Anda di halaman 1dari 39

1.

PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
1.1 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Berikut ini pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan
Pengelolaan Aset Irigasi :

1.1.1 Pemahaman Terhadap Bagian Latar Belakang


Salah satu usaha untuk memenuhi keperluan irigasi dalam
mengembangkan Sumber Daya Air di Jawa Timur diantaranya akan
dilakukan studi dengan suatu kegiatan mengoptimalkan fungsi aset irigasi
dengan melakukan pendataan terkait kondisi dan tindakan pemeliharaan
apa yang dapat dilakukan menggunakan bantuan sofware, yang pada
kesempatan ini akan difokuskan pada Daerah Irigasi di Kecamatan
Wringinanom.
Sedangkan pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai
keperluan disatu pihak terus meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat
lajunya pertumbuhan penduduk dan pengembangan aktivitasnya. Di lain
pihak, ketersediaan sumber daya air semakin terbatas bahkan cenderung
semakin langka, terutama karena penurunan kualitas lingkungan dan
penurunan kualitas akibat pencemaran.
Permasalahan klasik yang sering muncul pada daerah ini adalah
pada saat musim kemarau areal irigasi sering mengalami kekeringan, dan
menimbulkan dampak gagal panen atau puso.
Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) merupakan suatu kegiatan yang
kompleks, menyangkut semua sector kehidupan, sehingga harus
melibatkan semua pihak baik sebagai pembuat aturan (regulator),
pengguna (user) dan pengembang (developer) maupun pengelola (operator).
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama untuk mulai menerapkan dan
menggunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated
management Sehingga keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan
serta kepedulian dalam pengendalian dapat diwujudkan.
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Pengairan
mengamanatkan bahwa untuk menjaga tata pengairan dan tata air yang
baik, perlu dilakukan kegiatan- kegiatan eksploitasi dan pemeliharaan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta kegiatan Pengelolaan
Aset Irigasi dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 23 tahun 2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
Perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) merupakan suatu
pendekatan yang menyeluruh yang merangkum semua aspek yang terkait
dengan Jaringan Irigasi (JI) yang akhirnya mempengaruhi aspek kuantitas
dan kualitas. Dengan adanya pengelolaan aset irigasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka diharapkan dapat digunakan untuk evaluasi
upaya alternatif agar lebih baik dalam penggunaan Jaringan Irigasi.
Termasuk didalamnya evaluasi dampak dari upaya alternatif tersebut
terhadap kuantitas dan kualitas Jaringan Irigasi dan rekomendasi upaya
yang akan menjadi pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai di masa
mendatang.
Pembangunan prasarana irigasi di beberapa Wilayah Sungai (WS)
telah dimulai semenjak beberapa puluh tahun lalu. Pada prasarana irigasi
air yang telah selesai dibangun ini akan sangat mungkin terjadi penurunan
fungsi dan kelestariannya bila tidak didukung manajemen pengelolaan yang
memiliki komitmen tinggi, konsisten dan berkelanjutan.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh pengelola irigasi dalam mengelola
prasarana aset irigasi secara umum sesuai pasal 3 ayat (1) dan (2)
Peraturan menteri PUPR nomor 12 tahun 2015 adalah :
Operasi jaringan irigasi yaitu upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya termasuk kegiatan membuka, menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintun bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi yaitu: berupaya menata dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dan berguna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya.

Rehabilitasi jaringan irigasi dengan kegiatan perbaikan jaringan irigasi


guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.

Untuk dapat mencapai penyelenggaraan pengelolaan yang


berkelanjutan, prasarana Irigasi harus mampu mendukung :
Tumbuhnya produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi
hasil pertanian,

Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan khususnya petani dari


hasil usaha tani.

1.1.2 Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan


Tujuan yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah teridentifikasi
dan terinventarisasinya sarana prasarana aset irigasi pada daerah irigasi
tersebut di atas secara sistematis sehingga dapat bermanfaat serta berguna
bagi pengelolaan jaringan irigasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Kabupaten Gresik.
Pekerjaan inventarisasi, identifikasi aset irigasi pada Daerah Irigasi
di Kecamatan Wringinanom merupakan kegiatan dalam lingkup
perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi, pada fase perencanaan, dimana data
dan informasi jaringan irigasi harus dihimpun, disusun dan dapat dikelola
secara sistematis. Hal inilah yang dimaksud dari kegiatan pekerjaan ini.

1.1.3 Pemahaman Terhadap Sasaran


Dalam pekerjaan ini memiliki sasaran yaitu untuk mendata
keberadaan aset dan informasi kondisi aset dalam suatu sistem untuk
mendukung perencanaan pengelolaan aset irigasi sehingga memudahkan
dalam upaya tercapainya pengelolaan yang meliputi pengoperasian,
pemeliharaan untuk mencapai tingkat pemanfaatan yang optimal.
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah data sarana
prasarana aset irigasi pada daerah irigasi tersebut diatas yang tersusun
dalam sistimatika yang mudah dikelola sebagai alat bantu pengambilan
keputusan dalam pengelolaan jaringan irigasi di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik.

B.1.1.4 Pemahaman Terhadap Manfaat


Dengan adanya inventarisasi dan pendataan serta pengelolaan Aset
Irigasi yang baik akan bermanfaat bagi pengelola aset irigasi di lingkungan
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik dalam
penyusunan program operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana
irigasi air serta langkah-langkah lain yang dipandang perlu. Disamping itu
sistem ini dapat dimanfaatkan oleh instansi-instansi terkait.
Manfaat langsung yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah :
Efisiensi dan efektifitas penggunaan jaringan irigasi dapat dilaksanakan
dengan memanfaatkan data-data yang telah dikelompokkan dalam
sistem aplikasi software.

Terpantaunya pencatatan seluruh kegiatan manajemen aset irigasi di


wilayahdaerah irigasi tersebut di atas, di samping sistem ini dapat
memberikan informasi mengenai klasifikasi kondisi sarana dan
prasarana irigasi air yang ada di Jaringan Irigasi (Jl), yang telah dan
akan direhabilitasi.

Manfaat yang dapat diharapkan adalah memudahkan Bidang Irigasi


dalam menjalankan tugas-tugas dalam bidang Operasi dan
Pemeliharaan secara efektif dan efisien, sehingga akan dicapai kinerja
yang optimal dalam aspek pengelolaan aset SDA. disamping itu dapat
mempertahankan usia guna dan fungsi yang optimal sehingga dapat
memberikan harapan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan
baik.
1.1.5 Pemahaman Terhadap Nama Pekerjaan dan Nama Pengguna
Jasa
"Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) Daerah Irigasi di Kecamatan
Wringinanom.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Gresik.

1.1.6 Pemahaman Terhadap Sumber Pendanaan


Kegiatan PAI ini didanai dari APBD Kabupaten Gresik sebesar Rp.
23.498.200.00 (Dua Puluh Tiga Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Delapan
Ribu Dua Ratus Rupiah).

1.1.7 Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan


Lokasi wilayah pekerjaan daerah irigasi berada di Daerah Irigasi di
Kecamatan Wringinanom.

1.1.8 Pemahaman Terhadap Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 45 (Empat Puluh Lima)
hari kalender terhitung sejak diterbitkannya SPMK.

1.1.9 Pemahaman Terhadap Lingkup Pekerjaan

PENGELOLAAN PRASARANA ASET IRIGASI DENGAN PDSDA PAI

Untuk dapat melaksanakan pengelolaan prasarana aset irigasi yang


memadai, diperlukan adanya program yang baik dan berkelanjutan dan
pada tahap awal yang perlu disiapkan adalah kegiatan identifikasi dan
inventarisasi aset prasarana dan penyusunan data base prasarana aset.
Hasil dari kegiatan ini nantinya merupakan acuan untuk penyusunan
renstra (rencana strategik) di Bidang Irigasi pada waktu yang akan datang.
Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi prasarana pengelolaan
aset irigasi adalah disesuaikan dengan format data base yang ada dalam
perangkat lunak PDSDA PAI.
Tersedianya suatu perangkat keras (PC) yang akan diinstall dengan
software PDSDA PAI versi 2.0 yang dikeluarkan oleh Ditjen Sumber Daya
Air Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang mampu
menampilkan data-data pendukungnya sehingga dapat dimanfaatkan setiap
saat dengan cepat dan mudah.
Makna sarana dan prasarana yang terlalu luas, maka dibatasi pada
prasarana saja dalam batasan masalah dan Penyedia Jasa berkewajiban
melaksanakan pekerjaan sesuai KAK dan menampilkan progres pekerjaan
dalam setiap pertemuan.

INPUT KEGIATAN

Lingkup kegiatan pekerjaan yang dilakukan harus dapat melakukan


input yaitu :

a. Data statis ii. SDM

b. Data dinamis Status

c. Foto penelusuran (Foto setiap Pendidikan


bangunan utama dan
Umur
bangunan pelengkap serta foto
setiap ruas saluran antar Jabatan

bangunan) Luas Daerah layanan

d. Foto kerusakan beserta iii. Gedung


dimensinya
Bangunan
e. Luasdan pola tanam
Jenis
f. Data pendukung :
Luas (m2)
i. Kelembagaan:
Kondisi
Namajuru UPTD
Tahun pengadaan
Nomenklatur
iv. Peralatan
Luasdaerah layanan
Merk dan nopol
Merangkap DI Lain apa kendaraan
tidak
Jenis
Kondisi

Tahun pengadaan

v. Lahan

Bidang lahan dan lokasi


e Perolehan

Jenis

Luas (Ha)

Dokumen Bermasalah

vi. Petani Pemakai Air

Nama perkumpulan
petani pemakai air

Tingkatan

Status

Jumlah anggota

vii. Pengguna jaringan

Nama organisasi
perusahaan

Jenis penggunaan
OUTPUT KEGIATAN

Output yang dihasilkan berupa :

a. Detail aset Daerah Irigasi (DI) Meliputi : Nama Daerah Irigasi, Luas Areal,
Panjang Saluran, Jenis dan Jumlah Bangunan Irigasi

b. Summary aset irigasi (semua) .

c. Summary aset irigasi (kriteria)

d. Laporan Prioritas

e. Indeks kinerja sistem irigasi .

f. Program bisa running untuk menampilkan kinerja Jaringan Irigasi (JI) .

g. Peta Skema Konstruksi (PSK)

h. Peta Skema Operasi (PSO)

1.1.9 Pemahaman Terhadap Kebutuhan Personil


Untuk Melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan Tenaga Ahli,
Asisten Tenaga Ahli, Tenaga Sub Profesional dan Tenaga Penunjang dengan
rincian sebagai berikut:

Tenaga Ahli yang diperlukan:

a. Team Leader/ Ahli Muda SumberDayaAir

Team Leader haruslah seorang Sarjana Sipil / Pengairan (S1)


dengan pengalaman kerja sekurang- kurangnya 2 (dua) tahun dalam
melaksanakan pengelolaan aset dan system informasi aset serta
memiliki sertifikat keahlian Muda Sumber Daya Air (melampirkan
sertifikat keahlian). Team Leader/Ahli Muda Sumber Daya Air sebanyak
1 (satu) orang dengan tugas dan tanggung jawab sbb :

Mengkoordinasi semua personil yang terlibat dalam kegiatan

Mempersiapkan petunjuk teknis dalam semua kegiatan pekerjaan


baik dalam pengambilan data, maupun penyusunan laporan.

Memadukan team pelaksana pekerjaan dengan tenaga ahli dan staff


agar terjalin kerjasama yang baik.
Membantu analisa dan manajemen data untuk menyusun desain
kebutuhan kegiatan

Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan

Menyiapkan perencanaan kerja yang berhubungan dengan tugas,


wewenang dan tanggung jawabnya.

Melakukan analisa terhadap kondisi terkini dari kegiatan operasional

Membuat analisa dan perhitungan bidang pengelolaan aset irigasi

Tenaga Pendukung yang dibutuhkan :

a. Surveyor bangunan dan saluran

Membutuhkan surveyor sebanyak 4 (empat) orang, spesifikasi


pendidikan SMK/SMU, dengan pengalaman kerja minim 1 (satu) tahun
dalam pelaksanaan pekerjaan survey bangunan dan saluran air.

b. Office Administrator

Sebanyak 1 orang, kualifikasi pendidikan SMK/SMU dengan


pengalaman minimal 1 (satu) tahun dalam pekerjaan administrasi
keuangan dan peralatan.

1.1.10 Tanggapan Terhadap Produk Laporan

a. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan diserahkan pada pekan II (kedua) bulan I


(pertama), setelah terbitnya Surat Perintah Kerja (SPK). Laporan
pendahuluan berisi : Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan, Data
eksisting yang tersedia, Data hasil peninjauan awal, dan Program kerja
selanjutnya

b. Laporan Akhir

Laporan akhir berisi seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan konsultan


termasuk gambar-gambar teknik yang diperlukan. Laporan ini harus
merangkum tanggapan dan perubahan yang disepakati meliputi:
Kesimpulan dan saran; Bagian pokok memuat uraian dan hasil
pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan; Untuk analisa yang lebih rinci
dan luas pada masing-masing bidang dapat disajikan sebagai tambahan
serta dibatasi pada hal-hal yang perlu untuk mendukung kebenaran
laporan utama. Analisa lainnya dan berikut kertas kerja harus
disampaikan dalam jilid terpisah; Laporan ini juga harus mencakup
fakta dan dokumentasi (foto dan video) yang menggambarkan
pendekatan dan metodologi yang dipilih oleh konsultan dalam
memberikanjasa; Laporan diserahkan di akhir bulan II (kedua).

c. Laporan Hasil Inventarisasi

Laporan Hasil Inventarisasi memuat semua output dari aplikasi PDSDA


PAI beserta nomenklatur yang bisa ditampilkan dengan program google
earth.

d. Laporan Dalam Bentuk Flashdisk

Semua produk dari pekerjaan ini disimpan dalam bentuk soff copy data
pada 1 buah Flashdisk dan diserahkan pada akhir pekerjaan, yang berisi:
Data hasil pekerjaan PAI yang berhasil di-running dan Semua bentuk
laporan yang disebutkan di atas (Setiap Jenis Laporan dalam bentuk file
asli dan buku PDF).
1.2 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA
1.2.1 LOKASI KEGIATAN KABUPATEN GRESIK
1. Kondisi Geografi
Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota
Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur dengan
luas wilayah 1.191,25 km2 yang terbagi dalam 18 Kecamatan dan
terdiri dari 330 Desa dan 26 Kelurahan.Secara geografis wilayah
Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113° Bujur
Timur dan 7° sampai 8° Lintang Selatan dan merupakan
dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 12 meter diatas
permukaan air laut kecuali Kecamatan Panceng yang mempunyai
ketinggian 25 meter diatas permukaan air laut.Sebagian wilayah
Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu
memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar,
Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan
Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau Bawean.
Wilayah Kabupaten Gresik sebelah utara berbatasan dengan Laut
Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota
Surabaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo,
Kabupaten Mojokerto, dan sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Lamongan.
2. Demografi
Berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan Sosial
Kabupaten Gresik jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada akhir
tahun 2012 sebesar 1.307.995 jiwa yang terdiri dari 658.786 laki-
laki dan 649.209 perempuan, Jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk tahun 2011 sebesar 1.270.351 jiwa, maka terjadi
kenaikan jumlah penduduk sebesar 37.644 jiwa atau 2,9%.
Dengan luas wilayah Kabupaten Gresik sebesar 1.191,25/km²
maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Gresik adalah
1.098 jiwa/km².
3. Ekonomi
Kabupaten Gresik dikenal sebagai salah satu
kawasan industri utama di Jawa Timur. Beberapa industri di
Kabupaten Gresik antara lain Semen Gresik, Petrokimia
Gresik, Nippon Paint, BHS-Tex, Industri perkayuan/
Plywood dan Maspion. Kabupaten Gresik juga merupakan
penghasil perikanan yang cukup signifikan, baik perikanan laut,
tambak, maupun perikanan darat. Kabupaten Gresik juga
terdapat sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
berkapasitas 2.200 MW. Antara Gresik dan Surabaya
dihubungkan oleh sebuah Jalan Tol Surabaya-Manyar, yang
terhubung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol. Selain itu
perekonomian masyarakat Kabupaten Gresik banyak ditopang dari
sektor wiraswasta. Salah satunya yaitu Industri Songkok,
Pengrajin Tas, Pengrajin Perhiasan Emas & Perak, Industri
Garment (konveksi). Di utara kota Gresik juga tepatnya di kota
Sedayu merupakan penghasil sarang burung walet terbesar di
Indonesia.
Kondisi perekonomian Kabupaten Gresik pada tahun 2012 dilihat
dari Jumlah Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan sebesar Rp19.409.867.960.000,- sedangkan Jumlah
Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Berlaku sebesar
Rp50.976.371.490 ribu rupiah.
Adapun Struktur Ekonomi Kabupaten Gresik tahun 2012
berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas Harga Konstan
tahun 2000 didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan dengan
kontribusi sebesar 49,52%, Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran sebesar 22,82%, dan Sektor Pertanian sebesar 7,83%.
Demikian pula berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas
Harga Berlaku juga didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan
dengan kontribusi sebesar 49,31%, Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran sebesar 24,44%, dan Sektor Pertanian sebesar 8,61%.
Dengan demikian gambaran ekonomi Kabupaten Gresik adalah
Daerah Industri dan Perdagangan dengan didukung Pertanian
yang mantap.
Tahun 2012 ditargetkan pendapatan daerah sebesar
Rp1.556.273.473.722,33 dan terealisasi sebesar
Rp1.650.603.336.995,55 atau 106,06 %. Pencapaian pendapatan
daerah tersebut telah melebihi proyeksi pendapatan daerah dalam
RPJMD 2011-2015 pada tahun 2012 yaitu sebesar
Rp1.331.991.080.000,- bahkan telah melampaui proyeksi
pendapatan daerah dalam RPJMD 2011-2015 pada tahun 2014
yaitu sebesar Rp1.574.186.023.000,-

1.2.2 PENDEKATAN TEKNIS


Di bagian ini penyedia jasa menjelaskan metodologi yang
diusulkan dan kesesuaian metodologi tersebut dengan pendekatan
yang digunakan.

1.2.1.1 PEMAHAMAN TERHADAP TUJUAN DAN LINGKUP


PEKERJAAN

TUJUAN PEKERJAAN :
Tujuan inventarisasi aset irigasi adalah :

 Mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan


fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air,
 Mendapatkan nilai aset dan areal pelayanan pada setiap
daerah irigasi dalam rangka keberlanjutan sistem irigasi
dan,
 Mendapatkan data jumlah, spesifikasi, kondisi dan fungsi
pendukung pengelolaan irigasi.

LINGKUP PEKERJAAN :

1. Kegiatan Pelaksanaan Inventarisasi

Kegiatan pelaksanaan inventarisasi asset irigasi


mencakup :

 Mendata aset jaringan irigasi dan aset pendukung


pengelolaan irigasi yang ada
 Menghitung nilai dari masing-masing aset
 Menghitung biaya pemeliharaan/perbaikan dari
masing-masing aset irigasi

Secara rinci kegiatan pelaksanaan inventarisasi aset


irigasi tersebut diuraikan di bagian-bagian berikut ini.

1.1 Ragam Aset Irigasi yang Harus Disurvei

Aset Irigasi terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu :

 Aset jaringan irigasi, yang dapat diperinci lagi


secara fungsional menjadi :
o Jaringan pembawa, yaitu yang membawa air
dari sumber ke sawah-sawah; dan
o Jaringan pembuang atau drainase, yaitu yang
membuang kelebihan air dari sawah-sawah ke
sungai dan terus ke laut

Masing-masing aset jaringan terbagi menjadi dua


komponen, yaitu:

o Komponen sipil yang meyoritas terdiri dari


bahan bangunan pasangan batu dan atau
beton; dan
o Komponen Mekanikal (ME) yang terdiri dari
pintu-pintu air dan alat pengangkatannya.
 Aset Pendukung pengelolaan aset irigasi, yang
disingkat aset pendukung, terdiri dari :
o Kelembagaan
o Sumber Daya Manusia (SDM)
o Bangunan Gedung
o Peralatan OP ; dan
o Lahan
1.2 Data Umum
Data yang diperlukan untuk inventarisasi
dikumpulkan melalui pengisian formulir isian. Data
umum yang dikumpulkan terdiri dari :
a. Identitas Daerah Irigasi
Data yang dikumpulkan untuk identifikasi
daerah irigasi (DI) meliputi data yang tidak
berubah (data statis) dan data yang kemungkinan
berubah menurut waktu (data dinamis) sebagai
berikut :
Data Statis :
 Nama DI ;
 Kewenangan siapa sebagai pengelola ;
 Kepemilikan siapa ;
 Kantor pengelola ;
 Terletak di wilayah sungai mana ;
 Sumber air ;
 Lokasi bangunan pengambilan (intake)
 Penggunaan jaringan untuk keperluan apa
saja;
 Pola tanam dari DI ;
 Luas potensial ;

Data dinamis :

 Luas fungsional ;
 Luas terbangun jaringan utama ;
 Luas terbangun jaringan tersier ;
 Luas tanam padi pada musim tanam 1 (MT 1),
musim tanam 2 (MT 2) dan musim tanam 3
(MT 3) pada 1 tahun yang lalu ;
 Luas tanam padi pada MT1. MT2 dan MT3
yang diharapkan setelah selesai dilaksanakan
Rencana Pengelolaan Aset Irigasi (RPAI) yaitu
rencana 5 tahun yang meliputi perbaikan dan
penggantian aset irigasi, serta peningkatan
aset pendukungnya.
 Catatan yang oleh pengelola DI dirasa perlu
selain hal-hal tersebut diatas.

b. Data Ketersediaan Air

Data tentang ketersediaan air di sumber yang


diinventarisasi adalah
Data Statis :
 Nama bangunan utama (bendungan, bending,
pompa) ;
 Nama sungai atau sumber lainnya
Data dinamis dari bulan ke bulan :
 Debit sumber air rata-rata per periode
pemberian air, yaitu dapat setiap 10 harian
atau 15 harian ;
 Debit pengambilan dari intake yang
direncanakan setiap periode ;
 Debit realisasi dari intake

c. Daftar Foto
Daftar foto ini merupakan catatan foto-foto yang
telah diambil untuk memudahkan pencarian
kembali pada saat pemasukan ke komputer.

1.3 Data Aset Jaringan


Sebagaimana dijelaskan diatas, aset jaringan dari
komponen sipil dan komponen ME.
Data asset jaringan yang dikumpulkan terdiri dari
data mengenai:
a. Bangunan utama ;
b. Bangunan pelengkap pembawa ;
c. Saluran ;

Data aset jaringan dikumpulkan melalui formulir


isian yang terdiri dari dua lembar, yaitu :
 Lembar 1/2 yang berisi data statis mengenai aset
jaringan, lembar ini untuk tiap aset berbeda
bentuknya, oleh karena itu disediakan 1 lembar
untuk setiap aset, dan
 Lembar 2/2 yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan tentang data dinamis. Lembar ini
bentuk dan isinya sama untuk semua jenis aset
jaringan, oleh karena itu hanya disediakan 1
lembar yang dapat di copy untuk dipergunakan
semua jenis aset dengan mengisikan judulnya
saja, disamping untuk aset-aset yang hanya terdiri
dari komponen sipil saja pertanyaan untuk asset
ME dapat diabaikan.

Data statis yang dikumpulkan di Lembar 1/2


terdiri dari:

 Koordinat lokasi dan elevasi (X,Y,Z dari alat GPS)


setiap bangunan ;
 Dimensi;
 Bahan bangunan aset;
 Luas daerah yang dilayani;
 Tahun aset selesai dibangun dan dioperasikan,
serta;

Data dinamis yang dikumpulkan di lembar 2/2


terdiri dari :

 Nilai Aset Baru (NAB) yaitu nilai seandainya aset


yang sekarang ada dibangun dengan
menggunakan harga-harga satuan mutakhir.
 Kondisi umum aset.
 Fungsi umum aset
 Pernah/tidak pernah direhabilitasi hingga seperti
baru dan tahunnya
 Usulan-usulan perbaikan atau penggantian, yang
meliputi :
o Jenis pekerjaan yang diperlukan
o Rincian perbaikan yang diperlukan
o Areal pelayanan yang terpengaruh oleh
kerusakan/pekerjaan perbaikan
o Total biaya yang diperlukan
o Urgensi dari pekerjaan yang diusulkan, dan
o Tujuan utama dari pekerjaan

1.4 Aset Pendukung


Data aset pendukung yang dikumpulkan meliputi :
 Kelembagaan
 Sumber Daya Manusia
 Bangunan Gedung
 Peralatan Operasi dan Pemeliharaan (OP)
 Lahan milik irigasi

1.5 Kode-kode yang diperlukan

Untuk kepentingan system informasi pengelolaan


aset irigasi (SIPAI) diperlukan kode-kode sebagai
berikut :

 Kode Kabupaten
 Kode Wilayah Sungai
 Kode Daerah Irigasi
 Kode Aset Irigasi
Kode yang pada saat ini telah resmi adalah Kode
Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh BPS. Oleh
karena itu sebelum kode-kode lain diterbitkan secara
resmi, maka secara internal dibuat kode-kode yang
lainnya yang diperlukan untuk kepentingan
pengolahan data.
1.2.1.3 PENDEKATAN-PENDEKATAN TEKNIS
Pendekatan teknis ini dimaksudkan untuk :
Mengenali butir-butir arahan kebijakan Pemerintah
Daerah yang terkait dengan kegiatan Pengelolaan Aset
Irigasi
Mengenal lebih mendalam wilayah studi
Mengetahui hasil arahan dan rekomendasi dari kajian
yang sejenis.

1. PENDEKATAN TEKNIS MENGENAI ARSITEK PDSDA-PAI


1.1 Alur Pemrosesan Data

i. Survey Inventarisasi Data

Survey inventarisasi data dilakukan dengan metoda


walkthrough (penelusuran), yaitu dengan menelusuri jaringan
irigasi suatu daerah irigasi. Survey diperlengkapi dengan
formulir survey PAI yang harus diisi. Idealnya, pada saat
survey, surveyor juga diperlengkapi dengan kamera digital,
video, dan GPS (Global Positioning System) untuk mengambil
koordinat titik-titik lokasi bumi dari bangunan dan saluran.
Jika tidak ada GPS, maka harus dibuatkan sketsa skema
irigasi

ii. Proses di depan komputer (backend)

Proses di depan komputer dilakukan untuk memasukkan


data hasil survey (formulir PAI, foto, video, dan file GPS) ke
komputer. Pemasukkan data ini menggunakan program
aplikasi PDSDA-PAI. Jika tidak dilakukan survey dengan
menggunakan GPS, maka pengisian data di program aplikasi
PDSDA-PAI menggunakan sketsa skema irigasi yang dibuat
pada saat dilakukan survey. Untuk komputer yang terhubung
dengan internet, program aplikasi bisa diintegrasikan dengan
google earth untuk menyajikan tampilan yang lebih
presentatif

iii. Proses publikasi data

Untuk mempublikasikan data yang sudah dimasukkan, data


harus dikirim ke Subdit Data dan Informasi Direktorat Bina
Program Ditjen SDA. Setelah dilakukan rekonsiliasi, data
akan dipublikasikan melalui situs http://sda.pu.go.id.
1.2 Tahapan Implementasi
Penggunaan GPS akan menghasilkan skema irigasi
yang mempunyai georeferensi (referensi koordinat lokasi
titik bumi), sehingga skema irigasi yang dihasilkan lebih
mencerminkan kondisi sebenarnya dari suatu daerah
irigasi. PDSDA-PAI akan memberikan nilai tambah
terhadap informasi yang bisa dihasilkan jika pada saat
suvey menggunakan GPS, namun demikian PDSDA-PAI
tetap bisa digunakan untuk survey yang tidak
menggunakan GPS.
Implementasi PDSDA-PAI dari yang paling
sederhana sampai yang kompleks, yang berimplikasi
terhadap :
a. Biaya yang harus dikeluarkan.
Biaya yang harus dikeluarkan akan semakin besar
jika aktivitas yang dilakukan bertambah, sebagai
berikut :
Tahapan 1, tidak ada biaya yang harus
dikeluarkan untuk pengembangan program
aplikasi dan diperlukan satu komputer PC atau
lebih (disesuaikan dengan kompleksitas aktivitas)
untuk pengolahan data PDSDA-PAI. Biaya yang
akan muncul adalah biaya untuk melakukan
survey inventarisasi aset irigasi.
Tahapan 2 sama dengan tahapan 1, kecuali ada
tambahan biaya untuk pengadaan GPS dan
tambahan biaya survey yang muncul karena
adanya penambahan aktivitas pengambilan titik-
titik lokasi koordinat bumi dari aset irigasi.
PDSDA-PAI akan bisa diintegrasikan dengan
Google Earth/Maps.
Tahapan 3 adalah pengembangan lebih lanjut dari
tahapan 2, yaitu dengan munculnya tambahan
biaya untuk pengadaan peta untuk layer-layer
pendukung (misal : tata guna lahan, kontur, dan
lain-lain)
b. Kemampuan PDSDA-PAI dalam melakukan analisa
Kemampuan PDSDA-PAI dalam menghasilkan
informasi sebagai acuan untuk melakukan analisa
semakin mendalam. Pada tahapan 1, analisa hanya
bisa dilakukan secara tabelaris, yaitu menampilkan
informasi dalam bentuk tabel-tabel data secara
tekstual dan gambar skema irigasi. Pada tahapan 2,
ditambahkan dengan kemampuan analisis secara
visual (dengan bantuan peta citra image dari google
earth) yang bisa diinterpretasikan oleh seorang yang
ahli irigasi. Dan tahapan 3 adalah tahapan
maksimum untuk penyajian informasi yang akan
dihasilkan, karena PDSDA-PAI akan mampu
menyajikan informasi dengan memodelkan peta
geografis (GIS modelling) untuk mendukung
pengambilan keputusan (Decision Support System).
c. Kebutuhan sumberdaya manusia
Kebutuhan kualitas sumberdaya manusia untuk
mengoperasikan PDSDA-PAI akan semakin besar pada
tahapan 2 dan 3, karena sistem mensyaratkan
beberapa pengetahuan khusus mengenai sistem
informasi geografis, sedangkan pada tahapan 1 cukup
hanya diperlukan satu orang operator yang mengerti
mengoperasikan komputer. Berdasarkan hal tersebut,
maka diperlukan peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia.

Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa


PDSDA-PAI menekankan pada aspek efektivitas terhadap
biaya yang harus dikeluarkan. PDSDA-PAI bebas untuk
digunakan (freeware dan opensource) sehingga tidak perlu
mengeluarkan biaya baik untuk pengembangan program
aplikasi maupun lisensi. Biaya tambahan terhadap
program aplikasi terkait dengan adanya pertambahan
aktivitas (misal : penggunaan GPS), namun demikian di
sisi manfaatnyapun akan bertambah karena PDSDA-PAI
akan mampu menghasilkan analisis dan informasi
tambahan.

1.3 Konfigurasi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras


di Pusat
Arsitektur database PDSDA-PAI menggunakan
pendekatan campuran (mixed) antara centralized dan
distributed database. Database terdistribusi pada setiap
Local Database Server di daerah (propinsi,
kabupaten/kota, balai, dan lain-lain) dan database
terpusat (Centralized Database Server)di Ditjen SDA yang
menampung semua data dari daerah.
Program aplikasi PDSDA-PAI dibangun dengan
metodologi berbasis teknologi Client Server (two tier
architecture) untuk mengakses data yang disimpan pada
Local atau Centralized Database Server dari komputer
client di jaringan LAN/WAN, intranet atau extranet, dan
fasilitas komunikasi data untuk melakukan updating
Central atau Local Database Server.
Komputer server (WRDC Server), digunakan untuk
menyimpan sistem aplikasi, database, dan data-data
pendukung lainnya (misal : foto dan video). Perangkat
lunak yang diperlukan terdiri dari sistem operasi,
database server, dan Web GIS. Dengan
mempertimbangkan kondisi perkembangan teknologi
mutakhir sistem informasi, kebutuhan perangkat keras
yang diperlukan, perangkat lunak, dan tantangan untuk
menyajikan informasi yang komprehensif, presentable,
informatif, scalable, murah, dan terjaga
keberlanjutannya, maka karakteristik tambahan dari
PDSDA-PAI untuk diimplementasikan di pusat adalah
adalah sebagai berikut :
Bisa berjalan dengan menggunakan sistem operasi
LINUX (freeware) ataupun software yang propriate
(Windows)
Berbasis web yang dipublikasikan dalam lingkungan
intranet atau internet. Jika akan dipublikasikan
melalui internet, maka diperlukan sebuah Internet
Protocol Global yang bisa menyambungkan komputer
server dengan pengguna di seluruh dunia
Menggunakan XML google API (Application
Programming Interface)
Menggunakan peta satelit dari google maps (freeware)

Google server adalah server yang dimiliki oleh


google yang diperuntukkan untuk melihat dan
menampilkan peta dunia. Dengan berbekal gambar citra
satelit, software ini menampilkan rangkaian foto-foto di
berbagai belahan bumi dan menyusunnya menjadi satu
bola dunia. Citra peta ini didapat dari satelit pencitraan,
fotografi aerial, dan Global Information System (GIS).
Semuanya dihadirkan dalam gambar tiga dimensi (3D).
Sebenarnya, mode Google Earth yang disajikan Google
bukanlah layanan baru. Hanya, pada awal kehadirannya
dikenal dengan nama Earth Viewer. Namun, kemudian
perusahaan Keyhole mengembangkannya lagi, sampai
kemudian Google mengakuisisi program ini pada 2004
dan meleburkannya dengan fitur layanan Google Maps.
Dengan berbagai fitur tambahan dan perubahan pada
2005, akhirnya diberi nama baru yaitu Google Earth (GE).
Fasilitas ini hanya mampu dioperasikan pada komputer
dengan sistem operasi Windows Vista, Windows XP dan
Windows 2000 dengan spesifikasi RAM minimal 128 MB,
ruang hardisk kosong 200 MB, memori video 32 MB, dan
monitor dengan risiko minimal 1028 x 768. Cara
mendapatkannya relatif mudah, tinggal download di
website Google Earth yang saat ini sudah sampai pada
versi Beta 4.
Pengguna publik harus terhubung dengan internet
agar bisa mengakses PDSDA-PAI website. PDSDA-PAI
dikembangkan dalam dua jenis aplikasi, yaitu :
Google Earth, yaitu program aplikasi standalone
berbasis client/server
Google Maps, yaitu program aplikasi standalone
berbasis web

Pengguna internal di Ditjen SDA terhubung dengan


LAN/WAN untuk mengakses dan melakukan
permeliharaan data PDSDA-PAI

1.4 Komunikasi Data


Arsitektur yang fleksibel. PDSDA-PAI dibangun
dalam berbagai lingkungan, yaitu berbasis standalone,
client/server atau centralized via internet/intranet. Hal ini
dimaksudkan agar sistem tetap bisa beroperasi dalam
kondisi apapun disesuaikan dengan kemampuan
anggaran dalam menyelenggarakan perangkat keras,
perangkat lunak dan networking, sehingga anggaran
dapat dialokasikan secara optimal sesuai dengan
kebutuhannya. Beberapa pertimbangan yang mendasari
adalah bahwa kenyataan empiris, bahwa sampai saat ini
koneksi ke internet masih sangat mahal dan
performansinya masih sangat rendah.
Berdasarkan hal tersebut, maka PDSDA-PAI
dibangun dalam platform sebagai berikut :
Aplikasi berbasis web, yaitu untuk pemeliharaan dan
penyajian data tabular dan spasial dengan
menggunakan web browser (internet explorer,
netscape, firefox, dll) atau java melalui internet atau
intranet.
Aplikasi berbasis PC, yaitu untuk pemeliharaan dan
penyajian data tabular dan spasial dari sistem aplikasi
yang diinstalkan di komputer.

Mekanisme pengiriman data bisa dilakukan dengan


berbagai macam media antara lain :
FTP (File Transfer Protocol) Server
Email
CD, Flash Disk atau media lainnya

Untuk pengiriman file melalui FTP, dibuatkan server


application yang akan membaca file yang dikirim untuk
selanjutnya melakukan updating remote database server.
Dasar pertimbangannya adalah load balancing, yaitu
menyeimbangkan beban yang harus ditanggung oleh server
terhadap permintaan data yang besar dan bervariasi dengan
waktu pemrosesan yang cepat, dan menjadi sebagai sarana
yang fleksibel jika client tidak terhubung langsung dengan
remote database server. Media ini sebenarnya adalah media
yang sangat efektif, namun mengingat bahwa bandwidth
yang dibutuhkan akan terkuras pada saat dilakukan
transfer data, maka biasanya protocol ini ditutup oleh
administrator jaringan.

2. PENDEKATAN TEKNIS MENGENAI MANAJEMEN ASET


2.1 KERANGKA MANAJEMEN ASET

Pemahaman terhadap bidang aset sangat penting


untuk memahami hubungan antara strategi aset dan
strategi lainnya, yang secara bersamasama membentuk
rencana operasi dan bisnis dari suatu
organisasi/departemen. Setelah mendefinisikan aset,
penting untuk melihat aspek dalam perspektif yang tepat
dalam suatu organisasi. Aset asset seharusnya hanya ada
untuk mendukung penyediaan pelayanan/jasa. Titik
permulaan yang utama untuk memastikan hal tersebut
adalah menyusun hubungan antara penyediaan
pelayanan dan aset. Tujuan organisasi diterjemahkan ke
dalam tujuan program, strategi penyediaan pelayanan,
keluaran (outputs), dan hasil (outcomes). Aset aset suatu
departemen merupakan satu masukan (input) bagi
penyediaan pelayanan.

Strategi manajemen aset bukan merupakan suatu


penjumlahan sederhana dari rencana rencana individual
yang dibuat untuk masing masing fase dari siklus hidup
aset. Strategi manajemen aset harus konsisten dengan
tujuan organisasi dan terintegrasi dengan strategi
manajemen lainnya.

Keputusan manajemen aset hendaknya tidak dibuat


secara terpisah, melainkan harus sebagai bagian dari
kerangka keseluruhan pembuatan keputusan dalam
suatu organisasi. Perencanaan aset harus
dipertimbangkan bersamaan dengan kebutuhan sumber
daya lainnya yang digunakan dalam pencapaian tujuan
penyediaan pelayanan.

Hal ini mensyaratkan organisasi untuk


mengkonversi / mengubah strategi penyediaan pelayanan
ke dalam strategi aset yang spesifik. Hal ini memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi metode peningkatan
kinerja aset serta untuk menata asset aset yang
digunakan dan mencari solusi yang tidak memerlukan
kepemilikan aset. Keutamaan dari kerangka manajemen
aset adalah:

manajemen aset dipicu/didorong oleh pelayanan atau


output;

manajemen aset memakai pendekatan yang


terstruktur dan sistematis

manajemen aset didasarkan pada konsep ”whole of


life”.
2.2 ASET DASAR IRIGASI

PP no 20/2006 menetapkan bahwa aset sistem


irigasi terdiri atas: (i) prasarana jaringan irigasi, dan (ii)
aset pendukung pengelolaan irigasi, terdiri atas
kelembagaan pengelolaan irigasi, sumberdaya pendukung
serta fasilitas pendukung. Agar tercapai keberhasilan
manajemen sistem irigasi maka perlu ditambah aset
ketersediaan sumberdaya air yang handal, dukungan
finansial dan teknologi sepadan

ketersediaan air irigasi

Ketersediaan air irigasi yang kontinyu sepanjang tahun


merupakan suatu modal dasar yang sangat esensial.
Informasi tentang keberadaan dan ketersediaan air irigasi
berbasis waktu merupakan sesuatu yang mutlak untuk
dipunyai pengelola sebagai sarana pengambilan
keputusan yang jitu untuk melayani para pengguna dan
pemanfaatnya. Informasi yang handal diperoleh dari: (i)
prasarana, berupa alat ukur yang selalu terkalibrasi; (ii)
tatacara pengumpulan informasi yang benar, (iii)
profesionalisme dan kompetensi tenaga kerja analis data,
(iv) sistem penyimpanan beserta analisis data yang
tersistem, handal, akurat, mudah dan murah .
Ketersediaan air irigasi juga dipengaruhi oleh hak guna
atas air di aras Daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan
secara spasial di dalam suatu daerah irigasi sebaran
ketersediaan air juga sangat dipengaruhi pula oleh hak
guna air irigasi di antara pemakainya.

teknologi untuk pelaksanaan manajemen irigasi

Teknologi untuk manajemen irigasi berupa penggunaan


alat, mesin serta pengetahuan untuk mendapatkan cara
irigasi secara efisien. Bentuk teknologi dalam pengelolaan
irigasi adalah: (i) sistem prasarana irigasi; (ii) prosedur
dan sistem informasiO&P irigasi.Teknologi pengelolaan
irigasi beragam dari satu ke DI lain karena aspek sosio-
teknis yang terkandung dalam sistem irigasi. Oleh sebab
itu perlu dikembangkan suatu teknologi sepadan yang
paling sesuai untuk masing-masing DI melalui tindakan
perencanaan, perancangan dan pembangunan yang
berurutan, kesamaan asumsi diantara stakeholders agar
dapat melakukan tindakan manajemen irigasi secara
sepadan.

Sumberdaya manusia dan Institusi irigasi

Kompetensi SDM dalam hal tepat jumlah dan sasaran


merupakan syarat tercapainya pengelolaan irigasi secara
handal dan sepadan. Institusi irigasi, bentuk rule in-use
dan organisasi pelaksana yang terstruktur, merupakan
kelengkapan pengelolaan irigasi yang sepadan. Dalam UU
no 7/2004 dan PP no 20/2006, institusi pengelola irigasi
adalah pemerintah dan petani serta perlu dibentuk
komisi irigasi kabupaten dan provinsi.

dukungan finansial

Dukungan finansial merupakan komponen penting dalam


sistem manajemen. UU no 7/2004 dan PP no 20/2006
menyebutkan bahwa kewenangan pengelolaan irigasi
juga melekat sistem pembiayaannya. Masing-masing
pihak pengelola sistem irigasi dibebani tanggung jawab
pembiayaan, lembaga (bentuk, struktur) dan prosedur
pengelolaannya

1.2.3 METODOLOGI
Dalam pelaksanaanya, kegiatan Pengelolaan Aset Irigasi
(PAI) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Gresik, sesuai dengan Ruang Lingkup
Pekerjaanya membutuhkan beberapa orang Tenaga Ahli
yang terorganisir di bawah pimpinan seorang Team Leader.
Berikut metodologi pekerjaan ini yaitu :
Inventarisasi Aset Irigasi

Inventarisasi asset irigasi dilaksanakan dengan dukungan


perangkat computer. Kegiatan inventarisasi asset Irigasi
dalam rangka PAI mencakup kegiatan sebagai berikut :

 Persiapan kegiatan inventarisasi asset irigasi

 Pengumpulan data sekunder di kantor dan pengisian


formulir yang dapat diadakan di kantor

 Penelusuran jaringan untuk mendapatkan data GPS


dan pengisian formulir untuk data yang harus dilihat di
lapangan

 Validasi data kantor

 Pemasukan data ke komputer

 Penyusunan laporan inventarisasi

i. Persiapan

Hal – hal yang perlu dipersiapkan :

a. Penugasan personil tenaga ahli dan pembantu


yang diperlukan

b. Pelatihan pengisian formulir data inventarisasi


dan pengoperasian alat GPS

c. Pengecekan peralatan yang diperlukan


d. Penyusunan jadwal kegiatan, termasuk
pemberitahuan kepada P3A / GP3A IP3A
tentang jadwal penelusuran jaringan

e. Pengadaan / penyediaan peralatan.

ii. Data Sekunder

Tidak seluruh data perlu diisi di lapangan, terutama


data yang tidak berubah/permanen dan data
mengenai Identitas Daerah Irigasi dan Ketersediaan
Air.

Data yang dapat diisi di kantor dalam formulir isisan


telah ditandai dengan blok warna abu-abu.

iii. Penelusuran Jaringan Untuk Mendapatkan Data


GPS

Kegiatan di lapangan berupa penelusuran jaringan.


Penelusuran tersebut dapat dibedakan menurut
tujuannya menjadi dua macam, yaitu :

 Penelusuran dalam rangka mengambil data


koordinat geografis dan elevasi suatu posisi titik
melalui alat GPS dan pengambilan foto digital
mutakhir.
 Penelusuran untuk pengisian formulir
inventarisasi yang datanya harus didapat dari
lapangan.
Kegiatan penelusuran data GPS sebaiknya dilakukan
terpisah dari kegiatan penelusuran untuk pengisian
formulir, karena waktu yang diperlukan lebih singkat
daripada waktu untuk penelusuran jaringan untuk
mengisi formulir isian.
iv. Penelusuran Jaringan Untuk Mengisi Formulir
Isian

Pada saat penelusuran dilakukan pula pemotretan-


pemotretan dengan kamera digital. Data koordinat
GPS maupun pemotretan digital tersebut
dimasukkan ke dalam computer. Untuk tidak
menyulitkan saat penyimpanan data ke dalam
computer, pada saat pelaksanaan di lapangan perlu
dibuat catatan-catatan. Untuk pemotretan telah
disediakan formulir untuk hal itu (SIPAI-D03)

v. Validasi Data

Sebelum data dimasukkan ke dalam pangkalan data


(database) di komputer terlebih dahulu harus
divalidasi untuk meyakinkan kebenarannya. Validasi
data dilakukan oleh Koordinator inventarisasi.

Data yang perlu divalidasi terutama mengenai


dimensi aset, umur aset, kondisi, fungsi dan biaya-
biaya yang diusulkan.

vi. Pemasukan Data ke Komputer

Setelah divalidasi, data dimasukkan ke dalam


pangkalan data di komputer melalui software
tersendiri. Pemasukan data ini dilakukan oleh
operator komputer yang menguasai software yang
bersangkutan. Sebaiknya operator komputer
tersebut dipilih dari yang berpengalaman menangani
system informasi.

vii. Perhitungan Nilai Aset Baru (NAB)


Salah satu isian dalam lembar 2/2 dari formulir
isian asset jaringan adalah besarnya nilai dari aset
yang ditinjau apabila dibangun pada saat sekarang,
yang disebut Nilai Aset Baru (NAB). Petunjuk
pengisian Formulir Aset Jaringan Blanko lembar 2/2
dapat digunakan sebagai acuan dalam perhitungan
NAB.

Dengan demikian diharapkan pelaksana


inventarisasi dapat mengembangkan lebih lanjut
untuk keseluruhan jenis aset jaringan.

Prinsip perhitungan dalam contoh tersebut adalah


masing-masing jenis aset jaringan dibagi-bagi
menjadi beberapa segmen yang lebih sederhana dan
menjadikan data yang didapat dari formulir isian
menjadi variable perhitungan volume pekerjaan.
Kemudian dilakukan penyederhanaan bagian-bagian
dari masing-masing segmen tersebut hingga mudah
untuk dihitung. Oleh karena diadakan
penyederhanaan baik bentuk maupun proses
pembangunannya, maka kompensasi untuk itu
diadakan koefisien pengali untuk harga satuan
pekerjaan yang wajar pada saat inventarisasi
dilakukan.

Sistem perhitungan untuk masing-masing aset


jaringan tersebut perlu dibuat, agar dalam
pelaksanaan inventarisasi pada tahun-tahun
selanjutnya, hanya diperlukan penggantian besaran
harga satuan pekerjaan dengan yang terbaru,
1.2.4 PROGRAM KERJA

i. Mobilisasi Tenaga dan Sumberdaya

Mobilisasi tenaga dan sumberdaya dilakukan untuk


mempersiapkan sumberdaya yang dibutuhkan secara
menyeluruh. Mobilisasi tenaga ahli disesuaikan dengan
kebutuhan dan rencana kerja. Sumberdaya pendukung
dipersiapkan untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan.

ii. Kajian teoritis

Kajian teoritis terkait dengan Sistim Irigasi, Pengelolaan


Irigasi , kajian spatial/kewilayahan terkait dengan sistem
dan pengelolaan irigasi, serta analisis dan pemodelan
sistem Irigasi yang ideal. Dari kajian teoritis akan mampu
memberikan gambaran secara rinci kegiatan yang harus
dilakukan dan dapat memberikan batasan dan kejelasan
lingkup pekerjaan secara akademis dan pragmatis.

iii. Kajian Kewilayahan

Kajian kewilayahan dilakukan dengan anlisis


karakteristik tata guna lahan (land use) pada wilayah
studi.

iv. Kajian Perundangan

Kajian perundangan dilakukan dengan melakukan review


terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan Sumber Daya Air di bidang irigasi.

v. Identifikasi Kebutuhan Data

Identifikasi kebutuhan data dilakukan sebagai dasar


dalam merencanankan survey baik primer, maupun
sekunder.

vi. Perencanaan Survey

Survey untuk mendapatkan data sekunder dilakukan


sebelum survey lapangan.

Survey data primer (lapangan)


Survey primer dimaksudkan untuk mengumpulkan
data baik kuantitatif maupun kuallitatif, yang dapat
memberikan gambaran mengenai kondisi sistim irigasi
di kawasan studi, baik secara umum maupun spesifik.

1.2.5 ORGANISASI PENYEDIA JASA

STRUKTUR ORGANISASI

Berikut struktur organisasi yang menyangkut hubungan


kerja antara pemberi tugas dengan penerima atau
pelaksana pekerjaan (Konsultan) :

PT. BHAKTI PERSADA

Team Leader Surveyor Bangunan dan Saluran


Brilian Dhatu Dhuhur Pratangga
Andhika Wahyu Prasetya

Office Administrator
Putri Widia Mardi

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL

Untuk keberhasilan pelaksanaan penyusunan


Pengelolaan Aset Irigasi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Gresik ini, setiap Tenaga Ahli
yang terlibat yang didukung Tenaga Pendukung mempunyai
Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing.
TEAM LEADER

Tugas dan tanggungjawab Team Leader / Ahli Muda


Sumber Daya Air dalam pekerjaan ini adalah :
 Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam
kegiatan pekerjaan baik dalam pengambilan data
maupun penyusunan laporan
 Memadukan tim pelaksana pekerjaan dengan tenaga ahli
dan staf agar terjalin kerja sama yang baik
 Membantu analisa dan manajemen data untuk
menyusun kebutuhan kegiatan
 Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan

Surveyor

Tugas dan tanggungjawab Surveyor :


 Melakukan kegiatan survey lapangan pada setiap daerah
irigasi

Office Administrator

Tugas dan tanggungjawab Office Administrator :


 Melakukan kegiatan administrasi maupun keuangan
dalam pekerjaan ini
1.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bulan 1 Bulan 2
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2
1 Melakukan Survey Lapangan            
2 Menganalisa hasil survey lapangan            
Menganalisa RAB bangunan baru dan
3 kerusakan            
Melakukan pemasukan data pada
4 aplikasi PAI            
5 Membuat output dari aplikasi PAI            
6 Pembuatan Laporan            
1.4 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Komposisi Tim Dan Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung

TENAGA AHLI PERSONIL (TIM)


Nama Perusahaan Tenag Lingkup Posisi Uraian Pekerjaan Jumla
a Ahli Keahlian Diusulkan h
Lokal Orang
/ Bulan
Asing
Berlian PT. Bhakti Lokal Ahli Muda Team  Mengkoordinir semua personil 1,5
Persada Sumber Leader yang terlibat dalam kegiatan
Daya Air pekerjaan baik dalam pengambilan
data maupun penyusunan laporan
 Memadukan tim pelaksana
pekerjaan dengan tenaga ahli dan
staf agar terjalin kerja sama yang
baik
 Membantu analisa dan
manajemen data untuk menyusun
kebutuhan kegiatan
 Bertanggung jawab atas hasil
pekerjaan

Dhatu Dhuhur PT. Bhakti Lokal Surveyor Surveyor  Melakukan kegiatan survey 2
Pratangga Persada lapangan pada setiap daerah
Andhika Wahyu irigasi
Prasetyo
Putri Widia Mardi PT. Bhakti Lokal Office Office  Melakukan kegiatan administrasi 1,5
Persada Administrato Administrat maupun keuangan dalam
r or pekerjaan ini
1.5 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
No Nama Tenaga Ahli Posisi Bulan 1 Bulan 2
. 1 2 3 4 1 2
1 Brilian Team Leader            
2 Dhatu Dhuhur Surveyor            
Priangga
3 Andhika Wahyu Surveyor            
Prasetyo
4 Putri Widia Mardi Office Administrator            

Anda mungkin juga menyukai