Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Perencanan DED (Detail Engineering Desain) Penampungan Air

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup


BELAKANG masyarakat dan penduduk di Kabupaten Merauke. Pemerintah
dalam hal ini melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Papua senantiasa
berupaya melaksanakan pembangunan di bidang sumber daya air
yang menyangkut aspek:
1. Pengembangan potensi sumber air untuk dimanfaatkan menjadi
sumber air buatan (Bendungan /Embung /Bendung).
2. Pengendalian sumber air agar tidak menimbulkan
kerusakan/kemerosotan lingkungan disekitarnya (River
Training/River improvement).
3. Pemanfaatan sumber air guna memenuhi berbagai keperluan
akan air untuk air baku bagi rumah tangga, irigasi, industri dan
sebagainya.
4. Pelestarian sumber air terhadap kuantitas dan kualitas
(sumber) airnya.
Berdasarkan hasil studi potensi embung di Kabupaten Merauke,
terdapat beberapa wilayah yang berpotensi untuk Bangunan
embung. Melalui kegiatan “Perencanan DED (Detail Engineering
Desain) Penampungan Air ”.

2. MAKSUD DAN Maksud pekerjaan ini adalah untuk membuat kajian dan detail
TUJUAN desain mengenai perencanaan bangunan penampung air.
Tujuan Pekerjaan ini adalah tersedianya data dan informasi potensi
bangunan penampung air, kajian daerah prioritas bangunan
penampung air, alternatif desain bangunan penampung air di
Kabupaten Merauke.

3. SASARAN Sasaran pekerjaan ini adalah :


a. Tersedianya dokumen teknis Perencanan DED (Detail
Engineering Desain) Penampungan Air berupa hasil
inventarisasi data dan informasi potensi, perhitungan neraca
air, permasalahan pada bangunan penampung air eksisting di
semua distrik di kabupaten Merauke, alternatif desain pada
distrik terpilih termasuk gambar detail desain serta kajian
kelayakan teknis dan ekonomis, sehingga hasil ini dapat
dilanjutkan untuk pekerjaan tahap selanjutnya ke pekerjaan
konstruksi.
b. Tersusunnya dokumen tender termasuk spesifikasi teknis dan

1
Engineering Estimate Cost (EE) sebagai acuan pengadaan jasa
konstruksi.
c. Tersusunnya dokumen pedoman O dan P dalam rangka
Operasi dan Pemeliharaan pasca pelaksanaan konstruksi fisik.

4. LOKASI Lokasi Pekerjaan Distrik Eligobel, Distrik Sota, Distrik Muting,


KEGIATAN Distrik Ulilin dan Distrik Naukenjerai Kabupaten Merauke.

5. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program, Satuan


ORGANISASI Kerja Balai Wilayah Sungai Papua, Direktorat Jenderal Sumber
PEJABAT Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
PEMBUAT
KOMITMEN

DATA PENUNJANG

6. DATA DASAR Data dasar meliputi :


a. RTRW dan RDTR Kabupaten Merauke (jika tersedia)
b. Peta rupa bumi 1:50.000 atau 1 : 25.000 (jika Tersedia), peta
digital dan foto udara dll.
c. Data kependudukan, sosial budaya ekonomi masyarakat.
d. Data kuantitatif banjir/genangan yang pernah terjadi.
e. Mengumpulkan laporan-laporan terdahulu dari hasil studi
bidang ke-PU-an yang berkaitan dengan permasalahan
drainase.
f. Data hidrologi (curah hujan) dan hidrolika (muka air, debit, laju
sedimentasi dan pengaruh air balik).
g. Data Geologi/Geoteknik.

7. STANDAR Standar teknis pekerjaan ini berdasarkan :


TEKNIS a. SNI 03-1726:2012 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung
b. Pedoman Sederhana Bangunan Air Bersih dan Sanitasi di
Perdesaan, Dep.Kimpraswil, tahun 2002
c. NSPM. Metode, Spesifikasi dan Tata Cara Air bersih. Bagian 6,
Dep.Kimpraswil, tahun 2002
d. KP Irigasi Terbaru
e. Standar teknis lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan
detail desain sistem Bangunan Penampungan.

8. STUDI-STUDI 1. Rancangan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah


TERDAHULU Sungai Einlanden-Digoel-Bikuma Tahap I
2. Rancangan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah
Sungai Einlanden-Digoel-Bikuma Tahap II
3. Studi-studi lain yang berkaitan dengan sistem Bangunan

2
Penampungan di Kabupaten Merauke.

9. REFERENSI a. Undang-Undang Dasar 1945,


HUKUM b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Bangunan Nasional,
d. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penaggulangan
Bencana,
e. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
f. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup,
h. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan
Wilayah Sungai.
i. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2014 tentang Rawa,
j. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
k. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat
Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah
l. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan,
m. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana,
n. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional,
o. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air,
p. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang,
q. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan
dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Berkelanjutan,
r. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai,
s. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 A/PRT/M/2006
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
t. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 44/PRT/M/2007
tentang Pedoman Umum Pembinaan Sumber Daya Manusia
Dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Tatakelola Pemerintahan yang
Baik di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum
u. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 23/PRT/M/2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar dan Balai di
Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat
Jenderal Bina Marga,

3
v. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 /PRT/M/2009
tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air
w. Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan
Cekungan Air Tanah
x. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penyusunan Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota.

RUANG LINGKUP

10. LINGKUP Ruang lingkup pekerjaan Perencanan DED (Detail Engineering


KEGIATAN Desain) Penampungan Air meliputi :
1. Berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait di daerah
sehubungan dengan program Bangunan sektoral/regional dan
perencanaan pengembangan wilayah di lokasi studi
2. Melakukan kajian terhadap studi-studi terdahulu yang terkait
dengan perencanaan bangunan pengendali banjir.
3. Melakukan analisis kondisi eksisting, antara lain :
a. Erosi, sedimentasi
b. Tata guna lahan, tutupan lahan, permukiman dan lahan
pertanian
c. Kondisi sumber air, mata air dan pelestariannya
d. Kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat yang
berhubungan dengan konservasi
e. Sarana dan prasarana yang sudah ada
4. Analisa urgensi dan kelayakan alokasi air, meliputi:
a. Kondisi dan proyeksi neraca air pada DAS yang berada di
Kabupaten Merauke, sehingga dibutuhkan kegiatan
Bangunan/peningkatan berupa:
 Situasi dan proyeksi kebutuhan air baku di DAS
yang ada di Kabupaten Merauke
 Situasi dan proyeksi pemenuhan air baku hingga saat
ini
 Proyeksi rencana pemenuhan kebutuhan air baku
b. Penjelasan neraca air pada sumber air serta alokasi air
eksisting dan rencana pada sumber air dari hulu ke hilir,
termasuk debit minimal pemeliharaan sungai (untuk sumber
air berupa sungai)
c. Menyusun urutan prioritas sumber air dari tiap distrik dan
merekomendasikan lokasi-lokasi air baku untuk di desain
sesuai dengan hasil identifikasi yang telah dilakukan.
5. Analisa Kelayakan Alokasi Air di daerah aliran sungai dan
sumber air yang bersangkutan, meliputi:
a. Pengumpulan data, mengkaji, dan melakukan kompilasi
dan analisis.

4
b. Melakukan analisa proyeksi kebutuhan air baku pada
Kabupaten Merauke, proyeksi pemenuhan air baku
hingga saat ini dan proyeksi rencana pemenuhan air
baku untuk 20 tahun ke depan.
c. Menganalisa neraca air pada sumber air serta alokasi
air eksisting dan rencana pada sumber air hulu ke hilir,
termasuk debit minimal pemeliharaan sungai (untuk
sumber air berupa sungai)
d. Membuat skala prioritas dari beberapa alternatif rencana
pemenuhan kebutuhan air baku
6. Pekerjaan pengukuran topografi, meliputi:
a. Pengukuran dan pemetaan situasi pada lokasi (site)
sesuai dengan PT 02 kriteria perencanaan irigasi Tahun
2010.
b. Membuat gambar situasi pada setiap interval beda elevasi
maksimum 1 m
c. Pembuatan dan pemasangan patok beton bertulang
Bench Mark (BM) yang dipasang di sekitar lokasi yang
dipetakan sesuai dengan PT 02 kriteria perencanaan
irigasi Tahun 2010.
d. Pembuatan dan pemasangan patok kayu yang dipasang
setiap jarak maksimum 50 meter.
e. Prosedur pengukuran harus sesuai dengan standar
pengukuran yang berlaku.
f. Identifikasi status dan luas tanah yang diperlukan.
7. Penyelidikan Geoteknik (mekanika tanah), meliputi:
a. Penyelidikan Mekanika Tanah (boring, sondir dan uji
laboratorium).
b. Pekerjaan pengeboran.
c. Uji Hand Bor di tiap lokasi rencana yang disertai dengan
pengambilan sampel tanah guna penyelidikan lebih lanjut
di laboratorium.
d. Pengambaran peta situasi dan penyelidikan geoteknik
harus mengikuti prosedur geoteknik.
8. Perencanaan Teknis (Detail Desain), meliputi :
a. Detail desain bangunan penampung air disesuaikan dengan
hasil identifikasi yang telah dilakukan.
b. Melakukan kajian terhadap ketersedian air baku, kebutuhan
dan rencana pengembangannya proyeksi 20 tahun.
c. Analisa perilaku sungai/mata air/mata air resapan
d. Analisa dimensi, jagaan, stabilitas, hidrolis, dst pada
bangunan penampung air.
e. Analisa ketersediaan lahan (status sosial rencana
pembangunan, rencana pembebasan lahan bila perlu
pembebasan, surat-menyurat)
f. Analisa akses ke lokasi dan metode mobilisasi material
beserta pengadaan pompa (bila ada)

5
g. Membuat kajian sosial budaya dan ekonomi masyarakat dan
alternatif peningkatannya sehubungan dengan rencana
pembangunan penampung air.
h. Membuat detail desain jaringan pemanfaatan air (irigasi, air
baku dll).
i. Pembuatan gambar perencanaan, meliputi Gambar situasi,
Potongan, detail, dll. Yang dimaksud dengan kegiatan
pembuatan gambar konstruksi disini penyajian gambar
desain rinci konstruksi sedemikian sehingga siap untuk
ditenderkan/dilelang, serta dilengkapi dengan analisis
teknisnya yang berisi analisis/perhitungan dan penjelasan
tentang tingkat kehandalan konstruksi ini
j. Analisa Kelayakan Ekonomi
- Analisa ekonomi Teknik (BCR dan EIRR).
- Disamping gambar dan analisis teknis juga harus
disertakan Rencana Anggaran Biaya (RAB) konstruksi ini
sesuai dengan harga pasar setempat.
- Rencana harga jual air
k. Dokumen lelang dan Spesifikasi Teknik
Dokumen lelang sesuai ketentuan Perpres 70 Tahun 2012
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan Permen PU No 7/PRT/M/2014 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultasi.
9. Wajib melakukan survey dan mendata kepemilikan tanah warga
yang terkena dampak pembangunan sesuai desain
10. Wajib melakukan pertemuan konsultasi bersama dengan
perangkat daerah setempat mengenai rencana Bangunan
khususnya kepada masyarakat yang terkena dampak Bangunan
11. Kajian Konservasi terpadu untuk peningkatan ekonomi
masyarakat.

11. KELUARAN 1. Rekomendasi jenis bangunan Penampungan Air


2. Peta rencana bangunan Penampungan air di Kabupaten
Merauke
3. Kondisi distribusi /sebaran sedimen sungai-sungai di
Kabupaten Merauke pada ruas tertentu
4. Tersedianya data kondisi eksisting bangunan-bangunan
penampungan air yang ada di merauke
5. Tersedianya Dokumen teknis dan Gambar Detail Desain
Penyediaan Air Baku termasuk Buku pedoman O dan P serta
justifikasi aspek sosial ekonomi, teknis dan lingkungan.
6. Tersusunnya dokumen tender termasuk spesifikasi teknis dan
Engineering Estimate Cost (EE) sebagai acuan pengadaan jasa
pemborongan pelaksanaan konstruksi fisik

6
12. PERALATAN, Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat
MATERIAL, Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia
PERSONIL, DAN jasa:
FASILITAS DARI a) Laporan dan Data
PEJABAT Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta
PEMBUAT fotografi (bila ada) dapat dipakai sebagai referensi oleh
KOMITMEN penyedia jasa.
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor
Akomodasi dan ruangan kantor tidak disediakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dan harus disediakan oleh penyedia jasa
sendiri dengan cara sewa.
c) Staf Pengawas/Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping
/counterpart, atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi.
d) Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
yang dapat digunakan oleh penyedia jasa
1) Dukungan administrasi dan surat menyurat.
2) Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait atau
direksi pekerjaan, penyedia jasa dapat menggunakan ruang
rapat yang ada pada kantor Balai Wilayah Sungai Papua
dengan catatan ruang rapat tersebut sedang tidak
dipergunakan.

13. PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua


DAN MATERIAL fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
DARI PENYEDIA pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
JASA 1. Basecamp lapangan beserta fasilitasnya (sewa).
KONSULTANSI 2. Komputer, printer, plotter (sewa).
3. Kendaraan Operasional (sewa).
4. Peralatan survey dan investigasi (sewa).

14. LINGKUP 1. Penyedia berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi


KEWENANGAN maupun mengadakan barang yang sesuai dengan kontrak.
PENYEDIA JASA 2. penyedia berwenang untuk tidak melakukan kegiatan yang
akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of
interest) dengan kegiatan yang merupakan tugas penyedia
3. Kewenangan anggota penyedia adalah ketentuan yang
mengatur mengenai apabila penyedia adalah sebuah joint
venture yang beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota
joint venture tersebut memberi kuasa kepada salah satu
anggota joint venture untuk bertindak dan mewakili hak-hak
dan kewajiban anggota penyedia lainnya terhadap PPK.

15. PERSONIL Tenaga ahli yang disyaratkan dalam melaksanakan kegiatan ini

7
adalah lulusan universitas /perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi
bidang ke-PU-an dari LPJK.

16. JADWAL 1. Tanggal mulai berlaku kontrak dan jangka waktu penyelesaian
TAHAPAN pekerjaan tercantum dalam SSKK.
PELAKSANAAN 2. Tanggal mulai dilaksanakannya pekerjaan tercantum dalam
KEGIATAN SPMK.
3. Tanggal penyerahan hasil pekerjaan dari penyedia kepada
PPK tercantum dalam SPMK.

LAPORAN

17. LAPORAN Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK), berisi :


RENCANA Pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan secara rinci untuk
MUTU menjamin mutu proses pelaksanaan pekerjaan sehingga
KONTRAK didapatkan keluaran yang diharapkan sesuai Kerangka Acuan
(RMK) Kerja (KAK) ini.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (Satu) bulan
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

18. LAPORAN Laporan Pendahuluan memuat :


PENDAHULUAN 1). Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh (antara lain
persiapan meliputi mobilisasi personil, penyediaan kantor
lapangan, peralatan kantor, peralatan survei, kendaraan
operasional, dan lain-lain).
2). Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung Iainnya.
3). Jadwal kegiatan penyedia jasa.
4). Jadwal penugasan personil dan peralatan.
5). Hasil kesimpulan sementara hasil pengumpulan data, gambar
/peta dan laporan hasil kegiatan terdahulu yang terkait (bila
ada), inventarisasi lokasi potensial, identifikasi permasalahan.
6). Kendala-kendala yang mungkin akan terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan nantinya.
7). Usulan lokasi terpilih lengkap dengan deskripsi gambaran
dengan membuat sketsa kondisi menggunakan Peta rupa bumi
1:50.000 atau 1 : 25.000 (jika Tersedia).
Sebelum laporan pendahuluan dijilid/digandakan maka terlebih
dahulu didiskusikan dengan direksi dan dipresentasikan.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil
pembahasan Laporan Pendahuluan dimasukkan dalam Laporan
Antara (Interim Report).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan

8
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan

19. LAPORAN Laporan Bulanan memuat:


BULANAN 1). Hasil kemajuan kerja yang telah dicapai selama 1 (satu) bulan
(di plot kan juga pada kurva-S).
2). Penjelasan program berikutnya baik teknis maupun administratif
dan permasalahannya.
3). Catatan kegiatan yang dilakukan tenaga ahli maupun tenaga
pendukung dalam 1 (satu) bulan dan dilengkapi dengan foto
kegiatan di lapangan (jika melakukan kegiatan lapangan).
4). Dokumentasi hasil pelaksanaan pekerjaan.

20. LAPORAN Laporan Penunjang, terdiri dari :


PENUNJANG 1). Topografi:
a. Laporan Pengukuran (nota penjelasan) berisi penjelasan
umum dan rinci tentang pelaksanaan pengukuran, metode
pelaksanaan pengukuran serta hasil analisis /perhitungan
dan penggambaran yang telah dilakukan.
b. Hasil Data Pengukuran sebelum diolah harus mendapatkan
tanda tangan persetujuan dari direksi pekerjaan.
c. Peta posisi BM dan CP dengan skala 1:2.000
d. Buku Deskripsi BM dan CP.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

2). Hidrologi
Laporan ini berisikan hasil analisis hidrologi berupa:
a. kelayakan alokasi air yang menggambarkan apabila debit
pengambilan rencana sudah sesuai dengan alokasi pada
neraca air daerah aliran sungai dan sumber air yang
bersangkutan.
b. hasil analisa proyeksi kebutuhan air baku pada das, proyeksi
pemenuhan air baku hingga saat ini dan proyeksi rencana
pemenuhan air baku.
c. hasil tabel dan perhitungan pemenuhan debit andalan 95%
secara bulan-bulanan selama 10 tahun (untuk
sungai/embung/tampungan sebagai sumber air baku), atau
analisa Q95% (untuk mata air/air tanah resapan sebagai
sumber air baku)
d. melakukan analisa debit tahun kering, debit normal, debit
tahun basah, debit Banjir Rancangan, hasil analisis perilaku
sungai dan morfologi sungai termasuk analisis sedimentasi.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

3). Geologi / Mekanika Tanah :


Laporan ini berisi uraian dan analisa, serta penjelasan tentang
semua aspek yang terkait dengan kajian geologi /Geoteknik
/mekanika tanah di lokasi pekerjaan dan hasil test laboratorium,

9
terutama parameter-parameter yang akan dipakai dalam
perencanaan. Pemeriksaan sampel tanah dilakukan di
Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua yang
telah terakreditasi.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

4). Laporan Kajian Sosial Ekonomi dan Lingkungan :


Laporan ini berisi uraian dan analisa serta penjelasan tentang
rona awal, rona pelaksanaan dan rona akhir kegiatan
pelaksanaan kegiatan fisik terkait dengan aspek sosial ekonomi
maupun lingkungan (dampak Bangunan dari desain terhadap
lingkungan). Disamping itu juga berisi hasil survey pendataan
areal tapak proyek berikut kepemilikan tanah warga atau tanah
adat yang terkena dampak Bangunan sesuai desain yang
dilengkapi dengan peta kepemilikan tanah untuk perhitungan
luasan pembebasan tanah. Selain itu diwajibkan untuk
melaporkan berita acara hasil sosialisasi atau pertemuan
konsultasi masyarakat untuk rencana Bangunan pada lokasi
pekerjaan.
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

5). Laporan Estimasi Biaya.


Laporan ini berisiperhitungan kuantitas /quantity konstruksi,
bangunan-bangunan pelengkap dan jalan inspeksi (jika
diperlukan) yang meliputi beberapa jenis pekerjaan yang
diperlukan pada saat pelaksanaan konstruksi. Sedangkan untuk
Rencana Anggaran Biaya (RAB) berisi analisa harga satuan
pekerjaan dan hasil perhitungan biaya dari volume pekerjaan
dan atau barang yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan sebagaimana gambar detail desain dan rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS) menurut kelompok yang sejenis.
Perhitungan kuantitas /quantity pekerjaan juga dilengkapi
dengan sketsa gambar perhitungan kubikasi bangunan.Hasil
kajian ekonomi teknik (BCR dan EIRR).
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

6). Laporan Manual OP


Laporan Manual OP adalah laporan yang menguraikan
mengenai kriteria dasar perencanaan yang akan diterapkan
pada sistem air baku yang dibuat detail desainnya. Secara garis
besar isi dari laporan Manual OP adalah :
a. Layout bangunan konservasi, sistem vegetatif, dan jaringan
pemanfaatan yang direncanakan.
b. Kriteria Perencanaan.
c. Penjelasan untuk petugas operasional berupa mekanisme
pelaksanaan operasional masing-masing infrasruktur
d. Skema bangunan dan jaringan pemanfaatannya.

10
e. Pedoman OP pasca konstruksi
Jumlah laporan yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

7). Laporan Dokumen Tender


Dokumen Tender merupakan dokumen pengadaan untuk
pelaksanaan Konstruksi fisik nantinya. Adapun sistematika isi
Dokumen Tender yang harus dibuat oleh Konsultan mengikuti
ketentuan Perpres 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Permen PU No
7/PRT/M/2014 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi. Jumlah laporan yang
diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku.

Seluruh Laporan Penunjang wajib diserahkan sebelum


pembahasan draft laporan akhir.

21. LAPORAN Laporan Antara (interim report) memuat hasil sementara


ANTARA pelaksanaan kegiatan seperti hasil survey atau penyelidikan
lapangan yang telah dilaksanakan dan analisis data, rencana
alternatif, formulasi dan metode pengembangan lainnya.
Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil
pembahasan Laporan Antara dimasukkan dalam Laporan Akhir
Sementara (Draft Final Report).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

22. LAPORAN Laporan Perencanaan, terdiri dari :


PERENCANAAN 1). Nota Desain (Design Note) dan metode pelaksanaan konstruksi
 Hasil kerangka pikir dan asumsi dasar bangunan
pengambilan dan/atau reservoar beserta utilitasnya (misal
kantong Lumpur/bak saring)
 Hasil analisa alternatif bangunan penampung air beserta
utilitasnya (mengapa dipilih bangunan seperti itu)
 Hasil analisa dimensi, jagaan, stabilitas, hidrolis, dst pada
bangunan penampung air beserta utilitasnya.
 Hasil Perencanaan acces road untuk pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan.
Metode pelaksanaan konstruksi serta perhitungan strukturnya
(stabilitas) yang diuraikan beserta konsep dasar
perencanaannya dilengkapi pula referensi yang menunjukkan
semua metoda, rumus pedoman yang digunakan dalam
pekerjaan perencanaan.
Jumlah laporan yang sebanyak 5 (lima) buku.

2). Gambar perencanaan

11
Gambar ini merupakan hasil dari perencanaan pekerjaan ini
yang meliputi :
 Peta Ikhtisar skala 1:5000.
 Gambar-gambar hasil Topografi yang diserahkan terdiri dari
lokasi (site) sumber air baku skala 1:100, jaringannya skala 1
: 500, detail bangunan skala 1:50.
 Layout Bangunan Utama skala 1 : 500 termasuk Bangunan-
Bangunan pelengkapnya.
 Gambar Potongan memanjang dan melintang bangunan.
 Bangunan Pelengkap /Bangunan Air Lainnya.
 Gambar-Gambar Detail.
 Gambar bangunan konservasi terpadu

Gambar yang harus diserahkan terdiri dari :


 Gambar cetakan A1 sebanyak 1 (satu) jilid.
 Gambar cetakan A3 sebanyak 3 (tiga) jilid.

23. LAPORAN Laporan Akhir Sementara /Draft Final Report, berisi :


AKHIR 1). Rangkuman sementara (draft) hasil pekerjaan secara
SEMENTARA keseluruhan.
2). Pemilihan formulasi dan metode.
3). Kesimpulan sementara hasil pemilihan alternatif desain.

Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil


pembahasan Laporan Akhir Sementara dimasukkan dalam Laporan
Akhir (Final Report).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
sebelum kontrak berakhir sebanyak 5 (lima) buku laporan.

24. LAPORAN Laporan Akhir (Final Report) memuat:


AKHIR 1). Rangkuman akhir (final) hasil pekerjaan secara keseluruhan.
2). Kesimpulan akhir hasil pekerjaan.
Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan atau bentuk akhir
dari Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) yang telah
dibahas dalam diskusi bersama dengan memperbaiki isi laporan
sesuai dengan masukan dan rekomendasi dari hasil diskusi
Laporan Akhir Sementara.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

25. LAPORAN Laporan Ringkasan (Summary Report)


RINGKASAN Laporan ini merupakan ringkasan atau sari dari Laporan Akhir yang
dibahas secara ringkas. Mengingat lingkup peruntukan laporan,
maka penyajian laporan harus dapat menjelaskan pokok-pokok
kesimpulan dan saran dari penanggulangan masalah yang terjadi,
dilengkapi dengan gambar dan tabel yang relevan. Jumlah laporan
yang diserahkan sebanyak 5 (lima) buku pada tahap akhir

12
pelaksanaan pekerjaan.

26. FOTO Foto Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicetak pada
DOKUMENTASI kertas foto disusun dalam album foto yang diserahkan sebanyak 2
(dua) album.

27. BENTUK Seluruh Laporan dan gambar disajikan dalam Bahasa Indonesia
FORMAT sesuai format (bentuk) laporan yang berlaku di lingkungan Balai
LAPORAN DAN Wilayah Sungai Papua yaitu ukuran kertas A4, font arial, cover
BACKUP DATA warna dasar putih. Untuk istilah-istilah dalam bahasa asing, agar
ditulis dalam format huruf miring. Semua laporan harus dijilid
langsung (semi lux) dengan memberikan judul pada punggung
buku, tahun anggaran dan isi laporan wajib berwarna.
Seluruh hasil pekerjaan (mulai dari data mentah baik data primer,
data sekunder, hasil analisa hitungan dalam bentuk spread sheet
maupun gambar desain dalam format CAD maupun GIS, hasil dari
model analisa numeric dari aplikasi yang digunakan dalam analisis
dan seluruh dokumen laporan dalam ms. word) yang di simpan
(backup) di dalam hard disk external 1 (satu) buah untuk
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Selain itu seluruh
laporan yang dicetak diserahkan dalam box container berukuran
minimal P 800 x L 560 x T 440 mm. Selain itu seluruh dokumen
asli pembelian data dari pihak penyedia jasa diserahkan
sebagai asset Perencanaan dan Program (Softcopy maupun
hardcopy).
28. DISKUSI
PEMBAHASAN Pembahasan diskusi dilakukan sebanyak 3 kali dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Draft pendahuluan dilakukan dengan instansi ataupun
stakeholder terkait paket kegiatan ini untuk menjaring
informasi-informasi sebagai masukan dan penyempurnaan
Laporan Pendahuluan
2) Draft Interim dilakukan dengan intern balai yaitu pejabat-
pejabat yang ada di lingkungan Balai Wilayah Sungai Papua
dan Tim Unit Perencanaan Balai Wilayah Sungai Papua
3) Draft akhir dilakukan dengan instansi ataupun stakeholder
terkait paket kegiatan ini guna melaporkan hasil akhir
sementara sekaligus untuk memberikan masukan guna
menyempurnakan Laporan Akhir.
4) Handout presentasi dibuat dalam format A4 berwarna 1 slide
1 lembar.

HAL-HAL LAIN

29. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
DALAM NEGERI dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali

13
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

30. PERSYARATAN Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan
KERJASAMA untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan
berikut harus dipatuhi.
1. Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia harus
diatur dalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
2. Ketentuan – ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia
harus mengacu kepada harga yang tercantum dalam kontrak
serta menganut system penyetaraan.
3. Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh sub penyedia.
4. Masing – masing anggota KSO akan melakukan pengawasan
penuh terhadap semua aspek pelaksanaan.

31. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :


PENGUMPULAN SNI atau standar/pedoman lain yang berlaku
DATA
LAPANGAN

32. ALIH Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan


PENGETAHUAN pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan
Program, Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Papua, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Selain itu penyedia jasa wajib melakukan
asistensi minimal 3 kali pertemuan kepada direksi pekerjaan
sebelum dipresentasikan (pendahuluan, interim dan akhir).

33. KESELAMATAN 1. Dalam pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi, penyedia jasa


DAN wajib menerapkan sistem manajemen K3 denganmenyusun
KESEHATAN Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K).
KERJA 2. Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultansi
harus mencakup aspek-aspek K3.

Merauke, November 2018


Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Merauke

NIMBROT RUMAROPEN, ST, MT.


NIP. 19761106 200502 1 004

14

Anda mungkin juga menyukai