Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

1.1 Latar Belakang Pekerjaan

Pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan taraf hidup
masyarakarat. Untuk mendukung kebijakan tingkat nasional berkaitan dengan
pengembamngan serta produk dan sentra ekonomi masyarakat, yang prioritas penangananya
anatara lain : pencapain dan pengembangan ketahanan pangan, penanganan bencara banjir,
pengelolaan alur sungai, pembangunan waduk dan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Sebagai tindak lanjut dalam pelaksanaan Uu No 7 tahun 2004, pemerintah telah menetapkan
kebijakan dibidang irigasi dengan menertibkan serangkaian Peraturan Pemerintah, antara lain
:

 PP No 20 tahun 2006 tentang Irigasi;


 PP No 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Renacna Pembangunan Nasional:
 PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembangunan Urusan Pemrintah antara pemerintah
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten / kota.
 Keputusan Menteri Pekerja Umum No 390 /KPTS/M2007 tentang Penetapan Status
Daerah Irigasi.
 Perda Kabupaten Bandung No 10 Tahun 2011 tentang Irigasi.

Sebagai pedoman dalam melaksanakan kebijakan tersebut di atas, Menteri PU telah


menertibkan Permen PU No. 30 tahun 2007 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipasif, yang disingkat “ PPSIP”. Selanjutnya rangka penerapan PPSIP, terutama
ditingkat kabupaten/kota maka Direktorat Jenderal Sumber Daya Air- Departemen Pekerjaan
Umum, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah- Departemen
Dalam Negeri dan Direktoral Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air - Departemen Pertanian,
telah merumuskan suatu konsep perencanaan terpadu berjudul Rencana Pengembangan dan
pengelolaan Irigasi, yang disingkat “RP21”.

Melalui penyusunan Pendataan data Jaringan Irigasi diharapkan bisa mencapai sasaran-
sasaran berikut ini :

1 Terdatanya mana status daerah irigasi kewenangan daerah atau kewenangan pusat.

2 Peningkatan penyelenggaraan perencanaan pengembangan dan pengelolaan jaringan


irigasi secara terpadu, dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait bidang irigasi
( Dinas PU/SDA, BAPPENDA, Dinas Pertanian, Komisi Irigasi, P3A/GP3A/IP3A,
dan elemen masyarakat baik dari LSM, perguruan tinggi, maupun pengguna jaringan
irigasi ).
3 Penerapan konsep Pengelolaan Aset Irigasi ( PAI ), sebagaimana diamanatkan dalam
PP No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, BAB X ( Pasal 65 s/d Pasal 73 ) mengenai
inventarisasi, perencanaan pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan, evaluasi
pelaksanaan pengelolaan serta pemutakhiran hasil inventarisasi Aset Irigasi.

Inventarisasi merupakan langkah pertama dalam rangka pengelolaan aset irigasi ( PAI ).
Sebagaimana tercantum dalam pasal 65 PP No 20 tahun 2006 tentang Irigasi PAI mencakup
inventarisasi, perencanaan pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan, dan evaluasi pelaksanaan
pengelolaan aset irigasi, serta pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.
Produk dari kegiatan inventarisasi adalah aset irigasi disetiap wilayah pemangku kewenangan
atas daerah irigasi (DI) terdaftar dalam suatu pangkalan data yang berada di kantor pemangku
kewenangan.
Berdasarkan hasil pemantauan kegiatan pengelolaan Sistem Jaringan Irigasi di Kabupaten
Bandung dapat digambarkan bertapa kompleknya permasalah yang muncul dalam pendataan
aset irigasi dan pengelolaan jaringan irigasi. Masih banyaknya areal sawah yang belum
terpenuhi kebutuhan airnya, disebabkan selain akibat besarnya fluktuasi air pada sumber-
sumbernya juga system jaringan yang belum memadai. Selain itu meningkatnya permintaan
air non-pertanian, kurang memadainya kegiatan pemelihaan jaringan irigasi, turunnya
kemampuan kapasitas suplai air dari jaringan irigasi, kurang memadainya kinerja personil
operasional, dan belum efesiennya pemamfaatan air ditingkat usaha tani.
Sistem jaringan Irigasi yang berada di kabupaten Bandung banyak mengalami penurunan
kemampuan kapasitas suplai air. Hal ini diakibatkan oleh kerusakan pada sarana dan
prasarana bangunan akibat umur bangunan, kurangnya pemeliharaan bangunan sebagai
akumulasi kegiatan O & P yang tertunda karena kerterbatasan anggaran O & P. Sebagian
besar Jaringan Irigasi di Kabupaten Bandung merupakan irigasi pedesaan ( irigasi
sederhana ) dengan penunjang fasilitas infrastruktur yang seadanya. Hal ini apabila terus
dibiarkan akan berakhirnya tergangunya pencapaian target penyusunan dokumen
perencanaan setiap tahun anggaran. Dengan demikian maka diperlukan kegiatan Pendataan
Data Jaringan Irigasi.

1.2 Nama Pekerjaan Dan Pengguna Jasa

 Nama Pekerjaan : Inventarisasi Kondisi Jaringan Irigasi DI, Cakalage, DI


Situkuluwung, DI Sawahgede, DI Toblongan, DI Nyalindung.
 Pengguna Jasa : Dinas Sumber Daya Air Pertambangan Dan Energi Kabupaten
Bandung.

1.3 Lokasi Pekerjaan :

Lokasi Pekerjaan UPTD Sub DAS Citarik

1.4 Sumber Pendanaan

Biaya untuk prelaksanaan pekerjaan Inventarisasi Kondisi Jaringan Irigasi DI. Cikalage, DI.
Situkuluwung, DT. Sawahgede, DI. Toblongan, DI Nyalindung lokasi UPTD Sub DAS
Citarik, bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2014.
1.5 Jangka Waktu Pelaksanaan.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 45 ( Empat Puluh Lima ) hari kalender sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ).

1.6 Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan pendataan data Jaringan Irigasi Di UPTD Sub Das Ciwidey Kabupaten
Bandung ini adalah menyusun data aset irigasi yang menjadi wewenang Pusat / Propinsi /
kabupaten untuk kebutuhan perencanaan yang diperlukan oleh kabupaten/kota untuk
melaksanakan kebijakan dan strategi pembangunan daerah di bidang pertanian, serta irigasi
secara partisipatif.

Tujuan Pendataan data Jaringan Irigasi adalah untuk mendapatkan data jumlah, dimensi,
jenis, kondisi, dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset dan areal
pelayanan pada setiap daerah irigasi dalam rangka keberlanjutan system irigasi, dan juga
untuk mendapatkan data jumlah, spesifiaksi, kondisi dan fungsi pendukung pengelolaan
irigasi.

1.7 LINGKUP PEKERJAAN.

Kegiatan pelaksanaan Pendataan Data Jaringan Irigasi mencakup :

 Mendata aset jaringan irigasi dan aset pendukung pengelolaan irigasi yang ada;

 Mengelompokan Status Irigasi dan kewenangannya.

 Menghitung nilai dari masing-masing aset ; dan

 Menghitung biaya pemeliharaan / perbaikan dari masing-masing asset irigasi.

Secara rinci kegiatan pelaksanaan Pendataan Data Jaringan Irigasi tersebut diuraikan
dibagian-bagian berikut ini.

1.7.1 Ragam Aset Irigasi Yang harus di Survay

Aset irigasi tersendiri dari 2 ( dua ) macam, yaitu :

1. Aset jaringan Irigasi, yang dapat diperinci lagi secara fungsional menjadi :

 Jaringan pembawa, yaitu yang membawa air dari sumber ke sawah-sawah; dan

 Jaringan pembuang atau drainase, yaitu yang membuang kelebihan air dari
sawah-sawah ke sungai dan terus ke laut.

Masing-masing aset jaringan terbagi menjadi dua komponen, yaitu :

 Komponen sipil yang mayoritas terdiri dari bahan bangunan pasangan batu dan atau

beton; dan
 Komponen Mekanikal Elektrikal (ME) yang terdiri dari pintu-pintu air dan alat

Pengangkatnya.

2. Aset pendukung pengelolaan aset irigasi, yang disingkat aset pendukung, terdiri dari :

 Kelembagaan;

 Sumber Daya Manusa (SDM );

 Bangunan Gedung;

 Peralatan OP; dan

 Lahan.

1.7.2 Data Umum

Data yang diperlukan untuk inventarisasi dikumpulkan melaui pengisian Formulir Isian. Data
umum yang dikumpulkan terdiri dari :

a. Identitas daerah Irigasi

Data yang dikumpulkan untuk identifikasi daerah irigasi ( DI ) meliputi data yang
tidak berubah ( data statis ) dan data yang kemungkinan besar berubah menurut waktu
(data dinamis ) sebagai berikut :

1. Data Statis :

 Nama DI;

 Kewenangan siapa sebagai pengelola;

 Kepemilikan siapa;

 Kantor pengelola;

 Terletak di wilayah sungai mana;

 Sumber air;

 Lokasi bangunan pengambilan ( intake );

 Penggunaan jaringan untuk keperluan apa saja;

 Pola tanam dari DI;

 Luas Potensial;

2. Data dinamis :
 Luas Fungsional;

 Luas terbangun jaringan utama;

 Luas terbangun jaringan tersier;

 Luas tanam padi pada musin tanam 1 (MT1), musim tanam 2 (MT2), dan
musim tanam 3 ( MT3 ) pada 1 tahun yang lalu;

 Luas tanam padi pada MT1, MT2, dan MT3 yang diharapkan setelah
selesai dilaksanakan rencana pengelolaan aset irigasi (RPAI) yaitu rencana
5 tahun yang meliputi perbaikan dan penggantian aset irigasi, serta
peningkatan aset pendukungnya.

 Catatan yang oleh pengelola DI dirasa perlu selain hal-hal tersebut di atas.

a. Data Ketersediaan Air

Data tentang ketersediaan air di sumber yang diinventarisasi adalah :

1. Data statis :

 Nama bangunan utama ( bendungan, bendung, pompa );

 Nama sungai atau sumber air lainnya.

2. Data dinamis dari bulan ke bulan :

 Debit sumber air rata-rata per periode pemberian air, yaitu dapat
setiap10 harian atau 15 harian;

 Debit pengambilan dari intake yang direncanakan setiap periode;

 Debit realisasi dari intake;

3. Daftar Foto

Daftar foto ini merupakan catatan foto-foto yang telah diambil untuk
memudahkan pencarian kembali pada saat pemasukan ke computer.

1.7.3 Data Aset Jaringan

Sebagaimana dijelaskan di atas, aset jaringan terdiri dari komponen sipil dan komponen ME.
Data aset jaringan yang dikumpulkan terdiri dari data mengenai:

a. Bangunan utama;

b. Bangunan pelengkap pembawa;

c. Saluran;
d. Bangunan drainase; dan

e. Jaringan irigasi air tanah.

Data asset jaringan dikumpulkan melalui formulir isian yang terdiri dari dua lembar, yaitu :

 Lembur ½ yang berisi data statis mengenai aset jaringan, lembur ini untuk tiap asset
berbeda bentuknya, oleh karena itu disediakan 1 lembar untuk setiap aset; dan

 Lembar 2/2 yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang data dinamis. Lembar ini
bentuk dan isinya sama untuk semua jenis asset jaringan, oleh karena itu hanya
disediakan 1 lembar yang dapat di copy untuk dipergunakan semua jenis asset dengan
mengisikan judulnya saja, di samping untuk aset-aset yang hanya terdiri dari
komponen sipil saja pertanyaan untuk asset ME dapat diabaikan.

 Untuk jaringan irigasi air tanah disediakan formulir isian tersendiri yang terdiri dari
dua halaman.

 Untuk jaringan irigasi tersier juga disediakan formulir isian tersendiri yang terdiri dari
dua halaman.

Data statis yang dikumpulkan di lembar 1/2 terdiri dari :

 Koordinat lokasi dan elevasi (X, Y, Z, dari alat GPS) setiap bangunan;

 Dimensi;

 Bahan bangunan asset;

 Luas daerah yang dilayani;

 Tahun aset selesai dibangun dan dioperasikan; serta

Data dinamis yang dikumpulkan dilembar 2/2 tediri dari :

 Nilai Aset Baru (NAB) yaitu nilai seandainya aset yang sekarang ada dibangun
dengan menggunakan harga-harga satuan mutakhir.

 Kondisi umum asset;

 Fungsi umum asset;

 Pernah/tidak pernah direhabilitasi hingga seperti baru dan tahunnya.

 Usulan –usulan perbaikan atau penggantian, yang meliputi :

1. Jenis pekerjaan yang diperlukan;

2. Rincian perbaikan yang diperlukan;

3. Areal pelayanan yang terpengaruh oleh kerusakan / pekerjaan perbaikan;


4. Total biaya yang diperlukan;

5. Urgensi dari pekerjaan yang diusulkan; dan

6. Tujuan utama dari pekerjaan

1.7.4 Data Aset Pendukung

Data aset pendukung yang dikumpulkan meliputi :

 Kelembagaan;

 Sumber Daya Manusia;

 Bangunan Gedung;

 Peralatan Operasi dan Pemeliharaan (OP); dan

 Lahan milik irigasi

1.8 PELAPORAN

Laporan yang harus diserahkan pada pekerjaan ini adalah :

N Uraian Satuan Jumlah


O
.

1. Final Laporan Pendahuluan Buku 3

2. Laporan Teknis Buku 3

3. Laporan Bulanan Buku 3

4. Final Laporan Akhir Buku 3

5. Penggandaan Buku Data Konjar + Buku 3


Penjilidan

6. Cetak foto dan album foto Buku 3

7. Flashdisk 8 GB Buah 1

1.9 Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan

1.9.1 Tenaga Ahli

1. Ketua Tim : 1 (satu) orang

Ketua Tim adalah lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil bidang keairan atau Teknik Pengairan
dengan pengalaman kerja professional sedikit 5 tahun dalam melaksanakan pekerjaan
dibidang Sumber Daya Air. Pemimpin tim harus dapat mengkoordinir pekerjaan dan
menentukam standar yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh anggota tim.
Personial yang diusulkan untuk posisi tersebut harus mempunyai motivasi secara penuh.
Mempunyai kemampuan memimpin dan mampu bekerja sama dengan disiplin ilmu lainnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkam oleh asosiasi profesi atau
Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK dengan Klasifikasi Bidang Sipil,
Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya Air.

Sebagai ketua tim, secara umum tugas utama adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.

Secara detail, tugas dan tanggung jawab ketua tim adalah sebagai berikut :

 Ketua Tim sebagai pemimpin utama bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin
Perusahaan atas pelaksanaan seluruh pekerjaan dan seluruh hasilnya sesuai dengan
syarat-syarat yang ditetapkan.

 Mewakili pihak perusahaan jika harus berhubungan dengan pihak-pihak terkait baik
instansi pemerintah maupun swasta selama melaksanakan pekerjaannya.

 Menyusun strategi pelaksanan pekerjaan, baik mrencana kerja maupun rencana


penugasaan personil sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.

 Memberikan pengarahan dan mendistribusikan pekerjaan serta melakukan


pengawasan kepada semua bawahannya.

 Mengendalikan jadwal pelaksanaan, jadwal personil dan jadwal peralatan termasuk


jadwal diskusi dan penyerahan laporan-laporan.

 Melaksanakan pemeriksaan terhadap senua laporan sebelum dilakukan penggandaan


dan penyerahan kepada pihak Direksi.

 Melaksanakan pengumpulan data dan survei lapangan.

 Melaksanakan pekerjaan analisis dan evaluasi serta membuat semua laporan-laporan


bersama-sama anggota tim lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak.

 Memimpin dalam pelaksanaan diskusi, asistensi dan prestasi pekerjaan dengan pihak
Direksi maupun pihak terkait lainnya.

 Melaksanakan pemeriksaan terhadap semua hasil pekerjaan sebelum dilakukan


penggandaan dan peyerahan kepada pihak Direksi.

 Melaksanakan serah terima hasil pekerjaan dengan pihak Proyek atau Direksi
Pekerjaan.

 Bertanggung jawab dalam penyusunan semua laporan pekerjaan dan pembuatan


rekomendasi, penentuan lokasi prioritas dan desain penyediaan prasarana
pengambilan dan saluran pembawa air baku.
2. Tenaga Ahli Irigasi/ SDA : 1 (satu) orang

Ahli Irigasi/ SDA adalah lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman
kerja sedikitnya 5 (lima) tahun dalam pekerjaan sebagai ahli sumber daya air dan memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dari Asosiasi Profesi Terkait.

Tugas dan tanggung jawab ahli sumber daya air, adalah sebagai berikut :

 Melakukan survey dan Inventarisasi lapangan.

 Membuat laporan inventarisasi lapangan.

 Menghitung Design Bangunan dan Saluran.

 Menghitung volume asset jaringan irgasi

 Membantu ketua tim dalam menyusun laporan.

1.9.2 Staf Pendukung

Selain staf profesional yang didampingi sub staf profesional, diperlukan juga tenaga
pendukung antara lain Surveyor.

Surveyor bertugas sebagai pelaksanaan pengukuran dilapangan seperti pengukuran


menggunakan GPS.

2.0. PELAPORAN

Setiap laporan harus disusun dalam bhasa Indonesia dan harus memuat/menguraikan hal-hal
sebagai berikut :

2.1. Laporan pendahuluan, meliput :

1. Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh.

2. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.

3. Jadwal kegiatan penyedia jasa.

Draft laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender

sejak SPMK ditertibkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan untuk diskusikan dan sebanyak

3 (tiga) buku laporan yang telah diperbaiki berdasarkan hasil diskusi.

2.2 Laporan Teknis

Laporan teknis meliputi :

a. Hasil survey
b. Kondisi jaringan irigasi existing

c. Rekomendasi perbaikan dan perlengkapan

d. Perhitungan biaya rencana perbaikan dan perlengkapan.

Laporan teknis ini harus dibuat dan diserahkan paling lambat 3 (tiga) minggu

sebelum akhir masa pekerjaan dengan jumlah 3 (tiga) rangkap.

2.3 Laporan Akhir

Koreksi - koreksi dan saran-saran pada waktu diskusi draft laporan akhir harus

ditampung dan dimasukkan dalam laporan akhir. Laporan ini dibuat dalam 3 (tiga)

rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada akhir masa pekerjaan.

2.4 Laporan Penunjang terdiri dari :

a. Laporan buku data konjar + penjilidan = 3 rangkap

2.5 Dokumentasi terdiri dari :

a. Cetak foto = 3 rangkap

b. Album foto = 3 buah

c. Flashdisk 8 GB yang berisi seluruh laporan diserahkan kepada Direksi


Pekerjaan = 1 buah

3. Penutup

Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan selamjutnya.

Anda mungkin juga menyukai