Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Laporan Pendahuluan ini merupakan tahap awal dari Pekerjaan


DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan
Celala Kabupaten Aceh Tengah pada Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kabupaten Aceh Tengah. Laporan Pendahuluan ini
berisikan :

1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Wilayah
3. Pendekatan Teknis dan Metodologi
4. Struktur Organisasi dan Jadwal Kegiatan

Demikian Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai dasar


pelaksanaan Pekerjaan. Atas masukan dari berbagai pihak sangat kami
harapkan dan semoga dapat menambah kesiapan pekerjaan.

Takengon, Oktober 2022


CV. NEGERI ANTARA KONSULTAN

MULYADI DARMAWAN, ST
Direktur

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 1


LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan
perekonomian, mengingat fungsi dan perannya dalam penyediaan pangan
bagi penduduk, pakan dan energi, serta tempat bergantungnya mata
pencaharian penduduk di pedesaan. Sektor pertanian mempunyai
sumbangan yang berarti dalam pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB), peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan petani,
sehingga pembangunan pertanian dapat dikatakan sebagai motor
penggerak dan penyangga perekonomian nasional. Dalam rangka upaya
khusus peningkatan produksi padi, salah satu program yang dilaksanakan
yaitu pengembangan jaringan irigasi yang merupakan faktor penting
dalam proses usaha tani yang berdampak langsung terhadap kualitas dan
kuantitas tanamanpadi.
Irigasi adalah segala usaha manusia yang berhubungan dengan
perencanaan dan pembuatan sarana untuk menyalurkan serta membagi
air ke bidang-bidang tanah pertanian secara teratur, serta membuang air
kelebihan yang tidak diperlukan lagi. Pengelolaan air irigasi dari hulu
(upstream) sampai dengan hilir ( downstream) memerlukan sarana dan
prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat
berupa : bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, box
bagi, bangunan ukur, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani.
Tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan
mempengaruhi kinerja sistem irigasi yang ada, sehingga mengakibatkan
efisiensi dan efektifitas irigasi menurun.
Pembangunan pengairan adalah segala usaha mengembangkan
pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan air beserta sumber-
sumbernya dengan perenncanaan yang terpadu dan serasi guna mencapai

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 2


LAPORAN PENDAHULUAN

manfaat sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat dan perikehidupan


rakyat.
Ketika mempertimbangkan penggunaan dan alokasi air, dan ketika
mengkaji praktek-praktek distribusi, manajemen, penilaian harga dan
besarnya pengenaan biaya pelayanan air, sektor irigasi tampaknya berada
dalam tekanan. Dalam waktu dekat akan terbukti bahwa sektor irigasi
akan menjadi pemasok air bagi hampir seluruh kebutuhan pertanian di
masa mendatang.
Timbulnya defisit produksi beras akhir-akhir ini, menyebabkan isu
produksi pangan kembali menarik perhatian utama pimpinan Negara.
Sekali lagi, sektor irigasi kembali mendapat perhatian nasional, yakni pada
upaya pembangunan baru dan investasi lebih besar untuk kegiatan
peningkatan dan rehabilitasi.
Sementara itu, hanya sedikit dari sungai-sungai di Indonesia yang
dikelola secara baik untuk kepentingan irigasi. Debit sungai tersisa di
muara, dapat merupakan petunjuk penggunaan air. Masih adanya sisa air
yang besar dan fluktuasi debit yang tinggi, merefleksikan penggunaan air
di atas kurang optimal dan kurang tertata secara baik.
Sungai-sungai yang memiliki potensi untuk pengembangan irigasi
utamanya di Kabupaten Aceh Tengah, perlu untuk difikirkan bagaimana
kecendrungan pemakaian air untuk irigasi di masa mendatang. Skenario
harus dikembangkan baik untuk wilayah sungai dengan pembangunan
bendung/bendungan yang dapat menaikkan elevasi muka air/menampung
air sehingga dapat memanfaatkan lahan secara optimal untuk irigasi,
adanya kawasan-kawasan yang memiliki potensial irigasi, tampaknya
merupakan implikasi yang sangat logis untuk pembangunan jaringan air
di masa yang akan datang, bila sektor irigasi dituntut untuk memperketat
dirinya sendiri sehingga tercipta penggunaan air yang lebih optimal yang
berdampak positif terhadaplingkungan.
Infrastruktur dan sarana merupakan salah satu faktor penting
dalam proses usaha tani, diantaranya infrastruktur irigasi. Infrastruktur

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 3


LAPORAN PENDAHULUAN

irigasi sangat menentukan ketersediaan air yang berdampak langsung


terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya padi. Pemberian air
irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream)
memerlukan sarana dan prasarana irigasi yang memadai. Sarana dan
prasarana tersebut dapat berupa: bendungan, bendung, saluran primer
dan sekunder, box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier
serta saluran tingkat usaha tani (TUT). Rusaknya salah satu bangunan-
bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga
mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menurun.
Daerah Irigasi dimaksud terletak pada Blang Delem Kabupaten
Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Areal pertanian Daerah Irigasi yang termasuk
dalam perencanaan ini merupakan areal pertanian yang fungsional.
Namun pada saat ini kondisi jaringan irigasi areal yang termasuk dalam
perencanaan ini saat ini harus direhabilitasi dengan peningkatan beberapa
sistem pengairan. Untuk dapat terwujudnya rehabilitasi Irigasi yang
memenuhi persyaratan teknis, tentunya sebelum dilaksanakan
pembangunan perlu adanya suatu perencanaan yang mendetail sehingga
jaringan yang akan direhabilitasi dan sistem pemberian air dapat
disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Sehubungan dengan
program tersebut maka pada tahun anggaran 2022 Dinas Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Aceh Tengah melaksanakan
pekerjaan DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan
Celala.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan pekerjaan DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I
Blang Delem Kecamatan Celala adalah merencanakan dan desain yang
dilengkapi dengan RAB dan BOQ agar dapat dipakai sebagai pedoman
dalam pelaksanaan konstruksi.

1.3. Sasaran

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 4


LAPORAN PENDAHULUAN

Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan desain/gambar


konstruksi yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis yang sesuai dengan
kondisi lokasi proyek sehingga tujuan yang dimaksud dapat tercapai yaitu
mengembangkan potensi lahan pertanian dan pemenuhan kebutuhan air
irigasi dan persawahan.
- Tersedianya Dokumen Perencanaan sebagai pedoman dan
arahan pelaksanaan kegiatan DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi
D.I Blang Delem Kecamatan Celala.
- Output dan Outcome dari hasil perencanaan berupa Laporan
(Laporan pendahuluan, laporan antara, laporan akhir), skema
jaringan, pengukuran dan hitungan tofografi, Detail desain dan
Rencana Anggaran Biaya.

1.4. Lokasi Kegiatan


Lokasi Pekerjaan ini berada di Daerah Irigasi (D.I) Blang Delem
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah.

1.5. Sumber Pendanaan


Kegiatan ini dibiayai dari Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan
Kerja Pemerintah Aceh Tengah (DPA-SKPA) tahun anggaran 2022. Untuk
pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya Rp. 87.246.000, (delapan puluh
tujuh juta dua ratus empat puluh enam ribu rupiah) termasuk PPN.

1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan Pekerjaan DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I
Blang Delem Kecamatan Celala (APBK) ditetapkan selama 30 (tiga puluh)
hari kalender atau 1 (satu) bulan dari tanggal diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 5


LAPORAN PENDAHULUAN

1.7. Standar Teknis


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2010 tentang Bendungan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2011 tentang Sungai
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan
Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
DilaksanakanSendiri.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
5. Kriteria Perencanaan Irigasi (Buku KP 1 sampai dengan Buku
KP7)

1.8. Referensi Hukum


1. UU No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan.
2. PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber DayaAir.
3. Permen PU No. 02/PRT/2008 Tanggal 11 Februari 2008,
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen
Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah
dan dilaksanakansendiri.
4. Permen PU No. 11 A/PRT/M/2006 Tentang Kriteria dan
Penetapan WilayahSungai.
5. Permen PU No. 13/PRT/M/2006 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Wilayah Sungai.
6. Permen PU No. 32/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 6


LAPORAN PENDAHULUAN

1.9. Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup pekerjaan ini adalah mencakup kegiatan sebagai berikut :

Tahap I Pendahuluan
Meliputi kegiatan :
1. Persiapan kantor/alat, tenaga ahli dan administrasi perijinan;
2. Pengumpulan Data Sekunder;
3. Inspeksi Lapangan Pendahuluan;
4. Survei Inventarisasi Kondisi Lapangan.

Tahap II Survey Pengukuran


1. Survey Pengukuran
Meliputi kegiatan :
- Survey Pendahuluan
- Pengukuran Situasi
- Pengukuran memanjang dan melintang sungai/trase saluran
- Pengolahan data
- Penggambaran

Tahap III Pembuatan Dokumen Laporan Antara


Meliputi kegiatan :
1. Analisa Ketersediaan Air
2. Menentukan skala prioritas pelaksanaan konstruksi

Tahap IV Pembuatan Desain Rinci


Meliputi kegiatan :
1. Penggambaran Detail Desain
2. Perhitungan BOQ dan RAB
3. Penyusunan Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan, Pedoman
OP

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 7


LAPORAN PENDAHULUAN

1.10. Keluaran
Keluaran dari pekerjaan ini berupa laporan, hasil perhitungan
analisis. Laporan dan peta yang harus diserahkan dapat dilihat pada Tabel
1.1.

Tabel 1.1 Laporan dan peta yang harus diserahkan Penyedia Jasa
NO JUDUL PRODUK DAN LAPORAN BUAH KET

1 Laporan Pendahuluan 3 Set

2 Laporan Antara 3 Set

3 Laporan Akhir 3 Set

4 RAB (Rencana Anggaran Biaya) 3 Set

5 Back Up Volume Pekerjaan 3 Set

6 Gambar Rencana dan Peta 3 Set

7 Album Foto Dokumentasi 3 Set

8 Flash Disk Memory 32 GB USB 3.0 1 Unit

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 8


LAPORAN PENDAHULUAN

BAB II
DESKRIPSI WILAYAH STUDI

2.1. Gambaran Umum Wilayah Pekerjaan


Pekerjaan ini terletak pada Daerah Irigasi (D.I) Blang Delem
Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah dengan luas areal irigasi
39,38 Ha. Lokasi Pekerjaan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1. Peta Lokasi D.I. Blang Delem

2.2. Gambaran Umum Wilayah Studi


2.2.1. Keadaan Geografis dan Batas Wilayah
Secara geografis, wilayah Kabupaten Aceh Tengah terletak dibawah
tengah-tengah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Menurut Badan Pusat
Statistik Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2019, Kabupaten Aceh Tengah
terletak antara terletak antara 4 0 10’ 33” – 50 57’50” Lintang Utara dan di

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 9


LAPORAN PENDAHULUAN

antara 95015’ 40” – 970 20’ 25” Bujur Timur. Kabupaten Aceh dibagi
menjadi 14 Kecamatan 295 Kampung atau desa.Kabupaten Aceh Tengah
merupakandataran tinggi dengan ketinggian antara200 - 2600 meter
diatas permukaanlaut. Luaswilayah Kabupaten Aceh Tengah adalahberupa
daratan seluas 4454.04 km2. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten
Aceh Tengah memiliki batas batas:
- Utara berbatasan dengan Kabupaten BenerMeriah;
- Selatan berbatasan dengan Kabupaten GayoLues;
- Barat berbatasan dengan Kabupaten NaganRaya;
- Timur berbatasan dengan Kabupaten AcehTimur.

2.2.2. Kondisi Klimatologi


Wilayah Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang beriklim
tropis,tergolong ke dalam tipe iklim B menurut Schimidt Ferguson. Musim
kemaraubiasanya terjadipada bulan Januari sampai dengan Juli, dan
musim hujan berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan Desember.
Curah hujan berkisar antara 1.082 sampai dengan 2.409 Milimeter
per tahundengan jumlah hari hujan antara 113 sampai dengan 160 hari
per tahun. Tingkatcurah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yang
mencapai 316,5 mm,terendah pada umumnya terjadi pada bulan Juli
mencapai 6,2 mm.
Topografi rata-rata 1000 m dpl, KabupatenAceh Tengah merupakan
daerah yang berhawa sejuk dengan suhu sekitar 20,10 0C, dimana pada
bulan April dan merupakan bulan terpanas dengan suhu mencapai 26,6 0C,
dan bulan Septemberadalah bulan dengan udara dingin dengan suhu yaitu
19,700C. Keadaan udara tidak terlalu lembab dengan rata-rata
kelembaban udara 80,08%, kelembaban udara terbasah 86,28% dan
terkering 74,25%. Kecepatan angin tercepat 2,53m/det danterlambat
0,95m/det.

2.2.3. Kondisi Topografi

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 10


LAPORAN PENDAHULUAN

Kabupaten Aceh Tengah memiliki klasifikasi kelerengan <8%, 8-


15%, 16-25%, 26-40%, dan >40%,dibedakan menjadi datar, landai,
berombak, bergelombang, berbukit, bergunung dengan ketinggian 100-
2000 Mdpl. Kondisi kelerengan di Kabupaten Aceh Tengah ditunjukkan
pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Kemiringan Lahan, Bentuk dan Luas Wilayah


Kabupaten Aceh Tengah
Kemiringan Luas
Bentuk
No Lereng Wilayah (%)
Wilayah
(%) (Ha)
1. 0–2 Datar 4.780,91 1,07
2. 2–8 Landai 7.100,07 1,59
3. 8 – 15 Berombak 32.115,33 7,21
4. 15 – 25 Bergelombang 101.180,05 22,72
5. 25 – 40 Berbukit 184.932,46 41,52
6. >40 Bergunung 115.295,30 25,89
Jumlah 445.404,1 100,00
3

2.2.4. Kondisi Hidrologi


1. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Arah dan pola aliran sungai yang terdapat dan melintasi
wilayah Aceh dapat dikelompokkan atas 2 pola utama, yaitu:
- Sungai-sungai yang mengalir ke Samudera Hindia atau ke
arah barat;
- Sungai-sungai yang mengalir ke Selat Malaka atau ke arah
timur.
Beberapa Daerah Aliran Sungai dikelompokkan
menjadi satu wilayah sungai berdasarkan wilayah strategis

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 11


LAPORAN PENDAHULUAN

nasional dan lintas kabupaten. DAS yang terdapat di


Kabupaten Aceh Tengah, meliputi :
- Kreung woyla dengan luas 53.239,01 Ha
- Kreung Tripa dengan luas 14.762,66 Ha
- Kreung Tamiang dengan luas 5.317,32 Ha
- Kreung Meureubo dengan luas 47.516,61 Ha
- Kreung Jambo Aye dengan luas 193.482,20 Ha

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 12


LAPORAN PENDAHULUAN

BAB III
SURVEY TOPOGRAFI

3.1 Diagram Alir Perencanaan


Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan
akurat atau tidaknya langkah-langkah yang diambil dalam suatu
perencanaan. Bangunan jaringan irigasi memerlukan perhitungan yang
cermat agar bangunan tersebut ekonomis serta memadai dengan
kebutuhan yang ada. Adapun tahap- tahap perencanaan pembangunan
jaringan irigasi adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan


Kebutuhan akan pangan dari masa ke masa semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, pemerintah
telah mengupayakan agar masalah peningkatan kebutuhan pangan ini
mencapaikeseimbangan yang ideal dengan laju pertumbuhan penduduk
yaitu melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 13


LAPORAN PENDAHULUAN

3.2 Survey Topografi


Survey topografi bertujuan untuk memperoleh data lapangan
sebagai gambaran bentuk permukaan tanah yang memuat data ketinggian
dan planimetri yang jelas sesuai dengan keadaan di lapangan yang
sebenarnya. Pelaksanaan pengukuran topografi dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut.
1. Pengumpulan data
Pengukuran topografi dilakukan sepanjang saluran sesuai
dengan permintaan pemilik pekerjaan, dengan lokasi yang akan
ditentukan pada Sungai peusangan atau sungai jambo aye di
Kabupaten Aceh Tengah. Pengukuran direncanakan dilakukan
sepanjang area perencanaan jaringan irigasi dan area rencana
layanan air jaringan irigasi.
2. Peninjauan Lapangan
a. PenjelasanUmum
Peta topografi memuat data ketinggian yang jelas dan benar
sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur. Interval
kontur untuk daerah datar dan daerah berbukit disesuaikan
menurutkebutuhan.
b. Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan Titik Referensi (Bench Mark)/Patok
CP/PatokKayu;
- Pengukuran Poligon (utama dan cabang);
- Pengukuran Sipat Datar (waterpass);
- Pengukuran situasi detail;
- Pengukuran Cross Section;
- Perhitungan;
- Ketelitian Penggambaran;
- Penggambaran;
c. Titik Referensi
Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau bench

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 14


LAPORAN PENDAHULUAN

mark yang dibuat di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar)


misalnya: titik triangulasi, titik NWP atau BM lainnya atas
persetujuan Direksi.
d. Buku Ukur
Pelaksanaan Pengukuran menggunakan buku ukur. Semua
tulisan dan catatan harus terang dan jelas, mudah dibaca
dan tidak boleh dihapus. Apabila ada kesalahan pencatatan
hasil pengukuran, maka harus dibetulkan dengan mencoret
yang salah dan menulis yang benar di sampingnya. Buku
ukur yang digunakan disusun secara sistematis serta diberi
indeks untuk memudahkan penyimpanannya.
3. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
Pada pengukuran poligon diberlakukan 2 (dua) sistem:

a. Poligon TerbukaSempurna
Pada pengukuran poligon untuk pekerjaan ini menggunakan
sistem poligon terbuka sempurna. Pada pengukuran poligon
terbuka sempurna biasa dipakai pada pengukuran sepanjang
pesisir pantai. Sedangkan titik-titik sudutnya adalah sama
dengan titik pekerjaan profil memanjang.Pada awal dan
akhir pengukuran poligon diikatkan pada Bench Mark (BM)
yang sudah ada.
Dikatakan terbuka sempurna apabila poligon tersebut diikat
oleh:
- Sudut jurusan awal danakhir.
- Koordinat titik awal dan titikakhir.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 15


LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 3.1. Poligon Terbuka Sempurna

Selain poligon terbuka sempurna, adapula poligon terbuka


dengan pengikatan koordinat pada titik awal dan akhir.

Gambar 3.2. Poligon Terbuka dengan pengikatan koordinat pada


titik awal dan akhir

b. Poligon Tertutup
Sistem pengukuran polygon tertutup adalah titik awal dan
akhir pengukuran kembali pada satu titik, dimana
titik tersebut sudahadakoordinatnya maupun
ketinggiannya, sebagai tindak lanjut dari perhitungan titik-

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 16


LAPORAN PENDAHULUAN

titik yang lain.


Ketentuan dari pengukuran adalah sebagai berikut:
1. Azimuth yang digunakan adalah pengamatan matahari, masing-
masing dua titik pagi dan sore dengan menggunakan tabel
pengamatan yang terbaru.
2. Secara umum maksud dari pengukuran poligon adalah untuk
menentukan koordinat titik-titik yang diukur yang digunakan
sebagai rangkapemetaan/penggambaran.
3. Pengukuran dilakukan dengan mengukur sudut danjarak.
4. Sudut diukur satu seri (teropong dalam keadaan biasa dan
teropong dalam keadaan luar biasa), dengan ketelitian 5”.
5. Jarak yang diukur dengan pita ukur baja dan dilakukan dua kali
dengan toleransi ukuran 20 cm √D (D = jarak dalam km).
6. Pengukuran poligon diikatkan pada titik tetap geodetis dan titik
tetap bench mark.
7. Untuk cabang /anak-anak pantai yang berdekatan dilakukan
8. pengukuran poligon atau pengukuran situasi titik detail.

Gambar 3.9. Poligon Tertutup


c. Pengukuran Cross Section
Pekerjaan ini meliputi pengukuran daerah crossroad.
- Alat ukur alat Theodolite T0 atau yangsejenis.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 17


LAPORAN PENDAHULUAN

- Interval jarak pada setiap cross sebesar 50m.


- Pengukuran penampang melintang diukur setiap jarak
100 – 150 m, atau disesuaikan dengan penampang
melintang pada pengukuran bathimetri.
- Setiap cross section dipasang patok-patok kayu ukuran 3
x 5 x 30 cm, dan di atas patok diberi paku sebagai alat
titik acuanpengukuran.
- Pada setiap titik cross section dipakai juga sebagai
pengukuran long section.
4. Analisa Data
Perhitungan poligon dan pengolahan data hasil pengukuran
topografi menggunakan program komputer MS-Excell.
Penggunaan program MS-Excell dimaksudkan untuk
memudahkan perhitungan, menambah ketelitian dari hitungan
serta mengurangi human error yang dapat terjadi.
Penggambaran cross section, long section dan peta situasi
menggunakan program MS-Excell dan Autodesk Autocad Land
Desktop. Program ini digunakan untuk pembuatan peta
topografi secara digital. Agar memudahkan dalam
penggambaran, maka digunakan juga program aplikasi dengan
mentransfer data poligon dan kontur. Penggenerasian data titik
poligon dilakukan dengan pendekatan interpolasi secara
otomatis untuk penggambaran kontur. Hasil pengukuran
dipetakan dengan skala 1: 2000.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 18


LAPORAN PENDAHULUAN

BAB IV
ANALISA HIDROLOGI

4.1 Analisa Hidrologi


Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai
fenomena hidrologi (hydrologic phenomena), seperti besarnya: curah
hujan, temperatur, penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan
angin, debit sungai, tinggi muka air sungai, kecepatan aliran, konsentrasi
sedimen sungai akan selalu berubah terhadap waktu. Data hidrologi
dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan mengenai
fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang
dikumpulkan. Untuk perencanaan irigasi, analisis hidrologi yang terpenting
yaitu dalam menentukan debit andalan yaitu debit minimum sungai yang
diperlukan untuk mengairi lahan.

4.1.1 Evapotranspirasi Potensial


Anonim no 2 (1986) menyebutkan, evapotranspirasi potensial
terjadi pada kondisi tanah tersedia air. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor
klimatologi antara lain temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan
angin, dan penyinaran matahari. Evapotranspirasi potensial dihitung
dengan metode Penman Modifikasi (Sudjarwadi, 1979). Metode Penman
ini membutuhkan data yang lebih lengkap dibandingkan metode-metode
yang lain sehingga memberikan hasil yang lebih mendekati keadaan yang
sebenarnya di alam. Persamaan Penman Modifikasi dirumuskan sebagai
berikut :

ETo = c [ W . Rn+(1−W )f (u )(ea−ed )]


Rn = ( 1-α ) Rs –Rn1
n
Rs = Ra ( 0,25 + 0,50 N )

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 19


LAPORAN PENDAHULUAN

n
Rn1 = f ( T ). f( ed ). f( N )

f(u) = 0,27
(1−100U )
RH
ed = ea x 100

Keterangan :
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari);
c = faktor penyesuaian untuk Penman modifikasi;
W = faktor temperatur;
Rn = radiasi netto (mm/hari);
f(u) = faktor kecepatan angin rerata yang diukur pada ketinggian 2 m
(km/hari);
ea = tekanan uap udara (mbar);
ed = tekanan uap jenuh (mbar);
α = persentase radiasi yang dipantulkan (0,25);
Rs = radiasi (mm/hari);
Rn1 = radiasi netto gelombang panjang (mm/hari);
Ra = radiasi matahari yang didasarkan pada letak lintang;
N = lamanya penyinaran matahari rerata yang mungkin terjadi;
f(T) = faktor yang tergantung pada temperatur;
f(ed) = faktor yang tergantung pada uap jenuh;
f(n/N) = faktor yang tergantung pada jam penyinaran matahari;
n = penyinaran matahari yang diperoleh dari data terukur (jam/hari);
U = kecepatan angin (km/hari);
RH = kelembaban relatif (%).

4.1.2 Curah Hujan Efektif


Curah hujan efektif palawija adalah curah hujan andalan yang jatuh
di suatu daerah dan digunakan tanaman palawija untuk pertumbuhannya.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 20


LAPORAN PENDAHULUAN

Penentuan curah hujan efektif didasarkan untuk setiap setengah bulanan,


yaitu merupakan hujan 70 % dari hujan berpeluang terpenuhi 50 %.
Curah hujan efektif ini dihitung dengan periode ulang kegagalan rata-rata
5 tahun sekali (Anonim no 2, 1986) :
R 50 % (setengah bulan)
x 70 %
Ref = 15
m
×100 %
Pr = n+1
Dengan :
Ref = curah hujan efektif (mm/hari);
Re50 % (setengah bulanan) = hujan setengah bulanan berpeluang
terpenuhi 50 (mm).
Pr = probabilitas (%);
m = nomor urut data setelah diurut dari besar ke kecil;
n = jumlah tahun data.

4.1.3 Debit Andalan


Untuk menghitung debit rata-rata bulanan sungai digunakan
Metode Mock Berdasarkan analisa keseimbangan air yang menjelaskan
hubungan runoff dengan curah hujan bulanan, evapotranspirasi,
kelembaban tanah dan penyimpanan di dalam tanah (Anonim no 1, 1985).
Langkah- langkah perhitungan metode Mock adalah sebagai berikut:

 Evapotranspirasi Aktual.
Dr. Mock menyarankan suatu metode untuk menghitung perbedaan
antara evapotranspirasi aktual dan potensial;
m
ΔE = ETo 20 (18-n)
E = ETo – ΔE

 Penyimpanan kelembaban tanah (SMS)

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 21


LAPORAN PENDAHULUAN

SMS = ISM + Re – E

 Kelebihan air (WS)


WS = ISM + Re – E – SMS

 Infiltrasi (inf )
inf = WS x IF
 Penyimpanan air tanah pada akhir bulan (G.STORt)

G. STORt = G.STOR(t-1) x Rc+


( 1+Rc2 ) x inf
 Limpasan dasar (Qbase)
Qbase = inf- G.STORt + G.STOR(t-1)

 Limpasan permukaan (Qdirect)


Qdirect = Ws x (1-IF)

 Limpasan hujan sesaat (Qstrom)


Qstrom = Re x PF
 Total limpasan (Qtotal)
Qtotal = Qbase + Qdirect + Qstrom

 Debit sungai (Qs)


Qs = Qtotal x A

Keterangan :
ΔE = perbedaan antara evapotranspirasi potensial dan actual
(mm/bln);
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/bln);
m = proporsi permukaan tanah yang tidak ditutupi oleh
vegetasi tiap bulan (20 %);

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 22


LAPORAN PENDAHULUAN

n1 = jumlah hari hujan, (bln);


E = evapotranspirasi aktual (mm/bln);
SMS = simpanan kelembaban tanah (mm/bln);
ISM = kelembaban tanah awal (200) (mm/bln);
Re = curah hujan bulanan (mm/bln);
WS = kelebihan air (mm/bln);
Inf = infiltrasi (mm/bln);
IF = faktor infiltrasi yaitu proporsi kelebihan curah hujan
yang menyerap ke air tanah (0,4);
G. STORt = daya tampung air tanah pada awal bulan (mm/bln);
G.STOR(t-1) = penyimpanan air tanah pada akhir bulan (mm/bln);
Rc = konstanta pengurangan aliran (0,6);
Qbase = besar limpasan dasar (mm/bln);
Qdirect = besar limpasan permukaan (mm/bln);
Qstrom = besar limpasan hujan sesaat (mm/bln);
Qtotal = besar limpasan (mm/bln);
Qs = debit rata-rata bulanan (m3/bln);
A = luas daerah aliran sungai (Km2).

Menurut Anonim no 6 (1986) untuk mendapatkan debit andalan,


debit rata-rata bulanan yang telah didapat diurutkan dari urutan besar ke
urutan kecil. Nomor urut data yang merupakan debit andalan Mock dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
m
x 100%
Pr = n+1
Dengan :
Pr = Probabilitas (%);
n = jumlah tahun data;
m = nomor urut data setelah diurut dari besar ke kecil.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 23


LAPORAN PENDAHULUAN

4.1.4 Kebutuhan Air Irigasi


Kebutuhan air irigasi adalah jumlah air total yang akan diberikan
pada petak sawah atau jaringan irigasi. Besarnya kebutuhan air di petak
sawah dipengaruhi oleh banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan dan pengolahan tanah. Kebutuhan bersih air irigasi
dibedakan atas dua macam, tanaman yang banyak memerlukan air dalam
proses pengolahan tanah yaitu padi dan tanaman yang tidak banyak
memerlukan air dalam proses pengolahan tanah yaitu palawija.

4.1.4.1 Kebutuhan Bersih Air Untuk Padi di Sawah (NFR)


Menurut Anonim no 6 (1986), kebutuhan bersih air untuk padi di
sawah (NFR = Net Field Water Requirement) dipengaruhi oleh faktor-
faktor penyiapan lahan, curah hujan efektif, kebutuhan air konsumtif,
perkolasi dan rembesan, dan penggantian lapisan air. Kebutuhan bersih
air untuk padi dibedakan dua macam, yaitu kebutuhan air untuk
penyiapan lahan dan kebutuhan air pada waktu sesudah penanaman padi.
Kebutuhan bersih air di sawah tersebut dapat dihitung dengan rumus:
 Kebutuhan bersih air di sawah saat penyiapan lahan :
NFR = IR – Ref
 Kebutuhan bersih air setelah penanaman padi atau sesudah penyiapan
lahan
NFR = ETc + P – Ref +WLR
Keterangan :
NFR = kebutuhan bersih air untuk padi (mm/hari);
IR(LP) = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari);
Ref = curah hujan efektif (mm/hari);
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
P = perkolasi (mm/hari);
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari).

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 24


LAPORAN PENDAHULUAN

a. Penyiapan Lahan
Anonim no 2 (1986) menyebutkan kebutuhan air untuk penyiapan
lahan umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu
proyek irigasi. Pada tanaman padi diperlukan penyiapan lahan untuk
perlakuan awal terhadap tanah berupa perendaman sehingga
mendapatkan kelembaban yang cukup untuk ditanami. Faktor-faktor yang
menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah :

1. Jangka waktu penyiapan lahan.


Faktor yang mempengaruhi lamanya jangka waktu penyiapan lahan
adalah tersedianya tenaga kerja dan alat untuk penyiapan lahan, dan
faktor perlunya memperpendek jangka waktu tersebut agar tersedia
cukup waktu untuk menanam padi. Jangka waktu penyiapan lahan untuk
petak tersier yang dikerjakan dengan traktor secara luas diambil satu
bulan dan untuk jangka waktu penyiapan lahan yang tidak dikerjakan
dengan traktor diambil 1,5 bulan (Anonim no 2, 1986).

2. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan.


Menurut Anonim no 2 (1986), kebutuhan air untuk penyiapan lahan
dipengaruhi oleh porositas tanah di sawah. Untuk tanah bertektur berat
tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan diambil 200 mm.
Ini termasuk air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah. Pada
permulaan transplantasi (pemindahan bibit ke petak sawah) tidak akan
ada lapisan air yang tersisa di sawah. Setelah transplantasi selesai, lapisan
air di sawah akan ditambah 50 mm. Secara keseluruhan lapisan air yang
diperlukan 250 mm untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal
setelah transplantasi selesai. Pada lahan yang dibiarkan bera atau tidak
digarap dalam jangka waktu 2,5 bulan atau lebih, maka lapisan air yang
diperlukan untuk penyiapan lahan diambil 300 mm, 250 mm untuk
penyiapan lahan dan 50 mm untuk penggenangan setelah transplantasi.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 25


LAPORAN PENDAHULUAN

3. Kebutuhan air selama penyiapan lahan.


Menurut Anonim no 2 (1986), pada umumnya waktu untuk
penyiapan lahan berkisar antara 30 dan 45 hari. Besarnya kebutuhan air
selama penyiapan lahan dihitung dengan metode yang dikembangkan
oleh Van de Goor dan Ziljlstra. sebagai berikut:
k
M .e
k
IR = (e −1)
M = Eo + P
M .T
k = S
Keterangan :
IR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari);
M = kebutuhan air untuk mengganti/mengkonpensasi air yang hilang
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang telah di jenuhkan
(mm/hari);
Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 x ETo selama penyiapan
lahan (mm/hari);
P = perkolasi (mm/hari);
k = parameter fungsi dari air yang diperlukan untuk penjenuhan
waktu penyiapan lahan dan kebutuhan air untuk lapisan pengganti;
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari);
S = kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air
(mm);
e = bilangan napir, sebesar 2,718281828

b. Kebutuhan Air Konsumtif (ETc)


Sudjarwadi, (1979) menyebutkan kebutuhan air konsumtif
dipengaruhi oleh evapotranspirasi potensial. Evapotranspirasi potensial
adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi yang terjadi secara
bersamaan. Menurut Sosrodarsono, Takeda (1978) evaporasi adalah
berubahnya air menjadi uap yang bergerak dari permukaan tanah atau

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 26


LAPORAN PENDAHULUAN

permukaan air ke udara. Transpirasi adalah penguapan yang terjadi


melalui tanaman. Besarnya penggunaan konsumtif air oleh tanaman
dihitung berdasarkan metode prakira empiris, dengan menggunakan data
iklim dan koefisien tanaman pada tahap pertumbuhan (Anonim no 2,
1986).
ETc = Kc x ETo
Dengan :
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
Kc = koefisien tanaman padi;
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari).

Untuk perhitungan penggunaan konsumtif, besarnya


evapotranspirasi potensial dipengaruhi oleh koefisien tanaman. Pemilihan
harga koefisien tanaman tergantung pada jenis tanaman, waktu tanam,
usia tanaman dan kondisi iklim (Anonim no 2, 1986).

c. Perkolasi ( P )
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah yang disebabkan oleh gaya
vertikal dan gaya hidrostatis pada proses penjenuhan tanah surface. Hal
ini akan menyebabkan kehilangan air akibat rembesan. Menurut Anonim
no 3 (1986), laju perkolasi sangat tergantung kepada sifat-sifat tanah.
Besarnya perkolasi yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain jenis tanah, topografi, muka air tanah dan tebalnya lapisan tanah
permukaan. Pada tanah lempung laju perkolasi dan rembesan
diperkirakan berkisar 1-3 mm/hari. Pada tanah yang mengandung pasir,
laju perkolasi dan rembesan ini dapat mencapai angka yang lebih tinggi
(Anonim no 2, 1986).

d. Penggantian Lapisan Air ( WLR )


WLR (Water Losses Requirement) setinggi 50 mm dilakukan dua

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 27


LAPORAN PENDAHULUAN

kali, yaitu satu bulan setelah pemindahan bibit ke petak sawah


(transplantasi) dan dua bulan setelah transplantasi. Penggantian lapisan
air dilakukan setelah proses pemupukan dilakukan. Oleh karena itu jadwal
penggantian air sangat dipengaruhi oleh umur tanaman padi (Anonim no
1, 1986). Penggantian lapisan air dapat diberikan selama setengah bulan
yaitu 50 mm dibagi setengah bulan (15 hari) sebesar 3,3 mm/hari dan
selama satu bulan yaitu 50 mm dibagi satu bulan (30 hari) sebesar 1,7
mm/hari.

4.1.4.2 Kebutuhan Bersih Air Untuk Palawija di Sawah


Palawija termasuk dalam tanaman yang tidak banyak memerlukan
air dalam proses pengolahannya. Untuk penyiapan lahan tanaman
palawija tidak membutuhkan banyak air karena tidak ada proses
perendaman seperti pada tanaman padi. Oleh karena itu jumlah dan
lamanya pemberian air harus diperhatikan agar tidak ada terjadi kelebihan
air pada daerah penakaran.
Untuk menghitung kebutuhan air tanaman palawija digunakan
rumus (Anonim no 6, 1986):
NFR = ETc + P – Ref
Dengan :
NFR = kebutuhan bersih air untuk palawija (mm/hari);
Etc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
Ref = curah hujan efektif (mm/hari).

a. Kebutuhan Air Konsumtif (ETc)


Penggunaan air konsumtif tanaman palawija sama dengan
penggunaan air konsumtif tanaman padi. Kebutuhan air untuk
penggunaan air konsumtif tanaman palawija dapat dihitung dengan
rumus:
ETc = Kc x ETo

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 28


LAPORAN PENDAHULUAN

Keterangan :
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari);
Kc = koefisien tanaman palawija;
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari)

b. Perkolasi
Laju perkolasi untuk tanaman palawija sama dengan tanaman padi,
pada daerah yang mempunyai tanah lempung diperkirakan berkisar 1-3
mm/hari. Tanah yang banyak mengandung pasir, laju perkolasi dan
rembesan dapat mencapai angka yang lebih tinggi (Anonim 2, 1986).

4.1.5 Kebutuhan Pengambilan.


Kebutuhan pengambilan untuk tanaman adalah jumlah debit air
yang dibutuhkan oleh satu hektar sawah untuk menanam padi atau
palawija. Kebutuhan pengambilan ini dipengaruhi oleh efisiensi irigasi.
Efisiensi irigasi ini adalah air hilang akibat dari bocoran (rembesan) dan
penguapan di dalam saluran pada saat air mengalir (Anonim no 2,1986).
Kebutuhan pengambilan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ef = ef1 x ef2 x ef3
NFR
DR = efx8,64
Dengan :
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);
NFR = kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari);
ef = efisiensi irigasi total;
ef1 = efisiensi pada jaringan utama (90%);
ef2 = efisiensi pada jaringan sekunder (90%);
ef3 = efisiensi pada jaringan tersier (80%);
1
8,64 = angka konversi satuan mm/hari menjadi l/dtk/ha.
Kebutuhan pengambilan yang dihasilkan untuk pola tanam yang

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 29


LAPORAN PENDAHULUAN

dipakai, akan dibandingkan dengan debit andalan untuk tiap setengah


bulan dan luas daerah yang bisa diairi (Anonim no 2, 1986). Apabila debit
sungai berlimpah maka luas daerah layanan irigasi adalah tetap dan
direncanakan sesuai dengan pola tanam yang sesuai. Bila debit sungai
terjadi kekurangan maka diperlukan alternatif rotasi teknis/golongan, luas
daerah irigasi dikurangi atau melakukan modifikasi dalam pola tanam.

4.1.6 Debit Pengambilan


Debit pengambilan ditentukan oleh kebutuhan pengambilan dan
luas daerah yang akan diairi. Debit pengambilan dapat dihitung dengan
rumus (Anonim no 3, 1986) :
DR× A
Q=
1000
Keterangan :
Q = debit pengambilan (m3/dtk);
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha);
A = luas areal sawah (ha).

4.2 Kriteria Perencanaan Saluran

Banyak bahan yang dapat dipakai untuk pasangan saluran, tetapi


pada prakteknyan di Indonesia hanya ada 3 bahan yang dianjurkan
pemakaiannya yaitu :
a. Pasangan batu kali
b. Beton
c. Tanah

4.2.1 Debit Rencana Untuk Saluran Irigasi

Dalam perencanaan hidrolis saluran debit rencana pada saluran


dihitung dengan

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 30


LAPORAN PENDAHULUAN

rumus :

dimana :
Q = Debit rencana (l/det)
C = Koefisien rotasi (C = 1)
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
A = Luas daearh yang diairi (ha)
NFR = Kebutuhan bersih air disawah (l/det/ha)
Berdasarkan hasil analisa hidrologi, maka kebutuhan air di saluran
ditetapkan sebagai berikut:
1. Disawah, (NFR) : 0,96 l/det/ha
2. Saluran Tersier (THR) : 1,08 l/det/ha
3. Saluran Sekunder (SDR) : 1,12 l/det/ha
4. Saluran Primer (DR) : 1,20 l/det/ha

4.2.2 Perencanaan Hidrolis Saluran

Untuk perencanaan hidraulis saluran rumus yang digunakan adalah


rumus Strickler yaitu sebagai berikut. :

Rumus Debit Rencana di Saluran

Dimana :
Q = Debit saluran (m³/det)

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 31


LAPORAN PENDAHULUAN

V = Kecepatan air disaluran (m/det)


A = Luas penampang saluran (m²)
b = Lebar saluran (m)
h = Kedalaman air disaluran (m)
K = Koefisien kekasaran Strickler
P = Keliling basah saluran (m)
I = Kemiringan dasar saluran
R = Jari-jari hidrolis (A/P)
M = Talud saluran

Gambar 3.10 Parameter Potongan Melintang Saluran

4.4.3 Koefisien Kekasaran

Koefisien kekasaran Strickler diantaranya tergantung pada


kekasaran permukaan saluran dan besarnya debit yang dialirkan pada
saluran tersebut, dan besarnya seperti pada tabel berikut :

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 32


LAPORAN PENDAHULUAN

Tabel 4.1. Koefisien Kekasaran Strickler untuk Saluran Tanah

Tabel 4.2. Koefisien Kekasaran Strickler Saluran Pasangan

4.4.4 Tinggi Jagaan Minimum

Tinggi Jagaan minimum yang ditentukan untuk jenis saluran tanah


pada jaringan dikaitkan dengan debit rencana saluran seperti pada tabel
berikut :

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 33


LAPORAN PENDAHULUAN

Tabel 4.3. Tinggi Jagaan Minimum

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 34


LAPORAN PENDAHULUAN

BAB V
RENCANA KERJA

5.1 Struktur Organisasi


5.1.1 Struktur Organisasi Pelaksanaan
Konsultan akan membina kerja sama dengan baik dengan
Pengguna Jasa dan Instansi-instansi lain yang terkait. Badan organisasi
untuk pelaksanaan pekerjaan ini yang diusulkan oleh Konsultan
dimaksudkan untuk tercapainya sasaran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan pekerjaan ini seperti yang tertera pada ruang
lingkup pekerjaan agar tepat padawaktunya
2. Agar pelaksanaan pekerjaan tersebut terkoordinir dengan baik,
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis
dan efektif
3. Setiap kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh setiap tenaga ahli
akan saling berkesinambungan, dengan koordinasi dari Team
Leader, sehingga pengeluaran biaya pelaksanaan kerja akan lebih
efektif dan tercapai hasil yangmaksimal.
Badan organisasi pada gambar di atas tersebut Team Leader
membawahi semua tenaga ahli dan pendukung, sesuai dengan yang
tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) seperti tersebut di bawah
ini :
1. Tenaga ahli/professional
a) Ketua Tim (TeamLeader)
b) Ahli Sumber Daya Air
2. Tenaga Penunjang
a) Surveyor
b) Cad Operator
c) Operator Komputer

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 35


LAPORAN PENDAHULUAN

Beberapa tenaga ahli tersebut akan dibantu oleh tenaga supporting


staf/Asisten Ahli, hal tersebut dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan
dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dengan hasil yang optimal.
Mengingat pentingnya pekerjaan ini sehingga membutuhkan tenaga
yang berkualitas dan berdedikasi tinggi maka CV. NEGERI ANTARA
KONSULTAN mengusulkan tenaga-tenaga tersebut yang sesuai dengan
kualifikasi dan sudah menguasai keahliannya di bidang masing-masing.

5.1.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Personil Tenaga Ahli


Penjelasan tanggung jawab setiap personil didasarkan pendekatan
dan metodologi konsultan dan mengacu penuh pada TOR agar semua
lingkup pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan koordinasi
selama periode proyek dapat dilakukan dengan jelas. Agar dalam
pelaksanaan mendapatkan hasil yang optimal, maka CV. NEGERI
ANTARA KONSULTAN, mengusulkan kualifikasi tenaga ahli yang
diperlukan dengan tugas dan tanggung jawab ditentukan sebagai berikut:
1. Ketua Tim (TeamLeader)
Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai. Uraian tugas dan tanggung
jawabnya adalah:
a. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota team
kerja, dalam pelaksanaan kegiatan sampai pekerjaan
dinyatakanselesai.
b. Memimpin Kegiatan PKM, Diskusi dan Asistensi ke pemilik proyek
(penggunajasa).
c. Membuat Program Kerja.
d. Membuat Laporan Pendahuluan, Lap. Antara/ Interim, ringkasan
laporan dan laporan akhir.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 36


LAPORAN PENDAHULUAN

2. Ahli Sumber Daya Air


Tugas utamanya sebagai penghitungan / calculation / estimasi
drawing dan spec dari klien maupun bagian lainnya atas kebutuhan
material, jenis, berat dan harga untuk keperluan bidang (tender) atau
quotation (penawaran) termasuk scope of work and break downprice.
Uraian tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menganalisis pekerjaan
b. Menetapkan prosesproduksi
c. Memilih mesin sesuai spesifikasipekerjaan
d. Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang diterima
e. Mencari informasi perkembangan harga bahan
f. Menetapkan harga pokok
g. Memberikan alternatif harga kepada pimpinan

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 37


LAPORAN PENDAHULUAN

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Lokasi kegiatan perencanaan irigasi yang telah dilakukan oleh tim
konsultan perencana CV. NEGERI ANTARA KONSULTAN dengan
didampingi yang diwakili oleh staf PPTK Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Aceh Tengah adalah Daerah irigasi (D.I)
Blang Delem Kecamatan Celala dengan Luas 39,38 Ha.

6.2 SARAN
Sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka pihak konsultan secara
umum telah cukup jelas dengan maksud dan tujuan dari lingkup dimaksud
serta sasaran yang akan dicapai, dengan mengacu pada standar
perencanaan yang ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
maka akan mendapatkan hasil perencanaan yang baik terhadap mutu,
volume, maupun tepat waktu sehingga Perencanaan ini dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah rencana.
Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam KAK ”DED
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala" bahwa
pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud harus dapat membentuk organisasi
dan mekanisme kerja yang baik maka diperlukan adanya Tenaga Ahli,
Tenaga lapangan dalam hal teknis yang membantu Tenaga Ahli dalam
pengumpulan data-data lapangan serta tenaga pendukung untuk
menunjang keberhasilan kerja tim sehingga hasil yang dicapai sesuai yang
diharapkan dari segi mutu, volume waktu dan sasaran lainnya seperti
transfer pengetahuan dan pemikiran yang baik.
.

DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Blang Delem Kecamatan Celala 96

Anda mungkin juga menyukai