Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan di luar sekolah


yang dilakukan pada Instansi, Dunia Usaha (DU) atau Dunia Industri (DI) secara
terbimbing dan terpadu dalam keahlian bidang studi untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan serta membentuk kemampuan akademik di luar bangku
sekolahan.
Praktik Kerja Industri juga dapat melatih siswa-siswi menjadi sesorang yang
mandiri, dengan adanya praktk kerja industri siswa-siswi dapat mengetahui
kerasnya Dunia Usaha (DU) atau Dunia Industri (DI) yang sangat membutuhkan
pengalaman dalam dunia pendidikan.
Merujuk dari masalah diatas maka penulis mengusung judul “PEMIJAHAN
IKAN LELE”

1.2 RUANG LINGKUP


Ruang lingkuo budidaya perikanan ternyata memiliki cakupan yang sangat
luas apabila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Ruang lingkup tersebut dapat
didasarkan pada ruang (spasial), sumber air yang digunakan, sumber air dan jenis
kegiatan
Kegiatan budidaya perikanan mencakup pengadaan sarana dan prasarana
produksi, proses produksi hingga panen, penanganan pascapanen, dan pemasaran

1
1.3 TUJUAN
Pelaksanaan praktek kerja industri memiliki dua tujuan, yaitu tujuan
pelaksana prakerja dan tujuan pembuatan laporan.
1.3.1 Tujuan Pelaksanaan Prakerin
a) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja dan industri
yang sesungguhnya.
b) Memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yang dipersyaratkan oleh
dunia kerja dan industri
c) Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis,
kewirausahaan dan produktif
d) Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk
kepentingan pengembangan diri
e) Dapat menjadikan siswa-siswi lebih disiplin dan tertib
f) dan menjadikan siswa-siswi mengerti dari sebuah kesuksesan terdapat
usaha yang besar
g) Dan dapat mencoba mandiri ketika jauh dari pantaua orang tua
1.3.2 Tujuan Pembuatan Laporan
a) Sebagai salah satu bentuk latihan dalam menghadapi uji kompetensi pada
akhir proses pembelajaran
b) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi, Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Sekolah Bersabtar Nasional
Berbasis Komputer (USBN-BK) serta sebagai bukti bahwa telah
melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
c) Sebagai Syarat Kelulusan Prsktik Kerja Industri
d) Wawasan tentang penulisan karya ilmiah

2
1.4 MANFAAT PRAKERIN
Program praktik kerja industri dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak antara lain:
1.4.1 Manfaat Bagi Siswa
a. Memproleh pengetahuan nyata tentang kondisi suatu industri atau instansi
baik manajemen yang diterapkan maupun kondisi fisik dari industri atau
instansi tersebut
b. Memproleh pengalaman nyata yang akan berguna untuk meningkatkan
kemampuan yang relevan dengan disiplin ilmu masing-masing praktikan
c. mengenal perkembangan industri secara nyata dilapangan
1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah
Mendapatkan umpan balik yang berguna untuk meningkatkan serta
mengembangkan materi pembelajaran dalam rangka usaha pengembangan
ilmu pengetahuan yang dibina sekolah, sehingga proses pendidikan dan
pengajaran yang dilaksanakan dapat lebih disesuaikan dengan kemajuan
teknologi yang ada di industri. Meningkatkan dan memperluas kerja sama
antara sekolah dengan perusahaan atau industri melalui program praktik
industri yang dilaksanakan oleh siswa atau siswi
1.4.3 Manfaat Bagi DU/DI
a. Membantu tugas dan pekerjaan sehari-hari di perusahaan tempat praktik
kerja industri
b. Membantu pemerintah pada umumnya dan lembaga pendidikan khususnya
dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
sesuai tuntutan dan harapan dunia kerja

3
BAB II
PROFIL INSTANSI ATAU DU/DI

2.1 SEJARAH BBI


Kabupaten Lamandau salah satu hasil pemekaran dari Kabupaten
Kotawaringin Barat sesuai Undang-Undang No. 5 tahun 2002 tentang
pembentukan Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten
Seruyan, Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Katingan.
Kabupaten Lamandau dengan luas wilayah 6.414 km2 secara administrasi terdiri
dari 8 Kecamatan, Sedangkan batas wilayah Kabupaten Lamandau sebagai
berikut:
1. Sebelah Barat Kabupaten dengan wilayah Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat Kecamatan Manis Mata dengan Desa Tanjung Asam, Batu
Leman dan Desa Beginci, di Kabupaten Lamandau Kecamatan Delang, Desa
Kubung Sekombulan dan Jemuat.
2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Kotawaringin
Barat
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Kptawaringin Barat dan sebagian
Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu desa Palih Baru dan desa Kondang
4. Sebelah Timur Kecamatan Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat.

4
2.2 WILAYAH BALAI BENIH IKAN

Balai Benih Ikan (BBI) – Sei Sahara’an beralamat di Desa Mekar Mulya
Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau. Pembangunan Balai Benih Ikan
(BBI) Sei Sahara’an dilaksanakan pada tahun 2004 dengan luas lahan 6 hektar

Bangunan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) SEI SAHARA’AN dapat
dilihat pada tabel 1. Berikut ini:

NO JENIS BANGUNAN JUMLAH KETERANGAN

1 KANTOR BBI 1 UNIT


2 RUMAH PETUGAS 4 UNIT
3 ASRAMA 1 UNIT
4 AULA 1 UNIT
5 HATCERY 1 UNIT
6 KOLAM BAK BETON 26 UNIT
7 KOLAM TANAH SIRING BETON 2 UNIT
8 RUMAH POMPA 1 UNIT
9 RUMAH GENERATOR 1 UNIT
10 SUMUR 3 UNIT
11 TOWER 1 UNIT
12 LABOLATORIUM 1 UNIT
13 GUDANG PAKAN 1 UNIT
14 RUMAH PRODUKSI PAKAN 1 UNIT
15 LANTAI JEMUR 1 UNIT
16 TANDON FILTRASI AIR 4 UNIT
17 KOLAM TANAH 5 UNIT

5
2.3 PETUGAS BALAI BENIH IKAN

Untuk mendnukung kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan di Balai Benih


Ikan Sei Sahara’an maka dikeluarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas
Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lamandau Nomor: 814.1 / 89 / 1 / Distakan /
2017, tanggal 03 Januari 2017 tentang Penegakan Tenaga Harian Lepas
dilingkungan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lamandau.

Susunan Petugas Balai Benih Ikan SEI SAHARA’AN dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

No NAMA JABATAN
1 DENIE, S.Pi Kepala Bidang BBI
2 DIEGO B. V.RINGKIS, S.Pi Petugas Teknis
3 PEPE LEO, S.Pi Petugas Teknis
4 ROBY KOLING, S.Pi Petugas Teknis
5 JOKO PRASETYO Petugas Teknis
6 BEN GORION Petugas Kebun

2.4 TUJUAN DAN SASARAN BBI

2.4.1 Tujuan

a. Meningkatkan produksi budidaya lokal


b. Menciptakan Lapangan Kerja
c. Meningkatkan Potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
d. Tercapainya keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian Sumber
Daya Alam
e. Mewujudkan keseragaman BBI dalam struktur, ruang lingkup, status dan
pola operasional sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsi srta
mmelaksanakan sistem suatu dan produksi

6
2.4.2 Sasaran

a. Meningkatjan produksi ikan lokal


b. Membuk peluang / lapangan kerja
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemanfaatan
teknologi moderen serta pemanfaatan pengolahan Sumber Daya Alam
d. Tercapainiya keseimbangan populasi, produksi dan daya dukung
lingkungan
e. Meningkatkan produksi induk dan benih ikan yang bermutu baik
dalam jumlah yang memadai

2.5 Visi dan Misi

VISI

1. Menjadi sebuah perusahaan yang berintegrasi dan bertaraf global


2. Menghasilkan produk dan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dan
stake holder
3. Mewujudkan lingkungan perkebunan kelapa sawit yang lestari dan
berkelanjutan

MISI

Memberikan pelayanan profesional dalam ruang lingkup dimana perusahaan


mempunyai keahlian dengan penuh dedikasi,standart, produk serta pelayanan
yang melampaui jangkauan dan berkelanjutan

7
2.6 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dunia Usaha / Dunia Industri sangatlah mengutamakan kelematan kerja.


Terbukti dari apa yang diterapkan di sekolah tentang Keselamatan Kerja baik
secara teori maupun secara praktik,ternyata di Balai Besar Perikanan lebih
cenderung ke implementasi prakteknya

a. Adanya alat pemadam kebakaran yang ditempatkan di dinding ruangan,


b. Gambar atau tulisan berupa peringatan dilarang MEROKOK (NO
SMOKING)
c. Adanya tulisan peringatan bahaya listrik pada kotak kabel telephone
d. Adanya peringatan membuang putung rokok di tempat wadah khusus
( wadah yang telah disiapkan kantor )
e. Adanya kotak P3K pada dinding ruangan, disiapkan apabila ada
kecelakaan saat melakukan perbaikan

8
BAB III

KEGIATAN KHUSUS

3.1 DASAR TEORI

3.1.1 Pendahuluan

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan
hampir diseluruh wilayah di indonesia. Komoditas ini banyak dibudidayakan
karna teknologinya yangtelah dkuasai,produknya digemari masyarakat serta harga
jual yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat (Herdikiawan, 2012).
Salah satu ikan lele yang berpotensi tinggi untuk dibudidayakan di indonesia
adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang juga dapat dikenal dengan ikan
lele Afrika. Ikan lele dumbo (Clarias geriepinus) ini memiliki karakter unggul
karena pertumbuhannya lebih cepat dari pada ikan lele lokal biasa dengan waktu
yang singkat, daging dengan kualitas baik, serta resisten terhadap penyakit dan
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan (Hastuti dan Subandiyono,
2014).

Ikan lele dumbo merupakam ikan lele hasil hybrid antara lele asli Taiwan (C
fuscus) betina dengan lele jantan yang berasal dari Afrika (C gariepinus). Di
indonesia lele dumbo pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan PT Cipta Mina
Sentosa pada bulan November 1986. Sebelumnya nama ilmiah ikan lele dumbo
adalah Clarias fuscus, akan tetapi karena ukurannya lebih besar dari pada ikan lele
lokal pada umumnya, para ahli perikanan di indonesia mengelompokkan jenis
ikan ini kedalam Clarias gariepinus (Hartono, 2001)

9
Sebagai komoditas yang populer di indonesia, ikan lele tidak hanya diminai untuk
bisnis rumah makan dan restoran saja, akan tetapi ikan lele dapat dijadikan produk
olahan seperti bakso, nugget, abon dll. Budidaya ikan lele merupakan bisnis yang
menjajikan, sehingga tak berarti banyak masyarakat dan para pembudidaya yang
berlomba-lomba untuk memenuhi permintaan pasar untuk memproduksi ikan lele.
Tingginya monat masyarakat dalam mengkonsumsi ikan lele dumbo merupakan
peluang besar bagi Direktur Jendral Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan
dan Perikanan dalam kurun waktu dari tahun 2009-2014 unutk meningkatkan
produksi ikan lele 450% yaitu dari 200.000 ton pada tahun 2009 menjadi 900.000
ton pada tahun 2014 (KKP, 2010 dalam jaja. Dkk, 2013)

3.2 PERSIAPAN BAK INDUK

Kolam pemeliharaan induk ikan lele di Balai Benih Ikan (BBI) sei sahara’an
yaitu bak yang terbuat dari fiber dengan ukuran bak panjang 2,4 m, lebar 0,8 m
dan tinggi 1,4 m dengan tinggi air 30 cm. Pembersihan bak dilakukan agar
patogen yang dapat menyebabkan sumber penyakit dan membuat kualitas air
buruk hilang, patogen seperti lumut sangat kuat menempel pada dasar atau
dinding bak maka dari itu perlu dilakukan penyikatan

10
3.3 PEMELIHARAAN INDUK

Induk yang diperoleh bukan berasal dari unit-unit penghasil benih


pembudidaya yang sudah mendapat lisensi dari Dinas terkait, induk tersebut
berasal dari budidaya masyarakat sekitar Karangantu sehingga kualitas induk yang
diperoleh dari hasil seleksi dan pemeliharaan hasil seleksi sendiri, yang memiliki
mutu yang baik (berkualitas). Induk yang baik untuk dipijahkan adalah induuk
yang memiliki sertifikat yang diperoleh dari lembaga pencetak induk resmi
(Khairuman dan Amri, 2012)

Induk ikan lele di Balai Benih Ikan (BBI) Sei Sahara’an berumur 1,5 tahun
dan rata-rata beratnya adalah 1,3 kg, perut dari induk betina ini tampak gemuk dan
apabila di tangkap lele tersebut jinak. Hal ini sesuai dengan pendapat Hariono dan
Puspita (2013), yang menyatakan bahwa ciri-ciri induk yang baik adalah umur
yang telah cukup dan telah mencapai umur 1 tahun,berat berkisar lebih dari 1 kg,
sudah telihat jinak, badan mengkilap dan tampak gemuk, tubuh sehat dan tidak
memiliki tanda-tanda cacat. Selama pemeliharaan,induk ikan lele dumbo diberi
pakan pelet apung (protein 50%) dan ikan rucah. Pemberian pakan induk lele
diberikan sekitar 3% dari biomassa/hari

3.4 PERSIAPAN BAK PEMIJAHAN

Bak yang digunakan untuk bak pemijahan adalah bak berbentuk bulat dengan
diameter 1,95m tinggi bak 0,8m, dan tinggi air 25-30cm bak pemijahan terbuat
dari filter, bak pemijahan juga dilengkapi dengan saluran pembuangan yang
berfungsi pada saat pembersihn dan pengurangan air pada bak pemijahan
Persiapan bak pemijahan diawali dengan membilas bak dengan air kemudian
dilakukan penyikatan bak agar patogen yang berada pada dasar bak dan dinding
bak hilang, penyikatan dilakukan sampai bak benar-benar bersih kemudian
dilakukan pembilasan kembali dengan air bersih dan kemudian di keringkan
terlebih dahulu. Bak yang sudah kering di isi air dengan ketinggian 25cm yang
telah di filter menggunakan catridge filter agar patokan kasar yang ada pada
media tidak masuk kedalam bak pemijahan. Berikut adalah gambar bak pemijahan

11
3.4.1 Seleksi Induk

Ciri-ciri induk yang siap memijah dalam praktek pembersihan ikan lele di
BAPPL. STP Serang (2017), mempunyai ciri-ciri yaitu induk ikan lele betina
ditandai dengan warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan, perut besar dan
lembek, gerak lambat dan jinak sehingga mudah ditangkap, alat kelamin
membulat dan mengembang berwarna merah muda dan jika perut diurut kearah
kelamin akan keluar telur berwarna hijau kuning tua kecoklatan. Sedangkan induk
jantan memiliki warna tubuh berubah-ubah menjadi coklat kemerahan, tubuh
ramping, gerakan agresif dan lincah, alat kelamin memanjang , terlihat meruncing
dan berwarna kemerahan

Hal ini sesuai dengan SNI (2014). Induk ikan lele dumbo jantan yang siap
memijah ditandai dengan urogenitalnya yang memerah meruncing serta
panjangnya sudah melampaui pangkal sirip dan anus serrta sirip punggung
kemerahan, sedangkan untuk induk betina yang mempunyai perut membesar dan
terasa lunak bila diurut kearah anus akan mengeluarkan telur berwarna hijau
kekuningan, sehingga induk tersebut dapat digunakan untuk proses pemijahan.

3.5 TEKNIK PEMIJAHAN

Teknik pemijahan yang dilakukan praktek pembenihan ikan lele di BBAPL


STP Serang yaitu, pemijahan secara semi buatan dan buatan. Pemjahan secara
semi buatan yaitu dengan penyuntikan hormon ovaprim kepada induk jantan dan
betina yang sudah matang gonad, kemudian dibiarkan memijah pada bak
pemijahan kira-kira 8-10 jam. Pemijahan secara buatan (induced breeding) yaitu
induk betina disuntik dengan hormon ovaprim sesuai berat induk kemudian perut
ikan lele betina tersebut diurut (stripping), kemudian pengambilan kantong
sperma dari induk lele jantan dengan cara dibedah, karena kantong sperma gonad
ikan lele berbenyuk spiral, sehingga pengambilannya dengan cara membedahnya.
Setelah induk betina di stripping dan telurnya dikeluarkan, telur tersebut
ditampung didalam mangkok kemudian dicampur dengan sperma yang sudah
dicampur larutan fisiologis naCI.

12
3.6 KETERLAKSANAAN (Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat)

3.6.1 Faktor Pendukung

Lele dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para petani, selain
memiliki daging yang lembut dan lebih besar dari lele yang lain dari jenis ini,
sangat kaya akan protein yang dibutuhkan untuk pola makan yang sehat

3.6.2 Faktor Penghambat

Faktor penghambat ikan lele biasanya terjadi ketika masih dalam proses
pembenihan

3.7 MANFAAT YANG DIRASAKAN

Melalui pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin), ada beberapa manfaat


yang dirasakan antara lain

a) Mengaplikasikan teori dari praktek yang didapatkan disekolah dalam


dunia kerja
b) Menambah wawasan dalam kerja
c) Meningkatkan kedewasaan peserta didik baik dalam berfikir maupun
bertindak
d) Bisa lebih mengenal adanya alat yang ada di Balai Benih Ikan Sei
Sahara’an
e) Bisa lebih mengenal dengan dunia kerja yang sesungguhnya

3.8 PENGEMBANGAN / TINDAK LANJUT

a. Akan mengembangkan pembenihan ikan lele air tawar lagi di sekolah


sesuai dengan apa yang telah didapat di DU/DI
b. Mengusulkan Kepala Sekolah agar meningkatkan lagi kemampuan peserta
didik dalam menghadapi pelaksanaan prakerin

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pembelajran di dunia kerja dan industri adalah suatu strategi yang memberi
peluang kepada peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada
pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya prakerin, penulis dapat merasakan
bagaimana pelaksanaan praktek langsung dilingkungan dunia kerja, dan
bimbingan langsung oleh instruktur yang profesionalitas, bahkan dapat mengukur
sejauh mana penguasaan ilmu yang didapat disekolah. Pembelajaran didunia kerja
dari industri dapat juga mengajarkan kedisiplinan kepada siswa yang sebelumnya
bermalas-malasan, dan dengan adanya prakerin maka siswa akan lebih dapat
menghargai waktu yang amat sangat berpengaruh pada masa depan yang
membawanya menuju kesuksesan.

Prakerin juga dapat mengajarkan siswa menjadi orang yeng lebih


bertanggung jawab dalam segala hal yang telah dipercayakan orang lain
kepadanya, dan menjadikan siswa mengerti akan adanya sosialisasi dalam segala
situasi dan kondisi dimana siswa harus saling menghormati kepada yang lebih
dewasa atau teman sebaya mereka.

4.2 SARAN

a) Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan peserta didik


sebelum praktek di dunia kerja dan industri
b) Adanya kerja sama yang lebih baik antara sekolah dengan dunia kerja dan
industri sehingga terjadi sinkronisasi materi yang dajarkan di sekolah dan
proses pembimbing di tempat praktek
c) Lebih giat belajar agar dapat menyelesaikan pekerjaan di industri dan
tugas dari sekolah
d) Hendaknya siswa-siswi juga dapat mendisiplinkan waktu agar tidak
terlambat dalam kegiatan prakerin
e) Hendaknya siswa-siswi lebih giat aktif dalam kegiatan selama berada di
tempat magang
f) Hendaknya siswa-siswi dapat menerima kritikan dan saran dari
pembimbing dengan hati yang lapang, apabila ada perkataan yang kurang
berkenan

14
DAFTAR PUSTAKA

https://ternake.blogspot.com/2015/08/faktor-faktor-ini-menentukan-keuntungan-
petani-dalam-budidaya-lele.html?m=1

https://budidaya.blogspot.com/2014/cara-pemebnihan-ikan-lele-yang-baik-dan-
benar.html?m=1

https://budidaya.blogspot.com/2020/02/faktor-penghambat-budidaya-ikan-
lele.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai