Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

ILMU GULMA
“GULMA PADA TANAMAN KUBIS DAN CABAI”

Latizio Beni Da Costa Cruz


1680911006

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
I. Pendahuluan

Gulma atau tumbuhan pengganggu adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan
oleh petani. Gulma tidak dikehendaki karena mempunyai sifat kompetitif yang tinggi terutama
bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dan biaya pengendaliannya cukup besar yaitu
sekitar 25-30% dari biaya produksi. Persaingan tersebut dalam hal kebutuhan unsur hara, air,
cahaya dan ruang tumbuh (Soerjani et al. 1996). Menurut (Sastroutomo,1999), gulma merupakan
salah satu faktor biotik penghambat untuk memperoleh hasil panen yang tinggi dalam suatu sistem
budidaya tanaman. Kehadiran gulma juga dapat menyebabkan

kerusakan lebih besar pada tanaman karena adanya bahan toksik yang dilepaskan dan
menekan pertumbuhan (Lafitte, 1994). Gulma tidak selamanya berdampak negatif bagi tanaman,
ada beberapa gulma yang mempunyai nilai positif untuk tanaman. Wardani (2013) menyatakan
ekstrak Ageratum conyzoides (Babadotan) mampu menekan populasi nematoda puru akar
Meloidogyne spp sebesar 97,4 % per 300 g tanah, dan Lantana camara (Krasi) mampu menekan
populasi nematoda dalam 1 g akar ekstrak yaitu sebesar 92,6 %. Tumbuhan berbunga yang
berpotensi sebagai pakan bagi musuh alami adalah Brassica juncea, Nasturtium indicum dan
Cuphea microphylla karena dapat meningkatkan lama hidup dan kemampuan reproduksi
parasitoid larva Diadegma semiclausum pada tanaman kubis (Ngatimin, 2002).

II. Tinjauan Pustaka


2.1 Gulma pada Tanaman Kubis dan Cabai
Gulma dapat menurunkan hasil panen dengan berkompetisi untuk mendapatkan air, unsur
hara, dan sinar matahari. Hal ini menjadi hal yang penting ketika suatu tanaman tumbuh dalam
kerapatan tanam yang renggang dikarenakan tidak memiliki ukuran daun yang luas guna menaungi
gulma. Jenis gulma yang biasanya terdapat pada pertanaman kubis antara lain Ageratum
conyzoides L. (babadotan), Galinsoga parviflora Cav. (jukut saminggu) dari golongan gulma daun
lebar, sedangkan Eleusine indica (L.) (jukut jampang), dan Setaria palmifolia (babawangan) dari
golongan gulma rumput-rumputan dan Cyperus rotundus L. (rumput teki) dari golongan teki-
tekian (Everaarts, 1998). Jenis Gulma yang bisa ditekuan dilahan budidaya cabai yaitu gulma
berdaun lebar seperti Legetan (Synedrella nodiflora), Wedusan (Ageratum conyzoides), Cabai-
cabaian (Cleome rutidosperma) bayam duri (Amaranthus lividus), Gulma rumputan yang biasa
ditemukan rumput pahit (Paspalum distichum), belulang (Eleusine indica), tuton (Echinochloa
colona), rumput grintingan (Cynodon dactilon), dan rumput sunduk gangsir (Digitaria ciliaris),
dan golongan gulma teki seperti teki badot (Cyperus kyllingia), Cyperus rotundus (rumput teki),
C. compressus, dan C. distans (Prajnanta, 2001).

2.2 Periode Kritis Tanaman Terhadap Kehadiran Gulma

Periode kritis tanaman merupakan periode dimana tanaman peka terhadap kehadiran
organisme pengganggu tanaman salah satunya adalah gulma, sedangkan di luar periode tersebut
gulma relatif tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun hasil akhir tanaman budidaya
(Moenandir, 1993). Pertiwi 2012 meyatakan bahwa periode krisi tanaman kubis terjadi pada 14
sampai 28 Hari setelah tanaman dengan titik kritis 21 HST, dan Kompetisi gulma dan tanaman
cabai biasanya terjadi pada periode kritis umur 30-60 HST (Rukmana 2002). Pada saat periode
kritis tersebut tanaman berada pada kondisi sangat peka terhadap lingkungan, terutama pada
kompetisi dalam penggunaan unsur hara, cahaya, matahari, dan ruang tumbuh. Kompetisi terjadi
sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin dewasa tanaman, maka tingkat kompetisinya semakin
meningkat hingga suatu saat nanti mencapai klimaks kemudian akan menurun secara bertahap
(Soejono, 2009).

Penentuan periode kritis tanaman berdasarkan percobaan setangkup antara periode


penyiangan dan kompetisi gulma (Nietto et al., 1968). Zimdahl (2007) menggunakan cara tersebut
untuk menentukan saat gulma dan tanaman budidaya berkompetisi secara aktif. Periode
penyiangan gulma dan tanaman budidaya ditumbuhkan secara bersama-sama untuk jangka waktu
tertentu sampai gulmanya disiangi, selanjutnya tanaman budidaya ditumbuhkan bebas gulma
sampai panen.

Pada periode kompetisi gulma tanaman dibiarkan bebas gulma untuk berbagai periode
tertentu sejak pertanaman, setelah ini tanaman budidaya dibiarkan tumbuh bersama-sama gulma
hingga panen. Periode ini menggambarkan interval waktu untuk dua kompetisi terpisah, yaitu
lamanya waktu suatu tanaman harus bebas gulma sehingga gulma yang tumbuh kembali tidak
menurunkan hasil panen, dan lamanya waktu gulma tinggal bersama-sama dengan tanaman,
sebelum gulma mulai mengganggu pertumbuhan tanaman.
2.3 Jenis-jenis Gulma pada Tanaman Kubis dan Cabai

1. Bandotan (Ageratum conyzoides L)


Bandotan (Ageratum conyzoides L) tergolong ke dalam tumbuhan semusim, tumbuh tegak
atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, bercabang. (Batang bulat berambut
panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Habitus bandotan (Ageratum conyzoides
L). Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (Compositae), helaian daun bulat
telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6
cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah
daun, warnanya hijau (Steenis, 2005).Bunga wedusan termasuk bunga majemuk berkumpul 3 atau
lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih panjang bonggol bunga
6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil (Steenis,
2005).

Klasifikasi Bandotan Ageratum conyzoides

Menurut Moenandir, (1988) klasifikasi dari Ageratum conyzoides adalah sebagai


berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesie : Ageratum conyzoides L.
Nama umum : Bandotan, Wedusan, Babadotan

Gambar 1. Ageratum conyzoides L


1. Galinsoga parviflora
Galinsoga parviflora merupakan tanaman semak dan semusim dengan tinggi 30-60 cm.
Batang dari tanaman ini adalah tegak, lunak, bulat, beruas-ruas,bercabang, hijau. Jenis daun
tunggal, berhadapan, duduk pada tiap buku, bulattelur, ujung meruncing, tepi bergerigi, pangkal
runcing, pertulangan menyirip,panjang daun 3-5,5 cm, dan lebarnya 1,5-3,5 cm serta berwarna
hijau. Bentuk bunga yaitu bongkol, bulat dan terletak di ujung batang. Kelopak
berbentuk mangkok, ujung bertaju, berwarna hijau, benang sari berwarna kuning, tangkai
sarilepas, ujung putik bercabang dua dengan warna kuning, mahkota terdiri dari lima daun
mahkota dan berwarna putih. Jenis buahnya yaitu keras, berbulu dan berwarna ungu. Bentuk
bijinya kecil, pipih dan berwarna hitam. Sedangkan jenis akarnya yaitu tunggang dan berwarna
putih.
Klasifikasi Galinsoga parviflora adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Family : Compositae
Genus : Galinsoga
Spesies :Galinsoga parviflora

Gambar 2. Galinsoga parviflora


2. Cleome rutidospermae

Cleome rutidospermae merupakan Herba tegak, merambat atau tumbuh merangkak tinggi
0.15-0,80 m, berbunga sepanjang tahun. Daun mahkota bunga dengan ujung runcing seperti cakar,
panjang 9-12 mm; di Jawa berwarna biru; bulu-bulu halus yang pendek; tangkai buah 20-30 mm;
batang (berbentuk kapsul) yang masak berada di atas goresan daun berangsur-angsur meruncing
seperti paruh; diameter biji 1,75-2 mm, elaiosom keputihan; helaian daun biasanya 3, bentuk daun
memanjang atau bulat memanjang, tajam atau tumpul, dengan bulu-bulu tebal pendek; batang 0,5-
2 cm dengan duri tipis. Dikenal dengan nama Maman ungu atau Maman lelaki (Waterhouse &
Mitchell, 1998).

Klasifikasinya

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Capparidales
Family : Capparidaceae
Spesies :Cleome
Genus: Cleome rutidospermae D.C.

Gambar 3 Cleome rutidospermae


3. Synedrella nodiflora
Gulma ini memiliki perakaran tunggang, daun berbentuk melebar oval atau elips, batang
tumbuh tegak, bunga majemuk berada di ketiak daun tangkai panjang 0.5 cm, kelopak berambut,
berwarna kuning, mahkota berbentuk tabung. Termasuk gulma berdaun lebar, merupakan
tumbuhan berkeping dua dan gulma ini sangat tergantung pada jenis tanaman utama, seperti iklim
dan pola tanam.
Klasifikasinya

Devisi : Spermatophyta
Sub Devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Famili :Compositae
Genus :Synedrella
Spesies : Synedrella nodiflora Gaertn.

Gambar 4 Synedrella nodiflora

4. Amaranthus spinosus
Tumbuhan bayam ini pada bagian batangnya terdapat duri sehingga dikenal dengan
sebutan Bayam Duri. Bayam duri biasanya tumbuh liar di kebun-kebun yang terlantar, tepi
parit/got, tepi jalan yang di daerah dataran rendah. Ciri-ciri tumbuhan bayam ini yaitu:Tumbuh
tegak, tinggi berkisar 30 – 100 cm. Batang berwarna hijau atau kemerahan, bagian pangkal polos,
bagian atas sedikit berambut, batang bercabang dan berduri. Daun tunggal, letak berselang-seling,
bentuk daun bundar telur memanjang, tepi rata kadang beringgit, panjang 1,5 – 6 cm, lebar 1 – 3
cm dan berwarna hijau. Pada ketiak daun terdapat sepasang duri keras yang mudah lepas. Bunga
berbentuk bola di ketiak dan berbentuk bulir, warna hijau keputihan. Buah bulat panjang, warna
hijau. Biji bulat kecil dan hitam.Berkembang dengan biji.

Klasifikasinya
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L.

Gambar 5. Amaranthus spinosus


5. Eleuisine indica L Gaertn
Eleuisine indica L Gaertn merupakan gulma berumpun yang memiliki sistem perakaran yang
berserat. Daun berwarna hijau dan seperti perak pada bagian dasar. Daun memanjang dan memiliki
helaian daun yang berlipat. Pada permukaan daun hampir tidak dijumpai bulu- bulu halus. Gulma
ini memiliki malai yang tampak seperti bergerigi. Biji- biji tersusun seperti tandan pada tangkai
bunga.Pada Setiap malai terdapat 3-7 tandan pada ujung batang dan pada setiap malai tersebut
terdapat lebih dari 50.000 biji (Breden and James, 2009).

Klasifikasi dari pada Eleusine indica

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Eleusine
Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn.
Gambar 6. Eleusine indica
6. Paspalum distichum
Gulma ini dapat tumbuh pada daerah tropis maupun subtropis, terdapat pada ketinggian 0-
1500m dpl (Soerjani, 1987). Batang atau tangkainya panjang, membentuk stolon dan berwarna
hijau. Daun pada bagian pangkal meruncing, permukaan halus dengan rambut halus dan berwarna
hijau.
Klasifikasinya
Devisi : Angiospermae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Paspalum
Spesies : P. distichum

Gambar 7 P. distichum
7. Cyprus rotundus L
Rumput teki merupakan tanaman herba menahun yang banyak tumbuh di lahan pertanian
sebagai gulma. Tanaman ini sangat mudah ditemukan di Indonesia karena beriklim tropis. Umbi
batang merupakan mekanisme pertahanan yang ada pada rumput teki, karena hal ini rumput teki
dapat bertahan berbulan-bulan. b c d e 7 Rumput teki yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae
merupakan tanaman gulma tahunan. Kulit umbi berwarna hitam dan berwarna putih kemerahan
dalamnya, serta memiliki bau yang khas. Bunga terletak pada ujung tangkai memiliki tiga tunas
kepala benang sari yang berwarna kuning jernih (Lawal, 2009). Rumput teki termasuk rumput
semu menahun, tetapi tidak termasuk Graminae (keluarga rumput-rumputan). Batang berbentuk
segitiga, helaian daun memiliki bentuk garis dan warna permukaan berwarna hijau tua mengkilat
dengan ujung daun meruncing. Bunga rumput teki berbentuk bulir majemuk (Gunawan, 1998).
Klasifikasi ruput teki
Regnum : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus L.

Gambar 6. Cyperus rotundus L.


2.4 Pengendalian Gulma
1. Penyiangan
a. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput Penyiangan dilakukan terhadap
tanaman lain yang dianggap mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti
rumput-rumput/gulma lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok
b. Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan atau bila
terdapat tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman
c. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem
perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman sebaiknya tdak dilakukan.
2. Mulsa (mulching, penutup seresah)
Penggunaan mulsa untuk mencegah cahaya matahari tidak sampai ke gulma, sehingga gulma
tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akan mati dan pertumbuhan yang baru
(perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mulsa antara lain
jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik.
3. Pengunaan Herbisida
Kimiawi Pada tanah yang gulmanya banyak dapat dilakukan dengan pemberian herbisida
sebelum tanam. Herbisida yang digunakan yaitu berbahan aktif glifosat, parakuat diklorida,
oksifluorfen,dll.
DAFTAR PUSTAKA

Everaarts A, P. 1998. Weeds of Vegetables in the Highland of java. Lembanga Penelitian


Hortikultura. Jakarta
Pertiwi, D. Periode kritis dan kehilangan hasil kubis bunga (Brassica oleraceae var. botrytis L)
Kultivar White Shot Akibat Persaingan dengan Gulma di Dataran Medium. Bandung
Prajnanta, Final. 2001. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sastroutomo dan Sutikno, S. 1999. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Soerjani, M. Koestermans, A.J.G.H and G. Tjitrosoepomo, 1987. Weed of Rice in Indonesia. Balai
Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai