PENDAHULUAN
Gulma merupakan tumbuhan yang berasal dari spesies liar yang telah
lamamenyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, atau spesies baru yang
telah berkembang sejak timbulnya pertanian. Setiap kali manusia berusaha
mengubah salah satu atau seluruh faktor lingkungan alami, seperti pembukaan
hutan, pengolahan tanah, pengairan dan sebagainya, maka selalu akan
berhadapan dengan masalah baru karena tumbuhnya tumbuhan yang tidak
diinginkan yang merupakan salah satu akibat dari perubahan tersebut.
Berbagai batasan (definisi) gulma bersifat temporer (sementara) bergantung
pada tempat dan waktu (objektif-subjektif).
Tanaman teh merupakan tanaman subtropis yang dapat tumbuh baik
pada daerah 43 oLU sampai 27 oLS. Tanaman teh dapat tumbuh optimum
pada ketinggian 800-2000 m dpl. Tanaman ini juga dapat tumbuh di tempat
yang rendah setinggi permukaan laut, tetapi mutunya sangat rendah. Suhu
optimum bagi pertumbuhan tanaman teh yaitu 18-30 oC (Darmawijaya,
1985). Menurut Darmawijaya (1985) tanaman teh lebih peka tehadap
kekeringan jika dibandingkan tanaman perkebunan lainnya. Jumlah curah
hujan yang dibutuhkan lebih dari 2000 mm/tahun dengan bulan basah yang
nyata ( lebih dari 100 mm/bulan) atau dengan 1-2 kali bulan kering (kurang
dari 60 mm/bulan). Menurut Iskandar (1985) sifat fisik tanah harus
memberikan kesempatan pada akar tanaman teh untuk berkembang dan
tumbuh dengan baik, mampu menahan air, erodibilitas rendah dan infiltrasi
yang baik. Tanaman teh toleran terhadap tanah yang asam dengan pH 4.0-5.5.
Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual maupun secara
kimia. Pengendalian secara manual yaitu dengan cara mencabuti gulma yang
ada. Pengendalian secara kimia yaitu dengan menggunakan herbisida. Jenis
herbisida yang dapat dipakai bermacam-macam, namun pada dasarnya terdiri
dari tiga jenis yaitu herbisida pra tanam, herbisida pra tumbuh dan herbisida
pasca tumbuh (Tjitrosoedirdjo et al., 1984). Keberadaan gulma harus
dikendalikan sampai pada tingkat yang tidak merugikan. Pengendalian gulma
harus dilakukan secara intensif dengan tetap memperhatikan lingkungan,
sehingga pemilihan metode pengendalian gulma harus dilakukan lebih hati-
hati (Zaman, 1992).
BAB III
PEMBAHASAN
Gulma adalaha tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh
pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman
budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan
morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhannya. Berdasarkan keadaan morfologinya,
dikenala gulma rerumputan (grasses), teki – tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
1. Ageratum conyzoides
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Asterales
Famili Astraceae
Genus: Ageratum
Spesies: Ageratum conyzoides L.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonaneae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Borreria
Spesies : Borreria latifolia
Deskripsi
Akar : memiliki akar tunggang.
Batang : batangnyaa berbentuk batang basah/herba, tegak, tanaman tahunan, biasanya
bercabang pada bagian bawah saja. Tinggi tanaman antara 15-50 cm.
Daun : daun pada tanaman ini lebar, berbentuk bulat panjang (folium oblongatum),
dengan tulang daun menyirip (penninervis).
Bunga : bunganya biseksual, aktinomorfik, terdapat pada ketiak daun, setiap ketiak
daun terdiri dari banyak bunga.
Buah : buah tanamn ini berambut ditengah-tengah bagian atas mahkota dengan 4
sepala.
Habitat : tempat hidup tanaman ini berada daerah yang cukup sinar. matahari
sepanjang pinggir jalan, pada tanah-tanah keras.
Perbanyakan : perbanyakan yang dilakukan secara generatif dengan biji.
Pengendalian : pengendalian yang dilakukan adalah diuron, pada spesies lain
digunakan piclorom.
3. Cyperus rotundus
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species : Cyperus rotundus
Nama ilmiah : Cyperus rotundus L.
Nama umum : Nut grass
Nama local : Teki
Familia : Cyperaceae
Deskripsi :
Akar : memiliki akar serabut.
Batang : batangnya berbentuk segitiga, padat dan licin.
Daun : daunnya berjejal pada pangkal batang membentuk roset akar dengan
pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita, bertulang sejajar,
tepi rata, permukaan atas berwarna hijau mengkilap dengan panjang 10-60
cm dan lebar 2-6 mm.
Bunga : bunganya berbentuk bulir dengan 3-10 bulir kecil yang mempunyai 8-25
bunga.
Buah : buah batu, kecil dan memanjang.
Habitat : tempat tumbuh tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka dan pada
ketinggian 1-1000 m dpl pada bermacam-macam tanah.
Perbanyakan : perbanyaka yang terjadi secara generatif, dengan biji dan vegetatif,
dengan rimpang (stolon).
Pengendalian : secara kimiawi dengan menggunakan herbisida 2 lb MSMA ditambah
1 lb 2,4 D ditambah 1 Pt Surfactant dalam 40 galon air dan diberikan
dalam interval 1 minggu.
C. Cara Kimia
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan menggunakan
bahan kimia berupa racun gulma atau herbisida. Karena sifatnya yang langsung
ditujukan pada gulmanya, cara ini mempunyai beberapa keuntungan jika
dilaksanakan sesuai anjuran, memperhatian sifat gulmanya, dan juga sifat
herbisidanya.
Pengendalian secara kimia dapat dilaksanakan dengan menggunakan :
- Herbisda pra-tumbuh untuk mematikan biji – biji berbagai jenis gulma di dalam
tanah yang berpengaruh terhadap tanaman teh muda. Contoh herbisida pra-tumbuh
adalah :
Goal 2E dengan dosis 1 liter – 2 liter per ha, Sencor 70 WP dengan dosis 0,5 kg – 1
kg per ha.
- Herbisida purna tumbuh, terutama untuk pemberantasan jenis – jenis gulma tahunan
yang sulit dikendalikan dan tidak dapat diberantas dengan cara manual / mekanis,
seperti ilalang (Imperata cylindrica) dan lempuyangan (Panicum repens).
Herbisida purna tumbuh yang relatif aman terhadap tanamn teh muda adalah glifosat
yang diformulasikan dalam beberapa nama dagang herbisida deperti Roundup,
Kleenup 480 AS, Eagle 480 AS, dan Sunup 480 AS dengan dosis 1,5 – 6,0 liter per
ha. Khusus untuk memberantas jenis – jenis gulma berdaun sempit, baik gulma
semusim maupun tahunan, dapat digunakan herbisida Fusilade 25 EC dengan dosis
0,5 liter – 1,0 liter per ha.Untuk memperoleh hasil pengendalian yang baik diperlukan
2-3 kali penyemprotan dengan selang waktu 3-4 minggu pada dosis yang sama.
DAFTAR PUSTAKA