Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN

KERJA
PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI PINTU
AIR DIR. DADAHUP TAHAP 2

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR I KALIMANTAN II
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/
TERM OF REFFERENCE
PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI PINTU AIR DIR. DADAHUP TAHAP 2

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Program : Pengelolaan Sumber Daya Air

Hasil : Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air


Unit Kerja/Satker : Balai Wilayah Sungai Kalimantan II
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air I Kalimantan II
Provinsi Kalimantan Tengah
Kegiatan : Pembangunan dan Rehabilitasi Pintu Air DIR. Dadahup Tahap 2
Indikator Kinerja Kegiatan : - Mengatur kebutuhan dan ketersediaan air untuk lahan
pertanian
- Terpenuhi nya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai
dengan kebutuhan tanaman
- Terhindarnya drainase yang berlebihan (over drainage) yang
dapat mengakibatkan terbentuknya asam dan racun serta
penurunan muka tanah (subsidence) yang berlebihan,
khususnya pada tanah gambut

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : - Pekerjaan Pintu Air Tipe 6 Alur
(5 Alur (ulir), 1 Alur Navigasi) = 2 unit
- Pekerjaan Pintu Air Tipe 1 Alur (ulir) = 4 unit
- Rehabilitasi Pintu Air Primer Eksisting = 2 unit
- Pekerjaan Box Culvert Tipe 1,9 m = 4 unit
Lokasi : Daerah Irigasi Rawa UPT. Dadahup, Kabupaten Kapuas

Volume : 1 (Satu) Kegiatan

1. Latar Belakang
Kawasan food estate yang berada di Eks-PLG merupakan dataran muara sungai dan didominasi
lahan gambut. Gambut dengan kedalaman lebih dari 0,5 m meliputi sekitar ±920.000 Ha, di
mana sekitar ±450.000 Ha memiliki kedalaman lebih dari 3 m. Gambut dalam ini telah
dirancang untuk dilindungi secara legal berdasarkan PP No 57 Tahun 2016 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Ekosistem Gambut. Sisanya seluas ±532.000 Ha lebih banyak terdiri dari tanah mineral.
Pemukiman tradisional paling banyak ditemukan di sepanjang pinggir sungai dan tanggul
saluran, yang cocok untuk pertanian dengan pengaturan pengairan dan praktek-praktek
pengelolaan air berdasarkan pengalaman pertanian lokal.

Pertanian, yang merupakan kunci kehidupan strategis di kawasan tersebut, pada dasarnya
bersifat campuran sehingga program food estate dilakukan dengan pendekatan melalui sistem
usaha pertanian yang sudah ada (existing farming system) menuju system irigasi dan pertanian
modern. Sistem pertanian memiliki landasan sumber daya, pola usaha, strategi rumah tangga
dan kendala yang serupa sehingga memungkinkan pengembangan strategi-strategi
pembangunan dan intervensi khusus yang cenderung lebih mendukung kepentingan para
petani dibandingkan komoditas tertentu. Saat ini kondisi biofisik lahan masih membatasi
pertanian, tetapi dengan penerapan teknik-teknik budidaya pertanian yang maju,
infrastruktur dan praktek-praktek pengelolaan tanah dan air yang lebih baik, penerapan
mekanisasi secara terpadu melalui konsep corporate farming, serta peningkatan layanan
pendukung dapat membantu petani dalam meningkatkan produktifitas dan memberikan akses
yang lebih mudah menuju pasar. Di sisi lain pada kawasan tersebut, perikanan, dan kehutanan
dalam skala kecil juga memberikan kontribusi penting bagi pendapatan lokal, sedangkan
peluang-peluang baru dalam sektor perkebunan telah muncul, terutama pengembangan
kelapa sawit.

Gambar 1. Kawasan Eks PLG Kalimantan Tengah

Kawasan Eks PLG terdiri dari beberapa skim daerah irigasi yang telah ada dibangun sejak
tahun 1970-an melalui proyek P4S dan hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk pertanian
dan perikanan. Untuk menunjang seluruh kegiatan budidaya pertanian maupun perikanan
pada satu program ketahanan pangan, peran system tata air dan penataan kembali saluran
beserta sarana pelengkapnya secara baik dan kontinyu sangat diperlukan. Saluran air yang ada
saat ini perlu dilakukan rehabilitasi, ditingkatkan serta dilakukan pemeliharaan untuk
menjaga daan meningkatkan fungsi serta optimalnya sistem tata air.

Kegiatan prioritas rehabilitasi dan peningkatan perlu dilakukan di seluruh kawasan kerja.
Proses revitalisasi sistem tata air ini dapat dilakukan untuk masing-masing blok seluas
±165.000 Ha dengan rincian masing-masing blok antara lain, Blok A dengan luasan ±43.503
hektar, Blok B seluas ±11.543 hektar, Blok C seluas ±33.724 hektar, dan Blok D seluas ±76.092
hektar.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud dari pekerjaan ini adalah :
Terlaksananya pekerjaan konstruksi untuk Paket Pekerjaan Pembangunan dan
Rehabilitasi Pintu Air DIR. Dadahup Tahap 2.
b. Tujuan dari pekerjaan konstruksi ini adalah:
Tercapainya hasil pekerjaan konstruksi sesuai dengan kualitas, waktu pelaksanaan dan
biaya yang telah ditetapkan, serta pelaksanaan sesuai desain, spesifikasi teknis dan
dokumen kontrak.

3. Sasaran
Terlaksananya pekerjaan konstruksi paket pekerjaan Pembangunan dan Rehabilitasi Pintu Air
DIR. Dadahup Tahap 2 dengan kualitas hasil konstruksi sesuai spesifikasi teknik yang
dipersyaratkan.

Gambar 2. Peta titik lokasi rencana bangunan

4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Pintu Air Dan Jembatan Blok A (Paket 3) berada di DIR UPT
Dadahup dengan luas potensial 21.226 Ha. Sarana transportasi dari Ibu Kota Provinsi
(Palangka Raya) menuju Ibu Kota Kabupaten Kapuas menggunakan mobil dengan jarak ± 142
km dan waktu tempuh ± 3 jam, selanjutnya ke lokasi pekerjaan dapat melalui transportasi
sungai dengan menggunakan Speed Boat atau kelotok atau menggunakan alat transportasi
darat menggunakan roda dua atau roda empat. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Kapuas ke lokasi
pekerjaan ± 53 km yang dapat ditemput dalm waktu ± 1 jam 40 menit menggunakan mobil
atau sepeda motor.
5. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN TA. 2022.

No Paket Pekerjaan
HPS TA. 2022
Konstruksi
I.
Pembangunan dan Rehabilitasi Pintu Air DIR. Dadahup Tahap 2 Rp76.427.500.000,-

6. Rencana Pengadaan
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan dengan cara Pelelangan Umum, Kontrak
Tahun Tunggal (SYC) dengan Kontrak Harga Satuan.

7. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian
Instansi :
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air I
SNVT :
Kalimantan II Provinsi Kalimantan Tengah
Pejabat Pembuat Komitmen
: PPK Irigasi dan Rawa I Kalimantan Tengah
(PPK)
Nama PPK : Ghufron Mubtadi, ST, MT

8. Data Dasar
Seluruh laporan terkait dengan perencanaan konstruksi diantaranya As Built Drawing, data
desain dan Studi untuk Pembangunan dan Rehabilitasi Pintu Air DIR. Dadahup Tahap 2.

9. Standar Teknis
Standar dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan:
a. Pedoman Penyusunan Dokumen Pengadaan, Evaluasi Penawaran, Evaluasi Kualifikasi
Pekerjaan Konstruksi, Dan Penghitungan Penyesuaian Harga/Eskalasi;
b. Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum;
c. Standar pedoman Lain yang Terkait yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dan Instansi Pemerintah Setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
d. Standar Susunan Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia
Jasa.
e. Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
f. Kriteria Perencanaan Teknis Irigasi. KP – 09 Standar Pintu Pengatur Air Irigasi.
g. Standar Nasional Indonesia tentang Pintu Air
h. Standar Nasional Indonesia tentang Persyaratan Struktur Beton Bertulang

10. Referensi Hukum


Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2010 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
g. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/daerah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut;
k. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
l. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 73/2013 Tahun 2013 tentang Rawa;
n. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah;
o. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;
p. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
No. 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11 tahun 2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut;
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 tahun 2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Rawa Lebak;
s. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29 tahun 2015
Tentang Rawa;
t. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28 tahun 2016
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
u. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
v. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 tahun 2020
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;
w. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 897 tahun 2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
x. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11 tahun 2019
tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
y. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 tahun 2019
tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
z. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 tahun 2019
tentang Standar Susunan Tenaga Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi melalui
Penyedia Jasa;
aa. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18 tahun 2021
tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan Untuk
Pengadaan Jasa Konstruksi Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
bb. Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 19 tahun 2017 tentang Pedoman
Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Pasang Surut;
cc. Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor 20 tahun 2017 tentang Pedoman
Peningkatan Jaringan Irigasi Rawa Lebak;

11. Lingkup Pekerjaan


Adapun luasan outcome dan jenis kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada Pekerjaan
Pembangunan dan Rehabilitasi Pintu Air DIR. Dadahup Tahap 2 adalah sebagai berikut:

No. Uraian Total

Pekerjaan Pintu Air Tipe 6 Alur


1. 2 unit
(5 Alur Pintu (Ulir), 1 Alur Navigasi)

2. Pekerjaan Pintu Air Tipe 1 Alur (Ulir) 4 unit

3. Rehabilitasi Pintu Air Primer Eksisting (3 Alur) 2 unit

4. Pekerjaan Box Culver Tipe 1,9 m 6 unit

12. Pekerjaan Utama


1. Pintu Air Tipe 6 Alur (5 Alur Pintu (Ulir), 1 Alur Navigasi)
2. Rehabilitasi Pintu Air Primer Eksisting (3 Alur)
3. Pintu Air Tipe 1 Alur (Ulir)

Pekerjaan Utama di atas harus dijelaskan Metode Pelaksanaan Pekerjaan dalam penawaran
penyedia, yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari
awal sampai akhir meliputi tahapan/urutan Pekerjaan Utama dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis Pekerjaan Utama yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.

13. Bagian Pekerjaan Yang Disubkontrakkan


(hanya untuk nilai HPS di atas 25 Milyar)
No Jenis Pekerjaan yg wajib disubkontrakkan
Pekerjaan Spesialis pada Pekerjaan Utama (Kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
Spesialis)
1. Pekerjaan Daun Pintu Air Baja dan Aksesorisnya (Klasifikasi SP011)
2. __________________

Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama (kepada Penyedia Jasa Subpenyedia Kecil Provinsi
Setempat)
1. Pekerjaan Box Culvert Tipe 1,9 m
2. __________________
14. Keluaran
Dengan penyelesaian Pekerjaan Pembangunan dan Rehabilitasi Pintu Air DIR. Dadahup
Tahap 2 ini diharapkan :
a. Mengatur kebutuhan dan ketersediaan air untuk lahan pertanian
b. Terpenuhi nya kebutuhan air suplesi dan drainase sesuai dengan kebutuhan tanaman
c. Terhindarnya drainase yang berlebihan (over drainage) yang dapat mengakibatkan
terbentuknya asam dan racun serta penurunan muka tanah (subsidence) yang berlebihan,
khususnya pada tanah gambut

15. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari PPK


a. Peralatan, material
• Studi terdahulu dan data pendukung lainnya yang ada di Balai Wilayah Sungai
Kalimantan II Palangkaraya apabila tersedia akan disiapkan oleh PPK.
• Ruang rapat di Kantor Food estate DIR Dadahup dan Kantor Irigasi dan Rawa di
Kuala Kapuas.
b. Personil dan Fasilitas
• PPK akan menunjuk pejabat/petugas selaku Direksi dan Supervisi
• Pekerjaan yang akan mendampingi dan mengawasi secara langsung pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.

16. Peralatan, Material dari Penyedia Jasa Konstruksi


a. Akomodasi dan ruang kantor.
• Disiapkan oleh Pihak Penyedia Jasa, termasuk namun tidak terbatas pada tempat
tinggal/base camp termasuk didalamnya fasilitas air bersih dan kamar mandi yang
dilengkapi dengan sanitasi, Komputer/Laptop, Printer A3/A4, Kantor Lapangan,
Kendaraan roda 4 (milik sendiri/sewa), Kendaraan roda 2 (milik sendiri/sewa).
• Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi proyek;
• Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan lapangan di lokasi Proyek,
dimana Penyedia Jasa berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan
Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan, dan memerintahkan Personilnya
untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja dan menyediakan perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
b. Peralatan dan Material dari Penyedia Layanan konsultansi
• Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan;
• Penyedia Jasa menyediakan peralatan dan material pengukuran maupun
peralatan/instrumen lain yang memenuhi standar ketelitian untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan. Peralatan dan material tersebut harus disetujui dan
direkomendasikan oleh Direksi Pekerjaan;
• serta harus disetujui dan direkomendasikan oleh Direksi Pekerjaan.

17. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, antara lain terdiri dari:
a. Kantor/Studio (Kantor Direksi, Kantor Penyedia dan Tempat Tinggal Direksi, Staf
Penyedia), lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
seperti: peralatan gambar, peralatan tulis dan barang-barang yang habis pakai lainnya
serta perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kantor/Studio harus
beralamat/berdomisili di lokasi pekerjaan;
b. Biaya akomodasi, perjalanan Dinas serta penginapan untuk pengawasan lapangan;
c. Fasilitas transportasi termasuk kendaraan bermotor roda 4 (empat) dan roda 2 (dua) yang
layak untuk inspeksi lapangan beserta pengemudinya;
d. Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi proyek;
e. Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan lapangan di lokasi Proyek,
dimana Penyedia Jasa berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan
Personilnya pada Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan, dan memerintahkan Personilnya untuk mematuhi
peraturan keselamatan kerja dan menyediakan perlengkapan keselamatan kerja yang
sesuai dan memadai.
f. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat tinggal/base camp/barak untuk pekerja, dekat
lokasi pekerjaan/proyek selama pelaksanaan kontrak, termasuk di dalamnya fasilitas air
bersih dan kamar mandi yang dilengkapi dengan sanitasi.

18. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Jadwal tahapan pelaksanaan selama 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh) Hari Kalender terhitung
sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Masa
Pemeliharaan berlaku selama 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari Kalender terhitung sejak
tanggal penyerahan pertama (PHO) pekerjaan.

19. Personil dan Peralatan


a. Personil
Penyedia jasa mengajukan struktur organisasi pelaksanaan lapangan kepada pengguna
jasa yang didalamnya tercantum beberapa tenaga inti penyedia jasa pelaksana dengan
posisi minimal seperti berikut :

No. Posisi Pendidikan Minimal Jenis Keahlian Pengalaman


Manajer
S1 Teknik SKA Ahli Madya
1. Pelaksanaan / 5 tahun
Sipil/Pengairan Sumber Daya Air
Proyek
S1 Teknik SKA Ahli Madya
2. Manajer Teknik 5 tahun
Sipil/Pengairan Sumber Daya Air
Manajer
S1 Teknik SKA Ahli Madya
3. Pengendalian 5 tahun
Sipil/Pengairan Sumber Daya Air
Mutu
Ijazah S1 Teknik Sipil -
Manajer S1 Manajemen
4. Majemen, Keuangan, 4 tahun
Keuangan Keuangan/Akuntansi
Akuntansi
Ahli K3 SKA Ahli Muda
5. S1 Teknik Sipil 3 tahun
Konstruksi K3 Konstruksi
Personil inti yang ditempatkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Penawaran.

b. Peralatan
Jumlah Peralatan Minimal adalah:
Jumlah
No. Jenis Alat Kapasitas Kepemilikan/Status
(Unit)
Milik sendiri/Sewa/ Sewa
1. Tongkang 240 Feet 3
Beli
Milik sendiri/Sewa/ Sewa
2. Crane 55 Ton 2
Beli
Milik sendiri/Sewa/ Sewa
3. Vibro Hammer 90 KW 2
Beli

20. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)


Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) adalah bagian dari sistem manajemen
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya “keselamatan
konstruksi”, yaitu pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan
yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik dan lingkungan. Berdasarkan Permen PUPR Nomor 21/PRT/M/2019
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dan Surat Edaran Menteri PUPR
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

Adapun Identifikasi bahaya yang mungkin terjadi yaitu:


No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1 Beton K-225 dan Beton K-175 - Tetimpa Material Beton


- Terhirup Debu Material Pasir / Semen
- Tangan / Kaki Terluka Akibat Alat Pemotong
Besi

21. Laporan Hasil Pekerjaan


Penyedia harus membuat laporan harian atas kegiatan harian, laporan mingguan untuk
progres fisik dan bahan serta peralatan, serta membuat laporan bulanan fisik, tenaga kerja dan
cuaca. Semua laporan harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelum diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.

22. Dokumentasi Kemajuan Pelaksanaan


Penyedia akan melengkapi laporan kemajuan pelaksanaan dengan dokumentasi berbentuk
foto maupun video pada lokasi-lokasi yang ditemukan oleh Direksi selama periode Kontrak.
Dokumentasi diambil pada masing-masing titik yang sama pada awal pekerjaan, sebelum
pekerjaan dimulai, selama pekerjaan berlangsung dan tahap pelaksanaan pekerjaan selesai
(0%, 50%, 100%) dengan menggunakan kamera SLR agar kualitas foto maupun video terlihat
bagus.

23. Produksi Dalam Negeri


Semua kegiatan pekerjaan konstruksi berdasarkan KAK ini dilakukan dalam wilayah negara
Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK ini dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri. Preferensi harga produk dalam negeri untuk barang sebesar 25%
berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor 08/MBU/12/2019.

24. Persyaratan Kerjasama


Dalam hal peserta akan melakukan kerjasama operasi (KSO)/kemitraan maka disyaratkan
sebagai berikut:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat persentase
kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
b. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap seluruh peserta yang tergabung dalam Kerja Sama
Operasi/kemitraan;
c. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO tertentu;
d. Menunjuk 1 nama peserta sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO
dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO;
e. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara
bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen
kontrak;
f. Perjanjian secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila seleksi tidak
dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

25. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, penyedia pekerjaan konstruksi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf Pejabat Pembuat
Komitmen Irigasi dan Rawa II dan SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air I Kalimantan
II Provinsi Kalimantan Tengah.

26. Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan yang diuraikan dalam penawaran pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Pintu Air
a. Pintu Air Tipe 6 Alur (5 Alur Pintu (Ulir), 1 Alur Navigasi)
b. Pintu Air Tipe 1 Alur (Ulir)
c. Rehabilitasi Pintu Air Eksisting
2. Pekerjaan Box Culvert
a. Box Culvert Tipe 1,9 m

Anda mungkin juga menyukai