Rekayasa Genetika
Tanaman Padi
kelompok 1
OUR TEAM
• Dea Puspita 01.01.23.641
• Desmaria Pasaribu 01.01.23.642
• Endi Juahta Ginting 01.01.23.644
• Maulana Farhan Nugroho 01.01.23.655
• Prayoga Tri Ananda 01.01.23.662
• Sofhi Anggelita 01.01.23.666
• Zakiah 01.01.23.670
Tanaman Padi
Tanaman padi sangat penting bagi Indonesia. Padi merupakan sumber energi dan
karbohidrat bagi masyarakat Indonesia, dan beras yang dihasilkan menjadi makanan pokok
sehari-hari. Meskipun sumber karbohidrat lain seperti jagung, sagu, aren, singkong, ketela
rambat, atau talas juga ada, padi tetap menjadi tanaman yang populer dan banyak diminati
masyarakat di Indonesia
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah upaya untuk melakukan modifikasi molekul genetik dari suatu
organisme sehingga diperoleh sifat baru yang dimiliki. Hal ini melibatkan pengambilan
atau penyisipan materi genetik dari satu organisme ke organisme lain dengan tujuan seperti
mengembangkan tanaman yang tahan terhadap hama atau penyakit, memiliki kandungan
gizi yang lebih baik, atau menghasilkan hasil panen yang lebih besar.
01. Penyisipan Gen Psy
dan Gen ctr1 pada
tanaman padi
menghasilkan "golden
rice"
Latar Belakang
Tanaman padi hanya bisa setengah jalan dalam
pembuatan beta carotene karena tidak ada enzim di
dalam tanaman padi yang dapat mengkatalisis empat
tahap terakhir.
Oleh karena itu, ditambahkanlah gen yang dapat
memfasilitasi sintesis beta-carotene tersebut.
.
Tahapan biosintesis/pembentukan
beta-carotene. Dalam padi, proses
pembentukan tersebut hanya dapat
sampai pada proses sintesis GGPP.
Oleh karena itu perlu ditambahkan
gen yang dapat mengkatalisis
sampai tahap terakhir terbentuknya
beta carotene.
Bahan dan Metode Mekanisme
Dua gen dimasukkan dalam rice genome
dengan Rekayasa genetika, sehingga terjadi
Gen yang diperlukan :
Metode akumulasi dari beta carotene dalam gabah.
Dengan menambahkan hanya dua sifat/jenis,
-Gen phytoene synthase (psy) dari transgenik: menyisipkan gen asing
pertama adalah phytoene synthase (psy) dan
daffodil (Narcissus psedonarcissus) dari spesies tanaman yang berbeda
phytoene desaturase (crt I), jaringan disusun
kembali dan hasilnya beta carotene
-Gen phytoene desaturase (ctr1)
mengumpul di dalam endosperma/gabah.
Hasil
Golden rice dibuat untuk mengatasi defisiensi atau
kekurangan vitamin A yang masih tinggi prevalensinya
pada anak-anak, terutama di wilayah asia dan afrika.
Bahan dan Alat Metode Penelitian Gambar 1.puspa S. incertulas pada tanaman padi bukan
transgenik.(cam: digital)
Galur dan kultivar ditanam pada 21 hari setelah sebar dengan jarak tanam 25 x 25 cm
dan 3 bibit/rumpun. Budidaya dan pemeliharaan tanaman dilakukan seperti anjuran.
Pemupukan dilakukan pada waktu tanam dengan 40 kg N/ha dan 40 kg P2O5/ha,
pemupukan kedua dan ketiga dengan 40 kg N/ha masing-masing saat tanaman berumur 25
dan 50 hari setelah tanam
(hst).
Jenis-jenis hama tanaman padi
Hama Wereng Hama Walang Sangit. Hama Wareng coklat
Punggung Putih
Berdasarkan pengamatan di lapang Walang sangit merupakan hama yang Hama yang menghisap cairan tanaman
terbatas selama pengujian berlangsung umum merusak pada saat padi pada sistem vaskuler (pembuluh).
terhadap galur-galur padi transgenik membentuk malai atau pada fase Tanaman padi yang terserang hama
menunjukkan bahwa padi transgenik pemasakan. Mekanisme perusakan wereng coklat menunjukkan gejala
memiliki toleransi berbeda terhadap pada tanaman adalah dengan menguning dan mengering dengan cepat.
serangan hama. mengisap cairan dari bulir padi yang
sedang mengisi.
Hasil dan pembahasan
• Hasil pengujian lapang terbatas di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang
menunjukkan ada serangan hama yang bukan sasaran dan musuh alami hama generalis pada
pertanaman padi transgenik. Hama bukan sasaran yang dapat diidentifikasi antara lain
wereng punggung putih (Sogatella furcifera) dan walang sangit (Leptocorisa oratorius),
sedangkan musuh alami generalis yang teramati saat penelitian berlangsung adalah
Paederus, Cyrtorhinus, dan Coccinella.
Sumber
https://media.neliti.com/media/publications/80508-ID-none.pdf
04.
Penyisipan Gen OsDREB1A pada Tanaman Padi
untuk Regenerasi Sifat Toleran Kekeringan
Metode
• Transgenik: Memasukkan gen dari satu organisme ke organisme lain sehingga organisme target akan
mengungkapkan sifat yang dimiliki oleh gen tersebut.
Mekanisme
Fragmen terminator CaMV35S didapatkan sebagai kontruk fragmen SalI-EcoRI 0,21 kb dari turunan pBS-
SK+ dari pDH51 (Pietrzak et al. 1986). Konstruk overekspresi dirakit melalui ligasi multipoin berdasarkan
prosedur dari perusahaan BIORAD (no. Katalog 165- 2100) menggunakan Micro Pulser dengan sistem
kejutan listrik (elektroporasi), dimana masing-masing fragmen (promotor, gen OsDREB1A, terminator)
dengan ujung kohesif yang kompatibel diligasikan bersama-sama ke vektor biner dalam satu reaksi. .
Hasil
• Tanaman transgenik yang ditanam pada kondisi
normal menjadi terhambat pertumbuhannya
tetapi juga dapat meningkatkan toleransi
terhadap cekaman kekeringan
• Semua tanaman transgenik menghasilkan biji
lebih sedikit dari tanaman induknya disebabkan
terjadi segregasi pada tanaman T0 akibat
transformasi gen OsDREB1A ke dalam genom
padi
Sumber
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 30 NO. 2 2011
Penyisipan Gen OsDREB1A pada Tanaman Padi untuk Regenerasi Sifat Toleran Kekeringan
Budi Santosa1, Sobir2, Sriani Sujiprihati2, dan Kurniawan Rudi Trijatmiko1
05
Penyisipan GEN Cnaphalocrosis
medinalis Tahan Terhadap Penggulung
Daun Padi
LATAR BELAKANG
https://www.neliti.com/id/publications/139916/analisis-keberlanjut
an-pengelolaan-tanaman-padi-produk-rekayasa-genetik-di-jawa
06. Padi indica dan javanica melalui teknik
Agrobacterium tumefacien
Latar Belakang
Metode:
Kalus yang telah diinfeksi ditanam pada media MS dengan tambahan 50 mg/1 hygromicin selama 2
minggu. Kalus yang tumbuh pada media seleksi yang mengandung hygromicin diregenerasikan pada media
yang mengandung 0,3 mg/1 BAP dan 0,5 mg/1 IAA. Planet yang diperoleh ditransfer ke media MS. DNA
diisolasi dari planlet tanaman transgenik dan diuji dengan teknik PCR dengan menggunakan primer hpt 5’–
GATGCCTCCGCTCGAAGTAGCG-3’ dan 5’ – GCACTCCCCGCCTGCAC-3’ Planlet yang dihasilkan
diseleksi dan dikeluarkan dari dalam botol dengan hati-hati dan ditanam dalam media tanah steril pada pot
plastik yang ditutup dengan sungkup plastik selama 7 - 15 hari di dalam ‘ruang tumbuh’. Plastik secara
berkala dilubangi pada hari ke-10, 12, 15 sebelum diangkat seluruhnya. Selanjutnya, tanaman dipindah ke
ember dengan diameter 30 cm. Tanaman dipelihara dan disiram secara teratur dan diamati pertumbuhannya
sampai tanaman berproduksi dan menghasilkan benih. Pemupukan dilakukan dua kali dengan pemberian
pupuk NPK sebanyak 5 g/pot. Pemupukan pertama dimulai 15 hari setelah tanaman dipindah ke ‘ruang-
tumbuh’ dan pemupukan kedua pada saat pembentukan primordial (bakal malai) dimulai.
Hasil
Keberhasilan ko-kultivasi tanaman padi indica dan javanica Indonesia dengan menggunakan Agrobacterium
tumefaciens telah dilaporkan oleh Slamet-Loedin et al.(1994 dan 1996). Rangkuman hasil regenerasi dan
aklimatisasi tanaman transgenik yang telah diperoleh dari berbagai ko-kultivasi dapat dilihat pada tabel 1. Secara
rata-rata, kultivar Rojolele memiliki tingkat regenerasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar Cisadane.
Tingginya regenerasi tanaman kultivar Rojolele dibandingkan Cisadane diduga karena Rojolele berasal dari
kelompok varietas javanica yang secara genetik lebih dkat dengan japonica, sedangkan Cisadane berasal dari
kelompok indica. Studi tentang kelompok javanica masih sangat terbatas, tetapi telah diketahui bahwa varietas dari
kelompok japonica jauh lebih responsif terhadap perlakuan kultur jaringan maupun transformasi tanaman
dibandingkan dengan kelompok indica (Christou, 1994). Kesulitan yang sering dialami dari transformasi padi
kelompok indica adalah pencoklatan jaringan (browning) setelah perlakuan dengan antibiotik, sehingga jumlah
kalus yang beregenerasi sangat sedikit. Keberadaan gen penanda (marker gene) dalam setiap transformasi tanaman
sangat diperlukan sebagai indikasi keberadaan gen target didalam jaringan (Brasileiro, 2001)
Sumber
https://journal.bio.unsoed.ac.id/index.php/biosfera/article/view/254
07. Perakitan dan Pengembangan Padi
Varietas Unggul Baru (VUB) Toleran
Cekaman
Lingkungan
Metode Transgenik :
Memasukkan gen dari satu organisme ke organisme
lain sehingga organisme target akan mengungkapkan
sifat yang dimiliki oleh gen tersebut.
Mekanisme
Persilangan antar plasma nutfah padi dilakukan dengan metode silang tunggal. Silang puncak , silang
ganda dan silang balik . Metode silang tunggal digunakan untuk perbaikan potensi hasil, mutu beras,
ketahanan terhadap keracunan aluminium, blas dan cekaman biotik dan 2biotic yang lain. Metode silang
tunggal melibatkan dua tetua dalam satu persilangan. Hasil persilangan tunggal akan diperoleh 10
kombinasi.
Melalui metode silang puncak dan silang ganda akan diperoleh masing-masing 5 dan 10 kombinasi
persilangan baru. Metode silang puncak digunakan untuk mengumpulkan berbagai sifat penting yang
tidak tersedia hanya pada dua tetua sehingga diperlukan tetua ketiga. Demikian juga silang ganda
digunakan jika ingin mengumpulkan banyak sifat penting sekaligus yang tidak mungkin diperoleh hanya
dari dua atau tiga tetua. Penggunaan metode silang puncak dan silang ganda juga dapat membantu
menghasilkan segregan yang lebih baik jika terdapat tetua yang memiliki daya gabung yang rendah
(Jennings et al. 1979).
Hasil dari persilangan dengan metode silang balik akan diperoleh 5 kombinasi. Penggunaan silang balik
terutama untuk memindahkan sifat unggul dari salah satu tetua (donor parent) dengan dengan tetap
mempertahankan sebagian besar sifat tetua yang lain
Sumber
https://scholar.google.com/scholar?
start=20&q=jurnal+rekayasa+genetika+padi&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1702373392539&u=%23p
%3DQPM3KfkfqlQJ
Kesimpulan
Rekayasa genetika pada tanaman padi dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas tanaman, seperti menghasilkan varietas padi yang tahan terhadap hama dan penyakit,
memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik, dan menghasilkan hasil panen yang lebih besar. Namun,
penggunaan rekayasa genetika pada tanaman padi juga menghadapi pro dan kontra, terutama terkait
dengan keamanan dan dampak lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan rekayasa genetika pada
tanaman padi harus diatur dan diawasi dengan ketat untuk memastikan keamanan dan dampak
lingkungan yang minimal
Presentation
Thanks
Alba Castro