PEMBIMBING
Prof. Nasri.........
Nama Rencana Usaha dan/atau kegiatan adalah pembangunan Pelabuhan Ujong Blang
Lhokseumawe. Pembangunan ini merupakan ketentuan dari Permen LH Nomor 5 tahun 2012
tentang jenis rancana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai
dampak lingkungan hidup, kegiatan ini tidak termasuk usaha dan/atau kegiatan yang harus
dilengkapi dengan studi analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).
7. R. Gallery 64 m2 1
8. R. Fitness 48 m2 1
9. Toilet
5 Lantai 4 :
1. Gudang ATK 88 m2 1
2. Toilet 48 m2 1
3. Ruang rapat 160 m2 1
B. Tahap Kontruksi
Aktivitas Pembangunan Pelabuhan Ujong Blang Lhokseumawe pada tahap kontruksi
meliputi :
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Kelancaran kegiatan pembangunan gedung sangat tergantung dari jumlah dan
kemampuan tenaga kerja yang akan dipekerjakan. Untuk kelancaran kegiatan
pembangunan tersebut, maka kegiatan pada tahap konstruksi yang perlu dan
penting untuk dilakukan adalah penerimaan tenaga kerja. Kegiatan ini dilakukan
dengan memberikan prioritas tenaga kerja lokal dalam rangka menciptakan
suasana yang kondusif antara pengusaha (pengembang) dengan penduduk lokal
yang berada disekitar lokasi tapak proyek.
Tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diklasifikasikan tenaga kerja ahli dan tenaga
kelompok buruh/tenaga kerja kasar. Adapun tenaga kerja yang diperlukan pada
tahap kontruksi dan kulaifikasinya disajikan sesuai pada Tabel 2.2 berikut :
Pemrakarsa akan menyediakan barak kerja dan direksi kit (base camp). Hal ini
dimaksudkan untuk menyiapkan tempat para pekerja yang akan terlibat langsung
dalam kegiatan kontruksi bangunan, tempat penyimpanan bahan dan material
bangunan serta ruang kerja kantor pelaksana lapangan. Seluruh bahan atau material
yang akan dipergunakan untuk pembangunan barak kerja dan direksi kit
diharapkan berasal dari daerah setempat bila tersedia.
Bangunan base camp berupa konstruksi non permanen yang materialnya sebagian
besar berasal dari lokasi setempat. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah peralatan
dan tenaga kerja (tenaga kerja menengah dan tenaga kerja kasar).
Dalam kegiatan pembangunan gudang, tenaga kerja yang dibutuhkan didasarkan
pada lingkup kegiatan yang akan dilakukan. Distribusi tenaga kerja yang
digunakan akan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Prakiraan dampak yang akan timbul: terbukanya lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar lokasi proyek.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan material yang akan digunakan pada
pelaksanaan pekerjaan, pengumpulan material biasanya dilakukan pada sumber-
sumber yang memiliki deposit yang cukup banyak seperti pasir, batu dan sirtu yang
pada umumnya dapat dijumpai pada sungai-sungai maupun pada daerah-
daerah lain sekitarnya. Pada tahap ini akan dibutuhkan peralatan dan bahan
penunjang kegiatan fisik berupa alat berat seperti dump truck dan escavator untuk
kegiatan pembersihan dan pematangan lahan.
Kebutuhan bahan berupa; pasir, semen, batu kali, batu bata, pipa. kayu dan lain-
lain akan digunakan dalam melakukan aktivitas fisik. Sementara material berupa
berbagai jenis ukuran besi, bahan tripleks, atap, keramik, dan lainnya didatangkan
dari Lhokseumawe dan Langsa.
Tabel 2.3 Jenis Bahan dan Material yang dibutuhkan Pada Pembangunan
No Jenis Bahan
1 Semen
2 Pasir, kerikil dan batu
3 Kayu Berbagai Ukuran, Tipleks, dan Bahan Sejenis
4 Berbagai Jenis Ukuran Besi (SNI)
5 Bahan Atap (SNI)
6 Keramik
7 Batu Bata, Paving Block
8 Bahan untuk instalasi listrik (SNI)
Sumber : Pemrakarsa , 2019
Prakiraan dampak yang akan timbul: meningkatnya kadar debu di udara ambien serta
gangguan arus lalulintas.
3. Pembersihan dan Pematangan Lahan
Lahan untuk lokasi pembangunan Pelabuhan Ujong Blang Lhokseumawe, saat ini masih
lahan kosong yang ditumbuhi rumput dengan kontur tanah datar. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pembersihan dan pematangan lahan. Untuk mencapai elevasi, akan dilakukan
pengurugan atau penggalian agar mendapatkan permukaan yang rata dan akan diikuti
dengan pemadatan tanah. Kegiatan ini akan menimbulkan peningkatan kadar debu di
wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan penurunan kualitas udara akibat
peningkatan kadar debu. Disamping itu, beroperasinya berbagai peralatan berat seperti
dump truck, escavator dan lainnya akan menimbulkan meningkatkan kebisingan disekitar
wilayah tersebut.
Prakiraan dampak yang akan timbul: peningkatan kadar debu di udara ambien,
peningkatan kebisingan.
4. Pembangunan Unit-unit Gedung Pelabuhan Ujong Blang
Pembangunan gudang sewa akan dilakukan pada lokasi yang sudah
direncanakan sebelumnya. Adapun tahap-tahapan dari pembangunan
Pelabuhan Ujong Blang Lhokseumawe adalah :
- Pekerjaan galian
- Pekerjaan pondasi
- Pekerjaan dinding
- Pekerjaan penutup lantai
- Pekerjaan kayu
- Pekerjaan besi
- Pekerjaan penutup atap
- Pekerjaan instalasi listrik
- Pekerjaan pipa dan sanitasi
- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan finishing detail
Prakiraan dampak yang akan timbul : Perubahan fungsi lahan,
peningkatan kebisingan, Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Dari Uraian Bab II (Rencana Kegiatan) point 2.4. Garis besar komponen
rencana usaha dan/atau kegiatan. Komponen rencana kegiatan yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan, pemrakarsa menyusun program Pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang disajikan pada tabel/matrix Tabel 3.1 Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-
UPL) dibawah ini.
Tabel 3.1 Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Tahap Prakonstruksi
1. Sosialisasi Persepsi Keluhan dan - Memberikan Masyarakat Awal tahap - Melakukan Pada Minimal 2 a. Pelaksana :
Rencana Masyarakat protes terhadap informasi mengenai di sekitar prakonstru survey dan masyarakat kali selama b. Pengawas : Dinas
Pembangunan rencana usaha/ rencana lokasi ksi. wawancara yang tahap pra
Lingkungan Hidup
Pelabuhan kegiatan pembangunan rencana langsung bermukim di konstruksi.
Ujong Blang Pelabuhan Ujong proyek. dengan sekitar Kebersihan dan
Blang dengan papan masyarakat lokasi Keindahan Kota
pengumuman di disekitar kegiatan. (DLHK3) Kota
lokasi kegiatan. lokasi Lhokseumawe dan
- Melakukan kegiatan. Camat Banda Sakti
koordinasi dan - Analis data c. Pelaporan :
pendekatan secara Pemerintah Kota
dengan lurah, deskriptif
Lhokseumawe
camat dan tokoh evaluatif
masyarakat Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
2. Kegiatan Persepsi Negatif Keluhan dan Melakukan Masyarakat Selama Melakukan Masyarakat Selama tahap a. Pelaksana :
pengukuran Masyarakat protes terhadap pendekatan secara sekitar lokasi tahap pendekatan sekitar lokasi Prakontruksi pemrakarsa
dan rencana usaha/ persuasif kepada Kegiatan Prakontruks secara Kegiatan Perpustakaan
kegiatan
pematokan masyarakat, memberi pembangunan persuasif pembangunan b. Pengawasan :
lahan penjelasan tentang Pelabuhan kepada Ujong Blang Dinas Lingkungan
Kegiatan pengukuran Ujong Blang masyarakat, Hidup Kebersihan
dan pematokan lahan memberi dan Keindahan
penjelasan Kota (DLHK3)
tentang Kota
Kegiatan Lhokseumawe dan
pengukuran Camat Banda
dan Sakti.
pematokan c. Pelaporan :
lahan Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Kesempatan Tenaga kerja - Pemberian skala Masyarakat di Selama - Mencatat Pada Minimal 1 a. Pelaksana :
Tenaga Kerja Kerja lokal prioritas kepada sekitar lokasi kegiatan jumlah masyarakat kali selama Pelabuhan
Konstruksi diterima masyarakat disekitar rencana proyek. tahap tenaga kerja yang tahap Ujong
dalam lokasi proyek konstruksi. lokal yang bermukim di konstruksi.
penerimaan sekitar
Blang.
berdasarkan diterima.
tenaga kerja ketersediaan SDM dan - Membandingk lokasi b. Pengawas : Dinas
konstruksi. kebutuhan an upah yang kegiatan Sosial dan tenaga
- Melakukan koordinasi diterima Kerja Kota
dengan Dinas Tenaga dengan Upah Lhokseumawe, dan
Kerja, Kelurahan, dan Minimum Dinas Lingkungan
Kecamatan tentang Provinsi Hidup Kebersihan
penerimaan tenaga dan Keindahan Kota
kerja
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
2. Mobilisasi Peningkatan Mengacu pada - Mengoperasikan Lokasi Selama Metode dust Lokasi tapak Minimal 1 a. Pelaksana :
Peralatan dan Kadar Debu di Kepmen LH No. kendaraan tapak kegiatan fall untuk proyek. kali dalam Pelabuhan
Material Udara Ambien 41 Tahun pengangkut proyek. mobilisasi debu enam bulan Ujong
1999 Tentang material yang peralatan tersedimenta selama
Pengendalian dan kegiatan
Blang
layak jalan. si dan metode
Pencemaran - Memasang plat material gravimetric mobilisasi b. Pengawas adalah
Udara. Baku penghalang pada berlangsu untuk debu alat dan Dinas Lingkungan
Mutu Kadar ban kendaraan ng. tersuspensi. material. Hidup Kebersihan
Debu angkut. dan Keindahan
Maksimal - Semua truk Kota (DLHK3)
3 pengangkut Kota
110 g
material Lhokseumawe
/m .
dilengkapi
dan camat Banda
dengan terpal
penutup (bag Sakti
cover). c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan
Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali
Gangguan Terjadi - Menggunakan jalan Lokasi tapak Selama - Wawancara - Rute masuk 1 kali a. Pelaksana :
Arus gangguan arus yang tidak padat lalu proyek dan rute kegiatan langsung kekawasan selama Segara
Lalulintas lalulintas pada lintas dan dilakukan di transportasi mobilisasi dengan warga Pelabuhan kegiatan Agung
jalur luar waktu-waktu jam peralatan dan peralatan sekitarjalan Ujong Blang mobilisasi
transportasi kerja (pergi- pulang material. dan alat dan b. Pengawas adalah
- Pengamatan - Sepanjang rute
bahan dan kantor dan sekolah). peralatan di lapangan mobilisasi alat material Dinas
material. - Menyediakan petugas dan terhadap dan material Perhubungan Kota
untuk pengaturan material prillaku Lhokseumawe
entry/exit truk pengemudi c. Pelaporan :
pengangkut peralatan Pemerintah Kota
dan material dari dan Lhokseumawe
keluar lokasi proyek. Melalui Dinas
- Memasang rambu-
Lingkungan
rambu lalulintas atau
papan pemberitahuan Hidup Kebersihan
seperti: hati-hati dan Keindahan
kendaraan proyek Kota (DLHK3)
keluar masuk Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali
3. Pembersihan Peningkatan Keputusan - Menentukan Di tapak Selama Metode dust Lokasi tapak Minimal 1 a. Pelaksana :
dan Kadar Debu di Menteri Negara dengan jelas batas- proyek kegiatan fall untuk proyek kali selama Segara
Pematangan Udara Ambien LH No. 41 batas kepemilikan pembersi pembersiha debu kegiatan Agung
Lahan Tahun 1999 lahan sebelum han dan n dan tersedimenta pembersihan
Tentang Baku pembersihan dan pematang pematanga n si dan dan b. Pengawas adalah
Mutu Udara pematangan lahan. an lahan. lahan metode pematangan Dinas Lingkungan
Ambien, Kadar - Membangun pagar berlansung. gravimetric lahan Hidup Kebersihan
Debu Maksimal pembatas lahan. untuk debu berlangsung. dan Keindahan
110 g
3 - Melengkapi tersuspensi Kota (DLHK3)
pekerja dengan di udara Kota
/m . ambien.
sarana K3 seperti Lhokseumawe dan
masker. camat Banda
- Melakukan Sakti.
penyiraman pada
lahan yang sudah c. Pelaporan :
kering. Pemerintah Kota
- Memasang plat Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
penghalang pada Hidup
ban kendaraan Kebersihan dan
angkut pada Keindahan Kota
pembersihan
(DLHK3) Kota
lahan.
- Semua truk Lhokseumawe
pengangkut material setiap 6 bulan
dilengkapi dengan sekali
terpal penutup (bag
cover).
Peningkatan Mengacu pada - Operasional alat Lokasi tapak Selama - Mengguna Lokasi tapak Minimal 1 a. Pelaksana :
kebisingan kepada berat tidak proyek kegiatan kan alat proyek kali selama Pelabuhan
Kepmeneg LH menimbulkan pembersiha sound level kegiatan Ujong
No 48/1996 suara bising yang n dan meter. pembersihan
untuk kawasan pematanga n - Membandi dan
Blang
berlebihan.
pemukiman - Para pekerja lahan. ng kan pematangan (PUB).
adalah 55 dBA memakai Alat hasilnya lahan. b. Pengawas adalah
pada radius 500 Pelindung Diri dengan Dinas Lingkungan
m (APD) yang baku Hidup Kebersihan
sesuai misalnya tingkat dan Keindahan
ear plug. kebisinga Kota (DLHK3)
(Keputusa Kota
n MENLH
Lhokseumawe dan
No. Kep
48/MENLH/ camat Banda
11/1996). Sakti.
- c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan
Hidup Kebersihan
dan Keindahan
Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali
4. Pembangunan Perubahan Terjadi - Menyediakan ruang Lokasi Selama - Memantau Lokasi tapak 1 kali a. Pelaksana :
Unit- Unit fungsi lahan. perubahan terbuka hijau. tapak kegiatan ketersediaan proyek. dilakukan Pelabuhan
GedungPelabuh fungsi dan tata - Jika memungkinkan proyek. Pembangun ruang terbuka pada saat Ujong
an Ujong Blang guna lahan membuat sumur an Unit-Unit hijau (RTH). pembangun
Perumahan an unit-unit
Blang
resapan. - Memantau
- Mengikuti Garis berlangsung perubahan perumahan (PUB)
Sempadan relief elevasi b. Pengawas : Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Bangunan dan yang rentan (DLHK3) Kota
Sempadan Jalan mengalami Lhokseumawe, dan
yang ditetapkan. erosi Camat Banda Sakti
- Kekuatan bangunan
c. Pelaporan :
kantor harus
memperhitungkan Pemerintah Kota
faktor kegempaan. Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali.
Peningkatan Kepmeneg LH Aktivitas Lokasi Selama Pengukuran Lokasi tapak Minimal1 a. Pelaksana :
Kebisingan. No 48/1996, pembangunan yang tapak kegiatan tingkat proyek dan kali dalam PELABUH
untuk kawasan menimbulkan proyek. pembangu- kebisingan (Leq) pemukiman enam AN UJONG
pemukiman, kebisingan hanya nan unit- di lokasi proyek penduduk. bulan
kebisingan dilakukan pada siang unit selama
BLANG
dan pemukiman
adalah maksimal hari. GedungPela penduduk tahap (PUB).
55 dB(A) pada buhan menggunakan konstruksi b. Pengawas adalah
radius 500 Ujong alat sound level Dinas Lingkungan
meter. Blang meter. Hidup Kebersihan
dan Keindahan
Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe dan
camat Banda Sakti.
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali
Gangguan Tenaga kerja - Memakai APD yang Lokasi Selama Melakukan Lokasi base Minimal 1 a. Pelaksana :
Kesehatan dan mengalami sesuai (mis: masker, tapak kegiatan survey dan camp, lokasi kali dalam Pelabuhan
Keselamatan gangguan sarung tangan). proyek. pembangun wawancara. bongkar muat enam bulan Ujong
Kerja (K3) kesehatan dan - Menyiapkan lokasi an unit-unit material dalam selama
kecelakaan Gedung tapak proyek. tahap
Blang
pembongkaran
kerja. material dan bahan Kantor konstruksi (PUB)
bangunan yang Pelabuhan b. Pengawas :
Ujong Blang Dinas
(PUB) Lingkungan
Hidup
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
aman bagi pekerja dan berlangsung Kebersihan dan
masyarakat sekitar Keindahan Kota
lokasi proyek (DLHK3) Kota
- Menyiapkan bahan Lhokseumaw
bahan kebutuhan
pekerja yang sesuai
e, dan Camat
dengan standar Banda Sakti
keselamatan tenaga c. Pelaporan :
kerja. Pemerintah Kota
- Menyiapkan kotak P3K Lhokseumawe
di lokasi proyek. Melalui Dinas
- Base camp Lingkungan
memenuhi standar Hidup Kebersihan
kesehatan bagi dan Keindahan
tenaga kerja.
Kota (DLHK3)
- Tidak membuang
sampah dan sisa Kota
makanan bagi pekerja Lhokseumawe
yang tinggal di Base setiap 6 bulan
Camp. sekali.
- Tersedia cukup air
bersih di Base Camp.
- Karyawan yang
sedang sakit tidak
boleh bekerja.
5. Demobilisasi Gangguan Terjadi - Peningkatan disiplin Pada jalur yang Selama - Pengamatan Pada rute Dilakukan a. Pelaksana :
Peralatan. Arus gangguan arus pengemudi dilalui kendaraan kegiatan lapangan. jalan yang minimal satu Pelabuhan
Lalulintas lalulintas pada kendaraan demobilisasi demobilisasi - Memantau dilalui untuk kali di akhir Ujong
jalur pengangkut peralatan. peralatan dari kondisi arus demobilisasi tahap
demobilisasi lokasi peralatan. konstruksi.
Blang
demobilisasi lalulintas
material. peralatan. proyek. khususnya di (PUB).
- Mematuhi batas sekitar lokasi b. Pengawas
tonase yang proyek. adalah Dinas
diijinkan sesuai Perhubungan
kelas jalan. Kota
- Bila dibutuhkan dapat Lhokseumawe
meminta bantuan c. Pelaporan :
polisi untuk
pengawalan
Pemerintah Kota
demobilisasi Lhokseumawe
peralatan. Melalui Dinas
Lingkungan
Hidup Kebersihan
dan Keindahan
Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Pelepasan Tenaga kerja Pihak perusahaan Tenaga kerja Diakhir Wawancara Tenaga kerja Sekali di a. Pelaksana :
Hubungan konstruksi menuntaskan konstruksi di tahap dan observasi pada lokasi tapak akhir tahap Pelabuhan
Kerja kehilangan pembayaran lokasi konstru lapangan proyek. konstruksi. Ujong
pekerjaan. upah/gaji terhadap proyek. ksi. terhadap
Blang
setiap tenaga kerja pembayaran
akibat berakhirnya upah/gaji
(PUB)
masa konstruksi. tenaga kerja b. Pengawas adalah
konstruksi. Dinas
Lingkungan
Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe,
dan Camat
Banda Sakti.
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan
Hidup Kebersihan
dan Keindahan
Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe
Tahap Operasi
1. Operasional Peningkatan Keputusan - Mengelola GedungPelabuh Selama - Pengambil an Outlet dan Sekali dalam a. Pelaksana :
GedungPelabuh Air Limbah Menteri Negara pembuangan air an Ujong Blang tahap sampel air saluran enam bulan. Pelabuhan
an Ujong Blang Domestik LH Nomor limbah atau membuat dan sarana operas limbah. drainase. Ujong
PermenLH No peresapan dan saluran pendukungnya - Analisis
68 Tahun
Blang
drainase dengan benar laboratorium.
2016 Tentang sehingga tidak (PUB)
- Membandingka
Baku Mutu Air mencemari n dengan b. Pengawas adalah
Limbah lingkungan. PermenLH No Dinas
Domestik. - Memeriksa kualitas air 68 Tahun 2016 Lingkungan
limbah ke Tentang Baku Hidup
laboratorium rujukan Mutu Air Kebersihan dan
secara rutin. Limbah Keindahan Kota
Domestik.
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
c. Pelaporan :
Pemerintah
Kota
Lhokseumaw
e Melalui
Dinas
Lingkungan
Hidup
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
Peningkatan Undang- Undang - Memasang tempat Kompleks Seluruh Melakukan Sarana Setiap 1 a. Pelaksana :
Limbah Padat Republik Indonesia pembuangan sampah di GedungPe siklus survey dan persampahan di tahun sekali PELABUH
(Sampah) Nomor 18 Tahun lokasi Gedung labuhan kegiatan wawancara lokasi proyek. selama masa AN UJONG
2008 tentang Pelabuhan Ujong Ujong di tahap langsung. operasional
sampah Blang operasi.
BLANG
Blang.
- Pengangkutan sampah
(PUB)
dari TPS ke TPA b. Pengawas adalah
dilakukan secara Dinas Lingkungan
periodik Hidup Kebersihan
- Pengumpulan sampah dan Keindahan
dipisahkan berdasarkan Kota (DLHK3)
jenisnya yaitu sampah Kota Lhokseumawe
organik dan anorganik,
seperti plastik, dan
c. Pelaporan :
kertas. Pemerintah Kota
- Pemisahan sampah- Lhokseumawe
sampah yang dapat di Melalui Dinas
daur ulang Lingkungan Hidup
- Memasukkan dalam Kebersihan dan
kantong plastik Keindahan Kota
sampah-sampah agar (DLHK3) Kota
mudah diangkut oleh
Lhokseumawe
kendaraan pengangkut
sampah.
- Pengangkutan dari
TPS ke TPA .
Sanitasi Kondisi sanitasi - Menanam vegetasi Lokasi tapak Selama Pengamatan Lokasi tapak Minimal 1 a. Pelaksana :
Lingkungan lingkungan dan pada lokasi- lokasi proyek. tahap lapangan dan proyek. kali dalam Pelabuhan
jenis tertentu di sekitar operasi. data dari enam bulan Ujong
penyakit dapat lokasi perumahan Puskesmas selama
muncul dan masa
Blang
dan membuat jalur
berkembang. hijau. operasional (PUB)
- Menyediakan GedungPela b. Pengawas adalah
Ruang Terbuka buhan Dinas
Hijau (RTH). Ujong Lingkungan
- Membersihkan Blang. Hidup
drainase secara Kebersihan dan
berkala. Keindahan Kota
- Mengumpulkan (DLHK3) Kota
data dari
PuskesmasBanda Lhokseumawe
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
Sakti jenis penyakit Melalui Dinas
yang muncul dan Lingkungan
berkembang akibat Hidup
aktivits kantor.
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
Peningkatan Kualitas Air Eksplorasi sumur Air bersih Seluruh Pengukuran Air bersih dalam Sekali dalam a. Pelaksana :
Kebutuhan Air Berdasarkan DAP (sumur dalam lokasi siklus debit dan lokasi tapak enam bulan. PELABUH
Bersih. Keputusan dangkal) dilakukan tapak kegiatan kualitas air proyek. AN UJONG
Menteri hanya untuk proyek. di tahap bersih.
Kesehatan kebutuhan operasi.
BLANG
Hidup No. 496 operasional kantor. (PUB)
Tahun 2010 b. Pengawas :
tentang Dinas
persyaratan Lingkungan
kualitas air Hidup
minum Kebersihan dan
.
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe,
dan Camat
Banda Sakti
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan
Hidup Kebersihan
dan Keindahan
Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali.
Terbukanya Masyarakat - Memberi Pada Selama Pengamatan Pada Minimal 1kali a. Pelaksana :
Kesempata sekitar kesempatan kerja masyarakat tahap lapangan dan masyarakat dalam enam Pelabuhan
Kerja lokasi kepada anggota sekitar lokasi operasi. wawancara sekitar lokasi bulan selama Ujong
proyek. masyarakat sekitar. kegiatan. kegiatan. masa
Blang
- Memberikan skala operasional
Gedung (PUB).
prioritas kepada
tenaga kerja lokal. Pelabuhan b. Pengawas : Dinas
Ujong Blang. Sosial dan tenaga
Kerja Kota
Lhokseumawe, dan
Dinas Lingkungan
Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
Proses Sosial Jumlah kasus/ - Membentuk forum Masyarakat Dilakukan - Observasi Masyarakat 1kali dalam a. Pelaksana :
konflik akibat terbatas untuk sekitar lokasi pada dan sekitar lokasi setahun Pelabuhan
operasional membantu kegiatan. seluruh Wawancara kegiatan. selama masa Ujong
GedungPelabuh pemrakarsa untuk siklus - Analisis Data operasional
an Ujong Blang. kegiatan di kantor
Blang
menangani secara
permasalahan tahap deskriptif
(PUB).
sosial. operasi. evaluatif b. Pengawas : Dinas
- Memfasilitasi Sosial dan tenaga
berbagai kegiatan Kerja Kota
masyarakat sekitar Lhokseumawe, dan
untuk membangun Dinas Lingkungan
kebersamaan dengan
masyarakat di Hidup Kebersihan
sekitar lokasi proyek dan Keindahan
Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe
c. Pelaporan :
Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kot
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
Bahaya Besaran - Mengupayakan Lokasi tapak Dilakukan Mengadakan Lokasi tapak Minimal sekali a. Pelaksana :
Kebakaran dampak dinilai pencegahan dan kegiatan pada seluruh pemantauan kegiatan dalam enam Pelabuhan
potensi penanggulangan operasional siklus tentang operasional bulan selama Ujong
terjadinya bahaya kebakaran, kantor kegiatan penyedian alat kantor masa
kebakaran. pada tahap pemadam api operasional
Blang
yang meliputi
penyediaan alat operasi dan SOP dalam (PUB).
pemadam api ringan berlangsung menghadapi b. Pengawas adalah
(APAR), bahaya Dinas Lingkungan
- menyiapkan SOP kebakaran Hidup Kebersihan
(Standard Operating dan Keindahan
Procedure) serta Kota (DLHK3)
Kota
Lhokseumawe dan
Dinas
Pemadam
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Institusi Pengelola
Sumber Besaran
No Jenis Dampak dan Pemantau
Dampak Dampak Bentuk Lokasi Bentuk Lokasi
Periode Periode Lingkungan Hidup
Pengelolaan Pengelolaan Pemantauan Pemantauan
membuat peringatan Kebakaran dan
bahaya kebakaran. Penyelamatan
- Memasang papan (DPKP) Kota
peringatan untuk tida
merokok ataupun Lhokseumaw
melakukan sesuatu e.
yang memicu c. Pelaporan :
terjadinya kebakaran Pemerintah Kota
Lhokseumawe
Melalui Dinas
Lingkungan Hidup
Kebersihan dan
Keindahan Kota
(DLHK3) Kota
Lhokseumawe
setiap 6 bulan
sekali
BAB IV
JUMLAH DAN JENIS PPLH YANG DIBUTUHKAN
4.1 Jumlah dan Jenis Izin PPLH yang dibutuhkan Untuk Pembangunan Pelabuhan
Ujong Blang Lhokseumawe
Apabila kami tidak melaksanakan sebagaimana butir 1) dan butir 2) tersebut, kami bersedia
menghentikan kegiatan dan mempertanggung jawabkannya secara hukum yang berlaku.
Kepada Yth,
Dinas Perhubungan Kota Lhokseumawe
Di
Lhokseumawe
Dengan hormat,
tahun-1. Selama 10 tahun (2006-2020) terdapat 2,0 bulan kering (CH < 60 mm), Rerata
bulan kering (BK) = 2, 0 mm tahun-1. Tipe iklim menurut Schmidr&Ferguson : B
(basah/wet), dengan nilai Q = 27,78% (Q=14,3 – 33,0% → basah).
Komponen kualitas udara yang diteliti meliputi kadar SO 2, NO2, CO, dan debu
(TSP) sesuai dengan SK MENLH No. 41/MENLH/1999, sedangkan kebisingan sesuai
dengan KepMen LH No. 48/MENLH/11/1996. Pemilihan lokasi pengambilan sampel
didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut berada di lokasi kegiatan dan di
pemukiman sekitar lokasi kegiatan.
Hasil pengukuran untuk parameter kualitas udara lainnya seperti CO, NO 2 dan SO2
semuanya juga di bawah ambang batas. Parameter CO dan NO2 yang terukur di pemukiman
(U-02) menunjukkan fenomena yang sama dengan debu yaitu lebih kecil jika dibandingkan
dengan di lokasi rencana pembangunan gedung Pelabuhan Ujong Blang (PUB), hal ini
karena jumlah kenderaan yang melintasi di jalan nasional jauh lebih banyan disbanding
dengan yang melintasi di jalan dalam area pemukiman. Karbon monoksida yang terdapat di
udara terbentuk dari salah satu peroses pembakaran tidak sempurna terhadap karbon atau
komponen yang mengandung karbon menjadi karbon monoksida. Sedangkan gas NO 2 juga
dapat di sebabkan oleh aktifitas pembakaran pada kegiatan transportasi oleh kendaraan
bermotor dan dari kegiatan industri.
Lokasi pengamatan:
U-01 : Lokasi Pembangunan Pelabuhan Ujong Blang (PUB), Gampong Cot Mesjid, Kec. Banda Sakti
Kota Lhokseumawe 5°12'34.82" N 97°7'18.74" E.
U-02 : Lokasi esisir Pantai Kec. Banda Sakti Kota Lhokseumawe 5°12'34.82" N 97°7'18.74" E.
Sulfur Dioksida (SO2) merupakan gas yang sangat mudah terlarut dalam air, gas tidak
berwarna, berbau dalam konsentrasi pekat dan tidak mudah terbakar. Gas SO2 terbentuk
saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Di daerah lokasi
rencana pembangunan gedung Pelabuhan Ujong Blang (PUB) terdapat pembangkit listrik
yang juga menggunakan bahan bakar fosil yang dapat menghasilkan gas SO2 juga. Hasil
pengukuran menunjukkan fenomena berbeda dimana kandungan SO2 di udara di lokasi
Pelabuhan Ujong Blang (PUB) lebih rendah dibandingkan di lokasi pemukiman. Ada faktor
lain juga yang mempengaruhi yaitu suhu dan keberadaan pohon, dimana pada lokasi
rencana gedung Pelabuhan Ujong Blang (PUB) lebih banyak pohon dan sejuk dibanding
pengukuran yang dilakukan di lokasi pemukiman. Perbedaan ini tidak begitu signifikan dan
masih jauh dari baku mutu juga.
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan suatu lokasi menunjukkan ukuran energi
bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel atau disingkat dengan notasi dB(A). Lokasi
pengambilan sampel tingkat kebisingan sama dengan lokasi pengambilan sampel kualitas
udara. Cara pengukuran dengan menggunakan alat Sound Level Meter, perhitungan dan
evaluasi tingkat kebisingan berpedoman pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas faktor
fisika dan faktor kimia di tempat kerja
b. Kualitas Air
Air merupakan unsur penting bagi kehidupan, karena air
dapat membantu metabolisme dalam tubuh, untuk minum, mencuci,
dan sebagainya. Kebutuhan air bersih terus meningkat dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan industri. Untuk
menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan
b. Fauna
1) Satwa Liar
2) Satwa Peliharaan
Tabel 6.10 Daftar jenis hewan ternak dan peliharaan di sekitar lokasi kegiatan
Nama Daerah Nama Ilmiah Keterangan
Ayam Galus galus Burung/hewan ternak
Kucing Felis silvestris, Felis catus Mamalia/Hewan peliharaan
Sumber: Hasil pengamatan lapangan 2019
APHA, 1997, Standard Methods for the Examination Water and Waste Water,
American Public Health Association, 20th Edition, Washington DC
PP. No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran