Anda di halaman 1dari 29

Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya


Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

FORMULIR UKL – UPL

A. Identitas Pemrakarsa
Nama Pemrakarsa : Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria
Alamat Pemrakarsa : Jl. Aminah Syukur No. 48 RT. 003, Kelurahan
Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda
Kota, Kota Samarinda
Penanggung Jawab : Meliana Sukantio
Jabatan : Pembina
Nomor Telepon : 0811828899
Alamat Kegiatan : Jl. Aminah Syukur No. 48 RT. 003, Kelurahan
Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda
Kota, Kota Samarinda
NIB : 9120202750953

B. Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan


1. Nama Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan
Rencana usaha dan/atau kegiatan yang dikaji dalam studi UKL - UPL ini adalah
rencana kegiatan Pembangunan dan Operasional Sekolah dan Fasilitas Penunjang
Lainnya dilahan seluas 1.860 M2 dengan bangunan seluas ± 6.095 M2 yang terdiri
dari 6 lantai.

2. Lokasi Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan


Rencana Kegiatan Pembangunan sekolah ini secara administratif berada di Jalan
Aminah Syukur, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota, Kota
Samarinda, Prov. Kalimantan Timur. Lokasi Kegiatan ini dapat ditempuh
menggunakan transportasi darat. Adapun titik koordinat dari lokasi kegiatan adalah
sebagai berikut (Peta Terlampir) :

3
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Tabel 1. Titik Kordinat Lokasi Pembangunan Gedung Sekolah

NO X Y BT LS
1 517406.012 9945008.526 117° 9' 23,145" 0° 29' 51,083"
2 517401.699 9944972.581 117° 9' 23,005" 0° 29' 52,254"
3 517348.127 9944976.510 117° 9' 21,272" 0° 29' 52,162"
4 517349.172 9945006.452 117° 9' 21,306" 0° 29' 51,151"
5 517374.689 9945002.782 117° 9' 22,131" 0° 22' 51,270"
Sumber : Dinas PUPR Kota Samarinda

3. Skala / Besaran Rencana Kegiatan


Kegiatan usaha pada saat ini berada pada tahap pra konstruksi. Dengan perencanaan
pembangunan gedung sekolah serta fasilitas penunjang lainnya di lahan seluas 1.860 M 2.
Dari luas lahan tersebut direncanakan membangun gedung 6 lantai dengan total luas
keseluruhan ialah ± 6.095 M2. Dimana pengoperasian sekolah akan dikelola langsung
oleh pemrakarsa. Tujuan pembangunan gedung sekolah ini salah satunya untuk
memperluas gedung sekolah yang sudah ada yang berlokasi tepat disamping lokasi
rencana pembangunan.

Skala/besaran rencana kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang lainnya


adalah sebagai berikut:
a) Jumlah dan Fungsi Ruangan – Ruangan Rencana Awal :

Tabel 2. Jumlah & Fungsi Ruangan


Luas Lantai Luas masing-masing
No Lantai Fasilitas
(m2) faslitas (m2)

1 Lantai 1 1.343 m2 Lahan Parkir Lahan Parkir : ± 1.170 m2

1. RTH ± 81,5 M2
RTH, Area Kantin Terbuka, 2. Area Kantin Terbuka ± 415 M2
Area Dapur, Gudang, UKS, 3. Area Dapur, Gudang, UKS ±
2 Lantai 2 1.343 m2
Teras/Jogging Track, 75,5 M2
Lapangan 4. Teras/Jogging Track ± 226 M2
5. Lapangan ± 384 M2
1. RTH ± 61 M2
RTH, Teras/Jogging Track,
2. Teras/Jogging Track ± 226 M2
3 Lantai 3 1.343 m2 Area Perpustakaan dan
3. Area Perpustakaan dan Kantor
Kantor
± 444 M2
Area Selasar, Area 1. Area Selasar ± 93 M2
4 Lantai 4 792.5 m2 Perpustakaan, Area Kelas, 2. Area Perpustakaan ± 356 M2
Toilet 3. Area Kelas ± 282 M2

4
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Luas Lantai Luas masing-masing


No Lantai Fasilitas
(m2) faslitas (m2)
4. Toilet ± 61,5 M2
1. Area Selasar ± 127 M2
Area Selasar, Area Kelas, 2. Toilet ± 61,5 M2
5 Lantai 5 844,5 m2 Toilet, Area ART Class, Lab. 3. Area Kelas ± 282 M2
Kom dan Lab Fisika 4. ART Class, Lab. Kom dan Lab
Fisika ± 374 M2
1. Area Selasar ± 87 M2
Area Selasar, Area Kelas, 2. Hall ± 167 M2
6 Lantai 6 429 m2
Hall, RTH 3. Area Kelas ± 175 M2
4. RTH ± 239 M2
7 Total 6.095 m2

Rencana kegiatan pembanguan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya yang akan
dilakukan memiliki beberapa fasilitas penunjang, antara lain :
1. Lahan Parkir seluas =1
2. Area Kantin Terbuka =1
3. Area Dapur, Gudang, UKS =1
4. Teras/Jogging Track =1
5. Lapangan =1
6. Area Perpustakaan & Kantor =2
7. Area Kelas = 13
8. Toilet =4
9. Area ART Class, Lab. Kom dan Lab Fisika =1

Kegiatan operasional sekolah memiliki jam operasional 08.00 WITA sampai dengan
15.30 WITA, selama 6 hari (hari senin s/d sabtu) dalam seminggu. Untuk memberikan
pengawasan keamanan yang memadai maka penjaga/security secara bergantian
menjaga lingkungan sekolah selama 24 jam setiap hari dimana dibuat 3 shift tiap 8 jam
sehari.

Pemrakarsa berencana membuka sekolah dengan kapasitas 24 murid tiap kelas. Jumlah
ruang kelas yang pemrakarsa miliki sebanyak 13 ruangan maka total murid yang dapat
di tampung adalah 288 murid/siswa. Oleh karena itu untuk mengimbangi jumlah murid
yang dapat ditampung maka direncanakan jumlah tenaga pengajar/guru & staff sebagai
berikut :

5
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Tabel 3. Rencana Tenaga Pengajar & Staff


No Jabatan Jumlah
1 Kepala Sekolah 1
2 Wakil Kepala Sekoah 1
3 Tenaga Pengajar/Guru 15
4 Staff 7
5 Security 6
Total 30
Sumber : Pemrakarsa

Pemrakarsa berupaya memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk


berpartisipasi dalam mengisi jabatan tersebut sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan.

Kondisi Eksisting lahan rencana kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang
Lainnya ialah lahan yang telah rata dari pembongkaran gedung yang sudah ada
sebelumnya. Kegiatan sekitar lokasi perencanaan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas
Penunjang Lainnya ialah kegiatan perdagangan barang dan jasa, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Kejuruan dan juga pemukiman masyarakat.

b) Rencana Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Pekerjaan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya memiliki beberapa
tahapan dari tahapan pra konstruksi hingga operasi. Berikut adalah jadwal waktu
pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.
Tabel 4. Rencana Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan Ke
No Tahap Kegiatan
1 2 3 4 5 6 …
Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
A. Tahap Pra Konstruksi
1 Pengurusan Perijinan X
2 Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi X
3 Sosialisasi Kegiatan X
B. Tahap Konstruksi
1 Mobilisasi Alat dan Bahan X X X
3 Pelaksanaan Konstruksi X X X X
C. Tahap Pasca Konstruksi
1 Rasionalisasi Tenaga Kerja Konstruksi X
2 Demobilisasi Alat X

6
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Bulan Ke
No Tahap Kegiatan
1 2 3 4 5 6 …
D. Tahap Operasi
1 Pengoperasian Sekolah X
2 Pemeliharaan Sekolah X

Untuk merealisasikan rencana kegiatan serta agar pekerjaan konstruksi dapat berjalan
dengan lancar, maka terlebih dahulu dilakukan mobilisasi tenaga kerja menuju lokasi
proyek. Proses mobilisasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan volume pekerjaan
yang direncanakan. Estimasi jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan ± 50
orang yang terdiri dari mandor, operator alat berat, tukang dan pekerja. Sebagian besar
merupakan tenaga kerja diambil dari penduduk sekitar lokasi proyek, selain untuk
memudahkan juga untuk menghindari masalah sosial, terkecuali tenaga kerja yang
membutuhkan keahlian khusus yang tidak didapat dari sekitar proyek. Sebagian besar
dari tenaga kerja tersebut akan dikurangi secara bertahap sesuai kemajuan kegiatan
konstruksi.
Tabel 5. Kebutuhan Tenaga Kerja
No. Jenis Pekerjaan Mandor Tukang Pekerja Operator
Mobilisasi Alat Berat dan 3 2
1 1
Material
3 Pengurukan Lahan 1 - 2 2
4 Konstruksi Pondasi Bawah 1 6 4 2
5 Konstruksi Pondasi Atas 1 6 4 2
6 Finishing dan Kelsitrikan 1 6 6
Jumlah 5 18 19 8
Total Kebutuhan ± 50 orang

Utilitas bangunan kegiatan usaha ini adalah sebagai berikut:

c) Prakiraan Kebutuhan Air Bersih dan Limbah Cair Domestik berdasarkan SNI 03-
7065-2005

7
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Tabel 6. Perhitungan Prakiraan Kebutuhan Air Bersih dan Limbah Cair Domestik
Tahap Operasional
Limbah
Sumber Kebutuhan air
Jumlah Kebutuhan cair yang
air Pengguna bersih rata-rata
(orang) (liter/orang/hari) dihasilkan
bersih (m3/hari)
(m3/hari)
1 2 3 4 = (2*3)/1000 4*0.7
Tahap Operasional
Staff 30 50 (L/orang/hari) 1,5 m3 1,05 m3
Siswa SMP 144 50 (L/orang/hari) 7,2 m3 5,04 m3
Siswa SMA 144 50 (L/orang/hari) 7,2 m3 5.04 m3
Kebutuhan air domestik (WC) 15,9 m3 12,3 m3
Kebutuhan air
pemeliharaan
Kebutuhan Saluran
bangunan dan 25% 3,07 m3
domestik drainase
penyiraman
RTH
PDAM Total
kebutuhan air 18,97 m3
rata-rata
Faktor jam
1,5
puncak
Kebutuhan jam
puncak
(dikalikan 28,35 m3
dengan factor
jam puncak)
Sumber data : Pemrakarsa

Volume limbah cair yang dihasilkan adalah 10,05 M3/hari. Menyediakan IPAL Biofilter
dengan jumlah 1 unit dengan kapasitas 10 m3 dan Neutralizer Tank dengan kapasitas
500 Liter. Pengelolaan air limbah dari semua sumber (kecuali kantin yang akan disaring
dalam grease trap terlebih dahulu) akan dialirkan kedalam neutralizer tank, air yang
telah diolah pada neutralizer tank kemudian dialirkan kedalam Intalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) dengan menggunakan biofilter untuk kemudian dialirkan ke drainase
perkotaan, karena saat ini Kota Samarinda belum memiliki saluran pembuangan air
limbah tersendiri. Pengurasan Biofilter sendiri dilakukan setiap 5 tahun sekali.

8
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

d) Pengelolaan Limbah Padat SNI 3242:2008

Tabel 7. Perhitungan Prakiraan Timbulan Sampah Domestik Tahap Konstruksi


Kebutuhan Jumlah timbulan
Pengguna Jumlah (liter/orang/hari sampah
Sumber
) (Liter/hari)
1 2 3 4 = (2*3)
Kegiatan 2,5
Pekerja Proyek 50 125
domestik (liter/orang/hari)
Total sampah domestic 125
Sumber data: Pemrakarsa
Timbunan sampah domestic pada tahap konstruksi adalah 125 liter/hari. Penyediaan
tempat sampah plastik volume 42 liter sejumlah 3 unit. Pengangkutan dilakukan setiap
hari oleh petugas kebersihan ke TPS.

Tabel 8. Perhitungan Prakiraan Timbulan Limbah Padat Domestik Tahap


Operasional
Jumlah timbulan
Kebutuhan
Pengguna Jumlah limbah padat
Sumber (liter/orang/hari)
(liter/hari)
1 2 3 4 = (2*3)
Timbulan Karyawan 24 2,5 L/orang/hari 60
limbah
Siswa 288 2,5 L/orang/hari 720
padat
domestik Penjaga 6 2,5 L/orang/hari 15
organic
Total timbulan limbah padat domestik organik 795
Timbulan
Karyawan,
limbah
pengunjung, 25% dari Timbulan limbah
padat 199
penjaga, padat domestik anorganik
domestik
penghuni
anorganik
Total timbulan limbah padat domestik organik + anorganik 994
Sumber data : Pemrakarsa

Total timbulan limbah padat domestik organik dan anorganik adalah sebesar 994
liter/hari. Penyediaan tempat sampah organik dengan volume 42 liter sebanyak 24 Unit
dan bak sampah anorganik sebanyak 5 unit. Pengangkutan dilakukan setiap hari oleh
petugas kebersihan ke TPS.

9
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Melakukan langkah 3R dengan membedakan limbah padat domestik anorganik dengan


limbah padat organik sehingga limbah padat domestik anorganik yang masih memiliki
nilai ekonomis seperti kardus, kertas, plastik dsbnya akan dijual ke pemulung/pihak
ketiga. Sesuai dengan Perwali no. 37 Tahun 2018.

e) Sumber Tenaga Listrik

Tabel 9. Sumber Tenaga Listrik


Sumber Energi Listrik Jumlah (unit) Kapasitas
PLN 1 Unit 200.000 Watt
Genset 1 Unit 200.000 Watt
Sumber data : Pemrakarsa

Dalam perencanaan fungsi ruangan pembangunan gedung sekolah diatas, pemrakarsa


berencana mengadakan genset untuk membantu kebutuhan listrik gedung sekolah.
Dimana sumber listrik utama tetap menggunakan listrik dari PLN.

f) Kapasitas Parkir

Kegiatan usaha ini menyediakan lokasi parkir dengan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 10. Perhitungan Lahan Parkir
SRP Jumlah Kendaraan
No. Lahan parkir
(1) (1)/(2)
1. Lahan parkir (Mobil) 721 m2/ 12,5 57 Mobil
2 Lahan parkir (Motor) 79 m2/ 1,5 52 Motor
Sumber data : Pemrakarsa

g) Sistem Drainase

Saluran drainase yang berada di dalam lokasi memiliki kedalaman dan lebar (0.3 m x
0.3 m) yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan. Drainase juga dapat mencegah
kerusakan lingkungan disekitar akbiat genangan yang tidak dialirkan.

h) Sistem Proteksi Bangunan

Sistem proteksi bangunan terhadap bahaya kebakaran, akan dipasang tabung APAR
jenis dry chemical powder di lokasi-lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dengan
ketentuan mengacu pada Peraturan Pemerintah Pekerja Umum No. 26 Tahun 2008.
Melengkapi bangunan dengan tangga darurat kebakaran, jalur evakuasi kebakaran, titik
kumpul evakuasi kebakaran serta jalur akses kendaraan pemadam kebakaran yang
10
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

tidak terhalang oleh apapun. Dalam kegiatan ini kategori hunian bahaya kebakaran
sedang dengan potensi kebakaran 139 m2.

Tabel 11. Jumlah APAR yang Direncanakan


Luas Potensi terjadinya
Jumlah APAR (3 kg)
bangunan kebakaran (m2)
No Bangunan jenis dry chemical powder
(m2)
(1) (2) (1) / (2)
1 Lantai 1 1.343 M2 139 10
2 Lantai 2 1.343 M2 139 10
3 Lantai 3 1.343 M2 139 10
4 Lantai 4 947 M2 139 7
5 Lantai 5 947 M2 139 7
6 Lantai 6 947 M2 139 7
Total 51
Sumber data : Pemrakarsa

i) Limbah B3

Limbah B3 yang dihasilkan di dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :


Tabel 12. Perhitungan Prakiraan Timbulan Limbah B3 Tahap Operasional
Sumber Limbah B3
Tahap Operasional
Sumber Limbah Padat B3
wadah aerosol, jarum suntik bekas, kemasan tinta bekas, wadah detergen, lampu
listrik, baterai, sisa alat elektronik yang tidak terpakai, majun, filter genset
Sumber Limbah Cair B3
Oli, grease
Sumber data : Pemrakarsa

A. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang


Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya ini adalah
untuk memfasilitasi masyarakat sekitar dalam hal pemenuhan pendidikan yang
berkualitas. Berdasarkan advis planning kesesuaian tata ruang Kota Samarinda no.
600/525/100.07 tanggal 16 Februari 2021, lokasi yang dimohonkan termasuk dalam
peruntukan guna lahan sebagai pola ruang budidaya yaitu Kawasan Permukiman,
sehingga lokasi yang dimohonkan dapat direkomendasikan sesuai peruntukan RTRW
Kota Samarinda yang berlaku (Peta Terlampir).

11
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

B. Persetujuan Teknis Terkait Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


1. Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
Berdasarkan surat dari Dinas Lingkungan Hidup no. 660.2/2105/100.14 perihal :
Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah, Pemrakarsa telah diberikan
Persetujuan Teknisi Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah yang dibuang ke badan air
permukaan. Berikut Standar Teknis Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air
Permukaan :

A. Standar Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah


1. Deskripsi Kegiatan
a. Jenis dan Kapasitas Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Jenis usaha dan/atau kegiatan yang diprakarsai oleh Yayasan Karunia
Sumber Jiwa Ceria adalah sebuah yayasan yang bergerak dibidang
pendidikan, berupa sekolah. Lahan yang digunakan untuk lokasi kegiatan
seluas 1.860 M2, dimana pada lahan tersebut direncanakan akan dibangun
sebuah gedung sekolah dengan 6 (enam) lantai. Total luas bangunan
keseluruhan adalah ± 6.095 M2, dengan rincian penggunaan bangunan
seperti pada Tabel 2. Jumlah & Fungsi Ruangan.

Operasional sekolah dimulai pukul 08.00 WITA s/d 15.30 WITA, selama 6
(enam) hari dalam seminggu, yaitu Senin s/d Sabtu. Pemrakarsa berencana
membuka sekolah dengan jumlah siswa untuk SMP 144 (seratus empat puluh
empat) orang. Jumlah ruang kelas sebanyak 13 (tiga belas) ruangan kelas,
toilet sebanyak 23 (dua puluh tiga) unit, serta masing-masing 1 (satu) unit
kantin dan laboratorium. Sedangkan untuk tenaga pengajar berjumlah 30
(tiga puluh) orang dengan rincian sebagaimana Tabel 3. Rencana Tenaga
Pengajar & Staff.

12
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

b. Sumber dan Jenis Air Limbah


Sumber air limbah berasal dari kegiatan utama, yaitu dari toilet (kloset) dan
floor drain, serta dari kegiatan penunjang yang berasal dari kantin dan
laboratorium.
Jenis air limbah adalah air limbah domestik, yaitu:
1.) Black Water, yaitu air limbah yang bersumber dari toilet (kloset)
2.) Grey Water, yaitu air limbah yang bersumber dari kantin (bak pencucian
dapur) dan laboratorium sekolah (westafel)

c. Neraca Air
Air bersih berasal dari PDAM, dengan kebutuhan rata-rata yaitu 17,1 M3/hari.
Penggunaan air bersih untuk toilet sebesar 10,3 M 3/hari, kegiatan kantin 2,4
M3/hari, kegiatan pembersihan 2,4 M3/hari, laboratorium 0,8 M3/hari dan
penyiraman tanaman sebesar 1,2 M3/hari. Sehingga rata-rata limbah yang
dihasilkan setiap hari saat sekolah sedang beroperasi yaitu 15,9 M 3/hari.
Berikut adalah gambar neraca air dan airl limbah yang dihasilkan :
NERACA AIR YAYASAN KARUNIA SUMBER JIWA CERIA

Kantin Grease Trap


2,4 m3/hari
2,4 m3/hari

Day Cleaning
2,4 m3/hari

Air Pam Toilet Neutralizer Tank IPAL


17,1 m3/hari 10,3 m3/hari 15,9 m3/hari
10,3 m3/hari 15,9 m3/hari

Saluran Khusus
Laboratorium Pembuangan Air
0,8 m3/hari Limbah

Penyiraman Tanaman
1,2 m3/hari

Gambar 1. Neraca Air Limbah

Fluktuasi air limbah yang dihasilkan dari kegitan sekolah umumnya memiliki
pola yang dapat dilihat dengan mudah, dimana air limbah terbesar dihasilkan

13
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

pada saat kegiatan sekolah berlangsung, yaitu dari pagi hari hingga sore hari
dan di hari kegiatan belajar mengajar berjalan. Sedangkan pada malam hari
dan hari libur sekolah, hampir tidak ada limbah cair yang dihasilkan.

2. Baku Mutu Air Limbah


Kegiatan sekolah merupakan salah satu kegiatan yang menghasilkan limbah
cair domestik, dengan demikian standar baku mutu air limbah yang akan
dibuang ke badan air permukaan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 68/MENLHK-SETJEN/2016
tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik sebagaimana berikut ini :

Tabel 13. Baku Mutu Air Limbah Domestik


Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak & Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform Jumlah/100 mL 3000
Debit L/orang/hari 100
Sumber : Permen LHK RI No. 68/MENLHK-SETJEN/2016

3. Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


a. Teknologi Sistem Pengolahan Air Limbah
Proses pengolahan air limbah pada IPAL menggunakan sistem bakterin
pengurai anaerob dan aerob, pemisahan menggunakan gravitasi dan
penambahan klorin.

Teknologi yang digunakan pada IPAL bertujuan untuk dapat menghilangkan


sifat fisik seperti bau tidak sedap dan warna yang gelap serta mereduksi
jumlah organic terurai, organic sulit terurai, nutrient, anorganik terlarut dan
patogen.

14
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Berikut ini rincian proses pengolahan air limbah, yaitu sebagai berikut :
1) Air limbah dari toilet (kloset) dan floor drain dialirkan langsung dari
sumber menuju IPAL.
2) Air limbah yang bersumber dari kiantin akan disaring terlebih dahulu
menggunakan bar screen, agar limbah padat seperti sisa-sisa makanan
tidak ikut masuk ke dalam IPAL. Air limbah yang telah disaring kemudian
masuk kedalam grease trap untuk memisahkan minyak dan lemak sisa
proses memasak dan pencucian peralatan memasak dan alat makan.
Grease trap ini secara rutin dibersihkan dengan cara mengangkat
padatannya lalu dikumpulkanm untuk dibuang bersama sampah basah.
3) Air limbah dari laboratorium (sisa pencucian tangan dan bilasan kedua
pencucian peralatan laboratorium) dialirkan ke Neutralizer Tank melalui
ruang screen yang berfungsi sebagai penyaring agar tidak ada partikel yang
berukuran cukup besar ikut masuk ke IPAL. Air limbah yang telah melalui
penyaringan tersebut masuk ke dalam ruang bakteri pengurai anaerob, lalu
menuju ke bak sedimentasi dan diberikan Klorin sebelum dialirkan ke
dalam IPAL utama. Untuk air sisa bilasan pertama dari pencucian peralatan
laboratorium dan sisa bahan kimia cair tidak diperkenankan dibuang ke
westafel, melainkan akan ditampung dalam jerigen dan disimpan dalam
tempat penyimpanan sementara Limbah B# (Bahan Berbahaya dan
Beracun) dan diperlakukan sebagaimana LB3 lainnya.
4) Proses pada IPAL utama adalah sebagai berikut :
Bak pertama merupakan bak screen & anaerobic contact yang berfungsi
sebagai bak penyaringan dan pengurai organic tahap 1. Bak ini
menggunakan system anaerob, dimana bak ini merupakan bak yang kedap
udara, hal ini dimaksudkan agar bakteri anaerob dapat hidup dan
melakukan penguraian organic, bakteri ini juga memerlukan media untuk
dapat hidup dan berkembang. Honeycomb atau sarang tawon merupakan
salah satu media yang cocok sebagai media bakteri anaerob. Melalui proses
penguraian organik, polutan organik diurai dan selanjutnya menghasilkan
Gas Metana (CH4) dan Gas Karbon Dioksisa (CO2). Pekerjaan ini dilakukan
oleh gumpalan mikro-organisme bakteri anaerob.

15
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Bak kedua merupakan bak pengurai organic tahap 2, bak ini menggunakan
system aerob. Bakteri yang hidup di bak ini memerlukan oksigen dan
media untuk dapat hidup dan melakukan penguraian organic. Media yang
digunakan pada bak ini adalah bioball. Fungsi bakteri ini adalah mengurai
kembali polutan organik yang tidak sempat terurai dari proses pertama
(Oleh bakteri Anaerob). Pada bak ini juga ditambahkan oksigen dari luar
mengunakan aerator yang juga berfungsi sebagai nitrifikasi senyawa
amoniak (NH4+) yang membuat air limbah sangat berbahaya jika
digunakan. Proses ini biasa dikenal dengan istilah aerasi kontak.

Bak ketiga merupakan bak sedimentasi atau pengendapan, dimana lumpur


sisa pengolahan IPAL akan diendapkan dan air yang bercampur lumpur
pada dasar bak tersebut dipompa kembali menuju bak 1 atau bachwash.
Bak keempat merupakan bak effluent. Air limbah akan ditambahkan klorin
sebagai disinfektan, sebelum dibuang menuju badan air permukaan.

b. Kriteria Desain Setiap Unti Proses


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada sekolah milik Yayasan Karunia
Sumber Jiwa Ceria ini berupa IPAL yang akan ditanam ke dalam tanah dengan
menggunakan pondasi beton setebal minimal 30 cm. Unit IPAL terdiri IPAL
utama berupa dari 4 (empat) bak pengolahan yang diberi sekat (terpisah) dan
unit pre treatment berupa Neutralizier Tank dan Grease Trap.
Kriteria desain unit proses IPAL adalah sebgai berikut :
1) Grease Trap
Berfungsi sebagai penyaring atau pemisah lemak sebelum air limbah
dialirkan ke dalam IPAL utama untuk diproses. Dimensi grease trap adalah
400 × 300 × 338 mm dengan kapasitas 30 Liter.

16
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Gambar 2. Grease Trap

2) Neutralizier Tank
Neutralizier Tank berfungsi sebagai bak penetral air limbah yang
bersumber dari laboratorium. Pada bak ini akan berlangsung proses pre
treatment sebelum air limbah dialirkan ke IPAL utama. Kapasitas
Neutralizier Tank adalah 500 Liter.

17
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Gambar 3. Neutralizier Tank

3) Bak Screen & Anaerobic Contact


Diameter bak ini adalah 1750 mm dengan panjang 1590 mm dan volume
yang dapat ditampung adalah 3 m3.
4) Bak Pengurai Organik
Diameter bak ini adalah 1750 mm dengan panjang 1300 mm dan volume
yang dapat ditampung adalah 2.45 m3.
5) Bak Sedimentasi atau Pengendapan
. Diameter bak ini adalah 1750 mm dengan panjang 620 mm dan volume
yang dapat ditampung adalah 1.17 m3.
6) Bak Effluent
Merupakan bak terakhir dimana pada bak ini akan dilakukan penambhan
Klorin, dengan waktu tinggal 3 (tiga) jam dan volume 1.22 m3.

18
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

Gambar 4. Desain IPAL

c. Kapasitas Masing-Masing Unit Pengolahan Air Limbah


Kapasitas IPAL adalah ± 10 M3, menyesuaikan dengan volume air limbah yang
akan dihasilkan (berdasarkan perhitungan dari neraca air yang telah
dilakukan). Untuk tipe pre treatment, Grease Trap memiliki kapasitas 30 Liter
dan kapasitas Neutralizier Tank adalah 500 Liter. Sedangkan kapasitas untuk
masing-masing unit pengolahan pada IPAL utama adalah Bak Screen &
Anaerobic Contact = 3 M3, Bak Pengurai Organik = 2.45 M3, Bak Sedimentasi atau
Pengendapan = 1.17 M3 dan Bak Effluent = 1.22 M3.

19
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

d. Layout IPAL

Gambar 5. Layout Aliran IPAL

4. Lokasi Pemantauan
a. Titik Penaatan (Outlet)
Outlet IPAL terdapat pada titik koordinat geografis 0°29'51.6"S
117°09'21.8"E sebanyak 1 titik penaatan.
b. Titik Pembuangan Air Limbah (Outfall)
Lokasi Pembuangan Air Limbah terdapat pada koordinat geografis
0°29'51.5"S 117°09'23.1"E sebanyak 1 titik penaatan.
c. Titik Pemantauan Badan Air Permukaan
Limbah cair yang telah diolah di dalam IPAL akan dialirkan menuju saluran
drainase kota yang terdapat pada Jalan Aminah Syukur. Yang memiliki
koordinat geografis 0°29'50.1"S 117°09'32.9"E.

20
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

2. Rincian Teknis Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3


A. Penetuan Rancang Bangun
1. Inventarisasi Hasil Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Berikut Inventarisasi hasil Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari kegiatan
operasional sekolah:
Tabel 14. Inventarisir Limbah B3
Sumber Limbah Padat B3 1. Wadah aerosol
2. Jarum suntik bekas
3. Kemasan tinta bekas
4. Wadah Detergen
5. Lampu listrik
6. Baterai
7. Sisa alat elektronik yang tidak
terpakai
8. Majun
9. Filter Genset
Sumber Limbah Cair B3 1. Oli
2. Grease
Sumber : Pemrakarsa

Dari data diatas dapat disimpulkan kesesuaian karakteristik limbah bahan


berbahaya dan beracun untuk penyesuaian fasilitas penyimpanan sementara guna
penentuan rancang bangun yang akan dibuat. Dapat disimpulkan fasilitas bangunan
yang akan dibangun ialah BANGUNAN sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2021 Tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Lampiran VI, Tabel
1 Kesesuaian Fasilitas Penyimpanan Limbah B3.

2. Pengelompokkan Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3


Tabel 15. Jenis dan Karakteristik Limbah B3
Kategori Bahaya dan
No. Nama Limbah Karakteristik Kode
Sumbernya
1 Wadah aerosol Mudah B104d 2 dan Sumber Tidak
Terbakar Spesifik
2 Jarum suntik Mudah B321-3 2 dan Sumber Spesifik
bekas Terbakar Umum
3 Kemasan tinta Mudah B321-3 2 dan Sumber Spesifik
bekas Terbakar Umum

21
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

4 Wadah Detergen Mudah B104d 2 dan Sumber Tidak


Terbakar Spesifik
5 Lampu listrik Berbahaya Bagi B107d 2 dan Sumber Tidak
Lingkungan Spesifik
6 Baterai Beracun A102d 1 dan Sumber Tidak
Spesifik
7 Sisa alat Kororsif B107d 1 dan Sumber Tidak
elektronik yang Spesifik
tidak terpakai
8 Majun Mudah B110d 1 dan Sumber Tidak
Terbakar Spesifik
9 Filter Genset Mudah A108d 1 dan Sumber Tidak
Terbakar Spesifik
10 Oli Mudah B105d 1 dan Sumber Tidak
Terbakar Spesifik
11 Wadah Grease Oil Mudah B104d 1 dan Sumber Tidak
Terbakar Spesifik

CAIRAN PADATAN BERBAHAYA


MUDAH CAIRAN
LIMBAH B3 MUDAH MUDAH REAKTIF BERACUN INFEKSIUS TERHADAP
MELEDAK KOROSIF
TERBAKAR TERBAKAR LINGKUNGAN
CAIRAN
MUDAH C C C X X C C T
TERBAKAR
PADATAN
MUDAH C C C C X T C T
TERBAKAR

REAKTIF C C C C X T C T

MUDAH
X C C C X T C T
MELEDAK

BERACUN X X X X C X C T

CAIRAN
C T T T X C C T
KOROSIF

INFEKSIUS C C C C C C C C
BERBAHAYA
TERHADAP T T T T T T C C
LINGKUNGAN

Gambar 6. Kompatibilitas Karakteristik Limbah B3 Dalam Rangka


Penyimpanan Limbah B3
Keterangan : C = cocok; X = tidak cocok; T = terbatas.

Dari timbulan limbah B3 dapat dikelompokkan sesuai dengan kaidah


kompabilitas limbah B3.
Dimana :

22
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

1. Wadah aerosol, jarum suntik bekas, kemasan tinta bekas, wadah detergen,
lampu listrik, sisa alat elektronik yang tidak terpakai, majun, filter genset,
wadah grease oil dapat disatukan dalam penyimpanannya(C).
2. Baterai penyimpanan tersendiri.
3. Oli penyimpanan tersendiri.

Dari pengelompokan kompabilitas limbah B3 maka dapat ditetapkan 3


karakteristik limbah B3.

3. Timbulan Limbah B3
Tabel 16. Timbulan Limbah B3

Volume Volume Volume 3 Bulan


No. Nama Limbah
Harian (cm3) Perbulan (cm3) (m3)
1 Wadah aerosol 395,64 5.934,6 0,017
2 Jarum suntik bekas 17,94 538,28 0,0016
3 Kemasan tinta bekas 20,57 617,14 0,0018
4 Wadah Detergen 2.600 78.000 0,23
5 Lampu listrik 1.733 51.998 0,15
6 Baterai 8,45 253,57 0,0007
7 Sisa alat elektronik 304,5 9.135 0,027
yang tidak terpakai
8 Majun 17,77 533,33 0,001
9 Filter Genset 1,83 54,95 0,0001
10 Oli 94,44 2.833,33 0,085
11 Wadah Grease Oil 4,36 130,83 0,0003

4. Perencanaan Jumlah Kemasan & Simbol


Jumlah kemasan untuk masing-masing limbah B3 yaitu Wadah aerosol, jarum
suntik bekas, kemasan tinta bekas, wadah detergen, lampu listrik, sisa alat
elektronik yang tidak terpakai, majun, filter genset, wadah grease oil dapat
digabung dalam drum 200 liter, baterai 1 drum 200 liter dan oli 1 drum 1000
liter.
Tabel 17. Jumlah Kemasan
Kemasan Jumlah
No. Nama Limbah
Kemasan
1 Wadah aerosol Drum (200 1
Liter)

23
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

2 Jarum suntik bekas Drum (200 1


Liter)
3 Kemasan tinta bekas Drum (200 1
Liter)
4 Wadah Detergen Drum (200 1
Liter)
5 Lampu listrik Drum (200 1
Liter)
6 Baterai Drum (200 1
Liter)
7 Sisa alat elektronik Drum (200 1
yang tidak terpakai Liter)
8 Majun Drum (200 1
Liter)
9 Filter Genset Drum (200 1
Liter)
10 Oli Drum (200 1
Liter)
11 Wadah Grease Oil Drum (200 1
Liter)

Peletakan simbol dan pelabelan berdasarkan Permen LH No. 14 Tahun 2013 pada
kemasan kosong maupun kemasan yang berisi limbah B3, peletakan simbol dan
pelabelan sebagai berikut:

Gambar 7. Simbol dan Label Kemasan Isi Limbah B3 dan Kemasan Kosong

24
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

B. Rancang Bangun Tempat Penyimpanan Limbah B3

Gambar 8. Desain TPS Limbah B3

C. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Akan Menimbulkan Dampak


Lingkungan.

Komponen rencana kegiatan yang akan ditelaah adalah komponen rencana kegiatan
yang diperkirakan akan menimbulkan dampak. Penelaahan difokuskan terhadap
kegiatan yang intensitas dan volumenya dapat menyebabkan perubahan daya toleransi
komponen lingkungan secara drastis dalam waktu yang relatif singkat dan areal yang
relatif luas serta berlangsung lama. Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah terdiri dari
empat tahap yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi dan Operasi.
Uraian kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan pekerjaan dapat dilihat
sebagai berikut :

25
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

1. TAHAP PRA KONSTRUKSI


a. Pengurusan Perijinan
Kegiatan pengurusan perijinan bertujuan untuk melengkapi persyaratan dalam
rencana pembangunan sekolah berikut operasionalnya. Dimana pemrakarsa
berupaya untuk memenuhi semua perijinan dan aturan yang berlaku.

Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah perubahan persepsi masyarakat
dan menimbulkan keresahan tentang pembangunan yang akan dilakukan.

b. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi


Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya dilahan seluas
1.860 M2 dengan bangunan seluas 6.095 M2 yang terdiri dari 6 lantai akan
dilakukan oleh kontraktor yang berpengalaman di bidangnya. Untuk itu terkait
jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, sepenuhnya diserahkan kepada kontraktor
dengan prinsip transparansi, adil dan memprioritaskan tenaga kerja lokal.

Dampak yang timbul dari kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi adalah
terbukanya lapangan kerja.

c. Sosialisasi
Dalam melakukan kegiatannya Pemrakarsa akan melakukan sosialisasi rencana
kegiatan. Sosialiasi pada tahap ini diperuntukkan untuk kegiatan konstruksi.
Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan kepada masyarakat sekitar, RT dan
Kelurahan serta Kecamatan Setempat. Bentuk sosialisasi yang dilakukan dapat
dengan cara 1 arah seperti memasang pengumuman/pemberitahuan maupun 2
arah dengan diskusi dan silaturahim.

Dampak yang terjadi adalah perubahan persepsi dan sikap masyarakat.

26
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

2. TAHAP KONSTRUKSI
Dalam tahap kontruksi, deskripsi kegiatan akan dilaksanakan sebagai berikut :

a) Mobilisasi Alat dan Bahan

Mobilisasi peralatan dan material adalah kegiatan untuk memasukan peralatan


dan material yang digunakan dalam pembangunan gedung sekolah. Peralatan
dan material didatangkan atau diangkut dari luar lokasi proyek menggunakan
jalur darat menuju lokasi terkait rencana kegiatan pembangunan gedung
sekolah

Dampak yang timbul pada kegiatan ini adalah gangguan lalu lintas, penurunan
kualitas udara, pengotoran jalan, peningkatan kebisingan dan penurunan
kinerja jalan dan pedestrian.

b) Pelaksanaan Konstruksi

Konstruksi Pembangunan gedung sekolah secara garis besar adalah sebagai


berikut:
1. Pembukaan dan pembersihan lahan ini dimaksudkan agar lahan bersih dari
sisa-sisa tumbuhan dan material yang ada, sehingga tidak mengganggu
dalam proses selanjutnya. Pembukaan lahan pada intinya merupakan
pembersihan lahan dari segala macam tumbuhan dan material sisa
bangunan sebelumnya. Kegiatan pembersihan lahan ini dilakukan seluas
luasan tanah yang akan dibangun.
2. Konstruksi pondasi bawah dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar
kerja dan spesifikasi teknik umum dan khusus yang telah tercantum dalam
dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti
perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan
sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Adapun tahapan
pekerjaan yang dilaksanakan, yaitu : penggalian pondasi plat poer
menggunakan excavator, galian basement dilakukan sedalam 1,55 meter
dari tanah asli. Kemudian plat poer digali sesuai dengan titik dan dimensi
plat poer. Pemancangan pondasi beton. Pondasi tiang pancang (pile

27
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima


dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya
panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam.
Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang
yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrakkan ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Panjang tiang pancang
yang direncanakn adalah 6 m dangan panjang dan lebarnya masing-masing
30 cm. Pembuatan lantai kerja atau lean concrcte yaitu lapisan yang
berfungsi sebagai lantai kerja bagi penempatan lapisan. Setelah dilakukan
galian plat poer, dilakukan pekerjaan pembuatan lantai kerja dengan
beton campuran 3:1. Tebal lantai kerja dibuat 5 cm. Proses pemasangan
bekisting batako dilakuan agar beton dapat dibetuk sesuai desain yang ada
dan tidak menyebar ke tempat yang tidak diinginkan. Bekisting yang
digunakan untuk plat poer yaitu bekisting batako, bekisting ini
digunakan agar mempermudah proses konstruksi karena tidak perlu
melakukan pembongkaran bekisting lagi. Pemasangan bekisting batako
mengikuti marking yang telah dilakukan oleh surveyor, agar dimensinya
sesuai dengan gambar kerja. Proses pembesian bertujuan untuk
memperkuat struktur beton yang akan dibuat. Pembesian dilakukan
sesuai dengan gambar kerja, baja yang digunakan menggunakan jenis
baja ulir (deformed), dengan ukuran D22.
3. Konstruksi pondasi atas dilakukan untuk menyalurkan beban ke pondasi
bawah. Pembuatan kolom bertujuan sebagai penerus beban seluruh
bangunan ke pondasi. Dilakukan pengukuran untuk menentukan posisi
kolom bangunan, lalu merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom
yang telah direncakan dan memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi
klolom yang dibuat. Kemudian membuat bekisting (cetakan) sesuai besaran
kolom yang telah direncanakan. Setelah itu melakukan pekerjaan
pengecoran kolom beton dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan dinding
bertujuan untuk membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi
konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Pemasangan tembok

28
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

menggunakan bata ringan dengan adukan semen dan diratakan berjejer


sehingga menjadi satu kesatuan sesuai dengan desain yang ada. Bata ringan
yang telah dipasang kemudian dilakukan plesteran dinding dengan mortar
yang terbuat dari semen, pasir dan air, yang berguna utuk melapisi bata
ringan agar lebih kokoh dan memenuhi fungsi yang dikehendaki. Setelah itu
proses pengacian untuk menutupi pori-pori tembok agar lebih halus.
Pekerjaan Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Tahapan ini
dilakukan untuk pengerjaan lantai selanjutnya, dimana tahapan pekerjaan
untuk lantai 2 – 6 merupakan pengulangan dari tahapan pembuatan kolom
hingga pekerjaan dinding dan lantai.
4. Kegiatan finishing dan Mechanical Electrical (ME) bertujuan
untukmemperindah dan melengkapi fungsi bangunan itu sendiri. Pekerjaan
ini dilakukan denga mengecat seluruh rangkain bangunan dan memasang
kelistrikan. Plambing atau perpipaan juga masuk dalam tahapan ini untuk
mengalirkan langsung ke drianase yang telah dibuat.

Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah Timbulan Limbah Padat/Sampah,
Penurunan Kualitas Udara, Peningkatan Kebisingan, Punurunan Kualitas Air
Permukaan dan Adanya Gangguan K3

3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI


Pada tahap pasca konstruksi ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain :
a. Pemutusan Hubungan Kerja
Dengan berakhirnya kegiatan konstruksi, maka pemutusan hubungan tenaga
kerja tidak dapat dihindari. Proses Pemutusan Hubungan tenaga kerja akan
dilaksanakan berdasarkan perjanjian atau kontrak kerja dengan pihak penyedia
jasa pertukangan yang berkerjsama.

Dampak yang timbul dari kegiatan Pemutusan hubungan kerja adalah hilangnya
lapangan pekerjaan.

29
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

b. Demobilisasi Alat dan Bahan


Pasca Konstruksi, seluruh peralatan dan sisa bahan seperti papan bekisting,
karung semen,karung goni, terpal dan bahan lain yang digunakan dalam kegitan
Pembangunan gedung sekolah akan dibawa keluar dari lokasi kegiatan,baik
dibuang langsung ke TPA maupun digunakan kontraktor kembali di pekerjaan
lainnya, agar gedung sekolah dapat segera dioperasikan.

Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah gangguan lalu lintas, penurunan
kualitas udara, pengotoran jalan, peningkatan kebisingan dan penurunan
kinerja jalan dan pedestrian

4. TAHAP OPERASI
a. Pengoperasiaan Gedung Sekolah
Kegiatan pengoperasian sekolah ini memiliki banyak dampak positif antara lain
Terbukanya Lapangan Pekerjaan, Menambah Tingkat Pendidikan dan Kualitas
Masyarakat sekitar, namun kegiatan pengoperasian tentunya juga akan
memiliki dampak yang harus di waspadai antara lain Peningkatan Limbah Cair,
Peningkatan Limbah Padat, Timbulnya Limbah B3 Karena Kegiatan Sekolah,
Meningkatkan gangguan lalu lintas dan Potensi Bahaya Kebakaran.

b. Pemeliharaan Gedung Sekolah


Kegiatan pemeliharaan gedung sekolah mencakup aktivitas perawatan terhadap
gedung sekolah beserta fasilitas pendukungnya seperti mekanikal elektrikal,
dinding, pengecetan dan saluran. Waktu pemeliharaan oleh kontraktor
tergantung kesepakatan yang tertuang dalam kontrak pekerjaan, dalam masa
pemeliharaan gedung sekolah semua bentuk kekurangan dan kerusakan gedung
sekolah menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Lama waktu
pemeliharaan umumnya antara 6-12 bulan, setelah selesai masa pemeliharaan
oleh kontraktor selanjutnya menjadi tanggung jawab pemrakarsa.

Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah perubahan persepsi masyarakat.

30
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya
Yayasan Karunia Sumber Jiwa Ceria

C.) DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang Lainnya yang secara
administrasi terletak di Jalan Aminah Syukur No. 48 RT. 003, Kelurahan Sungai Pinang
Luar, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda saat ini berada pada tahap rencana
pembangunan, berdasarkan kegiatan yang dilakukan tinjauan dampak kegiatan
difokuskan pada kegiatan konstruksi dan operasional. Dampak yang terjadi pada tahap
konstruksi dan operasional diperlukan pengelolaan dan pemantauan agar dampak yang
terjadi tidak mengganggu kegiatan Pembangunan Sekolah dan Fasilitas Penunjang
Lainnya, sedangkan dampak yang terjadi pada tahap konstruksi dan operasional
memerlukan pengelolaan dan pemantauan dalam jangka waktu yang cukup panjang dan
berkesinambungan karena tahap konstruksi dan pperasional merupakan tahapan yang
paling lama memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar Kelurahan Sungai Pinang
Luar. Kegiatan konstruksi dan operasional akan memberikan dampak baik dampak
positif maupun dampak negatif, sehingga dalam pelaksanaannya perlu dilakukan pula
upaya pengelolaan lingkungan sehingga dapat diidentifikasi dampak-dampak yang
kemungkinan akan terjadi beserta cara pengelolaan maupun pemantauannya.
Identifikasi dampak lingkungan yang akan terjadi beserta besaran dampaknya dari
seluruh kegiatan adalah sebagai berikut.

31

Anda mungkin juga menyukai