1. Daerah Penyebaran Tanaman teh rerutama tumbuh didaerah diantara garis lintang
30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa,.
2. Tanah Tanah mempunyai derajat keasaman (pH) antara 4,5-5,6. Jenis tanah yaitu
tanah Latosol dan tanah Podzolik.Tanah yang mempunyai kedalaman efektif
(effective depth) dan berstruktur remah lebih dari 40 cm.
3. Iklim Suhu udara berkisar antara 13°C-25°C. Cahaya matahari yang cerah dan
kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang 70%. Curah hujan rata-rata sepuluh
tahun terakhir menunjukkan bulan kemarau curah hujannya kurang dari 60 mm.
Jumlah hujan tidak kurang dari 2.000 mm per tahun. Makin banyak sinar matahari
makin cepat pertumbuhan, sepanjang curah hujan mencukupi.
4. Ketinggian Tempat Tinggi tempat 800 - 2.000 m dari permukaan laut atau lebih.
c. Pedoman Budidaya
1. Pembibitan
a. Pemilihan Lokasi
Lokasi yang dipilih adalah berdrainase baik dan dekat dengan kebun yang
akan ditanam, agar lebih mudah melakukan pengangkutan Membuat naungan.
Naungan kolektif dibuat dengan tinggi 2 meter di tas tanah, sedangkan luas
bangunannya tergantung pada kebutuhan bibit atau luasan tanam.
b. Persiapan media tanam Top soil dan sub soil secara terpisah diayak dengan
ayakan kawat beriameter 0.5-1 cm, agar bebas sisa kotoransampah, atau batu.
Kemudian campur media dengan pupuk sesuai dengan dosis anjuran. Jika pH
tanah masam perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Kemudian isi ke
dalam polybag 1/3 sub soil dan 2/3 top soil.
c. Pembuatan Bedengan Ukuran bedengan dibuat tinggi 20 cm lebar 1m dan
panjang 10-15m tergantung kebutuhan.
d. Pengisian kantong plasik Kantong plastickdiisi 2/3 bagian kemudian
disusun diatas bedengan.
e. Pembuatan sungkup plastik Rangka sungkup plastik dibuat dari bambu
berbentuk setengah lingkaran dengan tingi bagian tengah 60 cm dan bagian
tepi 40 cm.
f. Penanaman setek Siram terlebih dahulu media tanamnya, sampai cukup
basah. Kemudian ditanamkan setek sedalam 4-5 cm, lalu tutup dengan
sungkup plastic, biarkan selama 3 bulan. Dua minggu setelah 3 bulan
sungkup dibuka 2 jam yaitu dari pukul 7 sampai 9. Dua minggu berikutnya 4
jam, kemudian 6 jam/hari, setelah ini sungkup dapat dibuka seluruhnya.
2. Penanaman
Langkah-langkah dalam penanaman tanaman ini dilapangan adalah sebagai
berikut:
- Pembongkaran pohon dan pembebasan semak dan gulma
- Penggemburan tanah
- Pembuatan lubang tanam
- Penentuan waktu tanam
- Jarak tanam, umumnya jarak tanam yang digunakan adalah empat perseguí
panjang, dengan jarak tanam 90 x 120 cm dan 70 x 100 cm. Dibawah ini
terdapat tabel jarak tanam yang digunakan dengan jumlah kerapatan tanaman/
ha dan produksi pucuk dari tanaman teh asal setek yang berumur 2.5 tahun.
d. Pemeliharaan Tanaman
a). Penyiangan Pengendalian gulma pada budidaya teh dapat dilakukan
dengan cara mekanis dan cara kimia. Cara mekanis dilakukan dengan cara
mengorek dan mencangkul di sekitar tanaman. Metode ini sangat sesuai untuh
pertanaman teh yang masih muda. Pengendalian secara kimia dengan
menggunakan herbisida hal ini umum dilakukan perkebunan-perkebunan teh.
Pengendalian cara kimia ini lebih menguntungkan karena:
- Pemakaian tenaga kerja lebih sedikit
- Menghindari kerusakan akar teh muda
- Mengurangi biaya pada periode berikutnya
b). Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu usaha untuk mendorong
peningkatan produksi. Dengan adanya pemupukan kebutuhan tanaman akan
unsur hara dapat dipenuhi. Dosis pemupukan ditetapkan berdasarkan analisa
tanah dan tanaman.
c). Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan sesuai dengan besarnya tingkat serangan. Pengendalian ini dapat
dilakukan dengan cara mekanis dan kinia Nilai Ekonomis Teh
Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis
dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi
Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp 1,2 triliun (0,3% dari total PDB
nonmigas). Komoditi ini juga menyumbang devisa sebesar 110 juta dollar AS
setiap tahunnya (ATI, 2000). Selain untuk menjaga fungsi hidrolis dan
pengembangan agroindustri, perkebunan teh juga menjadi sektor usaha
unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
Rasio perbandingan tenaga kerja dengan luas lahannya 0,75. Karena itu
perkebunan teh digolongkan sebagai industri padat karya (www.pkps.org).
Tahun 1999 industri ini mampu menyerap 300.000 pekerja dan menghidupi
sekitar 1,2 juta jiwa (Suprihatini Rohayati, Daya Saing Ekspor Teh Indonesia
di Pasar Teh Dunia).
Potensi pengembangan komoditi teh Indonesia sangat besar. Produksi
teh yang tinggi menempatkan Indonesia pada urutan kelima sebagai negara
produsen teh curah, setelah India, Cina, Sri Lanka dan Kenya. Indonesia juga
menduduki posisi kelima sebagai negara eksportir teh curah terbesar dari segi
volume setelah Sri Lanka, Kenya, Cina dan India.
d). Pemanenen Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca, tumbuhan baru
dapat dipetik dengan interval 7 - 12 hasi selama musim pertumbuhan.
Pemanenen teh membutuhkan banyak tenaga dan banyak tenaga kerja intensif
( Antara dua sampai tiga ribu daun teh untuk memproduksi hanya hanya 1
kilo teh yang belum terproses ) dan prosedur yang digunakan memerlukan
keahlian khusus
e). Produksi Penurunan areal teh di Indonesia telah mempengaruhi jumlah
produksi teh nasional. Penurunan pertumbuhan produksi teh pada tahun 2004
berkisar – 2,95%. Meski demikian, di beberapa propinsi seperti Jawa Tengah,
DIY dan Sumatera Barat, penurunan areal tidak berpengaruh pada produksi
mereka, bahkan produksi teh mengalami peningkatan. Dalam hal produksi,
Jawa Barat merupakan penghasil teh terbesar di Indonesia. Propinsi ini
menghasilkan 70% dari total produksi teh nasional. Propinsi lain yang juga
merupakan penghasil teh terbesar adalah Sumatera Utara dan Jawa Tengah