Anda di halaman 1dari 17

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

4.1.1Pengenalan Alat praktikum

NO. Gambar Nama Alat Fungsi/kegunaan

1. Oven Digunakan untuk sterilisasi


botol kultur, gunting, pinset,
pisau, dan lain sebagainya
yang digunakan dalam kultur
jaringan

2. Auto clave untuk mensterilkan media,


baik media agar atau pun
media cair. Juga dapat
digunakan untuk sterilisasi
tanah atau kompos yang akan
digunakan untuk media
tanaman.

3. PH meter Fungsi PH Meter adalah


untuk mengukur pH (kadar
keasaman atau basa) suatu
cairan
4. laminar air flow untuk menanam eksplan ke
dalam botol dalam kondisi
steril atau melakukan sub
kultur yang dilengkapi
dengan blower dan lampu UV

5. Naraca analitik Timbangan Analaytic


digunakan untuk
menimbanga bahan-bahan
laboratorium, Seperti partikel
atau bahan dasar kimia.

6. Hot plate Untuk homogen dan juga


untuk pemanas. Hot plate
juga merupakan alat untuk
mencampur dan memasak
media kultur.Hot plate
digunakan untuk memasak
segala macam bahan nutrisi
dengan melibatkan pengaduk
dan pemanas.
7. Enkase Enkase digunakan untuk
menjaga ruang kerjauntuk
stabilitas dan sterilisasi media
alat kultur jaringan.

8. Tempat simpan Menyimpan larutan yang


larutan asam, bersifat asam
9. Lemari Berfungsi untuk
pendingin mengawetkan larutan-larutan
yang ada dilaboratorium.

10. Botol kultur Botol Kultur digunakan


sebagai wadah sample/ekspan
dibudidayakan.

11. Gelas Ukur Untuk menuangkan atau


mempersiapkan bahan kimia
dan aquades dalam
pembuatan media.

12. Wrapping untuk menutup media atau


plastic botol kultur agar tidak
terkontaminasi oleh
cendawan

13. Pinset Untuk mengambil eksplan


14. petri/kaca blok sebagai media perkembangan
mikroorganisme

15. Pipet Pipet digunakan untuk


mikro/pipet tips memindahkan sejumlah
1 set. cairan dari wadah satu ke
wadah yang lain.

4.1.2 Sterilisasi Alat

Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat
ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila
bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatip
walaupun bentuk nonvegetatif (spora).

Alat – alat yang di gunakan dalam strilisasi yaitu Autoklaf, Oven, Labu Erlenmeyer,
Lampu bunsen burner, Tabung/gelas ukur. Autoklaf Berfungsi untuk mensterilkan dan
membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang akan digunakan. Oven Digunakan
untuk mengeringkan bahan, suhu oven yang digunakan 170⁰C selama 1 jam.

Metode yang digunakan dalam praktikum strerilisasi adalah mengunakan metode panas
kering dan panas basah (mengunakan uap air). Sterilisasi panas kering, umumnya digunakan
untuk peralatan gelas atau keramik yang tahan panas, dan dilakukan dalam oven.. Panas basah
(menggunakan uap air), lebih mematikan dibandingkan panas kering pada suhu yang sama.
Sterilisasi panas basah ini dilakukan dengan alat autoklaf yaitu yang kita gunakan dalam
praktikum kemarin.
4.1.3 Pembuatan Media

No Media gr/L Larutan Stok


1. AGAR 2L A= 40ml
2. B=40ml
3. C=10ml
4. D=10ml
5. E=10ml
6. F=10ml
7. VITAMIN =20ml
8. Myo-inositol=20ml
9. Agar=14gr
10. Glukosa=60gr

4.1.4 Hasil pengamatan eksplan yang ditanam dalam media agar

Tabel 1 Anggrek(Dendrobium)

Tanggal Ulangan Waktu Jumlah Persentase


muncul Tunas Tunas Eksplan
Hidup
P1U1 Berjamur - 0%
P1U2 Hari ke 7 1 50%
muncul tunas
P2U1 Muncul Hari 1
Senin 25 Maret ke 7 50%
2019 P2U2 Berjamur -
0%
P3U1 Belum Muncul -
0%
P3U2 Berjamur - 0%
Tanggal Ulangan Waktu Jumlah Tunas Persentase
Muncul Eksplan
Tunas Hidup
P1U1 Kontaminasi Kontaminasi 0%
P1U2 Hari ke 12 2 50%
muncul tunas
Senin 01 April P2U1 Hari ke 10 1
2019 muncul tunas 50%
P2U2 Kontaminasi Kontaminasi
0%
P3U1 Hari ke- 8 1
muncul tunas 50%
P3U2 Kontaminasi Kontaminasi
0%

Tanggal Ulangan Waktu Jumlah Tunas Persentase


Muncul Eksplan
Tunas Hidup
P1U1 Kontaminasi Kontaminasi 0%
Senin 08 P1U2 Kontaminasi Kontaminasi 0%
April 2019 P2U1 Kontaminasi Kontaminasi 0%

P2U2 Kontaminasi Kontaminasi 0%

P3U1 Hari ke 18 3 50%


Muncul tunas
P3U2 Kontaminasi Kontaminasi 0%
Tabel 2 Nanas (Ananas Comusus)

Tanggal Ulangan Waktu muncul Jumlah Tunas Persentase


Tunas Hidup
Minggu P1U1 Kontaminasi - 0%
ke-1
P1U2 Kontaminasi - 0%
P2U1 Kontaminasi - 0%
P2U2 Kontaminasi - 0%
P3U1 Kontaminasi - 0%
P3U2 Kontaminasi - 0%
Minggu P1U1 Kontaminasi - 0%
ke- 2
P1U2 Kontaminasi - 0%
P2U1 Kontaminasi - 0%
P2U2 Kontaminasi - 0%

P3U1 Kontaminasi - 0%

P3U2 Kontaminasi - 0%

Minggu P1U1 Kontaminasi - 0%


ke-3

P1U2 Kontaminasi - 0%

P2U1 Kontaminasi - 0%

P2U2 Kontaminasi - 0%
P3U1 Kontaminasi - 0%

P3U2 Kontaminasi - 0%

Tabel 3 Wortel (Daucus Carota.L)

Tanggal Ulangan Waktu muncul Jumlah Tunas Persentase


Tunas Hidup
Minggu P1U1 Kontaminasi - 0%
ke-1
P1U2 Kontaminasi - 0%
P2U1 Kontaminasi - 0%
P2U2 Kontaminasi - 0%
P3U1 Kontaminasi - 0%
P3U2 Kontaminasi - 0%
Minggu P1U1 Kontaminasi - 0%
ke- 2
P1U2 Kontaminasi - 0%
P2U1 Kontaminasi - 0%
P2U2 Kontaminasi - 0%

P3U1 Kontaminasi - 0%

P3U2 Kontaminasi - 0%

Minggu P1U1 Kontaminasi - 0%


ke-3

P1U2 Kontaminasi - 0%
P2U1 Kontaminasi - 0%

P2U2 Kontaminasi - 0%

P3U1 Kontaminasi - 0%

P3U2 Kontaminasi - 0%

Tabel 2 :presentasepengamatan per kelompok


A. PengamatanAnggrek (selama 3 minggu)
Kelompok Ulangan Rata-rata Rata-rata Rata-rata
waktumuncul jumlah persentasehidup
tunas tunas
1 P1 0,9 1 0%
2 P1 0,4 1 50%
3 P1 1,4 2 50%
4 P1 - - 0%
5 P1 1,3 1,5 50%
Rata-rata 0,8 1,1 30%

1 P2 0,8 0,5 0%
2 P2 1,4 1,5 100%
3 P2 1,5 2 50%
4 P2 - - 0%
5 P2 - - 0%
Rata-rata 0,7 0,8 30%

1 P3 1,2 1,5 50%


2 P3 0,9 0,5 100%
3 P3 1,5 2 50%
4 P3 - - 0%
5 P3 1,3 1,5 50%
Rata- rata 0,9 1,1 50%
B. Pengamatan Nanas (selama 3 minggu)

Kelompok Ulangan Rata-rata Rata-rata Rata-rata


waktumunc jumlah persentasehidup
ul tunas tunas
1 P1 - - Terkontaminasi
2 P1 - - Terkontaminasi
3 P1 - - Terkontaminasi
4 P1 - - Terkontaminasi
5 P1 - - Terkontaminasi
Rata-rata

1 P2 - - Terkontaminasi
2 P2 - - Terkontaminasi
3 P2 - - Terkontaminasi
4 P2 - - Terkontaminasi
5 P2 - - Terkontaminasi
Rata-rata

1 P3 - - Terkontaminasi
2 P3 - - Terkontaminasi
3 P3 - - Terkontaminasi
4. P3 - - Terkontaminasi
5 P3 - - Terkontaminasi
Rata- rata

C. PengamataneksplanWortel (selama 3 minggu)


Kelompok Ulangan Rata-rata Rata-rata Rata-rata
waktumunc jumlah persentasehidup
ul tunas tunas
1 P1 - - Terkontaminasi
2 P1 - - Terkontaminasi
3 P1 - - Terkontaminasi
4 P1 - - Terkontaminasi
5 P1 - - Terkontaminasi
Rata-rata

1 P2 - - Terkontaminasi
2 P2 - - Terkontaminasi
3 P2 - - Terkontaminasi
4 P2 - - Terkontaminasi
5 P2 - - Terkontaminasi
Rata-rata

1 P3 - - Terkontaminasi
2 P3 - - Terkontaminasi
3 P3 - - Terkontaminasi
4 P3 - - Terkontaminasi
5 P3 - - Terkontaminasi
Rata- rata
4.2. Pembahasan

4.2.1 Pengenalan alat Praktikum

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan terdiri atas: Oven,Auto
clave,PHmeter,Laminar air flow,Timbangan analitik,Hot plate,Engkase,Tempat penyimpanan
Asam,Lemari pendingin, botol kultur, Gelas ukur, wrapping plastik, pinset,cawan petridish,pipet
tetes.
Oven Digunakan untuk sterilisasi botol kultur, gunting, pinset, pisau, dan lain sebagainya
yang digunakan dalam kultur jaringan.
Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk menampung udara
panas bertekanan.Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti tip, e-tube, mortar
pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan untuk mensterilkan media, baik media
agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan
digunakan untuk media tanaman. Pada umumnya, tangki ini terdiri dari bagian bodi shell yaitu
bagian silinder dari tangki, bagian tutup heads yang merupakan penutup tangki, dan nozzle yang
merupakan sebuah pipa yang menjadi jalur masuk dan keluarnya fliuda.
PH meter berfungsi PH untuk mengukur pH (kadar keasaman atau basa) suatu cairan yang
akan digunakan.
Laminar air flow adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan : persiapan bahan
tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur
jaringan. Alat ini disebut Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang
mungkin jatuh kedalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama, yang kemudian ditiupkan keluar
melalui filter yang sangat halus disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan
menggunakan blower. Fungsi laminar air flow iniI untuk menanam eksplan ke dalam botol
dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV .

Enkase digunakan untuk menjaga ruang kerjauntuk stabilitas dan sterilisasi media alat
kultur jaringan.
Lemari pendingin Berfungsi untuk mengawetkan larutan-larutan yang ada dilaboratorium.
Gelas Ukur digunakan Untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan aquades
dalam pembuatan media.
Pinset digunakan untuk mengambil atau menarik beberapa sampel. Fungsi pinset itu untuk
menjepit benda kecil atau pun yang sangat lembek(lembut), ada beberapa sampel atau zat-zat
yang terdapat di laboratoriumm yang bisa menyebabkan alergi atau iritasi .
Pipet tetes digunakan untuk memindahkan sejumlah cairan dari wadah satu ke wadah yang
lain.
Lemari pendingin Berfungsi untuk mengawetkan larutan-larutan yang ada dilaboratorium.
Tempat simpan larutan Asam digunakan untuk menyimpan larutan yang bersifat Asam.
Botol kultur merupakan tempat untuk mengkulturkan atau menanam eksplan. Pada
umumnya dalam budidaya jaringan yang biasa digunakan sebagai penutup botol kultur adalah
aluminium foil. Aluminium foil dipotong persegi dan ukuran potongan aluminium foil dibuat
sedemikian rupa sehingga aluminium foil tersebut menutupi bagian terbuka dari botol kultur
sampai 2 inchi ke bawah pada tepi botol kultur atau wadah lainnya. Dan untuk lebih merapatkan
penutupan dapat dipakai karet gelang. Aluminium foil tahan panas sehingga pada saat
pembuatan media setelah media dimasukkan ke dalam botol dan kemudian disterilkan dengan
menggunakan autoclaf maka dengan aluminium foil ini tidak masalah karena aluminium foil
sifatnya tahan panas ( Wetherel, D. F. 1982 ).
Wrapping plastik adalah suatu alat yang berfungsi untuk menutup media atau botol kultur
agar tidak terkontaminasi oleh cendawan, terkadang juga digunakan untuk penutup parsel atau
buah-buahan. Dengan adanya plastik ini media akan bebas dari serangan cendawan
(Suryowinoto, 1991 ).
Cawan petridish adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau
kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petridish selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini
digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir,
spora, atau biji-bijian. Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk
kultur bakteri. Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur
bakteri, terbuat dari kaca atau plastik yang berbentuk silider, yang digunakanuntuk membiakan
bakteri. Selain itu fungsi dari cawan petridish adalah sebagai media perkembangan
mikroorganisme
Hotplate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk
pemanas.Hotplate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media kultur.Hotplate
digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan
pemanas.Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.

4.2.2 Sterilisasi alat

Syarat utama dalam kegiatan kultur jaringan adalah kondisi yang aseptis atau steril untuk
semua komponen dalam kultur jaringan. Kegiatan kultur diawali dengan sterilisasi alat dan
bahan. Sterilisasi alat dan bahan adalah perlakuan untuk menjadikan suatu alat atau bahan yang
bebas dari mikroorganisme yang tidak diingikan seperti jamur dan bakteri. Alat- alat yang
digunakan yaitu botol kultur, cawan petri, erlenmeyer, batang pengaduk, gelas piala, pipet serta
peralatan glass ware lainnya harus bersih dan steril. Sterilisasi alat yang dilakukan pada
praktikum ini adalah menggunakan autoclave. pada suhu 120˚ C dengan tekanan 17,psi selama
30 menit karena pada tekanan ini bakteri dan jamur yang terdapat dalam peralatan akan mati.

4.2.3 Anggrek ( Dendrobium )

Dalam kultur kalus anggrek ini tingkat keberhasilan yang didapat adalah 50%, Kalus
yang dikulturkan hanya 1 botol yang hidup sedangkan yang lain terkontaminasi oleh bakteri dan
jamur. Kalus yang ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi mengalami
kontaminasi oleh berbagai macam jamur.
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi yang kurang
sempuna baik terhadap alat, bahan dan pelaku kultur itu sendiri. Sehingga mikroba-mikroba yang
ada didalam maupun disekitar kalus berkembang biak di dalam media. Sterilisasi yang kurang
sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat pemindahan tanam kalus dalam botol kultur
berikutnya. Apabila pemindahan kalus terlalu lama, maka mikroba yang ada disekitar
kemungkinan terbawa sehingga peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan.
Kalus anggrek tekontaminasi oleh jamur dan bakteri, pada kontaminasi jamur terlihat hifa
putih hingga hitam (jenis yang berbeda) muncul pada media ataupun pada bahan tanam.
Sedangkan kontaminasi oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri.
Kontaminasi yang terjadi disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang
sterilisasinya kurang sempurna. Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan tumbuhnya
mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi. Sebagian dari kalus anggrek terkontaminasi
oleh bakteri dan jamur sedangkan sebagian yang lain mengalami browning.

a) Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman anggrek ini dikarenakan terjadinya bowning,
kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam yang agak sulit untuk menyerap media
b) Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media kurang sempurna
sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan berkembang di dalam botol kultur.
c) Pemindahan tanam dari botol sub kultur ke botol sub kultur berikutnya terlalu lama sehingga
mikroba yang ada disekitar akan masuk kedalam media dan berkembang didalam media.
d) Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan anggrek ini adalah 50%

4.2.4 Nanas ( Ananas Comosus )

Kontaminasi dari eksplan yang paling sulit diatasi, walaupun sterilisasi telah
dilakukan dengan berbagai cara, namun kontaminasi tetap saja terjadi. Cara penanggulangaa
telah dilakukan yaitu perlakuan pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida. Untuk menanggulangi
kontaminasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan pemeliharaan dengan melakukan
penyemprotan spirtus ataupun alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali (Rahardja
2005).Dari nenas varietas tangkit tidak didapatkan hasil karena adanya kontaminasi dari eksplan
yang digunakan.

1. Media yang digunakan dalam kultur adalah media Agar


2. Presentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 0%, karena mengalami kegagalan akibat
dari adanya kontaminasi jamur.
3. Kultur nanas menggunakan tunas samping.
4. Terjadi kontaminasi jamur pada eksplan.

4.2.5 Umbi Wortel ( Daucus Carota )


Tehnik perlakuan pada eksplan wortel ini kurang lebih sama dengan eksplan lainnya
kecuali pada sterilisasi eksplannya. Adapun tehnik sterilisasinya adalah dengan membakar
eksplan menggunakan alcohol diulang sebanyak 2 kali atau lebih.Sterilisasi eksplan wortel ini di
lakukan di dalam laminair air flow. Cara sterilisasi ini adalah teknik sterilisasi eksplan secara
fisis yang biasa diberlakukan bagi jaringan yang tebal dan berlapis seperti wortel pada eksplan
ini.
Pada praktikum terakhir ini, sama sekali tidak mempunyai eksplan yang hidup. Eksplan
semuanya mati karna busuk ( mengalami pencoklatan yang mungkin disebabkan adanya memar
saat pemotongan ) dan terkena kontaminasi. Tidak sama dengan eksplan lain, eksplan wortel ini
terkontaminasinya sangat cepat dan sama sekali tidak ada yang bertahan dalam keadaan stagnan.
Bahkan eksplan yang adalah contoh yang di tanam oleh co-as juga mati. Semua kematiannya
terjadi dalam waktu tidak lebih dari 7 HST.
Semua eksplan wortel habis, mati terkontaminasi. Sama dengan kontaminasi eksplan lainnya,
kontaminasi ditandai dengan adanya jamur yang berwarna kecoklatan, kehijauan, kekuningan,
kehitaman dan ada juga jamur yang berwarna putih. Kontaminasi sangat umum terjadi saat kultur
jaringan, adalah gangguan yang tidak dapat dielakkan.
Berhubung semua eksplan mati atau terkontaminasi maka presentase keberhasilan kultur jaringan
wortel ini adalah 0 %. Adalah nilai prosentase terkecil jika dibandingkan dengan nilai prosentase
keberhasilan pada eksplan lainnya.
Ini membuktikan bahwa penanaman kultur jarigan wortel adalah penanaman yang paling sulit
karna mudah terkontaminasi. Diantara penyebab kontaminasi yang terjadi adalah karna banyak
hal misalnya sterilisasi alat yang kurang optimal / steril; Adanya pengaruh fisik atau biokimia
pada eksplan yang kurang bagus (memar, pengupasan, pemotongan, serangan penyakit atau
kondisi lain yang tidak normal), bisa juga eksplan telah mengalami gejala alamiah dari proses
penuaan tapi tetap dipakai; Sterilisasi eksplan yang mungkin terlalu lama dalam perendaman
chlorox sehingga eksplan “terlalu steril” sehingga malah tidak dapat hidup / tumbuh; Saat
penanaman praktikan terlalu banyak bicara,tanpa sengaja tangan praktikan keluar dari laminair
air flow dan masuk lagi tanpa sterilisasi pada saat penanaman; Mungkin juga karna
pemeliharaannya yang tidak cukup baik dalam penjagaan suhu, kelembaban, dan
pencahayaannya serta karna kurang rutinnya penyemprotan spirtus sehingga menimbulkan
kontaminasi; Hal lain lagi yang bisa menyebabkan kegagalan adalah pada pembuatan media,
baik karna komposisi medianya yang kurang optimal atau karna pH media yang kurang tepat.
Dan menurut saya yang paling rawan sebagai penyebab kontaminasi adalah karna pembakaran
pada saat sterilisasi eksplan, pemotongan ekspan yang kurang hati-hati maka melukai jaringan
eksplan dan penggunaan komposisi media.
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat pemindahan tanam kalus jangan terlalu
lama, hal ini mengakibatkan peluang masuknya mikroba kedalam media cukup besar. Proses
sterilisasi alat dan bahan dilakukan sebaik mungkin, pada saat akan melakukan kegiatan kultur
jaringan kondisi tubuh harus bersih dan tidak banyak bicara.

Anda mungkin juga menyukai