Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK GULMA

DISCRANOPTERIS LINEARIS

DISUSUN OLEH

SISWO PRANOTO

201811027

BUDIDAYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

POLITEKNIK KELAPA SAWIT

CITRA WIDYA EDUKASI

BEKASI

2020
1.1 KLASIFIKASI

Discranopteris linearis

Tumbuhan paku resam (dicranopteris linearis) adalah tanaman yang termasuk ke dalam
golongan paku pakuan yang berukuran besar dan sering ditemui tumbuh di tebing tebing atau
pegunungan.

Tumbuhan ini mudah dikenak karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan
tangkainya bercabang mendua (dikotom).

Tumbuhan paku resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena
mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya.
Tumbuhan ini dapat di temukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik.
Habitatnya adalah tebing teduh dan lembab mulai pada diketinggian 200 meter hingga 1500
meter di atas permukaan laut.

Tumbuhan paku pakuan ini sering dianggap sebagai tanaman liar atau gulma, tetapi meskipun
begitu tanaman resam ternyata bisa di manfaatkan sebagai bahan baku kerajinan anyaman yang
memiliki nilai ekonomis. Hal ini karena paku resam mengandung sejenis zat tanduk yang anti
rayap dan tahan terhadap udara yang lembab.
Berikut ini adalah rincian klasifikasi paku resam (discranopteris linearis)
Nama ilmiah resam atau nama latin resam adalah Discranopteris linearis. Klasifikasi tumbuhan
resam adalah sebagai berikut :

KINGDOM Plantae
SUB KINGDOM Viridiplantae
INFRA KINGDOM Streptophyta
SUPER DIVISI Embryophyta
DIVISI Tracheaophyta
KELAS Polypodiopsida
SUB KELAS Polypodiidae
ORDO Gleicheniales
FAMILI Gleicheniceae
GENUS Discranopteris Bernh
SPESIES Discranopteris linearis

1.2 MORFOLOGI

1.Habitus:
• Semak, menahun, tinggl 40-100 cm.
• Terdapat di atas permukaan tanah.
• Namun ada juga yang tumbuh menempel di permukaan bebatuan.
2. Batang :
• Bulat, melata di bawah permukaan tanah.
• berbulu kasar, warna hijau dengan bulu berwarna coklat kehitaman.
3. Daun :
• Majemuk, menjari, anak daun menyirip gasal, bentuk garis, ujung tumpul, tepi rata.
• panjang 3-8 cm, lebar 2-4 mm.
• permukaan licin, hijau.
4. Spora :
• termasuk ke dalam puku homospora.
• Sporangium tersusun dalam garis, di sepanjang sisi bawah daun yang fertile
• bentuk bulat, wama coklat.
5. Akar : Serabut, berwarna putih kekuningan

Tanaman paku resam ini dikenal sebagai tanaman invasif karena tumbuhnya mendominasi
permukaan tanah, menyebabkan tanaman lain terhambat pertumbuhannya. Paku resam bisa
tumbuh di hampir semua daerah yang beriklim tropis dan sub tropis, di daerah Asia dan Asia
Pasifik.

Tanaman resam menyukai tempat yang teduh dan lembab, biasanya di tebing, dan ketinggian
200 meter sampai 1500 meter di atas permukaan laut.

Morfologi Akar dan Batang Resam

Daun tanaman paku resam ini mempunyai akar rimpang yang tumbuh di dekat permukaan tanah
dan mengeluarkan batang yang keras serta tumbuhnya ke arah atas. Tumbuhan berjenis paku
pakuan ini melilit dan mempunyai cabang yang seperti garpu.

Paku resam bisa tumbuh mencapai sekitar 1 hingga 3 meter. Paku resam sering diaanggep
sebagai gulma atau tumbuhan pengganggu karena kehadirannya mendominasi permukaan tanah
dan menghambat tanaman lain untuk tumbuh dan berkembang.

Morfologi Daun Resam

Daun tanaman paku resam ini memiliki stomata di bagian bawah daunnya yang berupa bintil
bintil dan berguna sebagai alat pernapasan. Tanaman paku resam mempunyai pelepah daun, yang
mana di setiap pelepah daun ini terdapat daun yang berbentuk bujur.

Daun paku resam ini sendiri berwarna hijau dan mempunyai ukuran panjang sekitar 3 sampai 7
cm. Panjang pelepah paku resam kira kira 10 sampai 20 cm, tergantung dari umur tanaman dan
habitat hidupnya. Beberapa sumber mengatakan, paku resam bisa tumbuh hingga 70 meter secara
efifit atau menumpang pada tanaman lain.

1.3 SYARAT TUMBUH

Spora yang telah berkecambah dan menghasilkan badan yang terdiri atas 5 sel akan mengalami
waktu istirahat. Setelah itu jika dalam sel-selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan
yang berkelakuan sebagai mikoriza maka akan terbentuklah protalium.
Protalium hdup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil, keputih-putihan dan bersifat
saprofit. Bentuk protalium bermacam-macam, mempunyai rizoid-rizoid dan di samping itu di
dalam lapissan sel-sel di periferi terdapat cendawan yang seperti mikiriza memainkan peranan
penting dalam soal penyerapan zat-zat makanan. Baru sesudah 12-15 tahun, alat-alat kelaminnya
menjadi masak, sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika protelium muncul di
atas tanah, lalu membentuk kloroplas dan warnanya menjadi hijau.
Protalium itu berumah satu, alat-alat kelaminnya terdapat padda bagian apikal. Anteridium
terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri atas banyak sel. Tiap sel anteridium (selain
dindingnya) menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong, masing-masing mempunyai bulu
cambuk. Arkegonium mempunyai banyak sel-sel saluran leher yang sering tereduksi sampai
hanya tinggal saut saja. Sel dindingnya yang paling atas pada waktu masaknya arkegonium lalu
di lepas.
Setelah dihasilkan sel spermatozoa dan sel telur dari mmasing-masing alat kelamin maka akan
terjadi fertilisasi sehingg terbentuklah zigot. Zigogt mula-mula dengan satu dinding dasar yang
melintang membelah menjaadi dua sel. Yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran
kemudian menjadi oktan dan selanjutnya menjadi embrio, sedang sel-sel yang menghadap leher
arkegonium menjadi pendukung embro atau suspensor. Jadi embrio itu tidak menghadap ke arah
leher arkegonium. Letak embrio yang demikian itu disebut endoskopik. Suspensor mendesak
embrio ke dalam jaringan protalium. Untuk dapa keluar dari jaringan protalium itu, embrio lalu
membelok ke atas, dan bagian yang cembung pada belokan itu lalu berfungsi sebagai
haustorium. Daun yang pertama terbentuk berupa suatu sisik dan terdapat pada ujung tunas.
Kemudian pada bagian batang yang berdekatan dengan suspensor terbentuk akar-akar ke
samping. Pertumbuhan berjalan terus karena kegiatan titik tumbuh yang tidak mempunyai sel
ujung sebagai pemulanya.
Ekologi dan penyebaran
Merupakan turnbuhan paku liar yang tumbuh di tebing-tebing atau di semak-semak yang lembab
dan basah, pada ketinggian 500 m sampai 2.500 m di atas permukaan laut Pengumpulan bahan
dapat dilakukan sepanjang tahun.

1.4 GEJALA SERANGAN (DAMPAK KEBERADAAN GULMA)

Gulma dan masalahnya sudah diketahui sejak dari manusia mulai mengusahakan
pertanian. Jadi sejak zaman dulu sudah dirasakan bahwa gulma itu telah mempersulit dan
mengganggu kehidupan manusia. Oleh karena itu maka gulma perlu dikendalikan agar
jangan sampai mengganggu, merusak, dan merugikan dalam kehidupan petani
(Djafaruddin, 1996).Berlainan dengan hama atau penyakit yang pada umumya timbul
sebagai masalah besar (wabah) hanya pada waktu-waktu tertentu saja, masalah yang
ditimbulkan oleh gulma lebih bersifat tetap, karena ada sifat persaingan. Persaingan
terjadi antara gulma dengan tanaman dalam pengambilan unsur hara, cahaya, air, dan ruang
(Tjitrosoedirdjo, dkk, 1984).
Tanaman perkebunan juga dapat terpengaruh oleh gulma terutama sewaktu umur masih muda.
Kalau diabaikan, dapat merugikan tanaman budidaya mulai dari memperlambat
pertumbuhan, memperpanjang masa dapat panen pertama, dan memperpendek umur
ekonomisnya. Perkiraan kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya sangat
bervariasi tergantung pada jenis tanaman budidayanya, keadaan iklim atau cuacanya, jenis
gulmanya, praktek usaha tani pertanian itu sendiri dan sebagainya. Di Amerika Serikat
kerugian terhadap tanaman budidaya oleh gulma adalah sekitar 28%, kalau dibandingkan
dengan kerugian oleh penyakit 35%, hama 33%, dan nematoda 4% (Djafaruddin, 1996).Pada
umumnya, gulma lebih dirasakan pada perkebunan besar seperti perkebunan karet, kopi,
teh, kelapa sawit, dan sebagainya. Hal ini erat kaitannya dengan faktor tenaga kerja dan
mekanisasi yang terbatas yang menggunakan alat-alat pertanian. Kehadiran gulma pada
suatu lahan pertanian menyebabka n berbagai kerugian di antaranya adalah:

1.Menurunkan angka hasil, akibat timbulnya persaingan.

2.Menurunkan mutu hasil, bercampurnya biji gulma dengan biji tanaman.

3.Menjadi inang alternatif hama atau patogen.

4.Mempersulit pengo lahan dan mempertinggi biaya produksi.

5.Mengandung zat beracun fenol yang membahayakan bagi tanaman budidaya.


(Triharso, 1996).

1.5 CARA PENGENDALIAN GULMA

Pengendalian gulma bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma sampai batas toleransi
merugikan secara ekonomis. Metode pengendalian gulma dapat secara fisik, hayati maupun
kimiawi dengan menggunakan herbisida. Metode kimiawi banyak dilakukan karena dianggap
praktis karena memerlukan sedikit pekerja dan waktu yang relatif singkat. Pengendalian secara
fisik dengan pengolahan tanah yaitu pembersihan tanah dari bibit-bibit tanaman sebelumnya dan
biji-biji gulma, tidak menggunakan pupuk yang belum matang, serta penggunaan mulsa untuk
menekan pertumbuhan gulma akibat proses fotosintesis yang terhambat. Pengendalian secara
hayati dengan menggunakan musuh alami gulma seperti kutu loncat eksotik untuk pengendalian
Mimosa diplotricha.

Pengendalian secara kimia biasa dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan
harus memenuhi persyaratan seperti tidak berbahaya bagi manusia hewan dan lingkungan, efektif
terhadap gulma sasaran, mempunyai ketahanan yang lama dan biaya operasional relatif murah.
Pada umumnya herbisida dibagi menjadi dua, yaitu herbisida kontak dan sistemik. Herbisida
kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan-jaringan gulma yang terkena larutan
pestisida, contohnya Paracol. Herbisida sistemik adalah herbisida yang dapat diserap dan
ditranslokasikan ke seluruh bagian atau jaringan gulma contoh Banvel. Waktu terbaik saat gulma
masih muda dan belum memasuki fase generatif, serta faktor lingkungan seperti curah hujan,
angin, dan sinar matahari.

Aplikasi herbisida memerlukan peralatan semprot atau Sprayer diperlukan untuk memperoleh
hasil pengendalian yang efektif terutama di lahan pertanian yang luas seperti perkebunan. Jenis
sprayer yang dapat digunakan ialah knapsack sprayer atau disebut juga alat semprot punggung.
Sebelum menggunakan herbisida di lapangan diperlukan menghitung kebutuhan larutan per
satuan luasnya dengan kalibrasi, dibutuhkan juga untuk menghitung dosis herbisida, kondisi
cuaca, kondisi areal lahan, serta jenis sprayer dan nozzle yang digunakan.

1.6 MANFAAT GULMA

Tumbuhan ini sangat bermanfaat karena dapat menyuburkan tanah. Tumbuhan ini mampu
menyerap racun disekitar tempat tumbuhnya.
Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan
tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya.

Digunakan sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Dapat pula digunakan untuk tiang bangunan,
ekor merak, , bahkan ada yang digunakan untuk pupuk hijau,untuk obat-obatan, Ada pula yang
dimanfaatkan untuk sayuran, Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok dan pembersih,
Bahkan pada zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini membentuk batu bara yang dapat digunakan
untuk bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai