500 ha hanya dapat mengalirkan debit air kurang dari
2,8 m3/det dari kapasitas normal 3,6 m3/det. Sedangkan Daerah Layanan Saluran
Primer Neki dengan luas areal baku 5.280 Ha. Pada tahun 2002 terjadi penurunan
luas layanan 3.500 ha hanya dapat mengalirkan debit air kurang dari 3,00 m3/det dari
kapasitas normal 7,80 m3/det, terjadi pada Tahun 2002 diakibatkan dari kerusakan
bangunan, kebocoran pada saluran dan laju sedimentasi yang cukup tinggi.
Untuk memenuhi kekurangan debit air 6,03 m3/det dengan sisa lahan sawah sekitar
3.640 Ha, maka telah dibangun Bendung dan saluran suplesi Way Besai dengan
panjang saluran suplesi ± 6,072 km dengan memanfaatkan air Sungai Way Besai.
Sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka Balai Besar Wilayah
Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi
dan Rawa I berusaha untuk mengembalikan kinerja Daerah Irigasi Way Umpu
tersebut agar dapat menunjang ketahanan pangan di Provinsi Lampung khususnya
dengan melaksanakan kegiatan “Pengawasan Dan Supervisi Teknik Peningkatan
Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder)”
Di dalam kegiatan pembangunan yang semakin pesat pada saat ini, perlu didukung
dengan sumber daya manusia yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya untuk
mencapai kualitas hasil pelaksanaan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Berdasarkan DIPA SNVT PJPA Tahun 2022 Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji
Sekampung. Mengingat keterbatasan jumlah personil dibandingkan volume
pekerjaan yang relatif cukup banyak, maka dipandang perlu pengawasan
pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dipercayakan kepada pihak Penyedia Jasa,

Bab 4 - 1
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

dengan harapan hasil-hasil kegiatan konstruksi bisa dicapai secara tepat


administrasi, tepat mutu, tepat waktu dan tepat manfaat..
Untuk melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi Pengawasan Teknik Dan Supervisi
Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7-
BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) ini, konsultan supervisi
bertanggung jawab penuh untuk melakukan pengendalian dan pengawasan
pekerjaan secara terus menerus dalam rangka memberikan koreksi, usulan dan
pertimbangan terhadap pelaksanaan pekerjaan melalui koordinasi atas pekerjaan
sesuai Kerangka Acuan Kerja / TOR yang telah ditetapkan (Task Consept).

4.1.2. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

Pengguna Jasa pekerjaan Pengawasan Teknik Dan Supervisi Peningkatan


Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2,
BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) adalah sbb. :
Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satuan Kerja : PPK Kegiatan Irigasi dan Rawa I Satker NVT PJPA
Mesuji Sekampung
Program : Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA)
Hasil (Outcome) : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Kegiatan : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
Indikator Kinerja Kegiatan : Pengembalian Fungsi dan Layanan Jaringan Irigasi
Keluaran (Output) : Pengawasan Teknik dan Supervisi
Volume : 1 Buah Laporan
Satuan Ukur dan Jenis : Laporan Keluaran
Tahun Pelaksanaan : Tahun Anggaran 2022

4.1.3. Maksud dan Tujuan Pekerjaan

a. Maksud Pekerjaan
Secara umum maksud dari pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Teknik dan
Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-
BBS.1) adalah terlaksananya pengawasan teknis dan administratif
pelaksanaan kegiatan Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan
Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2,
BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) sesuai Kerangka Acuan
Kerja / TOR dan memenuhi ketentuan dalam program pengelolaan serta
pemantauan lingkungan yang telah ditetapkan.
Adapun maksud dari pelaksanaan pekerjaan secara khusus adalah :
1. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Irigasi dan Rawa
I di dalam melakukan pengendalian pengawasan teknis terhadap

Bab 4 - 2
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

pekerjaan konstruksi di lapangan yang dilaksanakan oleh Penyedia


Pekerjaan Konstruksi.
2. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang mungkin dihadapi dan dapat
terjadi pada pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi di lapangan dalam
penerapan desain yang memenuhi persyaratan teknis dan spesifikasinya
sehingga mengakibatkan kegagalan konstruksi bangunan dapat
diminimalkan.
3. Memberikan kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan spesifikasi teknis dan persyaratan teknis yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
4. Membantu menyelesaikan review desain, bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi di lapangan
Bahwa dengan melakukan pengawasan yang lebih intensif oleh para tenaga
ahli pada bidangnya dan tenaga pendukung lainnya, maka pelaksanaan
pekerjaan Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi
Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-
BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) diharapkan dapat berjalan baik
dengan kualitas yang sesuai, pengelolaan Sistem manajemen mutu dan Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik sehingga pelaksanaan
pekerjaan tersebut memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan, serta dapat
berfungsi seoptimal mungkin.
Dengan adanya pengawasan secara intensi, maka pelaksanaan pekerjaan
supervisi konstruksi akan dapat memenuhi hal-hal sbb. :
1. Terpenuhi aspek kualitas.
2. Terpenuhi aspek kuantitas.
3. Terpenuhi aspek biaya.
4. Terpenuhi aspek manfaat, dan
5. Terpenuhi aspek waktu pelaksanaan.
b. Tujuan Dari Pelaksanaan Pekerjaan
Sedangkan tujuannya adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan
untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan
yang tercantum di dalam spesifikasi teknik (tepat mutu), dilaksanakan secara
tepat biaya dan tepat waktu serta tepat sasaran. sehingga tercapai kinerja yang
direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif guna menjamin
ketersediaan infrastruktur Keairan yang handal.

4.1.4. Sasaran

Sasaran pekerjaan pengawasan adalah mendukung penyelesaian Kegiatan


Peningkatan Prasarana dan Sarana Irigasi sesuai dengan dokumen kontrak yang
telah disepakati bersama oleh Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat

Bab 4 - 3
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Komitmen dengan Penyedia Jasa Konstruksi, dan tepat / tertib administrasi, tepat
waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan tepat manfaat serta hasil akhir yang dicapai
sesuai dengan dokumen kontrak.yang telah disepakati bersama oleh Kuasa
Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia Jasa
Konstruksi.

4.1.5. Data Dasar

Data dasar yang dipergunakan dalam pekerjaan Pengawasan Teknik Dan


Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-
BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) adalah
sbb. :
a Gambar Kerja
b Spesifikasi Teknik
c Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)

4.1.6. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Paket pekerjaan pengawasan konstruksi Daerah Irigasi adalah : Daerah Irigasi
Way Umpu berada di Kabupaten Way kanan. Lokasi pekerjaan disajikan pada
Gambar 4.1. Peta Lokasi Pekerjaan Supervisi di bagian akhir Bab 4 ini.

4.1.7. Waktu Pelaksanaan

Waktu yang disediakan untuk pekerjaan Pengawasan Teknik Dan Supervisi


Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7-
BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) adalah Jangka waktu
pelaksanaan kegiatan ini adalah 300 (Tiga ratus) hari kalender atau 10 (sepuluh)
bulan.

4.2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran
Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan
BRT.16-BBS.1)

4.2.1. Persiapan Pengawasan

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan


dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan rekomendasi
teknis opsi pemecahan masalah yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
c. Meneliti dan meberi masukan tentang kesesuaian desain dengan keadaan
lapangan kepada pengguna jasa. Menyiapkan data pendukung (data ukur, data
tanah, dan lain-lain) yang dibutuhkan dalam rangka review desain sesuai
kebutuhan lapangan.

Bab 4 - 4
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

d. Menyiapkan konsep review / penyesuaian desain sesuai dengan kebutuhan /


kondisi lapangan berkoordinasi dengan pengawas konsultansi dan persetujuan
Tim Unit Desain Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, untuk
diajukan sebagai perubahan desain ke Pengguna Jasa.
e. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan
oleh Pelaksana Konstruksi.

4.2.2. Pelaksanaan Pengawasan

a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga terlaksana


dengan baik sesuai dengan spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan.
b. Mendata persoalan terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan dan
menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi penyelesaiannya kepada
PPK.
c. Meneliti kebenaran laporan progres pekerjaan yang dibuat oleh pelaksana
pekerjaan dibandingkan dengan hasil pengawasan dan pencatatan personil
konsultan supervisi di lapangan.
d. Melakukan dan melaporkan Kajian Teknis serta pertimbangan lain kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) apabila terjadi perubahan bentuk, dimensi,
penggunaan bahan, harga dan lainnya yang berhubungan dengan konstruksi
yang akan dibangun.
e. Meneliti kesesuaian pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kontrak dan
adendumnya, yang diajukan pihak penyedia konstruksi dalam setiap pengajuan
tagihan dan pada akhir pelaksanaan (MC 100).
f. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-built
drawings) sebelum serah terima.
g. Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum Serah Terima Pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.
h. Membantu menyusun berita acara prestasi pekerjaan, dan Serah Terima
Pertama / Previsional Hand Over (PHO). dan
i. Membantu memeriksa dokumen manual operasi dan pemeliharaan yang
disusun oleh Pelaksana Konstruksi.

4.2.3. Pengendalian Pekerjaan Fisik

a. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta


mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, bahan dan
material, kualitas pelaksanaan / workmanship, kuantitas fisik untuk setiap item

Bab 4 - 5
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

/ bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian kontrak fisik, dan laju pencapaian
volume / realisasi fisik yang dicapai di setiap periode laporan berkala.
c. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan syarat-
syarat kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan Health Safetty
Environment Engineer (HSE) oleh pelaksana.

4.2.4. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah :


• Tercapainya pengendalian keuangan dan waktu pelaksanaan yang tercermin
dalam efesiensi pelaksanaan Kontrak
• Tercapainya Pengendalian volume dan mutu dilapangan sesuai Kontrak
• Dokumen yang berupa buku-buku Laporan.
a. Program Mutu
Program Mutu Kontrak Jasa Konsultansi Supervisi merupakan program mutu
pengadaan jasa konsultansi disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan Konstruksi dan disetujui oleh Pengguna Jasa pada saat rapat
persiapan pelaksanaan kontrak jasa konsultasi dan dapat direvisi sesuai kondisi
yang ada.
Program Mutu Kontrak Konsultan harus sudah selesai paling lama 7 hari
setelah SPMK, dan minimal harus memuat:
1. Informasi kegiatan pelaksanaan pengawasan konstruksi
2. Organisasi Penyedia Jasa Konsultansi Pengawas Konstruksi dan tugas
personil yang terkait serta hubungannya dengan Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa Konsultansi.
3. Jadwal pelaksanaan pengawasan
4. Prosedur pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk bagan alir
5. Kriteria penerimaan ( Quality Plan )
6. Prosedur Instruksi Kerja
7. Jadwal Inspeksi danTest
8. Daftar Simak yang berupa pertanyaan
9. Pelaksanaan Kerja
10. Lain-lain
b. Laporan harian, yang memuat semua kejadian, perintah dan petunjuk penting
dari Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia Jasa Pelaksana dan Konsultan
Pengawas.
Laporan harian, berisi keterangan tentang :
1. Tenaga kerja
2. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
3. Alat-alat

Bab 4 - 6
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

4. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan


5. Waktu pelaksanaan pekerjaan
c. Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian.
1. Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran
2. Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan
pekerjaan tambah kurang. (jika diperlukan)
3. Laporan rapat di lapangan (site meeting)
d. Gambar rincian pelaksanaan shop drawing, Asbuilt Drawing, Time Schedule
dan membuat perubahan desain (jika ada) yang dibuat oleh kontraktor
pelaksana.
e. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (Asbuilt drawing).
f. Album Foto Pelaksanaan Tiap Lokasi Pekerjaan Membuat Foto Dokumentasi
foto harus menggunakan kamera digital dengan resolusi diatas 24 Mps (minimal
5 MB) (0%, 50%, 100%) pada setiap lokasi Pekerjaan.
g. Video Pelaksanaan Tiap Lokasi Pekerjaan mulai dari 0%, 50% dan 100%. File
Video drone tersebut harus diserahkan ke PPK disertai softcopy berupa
exstenal harddisk. Semua album foto dan video drone adalah milik PPK dan
tanpa persetujuannya tidak diijinkan untuk diberikan / dipinjamkan kepada
siapapun.
h. Liflet Pelaksanaan Pekerjaan
Membuat lifle pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan :
1. Data Teknis
2. Manfaat dari pelaksanaan pekerjaan
3. Peta Lokasi Kegiatan
4. Skema Kegiatan yang dilaksanakan
5. Foto Dokumentasi 0 % ,50% dan 100%
6. Rincian biaya pelaksanaan
i. Laporan Triwulan
j. Laporan kajian pekerjaan pengawasan sebanyak 5 buku.
k. Setiap laporan dibuat dalam Laporan bulanan disampaikan paling lambat
tanggal 5 bulan berikutnya.
l. Laporan Manual O & M dibuat 5 buku.
m. Soft copy seluruh laporan dan dokumentasi dalam bentuk Hard Disk External 1
TB.
Dalam hal keluaran / pelaporan akan di bahas secara khusus dalam metodologi
“Pelaporan dan Diskusi / Presentasi”.

Bab 4 - 7
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

4.2.5. Peralatan Material, Personel Dan Fasilitas Dari Pejabat Pembuat Komitmen

Peralatan, material, personil dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
a. Laporan dan Data
Studi terdahulu dan data pendukung lainnya yang ada di Balai Besar Wilayah
Sungai Mesuji Sekampung apabila tersedia (diuraikan daftar laporan dan data).
b. Akomodasi dan Ruang Kantor
Pejabat Pembuat Komitmen (tidak menyediakan) akomodasi dan ruangan
kantor serta perlengkapannya sehingga penyedia jasa (perlu) menyediakan
sendiri.
c. Staf Pengawas / Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjuk pejabat / petugas selaku Direksi
Pekerjaan yang akan mendampingi dan mengawasi secara langsung
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi.

4.2.6. Peralatan dan Material Dari Penyedia Jasa Konsultansi

a. Sewa kantor lapangan luas bangunan minimal 36 m2 (dilengkapi dengan


halaman parkir kendaraan roda 4, air, listrik, furniture dll).
b. Sewa biaya kantor
c. Sewa biaya peralatan survei
d. Sewa biaya perjalanan dinas
e. Sewa biaya laporan
f. Sewa komputer / pc dengan spesifikasi minimal core i-7.
g. Sewa laptop dengan spesifikasi minimal core i-7.
h. Sewa printer a3.
i. Sewa printer a4 .
j. Sewa kamera digital dengan resolusi diatas 24 mps
k. Sewa drone
l. Sewa kendaraan roda-4 (empat) minimal tahun 2019, kapasitas minimal 1500
cc jenis minibus .
m. Sewa kendaraan roda-2 (dua) minimal tahun 2019 minimal 150 cc.
n. Sewa theodolit digital (t2).
o. Sewa waterpass digital dengan tingkat ketelitian rata-rata.
p. Biaya penerapan SMKK

Bab 4 - 8
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

4.2.7. Lingkup Kewenangan

Kewenangan Penyedia Jasa


a. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
Lingkup kewenangan penyedia jasa Pekerjaan Pengawasan Teknik dan
Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7-BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-
BBS.1) sebagai berikut :
1. Memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana
pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak.
2. Meneliti dan memberikan persetujuan pada gambar pelaksanaan
(shop drawing) yang diajukan oleh kontraktor sebelum dilaksanakan.
3. Merekomendasikan kepada PPK untuk menghentikan pelaksanaan
pekerjaan sementara jika pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan
peringatan yang diberikan.
4. Memberikan masukan pendapat teknis tentang permintaan tambah
kurang pekerjaan yang diajukan oleh pelaksana fisik yang dapat
mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada
ketentuan kontrak.
5. Mengusulkan perubahan jika terjadi ketidak sesuaian dengan kondisi
di lapangan.
6. Mengkoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan,
termasuk pekerjaan fisik konstruksi yang telah dilaksanakan agar
sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati. dan
7. Merekomendasikan kepada PPK untuk menolak material dan
peralatan konstruksi yang tidak sesuai Spesifikasi
b. Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa
Tugas penyedia jasa meliputi :
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi ·pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
bahan dan material, kualitas pelaksanaan / workmanship, kuantitas
fisik untuk setiap item / bagian pekerjaan yang terurai dalam rincian
kontrak fisik, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik yang dicapai
di setiap periode laporan berkala.
4. Meminta hasil Mutu Beton K.225 pekerjaan.

Bab 4 - 9
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

5. Mengawasi kepatuhan pelaksana pekerjaan terhadap pemenuhan


syarat-syarat kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (HSE)
oleh pelaksana.
6. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan
rekomendasi teknis opsi pemecahan masalah yang terjadi selama
pekerjaan konstruksi.
7. Membantu menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala serta
membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan.
8. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh Pelaksana Konstruksi.
9. Meneliti gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-
built drawings) sebelum serah terima.
10. Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum Serah Terima Pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun
laporan akhir pekerjaan pengawasan.
11. Membantu menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan,
dan Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO). dan
12. Membantu memeriksa dokumen operasi dan pemeliharaan yang
disusun oleh pelaksana.
Tanggung jawab penyedia jasa meliputi :
1. Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap
terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana kerja dan syarat /
spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan.
2. Menampung persoalan terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan
dan menyampaikan serta memberikan rekomendasi opsi solutif
kepada PPK. dan
3. Meneliti kebenaran atau membandingkan laporan progres pekerjaan
yang di klaim / dinyatakan oleh pelaksana pekerjaan dengan yang
diperoleh dari laporan tenaga konsultan supervisi di lapangan.

4.2.8. Kebutuhan Personel Pelaksana

Kebutuhan personel pelaksana Pengawasan Teknik Dan Supervisi Peningkatan


Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7-BUM.2,
BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3,dan BRT.16-BBS.1) adalah sbb. :

Bab 4 - 10
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Kualifikasi
Jumlah
Tingkat Status
No. Posisi Penga Orang
Pendi- Jurusan Keahlian Tenaga
laman Bulan
dikan Ahli

A TENAGA AHLI
1 Supervision Engineer (SE) / Team Leader 1 orang
Supervision Teknik Sipil 8 (delap Tetap /
Engineer (SE) / S1 / D4 / Pen Ahli Madya SDA an) Tidak 10
Team Lead gairan Tahun Tetap
2 Inspection Engineer (IE) 1 orang
Teknik Sipil Ahli Teknik SDA Tetap /
Structure 8 (delapan)
S1 / D4 / Pen - Tidak
Engineer Tahun 2
gairan Madya Tetap
3 Quality Engineer 1 orang
Teknik Sipil Tetap /
Ahli Teknik SDA 8 (delapan)
Quality Engineer S1 / D4 / Pen Tidak 4
– Madya Tahun
gairan Tetap
4 Quantity Engineer 1 orang
Ahli Manajemen
10 Tetap /
Quantity Teknik Sipil Konstruksi /
S1 / D4 (Sepuluh) Tidak 3
Engineer / Geo desi Geodesi-
Tahun Tetap
Madya
5 Health Safetty Environment Engineer (HSE) 1 orang
Health Safetty Tetap /
Segala Ahli Muda K3 3 (Tiga)
Environment S1 / D4 Tidak 5
Jurusan Konstruksi Tahun
Engineer (HSE) Tetap
B TENAGA PENDUKUNG
Pengawas
Teknik Sipil
Lapangan / Ketrampilan 3 (Tiga)
1 D3 / Pen 10
Inspection Kerja (SKT) Tahun
gairan
Engineer
Surveyor / Juru STM / banguna n Ketrampilan 5 (Lima)
2 7
Ukur SMK / sipil Kerja (SKT) Tahun
Ketrampilan 3 (Tiga)
3 Petugas K3 D3 5
- Kerja (SKT) Tahun
Operator Cad / STM / banguna n Ketrampilan 5 (Lima)
4 2
Cam SMK / sipil Kerja (SKT) Tahun
Tenaga
5 SLTA - - - 10
Administrasi
Operator
6 SLTA - - - 5
Komputer
Pengemudi
7 10
(1 Orang)
8 Pesuruh Kantor 10

a. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung


1. Tenaga Ahli
a). Supervision Engineer (SE) / Team Leader 1 (satu) Orang:
Supervision Engineer / Team Leader yang ditugaskan adalah
seorang Sarjana Teknik Sipil / Pengairan (S1 / D4), mempunyai
Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) Ahli Teknik SDA- Madya memiliki
pengalaman dibidang supervisi / pengawasan konstruksi minimum
selama 8 (delapan) tahun, serta berpengalaman sebagai Ketua Tim
/ Team Leader. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah

Bab 4 - 11
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja


selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Tugas dan kewajiban Supervision Engineer / Team Leader
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1). Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi untuk setiap pelaksanaan pengukuran /
rekayasa lapangan yang dilakukan Pelaksana dan
menyampaikan laporan kepada PPK sehingga dapat
dilakukan dengan cepat keputusan- keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian
kondisi dan pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama
serta rekayasa terperinci lainnya.
2). Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan
konstruksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi di lapangan dimana pekerjaan konstruksi
sedang dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis
kepada Pelaksana mengenai apa yang sebenarnya
dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak
hanya dinyatakan secara umum.
3). Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen
Kontrak secara benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan spesifikasi serta gambar-gambar, dan pelaksana
menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat /
cocok dengan keadaan lapangan untuk berbagai macam
kegiatan pekerjaan.
4). Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau
menolak pekerjaan dan material.
5). Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan
setiap hari yang dicapai Pelaksana pada lembar kemajuan
pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui.
6). Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan
dari semua pekerjaan dan melaporkannya segera / tepat
waktu kepada PPK bila kemajuan pekerjaan terlambat
sebagaimana tercantum pada buku Spesikasi Umum dan
hal itu benar-benar berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian,
maka Supervision Engineer juga membuat rekomendasi
secara tertulis bagaimana caranya untuk mengejar
keterlambatan tersebut.
7). Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran
setiap pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan
oleh Quantity Engineer.
8). Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk

Bab 4 - 12
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-


pekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi
tidak tampak harus sudah diperiksa / diuji dan sudah
memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
9). Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan
jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa
kebenaran dari setiap bukti pembayaran bulanan
Pelaksana.
10). Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-
sketsa yang benar untuk bahan PPK pada setiap lokasi
pekerjaan.
11). Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
sebenarnya Terbangun / Terpasang (as-built drawings)
dan megupayakan agar semua gambar tersebut dapat
diselesaikan sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan
(PHO).
12). Memeriksa dengan teliti / seksama setiap gambar- gambar
kerja dan analisa / perhitungan konstruksi dan
kuantitasnya, yang dibuat oleh Pelaksana sebelum
pelaksanaan.
13). Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa
pekerjaan pada semua lokasi pekerjaan dalam kontrak
membuat laporan kepada PPK terhadap hasil inspeksi
lapangan.
14). Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu
dan keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat
layanan jalan terkait dengan usulan pembayaran yang
diajukan Pelaksana.
15). Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai
kemajuan fisik dan keuangan proyek yang ada dibawah
wewenangnya dan menyerahkan kepada PPK serta
instansi lain yang terkait tepat pada waktunya. dan
16). Menyusun / memelihara arsip korespondensi kegiatan,
laporan harian, laporan mingguan, bagan kemajuan
pekerjaan, pengukuran pembayaran, gambar desain,
laporan hasil inspeksi lapangan, laporan pemenuhan
tingkat layanan jalan dan lainnya.
b). Inspection Engineer (IE) 1 (satu) Orang:
Inspection Engineer (IE) yang ditugaskan adalah seorang Sarjana
Teknik Sipil / Pengairan (S1 / D4), yang mempunyai Sertifikat
Keahlian Kerja (SKA) Ahli Teknik SDA-Madya memiliki pengalaman
dibidang pemeriksaan / pengendalian struktur konstruksi minimum
selama 8 (delapan) tahun, serta bertanggung jawab kepada
Supervision Engineer dalam melakukan pemeriksaan dan

Bab 4 - 13
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain,


pengukuran volume bahan dan pekerjaan sebagai dasar
pembayaran prestasi pekerjaan.
Terdiri dari :
1). Structure Engineer
Tugas dan kewajiban Inspection Engineer (IE) mencakup hal-
hal sebagai berikut :
(a). Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan
dengan pelaksanaan di lapangan.
(b). Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan
peraturan tentang keamanan dan keselamatan kerja.
(c). Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan
yang dijalankan Pelaksana.
(d). Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara
pelaksanaan dinilai tidak benar atau membahayakan.
Dalam segala hal, semua instruksi harus dicatat
dalam buku harian (log book) serta segera memberi
tahu kepada Supervision Engineer.
(e). Mencatat keadaan pekerjaan serta semua
perubahan dan penyimpangan dari perencanaan
(pada lembar gambar Kemajuan Pekerjaan). dan
(f). Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang
dibuat oleh Pelaksana.
2). Quality Engineer 1 (satu) Orang:
Quality Engineer yang ditugaskan adalah seorang Sarjana
Teknik Sipil / Pengairan (S1 / D4), yang mempunyai Sertifikat
Keahlian Kerja (SKA) Ahli Teknik SDA-Madya memiliki
pengalaman dibidang penjamin mutu pekerjaan konstruksi
yang telah ditentukan oleh Dokumen Kontrak minimum
selama 8 (delapan) tahun, serta bertanggung jawab kepada
Supervision Engineer dan berkedudukan di lokasi pekerjaan.
Tugas dan kewajiban Quality Engineer mencakup hal-hal
sebagai berikut :
(a). Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian
terhadap pekerjaan, material dan peralatan yang
ditempatkan di lapangan apakah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
(b). Melakukan pengawasan yang seksama atas
pemasangan, pengaturan dan penempatan
peralatan laboratorium lapangan pelaksana serta
memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada

Bab 4 - 14
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

sudah siap dioperasikan.


(c). Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas
semua pekerjaan pengujian yang dikerjakan oleh
pelaksana dan tenaga-tenaganya dalam rangka
pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera
secara tertulis kepada Supervision Engineer tentang
kekurangan- kekurangan yang dijumpai baik dalam
prosedur pengujian yang dipakai maupun setiap
cacat yang terdapat pada material atau mutu
pekerjaannya.
(d). Menganalisa semua data hasil pengujian mutu
pekerjaan serta menyerahkannya kepada
Supervision Engineer rekomendasi secara tertulis
tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan.
(e). Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di
lapangan yang dilakukan oleh Pelaksana tidak -
kurang dari syarat minimum yang ditetapkan
spesifikasi.
(f). Memeriksa semua material / bahan yang
didatangkan kelokasi proyek sehingga sebelum
material tersebut digunakan sudah sesuai dengan
spesifikasi.
(g). Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan
bulanan mengenai semua hasil pengujian yang
diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk
diserahkan oleh Supervision Engineer kepada PPK,
Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium
serta pengujian dilapangan berikut risalah /
kesimpulan dari data yang ada.
(h). Menyiapkan format laporan penjaminan mutu
pekerjaan, pengujian hasil pekerjaan dan kriteria
penerimaan pekerjaan.
(i). Melakukan monitoring pekerjaan dilapangan terkait
dengan pemenuhan mutu pekerjaan.
(j). Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah
benda uji mutu dan mutu keluaran pekerjaan telah
memenuhi persyaratan teknis.
(k). Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian
mutu pekerjaan (jika ada) dan tindak lanjut
penanganannya, guna pencegahan ketidaksesuaian.
(l). Memberikan panduan dilapangan bagi personil
pelaksana mengenai metodologi pengujian mutu
bahan dan pekerjaan (jika diperlukan).

Bab 4 - 15
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

c). Quantity Engineer 1 (satu) Orang:


Quantity Engineer yang ditugaskan adalah seorang Sarjana Teknik
Sipil / Geodesi (S1 / D4), yang mempunyai Sertifikat Keahlian Kerja
(SKA) Ahli Manajemen Konstruksi / Geodesi-Madya memiliki
pengalaman dibidang pemeriksaan kuantitas / pengendalian
keluaran hasil pekerjaan konstruksi yang telah ditentukan oleh
Dokumen Kontrak minimum selama 10 (sepuluh) tahun, serta
bertanggung jawab kepada Supervision Engineer dan
berkedudukan di lokasi pekerjaan.
Tugas dan kewajiban Quantity Engineer mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1). Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa
pekerjaan dan volume pekerjaan yang telah dilaksanakan.
2). Membuat catatan / laporan harian tentang kemajuan
pekerjaan di lapangan, serta selalu memberikan informasi
tentang rincian pekerjaan kepada Supervisiorn Engineer.
3). Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
4). Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari
Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas- tugasnya
serta bekerjasama dengan Quality Engineer untuk
menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di
laboratorium.
5). Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus
pada semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang
dilaksanakan, dan memberitahu dengan segera kepada
Supervision Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi / sesuai Dokumen Kontrak.
6). Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis
kepada Supervision Engineer pada hari itu juga.
7). Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan
memeriksa semua hasil pengukuran, perhitungan kuantitas
dan bukti pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran
terhadap pelaksana sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
8). Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan /
risalah tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca,
pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja,
peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah
diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian
khusus dan sebagainya dengan menggunakan formulir
laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan /

Bab 4 - 16
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

dikirim kepada Supervision Engineer dan PPK setiap hari


setelah selesai kerja.
9). Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus
terhadap semua pekerjaan harian (day work), termasuk
membuat catatan mengenai peralatan, tenaga kerja dan
bahan-bahan yang digunakan pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
10). Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana
dan evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) di
lapangan.
11). Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil
pekerjaan.
12). Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan
secara tertulis kepada Supervision Engineer sebagai bahan
masukan yang disampaikan kepada PPK.
13). Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil
pekerjaan, perhitungan bobot pekerjaan terkait dengan
usulan pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran
terhadap Pelaksana sudah benar dan sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak. dan
14). Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran
akhir secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah
diselesaikan dan mutunya memenuhi syarat.
d). Health Safetty Environment Engineer (HSE) 1 (satu) Orang:
Adalah minimal seorang Sarjana (S1 / D4) bersertifikat Ahli Muda
K3 Konstruksi, berpengalaman selama 3 (Tiga) Tahun, serta
bertugas memastikan aspek Keamanan, Kesehatan, Keselamatan
dan Lingkungan sudah tersedia dan diterapkan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Tugas dan kewajiban Health Safety Environment (HSE) Engineer
terdiri atas:
1). Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang
mungkin terjadi di lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat
tingkatan dampak dari bahaya(impact) dan kemungkinan
terjadinya bahaya tersebut (probability).
2). Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan
kerja yang meliputi upaya preventif dan upaya korektif. Upaya
preventif bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya atau
kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan
untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan
kerja.

Bab 4 - 17
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

3). Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan


keselamatan kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor
penting dalam mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini
termasuk merancang prosedur baku dan memelihara barang
atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan kerja. dan
4). Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan
korektif yang diambil.
b. Asisten Tenaga Ahli
1. Inspector / Pengawas Lapangan 1 (satu) Orang
Pengawas Lapangan yang akan ditugaskan adalah seorang yang
berpendidikan Diploma 3 (D3) Teknik Sipil / Pengairan atau STM / SMK
Bangunan, mempunyai Sertifikat Ketrampilan Kerja (SKT) sesuai bidang
pekerjaan dengan persyaratan pengalaman sebagai pengawas lapangan
pekerjaan konstruksi di bidang sipil / pengairan sekurang-kurangnya
berpengalaman 3 (tiga) tahun, Jumlah Pengawas Lapangan adalah 1
(satu) orang pada wilayah yang diawasi.
2. Surveyor / Juru Ukur 1 (satu) Orang
Juru Ukur yang akan ditugaskan adalah yang berpendidikan STM / SMK
jurusan bangunan / sipil atau yang sederajat mempunyai Sertifikat
Ketrampilan Kerja (SKT) sesuai bidang pekerjaan dengan pengalaman
dalam pekerjaan pengukuran selama 5 (lima) tahun, memahami metode
pemetaan dan pengukuran kuantitas pekerjaan sipil.
Juru Ukur ditugaskan secara menerus atau periodik selama pelaksanaan
pekerjaan untuk pengawasan kuantitas dan pengukuran / opname
pekerjaan berlangsung. Jumlah Juru Ukur adalah 1 (Satu) orang pada
wilayah yang diawasi.
3. Petugas K3 1 (satu) Orang
Adalah minimal Diploma 3 (D3) segala jurusan, bersertifikat K3 Konstruksi
dan berpengalaman 3 (Tiga) tahun di bidang SDA / K3 Konstruksi
4. Operator Cad / Cam 1 (satu) Orang
Tenaga Operator Cad / Cam yang akan ditugaskan adalah seorang yang
berpendidikan serendah-rendahnya STM / SMK jurusan bangunan sipil
atau yang sederajat mempunyai Sertifikat Ketrampilan Kerja (SKT) sesuai
bidang pekerjaan dengan pengalaman menggunakan Auto Cad dalam
pekerjaan penggambaran bangunan sipil selama 3 (tiga) tahun.
Jumlah Operator Cad / Cam adalah 1 (Satu) orang sesuai lokasi
pekerjaan yang diawasi.

Bab 4 - 18
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

c. Tenaga Pendukung
1. Tenaga Administrasi
Tenaga Administrasi yang akan ditugaskan adalah 1 (satu) orang yang
berpendidikan sekurang-kurangnya adalah SLTA sederajat.
Tenaga Administrasi bertugas membantu Tim Leader dan tim lain untuk
melakukan tugas- tugas yang berkaitan dengan administrasi umum
maupun keuangan.
2. Operator Komputer
Operator Komputer ditugaskan adalah 1 (satu) orang yang berpendidikan
sekurang-kurangnya adalah SLTA sederajat, yang telah mempunyai
pengalaman dan mampu mengoperasikan perangkat computer dengan
lancar.
Operator Komputer bertugas membantu Tim Leader dan tim lain untuk
melakukan pengetikan data / laporan maupun administrasi surat -
menyurat.
3. Pengemudi 1 (satu) Orang
Berpendidikan minimal SLTA / sederajat
4. Pesuruh

4.2.9. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan Pengawasan Teknik dan Supervisi ini dibagi dalam beberapa tahapan
proses yaitu :
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pengawasan Pengukuran
c. Tahap Pengawasan Pelaksanaan
d. Tahap Pelaporan Pelaksanaan
Jadwal pentahapan dalam pelaksanaan pekerjaan supervise akan di bahas tersendiri
pada Bab 8. Jadwal Tim Supervisi dan Jadwal Peralatan Pendukung.
a. Tahap Persiapan Lapangan
1. Pekerjaan Persiapan Administrasi Kantor dan Lapangan
Konsultan harus melakukan persiapan kegiatan awal sebelum dimulainya
kegiatan utama berupa penyelesaian perizinan, koordinasi penyiapan
lahan / lokasi pekerjaan, sosialisasi, dan Meneliti dan memberi masukan
tentang kesesuaian desain dengan keadaan lapangan kepada pengguna
jasa. Menyiapkan data pendukung (data ukur, data tanah, dan lain-lain)
yang dibutuhkan dalam rangka review desain sesuai kebutuhan lapangan
dan Menyiapkan konsep review / penyesuaian desain sesuai dengan
kebutuhan / kondisi lapangan berkoordinasi dengan pengawas

Bab 4 - 19
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

konsultansi dan persetujuan tim perencana Balai Besar Wilayah Sungai


Mesuji Sekampung, untuk diajukan sebagai perubahan desain ke
Pengguna Jasalain-lain.
a). Penyusunan Program Mutu.
Konsultan harus menyiapkan Program Mutu sebagai dasar untuk
pedoman mutu kegiatan yang akan dikerjakan sesuai dengan
PERMEN PUPRNo. 20 / PRT / M / 2018 Tahun 2018 Tentang
Sistem Manajemen Mutu Kementerian PUPR, adapun beberapa
ketentuan yang harus dipenuhi dalam Program Mutu ini adalah sbb:
1). Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan
mengenai nama paket kegiatan, kode dan Nomor : kontrak,
sumber dana, lokasi, lingkup pekerjaan, waktu
pelaksanaan dan penanggung jawab Penyedia Barang /
Jasa.
2). Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu
yang terukur sesuai dengan KAK.
3). Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dari pihak Organisasi Unit
Pelaksana Kegiatan (SNVT / PPK) berikut organisasi
konsultan pengawas pekerjaan (bila ada pada pekerjaan
konstruksi) yaitu bagan struktur organisasi yang
menjelaskan keterkaitan pihak-pihak dalam pelaksanaan
kegiatan.
4). Struktur Organisasi Penyedia Barang / Jasa yaitu bagan
struktur organisasi penanggung jawab pelaksanaan
pekerjaan kontrak.
5). Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggungjawab dan wewenang masing-masing kedudukan
yang ada dalam struktur organisasi.
6). Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan
urutan proses kegiatan dari tahap persiapan sampai
dengan tahap penyerahan akhir kegiatan, termasuk
kegiatan verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi
dan pengujian (sesuai keperluannya).
7). Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu,
termasuk perencanaan bobot pekerjaan.
8). Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan
penggunaan peralatan yang diperlukan dalam setiap
tahapan kegiatan.

Bab 4 - 20
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

9). Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan


penggunaan bahan / material yang diperlukan dalam
setiap tahapan kegiatan.
10). Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil,
tenaga ahli dan staff pendukung dalam setiap kegiatan
sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
11). Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan
penerimaan dan pengeluaran Kas (keuangan) sesuai
dengan nilai kontrak.
b). Melakukan Koordinasi, diskusi dengan pihak institusi / instansi /
lembaga terkait.
Konsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan koordinasi, diskusi
dengan pihak intitusi / instansi / lembaga terkait baik didaerah
maupun di pusat yang berhubungan dengan pekerjaan ini,
koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan masukkan, saran
klarifikasi terkait rencana, maupun hasil kajian yang akan dan / atau
yang telah dilaksanakan.
Didalam hal melakukan koordinasi serta diskusi tersebut Konsultan
diharuskan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sebagai
acuan untuk didiskusikan serta mendokumentasikan dan
menyiapkan notulensinya pada setiap kali melakukan kegiatan
koordinasi, diskusi dengan pihak intitusi / instansi / lembaga terkait.
2. Orientasi Lapangan
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan keyakinan terhadap data
sekunder yang telah diperoleh. Kegiatan ini termasuk dalam peninjauan
ke lapangan mengenai :
a). Keadaan Material Konstruksi di sekitar area rencana kegiatan yang
memungkinkan untuk dapat digunakan pada pembangunan .
b). Gambaran Hidrologi, kondisi stasiun curah hujan, stasiun
klimatologi dan peilscall
c). Kondisi / gambaran studi yang pernah dilakukan di lokasi (apakah
titik BM atau patok dsb masih ada di lokasi kegiatan).
d). Gambaran mengenai transportasi sebagai gambaran aksesibilitas
proyek.
e). Keadaan Lingkungan Infrastruktur baik yang berpengaruh secara
langsung maupun tidak langsung terhadap proyek .
f). Keadaan sosial politik di lokasi studi serta identifikasi hambatan-
hambatan yang mungkin timbul saat proyek dilaksanakan.
g). Mengadakan survey mengenai perkumpulan-perkumpulan atau
organisasi-organisasi yang ada didaerah proyek seperti, kelompok

Bab 4 - 21
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

tani, panitia irigasi, organisasi O&P, petugas penyuluhan seperti


PPL dan lain-lain serta memberikan gambaran seberapa jauh
organisasi-organisasi tersebut telah berperan / berpartisipasi dalam
usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Tahap Pengawasan Pengukuran
Konsultan harus melakukan persiapan sebelum melakukan pengawasan
diwajibkan berkoordinasi dengan pihak penyedia jasa konstruksi untuk
melakukan antara lain :
1. Melakukan pengecekan alat ukur (theodolith dan waterpass
beserta perlengkapannya) yang digunakan / disediakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi yang telah dikalibrasi sebelum
digunakan.
2. Melaksanakan survei lapangan dalam rangka perhitungan Mutual
Chek (pengukuran, perhitungan volume beserta backupnya,
penyiapan berita acara) bersama penyedia jasa konstruksi.
3. Memeriksa penerapan seluruh elevasi dan dimensi bangunan dari
gambar pelaksanaan (construction drawing / shop drawing) ke
situasi sesungguhnya di lapangan (kondisi alami).
4. Mengecek tingkat ketepatan bidang bekisting sebelum pengecoran
konstruksi beton.
5. Memeriksa dimensi dan elevasi lokasi galian.
6. Memeriksa secara cermat dan menyetujui semua hasil pengukuran
dan perhitungan volume dalam rangka pembayaran / termyjn
pekerjaan.
7. Memeriksa buku ukur dan kelengkapan dokumentasi pengukuran
yang dibuat oleh penyedia jasa konstruksi / pemborongan.
8. Menyiapkan laporan selama kegiatan pengukuran.
c. Tahap Pengawasan Pelaksanaan
Konsultan pengawas harus melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi
agar dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu dan tepat administrasi,
dan tepat manfaat. Metode pelaksanaan Pengawasan yang akan dilakukan
oleh Konsultan Pengawas dibagi menjadi metode pelaksanaan kualitas,
metode pengawasan kuantitas dan metode pengendalian waktu pelaksanaan
pekerjaan antara lain :
1. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan, spesifikasi
teknik dan desain sebagaimana ditentukan dalam dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi.
2. Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan
konstruksi.

Bab 4 - 22
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

3. Memeriksa / mengesahkan Shop Drawing / Construction Drawing


yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi / Pemborongan, untuk
kemudian diajukan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
4. Memeriksa / mengoreksi metode dan jadwal pelaksanaan yang
dibuat Penyedia Jasa Konstruksi / Pemborongan.
5. Menyiapkan network planning bersama Penyedia Jasa Konstruksi
/ Pemborongan.
6. Memeriksa dan mengesahkan laporan harian, laporan mingguan
dan laporan bulanan yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi /
Pemborongan.
7. Memberi masukan lisan / tertulis secara pro aktif, akurat dan tepat
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, dalam rangka
memperoleh efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
8. Mengevaluasi program harian, mingguan Penyedian Jasa
Konstruksi / Pemborongan serta memberikan izin lingkup pekerjaan
per minggu sesuai jadwal pelaksanaan.
9. Memberikan izin tertulis pada setiap tahap dimulainya pelaksanaan
pekerjaan.
10. Memberikan izin pekerjaan galian tanah dan pasangan batu setelah
memeriksa peralatan, bahan yang akan digunakan dan kesiapan
tenaga kerja.
11. Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam
kontrak kepada seluruh personil teknis Penyedia Jasa Konstruksi /
Pemborongan.
12. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Pelaksanaan
Konstruksi (RMPK) dan hasilnya dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
13. Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku, dan telah dijabarkan dalam Program
Mutu konsultan.
14. Membantu Pengguna jasa melakukan inspeksi kepada pabrik
pemasok, bahan, perakit dan lain-lainnya jika dibutuhkan.
15. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep perubahan
kontrak / Addendum terkait dengan adanya Change Order /
Variation Order, bilamana diperlukan untuk menjamin penyelesaian
pekerjaan yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan dan
sesuai dengan anggaran yang tersedia.

16. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus


sehubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan

Bab 4 - 23
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

serta menandatangani laporan bulanan, apabila pelaksanaan


pekerjaan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan.
17. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada
Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen apabila
terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan dan
persyaratan teknis, dengan tembusan kepada penyedia jasa
konstruksi / pemborongan.
18. Melaporkan kepada Pengguna jasa masalah yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain
target fisik, serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak
turun tangan yang diperlukan, dan membantu Pengguna jasa
menyiapkan konsep teguran terhadap Penyedia Jasa Konstruksi /
Pemborongan.
19. Membantu Pengguna Jasa mengawasi uji laboratorium dalam
rangka pengendalian mutu konstruksi.
20. Menginventarisasi, merencanakan kebutuhan penyelidikan dan
pengujian lapangan maupun laboratorium.
21. Membantu Pengguna Jasa dalam mendapatkan data lapangan dan
data hasil pengujian laboratorium yang diperlukan untuk
pelaksanaan.
22. Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan,
jumlah tenaga dan alat yang dipergunakan.
23. Menyiapkan berita acara pembayaran angsuran / termijn.
24. Membantu Pengguna Jasa dalam pelaksanaan penyerahan
pertama pekerjaan / Previsional Hand Over ( PHO ).
Metode pelaksanaan Pengawasan diperlukan agar pelaksanaan Konstruksi
dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu dan tepat administrasi, dan
tepat manfaat. Metode pelaksanaan Pengawasan yang akan dilakukan oleh
Konsultan Pengawas dibagi menjadi metode pelaksanaan kualitas, metode
pengawasan kuantitas dan metode pengendalian waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Metode pengawasan kualitas dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
Pengawasan semaksimal mungkin dapat mengendalikan kualitas bahan /
material yang dipakai dan hasil pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknis. Metode pengawasan kuantitas dimaksudkan agar volume
Pekerjaan yang dilaksananakan dapat dikendalikan sesuai dengan daftar
kuantitas pekerjaan (Bill Of Quantity).
Sedangkan pengendalian waktu pelaksanaan dimaksudkan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat diselesaiakan sesuai waktu yang disediakan, dan apabila
terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,maka konsultan pengawas wajib

Bab 4 - 24
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

melaksanakan kegiatan pengawasan sampai pekerjaan pelaksanaan selesai


dilaksanakan, walaupun jangka waktu pekerjaan melewati jangka waktu
pekerjaan dalam kontrak.
1. Metodologi Pelaksanaan Pengawasan Kualitas
Untuk mencapai kualitas pekerjaan yang baik tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor pelaksanaan dilapangan saja akantetapi juga sangat
dipengaruhi oleh persiapan sebelum pelaksanaan, adapun dalam
pengawasan kualitas ini perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a). Pengujian / Tes Pendahuluan.
Untuk pekerjaan beton beberapa pengujian pendahuluan yang
perlu dilakukan adalah pengujian kualitas bahan batu pecah dan
pasir untuk mengetahui sifat-sifat batuan yang terdiri dari bentuk
bidang pecah, kekerasan, soudness, dan sand equivalent untuk
pasir. Kualitas bahan akan sangat mempengaruhi hasil uji
karakteristik beton.
Disamping pengujian bahan untuk keperluan pekerjaan beton
diperlukan pengujian rancangan campuran (job mix formula) untuk
mendapatkan perbandingan campuran antara semen, batu pecah
dan pasir sehingga didapatkan mutu beton sesuai K (karakteristik
beton yang diinginkan) dan kebutuhan faktor air semen.
Rancangan campuran harus dilaksanakan di laboratorium bahan
bangunan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, hasil rancangan
campuran tersebut akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pengecoran di lapangan.
b). Pengawasan Lapangan
Pelaksanaan Pengawasan kualitas di lapangan dilaksanakan
dengan cara mengawasi proses pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan gambar desain, spesifikasi teknis dan rekomendasi
pengujian pendahuluan dari laboratorium atau pada hasil
pengukuran ulang. Dalam pengawasan pekerjaan hal-hal yang
perlu dilakukan dan diperhatikan konsultan antara lain adalah :
1). Pada saat pelaksanaan pengerukan / penggalian tanah
sungai agar memperhatikan patok hasil pengukuran awal
sebagai acuan pekerjaan galian dan dikordinasikan
kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan galian mengacu
pada patok-patok yang dipasang tersebut sehingga ukuran
lebar, panjang, kelurusan dan elevasi galian dapat
dilaksanakan dengan baik.
2). Tanah sisa hasil galian dari pembuatan tanggul, yang tidak
dibuang keluar harus dirapikan / diratakan sepanjang
bangunan yang dikerjakan.

Bab 4 - 25
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

3). Sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan,


pengawas memeriksa susunan dan dimensi penulangan
harus sesuai gambar desain dan persyaratan teknis. Pada
pelaksanaan pengecoran perbandingan campuran dan
penggunaan air terkendali / sesuai job mix formula untuk
mempertahankan mutu beton yang diinginkan, air untuk
campuran adalah air yang bersih.
4). Untuk keperluan kontrol kualitas mutu beton setiap
pengecoran campuran beton dilakukan pengujian slump
test sesuai dengan rancangan campuran (job mix formula)
dan kemudian campuran beton diambil secara acak untuk
pembuatan contoh / sample kubus / silinder digunakan
untuk pengujian kuat tekan beton.
5). Untuk item pekerjaan lainnya dalam pekerjaan konstruksi
konservasi persyaratan sesuai / mengacu pada gambar
desain dan spesifikasi teknis.
c). Pengujian / test terhadap hasil Pelaksanaan
Untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan
telah sesuai dengan kualitas yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknis yang ditetapkan maka perlu adanya pengujian / test terhadap
hasil–hasil pelaksanaan pekerjaan, baik langsung di lapangan
berupa test uji kekuatan beton dengan alat hammer test atau
dengan alat lain dengan biaya dari konsultan maupun uji kekutan
tekan benda uji di Laboratorium sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dengan biaya dari kontraktor.
2. Metode Pengawasan Kuantitas
Agar pekerjaan dapat diketahui dengan pasti berapa volume yang
dihasilkan maka diperlukan data / kondisi existing lokasi pekerjaan dan
kondisi akhir dari pekerjaan tersebut, disamping itu pada saat-saat
pelaksanaan konstruksi juga diperlukan pengawasan yang baik agar
dimensi-dimensi konstruki dilaksanakan sesuai dengan gambar
perencanaan. Beberapa metode pengawasan kuantitas yang perlu
dilaksanakan selama Pekerjaan Pengawasan berlangsung adalah
sebagai berikut :
a). Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan berupa pengukuran pada lokasi
pekerjaan untuk mendapatkan gambaran secara detail sebelum
dilaksanakan konstruksi, hal ini diperlukan untuk keperluan
pembuatan profil disain dan penyesuain dengan volume dalam
kontrak, hal semacam ini diistilahkan dengan Mutual Check Awal
(MC 0%).

Bab 4 - 26
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

b). Pembuatan Shop Drawing


Seringkali pada pekerjaan-pekerjaan yang cukup komplek antara
perencanaan dan realisasi dilapangan ada pergeseran volume.
Untuk jenis kontrak “Unit Price” setelah dilakukan pengukuran awal
maka perlu dibuat gambar dan perhitungan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan ketersediaan dana, gambar dan hasil perhitungan
volume yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, ini
akan digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan dan
pembayaran kepada Penyedia Jasa Konstruksi.
c). Pengawasan Harian
Pelaksanaan pengawasan harian dilakukan oleh Pengawas
Lapangan dan petugas lainnya berdasarkan Rencana Mutu Kontrak
dan Shop Drawing yang telah disahkan dan pelaksanaan pekerjaan
mengacu pada patok-patok profil / referensi yang telah disetujui
oleh direksi teknik.
Secara periodik (Mingguan dan Bulanan) dilakukan opname bersama
dengan Konsultan Pengawas, dan Penyedia Jasa Konstruksi /
Pemborongan untuk keperluan penyusunan progress pekerjaan dan
rekomendasi apakah pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknis yang di syaratkan atau diperlukan
perbaikan sebelum dimasukan dalam progress kemajuan fisik yang
selanjutnya dapat diajukan pembayaranya dalam bentuk laporan
bulanan.
d. Tahap Pelaporan Pelaksanaan
Konsultan pengawas harus menyusun laporan-laporan pelaksanaan konstruksi
antara lain :
1. Laporan Kajian Hasil Pengawasan
Pada saat berakhirnya layanan Konsultansi pada paket Konstruksi (PHO)
Konsultan harus menyerahkan laporan yang berisi ringkasan konstruksi
yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan
datang, segala permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan.
Laporan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan diserahkan paling lambat pada saat berakhirnya kontrak
jasa konsultansi.
2. Memeriksa dan menyetujui laporan harian, laporan mingguan, laporan
bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi
/ Pemborongan.
3. Melakukan pemeriksaan dan persetujuan atas gambar-gambar purna
laksana (As-Built Drawing) yang menggambarkan secara rinci setiap
bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi

Bab 4 - 27
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

/ Pemborongan.
4. Membantu Pengguna jasa menyiapkan laporan teknis, administrasi dan
kegiatan lain tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada unit kerja
/ instansi terkait.
5. Menguraikan dengan jelas rencana kerja Konsultan dan bagaimana
Konsultan akan melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan.
6. Menyusun garis garis besar seluruh laporan kegiatan. Menjadi dokumen
yang akan digunakan oleh PPK dan jajarannya untuk monitoring
pekerjaan, memfasilitasi kegiatan Konsultan, dan hal hal lain yang
diperlukan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan Pekerjaan.
Jenis, volume dan satuan laporan akan dibahas tersendiri sebagai bentuk dari
keluaran / out come dari pelaksanaan pekerjaan ini.

4.2.10. Penerima Manfaat

Penerima Manfaat dari kegiatan ini adalah pengguna jasa sebagai pemilik
pekerjaan konstruksi untuk tercapainya kualitas dan mutu dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi baik secara fisik maupun administrasi Pengawasan Teknik dan
Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2,
BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) di Kab. Way
Kanan Propinsi Lampung.

4.2.11. Dasar Hukum / Kebijakan

Dasar hukum / kebijakan pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Teknik Dan


Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-
BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) adalah
sbb. :
a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017, tentang Jasa Konstruksi beserta
perubahannya.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan).
c. Undang-Undang No. 22 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi beserta
perubahan.
d. Undang-Undang No. 17 Tahun 2009, tentang SDA..
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2021 Tentang
Perubahan atas Perpres Nomor
f. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 05 / PRT
/ M / 2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan
pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum.

Bab 4 - 28
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

i. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP)


No 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : : 897 /
KPTS / M / 2017 tentang besaran remunerasi minimal tenaga kerja konstruksi
pada jenjang jabatan ahli untuk layanan jasa konsultansi konstruksi.
l. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 21 /
SE / M / 2019 Tentang Standar Susunan Tenaga Ahli untuk Pen`gawasan
Pekerjaan Melaluai Penyedia Jasa.Pedoman Minimal Standar Ikatan Nasional
Konsultan Indonesia (INKINDO) Tahun 2020 untuk Biaya Langsung Personel
dan Biaya Langsung Non Personel untuk kegiatan Jasa Konsultansi.

4.2.12. Pemahaman Lokasi Pekerjaan

a. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Pengawasan Teknik Dan Supervisi Peningkatan Daerah
Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-
BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) adalah sbb. :
1. Propinsi : Lampung
2. Kabupaten : Kabupaten Way Kanan
3. Kecamatan : Banjit, Baradatu dan Kasui
4. Jarak : + 170 km dari kota Bandar Lampung
Kecamatan Banjit, Baradatu dan Kasui Kabupaten Way Kanan terletak di
bagian Selatan Kabupaten Way Kanan. Kecamatan Banjit, Baradatu dan Kasui
secara topografis berada adalam 1 (satu) hamparan yang berbatasan.
Aksebilitas untuk mencapai lokasi dari Bandar Lampung sejauh + 170 km. dapat
ditempuh dengan kendaraan roda 4 dalam waktu tempuh + 6 jam.
b. Letak Geografis dan Batasan Wialayah Kabupaten Wah Kanan
Secara geografis Kabupaten Way Kanan terletak pada posisi TB 104o170, BT 105o
040, US 4o 12, LS 4.580.
Secara administratif, Kabupaten Way Kanan pada awal terbentuknya di tahun
1999 terbagi dalam 6 (enam) wilayah kecamatan dengan jumlah desa atau
kampung sebanyak 192 kampung, pada tahun 2003 wilayah kecamatan
menjadi 12 kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 198
kampung. Kemudian hingga tahun 2005 terjadi pemekaran wilayah kecamatan
berdasarkan Keputusan Bupati Way Kanan Nomor :2 Tahun 2003 dan
Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 2005, sehingga jumlah kecamatan menjadi
14 (empat belas) kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 210
kampung. Ibukota Way Kanan adalah Belambagan Umpu, sedangkan Way
Kanan Berbatasan dengan :

Bab 4 - 29
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan


2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara
3. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang
4. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat.

Kabupaten Way Kanan mempunyai Kecamatan terluas dan terkecil, Kecamatan


yang terluas adalah Kecamatan Pakuan Ratu (± 14,80 %), sedangkan yang
terkecil adalah Kecamatan Buay Bahuga (± 2,09 %).

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Prosentase (%) Kecamatan Kabupaten Way Kanan
Luas Wilayah
No Kecamatan Ibukota %
(KM2)

1 Banjit Pasar Banjit 33.160 8.46


2 Baradatu Tiuh Balak Pasar 15.203 3.88
3 Gunung Labuhan Gunung Labuhan 11.522 2.94
4 Kasui Jaya Tinggi 15.020 3.83
5 Rebang Tangkas Gunung Sari 20.718 5.28
6 Blambangan Umpu Blambangan Umpu 53.306 13.59
7 Way Tuba Way Tuba 20.625 5.26
8 Negeri Agung Negeri Agung 56.298 14.36
9 Bahuga Mesir Ilir 10.083 2.57
10 Buay Bahuga Bumi Harjo 8.192 2.09
11 Bumi Agung Bumi Agung 18.925 4.83
12 Pakuan Ratu Pakuan Ratu 58.034 14.80
13 Negara Batin Negara Batin 34.840 8.88
14 Negeri Besar Negeri Besar 36.237 9.24

Jumlah 392.163 100


Sumber : Way Kanan Dalam Angka, Tahun 2021

Bab 4 - 30
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Gambar 4.1. Peta Adiministrasi Kabupaten


Way Kanan

Bab 4 - 31
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

c. Gambaran Demografi

Penduduk Kabupaten Way Kanan berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2020


sebanyak 18.661 jiwa yang terdiri atas 242.874 jiwa penduduk laki-laki dan
230.701 jiwa penduduk perempuan. Penduduk Way Kanan mengalami
pertumbuhan sebesar 0,40 % dibandingkan penduduk pada tahun 2019.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2020 penduduk laki
terhadap pendudukperempuan sebesar 105,28.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Way Kanan tahun 2020 mencapai 121


jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang.
Kepadatan Penduduk di 14 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Baradatu dengan kepadatan sebesar
288 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Negeri Besar sebesar 60jiwa/km2.
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan Kabupaten
Way Kanan

No Kecamatan Ibukota Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)

1 Banjit Pasar Banjit 1.736 139


2 Baradatu Tiuh Balak Pasar 1.417 288
3 Gunung Labuhan Gunung Labuhan 1.244 269
4 Kasui Jaya Tinggi 1.106 215
5 Rebang Tangkas Gunung Sari 956 118
6 Blambangan Umpu Blambangan Umpu 2.889 130
7 Way Tuba Way Tuba 936 123
8 Negeri Agung Negeri Agung 1.412 68
9 Bahuga Mesir Ilir 434 83
10 Buay Bahuga Bumi Harjo 793 206
11 Bumi Agung Bumi Agung 1.109 212
12 Pakuan Ratu Pakuan Ratu 1.931 77
13 Negara Batin Negara Batin 1.666 105
14 Negeri Besar Negeri Besar 1.032 60

Jumlah 18.661 121

Sumber : Way Kanan Dalam Angka, Tahun 2021

d. Gambaran Topografi

Secara topografi, Kabupaten Way Kanan dapat dibagi menjadi 2 (dua) unit
topografis, yaitu : daerah topografis berbukit sampai bergunung dan daerah
river basin.

Bab 4 - 32
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

1. Topografi Berbukit Sampai Bergunung

LerengAlereng yang curam atau terjal dengan ketinggian bervariasi antara


450 –1500 m dari permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan yang
umumnyaditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder dengan
puncakApuncaknyaantara lain: Bukit Barisan dan Bukit Pesagi.
2. Daerah River Basin

Di Kabupaten Way Kanan terdapat river basin sungai Asungai kecil. Pada
umumnya bentuk medan topografi Kabupaten Way Kanan terbagi atas
2(dua) bagian, yaitu :
a). Sebelah barat lebih kurang 7 persen dari luas wilayah Kabupaten
Way Kanan merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan, yang
terdiri dari lereng-lerengyang curam atau terjal dengan
ketinggiannya bervariasi antara 450 – 1500 m dari permukaan laut,
dan pada umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau
sekunder.
b). Sebelah timur lebih kurang 93 persen dari luas wilayah Kabuapten
Way Kananter bentang dataran yang sebagian besar tertutup
vulkanis awan gelap dan terbentang sawah serta perkebunan
dataran rendah.
e. Gambaran Geohidrologi
Way Kanan memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan disektor
pertanian. Sebagian besar sungai-sungainya mengalir dari arah barat yang
berbukit-bukit menuju ke arah Timur yang landai, hal ini sangat potensial untuk
pengembangan irigasi.
Sungai 7 sungai yang dimaksud antara lain :
1. Way Kanan dengan panjang lebih kurang 51 km dengan luas daerah
aliran seluas1.198 km2.
2. Way Umpu dengan panjang lebih kurang 100 km dengan luas daerah
aliran seluas1.179 km2.
3. Way Besay dengan panjang lebih kurang 113 km dengan luas daerah
aliran seluas870 km2.
4. Way Giham dengan panjang lebih kurang 80 km dengan luas daerah
aliran s eluas506 km2.
5. Way Tahmi dengan panjang lebih kurang 50 km.
f. Gambaran Geologi
Data tentang endapan mineral di Kabupaten Way Kanan belum banyak
ditemukan sehingga besarnya potensi endapan bahan tambang belum banyak
diketahui secara pasti. Dari literatur dan peta geologi dapat diinventarisir bahwa

Bab 4 - 33
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

bahan tambang utama yang ada di Kabupaten Way Kanan adalah bahan galian
C, diantaranya :
1. Andesit
2. Riodasit
3. Marmer
4. Zeolit
5. Phospat
6. Kaolin
7. Benthonite

g. Gambaran Klimatologi
Daerah Kabupaten Way Kanan memilki iklim tropis dengan 2 (dua) musim yang
selalu berganti sepanjang tahun, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Temperatur rata-rata di daerah ini pada 30o C

Bab 4 - 34
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Gambar 4.2. Peta Kemiringan Lereng di


Kabupaten Way Kanan

Bab 4 - 35
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Gambar 4.3. Peta Ketinggian di Kabupaten


Way Kanan

Bab 4 - 36
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Gambar 4.4. Peta Hidrogeologidi Kabupaten


Way Kanan

Bab 4 - 37
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

4.3. SISTEMATIKA USULAN

Sistematika usulan teknis disusun dengan maksud untuk memudahkan pemahaman,


sehingga dapat memberikan satu alur pikir yang jelas dan berkesinambungan antara
bab satu dengan bab yang lain. Sistematika usulan teknis disusun dengan sangat
rinci dan cermat, penjelasan lebih lanjut diuraikan secara detail dalam masing-masing
bab.
Selanjutnya sistematika usulan teknis yang disusun PT. Ika Adya Perkasa untuk
melaksanakan pekerjaan Pengawasan Teknik Dan Supervisi Peningkatan Daerah
Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-
BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) adalah sebagai berikut :
a. Bab 1. Data Organisasi Perusahaan
Pada Bab 1 ini secara khusus menguraikan tentang kualifikasi perusahaan,
peralatan dan segala sesuatu yang menyangkut diskripsi perusahaan.

b. Bab 2. Pengalaman Kerja Perusahaan


Pada Bab 2 ini diuraikan tentang pengalaman perusahaan dari tahun ke tahun
selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun. Pengalaman perusahaan disajikan
dalam bentul lajur.

c. Bab 3. Uraian Pengalaman Perusahaan


Pada Bab 3 ini disajikan tentang uraian pengalaman perusahaan yang sejenis
dari tahun ke tahun selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun dalam bentuk
project sheet.

d. Bab 4. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Pada Bab 4 ini, konsultan menguraikan tentang pemahaman terhadap
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan pemahaman terhadap lokasi pekerjaan.

e. Bab 5. Tanggapan Terhadap KAK


Pada Bab 5 ini berisikan tanggapan konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja
sebagai tindak lanjut dari kecermatan dan pemahaman konsultan terhadap
KAK serta saran konsultan untuk perbaikan KAK di waktu yang akan datang.

f. Bab 6. Metodologi Pelaksanaan dan Rencana Kerja


Pada Bab 6 ini berisikan pendekatan dan metodologi pelaksanaan yang
disusun sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berhasil
dengan baik dalam waktu yang tepat.

g. Bab 7. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule)


Pada Bab 7 ini diuraikan tentang Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time
Schedule) untuk pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.

Bab 4 - 38
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

h. Bab 8. Struktur Organisasi dan Komposisi Tim


Pada Bab 8 ini diuraikan tentang tugas dan tanggung jawan masing-masing
tenaga ahli dalam pelaksanaan pekerjaan serta struktur organisasinya.

i. Bab 9. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Jadwal Peralatan Pendukung


Berdasarkan uraian itu selanjutnya di tuangkan dalam jadwal penugasan
seluruh personil yang terlibat pelaksanaan pekerjaan serta jadwal pemakaian
peralatan pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan.

j. Bab 10. Daftar Riwayat Hidup Tenaga Ahli


Pada Bab 10 ini disajikan tentang pengalaman profesionalisme masing-masing
tenaga ahli yang diusulkan.

k. Bab 11. Surat Pernyataan Tenaga Ahli


Pada Bab 11 ini disajikan Surat Pernyataan Kesanggupan masing-masing
tenaga ahli dalam melaksanakan pekerjaan

l. Bab 12. Penutup


Pada Bab 12 akhir dari Dokumen Usulan Teknik, akan dilampirkan beberapa
berkas yang pada dasarnya adalah satu kesatuan dengan Dokumen Usulan
Teknik ini. Beberapa lampiran tersebut adalah :

1. Perjanjian Kontrak Kerja dari pengguna jasa selama kurun waktu 10


(sepuluh) tahun terakhir khususnya kontrak pekerjaan yang sejenis.
2. Daftar riwayat hidup (curriculum vitae) tenaga ahli yang ditugaskan
(dilengkapi dengan : Ijasah pendidikan terakhir, sertifikat keahlian,
sertifikat kursus / seminar, NPWP dan surat keterangan pengalaman
kerja / referensi dari pengguna jasa).
Dengan pemahaman terhadap Kerangka Acua Kerja ini, maka selanjutnya diterjemahkan ke
dalam Usulan Teknik untuk pekerjaan Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan
Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder (BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-
BBSB.8, BRT.8-BBST.3 dan BRT.16-BBS.1) dengan sistematika usulan seperti yang telah
dijelaskan di atas.
Sementara itu untuk Pendekatan Metodologi dan Rencana Kerja pelaksanaan jasa konsultansi
supervisi disajikan secara teoritis realistis yang disajikan pada Bab 6.

Bab 4 - 39
Pengawasan Teknik dan Supervisi Peningkatan Daerah Irigasi Way Umpu Saluran Sekunder
(BRT.5-BBT.2, BRT.7- BUM.2, BRT.8-BBSB.8, BRT.8-BBST.3, dan BRT.16-BBS.1)

Gambar 4.5. Peta Lokasi Pekerjaan Supervisi

Bab 4 - 40

Anda mungkin juga menyukai