Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN FASILITAS PENGELOLAAN SAMPAH SUKU DINAS


LINGKUNGAN HIDUP KEPULAUAN SERIBU
RINCIAN SUB KEGIATAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN TPS 3R DI PULAU
TIDUNG DAN PULAU HARAPAN

1. Latar Sesuai dengan Pergub No.284 Tahun 2016 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, tugas pokok dan fungsi Suku Dinas
Belakang
Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu khususnya untuk
pengelolaan kebersihan dan limbah B3 adalah melaksanakan pengelolaan dan
pengendalian sampah darat, pesisir dan pantai. Sebagai bentuk upaya
pengelolaan sampah, maka perlu dilakukan Optimalisasi Tempat Pengolahan
Sampah dengan prinsip 3R (TPS 3R). Menurut Peraturan Daerah No. 4 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah No.3 tentang Pengelolaan
Sampah, kegiatan TPS 3R merupakan tempat kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, pendaur ulang skala kawasan.

Berdasarkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Tempat Pengolahan Sampah


Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Ditjen Cipta KaryaTahun 2020, maka penyelenggaraan TPS
3R merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal
atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat,
melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, termasuk untuk masyarakat
berpenghasilan rendah dan/atau yang tinggal di permukiman yang padat dan
kumuh. Penanganan sampah dengan pendekatan infrastruktur TPS 3R lebih
menekankan kepada cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan sejak dari
sumbernya pada skala komunal (area permukiman, area komersial, area
perkantoran, area pendidikan, area wisata, dan lain-lain).

Menurut Muhammad Firdaus, pembangunan yang berkelanjutan yang melihat


konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu kemajuan sosial, pertumbuhan
ekonomi, dan keseimbangan ekologi, maka pembangunan TPS 3R juga
memerlukan pendekatan arsitektur dan lingkungan, yg menggunakan konstruksi
berkelanjutan dan menggunakan material bahan bangunan yang
memprioritaskan kualitas lingkungan, vitalitas ekonomi dan keuntungan sosial
melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan
dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakukan pembangunan
(lingkungan binaan).

Kondisi yang ada saat ini, aktifitas masyarakat dalam mengelola sampah masih
perlu ditingkatkan dari mulai pemilahan, pengumpulan, dan membutuhkan
fasilitas atau sarana prasarana tepat guna berbasis ramah lingkungan
(environmentally concept) sebagai fasilitas pengolahannya serta menjadi tempat
edukasi lingkungan hidup bagi warga masyarakat.

Oleh karena itu perlu adanya pengoptimalan sarana prasarana TPS 3R secara
sinergi dan berkelanjutan untuk penanganan sampah, mengurangi kuantitas
dan/atau memperbaiki karakteristik sampah, yang akan diolah secara lebih lanjut
di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dimana pengurangan sampah dilakukan dari
sumber sampah (wadah sampah di lokasi sumber sampah) ke wadah sampah
yang ada di luar sumber sampah, sebelum dikumpulkan atau diangkut melalui
sistem kota ke TPS 3R, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berbasis
institusi atau TPA sampah.

Ketersediaan fasilitas dan pelayanan umum merupakan tugas dan tanggung


jawab Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
dalam hal ini diaplikasikan dalam program perencanaan pembangunan TPS 3R
di wilayah Administrasi Kepulauan Seribu.

2. Maksud dan Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan konsultan perencana melakukan
kajian teknis, arsitektur, sipil dan elektro untuk menghasilkan produk teknis yang
Tujuan
dapat dilaksanakan, sesuai dengan peraturan dan petunjuk teknis yang berlaku.

a. Maksud
Maksud pelaksanaan kegiatan Optimalisasi TPS 3R ini adalah sebagai
petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria dan
proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dalam melaksanakan tugasnya
yang selanjutnya akan diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas
perencanaan. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencanaan
dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran produk
perencanaan yang sesuai dengan maksud dan tujuan kegiatan.

b. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah adalah membuat/menyusun rencana
pembangunan TPS 3R di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu,
yang menjadi fasilitas umum bagi masyarakat, juga dapat digunakan untuk
pelaksanaan Pengelolaan Komposting dan Bank Sampah, serta Taman
Edukasi Lingkungan Hidup.

3. Sasaran Sasaran dari kegiatan jasa konsultan perencanaan ini adalah untuk tersedianya
TPS 3R di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
4. Dasar Hukum a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
b. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
c. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
d. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/ Daerah.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah
Spesifik.
h. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah.
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
m. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah.
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
p. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui
Penyedia.
q. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Sampah.
r. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
s. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Barang Daerah.
t. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta.
u. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021.
v. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 284 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
w. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2020 Tentang
Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga.
x. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 96 Tahun 2020 Tentang Peta
Jalan Pengelolaan Sampah Tahun 2020 Sampai Dengan Tahun 2022.
y. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 42 Tahun 2019 Tentang
Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat
Perbelanjaan, Toko Swalayan Dan Pasar Rakyat.
z. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 127 Tahun 2020 Tentang
Rencana Induk Pengelolaan Sampah.
aa. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 108 Tahun 2019 Tentang
Kebijakan Dan Strategi Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
bb. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Upah
Minimum Sektoral Tahun 2020.
cc. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-
SKPD) Tahun Anggaran 2021 Nomor 099/DPA/2021 pada Suku Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi kepulauan seribu Tahun anggaran
2021.
dd. Instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 107 Tahun 2019 Tentang
Pengurangan Dan Pemilahan Sampah Di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
ee. Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor 460 Tanggal 30 Juni 2021 tentang Penetapan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun Anggaran 2021.

5. Nama dan Nama organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan pekerjaan:


Organisasi K/L/D/I : Provinsi DKI Jakarta
SKPD/ UKPD : Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pengguna
Administrasi Kepulauan Seribu
Jasa PPK : Drs. Achmad Hariadi, M.Si

6. Sumber Dana a. Sumber dana APBD Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta
Timur mengacu kepada DPA ………….. tanggal ….. Tahun….. Tentang
dan
Belanja Jasa Kosultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa Nasihat dan Pra Desain
Perkiraan Arsitektural
Biaya b. Total perkiraan
Organisasi / UKPD : …………………… / Suku Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu biaya yang
diperlukan
Bidang Urusan : ………………………………………….. untuk
Program : ………………………………………
pekerjaan Jasa
Kegiatan : ………….. Pengelolaan Sampah Kosultansi
Perencanaan
Sub Kegiatan : ……………….. Penyusunan Kebijakan dan Strategi Arsitektur-Jasa
Daerah Pengelolaan Sampah Kabupaten/Kota Nasihat dan
Kode Rekening : ………………… Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Pra Desain
Arsitektur-Jasa Nasihat dan Pra Desain Arsitektural Arsitektural
sebesar Rp
Tahun Anggaran : Tahun Anggaran 2021
92.259.948,-
(Sembilan
Puluh Dua Juta Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu Sembilan Ratus Empat
Puluh Delapan Rupiah).

7. Ruang Sesuai dengan maksud dan tujuannya, maka ruang lingkup kegiatan perencanaan
Lingkup pembangunan TPS 3R di Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu ini adalah:
Pengadaan
(Kegiatan, A. Lingkung Pra DED :
1. Pembuatan Feasibility Study., meliputi kelayakan teknis dan kelayakan
Pekerjaan, sosial
Lokasi dan 2. Pembuatan konseptual desain atau basic design.
Fasilitas
B. Lingkup kegiatan adalah menyusun Detailed Engineering Design (DED) :
Penunjang 1. Pembuatan Site Plan, yang meliputi :
 Area penerimaan/dropping area;
 Area pemilahan/separasi;
 Area pencacahan dengan mesin pencacah;
 Area komposting dengan metode yang dipilih;
 Area pematangan kompos/angin;
 Area gudang kompos dan lapak serta tempat residu;
 Area kantor;
 Area sarana air bersih dan sanitasi
2. Pembuatan Atap
3. Pembuatan Tembok TPS
4. Pembuatan Bak Air Lecheate
5. Pembuatan Pagar / Pintu Gerbang
6. Pembuatan Landasan TPS
7. Pembuatan Sumur Resapan
8. Pembuatan Sumur Pompa
9. Pembuatan Solar Panel
10. Pembuatan Taman Berbahan Daur Ulang dan Galeri
C.Lingkup pekerjaan yang akan dibuat rencana teknisnya adalah
Perencanaan Bangunan TPS 3R dan Fasilitas Penunjang lainnya. Untuk
merencanakan penyelesaian Pekerjaan DED Perencanan Pembangunan
TPS 3R di Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu ini, konsultan perencana harus dapat mengikuti proses dan lingkup
tugas yang harus dilaksanakan yang terdiri dari:
a. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi
lapangan yang ada termasuk melakukan pengukuran terhadap site,
penyelidikan tanah dan material serta membuat interpretasi secara garis
besar terhadap KAK.
b. Desain berpedoman pada Peraturan-peraturan dan Standar atau Standar
Teknis yang berlaku terkait TPS 3R, serta literatur yang berkaitan
diantaranya:
 Permen PU Nomor 3 Tahun 2013
 Pedoman Teknis Pelaksanaan Tempat Pengolahan Sampah Reduce,
Reuse, Recycle (TPS 3R), Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Ditjen Cipta KaryaTahun 2020
 Arsitektur Berkelanjutan, Bangunan Ramah Lingkungan, dan Kota
Berwawasan Lingkungan, Muhammad Firdaus, 2020,
www.architechtmagazine.com; https://weburbanist.com/
c. Penyusunan Konsepsi Desain termasuk program bangunan dan
lingkungan serta didetailkan ke dalam program ruang setiap bangunan
yang direncanakan, meliputi :
 Area penerimaan/dropping area;
 Area pemilahan/separasi;
 Area pencacahan dengan mesin pencacah;
 Area komposting dengan metode yang dipilih;
 Area pematangan kompos/angin;
 Area gudang kompos dan lapak serta tempat residu;
 Area kantor;
 Area sarana air bersih dan sanitasi
d. Tahap Pra-Perancangan yang lebih mendetailkan secara terukur terhadap
hal-hal yang sudah dikonsepsikan.
 Membuat gambar yang menjelaskan mengenai situasi, rancangan
tapak, denah, tampak dan potongan.
 Membuat laporan teknis yang berisi penjelasan tentang pemilihan
konsep bangunan, pemilihan sub-sistem struktur yang digunakan dan
pemilihan sub-sistem mekanikal elektrikal.
 Laporan Perkiraan Biaya (Engineer Estimate) berdasar perhitungan
secara detail.
 Membuat Laporan Akhir.
e. Tahap Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat:
 Rencana arsitektur, meliputi pembuatan Gambar Pengembangan
yang menjelaskan mengenai rancangan tapak, denah, tampak,
potongan dan detail-detail utama, dengan menggambarkan
program penggunaan ruangan dengan melihat bangunan gedung
secara keseluruhan.
 Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya, soil
test dan perencanaan pondasi.
 Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya, meliputi
sistem tata udara, tata cahaya, listrik termasuk genset, plumbing, air
bersih, MCK, sistem pengelolaan limbah, sistem pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran, pencegahan rayap dan lain-lain.
 Membuat garis besar spesifikasi teknis yang menjelaskan jenis,
tipe dan karakteristik material/bahan yang digunakan.
 Penajaman pra-perkiraan biaya (arsitektur, struktur, interior, mekanikal
dan elektrikal) yang sesuai dengan konsep rancangan detail yang ada.
f. Tahap Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
 Gambar-gambar pelaksanaan detail arsitektur, detail struktur, detail
utilitas dan mekanikal elektrikal serta interior yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS/spesifikasi).
 Rencana Anggaran Biaya (RAB/Estimasi Biaya).
 Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BQ/Bill of Quantity)
 Perhitungan struktur konstruksi.
 Seluruh dokumen yang dihasilkan digandakan sebanyak 3 (Tiga)
eksemplar.
 Laporan akhir perencanaan meliputi laporan penyelenggaraan
perencanaan teknis secara lengkap digandakan sebanyak 3 (Tiga)
eksemplar.

g. Tahap Pengadaan Jasa Konstruksi/Pemborongan, konsultan berkewajiban


membantu Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi / Pemborongan dalam
kegiatan penjelasan pekerjaan (aanwijzing).

8. Lokasi Lokasi yang direncanakan untuk Pembangunan TPS 3R di wilayah Kabupaten


Administrasi Kepulauan Seribu berada di lokasi unggulan Kepulauan Seribu yang
berada di Pulau Tidung dan Pulau Harapan.

9. Tanggung a. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa


perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan dan perundang
Jawab
undangan serta harus sesuai dengan kode etik (tata laku) profesi yang
Konsultan berlaku.
b. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana harus mencakup hal-hal
Perencanaan
sebagai berikut:
- Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
- Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran
termasuk melalui KAK ini seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian
pekerjaan dan mutu bangunan yang diwujudkan.
- Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku
pada umumnya, sehingga kelak pelaksanaan pembangunan konstruksi
Kegiatan mencapai hasil guna dan daya guna yang memenuhi syarat teknis
dan syarat ekonomis yang dapat dipertanggungjawabkan.

10. Keluaran/ Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana dari kegiatan ini adalah
Produk yang merupakan produk yang jelas dan konsisten yang disajikan dalam format yang
sistematik dan baik. Adapun bentuk laporan yang harus diserahkan sekurang-
dihasilkan
kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Laporan Pendahuluan.

Berisikan metodologi pelaksanaan pekerjaan konsultan perencanaan, struktur


organisasi dan jadwal pelaksanaan kegiatan perencanaan. Dibuat 3 (Tiga)
buku.

b. Laporan Antara.

Berisikan laporan monitoring pelaksanaan kegiatan perencanaan dan sebagai


wadah koordinasi antara pengguna dan penyedia jasa. Sehingga diharapkan
melalui kegiatan ini diperoleh hasil perencanaan pembangunan TPS 3R yang
sesuai. Dibuat 3 (Tiga) buku.

c. Laporan Akhir.

Tahap Rencana Detail, terdiri dari:

 Gambar rencana detail pelaksanaan pembangunan.


 Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
 Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
 Rencana anggaran biaya (RAB).
 Laporan perencanaan arsitektur, struktural, utilitas, ME dan perhitungan-
perhitungan lain yang diperlukan.
Masing-masing dibuat 3 (Tiga) buku

d. Softcopy

Berisikan hasil produk kegiatan perencanaan. Dibuat 3 (Tiga) keeping


CD dan flashdisk.

11. Waktu Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama Jangka waktu pelaksanaan
Pelaksanaan adalah 2 (dua) bulan Sejak SPK ditandatangani.

dan Jadwal
Pelaksanaan Bulan
No Tahapan
Kegiatan Juli Agust Sept Okt Nov Des

1 Perencanaan

2 Proses
Pengadaan

3 Pelaksanaan
12. Kriteria

A. Kriteria Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana harus


memperhatikan kriteria umum bangunan bangunan gedung disesuaikan
Umum
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


a. Menjamin bangunan didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
d. Sesuai dengan prinsip-prinsip anggaran belanja negara :
- Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang
disyaratkan.
- Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan serta
fungsi.
- Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan /potensi nasional, maka dalam
perencanaan pembangunan konsultan perencana dapat
menterjemahkannya kedalam tugas perencanaan ini.

2. Persyaratan Arsitektur dan lingkungan:


a. Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

3. Persyaratan Struktur Bangunan:


a. Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat penggunaan sesuai fungsinya, akibat perilaku alam dan akibat
perilaku manusia.
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.

4. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar:


a. Menjamin terwujudnya bangunan yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di
dalamnya.
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada keadaan darurat.
c. Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

5. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi:


a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai
fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan dan penghuninya dari
bahaya akibat petir,
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya
kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.

6. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan:


a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan,
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik.
7. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara:
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara
secara baik.

8. Persyaratan Pencahayaan:
a. Menjamin terpenuhnya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.

9. Persyaratan Kebisingan dan Getaran:


a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan,
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negative suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.
B. Kriteria Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus,
spesifik berkaitan dengan yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus
Khusus
bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :

1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada (jika
ada).
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan fasade gedung, estetika dan
lingkup pelayanan yang ada di lingkungan sekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geografi klimatologi, dan lain-lain.
13. Azas Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan
Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung
negara sebagai berikut:

1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi


tidak berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi
antara fungsí teknik dan fungsí sosial bangunan.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan
dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya.
5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

14. Proses 1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang


diminta, konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
Perencanaan
dengan Pengguna Anggaran.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, produk antara
dan produk-pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana
keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan ádalah mengikat.
15. Lingkup 1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harusnya mencari
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh
Kewenangan
Pengguna Anggaran termasuk melalui KAK ini.
Penyedia Jasa 2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna
Anggaran, maupun yang dicari sendiri.
3. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.
4. Dalam hal ini infromasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut.
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
- Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan topografi
- Kondisi tanah (hasil sondir test)
- Keadaan air tanah
- Peruntukan tanah
- Koefisien dasar bangunan
- Koefisien lantai bangunan
- Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain- lain
b. Pemakai bangunan:
- Struktur organisasi
- Jumlah personil-personil
- Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
- Perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya
c. Kebutuhan bangunan:
- Program ruang
- Keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang
- Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan
d. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti:
- Air bersih:
1. Kebutuhan (sekarang dan Kegiatansi mendatang)
2. Sumber air, jaringan dan kapasitasnya
- Air hujan dan air buangan:
1. Letak saluran kota
2. Cara pembuangan keluar tapak
- Air kotor dan sampah
- Tata Udara/AC (bila dipersyaratkan)
- Jaringan listrik:
1. Kebutuhan daya
2. Sumber daya dan spesifikasinya
3. Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, dan spesifikasi)
- Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom):
16. Tenaga Ahli Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan Perencana harus menyediakan
yang tenaga yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lingkup pekerjaan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
dibutuhkan
Tenaga–tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan ini terdiri dari:

Jumlah Pendidikan Sertifikasi Pengalaman


No.
17. Spesifikasi Jabatan a. PROFESIONAL STAFF/TENAGA AHLI
Personil Minimal Minimal Minimal
1. Tenaga Ahli Muda/Madya SKA 201 Ahli Teknik Bangunan
Tenaga Ahli
A. Tenaga Ahli Gedung
Adalah seorang sarjana strata-1dan berpengalaman di bidangnya
1. Ahli Teknik 1 selama
S1 Teknik Sipil 6 (enam)
minimal - Ahli Muda
tahunGol 6 Tahundengan Sertifikasi
dan dilengkapi
Bangunan II-B
Keahlian dibidangnya (SKA) yang diterbitkan oleh institusi / lembaga
Gedung SKA-201 Ahli
yang telah diakui oleh -pemerintah.
(Struktur Teknik
Bangunan Bangunan
2. Tenaga Ahli Pratama SKA 501 Ahli Teknik Lingkungan
Gedung) Adalah seorang sarjanaGedung
strata-1 dan berpengalaman di bidangnya
2 Ahli Teknik 1 selama minimal 4 (empat)
S1 Teknik tahun dan dilengkapi
- Ahli Pratama 4 Tahun dengan Sertifikasi
Lingkungan Keahlian dibidangnya
Lingkungan (SKA) yang diterbitkan
Golongan 1-D oleh institusi / lembaga
yang telah diakui oleh pemerintah.
3 Ahli Sosial 1 S1 Sosiologi - Ahli Pratama 4 Tahun
3. Tenaga Ahli Pratama SKA 501 Ahli
Golongan 1-D Sosiologi
Adalah seorang sarjana strata-1 dan berpengalaman di bidangnya
B. Tenaga Pendukung selama minimal 4 (empat) tahun dan dilengkapi dengan Sertifikasi
Keahlian dibidangnya (SKA) yang diterbitkan oleh institusi / lembaga
1. Computer 1 yang telahD3/S0 -
diakui oleh pemerintah. 0-3 Tahun
Operator/
Typist
b. SUB PROFESIONAL STAFF/TENAGA AHLI
2. Drafter 1.1Drafter S1 - 0-3 Tahun
(Manual) Adalah seorang sarjana S1 dan berpengalaman di bidangnya 0 (nol) -
3 (Tiga) tahun
2. Operator Komputer
Adalah seorang sarjana D3/Diploma 3 atau S0 dan berpengalaman di
bidangnya 0 (nol) - 3 (Tiga) tahun
.

18. Unsur-unsur Evaluasi teknis dilakukan dengan menggunakan sistem gugur (pass and fail).
Evaluasi Teknis Penawaran Teknis peserta yang berbentuk badan usaha terdiri dari:

Pemilihan a. Unsur pengalaman perusahaan, yang terdiri dari sub unsur:


Penyedia 1) pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis.
2) Pengalaman bekerja di lokasi pekerjaan yang sama.
3) Pengalaman manajerial.
4) Nilai pengalaman mengelola kontrak.
b. Unsur proposal teknis, yang terdiri dari sub unsur:
1) Pendekatan teknis dan metodologi:
a) Pemahaman atas lingkup pekerjaan yang tercantum dalam
KAK.
b) Kualitas metodologi yang menggambarkan:
(1) Ketepatan Analisa yang disampaikan dan langkah
pemecahan yang diusulkan
(2) Inovasi
(3) Dukungan data
2) Rencana kerja:
a) Program kerja
b) jadwal kerja, dan
c) jangka waktu pelaksanaan
3) Organisasi dan rencana penggunaan tenaga ahli:
a) Uraian tugas
b) Organisasi
c) fasilitas penunjang; dan
d) jadwal penugasan
4) Unsur kualifikasi tenaga ahli, yang terdiri dari sub unsur:
1) Tingkat pendidikan
2) Pengalaman profesional
3) Sertifikasi profesional

19. Laporan Laporan yang harus dipenuhi dalam pengadaan jasa konsultansi meliputi:
Kemajuan a. Laporan Pendahuluan memuat:
1. Latar Belakang
Pekerjaan
2. Maksud dan Tujuan
3. Sasaran
4. Lingkup Analisa
A. Analisa Struktur Bangunan dan Lingkungan
B. Analisa Estetika Bangunan dan Lingkungan
C. Analisa Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan
D. Analisa Harga Satuan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: Laporan ini harus


disampaikan oleh konsultan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak diterbitkannya SPMK sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
b. Laporan Antara memuat:
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Gambaran Umum
4. Laporan Hasil Pengawasan/Survey Lapangan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: Laporan ini harus


disampaikan oleh konsultan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkannya SPMK sebanyak 3 (tiga) buku laporan

c. Laporan Akhir memuat:


1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Gambaran Umum
4. Konsep Perencanaan
A. Konsep Perencanaan
B. Design Layout
5. Hasil Perencanaan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh) hari


kalender/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan,
softcopy berupa cakram padat (compact disc) dan flashdisk.

20. Penutup Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan dasar pedoman utama
pelaksanaan kegiatan Konsultan Perencana untuk Pembangunan TPS 3R di
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Seluruh kegiatan yang dilaksanakan harus mengacu pada Kerangka Acuan


Keria (KAK). Bilamana terdapat perubahan kebijakan pemerintah dalam
pelaksanaan di lapangan, maka dapat dilakukan penyesuaian dengan tetap
berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. Kerangka Acuan Kerja
(KAK) ini juga menjadi alat kontrol dan tolak ukur dalam pelaksanaan kegiatan
dan penggunaan Anggaran Unit Kerja sehingga dapat mengukur tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai dan untuk bahan evaluasi dalam menyusun
rencana selanjutnya

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Jakarta, 2021
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

…………………………………………..
NIP. ……………………………….

Anda mungkin juga menyukai