Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA GENETIKA BAKTERI Bacillus

thuringirnsis DALAM PERAKITAN TANAMAN


TRANSGENIK TAHAN HAMA SERANGGA
Posted January 9, 2012 by aguskrisno in Uncategorized. Leave a Comment

         Rekayasa genetika merupakan penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk


mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang
diarahkan pada kemanfaatan tertentu. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua
golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi,
hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di
bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran
hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah
melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.

         Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan


makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk
menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup
mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut
akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.

          Manfaat rekayasa genetika diantaranya meningkatnya derajat kesehatan manusia,


dengan diproduksinya berbagai hormon manusia seperti insulin dan hormon pertumbuhan,
menyediakan bahan makanan yang lebih melimpah dan sumber energi yang terbaharui,
proses industri yang lebih murah dan mengurangi polusi.

Bakteri Bacillus thuringiensis

Klasifikasi Bacillus thuringiensis :

Kerajaan          : Eubacteria

Filum               : Firmicutes

Kelas               : Bacilli

Ordo                : Bacillales

Famili              : Bacillaceae

Genus              : Bacillus

Spesies            : Bacillus thuringiensis


 

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki)

          Bacillus thuringiensis adalah bakteri gram-positif, berbentuk batang, yang tersebar


secara luas di berbagai negara. B. thuringiensis dibagi menjadi 67 subspesies (hingga tahun
1998) berdasarkan serotipe dari flagela (H). Bakteri ini termasuk patogen fakultatif dan dapat
hidup di daun tanaman konifer maupun pada tanah. Apabila kondisi lingkungan tidak
menguntungkan maka bakteri ini akan membentuk fase sporulasi. Saat sporulasi terjadi,
tubuhnya akan terdiri dari protein Cry yang termasuk ke dalam protein kristal kelas
endotoksin delta yang toksik terhadap sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia dan
insekta.. Apabila serangga memakan toksin tersebut maka serangga tersebut dapat mati. Oleh
karena itu, protein atau toksin Cry dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami.

          Sembilan puluh lima persen kristal terdiri dari protein dengan asam amino terbanyak
terdiri dari asam glutamat, asam aspartat dan arginin, sedangkan lima persen terdiri dari
karbohidrat yaitu mannosa dan glukosa. Kristal protein tersusun dari subunit-subunit protein
yang berbentuk batang atau halter, mempunyai berat molekul 130 – 140 kDa yang berupa
protoksin. Protoksin akan menjadi toksin setelah mengalami hidrolisis dalam kondisi alkalin
di dalam saluran pencernaan serangga. Hidrolisis ini melepaskan protein kecil dengan berat
molekul sekitar 60 kDa dan bersifat toksik (Bulla, Kramer dan Davidson, 1977).

          Kristal protein mempunyai beberapa bentuk. Ada hubungan nyata antara bentuk kristal
dengan kisaran daya bunuhnya. Varietas yang memiliki daya bunuh terhadap serangga ordo
Lepidoptera, memiliki kristal toksin yang berbentuk bipiramida dan jumlahnya hanya satu
tiap sel, sedangkan yang berbentuk kubus, oval dan amorf umumnya toksik terhadap
serangga ordo Diptera dan jumlahnya dapat lebih dari satu tiap sel. Kristal yang mempunyai
daya bunuh terhadap serangga ordo Coleoptera berbentuk empat persegi panjang dan datar
atau pipih.

          Toksisitas B. thuringiensis terhadap serangga dipengaruhi oleh strain bakteri dan


spesies serangga yang terinfeksi. Faktor pada bakteri yang mempengaruhi toksisitasnya
adalah struktur kristalnya, yang pada salah satu strain mungkin mempunyai ikatan yang lebih
mudah dipecah oleh enzim yang dihasilkan serangga dan ukuran molekul protein yang
menyusun kristal, serta susunan molekul asam amino dan kandungan karbohidrat dalam
kristal.
Tanaman Transgenik

          Tanaman transgenik adalah merupakan aplikasi bioteknologi pada tanaman yang telah
direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri,
mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Organisme transgenik adalah suatu organisme yang
mengandung transgen melalui proses bioteknologi (bukan proses pemuliaan tanaman),
Transgen adalah gen asing yang ditambahkan kepada suatu spesies. Suatu jasad yang
memiliki sifat baru, yang sebelumnya tidak dimiliki oleh jenis jasad tersebut, sebagai hasil
penambahan gen yang berasal dari jasad lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis
(spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain .

          Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau


pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang
diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang
diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen.
Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen
pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen).Kemudian,
vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring
dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak
dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel
tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen
ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi
DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode
transfer DNA dengan bantuan listrik).

          Teknik bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk memberikan karakter


baru pada berbagai jenis tanaman transgenik. Teknologi rekayasa genetika tanaman
memungkinkan pengintegrasian gen-gen yang berasal dari organisme lain untuk perbaikan
sifat tanaman. Salah satu contoh aplikasi bioteknologi di bidang pertanian adalah
mengembangkan tanaman transgenik yang memiliki sifat (1) toleran terhadap zat kimia
tertentu (tahan herbisida), (2) tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, (3) mempunyai
sifat-sifat khusus (misalnya: tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi
betacaroten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, strawberry yang rasanya
manis, kentang dan pisang yang berkhasiat obat), (4) dapat mengambil nitrogen sendiri dari
udara (gen dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat
memfiksasi nitrogen udara sendiri), dan (5) dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan
buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan tanah bergaram tinggi). Penekanan pemberian karakter
tersebut dapat dibagi kedalam beberapa tujuan utama yaitu peningkatan hasil, kandungan
nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah tanaman-tanaman tertentu.  Perbedaaan
pemuliaan tanaman konvensional dengan pemuliaan tanaman secara transgenik

Pemuliaan tanaman secara konvensional:

1. Gen yang dipindahkan berasal dari spesies yang sama

2. Pemindahan gen melalui perkawinan inter spesies

Pemuliaan tanaman secara transgenik:

1. Gen yang dipindahkan berasal dari spesies yang berbeda


2. Pemindahan gen melalui rekayasa genetika tanaman

Contoh beberapa tanaman transgenic :

Tanaman Gen ketahanan Sumber gen Hasil


Azuki bean α-amylase Tanaman common Tahan serangan hama

inhibitor bean Kumbang Brucus


Kacang pea α-amylase Tanaman common bean Tahan serangan hama

(Pisum sativum L.) inhibitor Bruchus pisorium


Kapas Bt   Tahan serangan hama

Bacillus thuringiensis Cotton bollworm


Jagung Bt   Tahan serangan hama

Bacillus thuringiensis Corn borer


Kentang Bt   Tahan serangan hama

Bacillus thuringiensis Colorado potato Beetle


Tomat Flavr Savr polygalacturonase Sejenis ikan yang Tahan lama dalam

(PG) hidup di Antartika Penyimpanan

Contoh beberapa tanaman transgenic

 
(sumber : http://www.tootoo.com/buy-organic_foods-CC_01110000)

Perakitan Tanaman Transgenik Tahan Hama Melalui Bacillus thuringirnsis

1. Menentukan prioritas jenis atau spesies hama yang akan dikendalikan dengan
tanaman transgenik yang akan dirakit. Untuk keperluan ini umumnya akan dicari
hama yang tidak mempunyai sumber gen tahan dari spesies tanaman inangnya,
misalnya hama penggerek batang padi, penggerek batang jagung, hama kepik, dan
hama pengisap polong. Setelah itu ditentukan kandidat gen tahan yang akan dipakai
yaitu Bt-toksin. Bila menggunakan Bt-toksin maka ditentukan gen Bt atau gen cry
yang akan digunakan untuk menghambat pertumbuhan serangga dengan mengganggu
proses pencernaannya.
2. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut
dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA yang mengkode protein
cry akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya
plasmid Bacillus thuringiensi. Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam
bakteri sehingga DNA tersebut dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan
bakteri.
3. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian
tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang
diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer
DNA dengan bantuan listrik). Berikut adalah penjelasan tentang beberapa metode
transfer gen.

 Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Metode ini menggunakan


senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel
tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam
sel tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman,
meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung.

 Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens. Bakteri


Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki
plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing.Di dalam
plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan
penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat
disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat
memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah
DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat
diekspresikan tumbuhan.

 Metode elektroporasi. Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan
menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi
protoplas. Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka
pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan
bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses
pengembalian dinding sel tanaman.
4. Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan
sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus
(sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan
tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan
pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati

(sumber : http://youarestronger.wordpress.com)

Skema perakitan tanaman transgenik tahan hama

menentukan spesies hama tanaman yang akan dikendalikan


menentukan gen tahan hama yaitu Bt-toksin dengan memakai gen cry (gen Bt)


“perbanyakan dengan cloning gen”

(DNA pengkode protein cry -> masuk ke vector cloning (plasmid Bacillus thuringiensi) ->
DNA diperbanyak melalui bakteri)


mentransfer gen ke bagian sel tumbuhan (biasanya bagian daun)

metode transfer gen :

 metode senjata gen


 metode transformasi DNA
 metode elektroporasi


seleksi sel daun yang berhasil disisipi gen asing


menumbuhkan hasil seleksi menjadi kalus -> sampai tumbuh akar dan tunas


sampai terbentuk plantlet (tanaman muda) dan dipindahkan pertumbuhannya ke tanah


mengamati sifat baru tanaman transgenik tahan hama

Dampak Positif dan Negatif Tanaman Transgenik

1.Dampak Positif Transgenik

 Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak.


 Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas
daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
 Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.

2.Dampak Negatif Transgenik

 Komoditas pertanian hasil rekayasa genetika memberikan ancaman persaingan serius


terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional.
 Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul
bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan
pangan.
 Berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit
lain.
 Penyebaran gen transgenik yang dapat meyebar secara luas, antar spesies akan sangat
membahayakan bagi keanekaragaman hayati, dan juga kesehatan manusia.
 Merusak potensi plasma nuftah, potensi pergeseran gen dan potensi pergeseran
ekologi

Kajian Religius

Surat An Nahl ayat 13 :

Artinya : Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini
dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.

 
Kandungan yang terdapat diatas menjelaskan bahwa Allah menciptakan berbagai macam
makhluk hidup yang mempunyai manfaat ataupun kerugian masing-masing. Salah satu
contoh makhluk hidup yang diciptakan-Nya yaitu bakteri. Semua jenis bakteri berasal dari
ciptaan Allah Maha Kuasa. Dan juga dari penggalan bukti ayat-ayat Al-quran tersebut telah
jelas bahwa kita sebagai orang yang beriman, yang yakin akan adanya sang Khalik harus
percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik berukuran besar maupun
kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat terlihat dengan mata
telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit
pengetahuannya, jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang maha luas dan tak terbatas.
Selain itu dari makhluk-makhluk hidup yang sudah diciptakan mempunyai manfaat dalam
kehidupan kita, salah satu contohnya yaitu bakteri Bacillus thuringiensis yang dimanfaatkan
sebagai bioinsektisida atau pembasmi hama dalam bidang pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Amirhusin, Bahagiawati.2004.Penggunaan Bacilus Thuringiensis sebagai Bioinsektisida.


Bogor : Buletin AgroBio

Amirhusin, Bahagiawati.2004.Perakitan Tanaman Transgenik Tahan Hama.Bogor : Jurnal


Litbang Pertanian

Anonymous.2008.Bacilus Thuringiensis. http://env-iren.blogspot.com/2009/03/Bacilus-


Thuringiensis-ciri-ciri. Diakses tanggal 25 Desember 2011

Anonymous.2011.Bacilus Thuringiensis. http://id.wikipedia.org/wiki/Bacilus-Thuringiensis.


Diakses tanggal 25 Desember 2011

Anonymous.2011.Dampak Tanaman Transgenik. http://id.shvoong.com/tags/dampak-


tanaman-transgenik. Diakses tanggal 28 Desember 2011

Anonymous.2011. Dampak Tanaman Transgenik Bt terhadap Populasi Serangga.


http://ilham-agt08/blogspot.com/2011/03/tanaman-transgenik. Diakses tanggal 28 Desember
2011

Anonymous.2011.Rekayasa Genetika.  http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa-Genetika.


Diakses tanggal 28 Desember 2011

 Bioteknologi Pada Tanaman

Jun - 17 | By: Daning Eka Septyarini | no comments.


Filed under : Knowledge

Pengertian Bioteknologi

-    Teknologi yang melibatkan sistim biologis dengan mengeksploitasi aktivitas biokimia dari
organisme hidup atau produknya.

-   Suatu bidang penerapan biosain dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis
organisme hidup atau komponen sub selulernya pada industri jasa manufactur pengelolaan
lingkungan.

-    Penggunaan secara terpadu ilmu pengetahuan biokimia, mikrobiologi dan teknik dalam
upaya untuk menghasilkan suatu penerapan teknologi (industri) dari kemampuan
mikroorganisme , sel kultur jaringan dan bagian-bagiannya.

-    Penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknik dalam pengolahan materi oleh 
unsur-unsur biologis untuk menghasilkan barang dan jasa.

-    Ilmu pengetahuan tentang berbagai proses produksi yang berdasarkan pada kerja
mikroorganisme serta komponen aktifnya dan pada proses produksi yang melibatkan
penggunaan sel dan jaringan dari organisme yang lebih tinggi .

-    Bioteknologi tidak lebih dari sebuah nama yang diberikan pada seperangkat teknik dan
proses.

-    Penggunaan organisme hidup dan komponennya dalam proses pertanian, industri pangan
serta berbagai proses industri lainnya.

Bioteknologi memanfaatkan organisme seperti:

-       Bakteri

-       Khamir

-       Kapang

-       Algae

-       Sel tumbuhan dan sel, jaringan hewan

Keberhasilan penerapan bioteknologi disokong oleh pengintegrasian berbagai desiplin ilmu


antara lain :

-       Ilmu pengetahuan alam dan teknologi

-       Mikrobiologi

-       Biokimia

-       Genetika
-       Biologi Molekuler

-       Kimia

Proses Bioteknologi Mencakup :

1. Produksi Sel
2. Transpormasi Kimia yang Diingini (ada 2)
3. Pembentukan suatu produk akhir yang diingini ( Enzim, Antibiotika, Asam Organik, dan
Steroid)
4. Penguraian bahan baku yang diberikan (limbah, destruksi buangan industri, tumpahan
minyak)

Reaksi Pada Proses Bioteknologi Dapat Bersifat:

1. Katabolik ( Senyawa komplek diuraikan menjadi senyawa sederhana. Misalnya glukosa


menjadi etanol)
2. Anabolik/ Biosintesis ( Molekul sederhana menjadi senyawa komplek. Misalnya sintesis
antibiotika)

Keuntungan Penerapan Bioteknologi :

-       Cendrung lebih ekonomis

-       Lebih sedikit dalam pemakaian energi (efisiensi)

-       Lebih aman ( menghasilkan residu yang dapat diuraikan secara biologis serta tidak
beracun

-       Dalam waktu jangka panjang  dapat memberikan harapan untuk memecahkan persoalan
utama dunia dalam kaitannya dengan obat-obatan produksi pangan pengendalian polusi dan
pengembangan sumber energi baru.

PENERAPAN BIDANG BIOTEKNOLOGI PADA TANAMAN

Dewasa ini, teknik-teknik bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk


memberikan karakter baru pada berbagai jenis tanaman.  Penekanan pemberian karakter
tersebut dapat dibagi kedalam beberapa tujuan utama yaitu peningkatan hasil, kandungan
nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah tanaman-tanaman tertentu. Sebagai contoh,
beberapa tanaman transgenik yang dikembangkan adalah:

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar


2. Peningkatan rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis, kedelai
3. Peningkatan kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan tekstur yang
meningkat
4. Mengurangi alergen: polong-polongan dengan kandungan protein allergenik yang lebih
rendah
5. Kandungan bahan berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi
(antioksidan untuk mengurangi kanker), bawang dengan kandungan allicin untuk
menurunkan kolesterol, padi dengan kandungan vitamin A dan besi untuk mengatasi anemia
dan kebutaan,
6. Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati penyakit manusia
7. Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak.

Selain itu, pemanfaatan bioteknologi tanaman seperti rekayasa genetika juga dapat
memudahkan petani dalam budidaya tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu
dengan menghasilkan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu.
Sebagai contoh adalah Roundup Ready yang terdiri dari kedelai, canola dan jagung yang
tahan terhadap herbisida Roundup. Di dunia saat ini telah banyak dilepas berbagai tanaman
transgenik.  Sebagai contoh, di Asia yaitu di China pada tahun 2006 saja, telah telah ada
sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antara lain padi, jagung, kapas, rapeseed, kentang,
kedelai, poplar, tomat (delay ripening dan ketahanan virus), petunia (warna bunga), paprika
(virus resistance), kapas (ketahanan hama) yang telah dilepas untuk produksi.

Kemajuan dan penerapan bioteknologi tanaman pada tanaman pangan

Kemajuan dan penerapan bioteknologi tanaman tidak terlepas dari tanaman pangan.  Untuk
memenuhi kebutuhan pangan dunia termasuk kebutuhan nutrisi, kemajuan bioteknologi telah
mewarnai trend produksi pangan dunia.   Padi saat ini masih merupakan tanaman pangan
utama dunia.  Dengan demikian prioritas utama untuk teknik biologi molekuler dan
transgenik saat ini masih diutamakan pada padi. Selain karena merupakan tanaman pangan
utama, padi  memiliki genom dengan ukuran sehingga dapat digunakan sebagai tanaman
model utama.  Selain padi tanaman pangan yang telah banyak mendapat sentuhan
bioteknologi adalah kentang.

Golden Rice

Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan namun menjadi
sangat terdengar ketika muncul golden rice pada tahun 2001 yang diharapkan dapat
membantu jutaan orang yang mengalami kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan
vitamin A dan besi.  Vitamin A sangat penting untuk penglihatan, respon kekebalan,
perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan embrionik
dan regulasi gen-gen pendewasaan.
Luasan lahan pertanian yang semakin sempit mengakibatkan produksi perlahan harus
ditingkatkan.  Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan bobot panen namun juga
nutrisi atau nilai tambah. Oleh sebab itu dari suatu luasan yang sebelumnya hanya
menghasilkan karbohidrat diharapkan dapat ditambah dengan vitamin dan mineral.  Hal
inilah yang mendorong para peneliti padi mengembangkan Golden Rice.  Pada awalnya
penelitian dilakukan untuk meningkatkan kandungan provitamin A berupa beta karoten, dan
saat ini fokus penelitian tetap dilakukan.

Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai
emas.  Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan untuk produksi Golden Rice. 
Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu untuk mensintesis
karotenoid.  Pendekatan transgenik dapat dilakukan karena adanya perkembangan teknologi
transformasi dengan Agrobacterium dan ketersediaan informasi molekuler biosintesis
karotenoid yang lengkap pada bakteri dan tanaman.  Dengan adanya informasi tersebut
terdapat berbagai pilihan cDNA.  Produksi prototype Golden Rice menggunakan galur padi
japonica (Taipe 309), teknik transformasi menggunakan agrobacterium dan  beberapa gen
penghasil beta karoten tanaman daffodil hingga bakteri.

Bioteknologi Tanaman Kentang

Tanaman pangan dunia yang tidak kalah penting adalah kentang.  Seperti halnya padi,
kentang juga menjadi komoditas utama yang menjadi obyek penerapan bioteknologi
tanaman.  Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. 
Baik dalam teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk
meningkatkan sifat-sifat unggul kentang.  Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik kultur
jaringan telah banyak digunakan.  Teknik kultur jaringan memungkinkan petani mendapatkan
bibit dalam jumlah besar yang identik dengan induknya.

Teknik kultur jaringan juga dapat digunakan untuk menghasilkan umbi mikro (microtuber).
Produksi kentang dari umbi mikro dan umbi konvensional menurut penelitian tidak berbeda
nyata. Skema produksi bibit kentang melalui teknik kultur jaringan. Umbi mikro
kentang Selain itu teknik kultur jaringan pada tanaman kentang juga bermanfaat terutama
untuk preservasi in vitro, fusi protoplas dan membantu dalam seleksi pada skema pemuliaan
tanaman.   Pemuliaan kentang dilakukan untuk meningkatkan sifat-sifat unggul dan
menambah sifat baru sesuai kondisi yang diharapkan. Salah satu kendala utama produksi
kentang adalah serangan penyakit yang tinggi sehingga pemuliaan kentang sering diarahkan
untuk meningkatkan tingkat ketahanan tanaman terhadap penyakit.   Jika dilakukan secara
konvensional diperlukan sedikitnya 15 tahun untuk menghasilkan kultivar baru.  Hal ini
terjadi karena kentang komersial pada umumnya adalah tetraploid sehingga persilangan
kentang akan menghasilkan keragaman yang sangat tinggi.  Untuk mengatasi permasalahan
ini teknik seleksi awal dengan teknik in vitro telah dilakukan serta dapat juga dilakukan
melalui marker assisted breeding  (MAS).  Untuk meningkatkan sifat ketahanan dan sifat lain
pendekatan rekayasa genetika juga telah dilakukan melalui fusi protoplast dan tranformasi
genetik.

Contoh pemanfaatan teknik transformasi agrobacterium pada tanaman kentang adalah dengan
menyisipkan gen dari spesies liar yaitu Rpi-blb, Rpi-blb2 yang dapat meningkatkan
ketahanan terhadap Phytopthora infestans.  Kentang tersebut dinamakan dengan kultivar
Kathadin.  Contoh lain adalah kentang dengan kandungan pati yang tinggi yang dapat
menghasilkan kentang goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena
menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng. Kentang ini dirakit dengan rekayasa genetika
dengan menginsert gen dari bakteri ke kentang Russet Burbank.  Gen tersebut dapat
meningkatkan kandungan pati umbi yang dihasilkan dan menurunkan penyerapan minyak
sewaktu digoreng.  Hal ini dianggap menguntungkan karena dapat menurunkan biaya
produksi sekaligus lebih sehat bagi konsumen. Uji lapangan kultivar Katahdin terhadap
serangan Phytopthora infestans. Tampak Kathadin lebih tahan dibandingkan dengan kentang
kontrol.

Kemajuan Dan Penerapan Bioteknologi Tanaman Pada Tanaman Hortikultura

Dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan arti penting
kesehatan, kebutuhan akan produk-produk hortikultura sebagai sumber vitamin meningkat. 
Selain itu dari sisi kesehatan mental, kebutuhan produk hortikultura yang lain yaitu berbagai
tanaman hias turut meningkat.   Teknik kultur jaringan telah dimanfaatkan secara luas pada
tahaman hortikultura, seperti perbanyakan klonal yang dikombinasikan dengan teknik bebas
virus pada kentang, pisang, anggur, apel, pear dan berbagai jenis tanaman hias, serta
penyelamatan embrio untuk mendapatkan tanaman hibrida dari hasil persilangan
interspecies. Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman
hortiklutura.  Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah Tomat FlavrSavr.  Tomat
merupakan salah satu produk hortikultura utama. Seperti produk hortikultura pada umumnya,
tomat memiliki shelf-life yang pendek.
Shelf-life yang pendek ini disebabkan dengan aktifnya beberapa gen seperti pectinase saat
tomat mengalami kematangan.  Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk
dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk ekspor.  Biaya pengemasan sangat mahal
seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin.  Untuk mengatasi hal ini para peneliti di
Amerika mencoba merekayasa kerja gen polygalacturonase (PG) yang berasosiasi dengan
shelf-life tomat yaitu dengan menginsert antisense dari gen PG.

Dengan demikian shelf-life tomat menjadi


lebih lama.  Tomat ini dinamakan dengan FlavrSavr.  Pada industri tanaman hias, teknik
kultur jaringan telah digunakan secara meluas pada berbagai tanaman hias. Teknik kultur
jaringan yang diaplikasikan mencakup kultur meristem, organogenesis dan somatic
embryogenesis, konservasi, eliminasi patogen.

Sementara itu untuk meningkatkan keragaman dapat memanfaatkan adanya variasi


somaklonal.  Hal ini sangat penting dilakukan mengingat tanaman hias kebanyakan dinilai
dari segi estetika dan kelangkaannya, serta bentuk-bentuk baru seperti bentuk serta warna
daun dan bunga, arsitektur tanaman, serta sifat-sifat unik tanaman tertentu.  Teknik lain untuk
keperluan ini adalah mutasi.  Pada industri tanaman hias dalam pot sering digunakan Zat
Pengatur Tumbuh untuk mengatur pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Contohnya
adalah penggunaan retardan untuk membuat pertumbuhan menjadi pendek dan meroset.

Pemanfaatan rekayasa genetika pada tanaman hias berpotensi untuk menambahkan sifat-sifat
baru yang unik.  Contoh tanaman yang telah direkayasa antara lain krisan dan mawar dengan
tingkat ketahanan dan vase life yang lebih tinggi. Somatic embryogenesis Euphorbia
pulcherrima. Hasil variasi somaklonal pada spesies Anthurium   

Kemajuan Dan Penerapan Bioteknologi Tanaman Pada Tanaman Perkebunan

Bioteknologi juga diterapkan pada beberapa tanaman perkebunan seperti tebu, tembakau,
kelapa sawit dan lain-lain. Hingga saat ini kapas merpuakan komoditas yang paling banyak
mendapat sentuhan bioteknologi.  Di Amerika, hingga saat ini tanaman transgenik yang
paling banyak dilepas adalah kapas.

Kapas transgenik yang terkenal adalah kapas Bt (Bacillus thuringiensis). Dengan introduksi
gen Bt ke tanaman kapas, tanaman kapas menjadi tahan terhadap hama yang disebabkan
tanaman dapat memproduksi protein Bt-toxin. Bt pertama ditemukan tahun 1911 dan
terdaftar sebagai biopestisida di Amerika Serikat tahun 1961.
Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan karena kadar
nikotin yang tinggi.  Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini
yaitu dengan merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan nikotin.  Dengan cara ini
perokok dapat terkurangi resiko gangguan kesehatannya.

Pada tahun 2001 jenis tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker akibat
merokok.   Selain bebas nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga dilakukan untuk tanaman
tembakau misalnya dengan meningkatkan aroma menggunakan gen aroma dari tanaman lain.
Salah satu yang telah berhasil adalah menggunakan monoterpene synthase dari lemon.

 Kapas Bt (Bacillus thuringiensis)

Tanaman Tembakau Bebas Kandungan Nikotin

Anda mungkin juga menyukai