Pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan taraf hidup
masyarakarat. Untuk mendukung kebijakan tingkat nasional berkaitan dengan
pengembamngan serta produk dan sentra ekonomi masyarakat, yang prioritas penangananya
anatara lain : pencapain dan pengembangan ketahanan pangan, penanganan bencara banjir,
pengelolaan alur sungai, pembangunan waduk dan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Sebagai tindak lanjut dalam pelaksanaan Uu No 7 tahun 2004, pemerintah telah menetapkan
kebijakan dibidang irigasi dengan menertibkan serangkaian Peraturan Pemerintah, antara lain
:
Melalui penyusunan Pendataan data Jaringan Irigasi diharapkan bisa mencapai sasaran-
sasaran berikut ini :
1 Terdatanya mana status daerah irigasi kewenangan daerah atau kewenangan pusat.
Inventarisasi merupakan langkah pertama dalam rangka pengelolaan aset irigasi ( PAI ).
Sebagaimana tercantum dalam pasal 65 PP No 20 tahun 2006 tentang Irigasi PAI mencakup
inventarisasi, perencanaan pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan, dan evaluasi pelaksanaan
pengelolaan aset irigasi, serta pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.
Produk dari kegiatan inventarisasi adalah aset irigasi disetiap wilayah pemangku kewenangan
atas daerah irigasi (DI) terdaftar dalam suatu pangkalan data yang berada di kantor pemangku
kewenangan.
Berdasarkan hasil pemantauan kegiatan pengelolaan Sistem Jaringan Irigasi di Kabupaten
Bandung dapat digambarkan bertapa kompleknya permasalah yang muncul dalam pendataan
aset irigasi dan pengelolaan jaringan irigasi. Masih banyaknya areal sawah yang belum
terpenuhi kebutuhan airnya, disebabkan selain akibat besarnya fluktuasi air pada sumber-
sumbernya juga system jaringan yang belum memadai. Selain itu meningkatnya permintaan
air non-pertanian, kurang memadainya kegiatan pemelihaan jaringan irigasi, turunnya
kemampuan kapasitas suplai air dari jaringan irigasi, kurang memadainya kinerja personil
operasional, dan belum efesiennya pemamfaatan air ditingkat usaha tani.
Sistem jaringan Irigasi yang berada di kabupaten Bandung banyak mengalami penurunan
kemampuan kapasitas suplai air. Hal ini diakibatkan oleh kerusakan pada sarana dan
prasarana bangunan akibat umur bangunan, kurangnya pemeliharaan bangunan sebagai
akumulasi kegiatan O & P yang tertunda karena kerterbatasan anggaran O & P. Sebagian
besar Jaringan Irigasi di Kabupaten Bandung merupakan irigasi pedesaan ( irigasi
sederhana ) dengan penunjang fasilitas infrastruktur yang seadanya. Hal ini apabila terus
dibiarkan akan berakhirnya tergangunya pencapaian target penyusunan dokumen
perencanaan setiap tahun anggaran. Dengan demikian maka diperlukan kegiatan Pendataan
Data Jaringan Irigasi.
Biaya untuk prelaksanaan pekerjaan Inventarisasi Kondisi Jaringan Irigasi DI. Cikalage, DI.
Situkuluwung, DT. Sawahgede, DI. Toblongan, DI Nyalindung lokasi UPTD Sub DAS
Citarik, bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2014.
1.5 Jangka Waktu Pelaksanaan.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 45 ( Empat Puluh Lima ) hari kalender sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ).
Maksud kegiatan pendataan data Jaringan Irigasi Di UPTD Sub Das Ciwidey Kabupaten
Bandung ini adalah menyusun data aset irigasi yang menjadi wewenang Pusat / Propinsi /
kabupaten untuk kebutuhan perencanaan yang diperlukan oleh kabupaten/kota untuk
melaksanakan kebijakan dan strategi pembangunan daerah di bidang pertanian, serta irigasi
secara partisipatif.
Tujuan Pendataan data Jaringan Irigasi adalah untuk mendapatkan data jumlah, dimensi,
jenis, kondisi, dan fungsi seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset dan areal
pelayanan pada setiap daerah irigasi dalam rangka keberlanjutan system irigasi, dan juga
untuk mendapatkan data jumlah, spesifiaksi, kondisi dan fungsi pendukung pengelolaan
irigasi.
Mendata aset jaringan irigasi dan aset pendukung pengelolaan irigasi yang ada;
Secara rinci kegiatan pelaksanaan Pendataan Data Jaringan Irigasi tersebut diuraikan
dibagian-bagian berikut ini.
1. Aset jaringan Irigasi, yang dapat diperinci lagi secara fungsional menjadi :
Jaringan pembawa, yaitu yang membawa air dari sumber ke sawah-sawah; dan
Jaringan pembuang atau drainase, yaitu yang membuang kelebihan air dari
sawah-sawah ke sungai dan terus ke laut.
Komponen sipil yang mayoritas terdiri dari bahan bangunan pasangan batu dan atau
beton; dan
Komponen Mekanikal Elektrikal (ME) yang terdiri dari pintu-pintu air dan alat
Pengangkatnya.
2. Aset pendukung pengelolaan aset irigasi, yang disingkat aset pendukung, terdiri dari :
Kelembagaan;
Bangunan Gedung;
Lahan.
Data yang diperlukan untuk inventarisasi dikumpulkan melaui pengisian Formulir Isian. Data
umum yang dikumpulkan terdiri dari :
Data yang dikumpulkan untuk identifikasi daerah irigasi ( DI ) meliputi data yang
tidak berubah ( data statis ) dan data yang kemungkinan besar berubah menurut waktu
(data dinamis ) sebagai berikut :
1. Data Statis :
Nama DI;
Kepemilikan siapa;
Kantor pengelola;
Sumber air;
Luas Potensial;
2. Data dinamis :
Luas Fungsional;
Luas tanam padi pada musin tanam 1 (MT1), musim tanam 2 (MT2), dan
musim tanam 3 ( MT3 ) pada 1 tahun yang lalu;
Luas tanam padi pada MT1, MT2, dan MT3 yang diharapkan setelah
selesai dilaksanakan rencana pengelolaan aset irigasi (RPAI) yaitu rencana
5 tahun yang meliputi perbaikan dan penggantian aset irigasi, serta
peningkatan aset pendukungnya.
Catatan yang oleh pengelola DI dirasa perlu selain hal-hal tersebut di atas.
1. Data statis :
Debit sumber air rata-rata per periode pemberian air, yaitu dapat
setiap10 harian atau 15 harian;
3. Daftar Foto
Daftar foto ini merupakan catatan foto-foto yang telah diambil untuk
memudahkan pencarian kembali pada saat pemasukan ke computer.
Sebagaimana dijelaskan di atas, aset jaringan terdiri dari komponen sipil dan komponen ME.
Data aset jaringan yang dikumpulkan terdiri dari data mengenai:
a. Bangunan utama;
c. Saluran;
d. Bangunan drainase; dan
Data asset jaringan dikumpulkan melalui formulir isian yang terdiri dari dua lembar, yaitu :
Lembur ½ yang berisi data statis mengenai aset jaringan, lembur ini untuk tiap asset
berbeda bentuknya, oleh karena itu disediakan 1 lembar untuk setiap aset; dan
Lembar 2/2 yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang data dinamis. Lembar ini
bentuk dan isinya sama untuk semua jenis asset jaringan, oleh karena itu hanya
disediakan 1 lembar yang dapat di copy untuk dipergunakan semua jenis asset dengan
mengisikan judulnya saja, di samping untuk aset-aset yang hanya terdiri dari
komponen sipil saja pertanyaan untuk asset ME dapat diabaikan.
Untuk jaringan irigasi air tanah disediakan formulir isian tersendiri yang terdiri dari
dua halaman.
Untuk jaringan irigasi tersier juga disediakan formulir isian tersendiri yang terdiri dari
dua halaman.
Koordinat lokasi dan elevasi (X, Y, Z, dari alat GPS) setiap bangunan;
Dimensi;
Nilai Aset Baru (NAB) yaitu nilai seandainya aset yang sekarang ada dibangun
dengan menggunakan harga-harga satuan mutakhir.
Kelembagaan;
Bangunan Gedung;
1.8 PELAPORAN
7. Flashdisk 8 GB Buah 1
Ketua Tim adalah lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil bidang keairan atau Teknik Pengairan
dengan pengalaman kerja professional sedikit 5 tahun dalam melaksanakan pekerjaan
dibidang Sumber Daya Air. Pemimpin tim harus dapat mengkoordinir pekerjaan dan
menentukam standar yang seragam untuk pekerjaan yang dilakukan oleh anggota tim.
Personial yang diusulkan untuk posisi tersebut harus mempunyai motivasi secara penuh.
Mempunyai kemampuan memimpin dan mampu bekerja sama dengan disiplin ilmu lainnya.
Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkam oleh asosiasi profesi atau
Sertifikat Keahlian (SKA-P) yang dikeluarkan oleh LPJK dengan Klasifikasi Bidang Sipil,
Sub Bidang Teknik Sipil atau Sumber Daya Air.
Sebagai ketua tim, secara umum tugas utama adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
Secara detail, tugas dan tanggung jawab ketua tim adalah sebagai berikut :
Ketua Tim sebagai pemimpin utama bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin
Perusahaan atas pelaksanaan seluruh pekerjaan dan seluruh hasilnya sesuai dengan
syarat-syarat yang ditetapkan.
Mewakili pihak perusahaan jika harus berhubungan dengan pihak-pihak terkait baik
instansi pemerintah maupun swasta selama melaksanakan pekerjaannya.
Memimpin dalam pelaksanaan diskusi, asistensi dan prestasi pekerjaan dengan pihak
Direksi maupun pihak terkait lainnya.
Melaksanakan serah terima hasil pekerjaan dengan pihak Proyek atau Direksi
Pekerjaan.
Ahli Irigasi/ SDA adalah lulusan Sarjana (S1) Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman
kerja sedikitnya 5 (lima) tahun dalam pekerjaan sebagai ahli sumber daya air dan memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dari Asosiasi Profesi Terkait.
Tugas dan tanggung jawab ahli sumber daya air, adalah sebagai berikut :
Selain staf profesional yang didampingi sub staf profesional, diperlukan juga tenaga
pendukung antara lain Surveyor.
2.0. PELAPORAN
Setiap laporan harus disusun dalam bhasa Indonesia dan harus memuat/menguraikan hal-hal
sebagai berikut :
sejak SPMK ditertibkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan untuk diskusikan dan sebanyak
a. Hasil survey
b. Kondisi jaringan irigasi existing
Laporan teknis ini harus dibuat dan diserahkan paling lambat 3 (tiga) minggu
Koreksi - koreksi dan saran-saran pada waktu diskusi draft laporan akhir harus
ditampung dan dimasukkan dalam laporan akhir. Laporan ini dibuat dalam 3 (tiga)
rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada akhir masa pekerjaan.
3. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan selamjutnya.