0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan31 halaman
Teks tersebut merangkum informasi mengenai tanaman transgenik, yaitu tanaman hasil rekayasa genetika dengan penambahan gen asing untuk menghasilkan sifat baru. Dijelaskan pula proses pembuatan tanaman transgenik, contohnya jagung Bt, serta manfaat dan risikonya bagi kesehatan dan lingkungan.
Teks tersebut merangkum informasi mengenai tanaman transgenik, yaitu tanaman hasil rekayasa genetika dengan penambahan gen asing untuk menghasilkan sifat baru. Dijelaskan pula proses pembuatan tanaman transgenik, contohnya jagung Bt, serta manfaat dan risikonya bagi kesehatan dan lingkungan.
Teks tersebut merangkum informasi mengenai tanaman transgenik, yaitu tanaman hasil rekayasa genetika dengan penambahan gen asing untuk menghasilkan sifat baru. Dijelaskan pula proses pembuatan tanaman transgenik, contohnya jagung Bt, serta manfaat dan risikonya bagi kesehatan dan lingkungan.
Nim : 2015 51235 Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan,rekayasa atau modifikasi sifat dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Dilakukan identifikasi atau pencariangen yang akan menghasilkan sifat tertentu atau sifat yang diinginkan, Gen yang diinginkan dapat diambil dari Tanaman,hewan,cendawan,atau bakteri.Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen. Penyisipan gen pada suatu tanaman membutuhkan proses yang sulit dan panjang. Untuk menyisipkan sebuah gen pada sel tumbuhan, kita membutuhkan vektor tertentu. Vektor adalah organisme yang berfungsi sebagai kendaraan pembawa materi genetik yang akan disisipkan. Sel tumbuhan tidak memiliki plasmid seperti bakteri sehingga pilihan vektor yang berpotensi untuk memasukkan gen ke dalam sel tanaman juga terbatas. Ti-Plasmid yang terdapat pada bakteri Agrobacterium dikeluarkan dari sel bakteri Agrobacterium kemudian dipotong dengan menggunakan enzim endonuklease restriksi. Isolasi DNA gen yang kita inginkan dari organisme tertentu. Sisipkan gen yang kita inginkan tersebut pada plasmid dan rekatkan dengan enzim DNA ligase. Masukkan kembali plasmid yang sudah disisipi gen ke dalam bakteri Agrobacterium. Plasmid yang sudah tersisipi gen akan terduplikasi pada bakteri Agrobacterium. Selanjutnya, bakteri akan masuk ke dalam sel tanaman dan mentransfer gen. Kemudian, sel tanaman akan membelah. Tiap-tiap sel anak akan memperoleh gen baru dalam kromosom dari sel tanaman dan membentuk sifat/karakteristik yang baru Dari segi kesehatan,tanaman ini dianggap dapat menjadi alergen (senyawa yang menimbulkan alergi) baru bagi manusia. Untuk menanggapi hal tersebut, para peneliti menyatakan bahwa sebelum suatu tanaman transgenik diproduksi secara massal, akan melakukan berbagai pengujian potensi : 1. Alergi 2. Toksisitas Untuk menjamin agar produk tanaman tersebut aman untuk dikonsumsi.Apabila berpotensi menyebabkan alergi, maka tanaman transgenik tersebut tidak akan dikembangkan lebih lanjut. Budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggap berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah terbentuknya hama atau gulma super atau yang lebih kuat atau resisten di lingkungan. Jagung bt Jagung bt adalah jagung hasil rekayasa genetika yang telah disisipi gen dari bakteri Bacillus thuringiensis.Gen yang diambil dari bakteri tersebut adalah gen penyandi protein Bt yang dapat membunuh larva hama lepidoptera.Hama tersebut dapat mengurangi hasil panen jagung hingga 30%. Protein toksin Bt mampu berikatan pada dinding usus dan menyebabkan hama berhenti makan. Selanjutnya, toksin akan menyebabkan dinding usus pecah dan bakteri usus berpindah ke rongga tubuh dan berkembangbiak dalam darah Akibatnya, hama lepidoptera akan mati karena keracunan darah . Untuk memasukkan gen ke dalam jagung, digunakan suatu proses yang disebut transformasi.Beberapa metode transformasi yang telah diaplikasikan pada jagung adalah penembakan mikroproyektil dan transformasi yang dimediasi oleh Agrobacterium tumefaciens. Jagung hasil rekayasa genetika yang telah disisipi gen dari bakteri Bacillus thuringiensis. Dari segi etika, pihak yang kontra dengan tanaman transgenik menganggap bahwa rekayasa atau manipulasi genetik tanaman merupakan tindakan yang tidak menghormati penciptaan Tuhan. Perubahan sifat tanaman dengan penambahan gen asing juga dianggap sebagai tindakan "bermain sebagai Tuhan" karena mengubah makhluk yang telah diciptakan-Nya Dalam sudut pandang agama tersebut, modifikasi genetika tanaman tidak berlawanan dengan ajaran Gereja Katolik, namun kelestarian alam juga harus diperhatikan karena merupakan tanggung jawab manusia. Badan Sertifikasi Makanan Islam di Amerika menyatakan bahwa makanan dari tanaman transgenik yang ada telah dikembangkan bersifat halal dan dapat dikonsumsi oleh umat Islam. Tanaman transgenik menganggap bahwa transfer gen dari suatu makhluk hidup ke makhluk lainnya merupakan hal yang alamiah dan biasa terjadi di alam sejak pertama kali berlangsungnya kehidupan.Berargumen bahwa persilangan berbagai jenis padi yang dilakukan untuk mendapatkan padi dengan sifat unggul telah dilakukan para petani sejak dahulu.Perkawinan berbagai varietas padi tanpa disadari telah mencampur gen-gen yang ada di tanaman tersebut.Para ilmuwan hanya mempercepat proses transfer gen tersebut secara sengaja dan sistematis. pengembangan tanaman transgenik membutuhkan biaya yang besar dan umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah di negara maju. Di dalam salah satu laporan kerja Komisi Eropa, disebutkan bahwa pemberlakuan paten pada produk transgenik dapat mengakibatkan petani kehilangan kemampuan memproduksi benih secara mandiri dan harus membeli pada produsen dari negara maju.Ketergantungan para petani terhadap produsen juga semakin meningkat dengan ditemukannya teknologi "gen bunuh diri“. Sebagian tanaman transgenik disisipi "gen bunuh diri" yang menyebabkan tanaman hanya bisa ditanam satu kali dan biji keturunan selanjutnya bersifat mandul (tidak dapat berkembang biak). Hal ini akan menyebabkan terjadinya arus modal dari negara berkembang ke negara maju untuk pembelian bibit transgenik setiap kali akan melakukan penanaman.Para petani di negara- negara dunia ketiga khawatir bila harga benih akan menjadi mahal karena pemberlakuan paten dan mekanisme "gen bunuh diri" yang dilakukan oleh produsen benih. Contoh aplikasi bioteknologi di bidang pertanian adalah: 1.Toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida) 2.Tahan terhadap hama dan penyakit tertentu 3.Mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya: tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi beta- caroten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, strawberry yang rasanya manis, kentang dan pisang yang berkhasiat obat) 4.Dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara sendiri) 5.Dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan tanah bergaram tinggi). keuntungan tumbuhan transgenik yang jelas bagi petani adalah tumbuhan menjadi tahan terhadap hama tertentu. Keuntungan . bagi lingkungan dari tumbuhan tahan hama yaitu menurunnya penggunaan pestisida. Keuntungan lainnya dari tumbuhan transgenik adalah hasil yang lebih melimpah. Salah satu contohnya yaitu dikembangkannya varietas gandum semi kerdil dengan hasil melimpah. Gen kerdil memiliki dua keuntungan, yaitu mengkode tumbuhan yang lebih pendek, lebih kuat, dan merespon pupuk lebih banyak tanpa terjadi collaps dan meningkatkan hasil secara langsung dengan cara mereduksi elongasi sel pada bagian vegetatif tumbuhan. Teknik pengerdilan ini berpotensi untuk digunakan untuk meningkatkan produktivitas pada berbagai tumbuhan dimana hasil ekonomisnya lebih pada bagian reproduktif bukan vegetatif. 1. Potensi resiko tanaman transgenik tahan hama terhadap kesehatan manusia pada umumnya berkaitan dengan kemungkinan munculnya alergen baru atau toksin pada tanaman pangan yang direkayasa, kemungkinan adanya alergen baru dalam serbuk sari tanaman atau kemungkinan munculnya kombinasi antar protein yang membentuk struktur tidak dikenal yang menyebabkan efek pleitropik ataupun efek sekunder yang tidak diperkirakan. 2. Organisme non target yang memakan tanaman yang masih hidup atau detrivitor yang memakan tanaman yang mati. Kedua, resiko tidak langsung terhadap spesies non- target dan tentu hal ini akan mematikan rantai makanan yang ada. 3. Jika tanaman transgenik ditanam secara besar-besaran, dengan berbagai hama target yang berbeda-beda, jika dijumlahkan secara kumulatif, dalam tempo beberapa waktu, maka akan membunuh hampir semua jenis insekta pemakan tanaman. Aplikasi yang telah dikembangkan, beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga macam sifat unggul, yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak mudah busuk. Aplikasi yang sedang dikembangkan, dalam tahap penelitian, tanaman transgenik sedang diaplikasikan untuk menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, seperti vitamin A dan vaksin. Untuk produksi vaksin yang dapat dimakan (edible vaccine), Contoh tanaman yang sedang dikembangkan adalah pisang, kentang, dan tomat. Salah satu tanaman transgenik yang sudah diteliti sejak tahun 1980 untuk mengurangi jumlah penderita defisiensi (kekurangan) vitamin A adalah padi emas Aplikasi lain yang sedang dikembangkan adalah penggunaan tanaman untuk membersihkan polusi tanah dari senyawa beracun (seperti arsen) dan logam berat (contohnya merkuri). Gen asing dari bakteri ditransfer ke dalam tembakau dan Arabidopsis sehingga kedua tanaman tersebut dapat menarik merkuri dalam tanah dan mengubahnya menjadi senyawa yang mudah menguap serta tidak berbahaya. Tanaman Arabidopsis juga dikembangkan untuk memproduksi poli(3-hidroksibutirat) atau PHB, suatu bahan pembentuk plastik yang mudah diurai (biodegradable). Sebagian besar plastik yang ada dibuat dari sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, salah satunya adalah minyak bumi, untuk mengurangi penggunaan sumber daya tersebut, digunakan PHB yang dihasilkan oleh bakteri, seperti Alcaligenes eutrophus. Empat pen pembentuk PHB dari bakteri tersebut telah ditransfer ke Arabidopsis sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan PHB. Penelitian tentang PHB dari tumbuhan masih dalam tahap pengembangan sebelum diproduksi massal. SEKIAN & TERIMAKASIH,,