BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Air merupakan hal paling penting dalam kehidupan. Dalam setiap aktivitasnya
manusia mutlak membutuhkan air bersih. Untuk itu diperlukan adanya
penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan
secara kuantitas maupun kontinuitas harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di
suatu wilayah sehingga aktivitas dapat berjalan dengan baik.
Sumber daya air yang ada perlu dikelola secara berkelanjutan. Sistem pengelolaan
sumberdaya air berkelanjutan (sustainable water resourses management system)
merupakan system pengelolaan sumberdaya air yang didesain dan dikelola serta
berkontribusi penuh terhadap tujuan masyarakat (sosial dan ekonomi) saat ini dan
masa yang akan datang, dengan tetap mempertahankan kelestarian aspek
ekologisnya.
Berbagai upaya dilakukan manusia untuk memperoleh sumber airnya. Mata air
merupakan salah satu sumber air yang selama ini digunakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Mata air dapat ditemukan pada satu titik lokasi yang
umumnya terjadi di sepanjang perbukitan dan dataran rendah yang tanahnya berpori
atau formasi batuannya patah (fractured), sehingga memungkinkan air mengalir di
atas permukaan tanah. Aliran mata air selanjutnya mengalir membentuk aliran
permukaan, dan apabila berkumpul dengan aliran air dari sumber air lainnya
membentuk aliran sungai.
Di sekitar wilayah SMK 3 desa Loa Lepu belum mendapatkan pelayanan air bersih
dari PDAM Kabupaten Kutai Kartanegara dan selama ini mengandalkan air sumur,
air tanah dalam (artesis), dan mata air. Kondisi topografi desa tersebut terdiri dari
tanah datar dan pegunungan sehingga potensi sumber air yang kontinu dan besar
yang berada di sumber air selama ini belum dapat dimaksimalkan secara
menyeluruh.
Oleh karena itu, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara Bidang
Ciptakarya Sub Bidang Tata Lingkungan bermaksud untuk merencanakan
penyediaan air bersih untuk masyarakat disekitar wilayah SMK 3 desa Loa Lepu.
Bagian F - 1
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Rumusan masalah dalam perencanaan jaringan air bersih menuju SMK 3 adalah :
a. Bagaimana upaya secara teknis jaringan air bersih penduduk perdesaan yang
disesuaikan dengan kondisi wilayah rencana dan minat serta kemampuan
masyarakat untuk mendapatkan air bersih.
b. Bagaimana perencanaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai 5
tahun hingga 20 tahun kedepan.
c. Bagaimana sistem jaringan perpipaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Untuk memperoleh hasil kajian sesuai dengan latar belakang, tujuan dan kegunaan
serta sasaran yang diharapkan maka kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
Bagian F - 2
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 3
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 4
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 5
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 6
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 7
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
c. Kontrol Vertikal
Semua titik poligon akan diukur ketinggiannya. Titik referensi untuk
kontrol vertikal yang telah digunakan telah mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan.
Pengukuran kontrol vertikal dilakukan pulang pergi, tiap jalur
merupakan kring tertutup, alat yang digunakan adalah alat ukur
Waterpass otomatis (Zeiss Ni2, Wild, Nak2 atau yang sejenis).
Sebelum dan sesudah pengukuran, alat akan diperiksa ketelitian garis
bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah
jarak muka dan jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih dari 50 m.
Sedangkan jarak terdekatnya dari alat ke rambu ≤ 5 m.
Ketelitian pengukuran Waterpass utama salah penutup tidak dari 8
D05 dan Waterpass cabang tidak lebih dari 10 D0.5 dimana D adalah
jumlah jarak dalam satuan km.
Diskripsi Bench Mark dan Azimuth Mark :
Seluruh Bench Mark dan Azimuth Mark dibuat diskripsinya,
koordinat (x,y) dan elevasinya (z). semua bench mark dan patok
poligon ditujukan pada peta situasi skala 1 : 1.000. Nama bench mark
dan elevasinya dicantumkan dengan jelas, demikian pula elevasi
permukaan tanahnya. Untuk patokan poligon hanya nama/nomor dan
elevasi tanah aslinya yang dicantumkan.
d. Pengukuran Situasi
Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal
yang dipasang dengan melakukan pengukuran semua titik detail
didalam daerah lokasi survey.
Jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk
mengisi titik detail planimetris berikut spot height yang cukup,
sehingga diperoleh penggambaran kontur yang lebih menghasilkan
informasi ketinggian yang memadai. Titik spot height terlihat tidak
lebih interval 1 cm pada peta skala 1 : 1.000, interval ini ekuivalen
dengan cara 10 m tiap penambahan satu titik spot height atau 36 titik
spot untuk setiap 1 Ha diatas tanah.
Jarak antara titik spot height bervariasi tergantung kepada kecuraman
dan ketidakteraturan train.
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Techometry
menggunakan Theodolit T0 atau sejenis. Jarak dari alat ke rambu
tidak boleh lebih dari 100 meter.
Bagian F - 8
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 9
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
a. Pengukuran Debit
Kegiatan pengukuran debit secara umum tercakup dalam kegiatan
survey hidrometri yang dalam arti sempit dapat dimaksudkan sebagai
kegiatan untuk mengumpulkan data tentang aliran sungai. Informasi
yang terukur mencakup perubahan waktu dan ruang. Oleh sebab itu,
data sungai yang panjang dan menerus di beberapa tempat di
sepanjang sungai sangat diperlukan untuk analisis. Kegiatan
pengukuran harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Penetapan hubungan antara tinggi muka air dan debit.
b. Penempatan alat ukur disesuaikan dengan keadaan tempat, sifat
DAS dan optimum yang diharapkan.
c. Peralatan dan metode pelaksanaan yang digunakan dalam
kegiatan pengukuran, baik tinggi air maupun debit.
d. Perhitungan kesalahan Analisis
Bagian F - 10
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Q=∑ H n x V n x B
Bagian F - 11
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 12
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 13
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 14
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 15
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 16
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 17
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 18
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 19
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
2). Jika tidak ada pos hujan dengan jarak lebih kecil dari
10 km, cari pos lain dengan jarak antara 11 km
sampai 20 km tetapi jumlahnya harus minimal dua
pos hujan.
3). Bila kedua pos dengan jarak antara 11 – 20 km tidak
dapat diketemukan, cari 3 pos hujan atau lebih
disekeliling lokasi dengan jarak kurang dari 50 km.
Rumus untuk menghitung hujan rata-rata bulanan sebagai
berikut :
Dimana :
RJan = hujan rata-rata bulanan untuk bulan Januari di
daerah tadah hujan (mm/bulan).
(RJan)i = hujan rata-rata bulanan untuk bulan Januari di
pos ke-1 (mm/bulan)
N = jumlah pos hujan
b). Penguapan
Perhitungan penguapan (evapotranspirasi) ini dapat
didekati secara empiris dengan berbagai persamaan hasil
penelitian, dimana penerapannya antara lain didasarkan
pula oleh ketersediaan data-data di sekitar lokasi proyek.
Untuk suatu daerah dimana data-data suhu udara,
kelembaban, kecepatan angin dan durasi penyinaran
matahari atau radiasi tersedia, disarankan untuk
menggunakan Metode Penman (1948), yang dapat
memberikan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan
metode yang lain.
Persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah :
Eto = c (W.Rn + (1-W). f(u).(ea-ed))
Dengan :
ETo = evapotranspirasi (mm/hari)
W = faktor suhu udara
Rn = net radiasi ekuivalen dengan evaporasi
(mm/hari)
F (u) = fungsi akibat kecepatan angin
Bagian F - 20
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 21
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 22
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 23
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 24
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
1). Suhu
Kisaran suhu yang disyaratkan untuk air dengan peruntukan
air minum adalah antara 40o F - 50o F. Di dalam air umumnya
memiliki suhu di bawah 40o F. ketika suhu berada di atas 50 o F,
air akan berkurang kemungkinannya untuk dikonsumsi dan juga
untuk beberapa penggunaan tertentu. Air yang memiliki suhu di
atas 80o F tidak dianjurkan sebagai air baku, sedangkan suhu di
atas 90o F tidak layak sebagai air baku. Beberapa akibat
kenaikan suhu air adalah :
a). Meningkatnya populas beberapa bakteri
b). Jumlah beberapa mirkoorganisme akan meningkat ketika
suhu meningkat dari 90o F ke 100o F.
c). Keefektifan dari zat disinfektan akan meningkat
d). Pada suhu di atas 4o C viskositas dan densitas air akan
meningkat
e). Penggumpalan zat kimia dan proses sedimentasi akan
meningkat
2). Warna
Warna air menunjukkan tingkat kelayakan yang sedikit
signifikan dari sumber air yang diambil. Warna tidak layak
secara visual. Warna bisa disebabkan karena kandungan
material atau sisa buangan industri dan dapat menyebabkan
proses koagolasi pada pengolahan airnya menjadi lebih sulit.
Standar kandungan warna pada air yang diperbolehkan adalah
sekitar 20 ppm dan yang dianjurkan adalah kurang dari 10 ppm.
3). Kekeruhan (Turbiditas)
Turbiditas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana
cahaya dapat menembus badan air. Turbiditas merupakan
ukuran yang tepat untuk mengetahui kandungan bahan terlarut
di air. Air yang terpopulasi selalu mengandung padatan yang
dapat dibedakan atas empat kelompok berdasarkan besar
partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama kelarutannya
yaitu :
a). Padatan terendap (sedimen)
b). Padatan tersuspensi dan koloid
c). Padatan terlarut
Bagian F - 25
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 26
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 27
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 28
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 29
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Dimana :
1,2,3 … = jenis pompa dan posisi yang berbeda
Q = debit yang masuk ke pompa (m3/det)
H = tinggi pompa (m)
= efisiensi pompa
= berat jenis air
Tekanan mutlak pompa di intake harus Net Positive Suction Head
(NPSH) dengan rumus :
Dimana :
Po = tekanan mutlak pada permukaan tampungan, tekanan
atmosfir untuk tampungan terbuka
Z = elevasi suction intake (m)
HL = kehilangan tinggi akibat gesekan dan local head sampai ke
suction inlet.
b. Sistem Jaringan Pipa
1). Tunggal Dengan Pompa
Persamaan energi pada sistem ini yang diterapkan dari hulu
dan hilir pipa adalah sebagai berikut :
Bagian F - 30
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
BHP = QHp/550
Dimana :
BHP = kekuatan pompa
Hp = tinggi pompa (m)
Q = debit masuk ke pompa (m3/det)
= efisiensi
2). Susunan pipa seri dirumuskan sebagai berikut :
Q = Q1 + Q2 + … dan Hf = H1 + H2 + …
Dimana :
Q1,2 = debit masing-masing pipa (m3/det)
Hf = kehilangan energi gesekan masing-masing pipa
(m)
Hf = (f.I/d).(V2/2g)
f = 64/Re
Re = Vd/v
Dimana :
f = faktor gesekan
I = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m2/det)
v = viskositas dinamis zat cair (m2/det)
Bagian F - 31
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Dimana :
Bt = Manfaat / Benefit, Penerimaan
Ct = Biaya / Cost, Pengeluaran
r = Tingkat suku bunga
t = Indeks tahun
n = Umur proyek
1/(1 + r)t = Discount Factor, Df
b. Benefit Cost Ratio (BCR)
Benefit Cost Ration, BCR atau Nisbah Manfaat – Biaya adalah suatu
alat analisis investasi yang membandingkan nilai sekarang dari
Bagian F - 32
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Dimana :
Ko = Investasi Awal (Initial Investment)
c. Internal Rate Return (IRR)
Tingkat Investasi atau Internal Rate Return, IRR adalah suatu
tingkat suku bunga (dalam hal ini sama artinya dengan discount
rate) yang menunjukkan jumlah nilai sekarang netto (NPV) sama
dengan jumlah seluruh biaya (cost) proyek.
Dengan kata lain, tingkat investasi adalah suatu tingkat suku bunga
dimana seluruh net cash flow sesuadah di-present value-kan sama
dengan jumlah biaya investasi (investment cost), yang dinyatakan
dengan rumus :
Bagian F - 33
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
Bagian F - 34
Laporan Pendahuluan Perencanaan Penambahan Jaringan Distribusi Air Bersih
(Inception Report) Menuju SMK 3 Kecamatan Tenggarong Seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara
DAFTAR ISI
BAB IV...............................................................................................................................................................1
4.1. Latar Belakang...................................................................................................................................1
4.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
4.3. Lingkup Pekerjaan.............................................................................................................................2
4.3.1. Kegiatan A : Persiapan dan Pendahuluan.....................................................................................2
4.3.2. Kegiatan B : Survey, Investigasi dan Evaluasi Data....................................................................2
4.3.3. Kegiatan C : Optimasi dan Formulasi Pengembangan.................................................................2
4.3.4. Kegiatan D : Perencanaan Teknis Rinci.......................................................................................3
4.3.5. Kegiatan E : Penyusunan Laporan dan Diskusi/Presentasi..........................................................3
4.4. Batasan Permasalahan........................................................................................................................3
4.5. PENDEKATAN UMUM...................................................................................................................3
4.5.1. Kerangka Pemikiran......................................................................................................................3
4.5.2. Pendekatan Masalah......................................................................................................................4
4.5.3. Penerapan Teknologi.....................................................................................................................4
4.5.4. Metodologi Dasar..........................................................................................................................4
4.5.5. Pengumpulan Data Primer.............................................................................................................5
4.5.6. Standar dan Peraturan Teknis........................................................................................................5
4.6. PENDEKATAN Metodologi Pelaksanaan........................................................................................6
4.6.1. Pekerjaan Pengukuran Topografi..................................................................................................6
4.6.2. Survey Hidrologi..........................................................................................................................9
4.6.3. Investigasi Geologi dan Mekanika Tanah...................................................................................12
4.6.4. Survey Sosial Ekonomi...............................................................................................................12
4.6.5. Survey Komponen Lingkungan...................................................................................................13
4.7. Optimasi dan Formulasi Pengembangan.........................................................................................15
4.7.1. Data Topografi.............................................................................................................................15
4.7.2. Data Survey Hidrologi.................................................................................................................17
4.7.3. Data Survey Geologi / Mekanika Tanah.....................................................................................26
4.7.4. Data Survey Sosial Ekonomi.......................................................................................................27
4.7.5. Data Survey Lingkungan.............................................................................................................27
4.8. Perencanaan Teknis Rinci................................................................................................................27
4.8.1. Perencanaan Bangunan Pengambilan (Intake)............................................................................27
4.8.2. Saluran/Pipa Transmisi................................................................................................................29
4.8.3. Perencanaan Sistem Pompa dan Perpipaan.................................................................................29
4.8.4. Penyiapan Gambar Rancangan Konstruksi.................................................................................31
4.8.5. Penyusunan Spesifikasi Teknis...................................................................................................31
4.8.6. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan.................................................................................................32
4.8.7. Analisa Ekonomi.........................................................................................................................32
4.8.8. Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan (O & P).........................................................34
4.9. Pelaporan dan Diskusi / Presentasi..................................................................................................34
TABEL
GAMBAR
Gambar IV.1. Jaringan Terbuka......................................................................................16
Gambar IV.2. Jaringan Tertutup.....................................................................................16
Bagian F - 35