Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sampah merupakan sisa hasil proses dan aktivitas manusia yang dihasilkan terus
menerus setiap harinya. Tanpa ada pengelolaan yang benar, maka sampah dapat
berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup sekitar kita. Kondisi penanganan
sampah saat ini pada sebagian besar wilayah di Indonesia masih belum optimal dimana
pengelolaan sampah bertumpu pada keberadaan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)
sampah yang sebagian besar menggunakan metode open dumping. Pentingnya konsep
penanganan sampah di sumber diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi beban
sampah yang masuk ke TPA, tentu hal ini akan memperpanjang umur layan TPA sampah
yang sudah ada saat ini. Penyediaan prasarana dan sarana persampahan khususnya
pengolahan sampah berupa TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) menjadi
alternatif dimana pengolahan sampah (organik dan anorganik) yang dilakukan akan
menghasilkan produk olahan sampah serta residu saja yang akan diangkut ke TPA.

Improvement Solid Waste Management Program (ISWMP) hadir sebagai salah satu
program yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah di
kota/kabupaten di Indonesia. Salah satu dukungan dari ISWMP tersebut adalah
penyediaan prasarana dan sarana pengolahan sampah.

Untuk menjamin keberlangsungan dari prasarana dan sarana pengelolaan sampah yang
dibangun dari ISWMP perlu sejalan dengan perencanaan yang dilakukan oleh Pemerintah
daerah (Pemda) seperti penyiapan teknis operasional dan tata kelola infrastruktur
tersebut. Dalam proses kesiapan perencanaannya, kota/kabupaten telah mengusulkan
lokasi perencanaan infrastruktur TPST . Penilaian terhadap lokasi perencanaan TPST
tersebut perlu dilakukan untuk memastikan bahwa TPST dapat dibangun dengan
kesiapan dari berbagai aspek, tidak hanya aspek teknis operasional tetapi juga seluruh
aspek pendukung operasionalisasi TPST tersebut.

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat Nomor 3 Tahun 2013 bahwa dalam rangka penyediaan prasarana dan sarana

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-1
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

pengolahan sampah berupa TPST, sebelumnya perlu dilakukan studi kelayakan yang
bertujuan untuk melakukan menilai kelayakan penyediaan TPST di suatu wilayah
Kabupaten/Kota terhadap aspek teknis, ekonomi, keuangan, lingkungan, sosial, hukum
dan kelembagaan, dan indikasi dan mitigasi risiko agar prasarana dan sarana TPST
tersebut dapat beroperasional secara berkelanjutan.
Sumber biaya kegiatan ISWMP adalah APBN Loan Bank Dunia, dimana untuk mencapai
prestasi pengelolaan Loan yang baik, perlu dilakukan percepatan penyerapan anggaran,
dan potensi terbesar adalah dari belanja pembangunan infrastruktur. Untuk itu, Central
Project Management Unit (CPMU) - ISWMP merencanakan pembangunan infrastruktur
ISWMP saat ini, akan dilakukan dengan Mekanisme Design and Build.
Keluaran dari kegiatan studi kelayakan diharapkan dapat dilanjutkan dengan
pengembangan Basic Engineering Design dari rencana infrastruktur TPST yang akan
dibangun. Dengan melakukan studi kelayakan sekaligus Basic Engineering Design yang
tepat untuk prasarana dan saran TPST maka dapat menjadi solusi terhadap perencanaan
pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, efektif dan efisien bagi Pemerintah
kota/kabupaten sehingga dapat memberikan kontribusi atas permasalahan sampah di
setiap kabupaten/kota dampingan ISWMP.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud kegiatan ini adalah melakukan studi kelayakan dan menyusun Basic Engineering
Design untuk mendukung rencana pembangunan TPST di bawah ISWMP dengan metoda
pengadaan jasa Design and Build dalam rangka peningkatan kinerja sistem pengelolaan
sampah di Kabupaten/Kota dampingan ISWMP.

Adapun tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut:


 Melakukan mitigasi atas rencana pembangunan TPST di beberapa kota/kabupaten
dampingan ISWMP yang melingkupi kelayakan pada aspek teknis, ekonomi,
keuangan, lingkungan, sosial, hukum dan kelembagaan, agar sarana tersebut dapat
dibangun, dan dioperasikan dengan tepat serta berkelanjutan,
 Menyusun Basic Engineering Design untuk rencana pembangunan TPST sesuai
dengan sistem kerja yang telah teruji kelayakannya. Dokumen pengembangan Basic
Engineering Design tersebut sekaligus akan menjadi dokumen pengadaan kegiatan
konstruksi TPST dengan mekanisme design build and operate.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-2
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

1.3. Acuan Normatif


Dasar pertimbangan hukum yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
6. Undang-undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
14. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-3
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

15. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 04 Tahun 2021 tentang
Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan Hidup;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun 2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK);
19. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2020
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Sampah;
24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis tentang Proteksi Kebakaran;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan Bangunan Gedung;
26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
28. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun
2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia,

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-4
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

Lampiran III : Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi


Rancang dan Bangun melalui Penyedia.

1.4. Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility
Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
ini meliputi:
1.4.1. Lingkup Penyusunan Studi Kelayakan
1.4.1.1. Aspek Teknis
a. Lahan
1) Melakukan pengumpulan data primer berupa survei kondisi eksisting terhadap
lokasi perencanaan infrastruktur TPST, meliputi:
a).  Aksesibilitas jalan baik jarak maupun kondisi fisik jalan, dan aksesibilitas
pencapaian terhadap lokasi, serta identifikasi titik-titik potensi kemacetan dan
gangguan keamanan yang ditimbulkan.
b).  Kondisi fisik lahan, jenis tutupan lahan, potensial genangan dan banjir, jarak
dan kondisi badan air penerima, titik sumber air terdekat dan kualitasnya
c).  Jarak dengan permukiman dan rencana wilayah pelayanan
d).  Keberadaan di sekitar lahan yang akan memberikan dampak dan atau
sebaliknya.
e).  Keberadaan bangunan dan kegiatan di atas lahan.

2).  Melakukan survei pengukuran situasi dan topografi area di setiap rencana lokasi
TPST. Data pengukuran lahan di setiap lokasi TPST dilakukan dengan metode
terestrial, dengan skala interval kontur 1:500. Alat ukur yang digunakan minimal
menggunakan GPS Geodetik dan Total Station yang dilengkapi patok BM sebanyak 4
buah (konstruksi beton bertulang 20x20 cm, tertanam 70 cm, timbul 30 cm) dan patok
CP, sebanyak 6 buah (Pipa PVC AW 3” diisi cor beton rabat tertanam 70 cm, timbul
60 cm). Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran kerangka kontrol vertikal,
pengukuran kerangka kontrol horizontal, pengukuran poligon dan pengukuran detail
situasi. Produk Pelaporan pada pada kegiatan pengukuran situasi dan topografi
adalah:
a).  Deskripsi BM dan CP
b).  Buku Ukur

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-5
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

c).  Gambar Pengukuran

3).  Melakukan survei penyelidikan geoteknik dan mekanika tanah pada setiap
rencana lokasi TPST berupa:
a).  Pengujian lapangan Sondir/DCP Test sebanyak 3 titik pada masing-masing

lokasi, sampai dengan Nilai Qc=250 kg/cm2


b).  Pengujian lapangan Bor-Log dan SPT dengan persyaratan:
➢  Borlog dilakukan pada setiap lokasi TPST minimal 2 titik.

➢  Kedalaman maksimal Borlog 30 meter.


➢  Penghentian kedalaman Borlog apabila nilai NSPT=50, 3 kali berturut-
turut.
➢  Apabila nilai NSPT=50, 3 kali berturut-turut pada setiap titik pengujian,
kurang dari 30 meter, maka sisa kekurangan diakumulasikan untuk
penambahan titik pengujian baru pada lokasi yang dianggap perlu atau atas
persetujuan Direksi.
➢  SPT dilakukan setiap interval kedalaman 2,0 meter.

➢  Pengambilan sampel UDS setiap interval kedalaman 4,0 meter.


c).  Pengujian laboratorium sampel UDS meliputi:
➢ Index Properties
⎼  Kadar air dan angka pori (w dan e).
⎼  Berat isi (γdry, γwet, γsat).
⎼  Berat jenis (Gs).
⎼  Atterberg limit (LI, CI, PI).
⎼  Analisis Butiran.
⎼ Klasifikasi Tanah (USCS & AASTHO). ➢ Engineering Properties
⎼  Kuat Geser Triaxial-UU (φ, c)
⎼  Direct Shear (φ, c) jika Triaxial-UU tidak dapat dilakukan karena tanah
Non Plastis atau dominan pasir
⎼  Kuat Geser Triaxial-CU (φ’, c’)
⎼  Unconfined Compression Test (qu)
⎼  Test Konsolidasi. (Cc, Cv)

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-6
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

b. Sistem Pengolahan Sampah di TPST


1).  Melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan sampah eksisting, melingkupi
wilayah layanan dan objek layanan sampah rumah tangga dan non rumah tangga,
jumlah penduduk terlayani, jumlah KK, jumlah rumah, peta lokasi sumber non rumah
tangga
2).  Melakukan pengembangan rencana cakupan wilayah layanan TPST terbangun,
melingkupi wilayah layanan dan objek layanan sampah rumah tangga dan non rumah
tangga, jumlah penduduk terlayani, jumlah KK, jumlah rumah, peta lokasi sumber non
rumah tangga
3).  Melakukan studi timbulan, komposisi dan karakteristik (fisik dan kimia) sampah
dari volume sampah yang direncanakan masuk ke TPST sesuai SNI dan metode lain
yang sesuai,
4).  Analisis pemilihan teknologi yang mempertimbangkan:
a).  Keberadaan pasar (offtaker) olahan sampah TPST dan spesifikasi hasil
olahan terhadap permintaan pasar
b).  Ketersediaan luasan lahan di TPST (Kapasitas Olahan Minimal yang bisa
dikembangkan, didasarkan pada luasan lahan yang telah disediakan oleh
Pemerintah Daerah)
c).  Komposisi dan karakteristik sampah,
d).  Kapasitas olah teknologi/mesin/peralatan yang dibutuhkan
e).  Ketersediaan teknologi di dalam negeri
f).  Pemenuhan persyaratan TKDN
g).  Kemampuan keuangan daerah dalam membiayai operasional dan
pemeliharaan TPST
h).  Analisis dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan dari proses
pengolahan dengan teknologi terpilih
5).  Mengembangkan sistem pengolahan sesuai dengan teknologi terpilih dengan
lingkup:
a).  Penentuan alur sistem (Flowchart) sistem pengolahan sampah
b).  Perhitungan neraca massa dari sistem pengolahan terpilih
c).  Perhitungan kebutuhan jenis, jumlah, dan spesifikasi dari peralatan dan
mesin yang diperlukan.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-7
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

1.4.1.2. Aspek Kelayakan Ekonomi dan Keuangan


Analisis kelayakan ekonomi suatu infrastruktur persampahan dilakukan untuk
memastikan apakah manfaat ekonomi yang dihasilkan dari suatu penyediaan
infrastruktur TPST memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya
ekonominya. Sementara analisis kelayakan finansial dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali
dana tersebut dalam waktu yang telah ditetapkan dan menilai apakah proyek akan
dapat berkembang terus:
a. Analisis kelayakan ekonomi dan Pengelolaan TPST mencakup:
1).  Menghitung Cash Flow
2).  Menghitung Economic Net Present Value (ENPV)
3).  Menghitung Economic Internal of Return (EIRR)
4).  Menghitung Benefit Cost Ratio (BCR)
5).  Melakukan analisis Sensitivitas
b. Analisis Biaya Manfaat Sosial (ABMS)
1).  Membuat asumsi dan faktor konversi
2).  Identifikasi biaya
3).  Identifikasi manfaat yang akan dikuantifikasi
4).  Konversi biaya dan manfaat ke dalam nilai ekonomi menggunakan faktor
konversi
c. Analisis kelayakan keuangan mencakup
1) Informasi ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dan asumsi
lainnya
2)  Rincian struktur pendapatan pengelolaan TPST yang meliputi (jasa
penjualan olahan sampah TPST, APBD dan pendapatan lainnya)
3) Rincian biaya investasi, biaya O&M TPST, dan biaya lainnya
4) Proyeksi kinerja keuangan Badan Usaha/Operator (laba rugi, arus kas,
neraca)
5) Analisis sensitivitas

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-8
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

d. Analisis perhitungan kebutuhan tarif jasa layanan penanganan sampah dengan


sistem pelayanan TPST
e. Analisis kemampuan dan kesiapan keuangan Pemda untuk pendanaan
operasional dan pemeliharaan TPST secara berkelanjutan dengan
membandingan data historis besaran realisasi biaya pengolahan sampah,
minimal 3 (tiga) tahun terakhir

1.4.1.3. Aspek Kelembagaan dan Peraturan


Lingkup dukungan dari program ISWMP adalah pembangunan infrastruktur TPST
lengkap dengan mesin dan peralatan pengolahan sampah, selanjutnya akan
dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dikelola guna
menyelenggarakan pelayanan penanganan sampah. Setelah dilaksanakan serah
terima infrastruktur TPST dari program ISWMP kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota, maka pengelolaan dan pemenuhan kebutuhan pendanaan untuk
operasional dan pemeliharaannya menggunakan APBD Pemerintah
Kabupaten/Kota.

Kajian aspek kelembagaan dan peraturan ditujukan untuk mengembangkan


komponen kelembagaan dan peraturan yang perlu disiapkan oleh Pemerintah
Daerah Kota/Kabupaten sehingga mendukung keberlanjutan pengoperasian,
pemeliharaan dan pemanfaatan infrastruktur TPST dalam penyelenggaraan
pelayanan penanganan sampah.

Kajian aspek kelembagaan dan peraturan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
a. Analisis kelembagaan penyelenggaraan pengelolaan TPST dilakukan terhadap
alternatif kelembagaan pengelola TPST melalui/oleh:
1) Perangkat daerah, termasuk perangkat daerah yang menerapkan BLUD yang
mampu mengelola TPST bukan hanya aspek operasional pengolahan sampah
tetapi termasuk mengelola hasil olahan sampah TPST.
2) Kerja sama pemerintah dengan pihak ketiga (swasta);
b. Menyusun rekomendasi dan pengembangan kelembagaan terpilih untuk
penyelenggaraan pengolahan sampah di TPST terbangun.

1.4.1.4. Aspek Lingkungan dan Sosial

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-9
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

Analisis kelayakan lingkungan di setiap lokasi perencanaan TPST untuk tahap pra-
konstruksi, konstruksi maupun pasca konstruksi/operasional yang terdiri dari:
a. Identifikasi potensi dampak dari rencana kegiatan setiap tahapan yang
mempengaruhi rona lingkungan dari aspek geo fisika kimia, biologi,
transportasi, sanitasi dan memberikan dampak sekunder pada masyarakat
sekitar.
b. Perkiraan perubahan rona lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan
pembangunan infrastruktur TPST dan operasionalisasi TPST.
c. Memberikan rencana penanganan/pengelolaan lingkungan pada setiap tahapan
kegiatan untuk mencegah dan mengurangi dampak terhadap lingkungan yang
bersinergi dengan penangan dampak sosial.
Analisis kajian sosial sebagai pelaksanaan pengamanan sosial masyarakat (social
safeguard), dilakukan dengan cara :
a. Melakukan Konsultasi dengan masyarakat terdampak dan stakeholder yang
terkait, dengan metoda FGD,
b. Mengidentifikasi dampak sosial kegiatan (pada lahan, sekitar lahan dan akses
jalan)
c. Mengembangkan rencana penanganan dampak sosial

1.4.1.5. Analisis Resiko


Pengembangan Analisis Resiko melingkupi kegiatan: 1) identifikasi (pengkategorian
dan peristiwa risiko; 2) pengukuran atau penilaian (pengalokasian risiko) dan; 3)
strategi penanganan (mitigasi) risiko. Sebagaimana telah dianalisa sebelumnya di
dalam masing- masing aspek kelayakan dalam rencana pembangunan TPST, maka
perlu mempertimbangkan uraian risiko berdasarkan kondisi waktu dari kajian risiko
ini yang, dimana harus termuat antara lain:
a. Risiko tahap pra-konstruksi
b. Risikotahapkonstruksi
c. Risiko tahap operasionalisasi TPST
Analisis resiko dikembangkan berdasarkan data-data yang dikumpulkan di
lapangan, pengamatan di lapangan, analisis kondisi lingkungan, ekonomi dan
sosial, politik di Kabupaten/Kota dibangun TPST. Jenis pengkategorisasian peristiwa
risiko di bidang persampahan melingkupi risiko lokasi, risiko desain konstruksi dan

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-10
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

uji coba, risiko finansial, risiko operasi, risiko pendapatan, risiko konektivitas
utilitas/jaringan, risiko Interface, risiko politik, risiko kahar (Force Majeure)
Setelah diidentifikasi jenis risiko pada setiap tahapan pengembangan TPST
kemudian perlu melakukan pengukuran atau penilaian lanjutan dari identifikasi
risiko(pengkategorian dan peristiwa risiko). Pengukuran atau penilaian paling sedikit
memuat:
a. Kemungkinan keterjadian resiko
b. Dampak Risiko
c. Nilai Resiko
Kegiatan penanganan (mitigasi) risiko dilakukan sesuai best practice atau sesuai
kondisi spesifik alokasi risiko. Semua pengkajian risiko diatas dibuat kedalam
bentuk matrik resiko. Matrik resiko adalah peristiwa-peristiwa risiko yang telah
diidentifikasi kemudian dievaluasi menggunakan matriks alokasi risiko yang dibuat
sesuai sektor persampahan. Dalam mengembangkan matriks tersebut, prinsip
alokasi risiko, best practice dan kerangka regulasi terkait di Indonesia menjadi
referensi yang digunakan. Namun demikian matriks ini hanya merupakan referensi
dan tidak bersifat kaku, mengingat alokasi suatu risiko yang akhirnya dianggap
optimal perlu mempertimbangkan situasi dan kondisi spesifik dalam proyek yang
ditinjau. Kontennya matriks risiko terdiri dari :
a. Pengkategorian risiko dan peristiwa resiko
b. Deskripsi (Pra Kontruksi, Kontruksi, dan Operasi)
c. Pemilik/penyebab risiko (Badan Usaha, Publik, Pemerintah dan atau Bersama)
d. Strategi mitigasi risiko sesuai best practice

1.4.2. Lingkup Penyusunan Basic Engineering Design Pembangunan TPST


Dalam melaksanakan tugasnya konsultan berpedoman pada Norma, Standar, Pedoman
dan Kriteria (NSPK) terkait sistem pengolahan persampahan dan infrastruktur
persampahan.
Adapun lingkup pekerjaan dari Basic Engineering Design infrastruktur TPST meliputi:
1. Menyusun Basic Engineering Design mesin dan peralatan pengolahan sampah TPST
meliputi kegiatan:
a. Menghitung dan menentukan desain kapasitas pengolahan;

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-11
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

b. Menganalisis tipikal alur proses pengolahan sampah mulai dari pre-


treatment ,pengolahan, pasca pengolahan, dan termasuk pengendalian dampak
lingkungan;
c. Menganalisis tipikal jenis dan kebutuhan peralatan;
d. Menganalisis kebutuhan ruang;
1).  Pre-treatment (unloading, pemilahan, pencacahan)
2).  Pengolahan (penempatan alat-alat pengolahan)
3).  Pasca pengolahan (pengolahan lebih lanjut dan penyimpanan produk olahan)
4).  Instalasi pengolahan lindi (IPL)
5).  Dan sarana penunjang lainnya yang menunjang pembuatan detail desain.
e. Melakukan analisis data peta geologi teknis lokasi pekerjaan;
f. Analisis daya dukung tanah dari hasil investigasi geoteknik dan mekanika tanah
dan rekomendasi alternatif-alternatif pondasi bangunan dan stabilitas lahan yang
akan dibangun.
g. Mengidentifikasi kebutuhan bangunan TPST, sarana pendukung dan penunjang;
h. Menyusun konsep Rancangan bangunan TPST, sarana pendukung dan
penunjang berupa:
1).  Data dan informasi;
2).  Peraturan daerah tentang bangunan termasuk keterangan rencana kota dan
perizinan;
3).  Program perencanaan dan perancangan;
4).  Konsep perencanaan dan perancangan; dan
5).  Sketsa gagasan.
i. Menyusun Pra-rancangan (Basic Engineering Design) bangunan TPST, sarana
pendukung dan penunjang berupa:
Dalam tahap pra-rancangan penyedia jasa harus melakukan kegiatan yang
menghasilkan produk sesuai dengan tahapannya, seperti membuat rencana
tapak, pra-rencana bangunan, perkiraan biaya, laporan perencanaan, dan
mengurus perizinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota/kabupaten,
keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan penyiapan kelengkapan
permohonan IMB sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah
setempat;
1). Hasil yang harus dikeluarkan
Pada tahap pra-rancangan, penyedia jasa perencana teknis harus menghasilkan:

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-12
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

a).  Pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan dalam gambar
(massa, denah, tampak, potongan, dan perspektif/ visualisasi trimatra);
b).  Nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan
c).  Aspek kualitatif serta aspek kuantitatif yang disajikan, baik dalam bentuk
laporan tertulis maupun gambar-gambar seperti:
➢ Perkiraan luas lantai;

➢ Informasi penggunaan bahan;


➢ Sistem konstruksi; dan

➢ Biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan.


Hasil penyusunan pra-rancangan, digunakan untuk:
a).  Membantu Pengguna Jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas
Program dan Konsep Rancangan yang telah dirumuskan konsultan perencana;
b).  Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu
pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis;
c).  Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsepsi
perencanaan dan perancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan
lingkungan; dan
d).  Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep Perencanaan dan
Perancangan terhadap ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.

2. Dokumen Pra-Rancangan (Basic Engineering Design) Dokumen pra-rancangan (Basic


Engineering Design) meliputi:
a).  laporan konsep perencanaan dan perancangan;
b).  gambar pra-rancangan meliputi:
➢ Rencana massa bangunan gedung;
➢ Rencana tapak;

➢ Denah;
➢ Tampak bangunan gedung;

➢ Potongan bangunan gedung; dan


➢ Visualisasi trimatra.
c).  Rencana Layout dan typical drainase kawasan TPST
d).  Rencana Layout dan typical jalan akses dan jalan operasi TPST

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-13
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

e).  Rencana Layout dan typical instalasi pengolahan lindi


f).  Rencana Layout dan typical instalasi Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP) dan
instalasi lainnya yang dibutuhkan sebagai kelengkapan/persyaratan gedung
g).  bentuk animasi video 3D
h).  Menyusun laporan estimasi biaya pembangunan TPST, sarana pendukung dan
sarana penunjang, yang akan dijadikan pagu anggaran pelelangan Design and Build
TPST.
i).  Menyusun laporan estimasi TKDN komponen konstruksi dan mesin produksi dan
PDN pekerjaan seluruh konstruksi.
j).  Menyusun nota desain dan spesifikasi teknis TPST yang akan dibangun, termasuk
seluruh peralatan pengolahan sampah.
k).  Menyusun draft dokumen tender Jasa Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
(Design and Build) untuk pembangunan TPST.
l).  Menyusun draft Dokumen Ketentuan PPK, Rancangan Kontrak dan SSKK sebagai
bagian dari dokumen tender Jasa Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
(Design and Build).
m).  Menyusun draft Evaluasi Penilaian untuk proses tender Jasa Konstruksi Terintegrasi
Rancang dan Bangun (Design and Build) untuk pembangunan TPST.
3. Dasar pertimbangan dalam penyusunan Basic Engineering Design TPST yang akan
dibangun dengan mengacu kepada :
a) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun
2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun
2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun
2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Terintegrasi Rancang Bangun melalui Penyedia
d) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan
Teknis tentang Proteksi Kebakaran
e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2019 tentang Pedoman
Pemeliharaan Bangunan Gedung

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-14
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman


Pemeliharaan Bangunan Gedung
g) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
h) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
i) SNI 1726-2020, Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
j) SNI 1727-2020, Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
k) SNI 1729:2020, Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
l) SNI 7860:2020, Ketentuan Seismik untuk Struktur Bangunan Gedung Baja.
m) SNI 2847:2019, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
n) SNI 6880:2016, Spesifikasi Beton Struktural
o) SNI 8640-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik.
p) SNI 2052:2017, Baja Tulangan Beton..
q) SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
r) Standar Nasional Indonesia dan Standar-standar lain yang terkait.
4. Dalam pengembangan Basic Engineering Design infrastruktur TPST yang akan dibangun
berdasarkan atas asas-asas :
a) Bangunan gedung hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
b) Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat, dengan
batasan tidak mengganggu produktivitas kerja
c) Biaya investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya hendaknya
diusahakan serendah mungkin.
d) Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang cukup singkat dan dapat dimanfaatkan sesuai target
dan rencananya.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-15
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

1.5. Lokasi Kegiatan


Lokasi Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic
Design) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ini terdiri atas 4 (empat) lokasi
sebagai berikut :
1. Kota Depok (1 lokasi)
2. Kota Bandung (1 lokasi)
3. Kabupaten Indramayu (1 lokasi)
4. Kabupaten Cianjur (1 lokasi)

1.6. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Berdasarkan waktu pekerjaan yang meliputi 2 tahapan pekerjaan akan dilakukan dalam
waktu 4 bulan, yaitu:
1. Tahap 1 akan dilakukan selama 2 bulan
2. Tahap 2 akan dilakukan selama 2 bulan

1.7. Keluaran
Dari kegiatan ini diharapkan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Tersedianya dokumen studi kelayakan pembangunan TPST untuk menjamin
keberlanjutan operasional dan pemeliharaannya, disertai dengan Analisis resiko dalam
pembangunan TPST, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Luas Area Bangunan TPST, sarana pendukung dan penunjang maksimal 10.000

m2.
b. Kapasitas pengolahan sampah di TPST untuk Kota Depok dan Kabupaten
Indramayu minimal 300 ton/hari, Kota Bandung minimal 40 ton/hari dan Kabupaten
Cianjur 100 ton/hari
c. Biaya operasional dan pemeliharaan TPST sebesar Rp. 250.000/ton sampah
masuk.
d. Total biaya investasi dan kapasitas bangunan TPST, sebagai berikut :
 Kota Depok kapasitas 300 ton/hari dengan biaya investasi Rp.
134.500.000.000,-
 Kabupaten Indramayu kapasitas 300 ton/hari dan Kota Bandung 30 ton/hari
dengan total Rp. 169.750.000.000,-
 Kabupaten Cianjur Kapasitas 100 ton/hari dengan biaya investasi Rp.
107.000.000.000,- termasuk penyiapan landfill residu.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-16
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

e. Residu olahan berkarakteristik inert sebanyak maksimal 12% (ton/ton) dari jumlah
sampah yang diolah.
f. Emisi (limbah padat, gas, dan cair, thermal, dan bising) dari proses pengolahan
memenuhi baku mutu yang disyaratkan
g. TKDN semaksimal mungkin, sesuai Surat Menteri PUPR No. PB.0101-MN/2775
(30 Desember 2020) tentang instruksi pelaksanaan PBJ yang harus menggunakan
material/bahan produk dalam negeri dan perhitungan TKDN memenuhi ketentuan
Peraturan Menteri Perindustrian No. 16 Tahun 2011, tentang Tata Cara
Perhitungan TKDN.
2. Tersedianya dokumen Basic Engineering Design dari infrastruktur TPST yang siap
menjadi dokumen kelengkapan pelelangan konstruksi TPST dengan mekanisme
pengadaan pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang bangun (Design and Build) dan
dokumen lainnya yang diperlukan.

1.8. Sistematika Pelaporan


Sistematika penulisan dari laporan pendahuluan ini terdiri dari 7 bab, yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, output, ruang lingkup, acuan
normative, metodologi, rencana kerja, dan sistematika pelaporan.
BAB II TANGGAPAN TERHADAP KAK
Bab ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan, lokasi kegiatan,
waktu pelaksanaan, kebutuhan dan jumlah, dan pelaporan.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI
Bab ini meliputi wilayah administrasi, karakteristik wilyah, kondisi sosial ekonomi, budaya
& Kesehatan masyarakat, serta kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah.
BAB IV METODOLOGI DAN PENDEKATAN PEKERJAAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode konsultan dalam menyelesaikan pekerjaan dari
mulai proses mobilisasi, pelaksanaan pekerjaan sampai dengan demobilisasi.
BAB V RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Menjelaskan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan konsultan
BAB VI JADWAL DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-17
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.
LAPORAN PENDAHULUAN

Menggambarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli yang terlibat serta
jadwal penugasannya.
BAB VII RENCANA SURVEY DAN JENIS SURVEY
Bab ini memuat rencana survey ke lapangan, baik survey dalam mendapatkan data
sekunder maupun data primer.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dan Rancangan Awal (Basic Design) Tempat Pengolahan I-18
Sampah Terpadu (TPST) Kota Depok, Kota Bandung, Kab. Indramayu dan Kab. Cianjur.

Anda mungkin juga menyukai