Disusun Oleh:
Kelompok 1
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2018
I. KASUS
Pak Mujiono seorang petani yang memiliki lahan di daerah Sleman tepatnya di
Jalan Tempel-Seyegan, Sumberjo, Tempel, Daerah Istimewa Yogyakarta seluas 1200 m2
menanam dengan pola tanam tumpang sari (kacang panjang, cabai, dan kacang tanah).
Mas Kris selaku anak dari pak mujiono mengatan bahwa perlakuan untuk tanaman
kacangnya hanyalah perlakun biasa seperti yang dilakukan banyak petani lainnya
sehingga hasil yang didapatkan pun relative standar sesuai dengan potensi tanaman yang
ditanam. namun menurut penuturan pak mujiono lahannya pernah mengalami masalah
yang mungkin akan terus berulang, beberapa kali bunga pada tanaman kacang panjang
miliknya selalu gugur, dan terdapat karat pada daun. yang dapat mengakibatkan lahan
pertanian pak Mujiono berkurang hasilnya.
SARAN
Haryanto, E., T. Suhartini, dan E, Rahayu. 2007. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III), Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Nugraheni, M., & T. Hera W.H. 2005. Diversifikasi Cabai Merah Kering sebagai Alternatif
Penanganan Pasca Panen Cabai Merah di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul
Yogyakarta. Penerapan IPTEKS.
Schreiner, I.. 2000. Cowpea Aphid (Aphis craccivora Koch). Agricultural Pest of the Pasific, 6,
ADAP, Guam.
Stoll, G.. 1988. Natural Crop Protection in the Tropics. Arecol, Switzerland. Ulrichs, C.. 2001.
Cowpea Aphid, Aphis craccivora Koch, Sternorrhyncha : Aphididae, AVRDC, Taiwan.