Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

SYARAT TUMBUH, PENANAMAN, DAN SISTEM TANAM


KOMODITI TEH (Chamellia sinensis)

Anggota:
Delvika Siti Nuraeni (20170210031)
Salsabila Ratna Kusumastuti (20170210032)
Danang Budiarso (20170210034)
Aby Yahya Zakaria (20170210035)
Riski Mafiroh (20170210036)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman teh (Camellia sinensis) merupakan tanaman yang banyak ditanam di
berbagai negara di dunia sejak zaman dahulu. Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik di
daerah yang beriklim sejuk. Tanaman teh tidak terdapat di setiap daerah Indonesia karena
ketidaksesuaian lingkungan. Keadaan geografis di Indonesia yang sebagian terdiri dari
pegunungan merupakan daerah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman teh, maka
tidaklah mengherankan bila produksi teh dijadikan industry rumah tangga (home
industry) ataupun industri besar di Indonesia (Antoni Ludfi Arifin, 2007).
Penanaman bibit tanaman teh pada prinsipnya dapat dilakukan kapan saja, asalakan
tersedia cukup air. Meskipun demikian, waktu tanam yang paling baik pada awal musim
hujan, untuk menjamin tersedianya sumber air yang sangat dibutuhkan pada fase awal
pertumbuhan bibit tanaman teh. Disamping itu, penanaman pada awal musim hujan dapat
mengurangi laju penguapan dan tidak perlu mengairi atau menyirami.
Menurut Johan et al. (2008) pengelolaan pembibitan merupakan titik kritis yang
menentukan proses selanjutnya, sekali salah dalam menentukan klon yang ditanam maka
perlu waktu puluhan tahun untuk menggantinya karena umumnya tanaman teh
diremajakan setelah berumur 50 tahun.
Pemilihan klon untuk ditanam merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang
keberhasilan pembibitan. Potensi produksi suatu genotip tanaman merupakan kriteria
yang sangat penting dalam menentukan bahan tanaman (Puslitbun, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apa syarat tumbuh yang baik untuk perkembangan teh di Indonesia?
2. Apa saja yang harus diperhatikan dalam penanaman teh?
3. Bagaimana sistem tanam pada budidaya tanaman teh?

C. Tujuan
1. Mengetahui syarat tumbuh yang cocok untuk perkembangan teh di Indonesia.
2. Mengetahui cara penanaman budidaya tanaman teh.
3. Mengetahui sistem tanam pada tanaman teh.
II. PEMBAHASAN
A. Teknik Budidaya Tanaman Teh
1. Syarat Tumbuh
Budidaya tanaman teh memiliki beberapa syarat tumbuh dalam melakukan
penanaman teh, diantaranya:
a. Iklim
1) Curah Hujan
Tanaman teh menghendaki pertanaman yang lembab dan sejuk.
Tanaman teh tidak tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu
memerlukan daerah yang empunyai curah hujan yang cukup tinggi dan
merata sepanjang tahun. Curah hujan tahunan yang diperlukan adlah
2.000 mm – 2.500 mm dengan julah hujan pada musin kemarau tidak
kurang dari 100 mm. Curah hujan yang kurang dari batas minimum akan
mengakibatkan penurunan produksi, terutama didaerah pertanaman yang
relatif rendah (Setyamidjaja, 2000).
2) Suhu Udara
Sebagai tanaman yang berasal dari subtropis, tanaman teh
menghendaki udara yang sejuk, sehingga udara yang baik bagi tanaman
teh adalah suhu berkisar 13-25ºC, yang diikuti oleh cahaya matahari yang
cera dengan kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang dari 70%
(Setyamidjaja, 2000).
3) Sinar Matahari
Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh.
Makin banyak sinar matahari, pertumbuhan tanaman teh akan semakin
cepat dengan curah hujan yang mencukupi. Sinar matahari
mempengaruhi suhu udara, akin banyak sinar matahari maka semakin
tinggi suhu udara. Apabila suhu udara mencapai 30ºC maka tanaman teh
akan melambat sehingga digunakan pohon pelindung untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari sehingga suhu tidak meningkat terlalu tinggi.
Sebaliknya jika dalam bulan-bulan basah kurangnya sinar matahari akan
menghambat proses metabolisme sehingga mempengaruhi mutu pucuk
dan pertumbuhan tanaman teh (Bloglie, 2014).
4) Angin
Pada umumnya angin yang berasal dari dataran rendah akan membawa
udara panas dan kering. Angin yang bertiup kencang dapat menurunkan
kelembaban nisbi sampai 30% meskipun hanya berpengaruh sedikit pada
kelembaban tanah lapisan bawah. Angin dapat mempengaruhi
kelembaban udara serta penyebaran hama dan penyakit.
b. Tanah
Areal pertanaman teh di duia terdapat pada jenis tanah yang berbeda-
beda. Di India Utara terdapat pada tanah kuartr dan aluvial, di Sri Lnka dan
India Selatan terdpaat pada tanah hasil pelapukan batuan archaen, di pulau
Jawa teh ditanam pada hasil erupsi yang berasal dari pelapukan granit,
gneism batu pasir dan deposit baru kegiatan vulkanis.
Tanah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan tanaman teh adalah
tanah yang cukup subur dengan kandungan bahan organik yang cukup, tidak
bercada, serta mempunyai derajad keasaman (pH) antara 4,5 sampai 6,0.
Tanaman teh akan tumbuh baik dalam jenis tanah Andosol, Regosol, dan
Latosol. Namun teh juga dapat dibudidayakan pada jenis tanah podsolik
(Ultisol), Gley Humik, Litosol, dan Aluvia. Tanaman teh sangat menyukai
tanah dengan lapisan atas yang tebal, struktur tanah remah, berlempung
sampai berdebu (Yuono, 2013).
c. Ketinggian Tempat atau Elevasi
Tanaman teh di Indonesia hanya ditanam di dataran tinggi. Daerah
pertanaman ini umumnya terletak pada ketinggian >400 mdpl. Ada kaitannya
antara tinggi tempat dengan suhu yaitu semakin rendak elevasi atau
ketinggian tempat maka suhu udara semakin tinggi. Untuk mengatasi hal ini,
pertanaman teh di daerahrendah memerlukan bantuan pohon pelindung yang
dapat mengurangi intensitas sinar matahari sehingga dapat menurunkan suhu.
Berdasarkan ketinggian tempat, tanaman teh dibagi menjadi 3 bagian
yaitu dataran rendah (400-800 mdpl) dengan suhu 23-24ºC, dataran sedang
(800-1.200 mdpl) dengan suhu 21-22ºC dan dataran tinggi (>1.200 mdpl)
dengan suhu 18-19ºC. Perbedaan ketinggian tempat dapat menyebabkan
perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh.
2. Penanaman
Dalam penanaman hal-hal yang harus diperhatikan yaitu penentuan jarak
tanam, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman.
a. Waktu Tanam
Penanaman bibit tanaman teh pada prinsipnya dapat dilakukan kapan
saja, asalakan tersedia cukup air. Meskipun demikian, waktu tanam yang
paling baik pada awal musim hujan, untuk menjamin tersedianya sumber air
yang sangat dibutuhkan pada fase awal pertumbuhan bibit tanaman teh.
Disamping itu, penanaman pada awal musim hujan dapat mengurangi laju
penguapan dan tidak perlu mengairi atau menyirami.
b. Jarak Tanam
Makin besar jumlah populasi tanaman teh, tajuk semakin cepat
menutup. Jarak tanam yang dianjurkan berdasarkan kemiringan lahan adalah
sebagai berikut :
Jumlah Tanaman
Kemiringan Lahan Jarak Tanam (cm)
(pohon/ha)
0-15% 120x90 9.260
15-30% 120x75 11.110
>30% 120x60 13.888
Dalam batas tertentu 120x60x60 18.500

c. Pengajiran
Pengajiran dilakukan sebelum tanaman ditanam bermaksud agar
jumlah tanaman teh sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Ajir yang
dipakai panjangnya 50cm dengan tebal 1cm. Pengajiran pada lahan datar dan
landai dengan membuat ajir induk pada kedua sisi lahan, kemudian dilakukan
dengan sistem baris lurus atau zig-zag sesuai jarak tanam. Pada lahan miring
pengajiran dilakukan dengan cara sistem kontrol.
d. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat diantara kedua ajir yang tekah ditanam. Ukuran
lubang tanam untuk bibit asal stump biji adalah 30x30x40cm dan untuk bibit
asal stek 20x20x40cm. Lubang tanam dibuat 1minggu sebelum ditanam.
e. Cara Penanaman
Bibit tanaman teh dapat berupa biji asal stek atau bibit stump. Bibit
asal stek biasanya siap ditanam pada umur 8-12 bulan, sedangkan bibit stump
pada umur 2 tahun. Cara menanam bibit tanaman teh asal stek sebagi berikut:
1) Gali tanah dalam lubang tanam seukuran daun cangkul atau medium bibit
tanaman teh dalam polybag.
2) Taburkan pupuk dasar pada lubangtanam berupa Urea 12,5 gram + TSP 5
gram + KCl 5 gram per-lubang tanam. Khusus pada daerah yang tanahnya
ber-Ph > 6,0 dapat diberi belerang murni sebanyak 10-15 gram atau 50-
100 gram belerang lumpur per-lubang tanam.
3) Sobek polybag yang berisi bibit tanaman teh asal stek kemudian ambil
bibit bersama akar dan medium tanah dengan cara hati-hati.
4) Tanam bibt tanaman teh asal stek tepat ditengah-tengah lubang tanam
dengan posisi tegak.
5) Padatkan tanah disekitar pangkal batang bibit tanaman teh hingga rata dan
akar tanaman langsung kontak dengan air tanah.
6) Siram tanah disekeliling bibit tanaman teh hingga cukup bash atau
lembab.
Cara menanam bibit stump pada brinsipnya hampir sama dengan
langkah kerja menanam bibit asal stek yaitu dengan memasukkan bibit ke
dalam lobang tanam persis ditengah lobang dan leher akar tepat dipermukaan
tanah. Selanjutnya, lobang ditimbun dan dipadatkan atau diinjak. Bibit tidak
boleh miring dan tanah disekitar lobang tanam diratakan.
f. Penanaman Tanaman Pelindung
Tanaman pelindung terdapat dua macam, yaitu: tanaman pelindung
sementara dan tetap. Tanaman pelindung sementara yaitu dengan sifat ganda
karena menambah kesuburan tanah dimana bintil akar dapat mengikat unsur
N. Tanaman pelindung ini dapat ditanam selang dua baris di antara tanaman
teh. Pada jarak setiap 1m, juga dibiarkan 1-2 pohon pupuk hijau sebagai
pohon pelindung sementara. Selanjutnya, tanaman atau pohon pelindung
tetap diutamakan untuk daerah-daerah yang mempunyai ketinggian < 1.000.
3. Sistem Tanam
Budidaya tanaman teh menggunakan sistem tanam polikultur yaitu sistem
tanaman yang terdiri dari 2 jenis tanaman atau lebih, karena tanaman yang
ditanam tidak hanya dari jenis teh saja. Jenis sistem polikultur pada budidaya
tanaman teh yaitu polikultur tanaman bersisipan, dimana penanaman 2 jenis
tanaman dilakukan pada lahan dan waktu yang sama atau jarak waktu tanam yang
singkat tanpa penentuan jumlah populasi tanaman. Pada sistem ini terjadi
penysipan satu atau beberapa jenis tanaman yang bersamaan ataupun berbeda.
Budidaya tanaman teh memerlukan tanaman pelindung, dimana pada steiap dua
baris tanaman teh akan disisipi tanaman pelindung.
KESIMPULAN

Suatu budidaya tanaman teh dikatakan berhasil apabila telah memiliki syarat,
penamanan, dan sistem tanam terentu. Ketiga hal tersebut disesuaikan berdasarkan
morfologi tanaman teh. Syarat tumbuh tanaman teh sangat bergantung pada iklim,
jenis tanah dan elevasi/ ketinggian tempat, sedangkan untuk penamanan dan sistem
tanam pada budidaya tanaman teh umumnya sama dengan budidaya tanaman
perkebunan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. 2007. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh. Pusat Penelitian Teh dan Kina. Gembong.
Bandung.

Bloglie, Mediel. 2014. Budidaya The Perkebunan. Diakses pada 27 September 2019.
https://mediel.wordpress.com/2014/02/02/budidaya-teh-perkebunan/

Djoehana Setyamidjaja, M.Ed. 2000. Teh : Budidaya dan Pengolahan PascaPanen. Kanisius.
Yogyakarta.

PPTK. 2006. Petunjuk kultur teknis tanaman teh. Edisi ketiga. PPTK, Gambung.

Prawoto, I. 2007. Teh minuman bangsa-bangsa di dunia. Pawon Publishing PT. Anugerah
Tiara Mustika. Kelapa Gading, Jakarta.

PT. Perkebunan Nusantara VIII. 2009. N8Tea. Products Catalogue.

PTPN, Bandung. Sapthiani, Y., dan L. Indriasari. 2010. Dari kebun ke factory outlet.
Kompas Minggu, 18 Juli 2009.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perekebunan. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh.
Bogor.

Setyamidjaja, Djoehana. 2000. TEH Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen. Yogyakarta.
Kanisius.

Yuono, Teguh. 2013. Syarat Tumbuh Tanaman Teh. Diakses pada 27 September 2019
http://syarattumbuh.blogspot.com/2013/05/syarat-tumbuh-tanaman-teh.html

https://dosenpertanian.com/polikultur/ Diakses pada 26 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai