Anda di halaman 1dari 45

K;.

;vgujkl

ii
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu kegiatan yang
wajib dilaksanakan bagi siswa siswi SMK PP Negeri Padang dan merupakan
salah satu syarat dalam menyelesaikan kegiatan pembelajaran pada semester
genap Tahun Pembelajaran 2022/2023. Kegiatan ini dilakukan di berbagai
unit usaha pertanian yang sudah maju di wilayah Sumatera Barat, Salah
satunya adalah di Lamposi Tigo Nagori, Kota Payakumbuh yang bergerak
dalam usaha “Agribisnis Tanaman Cabai Kopay”.
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandas pada proses
pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit
dinamakan pertanian rakyat, sedangkan dalam arti luas meliputi pertanian
kehutanan, peternakan, perkebunan dan perikanan. Secara garis besar
pertanian dapat di ringkas menjadi empat komponen yang tidak terpisah.
Keempat komponen tersebut meliputi : 1) Proses produksi, 2) Petani atau
pengusaha pertanian, 3)Tanah tempat usaha 4)Usaha pertanian (farm business)
(soetrinodkk; 2006), komponen ini yang akan di tekuni dalam kegiatan PKL.
Tanaman cabai memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Peningkatan suhu tahunan
akibat pemanasan global berpengaruh pada pertumbuhan dan produktifitas
tanaman. Pada musim kemarau, peningkatan suhu mengakibatkan suhu tanah
tinggi, kelembapan tanah rendah dan mengakibatkan kehilangasn air melalui
penguapan, sehingga pertumbuhan tanaman cabai kurang optimal.
Tanaman cabai (Capsicum annum l) merupakan salah satu komoditi
Hortikultura yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kebutuhan
masyarakat terhadap cabai yang tinggi di gunakan untuk bumbu masakan dan
industry masakan. Kendala dalam penanaman cabai ialah rendahnya produksi
akibat tinggi nya serangan hama dan penyakit dan rendahnya kemampuan
adaptasi tanaman terhadap perubahan cuaca. Untuk mengatasi kendala
tersebut dilakukan pemuliaan tanaman cabai guna mengahasilkan farietas baru
yang tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk menghasilkan cabai yang

1
berkualitas tersebut di lakukan sejak budidaya hingga penanganan pasca
panen.
Cabe kopay ini merupakan hasil persilangan dari cabe biasa dengan cabe
keriting yang mengakibatkan jumlah kromosom meningkat. Keunggulan dari
cabe kopay ini adalah cabe kopay ini lebih panjang dari cabe biasanya, Harga
cabe kopay juga lebih tinggi dibandingkan dengan cabe biasa dan lebih tahan
lama pada suhu ruangan (awet).
Ciri khas cabai Kopay dengan bentuk buahnya panjang, ujung runcing dan
sebagian melengkung, warna buah merah, ukuran buah panjang 20-45 cm.
Tinggi tanaman 120-150 cm, umur panen 110 hari setelah semai dan hasil
maksimal dapat diperoleh 1-1,5 kg/ tanaman. Cabai Kopay lebih tahan suhu
ruangan dan tahan terhadap virus kuning/ Gemini virus. Oleh karena itu
banyak petani yang membudidayakan cabai Kopay ini dalam berbagai skala
usaha.

1.2 Tujuan Pkl


A. Tujuan Umum
Praktik Kerja Lapangan bertujuan agar siswa memiliki jiwa dan
semangat wirausaha dan mampu mengelola suatu usaha di bidang
pertanian secara profesianal dengan memperhatikan situasi, kondisi dan
potensi wilayah.
B. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja profesional pada
peserta didik
b. Meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kurikulum dan
kebutuhan dunia kerja
c. Menyiapkan kemandirian peserta didik untuk bekerja dan atau
berwirausaha.

2
1.3 Manfaat PKL
A. Bagi Peserta Didik
a. Mendapatkan pengalaman nyata tentang budaya kerja di lingkungan
perusahaan sehingga menambah wawasan, meningkatkan kompetensi
kerja dan mengubah pola pikir tentang usaha tani dan agripreneur
b. Terlatih untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan masyarakat
dalam menjalin mitra usaha.
B. Bagi Sekolah
a. Dapat menuntaskan materi pembelajaran yang belum dapat disekolah
b. Dapat menjalin kerjasama/kemitraan sekolah dengan IDUKA
c. Dapat menjadikan referensi dalam mengembangkan kurikulum di
sekolah khusus nya yang terkait dengan kebutuhan dunia kerja.
C. Bagi Masyarakat IDUKA
a. Termotivasi dalam mengembangkan usaha
b. Terbentuknya kegiatan usaha
c. Mengetahui keberadaan dan kopetensi peserta didik SMK-PP Negeri
Padang.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan PKL ini meliputi :
A. Kegiatan budidaya cabai Kopay, meliputi :
a. Penentuan Lahan
b. Persiapan Benih
c. Persemain
d. Pembuatan Kompos
e. Pengolahan Lahan
f. Pembuatan Pupuk Dasar
g. Pemasangan Mulsa
h. Melubangi Mulsa
i. Penanaman
j. Penyulaman
k. Pengairan/penyiraman
l. Pemasangan Ajir

3
m. Penyiangan
n. Perempelan Tunas Air
o. Pengendalian Hama dan Penyakit
p. Pemberian Pupuk Susulan
q. Panen
r. Pasca Panen
B. Kegiatan produksi benih
a. Seleksi buah untuk benih
b. Pembijian
c. Penjemuran
d. Pengeringan angin
e. Uji kecambah dan sertifikasi
f. Pengemasan
Sebagian kegiatan produksi benih bersamaan dengan proses
budidaya, setelah dipanen baru dilakukan seleksi buah dan proses
selanjutnya. Kegiatan ini juga dilakukan untuk mempersiapkan benih
untuk pertanaman berikutnya.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT USAHA/INSTITUSI /PERUSAHAAN
/KELOMPOK TANI

2.1 Sejarah
Cabai Kopay di temukan oleh seorang petani yang bernama Syahrul
Yondri di Desa Koto Panjang Dalam, Kecamatan Lamposi Tigo nagari, Kota
Payakumbuh Utara, Provinsi Sumatera barat. Cabai kopay di temukan
melalui proses budidaya dengan perlakuan permberian pantulan cahaya
melalui cermin dari arah bawah tanaman yang dapat merangsang buah
tumbuh lebih tinggi. Kemudian dilakukan seleksi buah yang panjang secara
terus menerus dalam proses budidaya yang berulang-ulang.
Kelompok Tani Tunas Baru ini didirikan pada tahun 2002 oleh Syahrul
Yondri. Kelompok Tani Tunas Baru ini berlokasi di Koto Panjang Dalam,
Kecamatan Lampasi Tigo Nagari, Kota Payakumbuh. Kelompok ini mulai
jaya pada tahun 2005, pengertian kopay yaitu Koto Panjang Yon, Yon
diambil dari nama penemu cabe kopay sendiri yaitu Syahrul Yondri.
Adapun batas wilayahnya yaitu :
Sebelah Timur : Koto Panjang Padang
Sebelah Barat : Gando
Sebelah Selatan : Sungai Beringin
Sebelah Utara : Hamparan Tanjung Dama atau Beringin

5
2.2 Struktur Organisasi

KETUA
SYAHRUL YONDRI

WAKIL KETUA
H.S Dt. MAJO

SEKRETARIS BENDAHARA
YILFIANITA NAWARI

ANGGOTA

ASRIZAL 7. MIRFAN ABADI


AMRIZAL 8. DODI
AMRI 9. YULISMAR
ZULKASMI 10. WERNA
FADLIYETI 11. NELFIDA
Dt.SATI 12. MASDIATI

2.3 Kedudukan dan Letak

Kelompok Tani Tunas Baru terletak di Kelurahan Koto Panjang


Dalam, Kecamatan Lamposi, Kota Payakumbuh. Dengan batas wilayah :
Sebelah Timur : Koto Panjang Padang
Sebelah Barat : Gando
Sebelah Selatan : Sungai Beringin
Sebelah Utara : Hamparan Tanjung Dama atau Beringin

6
2.4 Prospek perkembangan usaha (Skala Usaha, Komoditi, Permodalan,
Sarana dan Prasarana

A. Skala Usaha
Usaha ini dilakukan oleh masing masing anggota kelompok tani
dengan jumlah lahan masing-masing anggota ±1000m 2.
B. Komoditi
Komoditi yang diusahakan anggota kelompok tani ini adalah cabai
Kopay, dalam bentuk produksi buah segar. Ketua kelompok tani yang
merupakan penemu cabai Kopay memproduksi buah segar dan benih cabai
Kopay bersetifikat.
C. Permodalan
Modal yang digunakan untuk pelaksanakan usaha tanaman cabai
Kopay ini merupakan dana milik masing-masing anggota kelompok.
kadang-kadang ada bantuan dari pemerintah berupa alsintan yang menjadi
aset kelompok dan bantuan saprodi yang langsung dibagikan ke masing-
masing anggota.
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki keltan dan anggotanya diantaranya
diantaranya : Green House, Pick Up, Cangkul, Handsprayer, Sabit,
Gerobak, Ember, Gembor, Handtraktor.

7
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik

A. Waktu
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada kelas XI
semester ganjil Tahun ajaran 2022/2023 dari tanggal 21 Juli sampai 11
Oktober 2022.
B. Lokasi
Lokasi pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di
kelompok Tani Tani Tunas Baru, Kelurahan Koto Panjang Dalam,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari, Kota Payakumbuh.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan Utama


A. Penentuan Lahan
Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang luas, dapat tumbuh di
dataran rendah sampai dataran tinggi, dari lahan basah sampai di lahan
kering, dengan syarat mendapat perlakuan yang tepat. Penentuan lahan
disini maksudnya menentukan tindakan yang tepat yang harus dilakukan
sesuai dengan kondisi lahan yang akan ditanami. Adapun tindakan yang
harus dilakukan sesuai dengan kodisi lahan. Bila lahan basah (sawah),
harus bisa untuk dikeringkan dan bila lahan kering dekat dengan sumber
pengairan. Hal ini menjadi syarat karena tanaman cabai tidak menyukai
air tanah yang tergenang tapi membutuhkan air yang selalu tersedia
dengan cukup/ lembab.
Syarat lahan secara umum yang harus terpenuhi adalah di sekitar
radius 300 m dari lokasi yang akan ditanami tidak ada tanaman cabai yang
sudah tua, karena di khawatirkan hama dan penyakit akan berpindah pada
tanaman yang baru ditanam.

8
B. Persiapan Benih
Salah satu keberhasilan usaha pertanian ditentukan oleh benih/bibit
yang digunakan. Untuk itu diusahakan benih yang digunakan adalah
benih unggul dan bagus. Bila yang digunakan adalah benih yang dibeli
sebaiknya dipakai benih yang sudah dilabel/bersertifikat dengan
memperhatikan sifat varietas benih yang sesuai dengan agroklimat
setempat dan produknya disukai konsumen. Benih bisa juga dipersiapkan
sendiri dengan cara menseleksi pohon induk dan buah dari tanaman
sebelumnya. kemudian diberi perlakuan sesuai ketentuan sehingga
dihasilkan benih cabe yang berkualitas.
Usaha Agribsnis cabai kopay menggunakan benih produksi sendiri,
karena selain memproduksi buah segar usaha ini juga memproduksi benih
yang sudah berlabel untuk dipasarkan ke seluruh indonesia. Adapun
proses produksi benih yang dilakukan dalam usaha cabai kopay ini adalah
Pilih buah cabai dengan kriteria matangnya sudah sempurna (buah
merah sempurna secara keseluruhan ), panjang ≥ 30 cm dan tidak ada
bekas serangan hama dan penyakit.
- Pilih buah cabai dengan kriteria matangnya sudah sempurna (buah
merah sempurna secara keseluruhan ), panjang ≥ 30 cm dan tidak
ada bekas serangan hama dan penyakit
- Potong 1/3 bagian ujung benih dan buang, kemudian keluarkan biji
dari 2/3 bagian pangkal dengan cara menggulungkan buah cabe
diantara dua tangan
- Biji yang telah terlepas dari buahnya dicuci dengan air bersih
kemudian direndam dengan air garam untuk memisahkan biji yang
baik ( terbenam ) dengan yang tidak baik ( merapung ), setelah itu
dicuci lagi sampai bersih
- Untuk mengeringkan air cucian, jemur biji dibawah terik matahari
pagi kira-kira 3 jam (sekitar jam 8-11 siang) setelah itu dinginkan
selama ± 45 hari agar kadar air benih mencapai 12 % tapi berat
benih tidak terlalu berkurang

9
- Untuk pertanaman sendiri benih yang sudah kering bisa langsung
disemai, sedangkan untuk dijual benih dibawa kelabor BPSB (Balai
Pengawasan Sertifikasi Benih) untuk diuji guna mendapatkan label
sertifikasi.

Gambar 1. Persiapan Benih

C. Persemaian
Persemaian sangat menentukan dalam keberhasilan budidaya cabai.
Serangan hama dan penyakit banyak terjadi pada persemaian. Untuk
menanggulanginya dilakukan langkan-langkah sebagai berikut :
- Siapkan media semai dari gundukan tanah humus yang sangat halus,
gundukan dibuat rapi dengan ukuran 1 x 2 x 0,3 m untuk 10 gram
benih, kemudian siram permukaan dengan lembab
- Ambil benih dan campurkan dengan sedikit kapur ajaib (pestisida)
untuk agar benih tak dimakan semut
- Buat larikan diatas permukaan persemaian sedalam 0,5 - 1 cm dengan
jarak 5 cm, kemudian taburkan benih dengan jarak 1 - 2 cm dalam
larikan tersebut
- Tutup benih dengan kompos yang sudah dihaluskan setebal 0,5 – 1 cm,
kemudian tutup kembali dengan karung goni basah untuk menjaga
kelembaban, menghindari cahaya matahari langsung pada benih dan
meningkatkan suhu tanah sehingga dapat merangsang percepatan
kecambah benih

10
- Pada hai ke 5- 6 setelah semai, tutup karung dibuka dan di beri
naungan plastik benih setinggi 15-20 cm dari permukaan persemaian
untuk mencegah terpaan air hujan dan sinar matahari langsung
- Lakukan penyiraman setiap hari ketika tanahnya kering
- Setelah 65 hari naungan plastik di buka dan umur 40-45 hari bibit
sudah siap dipindahkan ke lahan.

Gambar 2. Menyemai Benih

D. Pembuatan Kompos
Tanaman cabai Kopay sangat membutuhkan kompos yang banyak ±
2,3 kg per batang. Kompos adalah sisa/sampah organik yang
difermentasikan, juga bisa ditambah dengan kotoran hewan ( kotoran
ayam, kerbau, sapi, kambing dan sebagainya ). Untuk mempercepat
penguraian dipakai mikroba pengurai atau jamur ( trichoderma ) dengan
proses pemberian kompos adalah sebagai berikut :
- Tumpuk pupuk kandang dan sampah organik secara berlapis- lapis
setebal 5-10 cm
- Setiap lapisan di tabur bakteri pengurai ( trichoderma ), setelah itu
ditutup dengan plastic agar tidak terkena air hujan dan proses
fermentasi berlangsung lebih baik
- Seminggu sekali kompos diaduk sampai 3 kali pengadukan atau
hingga 21 hari, kompos baru matang dan bisa digunakan

11
Gambar 3. Pembuatan Kompos

E. Pengolahan Lahan
Lahan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma agar mudah dalam
pengolahan tanah dan tanaman yang akan ditanam nantinya tidak langsung
mendapat saingan dalam menghisap unsur hara dan mendapatkan sinar
matahari. Kemudian gulma dikumpul pada satu tempat untuk dibakar agar
hama dan penyakit yang bersarang disana dapat mati semua. Lakukan
pengolahan lahan dengan cara mencangkul tanah sedalam ± 30 cm dan
buat bedengan dengan ketinggian ± 60 cm pada lahan basah atau setinggi
25-30 cm pada lahan kering. Untuk lahan bekas penanaman cabai cukup
diolah dengan mencangkul sudah ada, kemudian dihaluskan dan dirapikan.

Gambar 4. Pengolahan Lahan

12
F. Pemberian Pupuk Dasar
Pupuk dasar yang diberikan berupa pupuk organik dan pupuk buatan.
Pupuk organiknya diambil dari kompos yang sudah disediakan
sebelumnya. Kompos digunakan sebanyak 32-34 ton/ha atau 180 karung
berat 25 kg untuk lahan 1000 m2, dengan cara di tabur dan di aduk rata
dengan tanah bedengan.
Ciri ciri kompos yang digunakan :
1. Bau sudah hilang
2. Tidak lengket
3. Jika dikepal akan membentuk gumpalan
4. Warna kompos coklat kehitam hitaman
5. Struktur remah dan lunak.

Gambar 5. Kompos Gambar 6. Pemberian Pupuk Dasar

Sedangkan pupuk buatan yang diberikan berupa ZA 20 kg, KCL 20


kg, dan TSP 10 kg/ha. Pupuk ini diberikan dengan cara ditabur rata
dipermukaan bedengan, pemberian pupuk buatan ini seiring dengan
pemasangan mulsa plastik.

13
Gambar 7. Pemberian Pupuk Buatan
G. Penggunaan Mulsa
Mulsa sangat diperlukan dalam budidaya cabai. Mulsa yang
digunakan bisa mulsa plasti hitam perak ( MPHP ) atau mulsa organik.
Pemasangan mulsa dilakukan pada saat terik matahari muncul yang
bertujuan agar mulsa mengalami pemuaian.
1. Pemasangan MPHP
Mulsa merupakan alat yang digunakan untuk menutupi lahan
bedengan. Mulsa digunakan untuk tujuan agar struktur tanah dilahan
bedengan semakin bagus, mencegah pertumbuhan dan perkembangan
gulma, menjaga kelembapan tanah, mencegah terjadinya erosi
permukaan tanah, serta meminimalisir munculnya hama dan penyakit
pada tanaman.
MPHP sangat penting pada tanaman cabai guna mengurangi
gulma, mengurangi pengikisan tanah, mengurangi penguapan air
tanah dan untuk memantulkan cahaya matahari. Pemantulan cahaya
akan membuat hama menjadi berkurang, pertumbuhan tanaman lebih
cepat, pertumbuhan buah lebih panjang dan tanah bedengan tidak
terlalu panas di siang hari. Bila warna perak pada mulsa kurang
bagus, maka perlu dilakukan pengecatan ulang dengan cat aluminium
yang diaduk dengan minyak tanah (1 kg cat aluminium menggunakan
0.5 liter minyak tanah ). Pengecatan mulsa sebaiknya dilakukan pada
sore hari, supaya catnya melekat dengan sempurna tanpa mudah

14
mengelupas. Pemasangan MPHP dilakukan pada saat panas terik
matahari, supaya mudah ditarik dan dapat dipasang rata dipermukaan
bedengan. Cara pemasangan MPHP adalah sebagai berikut :
a. Potong mulsa sesuai panjang bedengan kemudian letakkan diatas
bedengan supaya agar bisa berjemur sebelum dipasang
b. Gulung salah satu ujung mulsa dengan bilah penahan kemudian
pasakkan disalah satu ujung bedengan
c. Gulung juga ujung mulsa yang satu lagi dengan bilah penahan,
kemudian tarik secara perlahan sampai menutupi seluruh
permukaan bedengan dan pasakkan pada ujung bedengan
d. Mulsa yang sudah terpasang ditarik sisi kiri dan kanannya
kemudian dipasangkan pada sisi bedegan.

Gambar 8. Pemasangan MPHP


2. Pengecatan Mulsa
Untuk menambah keperakan mulsa dilakukan pengecatan
menggunakan cat berwarna perak. Tujuan pengecatan mulsa yaitu :
- Untuk memantulkan cahaya matahari agar lebih maksimal
sehingga proses fotosintesis berlangsung lebih cepat
- Berkurangnya hama
- Media tanaman atau tanah menjadi dingin.

15
Gambar 9. Pengecatan Mulsa

3. Pelubangan Mulsa
Untuk menanam menggunakan mulsa plastik, maka perlu
memberikan lubang pada mulsa. Tentunya pembuatan lubang mulsa
juga harus memperhatikan jarak tanam. Jadi jarak tanam tersebut
harus diekspresikan dalam bentuk lubang tanam pada bagian mulsa.
a. Pelubangan Mulsa Tanaman Cabai
- Setelah MPHP terpasang dengan rapi lakukan pelubangan mulsa
dengan cara : Tandai posisi lubang sesuai jarak tanam. Jarak
tanam yang digunakan berkisar antara 40 cm x 50 cm dengan
model segitiga atau zigzag agar lebih mudah dalam pemeliharaan
- Bakar batok kelapa hingga menjadi bara, kemudian masukkan
kedalam alat pelubang berupa kaleng timah yang telah disambung
dengan kayu dengan diameter 10 cm
- Tempel alat tersebut diatas mulsa yang sudah ditandai
- Biarkan beberapa hari agar hawa panas dalam mulsa keluar.
b. Pelubangan Mulsa Tanaman Jagung
Pelubangan mulsa jagung dilakukan pada bagian bedengan
sebelah kiri atau bagian yang sering terkena sinar matahari. Jagung
ditanam setiap 6 lubang tanaman cabe kopay, lubang tanam jagung
dilubangi dibawah lubang tanaman cabe. Jadi, lubang tanam tanaman
jagung sekitar 6-7 buah dalam satu bedengan.

16
c. Pelubangan Tanaman Terong
Pelubangan mulsa untuk terong dilakukan pada bagian bedengan
sebelah kanan. Terong ditanam setiap 12 lubang tanaman cabe kopay,
lubang tanam terong dilubangi dibawah lubang tanaman cabe. Jadi,
lubang tanam tanaman sekitar 4-5 buah dalam satu bedengan.

Gambar 10. Pelubangan Mulsa


H. Penanaman
Penanaman bibit sebaiknya dilakukan sore hari agar bibit tidak
langsung mendapatkan sinar matahari terik. Adapun caranya adalah
sebagai berikut :
 Siapkan bibit yang berumur 35-40 hari, dengan jumlah daun 6-8 helai.
Siram agar akar tidak mudah putus dalam pemindahan
 Cabut bibit secara putaran, tanaman beserta tanah disekitar tanaman
diangkat guna mengurangi resiko kelayuan pada saat transplanting
 Buang daun bibit bagian pangkal sampai menyisakan 4-5 helai daun
bagian pucuk dengan tujuan untuk mengurangi penguapan saat
dipindahkan
 Tanam bibit sebanyak 2 batang /lubang tanam guna mengurangi resiko
kematian dan dapat juga untuk mempermudah penyulaman
 Buat lubang sedalam 7-8 cm lalu tanamkan 2 batang bibit kedalam
lubang tanam. Tutup lubang tanam dan padatkan arah ke akar.
Penutupan lubang dilakukan sampai lingkaran lubang mulsa tertutup
sempurna, agar hama panas dari dalam mulsa tidak keluar.

17
Gambar 11.Penanaman

I. Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman adalah penanaman kembali tanaman yang sudah
mati agar target produksi dapat dicapai. Waktu penyulaman 1
minggu setelah tanam, supaya pertumbuhan tanaman dapat rata.

Gambar 12. Penyulaman


2. Pemasangan Ajir dan Pengikatan
Pertumbuhan cabai kopay mencapai 2 m dan berat buah mencapai
± 1,5 kg/batang. Sedangkan ukuran batang agak kecil dibanding cabai
keriting biasa. Untuk mengatasi pohon cabai tumbang/roboh, maka
perlu dilakukan pemasangan ajir yang terbuat dari bambu dengan
ukuram 2 cm x 110 cm. Bambu ini ditancapkan disamping batang
tanaman cabai setelah tanaman berumur ± 20 hari setelah tanam.

18
Batang cabai diikatkan kebatang penyanggah mengunakan tali rafia
membentuk angka 8 dan sedikit dilonggarkan agar tidak mengganggu
pertumbuhan.

Gambar 13.Pemasangan Ajir Gambar 14. Pengikatan

3. Perempelan
Perempelan adalah sebuah teknik pemangkasan tunas pada tanaman
yang bertujuan untuk mempercepat proses pembuahan tanaman
melalui proses fertilisasi. Perempelan dilakukan 15 hari setelah tanam,
pada batang cabai akan tumbuh tunas-tunas air di setiap kelopak daun.
Jika dibiarkan tunas air ini akan menyerap nutrisi sangat tinggi,
sehingga akan menghambat nutrisi ketunas produktif dan akhirnya
produksi dari tunas produktif tidak bisa optimal. Untuk itu tunas ini
harus dibuang dengan cara dirempel atau dipatahkan dengan jari saja.
Tunas yang dirempel adalah tunas yang tumbuh dari pangkal batang
sampai kepercabangan batang pokok.

19
Gambar 15. Perempelan

4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila disekitar tanaman terdapat gulma
yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dilakukan
dengan cara mencabut gulma yang berada di sekitar tanaman dengan
tujuan supaya tidak terjadi perebutan unsur hara cahaya matahari.

Gambar 16.Penyiangan
5. Pupuk Susulan
Tujuan pemberian pupuk susulan adalah agar tanaman cabai
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pupuk susulan diberikan dengan
cara pengecoran, menggunakan pupuk NPK yang dilarutkan dengan air.
Pupuk sebanyak 1 kg dilarutkan dalam 100 liter air, kemudian di corkan
kepangkal batang cabai, pengecoran dilakukan 10 hari sekali mulai dari
15 hari setelah tanaman cabe ditanam sampai panen puncak.

20
Gambar 17. Pupuk Susulan

6. Pengendalian Hama dan Penyakit


Tanaman cabai sering serang Trips (Thrips tabaci) dan tungau
(Tetranychus sp). Hama ini menyerang dari persemaian sampai akhir
panen. Bila hama ini tidak dapat dikendalikan, tanaman cabai tidak akan
dapat berproduksi dengan baik bahkan tidak berproduksi sama sekali.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan
dengan pestisida.

Gambar 18. Penyemprotan Pestisida

Adapun hama yang menyerang tanaan cabai kopay :


a. Trips (Thrips tabaci)
Gejala serangnya sebagai berikut :
 Kuncup tidak segar
 Daun bekerut ke atas
 Mahkota bunga banyak yang tidak jatuh (akhirnya buah
membulat membentuk puru).

21
Gambar 19. Gejala Serangan Trips

Cara pengendalian :
 Menggunakan mulsa plastik guna memantulkan cahaya
sehingga thrips tidak menyarang cabai
 Memetik daun dan memangkas bagian dahan tanaman yang
terserang kemudian memusnahkannya
 Menggunakan insektisida seperti Dimolist yang di semprot pagi
hari
 Untuk pengendalian biologis bias memanfaatkan musuh alami
seperti : predator kumbang coccinelidae, tetapi dalam usaha
cabai kopay ini belum di lakukan karna tidak tersedianya
kumbang cocconelida dalam jumlah yang banyak.

b. Tungau (Tetranychus sp)


Gejala serangannya :
 Kuncup tidak segar, bahkan banyak yang rontok
 Daun berkerucut kebawah

22
Gambar 20. Gejala Serangan Tungau

Cara pengendalian :
 Bersihkan lingkungan pertanaman dari gulma
 Gunakan pestisida nabati, tapi bila serangan sudah lewat
ambang ekonomi maka dibasmi dengan pestisida seperti
pagasus.
Selain hama ini ada hama lain yang menyerang, seperti : ulat
gerayak, lalat buah dan lain sebagainya. Tapi hama ini akan
langsung teratasi saat penyemprotan thrips dan tungau. Untuk
menyemprot hama sebaiknya dilakukan 4-5 hari sekali. Mulai dari
10 hari tanaman cabe ditanam sampai panen puncak.
Sedangkan penyakit yang banyak menyerang cabai kopay adalah
sebagai berikut :
a) Bercak Daun
Penyakit bercak daun disebut juga penyakit mata katak,
disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici, Patogen penyakit
disebarkan melalui udara. Serangan pada daun berupa bercak kecil
berbentuk bulat dan kering dengan diameter ± 0,5 cm. Pusat
bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua,
Daun menguning dan akhirnya gugur. Selain daun penyakit ini
juga menyerang batang dan tangkai buah.

Cara Pengendalian :
1) Sanitasi kebun

23
2) Daun-daun yang terinfeksi secepatnya diambil agar tidak
menjadi sumber penularam
3) Penyemprotan dengan Antracol

Gambar 21. Gejala Serangan Bercak Daun


b) Virus Kuning
Virus ini dibawa oleh serangga vector seperti thrips, untuk
mengatasinya harus dibasmi vektornya dengan cara melakukan
pemutusan siklus :
Gejala serangan virus kuning adalah :
1) Pertumbuhan kerdil
2) Warna daun kuning
3) Pertumbuhan terhalang
4) Daun mengeriting
5) Ruas merapat

Cara Pengendalian :
1) Lakukan pemutusan siklus dengan cara penanaman serentak
2) Lakukan tumpang sari dengan tanaman terong
3) Lakukan penyemprotan insektisida untuk memusnahkan
serangan vector
4) Memangkas serta mencabut bagkan membakar tanaman yang
terserang.

24
Gambar 22. Gejala Virus Kuning
c) Busuk Buah (Antraknosa)
Disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp dan
Gloesporium spp. Gejala serangan :
1) Buah busuk dan kuning
2) Terdapat coklat kehitaman pada buah
3) Buah keriput

Cara Pengendalian :
1) Memetik buah yang terserang dan membakarnya
2) Disemprot dengan menggunakan fungisida, seperti Antracol
seminggu sekali
3) Memperlancar sirkulasi udara dengan cara memangkas tunas
yang tidak produktif sehingga pengeringan buah lebih cepat.
Karena antrak akan berkembang cepat pada waktu
kelembaban tinggi ( musim hujan ).

25
Gambar 23. Gejala Busuk Buah
d) Rebah Kecambah atau Rebah Semai
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctoniasolani
dan Phytium spp.
Gejala Serangan :
1) Ada warna kecoklatan di dekat pangkal batang
2) Akar membusuk

Cara Pengendalian :
1) Memberi trichoderma pada media semai
2) Memperlancar siklus udara

Gambar 24. Gejala Rebah Semai

e) Layu Fusarium

26
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan fusarium oxysporum,
penyakit ini ditularkan melalui udara dan air. Gejala serangan :
1) Tanaman menjadi layu mulai dari daun bawah
2) Anak tulang daun menguning
3) Jaringan akar berwarna coklat

Cara Pengendalian :
1) Memberi tricodarma saat pembuatan kompos
2) Mencabut dan membakar tanaman yang
terserang

Gambar 25. Gejala Fusarium

J. Panen dan Pasca Panen


1. Panen
Pemanenan cabai perlu dilakukan tepat waktu. Pada dataran
menengah kebawah cabai kopay dapat dipanen setelah 110 hari
setelah semai. Untuk dataran menengah keatas agak lambat.
Pemanenan agak cepat akan menghasilkan kualitas cabai yang kurang
maksimal. Untuk dataran menengah kebawah dapat dilakukan empat
hari sekali dan untuk datran tinggi satu minggu sekali. Buah yang
dipanen adalah merahnya sudah merata. Jika pemanenan terlambat
kualitas cabai akan menurun karena akan busuk dan rusak. Lama

27
pemanenan yaitu empat bulan dengan produksi ± 27 kali pemanenan
dan produksi perbatang 1/1,5 kg. Puncak pemanenan terjadi saat
panen ke-8 sampai panen ke-14, pada panen puncak terjadi
peningkatan cabai yang drastis yaitu 2 kali lipat dari panen sebelumnya
Gambar 26. Panen

2. Pasca Panen
Penangan pasca panen yang baik akan mengurangi presentase
kerusakan atau kehilangan hasil setelah pemanenan. Penanganan pasca
panen cabai kopay diperuntukan untuk penjualan buah segar dan benih
cabai kopay. Untuk dilakukan dua tindakan yang berbeda pada hasil
panen tersebut. Adapun penanganan pasca panen yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Memilih Buah ( sortasi dan Grading )
Ditempat penampungan buah, cabai dikelompokkan
berdasarkan panjang dan warnanya, bersamaan dengan itu juga
dilakukan pemisahan buah busuk atau rusak. Untuk cabai yang
panjangnya ≥ 30 cm dan warna merahnya sudah optimal dan rata
sebagian akan diolah menjadi benih dan sebagian lagi dijual dalam
kelompok grade A. Grade A ini segera dikirim ke pasaran untuk
mencegah buah membusuk atau mengering karena matangnya
sudah optimal. Buah yang panjangnya < 30 cm semuanya
dipasarkan dalam bentuk buah segar atau dalam kelomok grade B.
Pengolahan buah grade A menjadi benih ini hanya dilakukan pada

28
saat masa panen raya atau puncak masa panen ( panen ke 8-14 ).
Buah yang sudah terpilih jadi benih dilakukan pengolahan seperti
yang sudah tertera dalam sub bab persiapan.

Gambar 27. Sortasi dan Grading

 Pengemasan Buah Segar


Pengemasan dilakukan dengan memasukkan buah cabai
kedalam karung sesuai grade masing masing.
 Pengemasan benih cabai kopay
Benih yang sudah diuji labor dan sidah keluar sertifikat atau
label birunya dilakukan pengemasan dengan cara :
1) timbang benih sebanyak 10 gram
2) masukkan kedalam plastik aluminium foil yang sudah bermerek
dan berlabel
3) siller bagian pinggiran agar kedap air dan udara
4) packing benih dalam kotak kardus untuk dipasarkan .

Gambar 28. Pengemasan Benih

29
K. Pemasaran
Pemasaran buah cabai segar dengan cara :
1) Menjual langsung ke pedagang pengumpul yang ada dipasar di kota
Payakumbuh
2) Mengirim ke pasar di daerah riau
3) Pedagang pengumpul yang langsung menjemput ke lokasi usaha.

Sedangkan pemasaran benih dengan cara :


1) Langsung dibeli pedagang benih atau petani ke lokasi usaha
2) Mengantarkan benih ke kios kios usaha pertanian
3) Melalui penjualan online.
3.3 Kegiatan Tambahan Membuat Tricoderma
Jamur tricoderma diperlukan dalam pembuatan kompos, untuk itu
sebelum mebuat kompos terlebih dahulu dibuat jamur tricoderma. Jamur
Tricoderma adalah jamur yang dapat menguraikan bahan organic sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai decomposer. Selain itu jamur ini juga bersifat
antagonis terhadap jamur lain yang dapat merugikan tanaman.
Dalam pembuatan jamur tricoderma biasanya digunakan media yang
banyak mengandung karbohidrat. Untuk itu dalam pembuatan jamur
tricoderma di usaha cabai kopay digunakan dedak dan sekam padi, karena
banyak mengandung karbohidrat dari sisa sisa beras. Adapun cara
pembuatannya adalah :
a) Siapkan bahan berupa : dedak sekam yang direndam semalamam dan
biang trichoderma
b) Siapkan alat yang diperlukan seperti plastik, paku, baskom,
timbangan ,klip, ember, suntikan, gelas, sendok, dandang atau rangsang,
kayu bakar
c) Buat tricoderma dengan cara :
 Ambil 2 ember dedak dan 2 ember sekam letakkan di dalam baskom
 Aduk sampai tercampur rata sambil ditambahkan air sedikit demi
sedikit hingga media lembab dan bisa di bentuk
 Timbang media seberat ¼ kg dan masukkan media kedalam plastik

30
 Lipat ujung plastik sebanyak 2 lipatan secara berlawanan arah
kemudian klip dan tusuk plastik dengan paku secara merata
 Masukan media yang telah siap ke dalam dandang dan kukus selama 1
jam
 Angkat media dan dinginkan
 Larutkan biang tricoderma di dalam satu gelas air
 Tutup gelas dengan plastic supaya tidak ada jamur lain yang masuk
 Ambil larutan biang dengan suntik yang sudah steril kemudian
suntikan kedalam media
 Letakan media di dalam ruangan yang terlindung dari sinar matahari
dan air hujan
 Tunggu selama 1 minggu jamur akan berkembang dan siap digunakan

Gambar 29. Tricoderma


3.3 Integrasi dan Partisipasi Masyarakat
Kegiatan integrasi dan partisipasi masyarakat yang dilakukan disini
meliputi :
a. Memperingati Hari Kemerdekaan
Melakukan kegiatan 17 an dilakukan dalam rangka memeriahkan hari
kemerdekaan Indonesia. Kegiatan yang dilakukan antara lain mengikuti
pawai keliling kampung bersama rombongan ibu-ibu koto panjang dalam,
lamposi. Bukan hanya itu, pada hari berikutnya juga mengikuti pawai ke
pasar tradisionl Ibuh, yang pastinya diiringi drumb band dan masyarakat
koto panjang dalam, lamposi.

31
Gambar 30. Memperingati Hari Kemedekaan
b. Wirid
Wirid adalah kegiatan rutin warga lamposi tigo nagari yang dilakukan
setiap minggu, atau tepatnya setiap malam Selasa. Tujuan dilakukannya
kegiatan wirid ini adalah untuk mengingatkan kita kepada sang maha
kuasa, mendapatkan banyak pelajaran yang dapat menyadarkan kita akan
kehidupan yang sesungguhnya dan untuk meningkatkan keakraban
sekaligus silaturahmi sesama warga.

Gambar 31. Wirid


3.5 Masalah dan Pemecahan selama pelaksanaan PKL
a. Permasalahan
- Waktu pelaksanaan PKL yang cepat dan singkat membuat semua
kegiatan tidak dilaksanakan dan dipraktekan langsung.
- Dalam proses budidaya tanaman cabe, sering terjadinya perubahan
cuaca secara tiba – tiba. Kadang musim hujan dan kadang musim
kemarau, sehingga tanaman cabe kopay banyak terserang penyakit
seperti : Antraknosa. Virus kuning, Rebah semai dan Layu fursarium.

32
b. Pemecahan Masalah
- sering mencari informasi di internet, dan sering bertanya ke pada
pembimbing eksternal. Agar tidak kekurangan informasi mengenai
cabe kopay
- Melakukan penyiangan rumput disekitar tanaman cabe agar sirkulasi
udara lancar dan buah yang basah akibat hujan cepat kering dan
melakukan penyemprotan secara teratur pada tanaman cabe, agar dapat
mengurangi penyakit yang menyerang tanaman.

33
BAB IV
ANALISA USAHA

Analisa usaha tanaman cabai kopay dengan luas lahan 1000 m 2 terdiri dari
2500 lubang tanam yang berlokasi di Nagari koto panjang dalam, kec, Lamposi
Tigo Nagari, Payakumbuh, Sumatra Barat tahun 2022/2023.

4.1 Input
A. Biaya Tetap
1. Sewa tanah
Lahan cabai kopay seluas 1000 m 2 merupakan lahan milik sendiri.
Harga sewa tanah seluas 1 ha dalam waktu 1 tahun Rp 15.000.000-,
Lama usaha 8 bulan dengan suku bunga berjalan 9%. Jadi nilai sewa
tanah adalah :

= 1000 m2 x Rp 15.000.000 x 8
10.000 m2 12
= 2.000.000 =1.000.000
3

2. Biaya Alat

Tabel 1. Biaya Alat

Alat Vol Nilai Nilai Jangka Nilai Bunga JUMLAH


(bh) Baru Sisa Usia Penyusu Modal (Rp)
(Rp) (Rp) Eko tan (Rp) (RP)
Nomis
(Th)
Cangkul 3 300.000 30000 3 60.000 9.900 69.900
Handspr 1 600.000 25.000 4 95.833 18.750 114.583
ayer
Sabit 2 90.000 10.000 3 17.778 3.000 20.778
Ember 4 100.000 - 1 66.667 3.000 69.667

34
Gembor 1 75.000 - 1 50.000 2.250 52.250
Siller 1 200.000 30.000 3 37.778 6.900 44.678
Jumlah 43.800 371.856

Catatan :RUMUS : Nilai Penyusutan =

Bunga Modal =suku bunga x

Total biaya tetap = sewa lahan Rp 1000.000


= Biaya alat Rp 371.856 +
Rp 1.371.856
B. Biaya Variabel
1.Biaya Saprodi
Adapun biaya saprodi yang dikeluarkan dalam usaha cabe kopay adalah :

Table 2. Biaya Saprodi

Jenis Volume Harga Jumlah (Rp) Keterangan


(Rp)
Benih 30 gram / 3 bks 65.000 195.000 Milik sendiri
Pupukkandang 100 krg 10.000 1.000.000 Beli
KCL 20 kg 20.00 400.000 Beli
ZA 20 kg 10.000 200.000 Beli
TSP 10 krg 10.000 100.000 Beli
NPK 1 krg / 50 kg 20.000 1.000.000 Beli
Confidor 5 WP 3 bks @ 100 gr 35.000 105.000 Beli
Antracol 70 2 bks @ 1/2 kg 80.000 160.000 Beli
WP
Pagasus 500 SC 2 botol @ 80 ml 75.000 150.000 Beli
Prevathon 50 SC 2 botol @ 100 ml 70.000 140.000 Beli
Demolish 18 EC 2 botol @ 50 ml 90.000 180.000 Beli

35
Alipi 2 botol @ 100 ml 50.000 100.000 Beli
Curacron 1 botol @ 100 ml 74.000 74.000 Beli
Movento 2 botol @ 100 ml 80.000 160.000 Beli
Ajir 3000 batang 300 900.000 Milik sendiri
Tricoderma 10 kg 25.000 250.000 Milik sendiri
Tali rafia 3 gulung 8.000 24.000 Beli
Plastik bening 5m 12.000 60.000 Beli
MPHP 1 ball 740.000 740.000 Beli
Aluminium foil 3000 bh 2.500 7.500.000 Beli
Bermerek
Jumlah 13.438.000

2. Biaya Sertifikasi benih 1 paket Rp 500.000


3. Biaya tenaga kerja
Satu hari orang kerja (HOK) selama 8 jam. Harga upah satu hari
untuk tenaga kerja laki-laki senilai Rp 120.000-, dan perempuan Rp
80.000-, Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha budidaya cabai kopay
adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja

Jenis Kegiatam HOK Upah Jumlah Keterangan


(Rp) (Rp)
Pengolahan lahan 1 10 120.000 1200.000 L upah
Pengolahan lahan 2 10 120.000 1200.000 L upah
Pembuatan kompos 3 100.000 300.000 L upah
Pengadukan kompos 1,5 100.000 150.000 L sendiri
Persemaian benih 3 100.000 300.000 L sendiri
Pemupukan dasar 2 100.000 200.000 L sendiri
(organic)
Pemupukan dasar (kimia) 1 100.000 100.000 L sendiri
Pemasangan MPHP 4 100.000 400.000 L upah

36
Melubangi MPHP 3 100.000 300.000 L upah
Penanaman 6 80.000 480.000 P upah
Pemasangan ajir 3 80.000 240.000 P sendiri
Penyiangan 9 80.000 720.000 P upah
Penyulaman 2 80.000 160.000 P sendiri
Perempelan 2 80.000 160.000 P sendiri
Pengendalian hama dan 12 100.000 1200.000 L sendiri
penyakit
Pemberian pupuk susulan 12 100.000 1200.000 L sendiri
Panen 27 80.000 2160.000 P sendiri
Pasca panen 27 80.000 2160.000 P sendiri
Proses benih 10 80.000 800.000 P sendiri
TOTAL 13.430.000

4.Bunga modal
Suku bunga bank pada saat usaha budidaya tanaman cabai kopay
dijalankan adalah 9%. Modal tertanaman diantaranya.

M1 =
Pengolahan lahan 1 Rp 1.200.000
Pengolahan lahan 2 Rp 1.200.000
Pupuk kandang Rp 1.000.000
Pembuatan kompos Rp 300.000
TSP Rp 80.000
KCL Rp 400.000

ZA Rp 40.000

Pemasangan MPHP Rp 400.000


Melubangi MPHP Rp 300.000
MPHP Rp 740.000
Plastik bening Rp 60.000
Penanaman Rp 480.000

37
Jumlah Rp 6.580.000

M2 =
Penyiangan Rp 720.000
Biaya sertifikasi Rp 500.000
NPK Rp 1.000.000
Confidor 5WP Rp 105.000
Antracol 7 WP Rp 160.000
Pagasus 500 SC Rp 150.000
Prevathon 50 SC Rp 140.000
Demolish 18 EC Rp 180.000
Tali rafia Rp 24.000
Ajir Rp 900.000
Aluminium foil bermerek Rp 7.500.000
Alipi Rp 100.000
Movento Rp 160.000
Curacron Rp 74.000
Jumlah Rp 11.713.000

BM = suku bunga x x lama usaha

= Rp 548.790
Total biaya variabel
- Saprodi = Rp 13.438. 000
- Biaya sertifikasi = Rp 500.000
- Tenaga kerja = Rp 13.430.000

38
- BM = Rp 548.790 +
Rp 27.916.790

Total input

- Biaya tetap = Rp 1.371.856


- Biaya variable = Rp 27.916.790 +
Rp 29.288.646
4.2 Output
Dalam keadan normal cabe kopay dapat menghasilkan 1 – 1,5 kg per
pohon. Sedangkan jumlah tanaman dalam luas lahan 1000 m2 adalah :
Populasi = 1000 = 1000 = 5000
50 x 40 0,2
Efektivitas lahan 50 % = 50 % x 500 = 2500 Lubang Tanam
Berhubungan pada pelaksanaan usaha waktu itu banyak terjadi perubahan
cuaca yanga tidak menentu sehingga produksi menurun, rata-rata hasil per
pohon hanya 0,8 kg dan tanaman yang tidak menghasilkan karena mati dan
sakit mencapai 40 %. Jadi produksi buah cabe adalah :
= 60% x 2500 x 0,8 kg
= 60 x 2500 x 0,8 =1200 kg produksi
100
Dari hasil ini, 10 % dijadikan benih dan 90% dijual bentuk buah segar.
Harga cabai besar Rp 45.000/kg. Jadi hasil penjualan buah segar adalah :
90 % dijual segar = 90 % x 1200 kg = 1080 kg
= 1080 kg x Rp 45000 = Rp 48.600.000
Dalam usaha pengolahan benih, dari 1 kg cabe segar akan menghasilkan
±20-25 gram benih. Benih di packing dalam berat 10 gram dan dijual dengan
harga Rp 65.000-, per packing. Jadi hasil yang diperoleh dari penjualan benih
adalah :
10 % dijual benih = 10% x 1200 kg = 120 kg
1 kg = 20 gr
120 kg = 120 x 20 = 2400 gr benih
Benih di packing per 10 gram jadi :

39
= 2400 gr = 240 packing
10 gr
Harga 1 packing = Rp 65.000
Jadi hasil produksi benih = 240 packing x Rp 65.000 = 15.600.000
Total Output = hasil penjualan buah segar + hasil penjualan benih
= Rp 48.600.000 + Rp 15.600.000
= Rp 64.200.000
4.3 Pendapatan Pengelola
Pendapatan Pengelola = Output – Input
= Rp 64.200.000 – Rp 29.288.646
= Rp 34.711.354
4.4 Pendapatan somah tani
Pendapatan pengelola = Rp 34.711.354
Sewa tanah = Rp 1000.000
BM = Rp 548.790 +

Jumlah Rp 36.260.144

4.5 Kelayakan usaha


O = total pendapatan
I total biaya produksi
= 64.200.000
29.288.646
= Rp 2,1
Artinya setiap penanaman modal sebesar Rp 1-, akan menghasilkan Rp 2,1.
Jadi usaha ini sangat menguntungkan.

4.6 Break Event Point ( BEP )


1. BEP harga = total biaya produksi
hasil
= 29.288.646
1200 kg
= Rp 24.407,205

2. BEP Produksi = total biaya produksi


harga jual per kg
= 29.288.646
45.000
= 650 kg

40
Artinya modal usaha akan kembali pada produksi 650 kg dengan harga jual
Rp 24.407,205.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Usaha budidaya cabai yang dilaksanakan pada lahan seluas 1000 m 2


selama 8 bulan dapat menghasilkan produksi sebanyak 1200 kg buah cabai
segar dalam 27 kali panen. 10 % dari hasil diolah menjadi benih dapat
meningkatkan pendapatan 4 kali lipat .

Usaha cabai kopay memang sangat menguntungkan dengan O/l ratio


mencapai 2,2. Namun dalam berusaha cabai kopay penuh dengan
permasalahan terutama masalah serangan hama dan penyakit. permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam budidaya tanaman cabai kopay ini memang
harus segera ditangani dengan cepat, tepat dan continiu. Bila tidak, dalam
waktu singkat akan terjadi puso (gagal panen ) yang dapat menyebabkan
kerugian yang sangat besar karena modal yang diperlukan untuk usaha ini
juga cukup besar. Jadi, untuk mendapatkan keuntungan dari usaha ini sangat
diperlukan ilmu pengetahuan, dan keterampilan yang diaplikasikan dengan
ketelatenan, kedisiplinan, ketekunan dan keseriusan.

5.2 Saran

1. Diperlakukan ilmu pengetahuan ilmu dan keterampilan khusus yang


diterapkan dengan benar dengan sikap serius, disiplin, tekun dan telaten dalam
melakukan budidaya tanaman cabai Kopay, agar usaha dapat menguntungkan.
Untuk itu pelaksanaan PKL di usaha ini sangat baik dan dapat dilanjutkan
untuk periode berikutnya.

2. Kurangnya waktu pada saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan,sehingga


banyak materi belum terkuasai, untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya waktu
pelaksanaan PKL lebih di perpanjang.

41
DAFTAR PUSTAKA

Widodo,Wahyu.(1994).Umur Produktif Cabai.Bogor:Penebar Swadaya.

Suriana,Neti.(2014).Budidaya Cabai Di Lahan Sempit.Jakarta:Infra Pustaka.

Saparinto,Cahyo.(2012).Grow Your Own Vegetables.Semarang:Lily Publisher.

Asiani,Budianti.(1992).Pasca Panen Sayur.Jakarta:PT Penebar Swadaya.

Harpenes,Asep.(2009).Budidaya Cabai Unggu.Bogor:Penebar Swadaya.

Yondri,Syahrul.2005.Budidaya Cabai Kopay.Payakumbuh.

42

Anda mungkin juga menyukai