Anda di halaman 1dari 18

P E N Y U S U N A N S T U D I K E L AYA K A N ( F E A S I B I L I T Y

S T U D Y ) D A N R A N C A N G A N AWA L ( B A S I C D E S I G N )
T E M PAT P E N G O L A H A N S A M PA H T E R PA D U ( T P S T )
K O TA C I L E G O N , K O TA PA D A N G , K A B U PAT E N
T U B A N D A N K A B U PAT E N G I A N YA R

P E M A PA R A N L A P O R A N P E N D A H U L U A N
7 JUNI 2023
• Nama Pekerjaan: Penyusunan studi kelayakan (feasibility study)
dan rancangan awal (basic design) tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST) Kota Cilegon, Kota Padang, Kabupaten Tuban dan
Kabupaten Gianyar
• Penyedia Jasa: KSO PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama –
PT. Bina Lestari Lingkungan Sejahtera – PT. Dekama Sekata
• Waktu Pelaksanaan Kontrak: 120 hari kalender
• Lokasi Pekerjaan: Kota Cilegon (1 lokasi), Kota Padang (1 lokasi),
Kab. Tuban (1 lokasi) dan Kab. Gianyar (1 lokasi)
OUTLINE
FS DAN BED TPST
CIPATUGI

• PENDAHULUAN
• MAKSUD, TUJUAN, OUTPUT
• RUANG LINGKUP PEKERJAAN
• LOKASI KEGIATAN
• METODOLOGI
• RENCANA KERJA
• PERSONIL
• STRUKTUR ORGANISASI
3
OUTPUT Tersedianya dokumen kelayakan pembangunan TPST dengan
KEGIATAN kriteria :
FS DAN BED TPST

1. Luas area bangunan TPST, sarana pendukung dan penunjang


minimal 10.000 m².
CIPATUGI

2. Kapasitas pengolahan sampah di TPST minimal 200


ton/hari.
3. Biaya operasional dengan kapasitas 200 TPD, maksimal Rp.
18,35 Miliar/tahun.
4. Residu olahan inert maksimal 12% (ton/ton).
5. Emisi memenuhi baku mutu.
6. TKDN semaksimal mungkin.
7. Pendekatan Circular Economy.

Tersedianya dokumen Basic Engineering Design.


4
• Lingkup Penyusunan Studi Kelayakan
• Aspek Teknis
✓ Lahan
FS DAN BED TPST

1. Melakukan pengumpulan data primer berupa survei kondisi


eksisting terhadap lokasi perencanaan infrastruktur TPST
2. Melakukan survei pengukuran situasi dan topografi area di
CIPATUGI

setiap rencana lokasi TPST


3. Melakukan survei penyelidikan geoteknik dan mekanika
tanah pada setiap rencana lokasi TPST

✓ Sistem Pengolahan Sampah di TPST


1. Melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan sampah
eksisting
2. Melakukan pengembangan rencana cakupan wilayah layanan
TPST terbangun
3. Melakukan studi komposisi dan karakteristik sampah

RUANG 4.
5.
Analisis pemilihan teknologi
Mengembangkan sistem pengolahan sesuai dengan teknologi
terpilih

LINGKUP • Aspek Kelayakan Ekonomi dan Keuangan


1. Analisis kelayakan ekonomi dan pengelolaan TPST

PEKERJAAN 2. Analisis Biaya Manfaat Sosial


3. Analisis kelayakan keuangan
4. Analisis perhitungan kebutuhan tarif jasa layanan
5 penanganan sampah dengan system pelayanan TPST
5. Analisis kemampuan dan kesiapan keuangan Pemda
• Lingkup Penyusunan Studi Kelayakan
• Aspek Kelembagaan dan Peraturan
1. Analisis kelembagaan penyelengaraan pengelolaan TPST
2. Menyusun rekomendasi dan pengembangan kelembagaan
FS DAN BED TPST

terpilih untuk penyelenggaraan pengolahan sampah di TPST


terbangun
CIPATUGI

• Aspek Lingkungan dan Sosial


1. Identifikasi potensi dampak dari rencana kegiatan setiap
tahapan yang mempengaruhi rona lingkungan
2. Perkiraan perubahan rona lingkungan yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan infrastruktur TPST dan operasionalisasi
TPST
3. Memberikan rencana penanganan / pengelolaan lingkungan
pada setiap tahapan kegiatan
4. Melakukan konsultasi dengan masyarakat terdampak dan
stakeholder yang terkait

RUANG 5. Mengidentifikasi risiko dan dampak sosial kegiatan


6. Mengembangkan rencana penanganan risiko dan dampak
sosial

LINGKUP • Analisis Resiko


1. Risiko tahap pra-konstruksi

PEKERJAAN 2. Risiko tahap konstruksi


3. Risiko tahap operasionalisasi TPST

• Lingkup Penyusunan Basic Engineering Design (BED) Pembangunan


6
TPST
• Menyusun BED mesin dan peralatan pengolahan sampah TPST
• Dokumen Pra-Rancangan
FS DAN BED TPST
CIPATUGI LOKASI KEGIATAN

Padang
7 Cilegon
Tuban
Gianyar
8
9
FS DAN BED TPST
CIPATUGI

METODOLOGI PEMILIHAN
TEKNOLOGI

10
TEKNOLOGI TERUJI (PROVEN)
FS DAN BED TPST
CIPATUGI

Berdasarkan hasil diskusi dengan Perumda Pembangunan Sarana Jaya bahwa teknologi ini
adalah teknologi baru, maka sebaiknya dapat juga dijelaskan bahwa teknologi sudah
melalui tahap pembuktian sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 42 Tahun 2016 tentang Pengukuran dan
Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi, dijelaskan bahwa: “Tingkat Kesiapterapan
Teknologi (TKT) merupakan pengukuran untuk menunjukkan status tingkat kesiapterapan
hasil penelitian (research) dan pengembangan yang selanjutnya akan masuk pada tahap
komersialisasi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh industry, pemerintah maupun
masyarakat. Prinsip dasar pengukuran TKT ini menggunakan tingkat kesiapterapan hasil
Penelitian (research) dan Pengembangan dengan indikator-indikator yang sesuai dengan
masing-masing jenis Peneliatian (research) dan Pengembangan di Indonesia. TKT secara
umum, setiap jenis Penelitian (research) dan Pengembangan dibagi menjadi 9 tingkatan
dengan masing-masing memiliki indikator-indikator yang berbeda. Indikator capaian TKT
11
disusun dalam bentuk pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal”.
FS DAN BED TPST Contoh dari Tingkat Kesiapterapan Teknologi Hard Engineering:
CIPATUGI

Pada peraturan tersebut sudah dijelaskan


secara rinci bagaimana tata cara pengukuran
dan instrument pengukurannya. Teknologi
yang akan diaplikasikan secara komersial
harus sudah mencapai TKT-9, untuk
selanjutnya diamati selama pengoperasian
dan pemeliharaan dan menjadi teknologi
12
yang teruji/terbukti.
METODOLOGI SURVEY SOSIAL &
LINGKUNGAN
FS DAN BED TPST
CIPATUGI

PENGUMPULAN DATA :
1. Data Sekunder, mendapatkan data umum/Studi pustaka
2. Data Primer, menggunakan kombinasi metode kuantitatif dan
kualitatif. Kedua metode tersebut akan saling melengkapi dalam
mengumpulkan dan menganalisis semua informasi yang
dibutuhkan.
a. Kuantitatif → Wawancara menggunakan Kuisioner
b. Kualitatif → Wawancara Mendalam dan FGD

13
FS DAN BED TPST CIPATUGI

RESPONDEN

1. Wilayah Survei : Kota Padang, Kota Cilegon, Kabupaten Tuban dan Kabupaten
Gianyar
2. Penentuan Sampling : Populasi dalam penelitian ini adalah Rumah Tangga di 2
atau 3 Kecamatan terdekat lokasi TPST. Besarnya pengambilan sampel
menggunakan rumus statistik dari Lynch et al. (1974).
n = Jumlah Sampel N = Populasi
NZ2.p(1-p) Z = Nilai variabel normal (1,96) untuk tingkat reliabilitas 0,95
d = Kesalahan pengambilan sampel (5%)
n=
Nd2 + Z2 . p = Proporsi terbesar yang mungkin terjadi (0,5)

p(1-p)
METODE KUALITATIF
FS DAN BED TPST
CIPATUGI

• Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara


mendalam dan FGD dengan beberapa informan yang dipilih
berdasarkan informasi yang dibutuhkan (purposive sampling),
Misalnya Tokoh Masyarakat, Tokoh berpengaruh dalam
kelompok.
• FGD dilakukan dengan kelompok tertentu, misalnya: Kelompok
Perempuan, Kelompok dengan kebutuhan Khusus.
LAMPIRAN KUESIONER SOSIAL
FORM PENILAIAN LINGKUNGAN
FS DAN BED TPST

16
CIPATUGI

RENCANA KERJA HARIAN


Mei Juni Juli Agustus September
No Uraian Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 TAHAP PENYUSUNAN BASIC ENGINEERING DESIGN
a Pra-Rencana Teknis Desain Infrastruktur
Menyusun Konsep TPST
FS DAN BED TPST

Penentuan Kapasitas Pengolahan


Mengidentifikasi Kebutuhan Perencanaan Bangunan TPST
dan Prasarana Pendukungnya
Penentuan Kriteria Desain
CIPATUGI

Pendetailan Hitungan Masing-Masing Kebutuhan Unit


Fasilitas Pengolahan Sampah
b Pengembangan Rencana Desain Infrastruktur
Rencana Arsitektur
Rencana Struktur
Rencana Sistem Mekanikal / Elektrikal
Rencana Utilitas
c Rencana Basic Desain infrastruktur
Gambar
RAB
Nota Desain
Spesifikasi Teknis
Animasi Video 3D
Estimasi Biaya Pembangunan TPST
Rancangan Konseptual SMK3
Perhitungan TKDN
Dokumen Lelang
5 PELAPORAN
a Laporan Rencana Mutu Kegiatan
b Laporan Pendahuluan
c Laporan Antara
d Laporan Draft Akhir
e Laporan Akhir
6 WORKSHOP & FGD
a Workshop
17
b FGD 1
c FGD 2
d FGD 3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai